Spesial Buat Mas Adjie
Spesial Buat Mas Adjie
OLEH :
Merdianing Ika Mahendra
I10111310179
PEMBIMBING :
dr. Hanartoaji Anggana Pribadi, Sp.S
Disusun Oleh :
Merdianing Ika Mahendra
I1011131079
1
BAB II
PENYAJIAN KASUS
2. 1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny N
Usia : 51 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl Mahad Usman 05/03 Setapuk Besar
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Pekerjaan : IRT
Pendidikan :-
Masuk RS : 21-08-2018, pukul 22.20 WIB, dikonsulkan ke spesialis
saraf pada 27 Agustus 2018
2. 2 ANAMNESIS
2.2.1 Keluhan utama
Pusing berputar
2.2.2 Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan pusing berputar sejak 1 hari SMRS,
disertai rasa tegang pada leher belakang. Pusing dirasakan terus menerus sehingga
pasien lebih nyaman bila berbaring dan menutup mata, tidak terlalu dipengaruhi
oleh pergerakan kepala, namun memberat saat duduk dan berdiri. Pasien juga
mengeluhkan muntah berkali-kali berisi makanan.
2.2.3 Riwayat penyakit dahulu
Hipertensi tidak terkontrol.
4 tahun yang lalu pasien mengalami serangan stroke, yaitu pingsan saat
dalam perjalanan dengan kapal motor. Ketika sadar, pasien mendadak lemah
tubuh sebelah kiri, wajah sebelah kiri turun, dan bicara pelo. Pasien diopname
selama 4 hari, kemudian dilanjutkan rawat jalan. Pasien pulih sekitar 1 tahun
setelahnya, namun tangan dan kaki sebelah kiri masih lebih lemah daripada kanan.
Hasil CT scan kepala non kontras : CVD SI
2
3
2. 3 PEMERIKSAAN FISIK
2.3.1 Keadaan Umum
a. Kesan : Kompos mentis
b. GCS : 15 (E4V5M6)
c. Tanda Vital
1) Tekanan darah : 180/120 mmHg
2) Denyut nadi : 130 kali/menit
3) Frekuensi nafas : 20 kali/menit
4) Suhu : 36,3oC
2.3.2 Status Generalis
a. Kulit : Sawo matang, ikterik (-)
b. Kepala : Normosefalik
c. Mata : Konjungtiva anemis (+/ +), sklera ikterik ( - / - )
d. Telinga : Nyeri tekan tragus ( - / - ), sekret ( - / - )
e. Hidung : Simetris (+), sekret ( - / - )
f. Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil dalam batas normal
(T1/T1)
g. Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-),
peningkatan JVP (-), tiroid tidak membesar
h. Toraks
1) Paru
a) Inspeksi : simetris, gerakan dinding dada tidak
tertinggal, retraksi ( - / - )
b) Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri, nyeri tekan(-/-)
c) Perkusi : Sonor ( + / + )
d) Auskultasi : Suara nafas dasar vesikuler (+/ + ),
4
Rhonki (- /- ), Wheezing ( - / - )
2) Jantung
a) Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
b) Palpasi : Iktus kordis teraba pada SIC V linea
midklavikularis sinistra
c) Perkusi : Ukuran jantung dalam batas normal
d) Auskultasi : Bunyi jantung I dan II tunggal, reguler,
murmur (-), gallop (-)
3) Abdomen
a) Inspeksi : Perut datar, venektasi (-). Luka post operasi (-)
b) Auskultasi : Bu (+) 22x/menit, bruit (-), metallic sound (-)
c) Perkusi : Timpani, nyeri ketok CVA (-/-)
d) Palpasi : Nyeri tekan (+), balotemen (-), hepar tidak teraba,
lien tidak teraba
i. Regio inguinale : Dalam batas normal
j. Ekstremitas : akral hangat, CRT≤2”, edem non/pitting (-)
2.3.2 Status Neurologis
a. Mata : pupil isokor 3mm/3mm, RCL (+/+), RCTL (+/+)
b. Tanda Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (-), Laseq (-), Kernig (-)
c. Nervus kranialis : Dalam batas normal
d. Nistagmus : (+)horizontal bidirectional
e. Motorik :
+5 +5 +5 +5 | -5 -5 -5 -5
+5 +5 +5 +5 | +5 +5 +5 +5
f. Sensorik :
+|+
+|+
g. Refleks Fisiologis :
+2 | +2
+2 | +2
5
2. 4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 23 Agustus 2018
1. Leukosit : 14.600 sel/µL
2. Eritrosit : 4.180.000 sel / µL
3. Hemoglobin : 12,9 g/dL
4. Hematokrit : 38,7 %
5. Trombosit : 282.000 sel / µL
6. GDS : 179 mg/dL
7. Kolesterol total : 229 mg/dL
8. Trigliserida : 221 mg/dL
9. Ureum : 52
10. Kreatinin : 1,14
11. HbsAg : Non reaktif
12. HIV : Non reaktif
CT scan kepala non kontras tgl 27 Agustus 2018 (hasil keluar tanggal 1
September 2018) :
Gambaran infark luas pada cerebellum sisi kiri dan infark lama pada nucleus
caudatus kanan dan kapsula eksterna kanan.
Gambaran mastoiditis bilateral.
7
2.6 DIAGNOSIS
a. Diagnosis Klinis : Vertigo Vestibular Sentral, Hipertensi emergency,
Hemiparese sinistra
b. Diagnosis Topis : Lesi Cerebelum Sinistra, Infark Lama Nucleus Caudatus
dan Kapsula Eksterna Dekstra
c. Diagnosis Etiologi : CVD SI
d. Diagnosis banding :
Vertigo vestibular perifer
Vertigo non vestibular
2.7 FOLLOW UP
Tanggal Subjective Objective Assesment Planning
28/8/2018 Pusing KU: TSS - Vertigo - IVFD NaCl 0,9 % 15
beputar, N : 67 x/menit vestibular tpm
muntah 2 RR : 20 x/menit sentral ec - Inj Ranitidin amp/12
0
kali berisi T : 37 C susp CVD SI jam i.v.
makanan, TD:170/100 mmHg dd SH - Inj Ondansetron (K/P)
belum BAB Mata: CA (-/-) SI (-/-) - Post CVD SI i.v.
sejak 9 hari. C/P: - Hipertensi - Inj Citicolin 2x500mg
S1S2 reg, g(-) m(-) - Konstipasi i.v. (h-1)
Ves (+/+) sama, Wh (-/-). - PO Betahistin 2x4 tab
Rh (-/-) - PO Flunarizin 1x10mg
Abdomen: - PO Gabapentin
datar, soepel,timpani, BU 2x100mg
(+) - PO PCT 3x1 tab
Ekstremitas: - PO Simvastatin
Akral hangat, CRT <2”, 1x10mg
edema (-) - P.O Valsartan
Nistagmus : 1x160mg
(+) bidirectional - PO Dulcolax 1x1 tab
Motorik :
+5 +5 +5 +5 | -5 -5 -5 -5
+5 +5 +5 +5 | +5 +5 +5 +5
29/8/2018 Pusing KU: baik - Vertigo - IVFD NaCl 0,9 % 15
beputar, N : 98 x/menit vestibular tpm
muntah 2 RR : 20 x/menit sentral ec - Inj Ranitidin amp/12
8
+5 +5 +5 +5 | -5 -5 -5 -5 - PO Diazepam 1x2mg
+5 +5 +5 +5 | +5 +5 +5 +5 (0-0-1)
- Bedrest (maksimal
setengah duduk)
31/8/18 Pusing KU: TSS - Vertigo - IVFD NaCl 0,9 % 15
beputar N : 78 x/menit vestibular tpm
berkurang, RR : 20 x/menit sentral ec - Inj Ranitidin amp/12
0
muntah 4 T : 37 C CVD SI/SH jam i.v.
kali, sakit TD:130/100 mmHg - Sefalgia - Inj Ondansetron i.v.
kepala dan Mata: CA (-/-) SI (-/-) - Post CVD SI (K/P)
tengkuk C/P: - Hipertensi - Inj Citicolin 2x500mg
sebelah kiri, S1S2 reg, g(-) m(-) - Konstipasi i.v. (h-4)
belum BAB Ves (+/+) sama, Wh (-/-). - PO Betahistin 2x4 tab
sejak 12 hari Rh (-/-) - PO Flunarizin 1x10mg
- PO Gabapentin
Abdomen: 2x100mg
datar, soepel,timpani, BU - PO PCT 3x1 tab
(+), - PO Simvastatin
1x10mg
Ekstremitas: - P.O Valsartan
Akral hangat, CRT <2”, 1x160mg
edema (-) - PO Dulcolax 1x1 tab
- PO Cinnarizin 3x1 tab
- PO Diazepam 1x2mg
(0-0-1)
- Bedrest (maksimal
setengah duduk)
1/9/18 Pusing KU: TSS - Vertigo - IVFD NaCl 0,9 % 15
beputar N : 65 x/menit vestibular tpm
berkurang, RR : 20 x/menit sentral ec - Inj Ranitidin amp/12
sakit kepala T : 370 C CVD SI jam i.v.
dan tengkuk TD:130/100 mmHg - Sefalgia - Inj Ondansetron i.v.
sebelah kiri, Mata: CA (-/-) SI (-/-) - Post CVD SI (K/P)
belum BAB C/P: - Hipertensi - Inj Citicolin 2x500mg
sejak 13 hari S1S2 reg, g(-) m(-) - Konstipasi i.v (h-5)
Ves (+/+) sama, Wh (-/-). - PO Betahistin 2x4 tab
Rh (-/-) - PO Flunarizin 1x10mg
- PO Gabapentin
10
Abdomen: 2x100mg
datar, soepel,timpani, BU - PO PCT 3x1 tab
(+), - PO Simvastatin
1x10mg
Ekstremitas: - P.O Valsartan
Akral hangat, CRT <2”, 1x160mg
edema (-) - PO Dulcolax 1x1 tab
- PO Cinnarizin 3x1 tab
- PO Diazepam 1x2mg
(0-0-1)
Hasil CT scan (+) CVD
SI
+ Bedrest total
+ Elevasi kepala 300
+ Manitol 20% loading
250 cc →25 menit :
Furosemid 1 amp i.v →
6 jam : Manitol 20%
4x125 cc i.v
+ Aspillet 2x1 tab
+ Mersibion drip 1
kolf/hari
3/9/18 Pusing KU: TSS - Vertigo - Bedrest total
beputar bila N : 65 x/menit vestibular - Elevasi kepala 300
membuka RR : 20 x/menit sentral ec - IVFD NaCl 0,9 % 15
0
mata, sakit T : 36,6 C CVD SI tpm
kepala dan TD:160/110 mmHg - Sefalgia - Manitol 20% 4x125 cc
tengkuk Mata: CA (-/-) - Post CVD SI i.v. (h-3)
sebelah kiri, SI (-/-) - Hipertensi - Mersibion drip 1
BAB (+) C/P: - Konstipasi kolf/hari
keras S1S2 reg, g(-) m(-) - Inj Ranitidin amp/12
Ves (+/+) sama, Wh (-/-). jam i.v.
Rh (-/-) - Inj Ondansetron i.v.
(K/P)
Abdomen: - Inj Citicolin 2x500mg
datar, soepel,timpani, BU i.v. (h-7)
(+), - PO Betahistin 2x4 tab
- PO Flunarizin 1x10mg
11
Ekstremitas: - PO Gabapentin
Akral hangat, CRT <2”, 2x100mg
edema (-) - PO PCT 3x1 tab
- PO Simvastatin
1x10mg
- P.O Valsartan
1x160mg
- PO Cinnarizin 3x1 tab
- PO Diazepam 1x2mg
(0-0-1)
- PO Aspillet 2x1 tab
4/9/18 Pusing KU: TSS - Vertigo - Bedrest total
beputar, N : 96 x/menit vestibular - Elevasi kepala 300
mual (+) RR : 20 x/menit sentral ec - IVFD NaCl 0,9 % 15
0
muntah 1 T : 36,6 C CVD SI tpm
kali, sakit TD:170/110 mmHg - Sefalgia - Manitol 20% 4x125 cc
kepala dan Mata: CA (-/-) - Post CVD SI i.v. (h-4)
tengkuk SI (-/-) - Hipertensi - Mersibion drip 1
sebelah kiri C/P: kolf/hari
S1S2 reg, g(-) m(-) - Inj Ranitidin amp/12
Ves (+/+) sama, Wh (-/-). jam i.v.
Rh (-/-) - Inj Ondansetron (K/P)
i.v.
Abdomen: - Inj Citicolin 2x500mg
datar, soepel,timpani, BU i.v. (h-8)
(+), - PO Betahistin 2x4 tab
- PO Flunarizin 1x10mg
Ekstremitas: - PO Gabapentin
Akral hangat, CRT <2”, 2x100mg
edema (-) - PO PCT 3x1 tab
- PO Simvastatin
1x10mg
- P.O Valsartan
1x160mg
- PO Cinnarizin 3x1 tab
- PO Diazepam 1x2mg
(0-0-1)
- PO Aspillet 2x1 tab
12
- PO Clopidogrel 1x75
mg
5/9/18 Pusing KU: TSS - Vertigo - Bedrest total
beputar, N : 80 x/menit vestibular - Elevasi kepala 300
muntah 1 RR : 20 x/menit sentral ec - IVFD NaCl 0,9 % 15
0
kali, sakit T : 36,6 C CVD SI tpm
kepala dan TD:140/100 mmHg - Sefalgia - Manitol 20% 4x125 cc
tengkuk Mata: CA (-/-) - Post CVD SI i.v. (h-5)
sebelah kiri SI (-/-) - Hipertensi - Mersibion drip 1
C/P: kolf/hari
S1S2 reg, g(-) m(-) - Inj Ranitidin amp/12
Ves (+/+) sama, Wh (-/-). jam i.v.
Rh (-/-) - Inj Ondansetron (K/P)
i.v.
Abdomen: - Inj Citicolin 2x500mg
datar, soepel,timpani, BU i.v. (h-9)
(+), - PO Betahistin 2x4 tab
- PO Flunarizin 1x10mg
Ekstremitas: - PO Gabapentin
Akral hangat, CRT <2”, 2x100mg
edema (-) - PO PCT 3x1 tab
- PO Simvastatin
1x10mg
- P.O Valsartan
1x160mg
- PO Cinnarizin 3x1 tab
- PO Diazepam 1x2mg
(0-0-1)
- PO Aspillet 2x1 tab
- PO Clopidogrel
1x75mg
- PO Chlorpromazine
2x25 mg
+ Belajar duduk
6/9/18 Pusing KU: TSS - Vertigo - Bedrest total
beputar, N : 132 x/menit vestibular - Elevasi kepala 300
sakit kepala RR : 20 x/menit sentral ec - IVFD NaCl 0,9 % 15
0
dan tengkuk T : 36,6 C CVD SI tpm
13
- PO Clopidogrel
1x75mg
- PO Chlorpromazine
2x25 mg
- Cendolyteers 3x1 tetes
ODS
10/9/18 Pusing KU: TSS - Vertigo - Bedrest, setengah
beputar (-), N : 92 x/menit vestibular duduk
sakit kepala RR : 20 x/menit sentral ec - IVFD NaCl 0,9 % 15
0
dan tengkuk T : 36,6 C CVD SI tpm
sebelah kiri TD:130/90 mmHg - Sefalgia - Inj Ranitidin amp/12
berkurang, Mata: CA (-/-) - Post CVD SI jam i.v.
muntah 4 SI (-/-) - Hipertensi - PO Citicolin 2x1 tab
kali setelah C/P: - susp CVD SI i.v. (h-14)
duduk lama S1S2 reg, g(-) m(-) berulang - PO Betahistin 3x1 tab
di WC, BAB Ves (+/+) sama, Wh (-/-). - Konstipasi - PO Gabapentin
keras (5 hari Rh (-/-) 2x100mg
tidak BAB) - PO PCT 3x1 tab
Abdomen: - PO Simvastatin
datar, soepel,timpani, BU 1x10mg
(+), - P.O Valsartan
1x160mg
Ekstremitas: - PO Cinnarizin 3x1 tab
Akral hangat, CRT <2”, - PO Clopidogrel
edema (-) 1x75mg
- PO Chlorpromazine
2x25 mg
- Cendolyters 3x1 tetes
ODS
+ Fleet enema 1//2 fls
supp.
12/9/18 Pusing (-), KU: TSS - Vertigo - Belajar duduk
sakit kepala N : 92 x/menit vestibular - IVFD NaCl 0,9 % 15
dan tengkuk RR : 20 x/menit sentral ec tpm
0
sebelah kiri T : 36,6 C CVD SI - Inj Ranitidin amp/12
berkurang, TD:140/90 mmHg - Sefalgia jam i.v.
BAB 1 kali Mata: CA (-/-) - Post CVD SI - PO Citicolin 2x1 tab
keras SI (-/-) - Hipertensi i.v. (h-16)
16
17
18
3.3.3 Patofisiologi3,4
22
Vertigo sentral juga dipengaruhi oleh jaras reflex vestibulookular. Jaras ini
dimulai dari labirin kemudian ke nucleus vestibularis, nucleus III, IV, VI, pusat
integrase di pons dan mesensefalon (nucleus interstisial Cajall dan rostall
interstisial medial longitudinal fasciculus, serta serebelum. Pusat integrasi di pons
dan serebelum berperan pada gerakan bola mata horizontal, sedangkan pusat
integrasi di mesensefalon berperan pada gerakan bola mata vertical. Impuls dari
batang otak akan diteruskan melalui dua jaras, yaitu jaras asendens dan
desendens. Jaras asendens menuju korteks parietotemporal, sedangkan jaras
desendens menuju medulla spinalis melalui traktus vestibulospinal lateral dan
medial. Jaras desendens juga mengatur postur tubuh. Lesi pada jaras-jaras tersebut
dapat mengakibatkan terganggunya system keseimbangan dan menimbulkan
vertigo sentral.
3.3.4 Gejala klinis4
Vertigo adalah keluhan subyektif yang dirasakan pasien, sementara gejala
obyektif yang dapat ditemukan yaitu nistagmus.
3.3.5 Diagnosis
a. Anamnesis
Diagnosis pada pasien dengan keluhan vertigo dapat dilakukan melalui
anamnesis keluhan pasien dengan algoritme seperti berikut :
23
3) Tandem gait
Pasien berjalan lurus dengan tumit kaki diletakkan di ujung depan jari kaki
yang lainnya. Pada kelainan vestibuler perifer, pasien berjalan menyimpang
ke sisi lesi, pada kelainan serebelum pasien cenderung jatuh.
4) Tes salah tunjuk (past-pointing)
Penderita diperintahkan untuk merentangkan lengannya dan telunjuk
penderita diperintahkan menyentuh telunjuk pemeriksa. Selanjutnya,
penderita diminta untuk menutup mata, mengangkat lengannya tinggi-tinggi
(vertikal) dan kemudian kembali pada posisi semula. Pada gangguan
vestibuler, akan didapatkan salah tunjuk.
5) Manuver Nylen-Barany atau Hallpike
Pasien duduk di atas tempat tidur, kepala dirotasikan 450 ke satu sisi,
kemudian secara cepat pasien dibaringkan dengan kepala menggantung di
tepi tempat tidur dengan sudut 200 dibawah garis horizontal dan perhatikan
adanya nystagmus. Pemeriksaan hasil (+) pada vertigo vestibular perifer.
6) Tes kalori
Tes kalori baru boleh dilakukan setelah dipastikan tidak ada perforasi
membran timpani maupun serumen. Cara melakukan tes ini adalah dengan
memasukkan air bersuhu 30° C sebanyak 1 mL. Tes ini berguna untuk
mengevaluasi nistagmus, keluhan pusing, dan gangguan fiksasi bola mata.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pencitraan seperti CT scan kepala non kontras dapat
dilakukan sesuai dengan kecurigaan etiologi.
3.3.6 Tatalaksana
Tata laksana vertigo vestibular sentral dibagi menjadi4 :
a. Terapi kausal : sesuai etiologi.
b. Terapi simtomatik : betahistin, flunarizin, cinarizin
c. Vestibular rehabilitation therapy : Cawthorne Cooksey exercises
26
3.3.7 Edukasi
Edukasi mengenai faktor resiko yang harus dihindari dan dikontrol,
edukasi latihan rehabilitasi Cawthrone Cooksey.
BAB IV
PEMBAHASAN
27
28
status lokalis pada regio abdomen tampak datar, bising usus (+) normal, soepel,
timpani, dan nyeri tekan (-).
Pada pemeriksaan neurologis, ditemukan nistagmus bidireksional
sehingga dilakukan CT scan kepala non kontras atas indikasi kecurigaan CVD SI
berulang.
Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium. Hasil
pemeriksaan laboratorium darah yang bermakna yaitu trigliserida darah 221
mg/dL yang artinya mengalami peningkatan (N <160).
Pasien kemudian diberi terapi farmakologi simtomatik untuk vertigo
yaitu Betahistin 2x4 tab, Flunarizin 1x10mg, dan Cinnarizin 3x1 tab peroral yang
kemudian dosisnya diturunkan perlahan sesuai keluhan. Ketiga jenis obat tersebut
merupakan antihistamin dengan mekanisme menghambat kanal kalsium dan
terbukti secara empiris mengurangi keluhan vestibular. Cinnarizin juga terbukti
memiliki efek vasodilator pada vaskularisasi serebelum. Keluhan nyeri kepala dan
leher belakang kiri diterapi dengan NSAID PCT 3x1 tab peroral dan Gabapentin
2x100mg peroral untuk nyeri neuropati. Mual dan muntah diterapi dengan
Ranitidin amp/12 jam i.v., Ondansetron i.v. (K/P) dengan tambahan
Chlorpomazine 2x25mg peroral. Ranitidin bekerja sebagai H2-blocker untuk
mengurangi produksi asam lambung untuk mengatasi keluhan mual sekaligus
mencegah efek samping terapi lainnya yang dapat menyebabkan stress ulcer.
Chlorpromazine merupakan obat psikotropika yang memiliki efek antiemesis.
Sebagai terapi etiologis untuk CVD SI, pasien mendapat terapi neurotropik
Citicolin 2x500mg i.v dan Simvastatin 1x10mg peroral untuk mencegah
komplikasi kerusakan vaskular lebih lanjut dari infark pada parenkim otak.
Hipertensi diterapi dengan Valsartan 1x160mg sebagai antagonis reseptor
angiotensin II. Pasien juga mengeluhkan tidak bisa BAB selama 9 hari, sehingga
diberikan Dulcolax 1x1 tab peroral.
Setelah di follow up selama 3 hari, pada tanggal 1 Agustus didapatkan
hasil CT scan kepala non kontras dengan gambaran infark luas pada cerebellum
sisi kiri dan infark lama pada nucleus caudatus kanan dan kapsula eksterna kanan.
Hasil ini sesuai dengan klinis pasien berupa keluhan vertigo sentral dan
hemiparese sinistra dari stroke sebelumnya. Pasien didiagnosa Vertigo vestibular
29
sentral e.c. CVD SI dengan faktor resiko hipertensi dan hipertrigliserida (dari
hasil lab.).
Pasien kemudian diposisikan dengan elevasi kepala 300 dan bedrest total
untuk mencegah gerakan atau posisi pasien yang mungkin dapat memperburuk
edem serebri akibat perubahan tekanan intrakranial. Pasien kemudian diberi
tambahan terapi untuk infark yang luas disertai edem serebri dengan pemberian
cairan hipertonik Manitol 20% loading 250 cc i.v. , setelah 25 menit diberi
diuretik Furosemid 1 ampul i.v.. 6 jam selanjutnya diberi Manitol 20% dosis
maintenance 4x125 cci.v.. Antiplatelet Aspillet 2x1 tab juga diberikan untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut akibat gangguan vaskular pada infark yang
telah terbentuk. Pasien juga diberi Mersibion drip 1 kolf/hari sebagai suplemen
jaringan saraf. Konstipasi yang masih ada kemudian diterapi dengan pemberian
Fleet enema ½ fls supp. Konstipasi harus diatasi untuk mencegah pasien
mengejan saat berusaha BAB yang dapat meningkatkan TIK dan memperburuk
keluhan pasien.
BAB V
KESIMPULAN
30
REFERENSI
31