Uts Po
Uts Po
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
B. RumusanMasalah
Dalam penyusunan makalah ini penulis akan membahas masalah yang
dapat dirumuskan, sebagai berikut :
1. Bagaimana biografi dari Ibnu Taimiyah?
2. Bagaimana mekanisme pasar dan mekanisme harga?
3. Bagaimana peranan pemerintah dalam kebijakan ekonomi?
C. TujuanPenulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dikemukakan, penulisan
makalah ini bertujuan untuk :
1
D. MetodePenulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ibnu Taimiyah yang bernama lengkap Taqiyudin Ahmad bin Abdul Halim
lahir dikota Harran Januari 1263 M. Ia berasal dari keluarga berpendidikan
tinggi. Ayah, paman dan kakeknya merupakan ulama besar Mazhab Hanbali
dan penulis sebuah buku.
1
Adiwarman Azwar Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam(Depok:PT. Raja Grafindo Persada,
2017) hlm, 303.
3
pasar sehingga persaingan dapat berjalan dengan sehat, selain itu negara
bertanggungjawab atas pemenuhan kebutuhan dasar dari masyarakat.
Banyak aspek mikro ekonomi yang dikaji oleh Ibnu Taimiyah, misalnya
beban pajak tidak langsung (incidence of indirect taxes), yang dapat
digeserkan oleh penjual (yang seharusnya membayar pajak). Kepada pembeli
dalam bentuk harga beli yang lebih tinggi.2
Dari pernyataan diatas, tampak pada masa Ibnu Taimiyah kenaikan harga
dianggap sebagai akibat dari kezaliman para pedagang. Menurutnya,
pandangan tersebut tidak selalu benar. Ia menguraikan secara lebih jauh
berbagai alasan ekonomi terhadap naik turunnya harga-harga serta pernanan
kekuatan pasar dalam hal ini. Untuk menggambarkan permintaan terhadap
barang tertentu, ia mengungkapkan istilah raghbah fi asy-syai yang berarti
hasrat terhadap sesuatu, yaitu barang. Hasrat merupakan salah satu faktor
terpenting dalam permintaan. Faktor lainnya adalah pendapatan yang tidak
disebutkan oleh Ibnu Taimiyah.
2
Sukarno Wibowo, Dedi Supriadi. Ekonomi Mikro Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm.155
4
Perubahan dalan supply digambarkannya sebagai kenaikan atau penurunan
dalam persediaan barang-barang, yang disebabkan oleh dua faktor yaitu
produksi lokal dan impor. Pernyataan ini menunjuk pada fungsi penawaran
dan permintaan, yaitu ketika terjadi peningkatan permintaan pada harga yang
sama dan penurunan persediaan pada harga yang sama atau sebaliknya,
penurunan permintaan pada harga yang sama dan pertambahan persediaan
pada harga yang sama. Apabila terjadi penurunan persediaan yang disertai
kenaikan permintaan, harga-harga dipastikan akan mengalami kenaikan,
begitu pula sebliknya.
5
6. Tujuan dari kontrak akad yang timbal balik kepemilikan oleh kedua belah
pihak yang melakukan transaksi, jika pembayar mampu melakukan
pembayaran dan mampu memenuhi janjinya, maka tujuan transaksi
tersebut mampu diwujudkan.
7. Aplikasi yang sama berlaku bagi seseorang yang menjamin atau menyewa.
2. MekanismeHarga
Mekanisme harga adalah proses yang berjalan atas dasar gaya tarik
menarik antara konsumen dan produsen baik dari pasar Output (barang)
ataupun Input (faktor-faktor produksi). Adapun harga diartikan sebagai
sejumlah uang yang menyatukan nilai tukar suatu unit benda tertentu.
Harga yang adil menurut ibnu taimiyah adalah: “Nilai harga dimana
orang-orang yang menjual barangnya dan diterima secara umum sebagai hal
yang sepadan dengan barang yang dijual ataupun barang-barang yang sejenis
lainnya ditempat dn waktu tertentu”. Ada dua terminologi yang seringkali
dikemukakan dalam pembahasan Ibnu Taimiyah tentang masalah harga,
yakni kompensasi yang setara/adil (‘iwad al-Mitsl) dan harga yang setara/adil
(Tsaman al-Mitsl). Dia berkata: “kompensasi yang setara akan diukur dan
ditaksir oleh hal-hal yang setara, dan itulah esensi dari keadilan (Nafs al’Adl).
Konsep Ibnu Taimiyah tentang kompensasi yang adil dan harga yang adil,
memiliki dasar pengertian yang berbeda. Permasalahan tentang kompensasi
yang adil muncul ketika membongkar masalah moral atau kewajiban hukum
(berkaitan dengan kepemilikan barang). Adapun prinsip-prinsip itu berkaitan
dengan kasus-kasus berikut:
6
1. Ketika seseorang bertanggung jawab menyebabkan rusaknya orang
lain(nufus), hak milik (amwal), keperawatan dan keuntungan (manafi’).
2. Ketika seseorang mempunyai kewajiban membayar kembali barang atau
profit yang sementara atau membayar ganti rugi atas terlukanya salah satu
bagiannya.
3. Ketika seseorang dinyatakan telah membuat kontrak tidak sah (al-uqud
alfasidah) ataupun kontrak yang sah ( al-uqud alshalihah) pada oeristiwa
yang menyimpang (arsh) dalam kehidupan maupun hak milik.
7
saja dengan menzalimi orang yang membutuhkan barang-barang kebutuhan
yang dimonopoli.
Tujuan utama dari harga yang adil adalah memelihara keadilan dalam
mengadakan transaksi timbal balik dan hubungan-hubungan lain diantara
anggota masyarakat. Pada konsep harga yang adil pihak penjual dan pembeli
sama-sama merasakan keadilan.3
1. Menghilangkan kemiskinan
2. RegulasiHarga
3
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam(Depok: Gramata Publishing.2005)hlm,210-213.
8
Pemerintah menurut Ibnu Taimiyah memilki otoritas penuh untuk
menetapkan harga, manakala didapati ketidaksempurnaan pasar yang
mengganggu jalannya perekonomian negara. Seperti yang akan terlihat tujuan
dari regulasi harga adalah untuk menegakkan keadilan serta memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat.
Ibnu Taimiyah membedakan dua jenis penetapan harga, yakni penetapan
harga yang tidak adil dan cacat hukum serta penetapan yang adil dan sah
hukum. Penetapan hargaa yang tidak adil dan cacat hukum adalah penetapan
harga yang dilakukan pada saat kenaikan harga-harga terjadi akibat
persaingan pasar-pasar bebas, yakni kelangkaan supply atau kenaikan
demand.
Ibnu Taimiyah mengisyaratkan pandangannya yang jelas mengenai
kondisi kompetisi sempurna (perfect competition), khususnya ketika
membahas tentang fungsi pasar. Sebagai contoh ia menyatakan “ menaksa
masyarakan untuk menjual barang-barang dagangan tanpa ada dasar yang
mewajibkannya atau melarangya, mereka menjual barang-barang yang
diperbolehkan merupakan sebuah kezaliman yang diharamkan.” Dai
pernyataanya tersebut mengidintifikasikan bahwa masyarakat memilki
kebebasan sepenuhnya untuk masuk atau keluar pasar. Ibnu Taimiyah
mendukung peniadaan berbagai unsur monopolistik dari pasar dan oleh
karenanya menentang segala bentuk kolusi yang terjadi diantara sekelompok
pedagang dan pembeli atau pihak-pihak tertentu lainnya. Ia menekankan
perlunya pengetahuan tentang pasar dan barang-barang dagangan, seperti
halnya transaksi jual beli yang berganatung pada kesepakatan yanag
membutuhkan pengetahuan dan pemahaman.
Ketika dalam keadaan darurat seperti terjadi bencana kelaparan, ibnu
taimiyah merekomendasikan kepada pemerintah agar melakukan penetapan
harga serta memamksa para pedagang untuuk menjual barang-barang
kebutuhan dasar, seperti bahan makanan. Ia menyatakan “ inilah saatnya bagi
penguasa memaksa seseorang untuk menjual barang-barangnya pada harga
yang adil ketika masyarakat sangat membutuhkannya. Misalnya, ketika
9
memilki kelebihan bahan makanan sementara masyarakat menderita
kelaparan, pedagang akan dipaksa untuk menjual barangnya pada tingkat
yang adil.” Ia berpendapat bahwa memaksa sseseorang untuk menjual barang
dagangannya tanpa alasan yanag cukup merupakan hal yang dilarang, namun,
jika alasannya cukup, tindakan tersebut dapat dibenarkan.
Dalam melakukan penetapan harga, harus dibedakan antara para pedagang
lokal yang memilki persediaan barang dengan para importir. Dalam hal ini
para importir tidak boleh dikenakan kebijakan tersebut. Namun, mereka dapat
diminta untuk menjual barang dagangannya seperti halnya rekanan importir
mereka. Penetapan harga akan menimbulkan dampak yang merugikan
persediaan barang-barang impor mengingat penetapan harga tidak diperlukan
terhadap barang-barang yang tersedia di tempat itu, karena akan merugikan
para pembeli.4
3. Kebijakan moneter
Kontrol atas harga dan upah buruh, keduaya ditujukan untuk memelihara
keadilan dan kestabilan pasar. Negara bertanggung jawab untuk mengontrol
ekspansi mata uang dan mengawasi penurunan nilai uang, yang keduanya
dapat mengakibatkaan ketidakstabilan ekonomi. Negara harus sejauh
mungkin menghindari anggaran keuangan yang defisit dan ekspansi mata
uanag yang tak terbatas, sebab akan mengakibatkan timbulnya inflasi dan
ketidakpercayaan publik atas mamta uang yang bersangkutan.
Ibnu Taimiyah sangat jelas memegang pentingnya kebijakan moneter bagi
stabilitas eknomi. Uang harus dinilai sebagai pengukur harga dan alat
pertukaran. Setiap penilaian yang merusak fungsi-fungsi uang akan berakibat
buruk bagi perekonomian negara.
4. Perencanaan Ekonomi
Tak ada satu pemerintah pun yang menolak kebutuhan pengembangan
ekonomi secara menyeluruh. Sebagai salah satu cara yang efektif untuk
mencapainya adalah melalui perencanaan ekonomi. Salah satu pikiran penting
4
Adiwarman Azwar Karim, SejarahPemikiran Ekonomi Islam (Depok: Pt. Raja Grafindo.2017)
hlm,315.
10
adalah konsep ibnu taimiyah terhadap industri pertanian, pemintalan dan
sebagainya. Jika kegiatan suka rela gagal untuk memenuhi persediaan barang-
barang yang dibutuhkan penduduk maka negara harus mengambil alih tugas
tersebut untuk mengatur kebutuhan supply yang layak, yang hanya bisa
dilaksanakan jika negara menambah perhatian terhadap kegiatan ekonomi.
Demi merealisasikan tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan
ekonomi, suatu negara membutuhkan dibentuknya institusi yang gunanya
mengawasi lajunya pertumbuhan ekonomi negara tersebut, yang dikenal
sebagai institusi hibah. Ibnu Taimiyah mendefinisikan sebagai lembaga yang
berfungsi untuk memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah keburukan.5
5
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Depok: Gramata Publishing. 2005) hlm,220-223.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ibnu Taimiyah yang bernama lengkap Taqiyudin Ahmad bin Abdul Halim
lahir dikota Harran Januari 1263 M. Ia berasal dari keluarga berpendidikan
tinggi. Ayah, paman dan kakeknya merupakan ulama besar Mazhab Hanbali
dan penulis sebuah buku.
12
terbesar dari negara adalah mengajak penduduknya melaksanakan kebaikan
dan mencegah mereka berbuat munkar”. Amar ma’ruf nahi munkar
merupakan tujuan yang sangat komprehensif. Termasuk didalamnya mengajak
manusia melakukan praktik-praktik sosial dan ekonomi yang bermanfaat dan
mencegah praktik sosial dan ekonomi yang buruk.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14