PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
1. 2 Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan kaidah penulisan makalah secara umum
yaitu :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.I Pengertian
2.3 Interaksi social sebagai faktor utama dalam kehidupan social
2.4 Syarat terjadinya interaksi social
2.4 Unsur-unsur masyarakat
2.5 Interaksi Sosial Asosiatif
2.6 Interaksi Sosial Disosiatif
2.7 Unsur-unsur Masyarakat
2.8 Proses evaluasi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Interaksi sosial merupakan suatu konsep abstrak yang dapat diterapkan
pada kejadian – kejadian yang tidak terbilang banyaknya dalam kehidupan sehari-
hari. Di mana terdapat suatu proses hubungan antara manusia satu dengan yang
lainnya. Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik
antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu kelompok lainnya
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Interaksi social dapat diartikan sebagai hubungan sosial yang dinamis.
Hubungan sosial yang dinamis berupa hubungan antar individu, hubungan antar-
kelompok, maupun hubungan antara kelompok dengan individu (Soekanto, 2002
Dalam Buku Ajar Sosiologi Keperawatan, 2012)
Menurut Roucek dan Warren, Interaksi adalah salah satu masalah pokok
karena ia merupakan dasar segala proses sosial. Interaksi merupakan proses timbal
balik, dengan mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan
dengan demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain. Orang mempengaruhi
tingkah laku orang lain melalui kontak. Kontak ini memungkinkan berlangsung
melalui organisme fisik, seperti dalam obrolan, pendengaran, melakukan gerakan
pada beberapa bagian badan, melihat dan lain-lain lagi, atau secara tidak langsung
melalui tulisan, atau dengan cara berhubungan dari jarak jauh.
Jadi dapat dikatakan bahwa, interaksi sosial merupakan dasar dari proses
sosial, yang menunjuk pada hubungan sosial yang dinamis.
3
kelompok kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-
bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-
perubahan yang menyebabkan goyahnya pola pola kehidupan yang telah ada. Dengan
kata lain proses sosial merupakan pengaruh timbal balik dari berbagai segi kehidupn
bersama. Misalnya pengaruh mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik
dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum dan yang lainnya.
Seperti yang dikemukakan pada bagian awal, bahwa bentuk umum dari
proses sosial yaitu interaksi sosial, hal ini dikarenaka interaksi sosial merupakan
syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Sedangkan pengertian interaksi
sosial sendiri yaitu hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan sekelompok manusia, atau
kelompok manusia dengan kelompok manusia. Contohnya berjabat tangan antara
manusia, demo mahasiswa, debat dan yang lainnya. Interaksi sosial hanya
berlangsung pada pihak pihak apabila terjadi reaksi kedua belah pihak. Interaksi
sosial tidak akan terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung
dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem sarafnya, sebagai
akibat hubungan termaksud. Contohnya orang yang menendang kursi bukan
merupakan contoh dari interkasi sosial, karena kursi tidak bereaksi tehadap perilaku
manusia tadi. Jadi dikatakan berinteraksi apabila terjadi kontak dan komunikasi.
Interaksi sosial sangat penting di dalam memperhatikan dan berbagai
masalah dalam masyarakat. Contohnya di indonesia dapat di bahas mengenai bentuk
bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai suku bangsa, antara
goolngan terpelajar dan yang lainnya. Dengan dapat mengetahui dan memahami
kondisi-kondisi apa yang dapat meminimalkan serta memengaruhi bentuk-bentuk
interaksi sosial tertentu.
Berlangsungnya suatu interaksi juga di dasari oleh faktor-faktor yang lain,
seprti faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat
bergerak sendiri-sendiri secara terpisah ataupun secara tegabung.
Imitasi merupakan perilaku manusia yang meniru pada suatu hal. Salah satu segi
4
positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaida
kaidah dan nilai nilai yang berlaku. Namun demikian imitasi juga dapat mempunyai
pengaruh negatif apabila yang di tiru adalah tindakan tindakan yang menyimpang,
selain itu imitasi juga dapat menghambat ke kreatifitasan seseorang.
Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap
yang berasal dari dirinya yang kemudian di terima oleh pihak yang lain.
Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi
yang menghambat daya berpikir secara rasional.
Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-
keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak yang lain.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada imitasi karena kepribadian seseorang
dapat dibentuk melaui proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan
sendirinya ( secara tidak sadar), maupun dengan disengaja karena sering kali seorang
memerlukan tipe-tipe ideal tertentu didalam proses kehidupannya.
Simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada
pihak lain. Dalam proses ini perasaan memegang peranan sangat penting, walaupun
dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan
untuk bekerja sama dengannya. (Sumber : Sosiologi Suatu Pengantar, Soerjono
Soekanto 2007, Rajawali Pers)
5
misalnya; melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial
secara langsung, adalah kontak sosial melalui surat pertemuan dengan bertatap
muka dan berdialog di antara kedua belah pihak tersebut. Yang paling penting
dalam interaksi sosial tersebut adalah saling mengerti antara kedua belah pihak;
sedangkan kontak badaniah bukan lagi merupakan syarat utama dalam kontak
sosial, oleh karena hubungan demikian belum tentu terdapat saling mengerti.
Kontak sosial terjadi tidak semata-mata oleh karena adanya aksi belaka, akan
tetapi harus memenuhi syarat pokok kontak sosial, yaitu reaksi (tanggapan) dari
pihak lain sebagai lawan kontak sosial.
Dalam kontak sosial, dapat terjadi hubungan yang positif dan hubungan
negatif. Kontak sosial positif terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah
pihak terdapat saling pengertian, di samping menguntungkan masing-masing pihak
tersebut, sehingga biasanya hubungan dapat berlangsung lebih lama, atau mungkin
dapat berulang-ulang dan mengarah pada suatu kerja sama. Sedangkan kontak
negatif terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah pihak tidak melahirkan
saling pengertian, mungkin merugikan masing-masing atau salah satu, sehingga
mengakibatkan suatu pertentangan atau perselisihan.
2. Komunikasi sosial
Komunikasi sosial adalah syarat pokok lain dari pada proses sosial.
Komunikasi sosial mengandung pengertian persamaan pandangan antara orang-
orang yang berinteraksi terhadap sesuatu. Memberikan tafsiran pada perikelakuan
orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap)
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan
perasaan di satu pihak orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami
oleh pihak orang atau sekelompok orang lain. Hal ini berarti, apabila suatu
hubungan sosial tidak terjadi komunikasi atau tidak saling mengetahui dan tidak
saling memahami maksud masing-masing pihak, maka dalam keadaan demikian
6
tidak terjadi kontak sosial. Dalam komunikasi dapat terjadi banyak sekali
penafsiran terhadap perilaku dan sikap masing-masing orang yang sedang
berhubungan; misalnya jabatan tangan dapat ditafsirkan sebagai kesopanan,
persahabatan, kerinduan, sikap kebanggan dan lain-lain.
Kontak tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat
mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya. (Dengan
perkembangan teknologi : Telephon/HP, Radio, surat, internet, dan sebagainya).
7
Percakapan harus berjalan dua arah, baik percakapan yang humoris maupun serius.
Tunjukkan rasa ketertarikan, tetap fokus dan ajukan pertanyaan. Juga berhati-hati
untuk tidak mendominasi percakapan.
3. Ulurkan Bantuan
Banyak orang lebih memilih untuk duduk dan melihat orang melakukan suatu
pekerjaan. Mengulurkan bantuan bisa jadi merepotkan, tapi ini menunjukkan ke
orang lain kalau ingin menolong.
4. Meminta saran
Sering kali orang terlalu sombong atau terlalu keras kepala untuk meminta saran
dari orang lain. Tapi meminta saran dari kawan berarti memperoleh dua hal, yaitu
Pertama mendapat jawaban yang dicari. Dan kedua, ini berarti kita mempercayai
dan menghormati pendapat orang lain. Dengan bercerita pada seseorang, pemberi
saran merasa peduli pada kebutuhan kita. Ini mendorong rasa saling percaya dan
hormat.
5. Membangun networking
Berpartisipasi dalam organisasi bisa jadi kendaraan untuk berinteraksi sosial
sekaligus bertukar ide dengan teman. Aktivitas semacam ini berguna untuk
melatih skill sosial dasar kita dalam membina hubungan dengan orang yang
memiliki skill dan pengetahuan berbeda yang bisa membantu kita.
7. Kepribadian positif
Orang biasanya tertarik pada orang dengan kepribadian positif. Ini tidak berarti
kita harus selalu menunjukkan wajah tersenyum. Tapi kita perlu sadari, orang
suka pribadi yang optimis dibanding pesimis. Hindari mengkritik seseorang atau
sesuatu. Alasannya, ini lebih destruktif ketimbang konstruktif. Langkah yang perlu
dipraktikkan adalah, ketika mengidentifikasi masalah, akan lebih baik
menyarankan alternatif, bukan mengkritik.
8
menunjukkan kalau orang itu mandiri, kata-kata nya bisa dipegang, dan dapat
dipercaya untuk melakukan sesuatu dengan baik.
a. Kerukuran atau gotong royong ialah bentuk kerja sama yang dilakukan
secara sukarela demi mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang
berkaitan langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam gotong royong.
b. Bargaining, yaitu kegiatan perjanjian pertukaran barang ataupun jasa dua
organisasi ataupun lebih
9
c. Kooptasi, yaitu prosedur penerimaan unsur-unsur baru di kepemimpinan dan
pelaksanaan ketatanegaraan organisasi sebagai satu-satunya tips untuk
menghindari adanya konflik yang dapat mengguncang organisasi
d. Koalisi, adalah kombinasi yang dilakukan dari dua organisasi atau lebih
yang memiliki tujuan yang sama. Koalisi menghasilkan keadaan dengan
tidak stabil karena ke-2 organisasi memiliki struktur tersendiri.
e. Joint-venture, adalah bentuk kerja sama dalam perusahaan proyek khusus,
seperti pengeboran minyak dan juga perhotelan.
2. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok
manusia dengan semula saling bertentangan untuk upaya mengatasi
ketegangan. Akomodasi berarti adanya keseimbangan interaksi sosial dengan
norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Akomodasi seringkali merupakan
cara untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara menghargai
kepribadian yang berkonflik ataupun paksaan (tekanan).
Akomodasi sebagai proes mempunyai beberapa bentuk antara lain
sebagai berikut:
a. Koersi adalah bentuk dari akomodasi yang berlangsung karena paksaan
kehendak suatu pihak terhadap pihak lain yang lemah dengan didominasi
10
suatu kelompok atas kelompok lain. Contohnya sistem rezim (pemerintahan)
totaliter.
b. Kompromi adalah bentuk dari akomodasi yng pihak-pihak terlibat
perselisihan saling meredakan tuntutan sehingga tercapai suatu penyelesaian.
Sikap dasar kompromi adalah semua pihak bersedia merasakan dan
memahami keadaan pihak lain. Contohnya: perjanjian gencatan senajata
antara kedua negara yang sedang terlibat perang.
c. Arbitrase adalah bentuk akomodasi yang terjadi apabila terdapat pihak-pihak
yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri. Maka dari itu
diundanglah kelompok ketiga yang tidak berat sebelah (netral) untuk
mengusahakan penyelesaian. Pihak ketiga tersebut berasal dari badan yang
berwenang. Contohnya: penyelesaian pertentangan antara pengusaha dan
serikat buruh diselesaikan melalui arbitrase (pihak ketiga yang netral).
d. Mediasi adalah pihak ketiga untuk penengah atau juru damai. Keputusan
berdamai tergantung pihak-pihak yang betikai. Contohnya: mediasi
pemerintah Republik Indonesia untuk mendamaikan faksi-faksi yang bersilih
di kamboja.
e. Konsiliasi ialah upaya mempertemukan keinginan pihak-pihak yang
berselisih untuk tercapainya suat persetujuan bersama. Konsiliasi bersifat
lebih lunak dan membuka kesempatan mengadakan asimilasi. Contohnya,
panitia tetap penyelesaian masalah ketenagakerjaan mengundang perusaan
dan wakil karyawan untuk menyelesaikan masalah.
f. Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan resmi karena
tanpa disadari dan direncanakan, adanya keinginan untuk menghindarkan
diri dari perselisihan yang saling merugikan.
g. Stalemate adalah bentuk dari akomodasi yang terjadik ketika kelompok
terlibat pertentangan dengan kekuatan seimbang. Dengan kesadaran ke-2
belah pihak maka tidak ada yang maju ataupun mundur sehingga
pertentangan akan berhenti dengan sendirinya.
11
3. Asimilasi (assimilation)
Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antarindividu
atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan
dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat, prosedur asimilasi akan
timbul bila ada kelompok-kelompok yang mempunyai perbedaan kebudayaan.
Kemudian, individu-individu dalam kelompok tersebut berinteraksi secara
langsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga
kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan menyesuaikan diri.
Dalam asimilasi|penyerapan terjadi proses identifikasi diri dengan
kepentingan-kepentingan dan tujuan kelompok. Apabila dua kelompok atau dua
orang berbuat asimilasi, maka batas-batas antarkelompok akan hilang dan
keduanya melebur menjadi satu kelompok baru.
4. Akulturasi (Aculturation)
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur
kebudayaan asing menjadi bagian dari kultur suatu kelompok, tanpa
menghilangkan kepribadian kebudayaan asli. Akulturasi merupakan hasil dari
perpaduan kedua kebudayaan dalam waktu lama. Unsur kebudayaan asing
sama-sama diterima oleh kelompok yang berinteraksi, selanjutnya diolah tanpa
menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli sebagai penerima. Contoh
akulturasi:
a. Kebudayaan Hindu dan kebudayaan Islam bertemu di Indonesia kemudian
menciptakan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu
b. Musik Melayu bertemu dengan musik portugis dibawa oleh para penjajah
menghasilkan musik keroncong
12
5. Paternalisme
13
merugikan pihak lain, hal ini dinamakan dengan persaingan tak sehat dan
bukan lagi disebut dengan persaingan akan tetapi telah menjurus kepada
permusuhan atau persengketaan.Hasil dari persaingan harus diterima dengan
kepala dingin, tanpa dendam sedikit pun. Mulai dari awal, Setiap pihak yang
bersaing menyadari akan ada yang menang dan kalah.
Beberapa contoh persaingan seperti berikut ini:
a. Contoh persaingan pada bidang ekonomi: persaingan antara produsen
barang sejenis dalam merebut pasar yang terbatas
b. Contoh persaingan dalam sesuatu kedudukan: persaingan untuk menduduki
jabatan strategis
c. Contoh persaingan dalam hal kebudayaan: persaingan dalam penyebaran
ideologi, pendidikan, dan unsur kebudayaan yang lain.
2. Kontravensi
Kontravensi adalah sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak
adanya perselisihan (konflik) terbuka. Kontravensi merupakan proses sosial
dengan tanda ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan dengan
tidak diungkapkan secara terbuka. Penyebab kontravensi adalah perbedaan
pendirian antara kalangan tertentu dan pendirian kalangan lainnya dalam
masyarakat ataupun dapat juga pendirian menyeluruh masyarakat.
Menurut Leopald von Wiese dan Howard Becker, terdapat lima bentuk
kontravensi antara lain sebagai berikut:
a. Kontravensi umum, seperti penolakan, keengganan, protes, perlawanan,
gangguan, dan mengancam pihak lawan.
b. Kontravensi sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang di depan
umum.
c. Kontravensi intensif, seperti penghasutan dan penyebaran desas-desus.
d. Kontravensi rahasia, seperti membocorkan rahasia atau berkhianat.
14
e. Kontravensi taktis, misalnya mengejutkan kelompok lawan provokasi dan
intimidasi.
3. Pertikaian
Pertikaian adalah proses sosial sebagai bentuk lanjut dari kontravensi.
Dalam pertikaian, perselisihan sudah bersifat terbuka. Pertikaian terjadi
karena adanya perbedaan yang semakin tajam antara kalangan tertentu dalam
masyarakat. Kondisi perbedaan yang semakin tajam mengakibatkan amarah
dan rasa benci yang mendorong adanya tindakan untuk melukai,
menghancurkan, atau menyerang pihak lain. Jadi, pertikaian muncul apabila
individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan
jalan menentang pihak lain lewan ancaman atau kekerasan.
15
sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pertentangan juga menghasilkan
suatu kerja sama karena kedua pihak saling introspeksi untuk mengadakan
perbaikan-perbaikan. Contoh dampak positif pertentangan (konflik) adalah
perombakan aturan-aturan yang membatasi hak politik warga negara di masa
Orde Baru. Pertentangan memiliki bentuk-bentuk khusus antara lain sebagai
berikut:
a. Pertentangan pribadi, adalah individu yang sejak mereka mulai berkenalan
sudah tidak slaing menyukai. Awal buruk dikembangkan akan
menimbulkan kebencian. Masing-masing pihak akan berusaha
menghancurkan pihak lawan.
b. Pertentangan rasial, adalah pertentangan yang terjadi karena kepentingan
kebudayaan. Keadaan bertambah buruk jika terdapat salah satu ras yang
menjadi golongan minoritas.
c. Pertentangan antarkelas sosial, adalah pertentangan yang terjadi karena
terdapat perbedaan kepentingan, misalnya perbedaan kepentingan antara
majikan dan buruh.
d. Pertentangan politik. adalah pertentangan yang terjadi antargolongan
dalam masyarakat antara negara-negara berdaulat. Contohnya,
pertentangan yang terjadi antarpartai poltiik menjelang pemilu atau
pertentangan antarnegara.
e. Pertentangan yang bersifat internasional, adalah pertentangan yang
disebabkan oleh kepentingan yng lebih luas menyangkut kepentingan
naional dan kedaulatan masing-masing negara. Jika terdapat pihak yang tak
dapat mengendalikan diri, maka akan terjadi peperangan.
16
b. Berinteraksi dalam waktu yang cukup lama
c. Adanya kesadaran anggotanya sebagai satu kesatuan
d. Suatu sistem kehidupan bersama yang menciptakan kebudayaan.
Mario Levi dalam (Atik Catur Budiati, 2009: 13). Berpendapat bahwa
unsur-unsur masyarakat menurut pemikiranya adalah masyrakat terdiri dari
empat kreteria yang harus dipenuhi agar sebua kelompok dapat disebut
sebagai suatu masyrakat:
1. Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seseorang angotanya
2. Perekkrutan seluruh atau sebagian angotanya melalui reproduksi atau
kelahiran.
3. Adanya sistim tindakan utama yang bersifat swasembada.
4. Kesetian pada suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama. Edwar
shilis dalam (Atik Catur Budiati, 2009: 13) berpendapat bahwa kreteria
masyrakat adalah, masyrakat pada aspek pemenuhan kebutuhan sendiri
yang dibaginya dalam tiga komponen yaitu pengaturan,reproduksi
sendiri, dan penciptaan diri. Dari bernagi rumusan masyarakat tersebut
dapat kalian artikan bahwa masyarakat secara sesiologi mempunyai
makna khusus yang berbeda dengan pengunaan kata sehari-hari karna
tidak semua kumpulan manusia di suatu tempat di sebut masyarakat.
17
para ahli antropologi dan sosiologi Konsep antara dua wujud dari tiap
kebudayaan , yaitu :
1. Kebudayaan sebagai suatu kompleks dari konsep norma-norma,
pandangan-pandangan dan sebagainya , yang abstrak (yaitu sistem
budaya)
2. Kebudayaan sebagai suatu rangkaian dari tindakan yang kongkrit di
mana individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial).
Proses evolusi sosial yang mengarah dalam evolusi kebudayaan adalah: kalau
evolusi masyarakat dan kebudayaan kita pandang seolah - olah dari suatu jarak
yang jauh dengan mengambil interval waktu yang panjang (misalnya beberapa
ribu tahun), maka akan tampak perubahan-perubahan besar yang seolah - olah
bersifat menentukan arah (directional) dari sejarah perkembangan masyarakat
dan kebudayaan yang bersangkutan.
18
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Interaksi social merupakan hubungan sosial yang dinamis. Hubungan
yang dinamis berupa hubungan antar individu, hubungan antar-kelompok, maupun
hubungan antara kelompok dengan individu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan proses sosial merupakan pengaruh timbal balik dari berbagai segi
kehidupan bersama.
Interaksi sosial sangat penting di dalam memperhatikan dan berbagai
masalah dalam masyarakat. Berlangsungnya suatu interaksi juga di dasari oleh faktor-
faktor yang lain, seprti faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
Terdapat dua syarat agar dapat terjadinya interaksi sosial. Pertama,
kontak sosial. Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui
percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam
kehidupan masyarakat. Kedua, komunikasi sosial. Komunikasi sosial adalah syarat
pokok lain dari pada proses sosial. Komunikasi sosial mengandung pengertian
persamaan pandangan antara orang-orang yang berinteraksi terhadap sesuatu.
Ada beberapa upaya yang dapat meningkatkan interaksi sosial yang
positif diantaranya, menyapa, terlibat dalam sebuah percakapan, mengulurkan
bantuan, meminta saran, membangun networking, mengubah lawan menjadi kawan,
memiliki kepribadian yang positif, bersikap jujur dalam berinteraksi sosial dan masih
banyak lagi.
19
DAFTAR PUSTAKA
20