Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang


dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu
yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok
lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat
simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan
kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat
kontak sosial dan komunikasi. Kontak social merupakan tahap pertama dari
terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan
pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan.
Interaksi adalah kunci dari semua kehidupan, oleh karena itu interaksi tidak
akan ada jika tidak ada kehidupan bersama. Bertemunya orang perorangan secara
badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok
sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru akan tumbuh apabila perorangan atau
perkelompok manusia bekerjasama saling berbicara dan seterusnya untuk mencapai
suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan sebagainya, maka
dapat dikatakan bahwa interaksi sosial yang dinamis.
Pada dasarnya setiap individu adalah makhluk sosial yang senantiasa hidup
dalam lingkup masyarakat baik itu lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis
yang di dalamnya saling mengadakan hubungan timbal balik antara individu satu
dengan individu lainnya. Salah satu ciri bahwa kehidupan sosial itu ada yaitu dengan
adanya interaksi, interaksi sosial menjadi faktor utama di dalam hubungan antar dua
orang atau lebih yang saling mempengaruhi.
1.2 Tujuan
2. Untuk mengetahui pengertian interaksi social
3. Untuk mengetahui bahwa faktor social sebagai faktor utama dalam kehidupan
social
4. Untuk mengetahui syarat terjadinya interaksi social
5. Untuk mengetahui unsur-unsur masyarakat
6. Untuk mengetahui evolusi social
7. Untuk mengetahui Bentuk interaksi social yang terbagi menjadi 2 yaitu : Proses
asosiatif dan Proses digosiatif

1. 2 Sistematika Penulisan

Makalah ini disusun dengan menggunakan kaidah penulisan makalah secara umum
yaitu :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.I Pengertian
2.3 Interaksi social sebagai faktor utama dalam kehidupan social
2.4 Syarat terjadinya interaksi social
2.4 Unsur-unsur masyarakat
2.5 Interaksi Sosial Asosiatif
2.6 Interaksi Sosial Disosiatif
2.7 Unsur-unsur Masyarakat
2.8 Proses evaluasi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Interaksi sosial merupakan suatu konsep abstrak yang dapat diterapkan
pada kejadian – kejadian yang tidak terbilang banyaknya dalam kehidupan sehari-
hari. Di mana terdapat suatu proses hubungan antara manusia satu dengan yang
lainnya. Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik
antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu kelompok lainnya
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Interaksi social dapat diartikan sebagai hubungan sosial yang dinamis.
Hubungan sosial yang dinamis berupa hubungan antar individu, hubungan antar-
kelompok, maupun hubungan antara kelompok dengan individu (Soekanto, 2002
Dalam Buku Ajar Sosiologi Keperawatan, 2012)
Menurut Roucek dan Warren, Interaksi adalah salah satu masalah pokok
karena ia merupakan dasar segala proses sosial. Interaksi merupakan proses timbal
balik, dengan mana satu kelompok dipengaruhi tingkah laku reaktif pihak lain dan
dengan demikian ia mempengaruhi tingkah laku orang lain. Orang mempengaruhi
tingkah laku orang lain melalui kontak. Kontak ini memungkinkan berlangsung
melalui organisme fisik, seperti dalam obrolan, pendengaran, melakukan gerakan
pada beberapa bagian badan, melihat dan lain-lain lagi, atau secara tidak langsung
melalui tulisan, atau dengan cara berhubungan dari jarak jauh.
Jadi dapat dikatakan bahwa, interaksi sosial merupakan dasar dari proses
sosial, yang menunjuk pada hubungan sosial yang dinamis.

2.2 Interaksi Sosial Sebagai Faktor Utama Dalam Kehidupan Sosial


Interaksi sosial yang merupakan bentuk umum dari proses sosial. Proses
sosial adalah cara-cara berhubungan yang di lihat apabila orang perorangan dan

3
kelompok kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-
bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-
perubahan yang menyebabkan goyahnya pola pola kehidupan yang telah ada. Dengan
kata lain proses sosial merupakan pengaruh timbal balik dari berbagai segi kehidupn
bersama. Misalnya pengaruh mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik
dengan ekonomi, ekonomi dengan hukum dan yang lainnya.
Seperti yang dikemukakan pada bagian awal, bahwa bentuk umum dari
proses sosial yaitu interaksi sosial, hal ini dikarenaka interaksi sosial merupakan
syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Sedangkan pengertian interaksi
sosial sendiri yaitu hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut
hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan sekelompok manusia, atau
kelompok manusia dengan kelompok manusia. Contohnya berjabat tangan antara
manusia, demo mahasiswa, debat dan yang lainnya. Interaksi sosial hanya
berlangsung pada pihak pihak apabila terjadi reaksi kedua belah pihak. Interaksi
sosial tidak akan terjadi apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung
dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem sarafnya, sebagai
akibat hubungan termaksud. Contohnya orang yang menendang kursi bukan
merupakan contoh dari interkasi sosial, karena kursi tidak bereaksi tehadap perilaku
manusia tadi. Jadi dikatakan berinteraksi apabila terjadi kontak dan komunikasi.
Interaksi sosial sangat penting di dalam memperhatikan dan berbagai
masalah dalam masyarakat. Contohnya di indonesia dapat di bahas mengenai bentuk
bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai suku bangsa, antara
goolngan terpelajar dan yang lainnya. Dengan dapat mengetahui dan memahami
kondisi-kondisi apa yang dapat meminimalkan serta memengaruhi bentuk-bentuk
interaksi sosial tertentu.
Berlangsungnya suatu interaksi juga di dasari oleh faktor-faktor yang lain,
seprti faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat
bergerak sendiri-sendiri secara terpisah ataupun secara tegabung.
Imitasi merupakan perilaku manusia yang meniru pada suatu hal. Salah satu segi

4
positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaida
kaidah dan nilai nilai yang berlaku. Namun demikian imitasi juga dapat mempunyai
pengaruh negatif apabila yang di tiru adalah tindakan tindakan yang menyimpang,
selain itu imitasi juga dapat menghambat ke kreatifitasan seseorang.
Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau suatu sikap
yang berasal dari dirinya yang kemudian di terima oleh pihak yang lain.
Berlangsungnya sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda oleh emosi
yang menghambat daya berpikir secara rasional.
Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-
keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak yang lain.
Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada imitasi karena kepribadian seseorang
dapat dibentuk melaui proses ini. Proses identifikasi dapat berlangsung dengan
sendirinya ( secara tidak sadar), maupun dengan disengaja karena sering kali seorang
memerlukan tipe-tipe ideal tertentu didalam proses kehidupannya.
Simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada
pihak lain. Dalam proses ini perasaan memegang peranan sangat penting, walaupun
dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan
untuk bekerja sama dengannya. (Sumber : Sosiologi Suatu Pengantar, Soerjono
Soekanto 2007, Rajawali Pers)

2.3 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi
dua syarat, yaitu :
1. Kontak Sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui
percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing
dalam kehidupan masyarakat. Kontak sosial dapat terjadi secara langsung ataupun
tidak langsung antara suatu pihak dengan pihak yang lainnya. Kontak sosial tidak
langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat, sebagai perantara;

5
misalnya; melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain. Sedangkan kontak sosial
secara langsung, adalah kontak sosial melalui surat pertemuan dengan bertatap
muka dan berdialog di antara kedua belah pihak tersebut. Yang paling penting
dalam interaksi sosial tersebut adalah saling mengerti antara kedua belah pihak;
sedangkan kontak badaniah bukan lagi merupakan syarat utama dalam kontak
sosial, oleh karena hubungan demikian belum tentu terdapat saling mengerti.
Kontak sosial terjadi tidak semata-mata oleh karena adanya aksi belaka, akan
tetapi harus memenuhi syarat pokok kontak sosial, yaitu reaksi (tanggapan) dari
pihak lain sebagai lawan kontak sosial.
Dalam kontak sosial, dapat terjadi hubungan yang positif dan hubungan
negatif. Kontak sosial positif terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah
pihak terdapat saling pengertian, di samping menguntungkan masing-masing pihak
tersebut, sehingga biasanya hubungan dapat berlangsung lebih lama, atau mungkin
dapat berulang-ulang dan mengarah pada suatu kerja sama. Sedangkan kontak
negatif terjadi oleh karena hubungan antara kedua belah pihak tidak melahirkan
saling pengertian, mungkin merugikan masing-masing atau salah satu, sehingga
mengakibatkan suatu pertentangan atau perselisihan.
2. Komunikasi sosial
Komunikasi sosial adalah syarat pokok lain dari pada proses sosial.
Komunikasi sosial mengandung pengertian persamaan pandangan antara orang-
orang yang berinteraksi terhadap sesuatu. Memberikan tafsiran pada perikelakuan
orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap)
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi, maka sikap dan
perasaan di satu pihak orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan dipahami
oleh pihak orang atau sekelompok orang lain. Hal ini berarti, apabila suatu
hubungan sosial tidak terjadi komunikasi atau tidak saling mengetahui dan tidak
saling memahami maksud masing-masing pihak, maka dalam keadaan demikian

6
tidak terjadi kontak sosial. Dalam komunikasi dapat terjadi banyak sekali
penafsiran terhadap perilaku dan sikap masing-masing orang yang sedang
berhubungan; misalnya jabatan tangan dapat ditafsirkan sebagai kesopanan,
persahabatan, kerinduan, sikap kebanggan dan lain-lain.
Kontak tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah, karena orang dapat
mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya. (Dengan
perkembangan teknologi : Telephon/HP, Radio, surat, internet, dan sebagainya).

2.4 Upaya-upaya Dalam Meningkatkan Interaksi Sosial Yang Positif


1. Menyapa
Tak ada orang yang suka ketika tidak dihargai atau tidak dianggap. Yang perlu
dilakukan adalah membuat orang lain merasa nyaman. Ini bisa dilakukan dengan
sapaan sederhana atau jabatan tangan erat sambil menatap mata lawan bicara.
Mudah untuk mendeteksi apakah sapaan terlontar secara tulus atau hanya rutinitas.
Yang harus lakukan adalah dengan :
 Memberi pujian terhadap atribut seseorang, seperti baju, gaya rambut, atau
mobilnya.
 Membahas tentang ulang tahunnya, hari pernikahannya, hari kelulusannya,
hewan peliharaannya, kesehatannya, dan sebagainya.
 Bertanya tentang peristiwa yang baru saja dialami, seperti menghadiri acara
tertentu atau berpartisipasi di organisasi amal, pekerjaan baru, dan sebagainya.
 Berkomentar tentang olahraga, cuaca, atau lainnya.
Dengan menyapa dapat membangun kerja sama dengan banyak orang.

2. Terlibat dalam percakapan


Orang biasanya punya rasa penasaran tentang lawan bicaranya. Cara terbaik untuk
mengomunikasikan ini adalah dengan terlibat dalam percakapan. Beberapa orang
memang malu dan cenderung menarik diri dari interaksi sosial. Satu pemecah
suasana yang tepat adalah dengan melontarkan candaan. Tapi coba hindari
candaan yang ofensif dan sensitif.

7
Percakapan harus berjalan dua arah, baik percakapan yang humoris maupun serius.
Tunjukkan rasa ketertarikan, tetap fokus dan ajukan pertanyaan. Juga berhati-hati
untuk tidak mendominasi percakapan.

3. Ulurkan Bantuan
Banyak orang lebih memilih untuk duduk dan melihat orang melakukan suatu
pekerjaan. Mengulurkan bantuan bisa jadi merepotkan, tapi ini menunjukkan ke
orang lain kalau ingin menolong.

4. Meminta saran
Sering kali orang terlalu sombong atau terlalu keras kepala untuk meminta saran
dari orang lain. Tapi meminta saran dari kawan berarti memperoleh dua hal, yaitu
Pertama mendapat jawaban yang dicari. Dan kedua, ini berarti kita mempercayai
dan menghormati pendapat orang lain. Dengan bercerita pada seseorang, pemberi
saran merasa peduli pada kebutuhan kita. Ini mendorong rasa saling percaya dan
hormat.

5. Membangun networking
Berpartisipasi dalam organisasi bisa jadi kendaraan untuk berinteraksi sosial
sekaligus bertukar ide dengan teman. Aktivitas semacam ini berguna untuk
melatih skill sosial dasar kita dalam membina hubungan dengan orang yang
memiliki skill dan pengetahuan berbeda yang bisa membantu kita.

6. Ubah lawan jadi kawan


Kita hidup di lingkungan yang kompetitif. Tapi tak ada salahnya bila berkompetisi
secara baik. Tapi kadang kompetisi berakhir menjadi permusuhan. Ini yang perlu
dihindari. Untuk mengatasi masalah ini, hanya perlu berlapang dada dalam
kekalahan dan tidak congkak di saat menang. Sebelum bertindak jauh, tanyakan
ke diri sendiri apakah perlu menciptakan permusuhan untuk berada di posisi karir
tertentu.

7. Kepribadian positif
Orang biasanya tertarik pada orang dengan kepribadian positif. Ini tidak berarti
kita harus selalu menunjukkan wajah tersenyum. Tapi kita perlu sadari, orang
suka pribadi yang optimis dibanding pesimis. Hindari mengkritik seseorang atau
sesuatu. Alasannya, ini lebih destruktif ketimbang konstruktif. Langkah yang perlu
dipraktikkan adalah, ketika mengidentifikasi masalah, akan lebih baik
menyarankan alternatif, bukan mengkritik.

8. Bersikap jujur dalam interaksi sosial


Tiang dari interaksi sosial yang baik adalah rasa percaya. Dan tak ada yang bisa
membangun rasa percaya selain kejujuran. Memiliki karakter yang jujur

8
menunjukkan kalau orang itu mandiri, kata-kata nya bisa dipegang, dan dapat
dipercaya untuk melakukan sesuatu dengan baik.

9. Layanan bimbingan kelompok


Dalam layanan bimbingan kelompok siswa diberikan pembelajaran tentang
penanaman nilai dan sikap tertentu, cara atau kebiasaan tertentu, dan bagaimana
mereka menyelesaikan masalah-masalah yang sedang mereka hadapi. Dengan
bimbingan kelompok yang dimaksud individu akan lebih mampu menjalani
kehidupannya secara efektif.

2.5 Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi sosial secara asosiatif memiliki sifat positif, artinya mendukung


seseorang atau kelompok dalam mencapai tujuan tertentu. Proses asosiatif memiliki
bentuk-bentuk antara lain sebagai berikut:

1. Kerja Sama (Cooperation)


Kerja sama adalah suatu usaha bersama antarindividu ataupun kelompok
untuk mencapai kepentingan dan tujuan yang serupa, serta menyadarinya
bermanfaat untuk dirinya atau orang lain. Kerja sama berorientasi antara
individu terhadap kelompok (in group) dan individu terhadap kelompok lainnya
(out group). Menurut Charles H. Cooley, kerja sama dapat berlangsung jika
seseorang menyadari dirinya memiliki kepentingan yang sama dengan orang
lain.
Berdasarkan pelaksanaannya, kerja sama memiliki bentuk-bentuk antara
lain lain sebagai berikut:

a. Kerukuran atau gotong royong ialah bentuk kerja sama yang dilakukan
secara sukarela demi mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang
berkaitan langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam gotong royong.
b. Bargaining, yaitu kegiatan perjanjian pertukaran barang ataupun jasa dua
organisasi ataupun lebih

9
c. Kooptasi, yaitu prosedur penerimaan unsur-unsur baru di kepemimpinan dan
pelaksanaan ketatanegaraan organisasi sebagai satu-satunya tips untuk
menghindari adanya konflik yang dapat mengguncang organisasi
d. Koalisi, adalah kombinasi yang dilakukan dari dua organisasi atau lebih
yang memiliki tujuan yang sama. Koalisi menghasilkan keadaan dengan
tidak stabil karena ke-2 organisasi memiliki struktur tersendiri.
e. Joint-venture, adalah bentuk kerja sama dalam perusahaan proyek khusus,
seperti pengeboran minyak dan juga perhotelan.

Berdasarkan bentuk kerjanya, kerja sama dibagi dalam beberapa macam


antara lain sebagai berikut:
a. Kerja sama spontan adalah kerja sama serta-merta
b. Kerja sama langsung adalah kerja sama yang dilakukan dari hasil perintah
atasan atau penguasa.
c. Kerja sama kontak adalah kerja sama atas dasar perintah tertentu.
d. Kerja sama tradisional adalah kerja sama sebagai bagian antaraunsur dalam
sistem social

2. Akomodasi (accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian diri individu atau kelompok
manusia dengan semula saling bertentangan untuk upaya mengatasi
ketegangan. Akomodasi berarti adanya keseimbangan interaksi sosial dengan
norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Akomodasi seringkali merupakan
cara untuk menyelesaikan pertentangan, entah dengan cara menghargai
kepribadian yang berkonflik ataupun paksaan (tekanan).
Akomodasi sebagai proes mempunyai beberapa bentuk antara lain
sebagai berikut:
a. Koersi adalah bentuk dari akomodasi yang berlangsung karena paksaan
kehendak suatu pihak terhadap pihak lain yang lemah dengan didominasi

10
suatu kelompok atas kelompok lain. Contohnya sistem rezim (pemerintahan)
totaliter.
b. Kompromi adalah bentuk dari akomodasi yng pihak-pihak terlibat
perselisihan saling meredakan tuntutan sehingga tercapai suatu penyelesaian.
Sikap dasar kompromi adalah semua pihak bersedia merasakan dan
memahami keadaan pihak lain. Contohnya: perjanjian gencatan senajata
antara kedua negara yang sedang terlibat perang.
c. Arbitrase adalah bentuk akomodasi yang terjadi apabila terdapat pihak-pihak
yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri. Maka dari itu
diundanglah kelompok ketiga yang tidak berat sebelah (netral) untuk
mengusahakan penyelesaian. Pihak ketiga tersebut berasal dari badan yang
berwenang. Contohnya: penyelesaian pertentangan antara pengusaha dan
serikat buruh diselesaikan melalui arbitrase (pihak ketiga yang netral).
d. Mediasi adalah pihak ketiga untuk penengah atau juru damai. Keputusan
berdamai tergantung pihak-pihak yang betikai. Contohnya: mediasi
pemerintah Republik Indonesia untuk mendamaikan faksi-faksi yang bersilih
di kamboja.
e. Konsiliasi ialah upaya mempertemukan keinginan pihak-pihak yang
berselisih untuk tercapainya suat persetujuan bersama. Konsiliasi bersifat
lebih lunak dan membuka kesempatan mengadakan asimilasi. Contohnya,
panitia tetap penyelesaian masalah ketenagakerjaan mengundang perusaan
dan wakil karyawan untuk menyelesaikan masalah.
f. Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan resmi karena
tanpa disadari dan direncanakan, adanya keinginan untuk menghindarkan
diri dari perselisihan yang saling merugikan.
g. Stalemate adalah bentuk dari akomodasi yang terjadik ketika kelompok
terlibat pertentangan dengan kekuatan seimbang. Dengan kesadaran ke-2
belah pihak maka tidak ada yang maju ataupun mundur sehingga
pertentangan akan berhenti dengan sendirinya.

11
3. Asimilasi (assimilation)
Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antarindividu
atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan
dan tujuan-tujuan bersama. Menurut Koentjaraningrat, prosedur asimilasi akan
timbul bila ada kelompok-kelompok yang mempunyai perbedaan kebudayaan.
Kemudian, individu-individu dalam kelompok tersebut berinteraksi secara
langsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga
kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan menyesuaikan diri.
Dalam asimilasi|penyerapan terjadi proses identifikasi diri dengan
kepentingan-kepentingan dan tujuan kelompok. Apabila dua kelompok atau dua
orang berbuat asimilasi, maka batas-batas antarkelompok akan hilang dan
keduanya melebur menjadi satu kelompok baru.

4. Akulturasi (Aculturation)
Akulturasi adalah proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur
kebudayaan asing menjadi bagian dari kultur suatu kelompok, tanpa
menghilangkan kepribadian kebudayaan asli. Akulturasi merupakan hasil dari
perpaduan kedua kebudayaan dalam waktu lama. Unsur kebudayaan asing
sama-sama diterima oleh kelompok yang berinteraksi, selanjutnya diolah tanpa
menghilangkan kepribadian kebudayaan yang asli sebagai penerima. Contoh
akulturasi:
a. Kebudayaan Hindu dan kebudayaan Islam bertemu di Indonesia kemudian
menciptakan kebudayaan Islam yang bercorak Hindu
b. Musik Melayu bertemu dengan musik portugis dibawa oleh para penjajah
menghasilkan musik keroncong

12
5. Paternalisme

Paternalisme adalah penguasaan kelompok pendapatang terhadap


kelompok anak negeri. Perekonomian suatu wilayah kadang kala dikuasi oleh
kelompok pendatang, bukan oleh penduduk anak negeri (pribumi). Kaum
pendatang biasanya bertindak sebagai penguasa atau pemilik modal, sedangkan
penduduk pribumi sebagai buruh atau pekerja. Kondisi ini sudah berakar jauh
pada masa penjajahan dimana bangsa Belanda (sebagai kelompok pendatang)
menguasai bangsa Indonesia (sebagai penduduk pribumi). Penguasaan ini tidak
pada bidang ekonomi ataupun perdagangan, tetapi juga di bidang pertanahan,
permodalan, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Masalah sosial seperti ini
hendaknya cepat diatasi agar tidak muncul kebencian dan konflik antara kaum
pendatang dan warga pribumi (asli).

2.6 Interaksi Sosial Disosiatif

Interaksi sosial disosiatif disebut juga dengan oposisi, yang artinya


bertentangan dengan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi sosial disosiatif dibedakan menjadi bebeama bentuk, antara lain sebagai
berikut:
1. Persaingan (competition)
Persaingan merupakan proses sosial ketika terdapat ke-2 pihak atau
lebih saling berlomba melakukan sesuatu untuk mencapai kemenangan
tertentu. Persaingn terjadi jikalau beberapa pihak menginginkan sesuatu
dengan jumlah yang terbatas ataupun menjadi pusat perhatian umum. Seperti,
ribuan remaja bersaing agar masuk jajaran 12 besar penyanyi idola. Persaingan
dilakukan atas norma dan nilai yang diakui bersama dan berlaku di masyarakat
tersebut. Kemungkin kecil, persaingan menggunakan kekerasan ataupun
ancaman. Jadi, dapat disebut bahwa persaingan dilakukan dengan sehat atau
sportif. Persaingan disertai dengn kekerasan, bahaya, atau keinginan untuk

13
merugikan pihak lain, hal ini dinamakan dengan persaingan tak sehat dan
bukan lagi disebut dengan persaingan akan tetapi telah menjurus kepada
permusuhan atau persengketaan.Hasil dari persaingan harus diterima dengan
kepala dingin, tanpa dendam sedikit pun. Mulai dari awal, Setiap pihak yang
bersaing menyadari akan ada yang menang dan kalah.
Beberapa contoh persaingan seperti berikut ini:
a. Contoh persaingan pada bidang ekonomi: persaingan antara produsen
barang sejenis dalam merebut pasar yang terbatas
b. Contoh persaingan dalam sesuatu kedudukan: persaingan untuk menduduki
jabatan strategis
c. Contoh persaingan dalam hal kebudayaan: persaingan dalam penyebaran
ideologi, pendidikan, dan unsur kebudayaan yang lain.

2. Kontravensi
Kontravensi adalah sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak
adanya perselisihan (konflik) terbuka. Kontravensi merupakan proses sosial
dengan tanda ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan dengan
tidak diungkapkan secara terbuka. Penyebab kontravensi adalah perbedaan
pendirian antara kalangan tertentu dan pendirian kalangan lainnya dalam
masyarakat ataupun dapat juga pendirian menyeluruh masyarakat.
Menurut Leopald von Wiese dan Howard Becker, terdapat lima bentuk
kontravensi antara lain sebagai berikut:
a. Kontravensi umum, seperti penolakan, keengganan, protes, perlawanan,
gangguan, dan mengancam pihak lawan.
b. Kontravensi sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang di depan
umum.
c. Kontravensi intensif, seperti penghasutan dan penyebaran desas-desus.
d. Kontravensi rahasia, seperti membocorkan rahasia atau berkhianat.

14
e. Kontravensi taktis, misalnya mengejutkan kelompok lawan provokasi dan
intimidasi.

3. Pertikaian
Pertikaian adalah proses sosial sebagai bentuk lanjut dari kontravensi.
Dalam pertikaian, perselisihan sudah bersifat terbuka. Pertikaian terjadi
karena adanya perbedaan yang semakin tajam antara kalangan tertentu dalam
masyarakat. Kondisi perbedaan yang semakin tajam mengakibatkan amarah
dan rasa benci yang mendorong adanya tindakan untuk melukai,
menghancurkan, atau menyerang pihak lain. Jadi, pertikaian muncul apabila
individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan
jalan menentang pihak lain lewan ancaman atau kekerasan.

4. Pertentangan atau konflik (conflict)


Pertentangan atau konflik adalah suatu perjuangan individu atau
kelompok sosial untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak
lawan. Konflik biasa terjadi dengan disertai ancaman atau kekerasan. Konflik
terjadi karena adanya perbedaan pendapat, perasaan individu, kebudayaan,
kepentingan baik kepentingan individu maupun kelompok, dan terjadinya
perubahan-perubahan sosial yang cepat dengan menimbulkan disorganisasi
sosial.
Perbedaan-perbedaan ini akan memuncak menjadi pertentangan karena
keinginan-keinginan individu tidak dapat diakomodasikan. Akibatnya, tiap
individu atau kelom berusaha menghancurkan lawan dengan ancaman atau
kekerasan. Pertentangan kebanyakan yang berperan adlaam perasaan. Persaan
dapat mempertajam adanya perbedaan sehingga kedua pihak berusaha saling
menghancurkan. Contohnya perasaan yang menimbulkan konflik adalah
benci, iri dan sentimen. Pertentangan tidak selalu bersifat negatif.
Pertentangan menjadi alat untuk menyesuaikan norma-norma yang telah ada

15
sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pertentangan juga menghasilkan
suatu kerja sama karena kedua pihak saling introspeksi untuk mengadakan
perbaikan-perbaikan. Contoh dampak positif pertentangan (konflik) adalah
perombakan aturan-aturan yang membatasi hak politik warga negara di masa
Orde Baru. Pertentangan memiliki bentuk-bentuk khusus antara lain sebagai
berikut:
a. Pertentangan pribadi, adalah individu yang sejak mereka mulai berkenalan
sudah tidak slaing menyukai. Awal buruk dikembangkan akan
menimbulkan kebencian. Masing-masing pihak akan berusaha
menghancurkan pihak lawan.
b. Pertentangan rasial, adalah pertentangan yang terjadi karena kepentingan
kebudayaan. Keadaan bertambah buruk jika terdapat salah satu ras yang
menjadi golongan minoritas.
c. Pertentangan antarkelas sosial, adalah pertentangan yang terjadi karena
terdapat perbedaan kepentingan, misalnya perbedaan kepentingan antara
majikan dan buruh.
d. Pertentangan politik. adalah pertentangan yang terjadi antargolongan
dalam masyarakat antara negara-negara berdaulat. Contohnya,
pertentangan yang terjadi antarpartai poltiik menjelang pemilu atau
pertentangan antarnegara.
e. Pertentangan yang bersifat internasional, adalah pertentangan yang
disebabkan oleh kepentingan yng lebih luas menyangkut kepentingan
naional dan kedaulatan masing-masing negara. Jika terdapat pihak yang tak
dapat mengendalikan diri, maka akan terjadi peperangan.

2.7 Unsur-unsur Masyarakat


Dari beberapa definisi di atas, dapat dilihat bahwa masyrakat terdiri dari
unsur-unsur sebagai berikut.
a. Manusia yang hidup bersama

16
b. Berinteraksi dalam waktu yang cukup lama
c. Adanya kesadaran anggotanya sebagai satu kesatuan
d. Suatu sistem kehidupan bersama yang menciptakan kebudayaan.
Mario Levi dalam (Atik Catur Budiati, 2009: 13). Berpendapat bahwa
unsur-unsur masyarakat menurut pemikiranya adalah masyrakat terdiri dari
empat kreteria yang harus dipenuhi agar sebua kelompok dapat disebut
sebagai suatu masyrakat:
1. Kemampuan bertahan yang melebihi masa hidup seseorang angotanya
2. Perekkrutan seluruh atau sebagian angotanya melalui reproduksi atau
kelahiran.
3. Adanya sistim tindakan utama yang bersifat swasembada.
4. Kesetian pada suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama. Edwar
shilis dalam (Atik Catur Budiati, 2009: 13) berpendapat bahwa kreteria
masyrakat adalah, masyrakat pada aspek pemenuhan kebutuhan sendiri
yang dibaginya dalam tiga komponen yaitu pengaturan,reproduksi
sendiri, dan penciptaan diri. Dari bernagi rumusan masyarakat tersebut
dapat kalian artikan bahwa masyarakat secara sesiologi mempunyai
makna khusus yang berbeda dengan pengunaan kata sehari-hari karna
tidak semua kumpulan manusia di suatu tempat di sebut masyarakat.

2.8 Proses Evolusi


Evolusi kebudayaan (cultural evolution) merupakan proses
perkembangan kebudayaan umat manusia pada umumnya dan bentuk-bentuk
kebudayaan yang sederhana, hingga bentuk-bentuk yang makin lama makin
kompleks.
Dalam evolusi sosial terdapat dua jenis cara analisa atau cara pandang.
Yaitu, secara detail (microscopic) dan dengan hanya memperhatikan
perubahan - perubahan besar saja (macroscopic). Recurrent processes atau
proses-proses berulang adalah proses evolusi sosial - budaya yang dianalisis
secara detail akan menunjukkan berbagai macam proses perubahan yang
terjadi dalam dinamika kehidupan sehari-hari tiap masyarakat di dunia .
Directional processes yaitu proses-proses evolusi sosial budaya yang di
pandang seolah - olah dari jauh hanya akan terlihat perubahan - perubahan
besar yang terjadi dalam suatu masyarakat dalam jangka waktu yang panjang.
Faktor ketegangan antara adat - istiadat dari suatu masyarakat dengan
keperluan para individu di dalamnya menyebabkan perlu adanya dua konsep
yang harus di bedakan dengan tajam oleh para peneliti masyarakat , terutama

17
para ahli antropologi dan sosiologi Konsep antara dua wujud dari tiap
kebudayaan , yaitu :
1. Kebudayaan sebagai suatu kompleks dari konsep norma-norma,
pandangan-pandangan dan sebagainya , yang abstrak (yaitu sistem
budaya)
2. Kebudayaan sebagai suatu rangkaian dari tindakan yang kongkrit di
mana individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial).
Proses evolusi sosial yang mengarah dalam evolusi kebudayaan adalah: kalau
evolusi masyarakat dan kebudayaan kita pandang seolah - olah dari suatu jarak
yang jauh dengan mengambil interval waktu yang panjang (misalnya beberapa
ribu tahun), maka akan tampak perubahan-perubahan besar yang seolah - olah
bersifat menentukan arah (directional) dari sejarah perkembangan masyarakat
dan kebudayaan yang bersangkutan.

18
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Interaksi social merupakan hubungan sosial yang dinamis. Hubungan
yang dinamis berupa hubungan antar individu, hubungan antar-kelompok, maupun
hubungan antara kelompok dengan individu dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan proses sosial merupakan pengaruh timbal balik dari berbagai segi
kehidupan bersama.
Interaksi sosial sangat penting di dalam memperhatikan dan berbagai
masalah dalam masyarakat. Berlangsungnya suatu interaksi juga di dasari oleh faktor-
faktor yang lain, seprti faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
Terdapat dua syarat agar dapat terjadinya interaksi sosial. Pertama,
kontak sosial. Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui
percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam
kehidupan masyarakat. Kedua, komunikasi sosial. Komunikasi sosial adalah syarat
pokok lain dari pada proses sosial. Komunikasi sosial mengandung pengertian
persamaan pandangan antara orang-orang yang berinteraksi terhadap sesuatu.
Ada beberapa upaya yang dapat meningkatkan interaksi sosial yang
positif diantaranya, menyapa, terlibat dalam sebuah percakapan, mengulurkan
bantuan, meminta saran, membangun networking, mengubah lawan menjadi kawan,
memiliki kepribadian yang positif, bersikap jujur dalam berinteraksi sosial dan masih
banyak lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers


Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada. Edisi Baru ke-4
Mashudi, Sugeng. 2012. Buku ajar soisologi keperawatan : konsep dan aplikasi.
Jakarta : EGC
Anonim. 9 Tips Meningkatkan Interkasi Sosial. https://www.ratahan.com/interaksi
sosial/. Di akses pada tanggal 25 Januari 2019
Siana. 2016 Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif dan Disosiatif.
http://www.artikelsiana.com/2015/06/bentuk-interaksi-sosial-asosiatif-
disosiatif-bentuk.html. Di akses pada tanggal 21 Januari 2019
Rt. Thalib. 2014. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Masyarakat 2.1.1 Pengertian
Masyarakat. PDFeprints.ung.ac.id. Di akses pada tanggal 21 Januari 2019

20

Anda mungkin juga menyukai