Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran. Oleh karena itu,

metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

Research Class Room), yakni studi sistematis yang dilakukan dalam upaya

memperbaiki praktek-praktek pendidikan dengan melakukan tindakan praktis

serta refleksi dari tindakan tersebut (Kasbolah k., 1998/1999:14). Sedangkan

pendekatannya, digunakan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang mendasarkan diri

kepada fakta dan analisis perbandingan, bertujuan untuk mengadakan generalisasi

empirik, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori dan mengembang-

kannya, serta pengumpulan data dan analisis datanya berjalan pada waktu

bersamaan (Nazir, 1999:68).

Metode penelitian Tindakan Kelas atau dalam bahasa aslinya Action

Reserach Room, yang dilaksanakan di SD Negeri 3 Wangunjaya Kecamatan

Cisagaini bersifat perbaikan pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dimaksud

adalah perbaikan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas III.

Karena bersifat perbaikan, tentu saja pelaksanaan pembelajarannya tidak hanya

cukup satu kali saja, melainkan diperlukan berulang-ulang dari siklus yang satu ke

siklus berikutnya, sehingga hasil pembelajaran tersebut dapat optimal. Bila

digambarkan, maka pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

22
Lewin dalam Kasbolah (1998/1999:14-15) menyatakan bahwa penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang merupakan suatu rangkaian langkah-

langkah (a spiral of Steps). Setiap langkah terdiri atas empat tahap yaitu

perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi untuk lebih jelas dapat dilihat

gambar sebagai berikut :

PERENCANAAN PERENCANAAN

REFLEKSI TINDAKA REFLEKSI TINDAKAN


N
OBSERVASI OBSERVASI

Model Siklus Penelitian


(Lewin dalam Kasbolah, 1998/1999:14-15)

B. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian adalah siklus (cycle). Dalam

penelitian tindakan kelas ini terdiri atas tiga siklus, setiap siklus dilaksanakan

sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses dalam

mengajar. Sebelum tahap-tahap dilaksanakan dalam penelitian yang menggunakan

siklus-siklus terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan sebagai penelitian

pendahuluan dengan tujuan untuk meningkatkan perbaikan dalam mengajar.

Mengidentifikasi permasalahan dan gagasan yang tetap sesuai dengan masalah

dalam pengembangan pembelajaran yang ada di kelas. Dalam kegiatan ini peneliti

dan guru secara langsung sudah melibatkan diri untuk aktif dan kreatif dalam

rangkaian kegiatan yang ada di sekolah.

23
Model siklus yang digunakan berbentuk spiral sebagimana dikembangkan

oleh Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998/1999:14) yaitu merupakan momen-

momen dalam bentuk spiral yang meliputi: perencanaan (plan), tindakan (act),

pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Kemudian pada siklus kedua dan

seterusnya jenis kegiatan yang dilakukan peneliti pada dasarnya sama, tetapi ada

modifikasi pada tahap perencanaan.

Secara operasional tahapan-tahapan kegiatan penelitian dalam setiap siklus

dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan diawali dengan merencanakan ide penelitian

kemudian ditindak lanjuti dengan observasi pelaksanaan pembelajaran di

kelas. Data awal diperoleh dari hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial yang sudah terdekomentasikan dalam daftar nilai siswa

dan dari hasil pengamatan lansung dalam setiap pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial. Hal ini membantu peneliti dalam menentukan kelemahan

dan hambatan siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial yang selanjutnya

difokuskan pada penerapan metode tanya jawab.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melaksankan tindakan sesuai dengan perncanan

yagn telah dirumuskan. Dengan alat pengumpul data yang telah disusun, tim

observasi mencermati jalannya pembelajaran berlangsung secara wajar.

24
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang

dilaksanakan guru dan peningkataan hasil belajar siswa.

3. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan peneliti dengan menggunakan pedoman

observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Observasi merupakan teknik

pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas yaitu mengamati segala

sesuatu yang berlansung saat proses pembelajaran untuk melakukan refleksi

dan revisi terhadap rencana tindakan yang telah dilakukan untuk menyusun

rencana berikutnya.

4. Tahap Refleksi

Hasil penemuan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran ditindaklanjuti

dengan kegiatan refleksi. Refleksi merupakan kegiatan analitis, sintetis,

interpretasi, dan ekspanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang

diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Refleksi merupakan bagian yang sangat

penting untuk memahami dan mencari makna terhadap proses dan

pelaksanaan tindakan sebagai dampak adanya intervensi tindakan yang

dilaksanakan.

Bila digambarkan, prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan

dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini:

25
Gambar 3.2
Siklus Penelitian Model Kemmis dan Mc. Taggart
(kasihani Kasbolah, 1999:70)

26
B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Pelaksanaan tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 3

Wangunjaya Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis. Penentuan lokasi penelitian

ini didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut : (1) hasil belajar IPS

siswa kelas III sekolah ini masih rendah, (2) peneliti bertugas di sekolah ini

sehingga telah mengetahui keadaan siswa, (3) memudahkan dalam administrasi

penelitian.

Adapun subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 15 orang peserta

didik yang duduk di Kelas III SD Negeri 3 Wangunjaya Kecamatan Cisaga

Kabupaten Ciamis, dengan rincian 6 orang laki-laki dan 9 orang perempuan.

C. Data Penelitian
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini terdiri atas data kuantitatif dan

data kualitatif. Data kuantitatif yang dikumpulkan berupa nilai siswa yang

diperoleh melalui tes baik tes awal maupun tes akhir. Data kualitatif berupa

deskripsi proses pembelajaran terutama aktivitas siswa selama pembelajaran. Data

kualitatif ini diperoleh melalui non tes yaitu observasi proses pembelajaran.

D. Instrumen Pengumpulan Data


Menurut Moeliono (1989:334-335) intrumen penelitian adalah ”sarana

penelitian berupa seperangkat alat tes dan non tes untuk memperoleh data dalam

kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyaringan data”.

27
Untuk mengumpulkan data mengenai pelaksanaan dan hasil dari penelitian

tindakan digunakan beberapa instrumet antara lain: (1) pedoman observasi,

instrumen ini dirancang oleh peneliti dengan meminta pertimbangan pembimbing,

digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa; (2)

perangkat tes (dokumen), instrumen ini digunakan untuk menyaring data yang

valid dan variabel, mengenai sejauhmana keberhasilan dan penguasaan terhadap

pokok bahasan yang diajarkan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data berlangsung dari awal hingga pelaksanaan program tindakan.

Data dalam penelitian dianalisis dengan mengikuti pola mulai dari tahap orientasi

hingga tahap karakteristik, fokus permasalahan dan tujuan penelitian. Data diolah

menggunakan teknik analisis kualitatif untuk menunjukkan dinamika proses

dengan memberikan konseptual, yaitu data tentang aktivitas belajar siswa.

Data selanjutnya dianalisis pada tahap pengolahan data, seperti yang

dikemukakan oleh Hopkins (dalam Rochiyati, 2004) yaitu:

1. Pengolahan Data

Data mentah yang diperoleh melalui observasi, angket dan tes disimpulkan

dan dideskripsikan dalam bentuk matrik data. Untuk memudahkan

interprestasi data, semua data yang terkumpul diklasifikasikan dengan

pembubuhan kode, sehingga dapat lebih jelas.

28
2. Validitas Data

Untuk mendapatkan data yang mendukung dan sesuai dengan karakteristik

fokus permasalahan dan temuan penelitian terkait validitas yang digunakan

dalam penelitian adalah :

a. Triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan

(Validitas) data yang memanfatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

b. Audit trail yaitu pengecekan keabsahan temuan penelitian

dan prosedur penelitian yang telah diperiksa dengan mengimformasikan

kepada sumber data pertama (peneliti dan siswa)

c. Member check yaitu mengecek kebenaran data temuan

peneliti dengan mengkompirmasikan dengan guru.

Data yang diperoleh pada tahap ini, diinterpretasikan berdasarkan

kerangka teoritik atau aturan- aturan yang diperoleh antara peneliti dan guru untuk

menciptakan suasana pembelajaran yang lebih baik sebagai acuan dalam

melakukan tindakan selanjutnya, atau untuk meningkatkan proses pembelajaran.

29

Anda mungkin juga menyukai