Cm-Lki-Pr.03-02 Penuntun Praktikum-2019 PDF
Cm-Lki-Pr.03-02 Penuntun Praktikum-2019 PDF
Oleh :
Dr. Wiji, MSi
Dr. Hernani, MSi
Dra. Soja Siti Fatimah, MSi
Dra. Zakiyah, MSi
Drs. Hokcu Suhanda, MSi
LKIUPI
LABORATORIUM KIMIA INSTRUMEN
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA, FPMIPA, UPI
2019
Page 1 of 23
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Alloh SWT, buku penuntun praktikum Kimia Pemisahan
dan Pengukuran ini dapat diselesaikan
Buku ini berisi tentang instruksi kerja, kewajiban mahasiswa, dan berbagai ketentuan-ketentuan selama
pelaksanaan praktikum. Instruksi kerja meliputi lima instrumen yaitu Spektrofotometer Uv/Vis,
Spektrofotometer IR, AAS, HPLC dan GC.
Penyusun menyadari bahwa buku penuntun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu akan
senantiasa diperbaiki dari tahun ke tahun berdasarkan masukan ketika buku penuntun ini diaplikasikan.
Semoga bermanfaat
Page 2 of 23
DAFTAR ISI
Kata pengantar 2
Alur layanan praktikum 4
Alur pelaksanaan praktikum 5
Kewajiban mahasiswa praktikan 6
Ketentuan pembuatan jurnal 6
Ketentuan pelaksanaan pretes dan tes akhir praktikum 7
Ketentuan pembuatan laporan praktikum 7
Standar Penilaian Praktikum 8
Instruksi kerja Spektrofotometer UV/Vis 12
Instruksi kerja HPLC 15
Instruksi kerja GC 19
Instruksi kerja AAS 21
Page 3 of 23
ALUR LAYANAN PRAKTIKUM
Mulai
Membagi kelompok 01
KL
Menetapkan jadwal praktikum
CM-LKI-PR.01-
Menyusun penuntun praktikum 02
KLPr Melakukan ujicoba materi praktikum
Mengikuti pretes
KLPr , DP T CM-LKI-PR.02-
Lulus? 01
DP, OI Y
Melaksanakan praktikum
CM-LKI-PR.04-
DP 05
Page 4 of 23
CM-LKI-PR.01-
MP 04
MP CM-LKI-PR.04-
05
KLPr
KLPr, DP
CM-LKI-PR.01-
05
CM-LKI-PR.04-
05
CM-LKI-PR.01-
06
CM-LKI-PR.01-
07
CM-LKI-PR.01-
08
CM-LKI-PR.05-
01
CM-LKI-PR.05-
02
CM-LKI-PR.05-
03
Page 5 of 23
ALUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Mulai
OI Y
Melakukan analisis/pengukuran
Selesai
MP & OI
MP
MP, DP
Page 6 of 23
MP, Lb
MP
MP
CM-LKI-PR.04-
DP 03
CM-LKI-PR.04-
04
Page 7 of 23
5. Membuat jurnal sebelum melaksanakan praktikum
6. Mengikuti dan lulus pretes sebelum melaksanakan praktikum
7. Mengikuti seluruh tahapan kegiatan praktikum
8. Membuat laporan setelah melaksanakan praktikum
9. Mengikuti tes akhir praktikum
Page 8 of 23
5. Tes akhir dilaksanakan setelah mahasiswa praktikan menyelesaikan praktikum dan telah
mengumpulkan laporan praktikum
6. Komponen-komponen pertanyaan tes akhir praktikum difokuskan kepada cara pengoperasoian alat,
preparasi sampel, penyiapan larutan standar dan interpretasi hasil pengukuran instrumen
Page 9 of 23
1 Menjelaskan prinsip kerja instrumen 30 %
2 Mengetahui komponen-komponen instrumen dan fungsinya 30 %
3 Menjelaskan ruang lingkup praktikum yang akan dilakukan 40 %
B. KINERJA
Nilai kinerja maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :
Bobot
No Indikator
Penilaian
1 Menyiapkan alat dan bahan dengan benar 10 %
2 Melakukan preparasi larutan standar dengan benar 20 %
3 Mendapatkan hasil pengukuran yang baik 25 %
4 Melakukan pekerjaan secara berkelompok 10 %
5 Menginterpretasi hasil analisis dengan benar 25 %
6 Memperhatikan penanganan limbah dan lingkungan 10 %
C. LAPORAN
Nilai laporan maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :
No Indikator Bobot Penilaian
1 Mencantumkan tanggal dan judul praktikum 5%
2 Menuliskan tinjauan pustaka yang meliputi prinsip dasar analis suatu 20 %
instrumen, gambar skema instrument dan fungsi setiap komponen-
komponen dari instrumen
3 Menuliskan alat praktikum dengan ukuran dan jumlah yang benar 10 %
4 Menuliskan prosedur kerja praktikum secara lengkap, jelas tahapan- 10 %
tahapannya dan sesuai dengan pekerjaan praktikum
5 Menuliskan hasil percobaan, analisis data dan kesimpulan sesuai tujuan 30 %
percobaan
6 Mengutip daftar pustaka yang relevan 10 %
7 Menuliskan lampiran yang terdiri dari cara pembuatan larutan, data 15 %
pengamatan, dan perhitungan yang diperlukan
D. UJIAN AKHIR
Nilai ujian akhir maksimum 100 dengan kriteria sebagai berikut :
Page 10 of 23
Bobot
No Indikator
Penilaian
1 Menjelaskan cara preparasi sampel dan standar 35 %
2 Menjelaskan cara pengoperasian instrumen 30 %
3 Menafsirkan hasil pemisahan/pengukuran instrumen 35 %
Page 11 of 23
INSTRUKSI KERJA UV-VIS
1. Tujuan
Menentukan kadar besi dalam obat (sangobion) menggunakan spektrofotometer UV-Vis
2. Prinsi Dasar
Besi dalam Sangobion terkandung sebagai besi (II) glukonat C 12H24FeO14, Mr = 448,156 g/mol).
Penentuan kadar besi berdasarkan pada pembentukan senyawa kompleks berwarna antara besi
(II) dengan orto-fenantrolin yang dapat menyerap sinar tampak secara maksimal pada panjang
gelombang antara 500-530 nm. Intensitas sinar yang diserap larutan sampel akan berkorelasi
dengan kuantitas analit yang terkandung di dalamnya sesuai dengan Hukum Lambert-Beer (A =
εbc).
b. Bahan
Aquaregia (Campuran HClpekat : HNO3 Larutan 1,10 fenantrolin 0,1%
pekat = 3:1) Larutan CH3COONa 5 %
Garam (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O Aquades Sampel obat yang
Larutan Hidroksilamin HCl 5 % mengandung besi
4. Langkah kerja
a. Pembuatan larutan baku Fe(II) 100 ppm
Timbang ± 70 mg garam (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O, Mr = 392.13 g/mol
Larutkan dalam labu takar 100 mL.
Page 12 of 23
Tambahkan 5 mL asam sulfat 2 M untuk menghindari hidrolisis, kocok hingga larutan
jernih.
Encerkan hingga tanda batas
Preparasi sampel :
Timbang satu tablet/kapsul obat hingga sepuluh kapsul, rata-ratakan
Timbang obat tanpa kapsul hingga sepuluh kapsul, rata-ratakan.
Haluskan obat tersebut kemudian timbang + 100 mg.
Larutkan dengan 3 mL air raja (HCl : HNO3 = 3 : 1) sambil dipanaskan (lakukan di ruang
asam) sampai kisat.
Jika sudah dingin, encerkan dengan akuades sedikit demi sedikit hingga semua bagian
padat larut. Pindahkan ke dalam labu takar 250 mL kemudian tanda bataskan.
Pipet 2.0 mL larutan sampel di atas masukkan ke dalam labu ukur 25 mL, tambahkan 1
mL larutan hidroksilamin-HCl 5 %, 8 mL CH3COONa 5% dan 5 mL 1,10-fenantrolin 0,1%.
Tanda bataskan.
Page 13 of 23
Pengukuran absorban larutan dilakukan pada rentang panjang gelombang 400-600 nm.
e. Pengukuran deret standar dan sampel
Lakukan pengukuran serapan larutan deret standar dan sampel pada panjang gelomba
optimum.
Buatlah kurva kalibrasi hubungan antara konsentrasi vs serapan deret standar.
Page 14 of 23
INSTRUKSI KERJA HPLC
1. Tujuan
b. Mahasiswa memahami cara kerja instrumen HPLC untuk analisis kuantitatif.
c. Mahasiswa dapat melakukan preparasi dengan tepat dan akurat , serta dapat mengikuti manual
pengoperasian HPLC.
d. Mahasiswa dapat menentukan/menghitung kadar zat aditif dalam sampel minuman.
1. Prinsip Dasar
Teknik HPLC merupakan suatu metode kromatografi cair-cair, yang dapat digunakan baik untuk
keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dengan teknik HPLC didasarkan
pada pengukuran luas area puncak analit dalam kromatogram, dibandingkan dengan luas area standar.
Pada prakteknya, metode pembandingan area standar dan sampel kurang menghasilkan data yang
akurat bila hanya melibatkan satu konsentrasi standar. Oleh karena itu, dilakukan dengan
menggunakan teknik kurva kalibrasi.
Terdapat berbagai zat aditif yang digunakan oleh produsen makanan dan minuman diantaranya :
natrium benzoat, vitamin C,dan kafein untuk masing-maing tujuan tertentu. Ketiga zat aditif tersebut
merupakan senyawa yang memiliki sifat kepolaran yang berbeda, dan memiliki gugus kromofor yang
menyebabkan senyawa tersebut dapat menyerap sinar UV. Berdasarkan karaktersitik senyawa ini
memungkinkan dilakukannya analisis dengan teknik HPLC menggunakan kolom nonpolar seperti C-18
dan fasa gerak polar.
b. Bahan
Natrium benzoat p.a 20 mg
Vitamin C standar 20 mg
Kafein 20 mg
Metanol for HPLC
Sampel minuman yang mengandung vit. C
Kalium dihidhirogenfosfat
Aquabides
asetonitril
3. Langkah Kerja
a. Pembuatan fasa gerak (Pelarut)
Hitunglah jumlah KH2PO4 yang diperlukan untuk membuat larutan KH2PO4 0.01 M sebanyak
500mL dalam akuades. Kemudian ‘ajust’ pH pada nilai 2,65 dengan asam fosfat.
Lakukan penyaringan untuk larutan KH2PO4 menggunakan membran selulosa nitrat
Lakukan penyaring pula untuk asetonitril dengan PTFE
Hilangkan gelembung pada larutan dengan ultrasonic vibrator selama 15 menit.
Buatlah campuran larutan fasa gerak KH2PO4 dan asetonitril (60:40) untuk keperluan
larutan standar dan larutan sampel, sesuai kebutuhan
5.3 Pembuatan deret larutan standar natrium benzoat, Vit C, dan kafein
Pipet larutan induk masing-maing 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL, dan 5 mL encerkan dengan fasa
gerak dalam labu ukur 10 mL.
Page 16 of 23
Homogenkan larutan, kemudian, saringlah semua larutan standar tersebut dengan
menggunakan membrane PTFE.
Tempatkan hasil saringan ke dalam vial bertutup yang telah diberi label.
Lakukan degassing selama 5 menit. Larutan standar siap diinjeksikan.
Page 18 of 23
INSTRUKSI KERJA GC
1. Tujuan
1.1. Mahasiswa dapat mengenal cara pengoperasian instrumen GC
1.2. Mahasiswa dapat memahami cara kerja instrumen GC untuk analisis kualitatif
1.3. Peserta dapat menentukan beberapa komponen dalam sampel premium, pertamak, dan
pertamak plus
2. Prinsip Dasar
Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan komponen-komponen dalam suatu campuran
berdasarkan perbedaan distribusi komponen-komponen ke dalam 2 fasa, yaitu fasa gerak berupa gas
dan fasa diam bisa cairan atau padatan. Selain pemisahan, kromatografi gas juga dapat melakukan
pengukuran kadar komponen-komponen dalam sampel.
Kromatografi gas merupakan salah satu teknik kromatografi yang bisa digunakan untuk memisahkan
senyawa-senyawa organik. Senyawa-senyawa tersebut harus mudah menguap dan stabil pada
temperatur pengujian. Senyawa yang sukar menguap atau tidak stabil juga apat diukur tetapi harus
melalui proses derivatisasi terlebih dahulu.
Komponen-komponen utama dalam instrumentasi kromatografi gas terdiri dari gas pembawa,
injektor, kolom, detektor dan recorder.
Kromatografi gas dapat digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif
dilakukan dengan cara membandingkan waktu retensi, ko-kromatografi atau spiking, dan
spektrometri.
4. Langkah Kerja
4.1. Siapkan Larutan standard dengan cara mencampurkan 0,5 mL hexane; 0,5 mL toluene dan 0,5
mL xilena.
4.2. Siapkan larutan sampel premium/pertamax/pertalite sebanyak 1 mL
4.3. Siapkan larutan campuran sampel dan standar masing-masing 0,5 mL
4.4. Simaklah operator dalam menyiapkan dan menjelaskan cara mengoperasikan instrumen GC.
Seting gas pembawa dan gas pembakar
Menyalakan GC, diikuti computer.
Mengatur parameter operasional GC
suhu injector 150ºC, suhu detector 250ºC, suhu awal kolom pada 40ºC kemudian diprogram
dengan kenaikan 8ºC permenit sampai 150ºC dipertahankan selama 2 menit , detector FID,
kolom DB-5, gas pembawa H2 tekanan 4-5 Bar.
4.5. Ukurlah larutan standar, sampel dan campuran yang sudah disiapkan dengan instrumen GC
Ambil sebanyak 0,5 µL larutan yang akan diukur dengan syringe dan injeksikan pada GC.
4.6. Simaklah operator mengukur dan mencetak hasil
4.7. Diskusikan hasil pengukuran dengan dosen praktikum
Page 20 of 23
INSTRUKSI KERJA AAS
1. Tujuan
Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat:
a. mempreparasi sampel air limbah yang akan ditentukan kadar tembaganya dengan alat
spektrometer serapan atom.
b. menyiapkan larutan kerja dari larutan “stock” yang tersedia.
c. memahami prinsip penentuan kadar logam dalam suatu sampel dengan alat spektrometer
serapan atom.
2. Prinsip Dasar
Metode AAS adalah metode spektrometri yang didasari oleh adanya serapan/absorpsi cahaya ultra
violet (uv) atau visible (vis) oleh atom-atom suatu unsur dalam keadaan dasar yang berada di dalam
nyala api. Cahaya UV atau vis yang diserap berasal dari energi yang diemisikan oleh sumber energi
tertentu.
Besarnya cahaya yang diserap oleh suatu atom dalam keadaan dasar sebanding dengan
konsentrasinya. Hal ini berdasarkan hukum Lambert-Beer yang secara sederhana dirumuskan
sebagai berikut:
A=abC
Keterangan:
A = absorbansi/ daya serap
a = absorftivitas
b = lebar kuvet (cm)
C = konsentrasi
Dengan cara kurva kalibrasi, yaitu hubungan linier antara absorbansi (sumbu Y) dan konsentrasi
(sumbu X), kita dapat menentukan konsentrasi suatu sampel.
Ada tiga komponen alat yang utama dalam SSA, yaitu (1) unit atomisasi, berupa nyala api dari
pembakaran bahan bakar tertentu dengan oksidan; (2) sumber energi, berupa hollow cathode; dan
(3) unit pengukur fotometrik, terutama berupa detektor yang dapat mendeteksi intensitas cahaya
yang melaluinya.
4. Langkah Kerja
a. Preparasi sampel
Ambil 50 mL sampel dan masukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.
Tambahkan 2,5 mL HNO3 pekat, aduk, kemudian uapkan di atas hot plate sampai volumenya
menjadi + 15 mL.
Tambahkan lagi 2,5 mL HNO3 pekat, tutup dengan kaca arloji dan panaskan kembali sampai
warna larutan jernih.
Dinginkan larutan sampel, tambahkan sedikit aquades dan tuangkan ke dalam labu takar 50
mL
Tepatkan volume sampel sampai dengan 50 mL dengan cara menambahkan aquades.
Jika masih ada yang tidak larut saring dengan kertas saring Whatmann.
b. Pembuatan Larutan blanko
Buatlah larutan blanko berupa larutan HNO 3 yang memiliki pH 2,0.
c. Pembuatan larutan kerja Cu (II)
Buatlah larutan kerja Cu(II) dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm; dengan cara
mengencerkan larutan stock dengan larutan blanko.
Catatan:
Untuk larutan kerja konsentrasi terkecil dibuat dalam labu takar 50 mL, sedangkan untuk larutan
standar lainnya dibuat dalam labu takar 25 mL.
d. Pembuatan kurva kalibrasi dan pengukuran konsentrasi sampel
Ukur absorbansi masing-masing larutan kerja yang telah anda siapkan dimulai dari
konsentrasi terendah.
Ukur absorbansi larutan sampel.
Page 22 of 23
Buat grafik hubungan absorbansi vs. konsentrasi dengan program Excell,
Tentukan persamaan matematik hubungan linier antara absorbansi dengan konsentrasi.
Tentukan konsentrasi (ppm) tembaga(II) dalam larutan contoh uji.
Page 23 of 23