Anda di halaman 1dari 2

Nama : Asfiatul Istianah Kelas : K3 Reguler

NIM : 10011381621151
PIPER ALPHA
Piper Alpha adalah salah satu anjungan yang memproduksikan memproduksi natural gas,
crude oil, dan liquefied petroleum gas di Laut Utara (North Sea) yang dioperasikan oleh
Occidental Petroleum (Kaledonia) Ltd. Dibangun pada tahun 1976, awalnya desain anjungan
itu adalah untuk memproduksi minyak, namun seiring dengan perkembangannya, berubah
menjadi anjungan yang memproduksi gas. Merupakan ‘huge’ offshore platform dengan berat
20000 metrik tons di Laut Utara yang meledak pada tanggal 6 Juli 1988.
Peristiwa yang juga terkenal dengan Tragedi 6 Juli 1988 itu menewaskan 167 dari total
225 pekerja dengan korban tewas termasuk 2 awak dari sebuah kapal penyelamatan, dan
tercatat sebagai kecelakaan terburuk sepanjang sejarah pekerjaan offshore. Selain menelan
korban jiwa, kerugian materiil diperkirakan mencapai US$ 3,4 miliar. Hanya dalam tempo
kurang lebih 3 jam, platform ini terkubur di lautan. Dari sekian banyak kemungkinan
kesalahan hasil investigas, ada satu akar masalah yang diyakini, yaitu kesalahan koordinasi
yang menjadi penyebab utama peristiwa 6 Juli 1988.
Sebelum terjadi insiden parah tersebut mula mula dilakukan re-sertifikasi Pressure
Safety Valve (PSV) pada discharge line dari pompa transfer kondensat A. Tapping point PSV
pompa A di-blind (ilustrasi ada dibawah) sesuai dengan SOP yang berlaku praktis di lokasi.
PSV di- discharge line pompa A selesai disertifikasi, kemudian akan dikembalikan ke posisi
semula. Setelah berkonsultasi dengan operator di ruang kontrol, pekerja sertifikasi
setuju melanjutkan pekerjaan pada keesokan harinya. Sementara, pompa transfer kondensat B
sedang bekerja, memompakan kondensat ke pipa minyak serta menyuplai bahan bakar untuk
generator pembangkit listrik.
Operasi normal berlanjut hingga pukul 21.45, saat pompa B dalam kondisi
mati. Sepengetahuan teknisi perawatan, operator menjalankan pompa A. Baik operator maupun
teknisi perawatan tidak tahu bahwa tidak ada PSV di keluaran pompa A, dan hanya berupa
blind. Setelah pompa A dijalankan, keluarlah kondensat dari slip blind yang sambungan
pemasangan bautnya tidak cukup kuat. Meledaklah modul C. Keadaan diperparah ketika
komunikasi terputus, sehingga platform lain yang berada di sekitar Piper Alpha tetap
memompakan minyak/kondensat ke Piper Alpha, dalam hal ini anjungan Tartan.
Offshore Installation Manager (OIM) yang memegang komando darurat tidak mampu
mengatasi keadaan. Living quarters, yang menjadi tempat berkumpul para pekerja, dipenuhi
asap. Beberapa orang yang mengambil inisiatif meninggalkan galley-lah yang selamat. Pukul
23.20, pipa riser (pipa yang mencuat dari dasar laut ke permukaan) gas meledak menimbulkan
bola api. Pukul 00.45, platform mulai runtuh.
Pada saat penyelamatan helikopter sipil dan militer mencapai tempat kejadian, api lebih
dari seratus meter di ketinggian dan terlihat sejauh seratus km (120 km dari Highlander
Maersk) sehingga dilarang untuk pendekatan aman. Tharos, sebuah kapal pemadam
kebakaran spesialis, mampu mendekati platform, tapi tidak bisa mencegah pecahnya pipa
Tartan, sekitar dua jam setelah awal bencana, sehingga terpaksa mundur karena intensitas api.
Api tetap berkobar dari platform itu akhirnya padam tiga minggu kemudian oleh tim
yang dipimpin oleh petugas pemadam kebakaran terkenal Red Adair.
Masalah utama adalah bahwa sebagian besar personil yang memiliki kewenangan untuk
memimpin evakuasi telah tewas ketika ledakan pertama menghancurkan ruang kontrol. Ini
merupakan konsekuensi dari desain platform, termasuk tidak adanya dinding ledakan. Faktor
lain adalah bahwa anjungan Piper Alpha dekat platform Tartan dan Claymore, dan keduanya
terus memompa gas dan minyak untuk Piper Alpha sampai terjadi ledakan kedua. Kru operasi
di anjungan Tartan dan Claymore tidak menutup produksi, walaupun mereka bisa melihat
bahwa Piper Alpha terbakar.
Tim investigasi menemukan adanya penyimpangan pada operasi Piper Alpha ini, di
antaranya tag atau lock out procedure tidak diikuti dengan baik; operator tidak mendiskusikan
informasi secara aktif ataupun permit yang di-suspend ketika ganti shift; suspended permit
tidak diletakkan di ruang kontrol untuk kemudahan akses, tapi diletakkan di ruang safety
officer; surat izin kerja tidak mengecek adanya cross-reference antar-pekerjaan. Lalu,
minimnya pelatihan untuk kondisi darurat juga disebut-sebut menambah jumlah korban jiwa.
Menurut cerita saksi mata yang masih hidup, banyak dari mereka, terutama kontraktor
yang bekerja di platform, tidak familier dengan rute evakuasi, lokasi lifeboat, atau
cara mengoperasikan life raft. Occidental Petroleum menggunakan banyak tenaga
kontraktor, sehingga frekuensi kedatangan dan kepulangan para kontraktor menjadi sering.
Menurut tim investigasi, hal itu seharusnya diikuti oleh safety induction atau orientasi
pengenalan prosedur keselamatan setempat yang ketat dan terarah. Tanpa itu, Occidental
Petroleum harus menuai tragedi yang diabadikan di Rose Garden, Hazlehead Park, Aberdeen,
itu.

Anda mungkin juga menyukai