Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis

model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kasihan Kasbolah PTK adalah penelitian

tindakan dalam bidang pendidikan yang dilakukan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran1. Pengertian ahli di atas dapat

ditegaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu proses penelitian tindakan yang

dilaksanakan didalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas

pembelajaran dan digunakan sebagai cara untuk memecahkan masalah yang ada sehingga

menghasilkan hasil yang lebih baik.

Peneliti akan berkolaborasi dengan guru dalam melakukan tindakan dengan

tujuan menganal huruf-huruf alfabet pada anak tuna rungu kelas 1 sekolah dasar Luar Biasa

(SDLB) N Labui Banda Aceh dengan menggunakan media pembelajaran. Seluruh proses

dalam penelitian ini merupakan telaah, diagnosis, perencanaan, pemantauan, dimana peneliti

terlibat langsung dalam proses tersebut.

B. Variabel

Variabel penelitian ini adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya2. Dalam penelitian ini, penggunaan media pembelajaran

adalah variabel bebasnya “independent variable”, sedangkan variabel terikatnya “dependent

variable” adalah mengenal huruf-huruf alfabet.

1
Kasihan Kasbolah. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Depdikbud. 1999), h.15
2
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta. 2007), h. 38
C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian3. Sedangkan sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti4. Adapun populasi dari penelitian ini adalah

siswa tuna rungu. Sedangkan sampelnya adalah siswa tuna rungu kelas 1 yang ada

di SDLB N Labui Banda Aceh. Pengambilan sampel harus mengikuti teknik tertentu

yang disebut teknik sampling. Teknik sampling adalah teknik yang digunakan untuk

mengambil sampel dari populasi5 . Dalam penetapan sampel ini penulis berpedoman

pada pendapat Suharsimi Arikunto yang mengemukakan “Jika subjeknya kurang

dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau

20-25% atau lebih tergantung dengan kemamppuan peneliti waktu, tenaga, dan dana6

Tujuan penetapan sampel ini adalah untuk mengenalkan huruf-huruf alfabet

pada siswa tuna rungu menggunakan media pembelajaran dengan di bantu aplikasi

after effect agar meningkatkan pemahaman siswanya.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2019.Tempat penelitian di SDLB

N Labui Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan di dalam kelas dalam proses pembelajran

3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Cet. 15, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013),
h. 173.
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Cet. 12, (Jakarta: Rineka Cipta,2002),
h. 109.
5
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta. 2007), h. 217
6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Cet. 12,Jakarta: Rineka Cipta,
2002),h. 112.
Bahasa Indonesia, dengan berkolaborasi dengan guru yang mengajar Bahasa Indonesia atau

guru kelas.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Sasaran dari wawancara ini adalah para pendidik di SDLB N Labui Banda Aceh,

khususnya pendidik Anak Tuna rungu. Dalam wawancara ini, peneliti memakai

pedoman semi struktur. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang sudah di

rancang atau terstruktur berkaitan dengan metode pengajaran yang digunakan dalam

proses pembelajaran, respon anak dalam proses belajar mengajar, kendala-kendala

yang dihadapi yang kemudian diperdalam dengan pertanyaan-pertanyaan lebih

lanjut.

2. Observasi

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi yang

dilakukan secara prtisipatif, yaitu peneliti melibatkan diri di tengah-tengah kegiatan

subjek, peneliti ikut dalam kegiatan pembelajaran siswa dalam kelas. Peneliti

mengawasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan dilakukan didalam kelas dengan

menggunakan bantuan media pembelajaran, peneliti membantu melakukan

penyampaian suatu materi.Observasi partisipan dilakukan peneliti terhadap partisipasi

siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dan peneliti melakukan pengamatan

berstruktur.

3. Metode Tes

Metode tes dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur pencapaian pemahaman

siswa sebelum menggunakan media pembelajaran dan setelah digunakan media

pembelajaran dengan soal sebanyak 10 butir soal.


Tes dibuat dalam bentuk tulisan, guru memberikan soal dalam bentuk tulisan dan

gambar dalam kertas dan anak menjawabnya. Guru menilai sesuai pencapaian

pemahaman anak.

4. Dokumentasi

Peneliti memanfaatkan metode dokumentasi dalam pengumpulan data yang

diantaranya bersumber dari, kurikulum pendidikan bagi siswa tuna rungu, foto

kegiatan pembelajaran. Tujuan dari dokumentasi adalah untuk mengetahui

karakteristik dari siswa tunagrahita ringan, memberikan gambaran secara konkret

aktivitas belajar siswa dan guru, serta suasana kelas ketika proses belajar mengajar

sedang berlangsung.

5. Angket atau Kuisioner

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya7. Pada pengumpulan data dengan metode angket atau

kuisioner, terlebih dahulu peneliti menyusun kisi-kisi instrumen angket atau kuisioner

yang akan diberikan kepada responden. Responden dalam peneitian ini adalah guru

Bahasa Indonesia untuk anak tunarungu di SDLB N Labui Banda Aceh.

7
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Cet. 18, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.
142.
E. Uji Validitas

Untuk mengetahui ketepatan instrumen dalam mengukur indikator- indikator yang

telah dijabarkan dalam butir instrumen, maka perlu dilakukan pengujian validitas.

Menurut Sugiyono (2010: 122) membagi validitas instrumen menjadi dua macam,

yaitu validitas internal (rational) dan validitas eksternal (empiris). Validitas internal

terbagi menjadi validitas kontruksi dan validitas isi. Pengujian validitas instrumen

yang berupa tes harus memenuhi validitas kontruksi dan validitas isi, sedangkan

instrumen yang non tes cukup memenuhi validitas konstruksi. Menurut Sugiyono

(2010: 123) validitas kontruksi adalah jika instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan.

Ketiga Instrumen tersebut perlu diujikan validitasnya, karena instrument tersebut

belum dianggap baku. Uji validitas instrumen dalam penelitian ini telah dilakukan

oleh dosen Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitaas

Negeri Yogyakarta, yaitu Bapak Drs. Suparman, M.Pd dan Bapak Drs. H. Imam

Muchoyar, M.Pd. Instrumen dapat digunakan dalam penelitian jika hasil

pertimbangan dinyatakan valid. Setelah melalui koreksi dan revisi, akhirnya

instrumen dinyatakan layak untuk digunakan dalam penelitian.

6. Alur Penelitian

Model atau alur dalam penelitian tindakan menunjukkan pada proses pelaksanaan

penelitian meliputi menyusun perencana atau planning, tindakan atau acting, pengematan

atau observasi, refleksi atau reflecting8. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan desain

tindakan sebagai berikut:

8
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.92
Penjelasan dari desain penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Penelitian

Sebelum penulis melakukan penelitian, maka penulis membuat rencana

tindakan penelitian. Rencana penelitian terdiri dari perencanaan tindakan,

perencanaan evaluasi, dan apa saja yang dilakukan sebelum pengambilan data

penelitian. Berikut merupakan tahap perencanaan dalam penelitian ini:

a. Mendiskusikan penggunaan media dengan guru kelas dan dosen pembimbing

b. Merencanakan skenario tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian.

c. Membuat media pembelajaran menggunakan aplikasi after effect.

d. Mengkonsultasikan hasil media pembelajaran dengan dosen pembimbing.

e. Menyusun instrumen pengambilan data berupa panduan observasi dan soal tes

keaktifan dan sejauh mana pemahaman anak tunarungu dengar belajar

menggunakan media pembelajaran.

f. Konsutasi instrumen penelitian dengan dosen pembimbing.

g. Merencanakan pembelajaran/membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)
h. Mengkonsultasikan RPP dan dosen pembimbing

i. Membagi tugas dengan guru kolaborasi terkait pelaksanaan tindakan dan bentuk

kolaborasij.

j. Mengurus surat ijin penelitian

2. Pelaksanaan penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari dua tahap.Setiap tahap pembelajaran dalam

penelitian ini mempunyai alokasi waktu 2x35 menit. Pelaksanaan tindakan penelitian

sebagai berikut:

a. Tahap I : memperkenalkan huruf-huruf alfabet pada ana tuna rungu tidak

menggunakan media pembelajaran.

Siswa pada tahap ini dikenalkan dengan huruf-huruf alfabet menggunakan nama-

nama seperti ayam, bebek, cicak, dll secara manual dengan menggambarkan

bentuk ayam seperti apa.

b. Tahap II : memperkenalkan huruf-huruf alfabet pada ana tuna rungu

menggunakan media pembelajaran.

Siswa pada tahap ini dikenalkan dengan huruf-huruf alfabet menggunakan nama-

nama seperti ayam, bebek, cicak, dll dengan menggunakan media pembelajaran.

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati dan memonitoring proses tindakan. Adapun

komponen yang perlu diamati adalah partisipasi siswa selama mengikuti

pembelajaran.Monitoring dilakukan oleh peneliti, sedangkan guru kolaborator melakukan

tindakan.

Kegiatan monitoring menggunakan dua jenis instrumen. Pertama adalah

instrumen panduan observasi berupa check list, yang kedua adalah catatan khusus. Lembar
observasi memuat aspek-aspek yang telah ditentukan dalam pembelajaran yang terkait

dengan kinerja, kesesuaian tindakan dan partisipasi siswa. Instrumen pengamatan yang

kedua adalah catatan khusus. Catatan ini berfungsi membantu penulis dalam mencatat

hal-hal yang bertentangan dalam pembelajaran yang tidak terduga dan dampak yang

ditimbulkan.

4. Refleksi

Refleksi ini dilakukan setelah semua tahap dilaksanakan. Guru dan penulis

berdiskusi dengan mengevaluasi hasil pengamatan dan tes kemampuan sejauh mana

pemahamamnya. Hasil refleksi ini digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan

yang telah dilakukan peneliti dan guru kolabolator. Data yang diperoleh berupa faktor

pendukung keberhasilan dan apa saja faktor penghambat keberhasilan tindakan. Hasil tes

dalam refleksi kali ini digunakan untuk menentukan keberhasilan keaktifan dan sejauh

mana tingkat pemahaman siswa tuna rungu mengenal huruf-huruf alfabet.

Selain itu hasil refleksi dapat digunakan untuk menentukan apakah tindakan yang

diberikan telah berhasil atau belum berhasil. Tindakan dikatakan berhasil bila siswa tuna

rungu memahami materi yang telah diajarkan minimal sebesar 60.

Anda mungkin juga menyukai