Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Nama : Fauzan Aditya Pratama
NIM : 18/426104/SV/15246
Hari/Jam : Senin / 11.00 – 13.00
Kelompok : PJNF 1
Asisten : 1. Rini Fathoni Lestari
2. Laras Nirmala Santi
3. William Krista Mahendra
PROGRAM DIPLOMA
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
ACARA II
PENGENALAN KONSEP RESOLUSI ( RADIOMETRIK, SPASIAL, DAN
TEMPORAL ) DALAM SISTEM PENGINDERAAN JAUH NON-
FOTOGRAFI
I. TUJUAN
1. Mengenal, memahami, dan mengaplikasikan konsep resolusi yang
digunakan dalam Sistem Penginderaan Jauh Non-Fotografi.
V. PEMBAHASAN
Citra adalah gambaran suatu obyek yang nampak pada kamera atau sensor
dan merupakan hasil sistem penginderaan jauh yang berupa cetakan gambar agar
dapat diamati oleh si pengamat (Sutanto, 2009). Kualitas gambar citra penginderaan
jauh dapat dilihat berdasarkan resolusi yang digunakan. Resolusi adalah jumlah
piksel atau picture element yang tersusun dalam sebuah gambar digital. Resolusi
ditentukan dengan jumlah dan kumpulan piksel yang membentuk gambar
foto. Resolusi merupakan salah satu faktor penentu kualitas gambar digital. Sebab
resolusi berbanding lurus dengan kualitas gambar. Semakin tinggi resolusi,
semakin bagus kualitas gambar. Sebaliknya, semakin rendah resolusi, semakin
rendah kualitas gambar (Lillesand, & Kiefer.1997). Terdapat 4 konsep resolusi
dalam penginderaan jauh yaitu resolusi spasial, resolusi temporan, resolusi spektral
dan resolusi radiometrik. Praktikum melakukan pengamatan terhadap 3 konsep
resolusi pada citra landsat 8 yaitu resolusi radiometric, resolusi spasial, dan resolusi
temporal.
Resolusi radiometrik adalah tingkat kesensitifan sensor satelit dalam
merekam nilai reflektasi dari berbagai obyek di permukaan bumi yang dinyatakan
dalam bit. Semakin besar bitnya maka semakin tinggi resolusi radiometriknya
(syah, 2010). Pengamatan resolusi radiometrik pada citra landsat 8 dilakukan pada
bit 1, 2 , 4, 6, 8, 16. Bit juga bisa disebut julat (range) julat tersebut dapat berupa 1
bit (0-1), 2 bit (0-3), 4 bit (0-15), 6 bit (0- 63), 8 bit (0-255), 16 bit (0-65535). Dapat
dihitung dengan cara 2n dimana n adalah nilai bit. Objek yang dapat diinterpretasi
pada masing masing bit berbeda – beda. Bit 1 dan 2 tingkat kejelasan tidak terlalu
jelas dikarenakan warna yang cenderung hitam dan putih. Pada bit 1 objek yang
dapat dilihat dengan jelas objek tingkat 1 yaitu vegetasi dan non vegetasi. Objek
vegetasi memiliki rona yang terang dan objek selain vegetasi yaitu air yang Nampak
berona hitam. Objek seperti pemukiman terlihat tidak jelas. Bit 4 objek yang dapat
diamati sama seperti bit 1 dan 2, namun objek yang dapat di interpretasi sedikit
lebih beragam dikarenakan resolusi radiometriknya semakin baik. Bit 6 tingkat
kejelasan objek mulai terlihat. Dengan adanya detail berupa pemukiman, jalan, dan
sawah yang mulai terlihat, objek yang terlihat sangat jelas yaitu vegetasi dan
wilayah peraiaran seperti laut. Bit 8 objek mulai terlihat jelas objek seperti
pemukiman, swah, jalan mulai terlihat detail, pengamatan objek mulai berada pada
tingkat 3 dengan banyak objek terlihat dengan rona yang detail dan sedikit gelap.
Bit 16 objek mulai terlihat sangat jelas dengan banyak objek yang dapat
diinterpretasi dengan rona yang detail, pengamatan objek mulai berada pada tingkat
4. Berdasarkan pengamatan pada masing masing bit, semakin tinggi resolusi
radiometriknya maka semakin bagus citra yang dihasilkan dan juga sebaliknya.
Resolusi spasial merupakan ukuran terkecil obyek di lapangan yang dapat
direkam pada data digital maupun pada citra. Pada data digital resolusi dilapangan
dinyatakan dengan pixel. Semakin kecil ukuran terkecil yang dapat direkam oleh
suatu sistem sensor, berarti sensor itu semakin baik karena dapat menyajikan data
dan informasi yang semakin rinci. Resolusi spasial yang baik dikatakan resolusi
tinggi atau halus, sedang yang kurang baik berupa resolusi kasar atau rendah
(Suwargana,2013). Pengamatan dilakukan pada citra landsat 8 dengan ukuran pixel
15 m, 30 m, 60 m, 120 m, 240 m. Citra Landsar pixel 15 m menggunakan saluran
pankromatik, objek yang dapat diamati seperti pemukiman, vegetasi dan air
menjadi detail, dikarenakan ukuran pixel 15 m dan cakupan wilayahnya sempit.
Citra Landsat pixel 30 m cakupannya sedikit lebih luas dengan objek yang lumayan
detail masih dapat diinterpretasi. Citra Landsat pixel 60 cakupannya mulai luas
dengan objek yang semakin terlihat tidak detail. Citra landsat pixel 120 m
cakupannya mulaii semakin luas, objek yang semakin terlihat kecil dan tidak detail.
Citra landsat pixel 240 m cakupannya sangat luas dan dapat memilih wilayah yang
diamati semakin banayk (luas).
Resolusi temporal ialah frekuensi perekaman ulang kembali ke daerah
yang sama pada rentang waktu tertentu. Rentang waktu perulangan ke asal daerah
yang sama satuannya dinyakan dalam jam atau hari (Sutanto.1986). pengamatan
konsep resolusi temporal dilakukan pada citra Landsat 8 komposit 543 dengan
perbedaan waktu perekaman citranya, perekaman pertama dilakukan pada tanggal
11 april 2017, perekaman kedua dilakukan pada tanggal 18 mei 2017, perekaman
ketiga dilakukan pada tanggal 25 mei 2017. Perekaman pertama tanggal 11 april
2017 dihasilkan citra dengan beberapa kenampakan objek yang memiliki rona dan
warna yang lebih pekat. Objek tubuh air berwarna hitam dan memiliki rona gelap,
vegetasi berwarna merah dan rona terang, tanah berwarna merah kecoklatan dengan
rona gelap. Perekaman kedua dan ketiga memiliki kesamaan rona dan warna pada
masing masing objek yang teramati. Objek tubuh air berwarna biru muda dengan
rona gelap, objek vegetasi berwarna merah muda dengan rona terang, dan objek
tanah berwarna cyan dengan rona terang. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
pada citra landsat 8 komposit 543 hasil perekaman pertama berbeda dari hasil
perekaman kedua dan ketiga. Perbedaaan nampak jelas pada rona dan warna objek,
perbedaan tersebut terjadi karena waktu perekaman yang berbeda waktu cukup jauh
antara perekaman pertama dengan kedua dan ketiga. Sedangkan perekaman kedua
dan ketiga memilik kesamaan rona dan warna karena perbedaan perekaman yang
tidak terpaut jauh.
VI. KESIMPULAN
1. Resolusi yang digunakan dalam penginderaan jauh non fotografi yaitu
resolusi radiometrik merupakan resolusi dengan kesensitifan sensor yang
berupa bit untuk membedakan kejelasan objek, semakin besar bit maka
difirensiasi objek akan bagus. Resolusi spasial merupakan ukuran terkecil
objek yang dapat diamati pada citra, untuk mengetahui kedetailan dan
cakupan wilayah perekaman. Resolusi temporal merupakan perekaman
wahana pada orbit dan lintasan yang sama dengan rantang waktu tertentu,
semakin sedikit waktu yang dibutuhkan resolusi temporalnya bagus.
DAFTAR PUSTAKA
Lillesand, & Kiefer. (1997). Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra
(Terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Prof.DR. sutanto, 2009, ‘makalah penginderaan jauh jilid 1’, Penginderaan jauh,
Jilid 1, hh 4-7 & 15-19.
Sutanto.1986. Penginderaan Jauh I. Cetakan ke dua.Yogyakarta : Gama Press
Universitas Gadjah Mada.
Suwargana, N. 2013. Resolusi Spasial, Temporal Dan Spektral, Pada Citra Satelit
Landsat, Spot Dan Ikonos, Jurnal Ilmiah Widya, 1(2). 167-174
Syah, A.F.2010, Penginderaan Jauh Dan Aplikasinya Di Wilayah Pesisir Dan
Lautan, Jurnal Kelautan. 3(1). 18-28.