Anda di halaman 1dari 10

SKALA KARAKTER TOLERANSI: KONSEP DAN

OPERASIONAL ASPEK KEDAMAIAN, MENGHARGAI


PERBEDAAN DAN KESADARAN INDIVIDU
Agus Supriyanto1), Amien Wahyudi2)
1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
agus.supriyanto@bk.uad.ac.id
2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
amien.wahyudi@bk.uad.ac.id

Abstrak
Pendidikan karakter di sekolah bagian integral dari program penguatan karakter. Karakter
toleransi berfungsi untuk menumbuhkan kompetensi multikultural siswa. Fenomena
kasus intoleransi perlu dicegah melalui pengembangan pendidikan karakter di sekolah.
Tujuan penelitian untuk menemukan butir-butir pernyataan yang valid dan reliabel pada
instrumen skala karakter toleransi. Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed
methods. Rancangan penelitian menggunakan rancangan transformatif sekuensial.
Intrument penelitian ini melalui studi dokumentasi beruapa analisis teks, wawancara, dan
survei. Analisis penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif tentang kajian jurnal
dan buku sebagai studi dokumentasi, forum group dicussion penentuan butir-butir
pernyataan dan analisis deskriptif kuantitatif dari hasil uji beda untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas instrumen karakter toleransi. Temuan mengungkap konsep dan
operasionalisasi skala karakter toleransi melalui tiga aspek, yaitu (1) aspek kedamaian
meliputi indikator peduli, ketidaktakutan, dan cinta, (2) aspek menghargai perbedaan dan
individu meliputi indikator saling menghargai satu sama lain, menghargai perbedaan
orang lain, dan menghargai diri sendiri, serta (3) aspek kesadaran meliputi indikator
menghargai kebaikan orang lain, terbuka, reseptif, kenyamanan dalam kehidupan, dan
kenyamanan dengan orang lain. Skala karakter toleransi memiliki 39 butir pernyataan
yang valid. Koefisien reliabilitas skala karakter toleransi adalah 0,777 yang termasuk
dalam kategori reliabilitas tinggi. Skala karakter toleransi dapat digunakan untuk
mengidentifikasi tingkat karakter toleransi.
Kata Kunci: Karakter Toleransi

Abstract
Character education in schools an integral part of the character strengthening programs.
Tolerance character serves to foster multicultural competence in students. The
phenomenon of intolerance cases should be prevented through the development of
character education in schools. The goal of research to find a grain of valid and reliable
statements on the instrument scale tolerance character. This research uses mixed
methods approach. Design research uses sequential transformative design. Instrument
this research through documentation study in form of text analysis, interview, and survey.
Research analysis used qualitative descriptive analysis about study of journals and books
as documentation studies, and forum group discussion for the determination of statement
items and quantitative descriptive analysis from different test results to know validity and
reliability of instrument tolerance character. The findings reveal the concept and
operationalization of tolerant character scale through three aspects: (1) peace aspects
include indicators care, fear, and love, (2) value diversity and individual aspects include
indicators respect each other, respect differences of others, and respect ourselves, and (3)
awareness aspects include indicators of appreciating the goodness of others, open,

61
62 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 61 - 70

receptive, comfort in life, and comfort with others. Tolerance character scale has 39 valid
statement items. Tolerance character scale reliability coefficient is 0.777 which was
included in category of high reliability. Scale tolerance character can be used to identify
the level of tolerance character.
Keywords: Character Tolerance

meningkat (Andersen& Fetner,


PENDAHULUAN
2008). Sikap anti-Eropa sebagai
Setiap negara memiliki ragam dampak negatif globalisasi terhadap
budaya dan karakter yang khas yang orang-orang yang bekerja dalam
membedakannya dengan negara lain. profesi mengancam globalisasi dan
Keragaman budaya ini dapat Eropaisasi cenderung menjadi lebih
menimbulkan kekhasan yang unik tidak toleran terhadap imigran dan
pada setiap masyarakat dari bahasa, pekerja asing (Giugni& Morariu,
agama, suku, ras, warna kulit, dan 2010). Laporan The Wahid Institute
adat istiadat. Padangan positif tentang kasus pelanggaran kebebasan
tentang keragaman menimbulkan beragama dan berkeyakinan serta
persatuan bangsa dengan berbagai intoleransi di Indonesia pada tahun
tantangan di era globalisasi. Selain 2013 yang mencapai 245 peristiwa
pandangan positif keragaman budaya dan pada tahun 2014 mencapai 154
dapat dipandang juga secara negatif peristiwa atau turun 40 persen
salah satu nya yaitu jika masyarakat dengan kasus yang terjadi 55
Indonesia tidak bisa menghargai peristiwa yaitu Daerah Istimewa
segala perbedaan dari keragaman Yogyakarta dengan 21 peristiwa,
manusianya. Penguatan karakter Sumatera Utara dengan 18 peristiwa,
kebangsaan dapat dimulai dari DKI Jakarta dengan 14 peristiwa,
optimalisasi pendidikan karakter Jawa Tengah dengan 10 peristiwa,
berbasis kearifan lokal (Sultoni & dan Sulawesi Selatan dengan 10
Hilmi, 2015). Pendidikan berbasis peristiwa (Setiawan, 2015). Hasil
nilai menekankan pada realisasi penelitian mengungkap bahwa Sunni
warga negara yang baik, yang dan Syiah menilai dampak kurikulum
memiliki kompetensi holistik dalam sekolah sebagai alasan paling penting
pengetahuan, keterampilan, dan sifat di balik intoleransi agama, sementara
berdasarkan nilai-nilai Pancasila atau kaum Ahmadiyah dan Kristen
Lima Prinsip Indonesia atau karakter menilai literatur yang membenci
nasional (Nurdin, 2015). sebagai alasan dari kasus intoleransi
Kondisi yang diharapkan (Khan, Österman, & Björkqvist,
sesuai dengan uraian di atas belum 2017).
semuanya berjalan dengan maksimal. Fakta dari kasus intoleransi
Fenomena perilaku yang tidak akibat dari nilai-nilai karakter yang
menghargai perbedaan antar individu belum terinternalisasi dalam karakter
dapat menimbulkan perilaku anarkis. manusia. Pendidikan memiliki peran
Hasil penelitian mengungkap bahwa dalam pengembangan karakter
toleransi cenderung menurun karena melalui pendidikan karakter. Hasil
ketimpangan pendapatan nasional penelitian menunjukkan keyakinan
Agus, Amin;Skala Karakter Toleransi: Konsep dan Operasional ….. 63

pada siswa dapat mengembangkan teori yang dikembangkan Tillman


keterampilan dan kemampuan (2004) tentang butir-butir refleksi
berinteraksi secara positif dengan dari karakter toleransi tersebut adalah
lingkungan dan teman sebayanya (a) kedamaian adalah tujuan; (b)
(Elias, et.al., 2008; Richardson, toleransi adalah terbuka dan reseptif
Tolson, Huang, & Lee, 2009). Hasil pada indahnya perbedaan; (c)
penelitian menunjukkan bahwa guru toleransi menghargai individu dan
sebagai model memberi kontribusi perbedaan; (d) toleransi adalah saling
pada pendidikan moral anak-anak, menghargai satu sama lain; (e) benih
sehingga pembentukan komunitas dari intoleransi adalah ketakutan dan
yang lebih peduli dapat terjadi, dan ketidakpedulian; (f) benih dari
komunitas tersebut berdampak pada toleransi adalah cinta; (g) jika tidak
turunnya secara signifikan, perilaku cinta tidak ada toleransi; (h) yang
intimidasi, dan nilai tes di sekolah tahu menghargai kebaikan dalam diri
juga mengalami peningkatan hampir orang lain dan situasi memiliki
50%. (Marshall, Caldwell, & Foster, toleransi; (i) toleransi berarti
2011; Sanderse, 2013). Sekolah menghadapi situasi sulit; dan (j)
memiliki peran bersama untuk toleransi terhadap ketidaknyamanan
mengembangkan karater siswa. Hasil hidup dengan membiarkan berlalu,
penelitian menunjukkan bahwa orang ringan, dan membiarkan orang lain.
tua, guru, dan administrator sebagai Butir-butir refleksi karakter toleransi
pemangku kepentingan secara tersebut akan mengantarkan
bersama-sama bergabung untuk kedamaian antar individu di
mendorong siswa mewujudkan nilai- masyrakat.
nilai baik dalam kehidupan yang Instrumen yang dikembangkan
berkaitan dengan identitas individu akan berguna untuk mengetahui
yang beragam baik dari segi format tingkat karakter toleransi siswa SMP.
maupun substansi kerjasama dalam Hasil pengukuran akan menjadi
proses pembentukan identitas
acuan atau dasar pihak-pihak yang
nasional yang menghasilkan bertanggung jawab seperti guru,
penguatan secara afektif dan sikap konselor, atau orang tua siswa untuk
intelektual yang mempengaruhi meminimalisir permasalahan kasus
pengembangan sikap sosial, intoleransi. Masalah intolerasi dapat
keterampilan sosial dan sikap menjadi masalah serius sekaligus
spiritual (Parker, Nelson, & Burns, tantangan bagi pihak-pihak yang
2010; Trisiana, 2015; Wang, 2017). bertanggung jawab untuk mencegah
Permasalahan di atas siswa berperilaku intoleransi.
mendorong untuk dikembangkannya Kasus intoleransi menjadi
sebuah instrumen yang dapat masalah serius dan dapat berdampak
berguna mengetahui tingkat karakter negatif bagi berbagai kalangan jika
toleransi pada siswa Sekolah tidak segera disadari dan dicari jalan
Menengah Pertama (SMP). keluarnya. Tillman (2004)
Instrumen yang dikembangkan dapat menyatakan karakter toleransi
berupa skala karakter toleransi. Skala sebagai sikap saling menghargai
karakter toleransi yang melalui pengertian dengan tujuan
dikembangkan ini berdasarkan pada
64 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 61 - 70

kedamaian. Toleransi adalah menuju Intrument penelitian ini melalui


kedamaian. Toleransi disebut sebagai studi dokumentasi beruapa analisis
faktor esensi untuk perdamaian. teks, wawancara, dan survei.
Galtung (1967) mengkonsep makna Rancangan penelitian dalam
damai itu sendiri sebagai suatu pendekatan mixed methods melalui
kondisi internal manusia yang empat tahap. Pertama, tahap studi
memiliki pikiran damai terhadap literatur di jurnal dan buku ilmiah.
dirinya sendiri ketika dihadapkan Kedua, wawancara penyusunan
pada situasi tertentu. butir-butir pernyataan melalui forum
Dampak negatif yang group discussion (FGD). Ketiga,
dijelaskan menunjukkan bahwa wawancara mengenai butir-butir
tingkat karakter toleransi perlu pernyataan terhadap ahli dan subyek
diukur dan segera disadari oleh penelitian. Keempat, pengembangan
pihak-pihak yang bertanggung item pernyataan sesuai aspek.
jawab. Hal ini dimaksudkan agar Kelima, survei hasil pengembangan
perilaku maladaptif tersebut segera item pernyataan sesuai aspek.
mendapat penanganan jika memang Terakhir, menguji validitas dan
terjadi di kalangan pelajar. Instrumen reliabilitas.
yang dapat dikembangkan satunya Tahap pertama, menemukan
skala karakter toleransi. Sebuah skala variabel karakter toleransi melalui
sebelum diimplementasikan sebagai studi literatur melalui analisis jurnal
alat ukur perlu diuji coba terlebih dan buku ilmiah yang memuat
dahulu sehingga akan diketahui indikator-indikator karakter toleransi.
kelayakan instrumen tersebut Tahap kedua, forum group
berdasarkan hasil uji validitas dan discussion (FGD) dengan pakar/ ahli
reliabilitas. Artikel ini memaparkan dari hasil temuan indikator toleransi
tentang proses penyusunan instrumen untuk disusun butir-butir pernyataan.
skala karakter toleransi yang valid Tahap ketiga, butir-butir pernyataan
dan reliabel, sehingga skala tersebut divalidasi oleh empat ahli untuk
menjadi skala yang layak untuk mengetahui validitas isi dari butir-
mengetahau tingkat karakter butir pernyataan pada aspek karakter
toleransi dikalangan siswa. toleransi. Tahap keempat,
pengembangan 60 butir-butir
karakter toleransi. Tahap kelima,
METODE PENELITIAN
survei untuk uji coba butir-butir
Penelitian ini menggunakan karakter toleransi pada 100 siswa
pendekatan mixed methods. SMP yang tersebar di SMP Se- DIY.
Rancangan penelitian menggunakan Tahap keenam, survei dianalisis
rancangan transformatif sekuensial. untuk mengetahui valid dan reliabel
Hasil penelitian memiliki tujuan instrument melalui korelasi product
untuk menemukan butir-butir moment untuk menentukan tingkat
pernyataan yang valid dan reliabel validitasnya dan menggunakan
pada instrumen skala karakter rumus alpha cronbach untuk
toleransi. menentukan tingkat reliabilitasnya.
Hasil temuan akan menunjukkan data
tentang aspek karakter toleransi dan
Agus, Amin;Skala Karakter Toleransi: Konsep dan Operasional ….. 65

item-item yang valid dan reliabel langsung dan atau struktural. teori
untuk dapat mengukur karakter yang dikembangkan Tillman (2004)
toleransi. tentang butir-butir refleksi dari
Analisis penelitian karakter toleransi tersebut adalah (a)
menggunakan analisis deskriptif kedamaian adalah tujuan; (b)
kualitatif tentang kajian jurnal dan toleransi adalah terbuka dan reseptif
buku sebagai studi dokumentasi, pada indahnya perbedaan; (c)
forum group dicussion penentuan toleransi menghargai individu dan
butir-butir pernyataan, dan hasil perbedaan; (d) toleransi adalah saling
validasi ahli tentang isi dari butir- menghargai satu sama lain; (e) benih
butir pernyataan. Selain analisis dari intoleransi adalah ketakutan dan
deskriptif kualitatif, analisis juga ketidakpedulian; (f) benih dari
menggunakan analisis deskriptif toleransi adalah cinta; (g) jika tidak
kuantitatif dari hasil uji beda untuk cinta tidak ada toleransi; (h) yang
mengetahui validitas dan reliabilitas tahu menghargai kebaikan dalam diri
instrumen karakter toleransi. Hasil orang lain dan situasi memiliki
analisis akan menemukan fakta toleransi; (i) toleransi berarti
tentang aspek, indikator, dan butir- menghadapi situasi sulit; dan (j)
butir pernyataan dari karakter toleransi terhadap ketidaknyamanan
toleransi siswa SMP. hidup dengan membiarkan berlalu,
ringan, dan membiarkan orang lain.
Butir-butir refleksi karakter toleransi
HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut akan mengantarkan
Hasil temuan dari studi kedamaian antar individu di dunia.
literatur melalui analisis jurnal dan Temuan dari studi literatur
buku ilmiah menjadi rujukan utama mengungkap aspek dan indikator
untuk mengetahui karakter toleransi. karakter toleransi yaitu kedamaian,
Hasil penelitian Galtung & Fischer menghargai perbedaan dan individu,
(2013) tentang konsep perdamaian serta kesadaran.
yaitu tidak adanya kekerasan budaya
yang melegitimasi kekerasan

Tabel 1. Aspek Karakter Toleransi


No Aspek Toleransi Indikator Toleransi

1. Kedamaian a. Peduli
b. Ketidaktakutan
c. Cinta
2. Mengahargai a. Saling menghargai satu sama lain
Pebedaan dan b. Menghargai perbedaan orang lain
Individu c. Menghargai diri sendiri
3 Kesadaran a. Menghargai kebaikan orang lain
b. Terbuka
c. Reseptif
d. Kenyamanan dalam kehidupan
e. Kenyamanan dengan orang lain
66 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 61 - 70

Temuan butir pernyataan dari didik dalam mengengkap karakter


forum group discussion (FGD) toleransi siswa SMP.
dengan pakar/ ahli serta hasil validasi Uji coba instrumen skala
isi menemukan indikator karakter karakter toleransi dilakukan pada 100
toleransi dan 60 butir pernyataan responden. Uji validitas dan
untuk mengungkap tiga aspek reliabilitas skala perilaku agresi
karakter toleransi. Aspek-aspek dibantu dengan aplikasi SPSS 19.
karakter toleransi yaitu (1) aspek Berdasarkan hasil analisis korelasi
kedamaian meliputi indikator peduli, product moment dapat disimpulkan
ketidaktakutan, dan cinta, (2) aspek bahwa dari 50 jumlah total item, 39
menghargai perbedaan dan individu item diataranya dinyatakan valid,
meliputi indikator saling menghargai sehingga 39 item dipertahankan dan
satu sama lain, menghargai sisanya, 11 item dinyatakan gugur.
perbedaan orang lain, dan Hasil analisis Alpha Cronbach,
menghargai diri sendiri, serta (3) koefisien reliabilitasnya adalah
aspek kesadaran meliputi indikator 0,777 yang termasuk dalam kategori
menghargai kebaikan orang lain, reliabilitas tinggi. Hasil analisis di
terbuka, reseptif, kenyamanan dalam atas dapat menjadi dasar untuk
kehidupan, dan kenyamanan dengan menentukan bahwa instrumen skala
orang lain. Butir-butir pernyataan karakter toleransi layak untuk
sesuai dengan perkembangan digunakan untuk mengetahui tingkat
psikologis dan pembelajaran peserta karakter toleransi siswa SMP.

Tabel 2. Pernyataan Aspek Kedamaian


Kedamaian
a. Peduli
Saya membantu teman saya dari luar daerah jika terkena musibah
Menolong teman yang kesulitan masuk ruang kelas saat memakai kursi roda
Memahami cara berbicara teman lain yang berbeda tutur bahasa
Mendengarkan teman lain yang sedang berbicara di depan kelas
b. Ketidaktakutan
Bersedia memberikan alamat dan nomor telepon kepada teman dari luar daerah
Membantu teman yang tidak disukai oleh teman-teman lain
c. Cinta
Mengunjungi teman yang sakit walaupun berbeda agama
Menyukai perbedaan antara laki-laki dan perempuan
Saya tidak menyukai cara beribadah teman lain yang berbeda agama
Saya bersedia berdiskusi untuk menemukan solusi jika ada perdebatan
Saya menerima teman lain yang tidak sependapat
Saya menerima usul dari teman lain yang berbeda agama
Agus, Amin;Skala Karakter Toleransi: Konsep dan Operasional ….. 67

Tabel 3. Pernyataan Aspek Menghargai Perbedaan dan Individu


Menghargai Perbedaan dan Individu
a. Saling menghargai satu sama lain
Saya bersahabat dengan teman dari berbagai daerah
Saya tidak keberatan pendirian tempat ibadah agaman lain di lingkungan sekolah
Saya memberikan salam kepada teman dari daerah lain
Saya tidak menyukai budaya dari daerah lain
b. Menghargai perbedaan orang lain
Saya berteman tanpa membedakan warna kulit teman lain
Saya bersedia satu bangku dengan teman kaya atau miskin
Saya enggan memberikan salam kepada teman yang tidak saya sukai dan berbeda
dengan saya
Saya tidak menyukai tutur bahasa teman yang berasal dari luar jawa
Saya menolong teman yang sedang dalam musibah
c. Menghargai diri sendiri
Saya menganggap bahwa diri saya yang paling benar dibanding teman lain
Saya suka melihat perbedaan yang ada di luar daerah saya
Saya senang saat ada diskusi dengan teman lain
Tabel 4. Pernyataan Aspek Kesadaran
Kesadaran
a. Menghargai kebaikan orang lain
Saya senang jika orang lain memberikan saran kepada saya
Bersatu dengan sekolah untuk memajukan sekolah
b. Terbuka
Bermusyawarah untuk menyelesaikan pertentangan dengan teman di sekolah
Saya bermusyawarah dengan semua teman apapun perbedaannya
Saya mendukung jika teman yang berbeda agama menjadi pemimpin
Menerima saran dari seluruh teman maupun guru
c. Reseptif
Saya menghargai teman yang mengutarakan pendapatnya pada saat diskusi
Saya menghargai perbedaan pendapat dengan teman lain
d. Kenyamanan dalam kehidupan
Kebersamaan di sekolah menjadi bagian penting kehidupan
Berbeda agama dengan teman lain dapat menimbulkan masalah
Perbedaan pendapat menimbulkan solusi saat diskusi
Perbedaan asal daerah tidak menyebabkan masalah dalam memilih teman
e. Kenyamanan dengan orang lain
Saya senang jika muncul perbedaan cara berbicara dengan teman
Saya bermain dengan teman tanpa membedakan derajat
Saya ingin belajar satu kelompok dengan semua teman tanpa membedakan ganteng
atau cantik
68 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 61 - 70

Layaknya penelitian Wahyudi untuk memaksimalkan kualitas


(2017) menyatakan bahwa sekolah layanan bimbingan (Dewi, 2016).
memiliki peran dalam Skala karakter toleransi yang
pengembangan pendidikan karakter telah dikembangkan ini diharapkan
toleransi beragama yang dapat digunakan konselor di sekolah
multikultural, sehingga untuk mengidentifikasi tingkat
menumbuhkan sikap menghargai karakter toleransi siswa. Konselor
keberagamannya. Penelitian lain dapat merancang sebuah strategi
yang dilakukan oleh Suciartini untuk mengembangkan karakter
(2017) pendidikan adalah tempat toleransi dan mencegah fenomenan
tumbuh perbedaan dan intoleransi.
menumbuhkan rasa saling
menghormati diantara perbedaan.
Guru atau pendidik sebagai ujung KESIMPULAN
tombak pendidikan memiliki peran Penelitian ini menemukan
khusus dalam menanamkan toleransi butir-butir pernyataan yang valid dan
di dunia pendidikan akan menjadi reliabel pada instrumen skala
teladan bagi semua. Maka skala karakter toleransi. Penelitian
karakter toleransi ini dapat dilakukan untuk menemukan konsep
digunakan untuk mengetahui tingkat dan operasionalisasi skala karakter
toleransi pada siswa sekolah dan toleransi melalui tiga aspek, yaitu
mengembangkan tingkat toleransi kedamaian, menghargai perbedaan
dari hasil alat ukur. Supriyanto dan individu, serta kesadaran. Aspek-
(2017) menjelaskan bahwa aspek karakter toleransi yaitu (1)
penggunaan assessment yang tepat, aspek kedamaian meliputi indikator
relevan, valid, dan reliabel akan peduli, ketidaktakutan, dan cinta, (2)
sangat mendukung pada proses aspek menghargai perbedaan dan
pelaksanaan dari pendekatan individu meliputi indikator saling
bimbingan maupun konseling. menghargai satu sama lain,
Hasil penelitian ini dapat menghargai perbedaan orang lain,
disimpulkan bahwa skala karakter dan menghargai diri sendiri, serta (3)
toleransi bisa digunakan untuk aspek kesadaran meliputi indikator
mengukur tingkat toleransi siswa. menghargai kebaikan orang lain,
Tingkat toleransi siswa yang terbuka, reseptif, kenyamanan dalam
diketahui dari skala karakter toleransi kehidupan, dan kenyamanan dengan
menjadi dasar untuk menyusun orang lain.
rencana tindakan guna mencegah dan Skala karakter toleransi
mereduksi intoleransi dikalangan memiliki 39 butir pernyataan yang
siswa sekolah. Rencana tersebut akan valid. Koefisien reliabilitas skala
tertuang dalam program Bimbingan karakter toleransi adalah 0,777 yang
dan Konseling yang memandu guru termasuk dalam kategori reliabilitas
bimbingan dan konseling atau tinggi. Hasil penelitian berupa skala
konselor dalam memberikan layanan karakter toleransi dapat digunakan
kepada siswa. Model kelompok oleh konselor untuk mengidentifikasi
panduan berdasarkan nilai karakter
lokal java dapat dijadikan alternatif
Agus, Amin;Skala Karakter Toleransi: Konsep dan Operasional ….. 69

tingkat karakter toleransi siswa di 2007. In: Simon Hug and


sekolah. Hanspeter Kriesi. Value
change in Switzerland.
Lexington Books.
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, R., & Fetner, T. (2008). Khan, T., Österman, K., &
Economic inequality and Björkqvist, K. (2017). Severity
intolerance: Attitudes toward and Reasons Behind Religious
homosexuality in 35 Intolerance in Pakistan:
democracies. American Perceptions of Sunnis, Shias,
Journal of Political Ahmadis, and
Science, 52(4), 942-958. Christians. EJSER European
Journal of Social Sciences
Dewi, N. K. (2016). Pengembangan Education and Research
Model Bimbingan Kelompok Articles, 10(2), 193-202
Berbasis Nilai Karakter Lokal
Jawa untuk Meningkatkan Marshall, J. C., Caldwell, S. D., &
Kesadaran Diri (Self Foster, J. (2011). Moral
Awareness) Siswa. Counsellia: education the
Jurnal Bimbingan dan character. Journal of Moral
Konseling, 3(1). Education, 40(1), 51-72.

Elias, M. J., Parker, S. J., Kash, V. Nurdin, E. S. (2015). The Policies on


M., Weissberg, R. P., & Civic Education in Developing
O’Brien, M. U. (2008). Social National Character in
and emotional learning, moral Indonesia. International
education, and character Education Studies, 8(8), 199-
education: A comparative 209.
analysis and a view toward Parker, D. C., Nelson, J. S., & Burns,
convergence. Handbook of M. K. (2010). Comparison of
moral and character correlates of classroom
education, 248-266. behavior problems in schools
Galtung, J. (1967). Theories of with and without a school‐wide
Peace: A Synthetic Approach character education
to Peace Thinking. Oslo: program. Psychology in the
International Peace Research Schools, 47(8), 817-827.
Institute. Richardson, R. C., Tolson, H.,
Galtung, J., & Fischer, D. (2013). Huang, T. Y., & Lee, Y. H.
Positive and negative peace. (2009). Character education:
In Johan Galtung. Springer Lessons for teaching social and
Berlin Heidelberg. 173-178. emotional
competence. Children &
Giugni, M., & Morariu, M. (2010). Schools, 31(2), 71-78.
Intolerance begets intolerance:
Explaining negative attitudes Sanderse, W. (2013). The meaning of
towards foreigners and role modelling in moral and
Muslims in Switzerland, 1996- character education. Journal of
Moral Education, 42(1), 28-42.
70 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 61 - 70

Setiawan, D. (2015). Kasus Tillman, Diane. 2004. Pendidikan


Intoleransi, DI Yogyakarta Nilai Untuk Kaum Muda
Diminta Waspada (Ed). Dewasa (Terjemahan Risa
regional.kompas.com. Pratono). Jakarta: Grasindo
Suciartini, N. N. A. (2017). Urgensi Trisiana, A. (2015). Action for
Pendidikan Toleransi dalam Citizenship Education of
Wajah Pembelajaran sebagai Character Education Using
Upaya Meningkatkan Kualitas Project Citizen Model at Senior
Pendidikan. Jurnal Penjaminan High School In
Mutu, 3(1), 12-22. Indonesia. International
Sultoni, A., & Hilmi, H. S. (2015). Journal of Education and
Pembelajaran Sastra Berbasis Psychology in the
Kearifan Lokal Sebagai Upaya Community, 5(1/2), 42-53
Optimalisasi Pendidikan Wahyudi, A. (2017). Character
Karakter Kebangsaan Menuju Education: Literatur Study
Masyarakat Ekonomi ASEAN Religious Tolerance Character.
(MEA). Proceedings. Seminar In Prosiding Seminar Nasional
Nasional Pendidikan Bahasa Bimbingan Konseling (Vol. 1,
Indonesia. No. 1, pp. 49-56).
Supriyanto, A. (2017). Rehabilitation Wang, L. (2017). What Does It Mean
Counseling: Concept to Be Canadian? Building
Assessment Guidance and National Identity for Secondary
Counseling For Drugs Abuse. Students Through History.
In Prosiding Seminar Nasional University of Toronto.
Bimbingan Konseling (Vol. 1,
No. 1, pp. 19-30).

Anda mungkin juga menyukai