ANALISA MASALAH
4.1 Batuk
membersihkan saluran nafas bagian bawah, dan banyak orang dewasa normal yang
batuk beberapa kali setelah bangun pagi hari untuk membersihkan trakea dan faring
dari sekret yang terkumpul selama tidur. Batuk juga merupakan gejala tersering
rangsangan mekanik, kimia, dan peradangan. Inhalasi asap, debu, dan benda-benda
asing kecil merupakan penyebab batuk yang paling sering. Perokok seringkali
menderita batuk kronik karena terus-menerus mengisap benda asing (asap), dan aliran
nafasnya sering mengalami peradangan kronik. Setiap proses peradangan saluran nafas
4.2 Sputum
Orang dewasa normal menghasilkan mukus sekitar 100 ml dalam saluran nafas
setiap hari. Mukus ini diangkut menuju faring dengan gerakan pembersihan normal
silia yang melapisi saluran pernafasan. Jika terbentuk mukus yang berlebihan, proses
normal pembersihan mungkin tidak efektif lagi, sehingga akhirnya mukus tertimbun.
Bila hal ini terjadi, membran mukosa akan terangsang, dan mukus dibatukkan keluar
39
Kapan saja seorang pasien membentuk sputum perlu dievaluasi sumber, warna,
tenggorokan kemungkinan besar berasal dari sinus atau saluran hidung, dan bukan dari
saluran nafas bagian bawah. Sputum yang banyak sekali dan purulen menyatakan
adanya proses supuratif, seperti abses paru, sedangkan pembentukan sputum yang terus
atau bronkiektasis.1
berwarna hijau sering ditemukan pada bronkiektasis karena penimbunan sputum dalam
bronkiolus yang mlebar dan terinfeksi. Banyak penderi infeksi pada saluran nafas
bagian bawah mengeluarkan sputum berwarna hijau pada pagi hari, tetapi makin siang
menjadi kuning. Fenomena ini mungkin disebabkan karena penimbunan sputum yang
sputum juga dapat memberikan informasi yang berguna. Sputum yang berwarna merah
muda dan berbusa merupakan tanda edema paru akut. Sputum yang berlendir, lekat dan
berwarna abu-abu atau putih merupakan tanda bronkitis kronik. Sedangkan sputum
40
4.3 Demam
tuberculosis biasanya hilang timbul, biasanya muncul pada sore hari. Mekanisme
demam sendiri yaitu mikroorganisme yang masuk ke dalam jaringan atau darah akan
difagositosis oleh leukosit darah, makrofag, dan sel mast. Setelah memfagositosis, sel
ini akan mengeluarkan IL-1 ke dalam cairan tubuh disebut sebagai pirogen endogen.
pusat termoregulator untuk meningkatkan temperatur tubuh dan terjadi demam atau
panas.6
4.4 Hemoptisis
Hemoptisis adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan batuk darah, atau
darah paru dapat mengakibatkan perdarahan. Penyebab hemoptisis lain yang sering
adalah karsinoma bronkogenik, infark paru, bronkiektasis, dan abses paru. Sputum
yang mengandung darah (sehingga berwarna seperti karat) merupakan ciri khas yang
sering ditemukan pada pneumonia pneumokokus. Sputum yang terlihat seperti jelly
buah kismis (merah bata) terdapat pada pneumonian Klebsiella. Jika darah atau sputum
berasal dari saluran nafas bagian bawah dan bukan dari saluran hidung atau saluran
cerna . darah yang berasal dari saluran cerna (hematemesis) biasanya perwarna gelap
(mirip warna kopi) dan disertai mual, muntah, dan anemia; darah yang berasal dari
41
saluran napas bawah ( di bawah glotis) biasanya berwarna merah cerah, berbusa, dan
terdapat riwayat batuk dengan atau tanpa anemia. Darah yang berasal dari saluran
napas atas (misalnya, darah dari hidung setelah tonsilektomi) bila sering ditelan , dapat
Arteri-arteri bronkialis adalah sumber darah utama bagi saluran napas (dari
bronkus utama hingga bronkiolus terminalis), pleura, jaringan limfoid intra pulmonar,
serta persarafan di daerah hilus. Arteri pulmonalis yang pada dasarnya adalah
membawa darah dari vena sistemik, memperdarahi jaringan parenkim paru, termasuk
hubungan antara ke-2 sumber perdarahan diatas, terjadi di dekat persambungan antara
darah untuk saling mengimbangi. Apabilan aliran dari salah satu sistem
meningkatmaka pada sistem yang lain akan menurun. Studi arteriografi menunjukkan
Patogenesis hemoptisis bergantung dari tipe dan lokasi dari kelainan. Secara
umum bila perdarahan berasal dari lesi endobronkial, maka perdarahan adalah dari
sirkulasi bronkialis, sedang bila lesi di parenkim maka perdarahan adalah dari sirkulasi
pulmoner. Pada keadaan kronik dimana terjadi perdarahan berulang maka perdarahan
tuberkulosis, penyebab perdarahan bisa sangat beragam. Pada lesi parenkim akut,
perdarahan bisa akibat nekrosis percabangan arteri/vena. Pada lesi kronik, lesi
fibroulseratif parenkim paru dengan kavitas bisa memiliki tonjolan aneurisma arteri
42
ke rongga kavitas yang mudah berdarah. Pada tuberkulosis endobronkial, hemoptisis
Adanya infeksi pada paru dapat menyebabkan nekrosis pada parenkim paru
yang akan menimbulkan proses perkejuan. Apabila dibatukkan, bahan cair dari
perkejuan tersebut akan keluar dan meninggalkan lubang yang disebut cavitas. Kavitas
ini lama-lama akan menebal karena infiltrasi jaringan fibroblas dalam jumlah besar dan
mengakibatkan pecahnya vasa darah. Jika vasa darah pecah maka darah akan
43