1, Oktober 2017 : 27 ‐ 38
EVALUASI TINGKAT KETIDAKTEPATAN PEMBERIAN KODE DIAGNOSIS
DAN FAKTOR PENYEBAB DI RUMAH SAKIT X JAWA TIMUR
ABSTRAK
ABSTRACT
The accuracy od code diagnosis can affect the of health care financing specifically analysis
in the smooth process of claiming, national repot morbidity and mortality, healthcare data
tabulation servces for the evaluation prosess of planning medical process of planning
medical servicel for the evaluation process of planning medical services, to determine the
type of services that must be planned and developed according to the needs of the time and
for epidemiological and clinical studies. The purpose of this study to evaluation the accuracy
diagnostic code and factors that effect in X Hospital East Java. This research used
descriptive with retrospective study. The population was all of medical records in January-
March 2017 and taken samples of 634 inpatient and outpatientmedical records. Date anlisys
by desciptive analisy. The results of the research shows 504 diagnostic code encoded and 130
diagnostic code not encoded in medical records. The accuracy of the diagnosis code,
obtained 305 medical records (61%) accutare, 31 medical records (6%) partially acurrate
and 168 medical records (33%) inaccurate. Factors that affecting inaccuracies code
diagnosis were knowledge of coder, incompleted of medical information, incompatibility of
medical records abbreviations with hospital abbreviations, and diagnostic readability.
penyakit menjadi kode yang terdiri dari bahwa tingkat ketepatan pemberian kode
huruf dan angka. Kegiatan yang dilakukan diagnosis sebanyak 7 BRM dengan
dalam coding salah satu diantaranya yaitu persentase 35% dan tingkat ketidaktepatan
Standar Profesi Perekam Medis dan salah dan diagnosis yang tidak dikode
salah satu kompetensi perekam medis Dari hasil observasi awal tersebut sehingga
adalah klasifikasi dan kodefikasi penyakit, melatar belakangi penulis ingin malakukan
30%
34%
32% Februari sebanyak 2 coder atau 17 % memiliki
Maret tingkat pengetahuan yang baik, 3 coder
13%
20%
BRM yang tidak menggunakan singkatan yang tidak terisi atau tidak tertulis
pada BRM
EVALUASI TINGKAT KETIDAKTEPATAN ….(Nurmalinda Puspitasari, Diah Retno Kusumawati)
Diagnosis pada BRM tidak dikode rawat inap diberi kode P07 (Disorders
dengan lengkap
related to short gestation and low birth
Misalnya pada BRM rawat jalan
weight, not elsewhere classified). Kode
poli kandungan dengan diagnosis
P07 terbagi menjadi 4 subkatagori 4
kontrol post SC, petugas rekam medis
karakter, yaitu P07.0 (Extremely low
hanya memberikan kode Z48.8 (Other
birth weight) untuk berat lahir bayi 999
specified surgical follow-up care).
gram atau kurang, P07.1 (Other low
Ditemukan 68 diagnosis kontrol post
birth weight) untuk berat lahir bayi
SC yang tidak menyertakan kode SC.
antara 1000-2499 gram, P07.2 (Extreme
Seharusnya diagnosis tersebut diberi
immaturity) untuk kehamilan kurang
kode tambahan SC O82.0 (Delivery by
dari 28 minggu lengkap, dan P07.3
elective caesarean section) jika
(Other preterm infants) untuk
dilakukan SC yang telah direncakan
kehamilan 28 minggu sampai kurang
sebelumnya. Penambahan kode SC
dari 37 minggu lengkap.
dimaksudkan untuk memperjelas
Seharusnya petugas rekam medis
asuhan bedah apa yang diberikan pada
dalam memberikan kode diagnosis
pasien.
BBLR dengan menyertakan karakter
Dari 183 BRM ditemukan 172
atau digit ke 4 sesuai dengan ICD 10
BRM rawat jalan dan rawat inap
volume 1. Pemberian kode diagnosis
memiliki diagnosis rangkap, namun
BBLR untuk karakter ke 4 disesuaikan
beberapa diagnosis rangkap tidak
dengan keterangan berat lahir bayi yang
dikode lengkap. Menurut Gemala R.
dituliskan pada BRM.
Hatta (2008), untuk pelaporan secara
Pada dasarnya ICD adalah suatu
kelompok bagi analisis penyebab
daftar kode tunggal katagori 3 karakter,
tunggal morbiditas yang diambil adalah
dimana 3 karakter dapat dibagi dalam
kode kondisi utama, sedangkan untuk
karakter yang ke 4 setelah titik desimal
pengindekan kode semua kondisi ini
hingga 10 subkatagori. Bila katagori 3
harus dicatat, dikode untuk kemudian
karakter tidak dibagi maka dianjurkan
disimpan agar dapat memenuhi
untuk menambah huruf “X” pada
kebutuhan setempat yang lebih luas.
posisi ke 4. Subkatagori 4 karakter
Tidak disertakannya digit ke 4
digunakan paling tepat untuk
Salah satunya pada diagnosis
identifikasi karena menunjukkan kode
BBLR (Berat Badan bayi Lahir
yang lebih spesifik.
Rendah), pada lembar resume medis
JURNAL MANAJEMEN KESEHATAN Yayasan RS. Dr. Soetomo, Volume 3, No. 1, Oktober 2017 : 27 ‐ 38
Petugas Rekam Medis Kurang Teliti Penting bagi petugas rekam medis
Dalam Melakukan Review BRM
selaku coder memperoleh gambaran
Misalnya pemberian kode
yang jelas secara menyeluruh dari
diagnosis rawat jalan poli kandungan
dokumentasi rekam medis tentang
untuk kontrol hamil lanjutan resiko
masalah dan asuhan yang diterima
tinggi yaitu Z35.9. Kode kontrol hamil
pasien. Karena keakuratan kode
lanjutan resiko tinggi terbagi menjadi
diagnosis yang dituliskan pada BRM
10 subkatagori 4 karakter. Berdasarkan
merupakantanggung jawab petugas
hasil review, semua diagnosis kode
rekam medis.
kontrol hamil lanjutan resiko tinggi
terkode Z35.9. Seharusnya beberapa
SIMPULAN
kode diagnosis kontrol hamil lanjutan
Tingkat ketidaktepatan pemberian kode
resiko tinggi tidak dikode dengan Z35.9
diagnosis di Rumah Sakit X Jawa
karena terdapat riwayat kesahatan dan
Timur bulan Januari-Maret 2017
riwayat persalinan pasien yang
sejumlah 168 BRM (33%) rawat jalan
dijelaskan pada lembar assesment
dan rawat inap. Masuk dalam katagori
keperawatan instalasi rawat jalan dan
kurang.
lembar assesmant awal medis
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kebidanan instalasi rawat jalan.
tingkat ketidaktepatan pemberian kode
Misalnya kontrol hamil lanjutan resiko
diagnosis di Rumah Sakit X Jawa
tinggi dengan riwayat persalinan
Timur, yaitu:
melahirkan bayi 6 kali atau lebih, maka
Pengetahuan Coder
diagnosis seharusnya dikode Z35.4
Kelengkapan informasi penunjang
(Supervision of pregnancy with grand
medis
multiparity).
Penggunaan singkatan
Sebaiknya penggunaan subkatagori
Keterbacaan diagnosis
karakter ke 4 yaitu untuk .9 digunakan
Hasil evaluasi tingkat ketidaktepatan
apabila pada BRM tidak dituliskan
pemberian kode diagnosis dan faktor
keadaan yang lebih spesifik, tetapi
penyebab:
apabila ditemukan diagnosis dengan
Beberapa kode diagnosis tidak
keterangan lebih spesifik sebaiknya
tertulis pada BRM
menggunakan karakter ke 4 yang sesuai
Beberapa diagnosis tidak dikode
dengan keadaan tersebut.
dengan lengkap
Tidak disertakannya digit ke 4
EVALUASI TINGKAT KETIDAKTEPATAN ….(Nurmalinda Puspitasari, Diah Retno Kusumawati)