Anda di halaman 1dari 40

Koinfeksi

Coinfection
HIV & Viral Hepatitis
HIV & Hepatitis Virus
a guide for clinical management
pedoman untuk penatalaksanaan klinis

Edited by Gregory Dore


and Joe Sasadeusz
IO D
IT ISE
N
ED EV
R

Versi Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Yayasan Spiritia


Diterbitkan pertama kali pada 2003 oleh
Australasian Society for HIV Medicine Inc.
Locked Bag 5057, Darlinghurst, NSW 1300
Tel: 61 2 8204 0700
Fax: 61 2 9212 2382
Email: ashm@ashm.org.au
Website: www.ashm.org.au
ABN: 48 264 545 457
Dicetak ulang dengan revisi kecil 2005
Dicetak ulang dengan revisi kecil 2006
Redaksi: Gregory Dore, Joe Sasadeusz
Redaksi eksekutif: Levinia Crooks
Manager Program Pendidikan ASHM: Edward Reis
Perancang dan indeks: McGill Design Group, 6 National Street,
Rozelle NSW; www.mcgilldesigngroup.com
Copy-edit: Mary Sinclair (2003 ed)
Logistik terbitan: Levinia Crooks, Marina Carman; Vicky Fisher (2005, 2006 eds)
Buku asli ISBN 1 920773 14 2
© Australasian Society for HIV Medicine Inc. 2006
Daftar isi

Daftar isi .......................................................................................................................... 1


Prakata ............................................................................................................................ 2
Epidemiologi koinfeksi HIV dan hepatitis virus ................................................................ 3
Penatalaksanaan koinfeksi HIV dan virus hepatitis C ................................................... 13
Penatalaksanaan koinfeksi HIV dan virus hepatitis B .................................................... 20
Hepatotoksisitas terkait terapi antiretroviral: prediktor dan tatalaksana klinis ................ 28
Daftar istilah .................................................................................................................. 34
Acronim ......................................................................................................................... 35
Daftar obat ..................................................................................................................... 36
Prakata

Munculnya terapi antiretroviral (ART) memberi rasa optimistis yang besar untuk orang yang hidup
dengan HIV (Odha) dan dokternya. Harapan hidup yang lebih baik, risiko infeksi oportunistik yang
lebih rendah, dan mutu hidup yang lebih baik menjadi kenyataan untuk kebanyakan orang yang hidup
dengan HIV yang mempunyai akses luas pada pengobatan HIV yang lebih baik ini. Namun,
perkembangan dalam penatalaksanaan klinis HIV disertai kerumitan terapeutik yang lebih tinggi dan
munculnya morbiditas baru. Terkait dengan hal ini, koinfeksi HIV dan hepatitis virus serta
hepatotoksisitas terkait ART menjadi masalah klinis yang mulai muncul.
Prevalensi koinfeksi HIV dan hepatitis virus sangat berbeda-beda berdasarkan wilayah geografis dan
demografi. Di Australia, hampir 20 persen Odha diperkirakan koinfeksi dengan hepatitis B kronis atau
hepatitis C kronis. Negara lain, terutama negara dengan proporsi HIV terkait penggunaan narkoba
suntikan yang lebih tinggi, mempunyai prevalensi koinfeksi lebih tinggi. Pemahaman riwayat alami
koinfeksi HIV dan hepatitis virus mendasari penatalaksanaan klinis. Oleh karena ini, Bab 1 meliputi
epidemiologi koinfeksi HIV dan hepatitis virus, termasuk interaksi yang penting antara virus yang
diangkut darah ini.
Perkembangan penyakit hati yang lebih cepat pada orang koinfeksi HIV dan hepatitis C kronis, serta
terapi antiviral hepatitis C yang semakin manjur mendasari anjuran mengenai penatalaksanaan klinis
koinfeksi HIV dan hepatitis C yang diuraikan pada Bab 2. Walau terapi antiviral hepatitis C semakin
baik, kemanjuran tetap di bawah optimal, terutama untuk orang dengan hepatitis C genotipe 1 dan
mereka dengan kerusakan kekebalan yang berat. Interaksi antara terapi antiviral hepatitis C dan ART
meningkatkan kesulitan dalam keputusan terapeutik. Oleh karena itu, diusulkan pengambilan strategi
penatalaksanaan klinis berdasarkan penilaian prognosis HIV dan hepatitis C, serta kemungkinan ada
tanggapan pada terapi antiviral hepatitis C.
Beberapa terapi antiviral hepatitis B, di antaranya yang mempunyai kegiatan ganda terhadap HIV dan
hepatitis B, baru dikenalkan atau dalam perkembangan. Kemajuan ini pada penatalaksanaan terapeutik
hepatitis B pasti akan meningkatkan harapan untuk penatalaksanaan klinis koinfeksi HIV dan hepatitis B,
seperti diuraikan pada Bab 3. Kegiatan ganda beberapa unsur ini seharusnya memperbaiki penanganan
kedua infeksi virus kronis ini.
Pencegahan dan penatalaksanaan toksisitas terkait ART tetap menjadi masalah besar dalam perawatan
klinis untuk Odha. Hepatotoksisitas adalah unsur penting dari bidang penatalaksanaan klinis ini. Pada
Bab 4, peninjauan terhadap penelitian mengenai hepatotoksisitas terkait ART dikajikan, termasuk
kejadian dan prediktor peristiwa tersebut. Tambahannya, algoritme penatalaksanaan yang praktis
disediakan.
Edisi risalah yang direvisi ini termasuk kemajuan terapeutik, terutama yang di bidang koinfeksi
hepatitis C dan HIV.
Kami berharap risalah ini akan menyediakan alat untuk dokter HIV yang dapat memperbaiki
kepercayaan diri dalam penatalaksanaan koinfeksi HIV dan hepatitis virus serta juga hepatotoksisistas
terkait ART.

Gregory Dore
Joe Sasadeusz

2 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


Epidemiologi koinfeksi HIV dan hepatitis
virus
Gail Matthews
Clinical Project Leader in Viral Hepatitis, National Centre
Pengantar
Sekarang ada kesepakatan yang luas bahwa
1
in HIV Epidemiology and Clinical Research,
The University of New South Wales, Darlinghurst NSW infeksi dengan virus hepatitis B (HBV) dan
virus hepatitis C (HCV) akan menyumbang
Gregory Dore secara bermakna pada morbiditas dan
Head of Viral Hepatitis Program, National Centre in HIV
Epidemiology and Clinical Research,
mortalitas terus-menerus di antara orang
The University of New South Wales, Darlinghurst NSW terinfeksi HIV dalam beberapa tahun ke
depan. Penelitian riwayat alami yang
menyelidiki dampak HIV pada masa depan
mereka dengan HBV dan HCV dan
Pokok Kunci
sebaliknya sudah memungkinkan
Ɣ Infeksi virus hepatitis B (HBV) maupun virus pemahaman yang lebih besar mengenai
hepatitis C (HCV) adalah lebih lazim pada orang saling interaksi antara virus ini.
terinfeksi HIV dibandingkan masyarakat umum Pemahaman ini terutama penting
karena faktor risiko bersamaan untuk penularan
virus tersebut. Pengguna narkoba suntikan sebagaimana pengobatan untuk infeksi HIV
terutama berisiko tinggi untuk koinfeksi HIV- berkembang terus. Bab ini akan meninjau
HCV. epidemiologi HIV dan koinfeksi hepatitis
virus yang sudah tersedia, dan dampak
Ɣ Dalam rangkaian infeksi HBV dan HCV, koinfeksi
dengan HIV menyebabkan kemungkinan lebih koinfeksi pada kelanjutan penyakit.
besar infeksi virus hepatitis menjadi kronis dan
meningkatkan replikasi virus.

Ɣ Bukti saat ini memberi kesan bahwa infeksi HIV


Prevalensi global
mungkin berdampak negatif pada kelanjutan Beban global infeksi HIV, HBV dan HCV
penyakit hati terkait HBV, walau alasannya tidak adalah besar, dengan tumpang-tindih yang
jelas. HBV tampaknya berdampak kecil pada
kelanjutan penyakit HIV.
bermakna antara infeksi ini di wilayah
geografis dan populasi yang paling
Ɣ Infeksi HIV mempercepat penyakit hati terkait terpengaruh. Pola perilaku berisiko dan
HCV dengan kelanjutan lebih cepat pada sirosis, kebersamaan dalam cara penularan
penyakit hati dekompensasi dan munculnya
karsinoma hepatoselular lebih dini. mengakibatkan angka koinfeksi yang sangat
amat tinggi dalam kelompok tertentu,
Ɣ Bukti mengenai dampak HCV pada kelanjutan terutama untuk koinfeksi HIV-HCV.
HIV bertentangan, dengan hasil yang tidak
konsisten dari penelitian kohort. Oleh karena itu,
Di Eropa, angka koinfeksi HIV-HCV
dibutuhkan pemantauan jangka panjang menunjukkan perbedaan yang jelas
terhadap orang yang memakai terapi berdasarkan wilayah geografis. Di kohort
antiretroviral (ART). EuroSIDA dengan lebih dari 3.000 pasien,
Ɣ Unsur antiretroviral berdampak kecil jangka prevalensi koinfeksi HIV-HCV adalah 33
panjang pada viremia HCV, walau ada yang persen.1 Di daerah Eropa selatan, misalnya
mempunyai kegiatan anti-HBV yang bermakna. Spanyol dan Portugal, angka mungkin
Ɣ Morbiditas dan mortalitas akibat penyakit hati
melebihi 50 persen,2 sementara di Eropa
stadium akhir pada orang terinfeksi HIV utara, angka jauh lebih rendah (10-37
meningkat; semua upaya harus dilakukan untuk persen).3,4,5 Perbedaan ini terutama terjadi
mengetahui, membimbing dan mengobati secara karena proporsi infeksi HIV terkait
sesuai mereka koinfeksi HBV atau HCV.
penggunaan narkoba suntikan yang lebih
tinggi di Eropa selatan.
Perbedaan geografis juga terjadi di dalam
negara tertentu. AS mempunyai beban
koinfeksi yang bermakna dengan kurang

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 3


1 Epidemiologi koinfeksi HIV dan hepatitis virus

lebih 240.000 orang koinfeksi HIV-HCV Di antara Odha, prevalensi infeksi HBV aktif
(prevalensi 30 persen)6 tetapi angka ini sangat tidak mencapai tingkat yang sama seperti HCV,
berbeda-beda dalam penelitian dari negara bagian tetapi tetap lebih tinggi secara bermakna
yang berbeda.7 dibandingkan masyarakat umum. Prevalensi
Sebuah penelitian dari New York HBsAg-positif umumnya berkisar 6-10 persen,5,13
memperkirakan seroprevalensi HCV adalah 40 dengan lebih sedikit perbedaan berdasarkan
persen pada orang terinfeksi HIV,8 sementara wilayah geografis dan faktor risiko penularan
sebuah penelitian dari San Francisco HIV dibandingkan dengan prevalensi HCV.
memperkirakan prevalensi sebagai 16 persen.9 Mekanisme yang melatarbelakangi risiko
Seperti pada penelitian di Eropa, perbedaan dalam infeksi HBV yang lebih tinggi untuk Odha
prevalensi HCV terkait dengan perbedaan berhubungan dengan cara penularan melalui seks
proporsi kelompok berisiko tinggi misalnya dan parenteral yang serupa.
pengguna narkoba suntikan dan orang dengan
hemofilia dalam populasi yang ditelitikan.
Di wilayah lain, pola serupa dilihat dengan Prevalensi di Australia
angka prevalensi terutama ditentukan oleh faktor Pada akhir 2004, diperkirakan ada 14.840 Odha di
risiko. Di Manipur, India, 92 persen pengguna Australia, sementara kurang lebih 194.000 orang
narkoba suntikan dengan HIV diperkirakan hidup dengan infeksi hepatitis C kronis.14 Lebih
koinfeksi HCV.10 Di Malawi, dengan pola lanjut diperkirakan 65.000 lagi terpajan pada
penularan HIV terutama adalah melalui HCV dengan mempunyai antibodi terhadap
heteroseks, prevalensi HCV (kurang lebih 16,5 HCV tetapi tanpa bukti ada infeksi aktif.
persen) adalah serupa pada perempuan dengan Prevalensi persis infeksi hepatitis B belum
atau tanpa HIV.11 diketahui, dengan perkiraan terbaru memberi
Sebuah analisis retrospektif terhadap kesan bahwa antara 90.000 dan 160.000 orang di
prevalensi HCV di penelitian CAESAR di Australia sudah HBsAg-positif.15
bebagai negara (Kanada, Australia, Eropa, Afrika Australian HIV Observational Database
Selatan) menunjukkan angka keseluruhan 15,6 (AHOD) mengumpulkan informasi demografis
persen dengan prevalensi berkisar dari 1,9 persen mengenai Odha dari 24 tempat di seluruh
di Afrika Selatan hingga 48,6 persen di Italia Australia dan sampai sekarang melibatkan lebih
(Gambar 1.1).12 dari 2.000 peserta.16 Tujuh puluh tujuh persen
kohort ini sudah dites untuk HBsAg dan 82
Prevalensi koinfeksi berdasarkan negara: persen untuk antibodi HCV. Prevalensi HBsAg
Gambar 1.1
penelitian CAESAR adalah 6,3 persen sementara prevalensi antibodi
60 HCV adalah 13,1 persen (prevalensi kohort
keseluruhan adalah 4,8 persen dan 10,1 persen
berturut-turut bila data kosong dianggap negatif).
50
Dari peserta yang dites, 1,3 persen (1,0 persen dari
kohort keseluruhan) dicatat sebagai positif untuk
% koinfeksi HCV

40 HIV, HBV dan HCV. Data prevalensi ini lebih


tinggi secara bermakna dibandingkan data dari
30 populasi Australia umum dan mencerminkan
dampak kumulatif dari risiko pajanan yang
bertumpang-tindih.
20
Di antara pengguna narkoba suntikan di
Australia, prevalensi HCV diperkirakan antara 50
10 persen dan 60 persen, sementara prevalensi
infeksi HIV hanya 1 persen.17 Oleh karena itu,
0 proporsi pengguna narkoba suntikan koinfeksi
Spanyol
Portugal
Belanda
Denmark

Jerman

Kanada

Swedia

Swiss
Afrika Selatan

Belgia
Australia

Italia
Inggris

Prancis

HIV-HCV juga tidak lebih dari 1 persen. Angka


koinfeksi ini berbeda dengan negara lain misalnya
AS dan Spanyol, dengan prevalensi koinfeksi di
antara pengguna narkoba suntikan jauh lebih
Sumber: Amin J, Kaye M, Skidmore S, Pillay D, Cooper DA, Dore GJ.
HIV and hepatitis C coinfection within the CAESAR study. tinggi. Angka Australia yang rendah ini
HIV Medicine 2004;5:174 –179. mencerminkan keberhasilan program

4 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


pengurangan dampak buruk Australia dalam Prevalensi antibodi HCV pada orang
Tabel 1.1
membatasi penularan HIV dalam kelompok terinfeksi HIV (%)
risiko ini. CAESAR AHOD13
Jumlah pasien 1604 2086
Prevalensi keseluruhan 15.,6 13,1
Prevalensi berdasarkan faktor
Prevalensi berdasarkan faktor risiko penularan HIV
risiko penularan HIV dan IDU 92,7 63,0
hepatitis virus Produk darah 52,8 57,1
LSL-IDU 44,4 50,0
HIV mempunyai jalur penularan yang sama LSL 3,4 8,7
seperti HCV dan HBV. HCV terutama menular Heteroseks - 9,9
secara parenteral melalui penggunaan narkoba AHOD: Australian HIV Observational Database
suntikan dan produk darah yang tidak diskrining, IDU: Pengguna narkoba sunitkan
LSL: Laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki
dan HBV secara parenteral dan melalui hubungan
Sumber: Amin J, Kaye M, Skidmore S, Pillay D, Cooper DA, Dore GJ.
seks. Kemungkinan penularan virus tergantung HIV and hepatitis C coinfection within the CAESAR study.
bukan hanya pada jalur pajanan tetapi juga pada HIV Medicine 2004;5:174 –179
jumlah cairan yang disuntik dan lamanya
pajanan. Orang dengan hemofilia yang diberi penularan HCV antara pasangan seksual dalam
transfusi dengan produk darah yang tidak hubungan stabil jangka panjang adalah rendah
disterilkan sebelum skrining dimulai sering (<2 persen),26-28 walau risiko mungkin
terpajan pada jumlah virus hepatitis C yang besar. ditingkatkan oleh keberadaan infeksi HIV.23
Oleh karena itu, angka infeksi HCV dalam Sudah dianggap9 tetapi belum terbukti bahwa
kelompok ini dapat mencapai 80-90 persen dan risiko yang lebih tinggi ini terkait dengan tingkat
hampir semua orang dengan hemofilia dan HIV viremia HCV yang lebih tinggi pada orang
juga terinfeksi HCV.18 koinfeksi HIV.
Secara global, penggunaan narkoba suntikan Sebuah analisis retrospekitf terhadap
tetap menjadi salah satu dari dua faktor risiko prevalensi HCV di antara Odha yang terlibat
utama untuk infeksi HCV (yang kedua adalah dalam penelitian CAESAR baru dilakukan (Tabel
suntikan tidak aman dalam sarana kesehatan), dan 1.1) (Data yang belum diterbitkan dari National
faktor risiko besar untuk infeksi HIV. Lamanya Centre in HIV Epidemiology and Clinical
dan frekuensi penggunaan serta perilaku suntikan Research, Australia). Angka koinfeksi
lain mempengaruhi kemungkinan koinfeksi berhubungan secara bermakna dengan faktor
secara bermakna. Pada penelitian terhadap risiko penularan HIV: 92 persen pada pengguna
pengguna narkoba suntikan dengan HIV, angka narkoba suntikan heteroseks, 44 persen pada
infeksi HCV berbeda-beda dari 40 persen7 sampai pengguna narkoba suntikan sekaligus LSL, dan
lebih dari 90 persen.1,19 Walau prevalensi HIV hanya 3 persen pada LSL. Angka prevalensi HCV
lebih rendah di antara pengguna narkoba yang rendah ini pada LSL dengan HIV serupa
sunitkan dan populasi lain dengan HCV,18 dengan angka pada LSL tanpa HIV dan memberi
sebaiknya infeksi HIV selalu dicurigai. kesan bahwa efisiensi penularan HCV melalui
Penularan melalui seks mengakibatkan seks adalah rendah, bahkan pada Odha. Namun
kebanyakan koinfeksi HIV-HBV dan sampai 77 penelitian kohort membujur terhadap pasangan
persen laki-laki yang berhubungan seks dengan diskordan dan LSL dengan penilaian perilaku
laki-laki (LSL) dengan HIV mempunyai tanda berisiko yang rinci dibutuhkan untuk
adanya infeksi HBV kronis atau sudah sembuh.21 mendefiniskan angka penularan seksual secara
Namun berapa sering penularan HBV terjadi lebih jelas.
belum benar-benar jelas. Ketiga virus dapat menular dari ibu-ke-bayi.
Walaupun tidak menjadi jalur infeksi utama, Kebanyakan negara melakukan imunisasi
penularan HCV melalui hubungan seks dapat universal pada bayi tetapi hanya sedikit
terjadi dan mengakibatkan proporsi infeksi baru melakukan skrining HBV pada ibu sebelum
yang kecil. HCV terdeteksi dengan tingkat melahirkan. Penularan HCV dari ibu-ke-bayi
rendah dalam air mani.22 Faktor yang mungkin jarang terjadi, dengan hanya 3-5 persen bayi yang
terkait dengan penularan HCV secara seksual dilahirkan oleh ibu terinfeksi HCV tertular.30-32
termasuk banyak pasangan dan infeksi HIV.23-25 Koinfeksi dengan HIV meningkatkan angka
Beberapa penelitian menegaskan bahwa risiko penularan HCV tiga sampai empat kali lipat,30,33

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 5


1 Epidemiologi koinfeksi HIV dan hepatitis virus

kemungkinan karena tingkat viremia yang lebih toleransi kekebalan ini, perkembangan pada
tinggi pada ibu.31 Bedah sesar dan menghindari penyakit hati lanjut termasuk sirosis dan
penyusuan dianjurkan untuk ibu koinfeksi untuk karsinoma hepatoselular kemungkinan
mengurangi risiko penularan HIV dari ibu-ke- dipercepat.40
bayi.
HIV-HCV
Setelah infeksi akut, kemungkinan terjadinya
Riwayat alami koinfeksi HIV dan infeksi HCV kronis meningkat dari 60-70 persen
hepatitis virus pada orang tanpa HIV menjadi 80-90 persen pada
Odha.41-42 Seperti koinfeksi HIV-HBV, orang
Dampak HIV pada viral load, penularan koinfeksi HIV-HCV ditunjukkan mempunyai
dan sifat kronis tingkat viremia yang lebih tinggi dibandingkan
mereka dengan HCV saja43-45 dan di beberapa
HIV-HBV penelitian tingkat lebih tinggi ini terkait dengan
tekanan kekebalan yang lebih lanjut.46 Tingkat
Orang tertular hepatitis B pada masa dewasa
viremia HCV yang tinggi kemungkinan
membutuhkan perkembangan tanggapan
mengakibatkan risiko penularan yang lebih tinggi
kekebalan yang kuat untuk memulihkan infeksi
dan penurunan pada keberhasilan terapi.47
akut dan mencegah perkembangan infeksi kronis:
Namun tidak mungkin bahwa viremia HCV
hal ini dapat dicapai pada kebanyakan orang
yang lebih tinggi pada orang koinfeksi HIV-HCV
dewasa (>90 persen) yang tidak terinfeksi HIV.
mengakibatkan angka perkembangan penyakit
Namun, orang dewasa dengan HIV yang tertular
dan fibrosis yang lebih tinggi. Tidak ada
HBV mempunyai kemungkinan pemulihan yang
hubungan antara jumlah HCV dan
lebih rendah, dan kemungkinan ini terkait
perkembangan fibrosis41,50 pada orang dengan
langsung dengan tingkat tekanan kekebalan pada
HCV atau koinfeksi HIV-HCV.
saat tertular HBV.34 Karena jalur penularan HBV
dan HIV serupa, ada prevalensi koinfeksi HIV- Dampak HIV pada perkembangan penyakit
HBV yang tinggi, terutama di antara LSL, dan hati
tanda HBV sebelumnya atau baru dapat
ditemukan dalam lebih dari 50 persen LSL dengan HIV-HBV
HIV.35 Reaktivasi HBV pada orang yang
Pada era sebelum ART, mortalitas dari penyebab
sebelumnya hilang HBsAg terdeteksi dapat
lain terkait HIV dan populasi penelitian kecil
dikaitkan dengan peningkatan pada tekanan
menyebabkan kesulitan dalam mendefinisikan
kekebalan dalam konteks infeksi HIV.36,37 Orang
luasnya penyakit hati terkait HBV secara
dengan koinfeksi HIV-HBV yang belum diobati
benar.49,50 Namun sebuah analisis baru mengenai
mengalami angka HBsAg/HbeAg-positif yang
kohort Multicentre AIDS Cohort Study (MACS)
lebih tinggi dan tingkat DNA HBV yang lebih
menunjukkan risiko mortalitas terkait hati yang
tinggi; namun mereka mempunyai tingkat
lebih tinggi pada orang koinfeksi HIV-HBV,
transaminase yang lebih rendah dan kegiatan
terutama mereka dengan tingkat tekanan
peradangan-nekro yang lebih rendah pada
kekebalan yang paling besar.51 Pada penelitian ini
histologi dibandingkan orang yang hanya
terhadap 5.293 LSL, dengan 6 persen di antaranya
terinfeksi HBV.38,39 Walau tampaknya ada status
HBsAg-positif dan 41 persen HIV-positif,
mortalitas terkait hati adalah lebih dari delapan
Meta-analisis penelitian yang menunjukkan risiko kali lipat lebih mungkin pada mereka koinfeksi
relatif (RR) untuk penyakit hati dekompensasi HIV-HBV dibandingkan mereka dengan HIV saja
Tabel 1.2
(PHD) dan sirosis pada orang koinfeksi banding dan hampir 19 kali lebih mungkin bila
dengan orang HCV saja.54 dibandingkan dengan mereka dengan HBV saja.
Penelitian Jumlah pasien RR PHD (95% CI) RR sirosis (95% CI) Orang dengan nadir jumlah CD4 <100 berisiko
(HIV+/total) tertinggi terhadap mortalitas terkait hati dan ada
Makris et al
55
36/138 4,21 (0,96-18,41) 3,9 (1,4-10,8) kecenderungan peningkatan pada mortalitas
Soto etal 46 116/547 1,94 (0,92-4,1) dalam tahun-tahun setelah ART tersedia.
Pol et al 60 52/514 2,6 (1,1-5,9)
Benhamou et al 59 122/244 1,46 (0,76-2,83)
Eyster et al 57 98/156 3,2 (0,6-17)
Telfer et al 56 103/255 21,4 (2,6-174,5)
Lesens et al 58 81/134 7,4 (2,2-25,5)

6 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


HIV-HCV bergiat terhadap HIV dan HBV, dalam banyak
rejimen ART mengakibatkan angka serokonversi
Ada bukti yang meyakinkan bahwa koinfeksi
HBV yang kecil tetapi bermakna.69 Namun,
dengan HIV secara bermakna memperburuk
perkembangan resistansi yang lebih tinggi oleh
prognosis penyakit hati terkait HCV. Hepatitis C
HBV sejalan dengan lamanya terapi membatasi
kronis dapat mengarah ke sirosis, penyakit hati
pergunaan strategi ini pada jangka panjang.70
dekompensasi (PHD) dan karsinoma
Penekanan sekarang dibidik pada perkembangan
hepatoselular, semuanya dikaitkan dengan
terapi kombinasi yang lebih efektif untuk
mortalitas tinggi. HIV tidak hanya meningkatkan
mengobati koinfeksi HIV-HBV (lihat Bab 3).
kemungkinan infeksi kronis tetapi juga
Beberapa penelitian menyelidiki dampak ART
mempercepat perkembangan komplikasi di atas.52-
pada viremia HCV; hasilnya bertentangan.
54
Sebuah meta-analisis baru yang menyelidiki
Kebanyakan penelitian tidak menemukan bukti
risiko sirosis dan PHD pada orang koinfeksi
untuk dampak oleh ART pada viremia HCV71-73
HIV-HCV menemukan bahwa risiko relatif
walau dua melaporkan peningkatan sementara
bergabung untuk kelanjutan pada sirosis
yang bermakna setelah permulaan ART, disertai
histologis adalah 2,07 (95% CI:1.40-3.07) dan
peningkatan pada transaminase dalam serum.74,75
untuk PHD adalah 6,14 (95% CI: 2.86-13.20)
Walau ada sedikit dampak langsung pada viremia
dibandingkan orang dengan HCV saja (Tabel
HCV, permulaan ART kadang kala dilaporkan
1.2).55 Meta-analisis ini termasuk penelitian
menyebakan pemberantasan HCV, diduga
terhadap orang dengan hemofilia koinfeksi HIV-
melalui mekanisme mediasi kekebalan.76 Keadaan
HCV,57-59 orang terutama tertular melalui
ini tidak terjadi pada mayoritas orang dan,
penggunaan narkoba suntikan60,61 dan populasi
berbeda dengan HBV, pengobatan HCV tidak
campuran.46,62
mungkin dapat dilakukan dengan unsur anti-HIV
Faktor terkait dengan risiko perkembangan
saja. Aspek penatalaksanaan klinis koinfeksi HIV-
penyakit hati yang lebih tinggi pada orang
HCV diliputi pada Bab 2.
koinfeksi HIV-HCV termasuk penggunaan
alkohol secara berat (>50 gram/hari), usia lebih Dampak hepatitis virus pada
tinggi waktu tertular HCV, jumlah CD4 yang perkembangan penyakit HIV
rendah,60 perbedaan quasisecies lebih tinggi,63 dan
infeksi HBV okulta.64 Pada penelitian Prancis HIV-HBV
baru, ada kesan bahwa terapi dengan ART yang
Interaksi antara HIV dan HBV dan dampak yang
mengandung PI dapat memperlambat
dihasilkannya pada perkembangan penyakit HIV
perkembangan fibrosis, walau mekanisme yang
sudah diperdebatkan. Sebelum tersedianya ART,
melatarbelakangi efek ini belum ditentukan.65
beberapa penelitian memberi kesan bahwa
Bukti baru mulai muncul bahwa perkembangan
keberadaan HBsAg dapat mempercepat
karsinoma hepatoselular dapat juga dipercepat
perjalanan ke AIDS.77 Hal ini ditolak oleh
pada orang koinfeksi HIV-HCV.66
penelitian lain yang menunjukkan tidak ada
Dampak ART pada perkembangan HBV-HCV perbedaan pada waktu ke AIDS38 atau bertahan
hidup lama setelah diagnosis AIDS78 pada mereka
Hepatotoksisistas dengan ART terjadi pada
yang HBsAg-positif. Dua penelitian pengamatan
cukup banyak orang memulai terapi, dan risiko
besar baru menyelidiki masalah ini lebih lanjut.
adalah dua sampai tiga kali lipat lebih tinggi
Pada kohort MACS di AS, keberadaan HBsAg
untuk mereka koinfeksi HBV atau HCV.4,67
pada orang terinfeksi HIV tidak berdampak pada
Prevalensi, mekanisme dan penanganan
perkembangan ke AIDS, kematian terkait AIDS,
hepatotoksisitas terkait ART dibahas pada Bab 4.
mortalitas keseluruhan atau tanggapan yang
Dengan pemulihan kekebalan yang efektif,
berhasil pada ART.79
beberapa orang dengan HBV kronis dapat
Dalam AHOD, orang yang mulai ART
membuat tanggapan kekebalan pada HBV yang
dengan konfeksi HBV tidak lebih mungkin
mengalir dengan akibat ada flare pada hepatitis
mengembangkan AIDS atau meninggal
dan pemberantasan HBeAg dari serum.68 Dari sisi
dibandingkan yang tidak koinfeksi HBV.14
lain, bila serokonversi tidak terjadi, perkenalan
Serupanya, tanggapan virologis pada ART dan
imunologis yang lebih baik dapat mengakibatkan
peningkatan pada jumlah CD4 tidak terpengaruh
perburukan pada kegiatan peradangan-nekro
oleh HBsAg. Oleh karena itu, hampir pasti
dalam hati dan kelanjutan lebih cepat pada sirosis.
koinfeksi HBV mempunyai sedikit dampak
Pemasukan 3TC, sejenis analog nukleosida yang
negatif pada perkembangan penyakit HIV.

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 7


1 Epidemiologi koinfeksi HIV dan hepatitis virus

HIV-HCV mengakibatkan perubahan yang dramatis pada


rangkaian morbiditas dan mortalitas terkait HIV.
Besarnya dampak infeksi HCV pada
Harapan hidup Odha diperpanjang secara
perkembangan penyakit HIV sulit diukur akibat
bermakna; akibatnya, kondisi kronis lain,
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
terutama patologi terkait hati, menjadi semakin
penemuan dari penelitian riwayat alami.
penting. Sebuah penelitian dari AS menunjukkan
Membandingkan orang koinfeksi HIV-HCV
bahwa HCV adalah alasan utama kematian Odha,
dengan mereka terinfeksi HIV diperumit oleh
dengan penyakit hati stadium akhir menyumbang
perbedaan yang bermakna antara kedua
50 persen kematian dalam tahun-tahun terakhir
kelompok. Populasi lebih berisiko tertular HCV
ini.89 Angka rawat inap dan kematian yang sama
misalnya mereka dengan hemofilia atau pengguna
tinggi dilaporkan dari negara lain dengan angka
narkoba suntikan mempunyai perbedaan yang
koinfeksi yang tinggi misalnya Spanyol; di negara
bermakna dalam ciri perilaku dan hasil,80 serta
itu hepatitis virus kronis menjadi alasan utama
juga sikap dan pola kepatuhan pada ART,81
kematian kelima pada Odha.90
dibandingkan populasi dengan HIV saja. Bila
Data dari penelitian kohort lain betentangan.
perbedaan ini tidak dikontrol dengan baik,
Pada Swiss HIV Cohort Study, data mortalitias
penemuan penelitian dapat sangat terpengaruh.
dianalisis untuk memperkirakan sumbangan
Sebelum adanya ART, banyak penelitian
relatif kematian terkait hati. Penyakit hati
membujur dan lintas-bagian tidak menunjukkan
stadium akhir adalah penyebab hanya 0,52 persen
dampak yang bermakna oleh HCV pada
kematian pada populasi koinfeksi HIV-HCV.
perkembangan HIV82-84 sementara beberapa
Alasan penelitian ini dan penelitian lain40 tidak
penelitian mampu menunjukkan perkembangan
melaporkan peningkatan pada mortalitas karena
klinis pada AIDS yang lebih cepat pada orang
hepatitis virus kronis mungkin adalah masa
dengan HCV.85-87 Lebih baru, dua penelitian
tindak lanjut yang kurang panjang, terutama
kohort besar yang menyelidiki dampak HCV
karena riwayat alami infeksi HCV dan HBV
pada penerima ART melaporkan kesimpulan
adalah panjang. Seluruh dampak hepatitis virus
yang berbeda pada hasil terakit HIV. Pada Swiss
pada morbiditas dan mortalitias terkait HIV
HIV Cohort Study, risiko perkembangan ke
masih belum dipahami.
AIDS atau kematian meningkat pada mereka
koinfeksi HIV-HCV (hazard ratio 1.7; 95% CI:
1.26-2.30).4 Walau tanggapan virologis yang Kesimpulan
serupa, orang dengan HCV juga kurang mungkin
mencapai peningkatan sedikitnya 50 pada jumlah Tetap ada keraguan mengenai dampak nyata
CD4 satu tahun setelah mulai ART. koinfeksi dengan HIV dan HBV atau HCV pada
Berbeda dengan data Swiss HIV Cohort Study, perkembangan dan akhirnya infeksi virus ini.
sebuah penelitian dari AS menunjukkan tidak ada Keadaan ini terutama disebabkan oleh kesulitan
perbedaan antara mereka yang HIV saja dan yang dalam melakukan penelitian riwayat alami yang
koinfeksi HIV-HCV bila dikaitkan dengan akurat, khususnya di bidang pengobatan HIV
kejadian AIDS, kematian atau perubahan pada yang terus-menerus berubah-ubah. Walau
jumlah CD4 setelah beberapa waktu.88 demikian, tampaknya mungkin keberadaan
Khususnya, peningkatan pada jumlah CD4 infeksi HIV, terutama bila dikaitakan dengan
setelah ART tidak terpengaruh pada orang tekanan kekebalan yang bermakna, mempunyai
koinfeksi HIV-HCV. Penemuan dari penelitian dampak negatif pada perkembangan infeksi HBV
AHOD mendukung kekurangan bukti untuk dan HCV, dan menghasilkan peningkatan pada
risiko lebih tinggi perkembangan penyakit HIV morbiditas dan mortalitas terkait hati dari kondisi
pada orang koinfeksi HIV-HCV, tetapi, seperti misalnya sirosis dan karsinoma hepatoselular.
hasil dari Swiss HIV Cohort Study, mampu Seberapa jauh dampak ini dapat dihindari
menunjukkan tanggapan jumlah CD4 yang tergantung pada keberhasilan pengobatan infeksi
sedikit lebih buruk setelah mulai ART pada HIV dan perkenalan dan pengobatan infeksi
mereka dengan HCV.16 HBV dan HCV secara dini.

Sumbangan penyakit hati pada morbiditas


dan mortalitas terkait HIV
Ketersediaan ART yang lebih luas di negara yang
kaya sumber daya sejak akhir 1990-an

8 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


Referensi 14. 2005 Annual Surveillance Report, HIV/AIDS, viral
hepatitis and sexually transmissible infections in
1. Stubbe L, Soriano V, Antunes F, et al. Hepatitis C in Australia, edited by National Centre in HIV
the EuroSIDA Cohort of European HIV-infected Epidemiology and Clinical Research 2005; 11-13
patients: prevalence and prognostic value. 12th
15. O’Sullivan BG, Gidding HF, Law M, Kaldor JM,
World AIDS Conference, Geneva, Switzerland,
Gilbert GL, Dore GJ. Estimates of chronic hepatitis
1998. Abstract 22261.
B virus infection in Australia, 2000. Australian &
2. Soriano V, Kirk O, Antunes F. The influence of New Zealand Journal of Public Health. 28(3):212-
hepatitis C on the prognosis of HIV: the EuroSIDA 6, 2004 Jun
study. 13th International AIDS Conference,
16. Lincoln D, Petoumenos K, Dore G. HIV/HBV and
Durban, South Africa, 2000. Abstract ThOrB655.
HIV/HCV coinfection, and outcomes following
3. Greub G, Ledergerber B, Battegay M, et al. Clinical highly actve antiretroviral treatment. HIV Medicine
progression, survival, and immune recovery during 2003. In press.
antiretroviral therapy in patients with HIV-1 and
17. National Centre in HIV Epidemiology and Clinical
hepatitis C virus coinfection: the Swiss HIV Cohort
Research. HIV/AIDS, viral hepatitis and sexually
Study. Lancet 2000;356:1800–5.
transmissible infections in Australia. Annual
4. den Brinker M, Wit FW, Wertheim-van Dillen PM, Surveillance Report 2001. Sydney: National Centre
et al. Hepatitis B and C virus co-infection and the in HIV Epidemiology and Clinical Research, The
risk for hepatotoxicity of highly active antiretroviral University of New South Wales, 200.
therapy in HIV-1 infection. AIDS 2000;14:2895–
18. Troisi CL, Hollinger FB, Hoots WK, et al. A
902.
multicenter study of viral hepatitis in a United
5. Wit FW, Weverling GJ, Weel J, Jurriaans S, Lange States hemophilic population. Blood 1993;81:412–
JM. Incidence of and risk factors for severe 8.
hepatotoxicity associated with antiretroviral
19. Vogt RL, Richmond-Crum S, Diwan A. Hepatitis C
combination therapy. J.Infect.Dis. 2002;186:23–31.
virus infection in a human immunodeficiency
6. Sulkowski MS, Mast EE, Seeff LB, Thomas DL. viruspositive cohort in Hawaii. J Infect Dis 1997;
Hepatitis C virus infection as an opportunistic 176:542–3.
disease in persons infected with human
20. Brau N, Bini EJ, Shahidi A, et al. Prevalence of
immunodeficiency virus. Clin.Infect.Dis. 2000;30
hepatitis C and coinfection with HIV among United
Suppl 1:S77–S84.
States veterans in the New York City metropolitan
7. Wright TL, Hollander H, Pu X, et al. Hepatitis C in area. Am J Gastroenterol 2002;97:2071–8.
HIV-infected patients with and without AIDS:
21. Francisci D, Baldelli F, Papili R, Stagni G, Pauluzzi
prevalence and relationship to patient survival.
S. Prevalence of HBV, HDV and HCV hepatitis
Hepatology 1994;20:1152–5.
markers in HIV-positive patients. Eur J Epidemiol
8. Merrick ST, Sepkowitz KA, Boyle BA, et al. 1995; 11:123–6.
Seroprevalence of hepatitis C antibody and
22. Leruez-Ville M, Kunstmann JM, De Almeida M,
hepatitis B antigenaemia in a large urban HIV
Rouzioux C, Chaix ML. Detection of hepatitis C
clinic. 12th World AIDS Conference, Geneva,
virus in the semen of infected men. Lancet 2000;
Switzerland, 1998. Abstract 22263.
356:42–3.
9. Sherman KE, Rouster SD, Chung RT, Rajicic N.
23. Eyster ME, Alter HJ, Aledort LM, Quan S, Hatzakis
Hepatitis C virus prevalence among patients
A, Goedert JJ. Heterosexual co-transmission of
infected with Human Immunodeficiency Virus: a
hepatitis C virus (HCV) and human
crosssectional analysis of the US adult AIDS
immunodeficiency virus (HIV). Ann Intern Med
Clinical Trials Group. Clin Infect Dis 2002;34:831–
1991;115:764–8.
7.
24. Thomas DL, Zenilman JM, Alter HJ, et al. Sexual
10. Saha MK, Chakrabarti S, Panda S, et al.
transmission of hepatitis C virus among patients
Prevalence of HCV and HBV infection amongst
attending sexually transmitted diseases clinics in
HIV seropositive intravenous drug users and their
Baltimore – an analysis of 309 sex partnerships. J
non-injecting wives in Manipur, India. Indian J Med
Infect Dis 1995;171:768–75.
Res 2000;111:37–9.
25. Alter MJ, Hadler SC, Judson FN, et al. Risk factors
11. Ahmed SD, Cuevas LE, Brabin BJ, et al.
for acute non-A, non-B hepatitis in the United
Seroprevalence of hepatitis B and C and HIV in
States and association with hepatitis C virus
Malawian pregnant women. J Infect 1998;37:248–
infection. J Am Med Assoc 1990;264:2231–5.
51.
26. Gordon SC, Patel AH, Kulesza GW, Barnes RE,
12. Amin J, Kaye M, Skidmore S, Pillay D, Cooper DA,
Silverman AL. Lack of evidence for the
Dore GJ. HIV and hepatitis C coinfection within the
heterosexual transmission of hepatitis C. Am J
CAESAR study. HIV Medicine 2004;5:174 –179.
Gastroenterol 1992;87:1849–51.
13. Ockenga J, Tillmann HL, Trautwein C, Stoll M,
Manns MP, Schmidt RE. Hepatitis B and C in HIV-
infected patients. Prevalence and prognostic value.
J Hepatol 1997;27:18–24.

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 9


1 Epidemiologi koinfeksi HIV dan hepatitis virus

27. Brettler DB, Mannucci PM, Gringeri A, et al. The 41. Thomas DL, Astemborski J, Rai RM, et al. The
low risk of hepatitis C virus transmission among natural history of hepatitis C virus infection: host,
sexual partners of hepatitis C-infected hemophilic viral, and environmental factors. J Am Med Assoc
males: an international, multicenter study. Blood 2000; 84:450–6.
1992; 80:540–3. 42. Mehta SH, Cox A, Hoover DR, et al. Protection
28. Osmond DH, Padian NS, Sheppard HW, Glass S, against persistence of hepatitis C. Lancet 2002;
Shiboski SC, Reingold A. Risk factors for hepatitis 359:1478–83.
C virus seropositivity in heterosexual couples. J 43. Cribier B, Rey D, Schmitt C, Lang JM, Kirn A, Stoll-
Am Med Assoc 1993;269:361–5. Keller F. High hepatitis C viraemia and impaired
29. Hisada M, O’Brien TR, Rosenberg PS, Goedert JJ. antibody response in patients coinfected with HIV.
Virus load and risk of heterosexual transmission of AIDS 1995;9:1131–6.
human immunodeficiency virus and hepatitis C 44. Thomas DL, Shih JW, Alter HJ, Vlahov D, Cohn S,
virus by men with hemophilia. The Multicenter Hoover DR et al. Effect of human
Hemophilia Cohort Study. J Infect Dis immunodeficiency virus on hepatitis C virus
2000;181:1475–8. infection among injecting drug users. J Infect Dis
30. Thomas DL, Villano SA, Riester KA, et al. Perinatal 1996;174:690–5.
transmission of hepatitis C virus from human 45. Sherman KE, O’Brien J, Gutierrez AG, Harrison S,
immunodeficiency virus type 1-infected mothers. Urdea M, Neuwald P et al. Quantitative evaluation
Women and Infants Transmission Study. J Infect of hepatitis C virus RNA in patients with concurrent
Dis 1998;177:1480–8. human immunodeficiency virus infections. J Clin
31. Granovsky MO, Minkoff HL, Tess BH, et al. Microbiol 1993;31:2679–82.
Hepatitis C virus infection in the mothers and 46. Soto B, Sanchez-Quijano A, Rodrigo L, del Olmo
infants cohort study. Pediatrics 1998;102:355–9. JA, Garcia-Bengoechea M, Hernandez-Quero J et
32. Conte D, Fraquelli M, Prati D, Colucci A, Minola E. al. Human immunodeficiency virus infection
Prevalence and clinical course of chronic hepatitis modifies the natural history of chronic parenterally-
C virus (HCV) infection and rate of HCV vertical acquired hepatitis C with an unusually rapid
transmission in a cohort of 15,250 pregnant progression to cirrhosis. J Hepatol 1997;26:1–5.
women. Hepatology 2000;31:751–5. 47. Poynard T, McHutchison J, Goodman Z, Ling MH,
33. Gibb DM, Goodall RL, Dunn DT, et al. Mother-to- Albrecht J. Is an “a la carte” combination interferon
child transmission of hepatitis C virus: evidence for alfa-2b plus ribavirin regimen possible for the first
preventable peripartum transmission. Lancet 2000; line treatment in patients with chronic hepatitis C?
356:904–7. The ALGOVIRC Project Group. Hepatology 2000;
34. Bodsworth NJ, Cooper DA, Donovan B. The 31:211–8.
influence of human immunodeficiency virus type 1 48. Fanning L, Kenny E, Sheehan M, et al. Viral load
infection on the development of the hepatitis B and clinicopathological features of chronic hepatitis
virus carrier state. J Infect Dis 1991;163:1138–40. C (1b) in a homogeneous patient population.
35. Petoumenos K. 2003. (Unpublished data). Hepatology 1999;29:904–7.
36. Vento S, di Perri G, Luzzati R, Cruciani M, 49. Puoti M, Spinetti A, Ghezzi A, et al. Mortality for
Garofano T, Mengoli C et al. Clinical reactivation of liver disease in patients with HIV infection: a cohort
hepatitis B in anti-HBs-positive patients with AIDS. study. J Acquir Immune Defic Syndr 2000;24:211–
Lancet 1989; 1:332–3. 7.
37. Homann C, Krogsgaard K, Pedersen C, Andersson 50. Mai AL, Yim C, O’Rourke K, Heathcote EJ. The
P, Nielsen JO. High incidence of hepatitis B interaction of human immunodeficiency virus
infection and evolution of chronic hepatitis B infection and hepatitis B virus infection in infected
infection in patients with advanced HIV infection. J homosexual men. J Clin Gastroenterol
Acquir Immune Defic Syndr 1991;4:416–20. 1996;22:299–304.
38. Gilson RJ, Hawkins AE, Beecham MR, et al. 51. Darby SC, Ewart DW, Giangrande PL, et al.
Interactions between HIV and hepatitis B virus in Mortality from liver cancer and liver disease in
homosexual men: effects on the natural history of haemophilic men and boys in UK given blood
infection. AIDS 1997;11:597–606. products contaminated with hepatitis C. UK
Haemophilia Centre Directors’ Organisation.
39. Colin JF, Cazals-Hatem D, Loriot MA, et al.
Lancet 1997; 350:1425–31.
Influence of human immunodeficiency virus
infection on chronic hepatitis B in homosexual 52. Monga HK, Rodriguez-Barradas MC, Breaux K, et
men. Hepatology 1999; 29:1306–10. al. Hepatitis C virus infection-related morbidity and
mortality among patients with human
40. Thio CL, Seaberg EC, Skolasky R Jr, et al. HIV-1,
immunodeficiency virus infection. Clin Infect Dis
hepatitis B virus, and risk of liver-related mortality
2001; 33:240–7.
in the Multicenter Cohort Study (MACS). Lancet
2002; 360:1921–6. 53. Yee TT, Griffioen A, Sabin CA, Dusheiko G, Lee
CA. The natural history of HCV in a cohort of
haemophilic patients infected between 1961 and
1985. Gut 2000; 47:845–51.

10 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


54. Graham CS, Baden LR, Yu E, et al. Influence of 66. Sulkowski MS, Thomas DL, Chaisson RE, Moore
human immunodeficiency virus infection on the RD. Hepatotoxicity associated with antiretroviral
course of hepatitis C virus infection: a meta- therapy in adults infected with human
analysis. Clin Infect Dis 2001;33:562–9. immunodeficiency virus and the role of hepatitis C
55. Makris M, Preston FE, Rosendaal FR, Underwood or B virus infection. J Am Med Assoc 2000;283:74–
JC, Rice KM, Triger DR. The natural history of 80.
chronic hepatitis C in haemophiliacs. Br J 67. Carr A,.Cooper DA. Restoration of immunity to
Haematol 1996; 94:746–52. chronic hepatitis B infection in HIV- infected patient
56. Telfer P, Sabin C, Devereux H, Scott F, Dusheiko on protease inhibitor. Lancet 1997;349:995–6.
G, Lee C. The progression of HCV-associated liver 68. Dore GJ, Cooper DA, Barrett C, Goh LE, Thakrar
disease in a cohort of haemophilic patients. Br J B, Atkins M. Dual efficacy of lamivudine treatment
Haematol 1994;87:555–61. in human immunodeficiency virus/hepatitis B
57. Eyster ME, Diamondstone LS, Lien JM, Ehmann viruscoinfected persons in a randomized,
WC, Quan S, Goedert JJ. Natural history of controlled study (CAESAR). The CAESAR
hepatitis C virus infection in multitransfused Coordinating Committee. J Infect Dis
hemophiliacs: effect of coinfection with human 1999;180:607–13.
immunodeficiency virus. The Multicenter 69. Benhamou Y, Bochet M, Thibault V, et al. Long-
Hemophilia Cohort Study. J Acquir Immune Defic term incidence of hepatitis B virus resistance to
Syndr 1993;6:602–10. lamivudine in human immunodeficiency virus-
58. Lesens O, Deschenes M, Steben M, Belanger G, infected patients. Hepatology 1999;30:1302–6.
Tsoukas CM. Hepatitis C virus is related to 70. Rockstroh JK, Theisen A, Kaiser R, Sauerbruch T,
progressive liver disease in human Spengler U. Antiretroviral triple therapy decreases
immunodeficiency virus-positive hemophiliacs and HIV viral load but does not alter hepatitis C virus
should be treated as an opportunistic infection. J (HCV) serum levels in HIV-HCV-co-infected
Infect Dis 1999; 179:1254–8. haemophiliacs. AIDS 1998;12:829–30.
59. Benhamou Y, Bochet M, Di M, et al. Liver fibrosis 71. Garcia-Samaniego J, Bravo R, Castilla J, et al.
progression in human immunodeficiency virus and Lack of benefit of protease inhibitors on HCV
hepatitis C virus coinfected patients. The Multivirc viraemia in HIV-infected patients. J Hepatol
Group. Hepatology 1999;30:1054–8. 1998;28:526–7.
60. Pol S, Lamorthe B, Thi NT, et al. Retrospective 72. Zylberberg H, Chaix ML, Rabian C, et al.
analysis of the impact of HIV infection and alcohol Tritherapy for human immunodeficiency virus
use on chronic hepatitis C in a large cohort of drug infection does not modify replication of hepatitis C
users. J Hepatol 1998;28:945–50. virus in coinfected subjects. Clin Infect Dis
61. Bierhoff E, Fischer HP, Willsch E, Rockstroh J, 1998;26:1104–6.
Spengler U, Brackmann HH et al. Liver 73. Rutschmann OT, Negro F, Hirschel B, Hadengue A,
histopathology in patients with concurrent chronic Anwar D, Perrin LH. Impact of treatment with
hepatitis C and HIV infection. Virchows Arch 1997; human immunodeficiency virus (HIV) protease
430:271–7. inhibitors on hepatitis C viraemia in patients
62. Eyster ME, Sherman KE, Goedert JJ, Katsoulidou coinfected with HIV. J Infect Dis 1998;177:783–5.
A, Hatzakis A. Prevalence and changes in hepatitis 74. Vento S, Garofano T, Renzini C, Casali F, Ferraro
C virus genotypes among multitransfused persons T, Concia E. Enhancement of hepatitis C virus
with hemophilia. The Multicenter Hemophilia replication and liver damage in HIV- coinfected
Cohort Study. J Infect Dis 1999;179:1062–9. patients on antiretroviral combination therapy. AIDS
63. Cacciola I, Pollicino T, Squadrito G, Cerenzia G, 1998;12:116–7.
Orlando ME, Raimondo G. Occult hepatitis B virus 75. Fialaire P, Payan C, Vitour D, Chennebault JM,
infection in patients with chronic hepatitis C liver Loison J, Pichard E et al. Sustained disappearance
disease. N Engl J Med 1999;341:22–6. of hepatitis C viraemia in patients receiving
64. Benhamou Y, Di Martino V, Bochet M, Colombet G, protease inhibitor treatment for human
Thibault V, Liou A et al. Factors affecting liver immunodeficiency virus infection. J Infect Dis
fibrosis in human immunodeficiency virus-and 1999;180:574–5.
hepatitis C virus-coinfected patients: impact of 76. Eskild A, Magnus P, Petersen G, et al. Hepatitis B
protease inhibitor therapy. Hepatology antibodies in HIV-infected homosexual men are
2001;34:283–7. associated with more rapid progression to AIDS.
65. Garcia-Samaniego J, Rodriguez M, Berenguer J, AIDS 1992;6:571–4.
Rodriguez-Rosado R, Carbo J, Asensi V et al. 77. Scharschmidt BF, Held MJ, Hollander HH, et al.
Hepatocellular carcinoma in HIV-infected patients Hepatitis B in patients with HIV infection:
with chronic hepatitis C. Am J Gastroenterol relationship to AIDS and patient survival. Ann
2001;96:179–83. Intern Med 1992; 117:837–8.

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 11


1 Epidemiologi koinfeksi HIV dan hepatitis virus

78. Thio, CL, Seaberg, CL, Kingsley, L, Phair, J,


Visscher, B, and Munoz, A. The role of hepatitis B
virus in the progression of HIV and the response to
highly active antiretroviral therapy (HAART). 15th
International AIDS Conference, 2002. Abstract
WePeB6016.
79. Prins M, Hernandez A, I, Brettle RP, et al. Pre-
AIDS mortality from natural causes associated with
HIV disease progression: evidence from the
European Seroconverter Study among injecting
drug users. AIDS 1997;11:1747–56.
80. Dorrucci M, Pezzotti P, Phillips AN, Alliegro MB,
Rezza G. Antiretroviral treatment and progression
to AIDS in HIV seroconverters from different risk
groups. HIV Italian Seroconversion Study. AIDS
1997; 1:461–7.
81. Dorrucci M, Pezzotti P, Phillips AN, Lepri AC,
Rezza G. Coinfection of hepatitis C virus with
human immunodeficiency virus and progression to
AIDS. Italian Seroconversion Study. J Infect Dis
1995; 172:1503–8.
82. Quan CM, Krajden M, Grigoriew GA, Salit IE.
Hepatitis C virus infection in patients infected with
the human immunodeficiency virus. Clin Infect Dis
1993; 17:117–9.
83. Staples CT, Jr., Rimland D, Dudas D. Hepatitis C in
the HIV (human immunodeficiency virus) Atlanta
V.A. (Veterans Affairs Medical Center) Cohort
Study (HAVACS): the effect of coinfection on
survival. Clin Infect Dis 1999;29:150–4.
84. Piroth L, Duong M, Quantin C, Abrahamowicz M,
Michardiere R, Aho LS et al. Does hepatitis C virus
co-infection accelerate clinical and immunological
evolution of HIV-infected patients? AIDS 1998;
12:381–8.
85. Sabin CA, Telfer P, Phillips AN, Bhagani S, Lee
CA. The association between hepatitis C virus
genotype and human immunodeficiency virus
disease progression in a cohort of hemophilic men.
J Infect Dis 1997;175:164–8.
86. Daar ES, Lynn H, Donfield S, et al. Hepatitis C
virus load is associated with human
immunodeficiency virus type 1 disease progression
in hemophiliacs. J Infect Dis 2001;183:589–95.
87. Sulkowski MS, Moore RD, Mehta SH, Chaisson
RE, Thomas DL. Hepatitis C and progression of
HIV disease. J Am Med Assoc 2002;288:199–206.
88. Bica I, McGovern B, Dhar R, Stone D, McGowan
K, Scheib R et al. Increasing mortality due to end-
stage liver disease in patients with human
immunodeficiency virus infection. Clin Infect Dis
2001; 32:492–7.
89. Soriano V, Garcia-Samaniego J, Valencia E,
Rodriguez-Rosado R, Munoz F, Gonzalez-Lahoz J.
Impact of chronic liver disease due to hepatitis
viruses as cause of hospital admission and death
in HIVinfected drug users. Eur J Epidemiol 1999;
15:1–4.

12 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


Penatalaksanaan koinfeksi HIV dan
virus hepatitis C
Gregory Dore
Head of Viral Hepatitis Program, National Centre in HIV
koinfeksi HIV-HCV mengalami tingkat infeksi
kronis yang lebih tinggi, viral load HCV yang
2
Epidemiology and Clinical Research, lebih tinggi dan kelanjutan penyakit hati yang
The University of New South Wales, Darlinghurst NSW lebih cepat. Namun mulai muncul semakin
banyak bukti bahwa pemulihan kekebalan
Joe Sasadeusz
Physician, Alfred Hospital, Prahran and Victorian melalui ART dapat memperlambat kelanjutan
Infectious Diseases Service, Royal Melbourne Hospital, penyakit hati pada orang koinfeksi HIV-HCV.6
Parkville, Victoria Walau kelanjutan penyakit HIV yang lebih cepat
pada orang koinfeksi HIV-HCV juga ditunjukkan
Pokok Kunci pada beberapa penelitian, hal ini dibuktikan salah
pada yang lain (lihat Bab 1).
Ɣ Semua orang dengan HIV harus dites untuk
virus hepatitis C (HCV); namun mereka dengan
riwayat penggunaan narkoba suntikan atau
tingkat transaminase yang tinggi paling mungkin Diagnosis dan penilaian infeksi
terinfeksi. HCV pada Odha
Ɣ Viral load HCV sebaiknya diukur untuk Pola penularan HIV dan HCV yang serupa
memastikan infeksi aktif pada semua orang memberi kesan bahwa semua Odha sebaiknya
dengan hasil tes antibodi HCV yang positif.
diusulkan melakukan tes antibodi HCV.
Ɣ Analisis genotipe HCV akan membantu Namun, kelompok yang paling mungkin
menentukan apakah mungkin akan ada terinfeksi HCV adalah mereka:
tanggapan terhadap terapi antiviral.
• yang pernah menyuntik narkoba;
Ɣ Efek samping terapi antiviral HCV dan terapi • yang menerima transfusi produk darah
antiretroviral HIV lebih berat pada orang sebelum skrining dilakukan (1990 di
koinfeksi HIV-HCV. Australia);
Ɣ Efektivitas terapi antiviral HCV, terutama pada • yang mempunyai tingkat transaminase (ALT,
orang dengan genotipe 1, di bawah optimal. AST) yang tinggi dalam darah.
Strategi untuk menentukan urutan terapi HIV dan Sebuah algoritme tes untuk Odha ditujukkan
HCV berdasarkan risiko relatif HIV dan
komplikasi terkait penyakit hati dibutuhkan.
di Gambar 2.1. Odha, terutama mereka dengan
jumlah CD4 yang rendah, mempunyai kepekaan
yang lebih rendah pada tes antibodi HCV.
Pengantar Penilaian RNA HCV, dengan PCR atau cara lain,
Kejadian penyakit oportunistik terkait HIV yang diusulkan bila hasil tes antibodi HCV adalah
menurun akibat terapi antiretroviral (ART) yang negatif tetapi ada kemungkinan yang cukup tinggi
lebih baik mengubah tujuan penatalaksanaan adanya infeksi HCV. Pada 20-30 persen kasus,
HIV secara klinis menuju pencegahan dan infeksi HCV tidak mengakibatkan infeksi virus
pengobatan penyakit bersamaan, terutama yang tetap.7 Oleh karena itu, indikasi lain untuk
penyakit hati. Perkembangan baru dalam terapi tes RNA HCV adalah untuk konfirmasi infeksi
antiviral untuk virus hepatitis B (HBV) dan C HCV kronis. Hasil negatif dari tes RNA HCV
(HCV)1-4 memberi kesempatan untuk kualitatif – yang terbaik dilakukan dua kali –
penatalaksanaan hepatitis virus kronis secara menunjukkan ketiadaan infeksi HCV aktif akut
lebih efektif pada Odha. Bab ini akan meliput atau kronis.
penatalaksanaan klinis orang koinfeksi HIV- Infeksi HCV kronis adalah sangat mungkin
HCV dan mengusulkan strategi terapeutik pada orang yang antibodi HCV positif dengan
berdasarkan bukti saat ini. tingkat transaminase dalam darah yang tinggi. Tes
Interaksi virologis, epidemiologis dan klinis pada awal umumnya termasuk genotipe virus dan
yang penting antara HIV dan HCV sudah RNA HCV kuantitatif (viral load) karena
digambarkan selama dasawarsa terakhir.5 Orang ekektifitas terapi antiviral HCV terkait dengan
kedua parameter tersebut.2,3,4

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 13


2 Penatalaksanaan koinfeksi HIV dan virus hepatitis C

Namun viral load HCV tidak mempunyai Indikasi untuk biopsi hati
pola prognostik terkait kelanjutan penyakit
Kategori orang koinfeksi HIV-HCV yang berikut
(berbeda dengan viral load HIV), dan tidak harus
sebaiknya diusulkan melakukan biopsi hati:
dipantau terus-menerus.
Alasan untuk tingkat transaminase yang tinggi Ɣ Tingkat ALT abnormal dan lamanya infeksi
diperkirakan lebih dari 10 tahun
dalam darah dan hasil tes RNA HCV negatif
termasuk unsur ART yang hepatotoksik. Ɣ Tingkat ALT abnormal dan lamanya infeksi tidak
Karena kebanyakan orang tidak bergejala pada diketahui, terutama pada orang berusia 35 tahun
ke atas
saat tertular HCV, sebaiknya Odha yang terus
berisiko melakukan tes antibodi HCV secara Ɣ Tingkat ALT normal tetapi ada bukit klinis
penyakit hati kronis, mis. hepatomegali dan
berkala (setiap 12 bulan). Semua orang didiagnosis
spider naevi
dengan infeksi HCV yang baru menular (antibodi
HCV positif dengan antibodi HCV negatif dalam Ɣ Genotipe/viral load HCV yang kurang
menanggapi, terutama orang dengan genotipe 1
masa dua tahun sebelumnya, atau hepatitis akut dan viral load tinggi
klinis dengan antibodi HCV atau PCR positif)
sebaiknya dirujuk agar dinilai untuk terapi
antiviral dini. alkohol, riwayat psikiatris, dan tes darah serta
Penting dicatat bahwa beberapa jangkitan status vaksinasi untuk virus hepatitis A (HAV)
HCV akut pernah dilaporkan di antara laki-laki dan virus hepatitis B (HBV). Genotipe dan viral
HIV-positif yang berhubungan seks dengan laki- load HCV adalah penting untuk menentukan
laki. Pada jangkitan ini, penularan seksual tanggapan yang mungkin pada terapi antiviral.
tampaknya bentuk penularan utama dengan Riwayat psikiatris terutama penting, karena
prakek misalnya fisting (memasukkan kepalan mengalami tingkat depresi yang tinggi dengan
tangan dalam dubur) dan penggunaan toy terapi berdasarkan interferon, dengan begitu
(mainan) berperan.8,9 Oleh karena itu, penting membentuk titik acuan dini sebelum terapi.
mempertimbangkan HCV sebagai diagnosis Pada orang koinfeksi HIV-HCV, risiko
mungkin dalam populasi ini dan skrining untuk penyakit hati yang berlanjut adalah relatif tinggi.
orang macam ini mungkin dapat dibenarkan. Walau tidak wajib dilakukan biopsi hati sebagai
persyaratan untuk memulai terapi HCV di
Australia, penentuan stadium penyakit sebaiknya
Penilaian lanjutan dan rujukan dipertimbangkan untuk mereka dengan infeksi
HCV kronis yang dikonfirmasi serta tingkat
untuk mempertimbangkan terapi
transaminase yang tinggi. Terutama mereka yang
Penilaian lanjutan pada orang koinfeksi HIV- diperkirakan sudah terinfeksi lebih dari sepuluh
HCV harus termasuk riwayat narkoba dan tahun sebaiknya didorong untuk melakukan
biopsi hati.
Selain tingkat ALT yang terus normal
Gambar 2.1 Algoritme tes HCV untuk Odha
dikatikan dengan kelanjutan penyakit yang
Antibodi HCV lamban, kaitan tingkat ALT dengan risiko
positif negatif
fibrosis hati adalah lemah.10 Oleh karena itu,
dalam kisaran abnormal, ALT tidak mempunyai
ALT ALT ALT ALT tingkat prediksi stadium penyakit hati yang
normal abnormal normal abnormal
atau
tinggi.
pajanan Walaupun hasil tes antibodi yang negatif
risiko tinggi sebelumnya sering tidak tersedia, dan hepatitis
akut bergejala jarang, penilaian faktor risiko
HCV-RNA kuantitatif
negatif
HCV-RNA HCV sering dapat membantu menentukan
kuantitatif lamanya kemungkinan infeksi HCV. Contohnya,
+ seorang antibodi HCV-positif dan mempunyai
genotipe HCV
riwayat menyuntik selama dua tahun, 18 sampai
negatif positif positif 20 tahun sebelumnya tanpa faktor risiko lain
Tiada bukti infeksi HCV Infeksi HCV aktif boleh dianggap terinfeksi waktu itu. Anggapan
aktif - Lihat penyelidikan lanjut itu dapat disesuaikan dengan kegiatan penyakit
- Tes ulang bila bukti & indikasi rujukan pada biopsi dan membantu pengambilan
pajanan untuk biopsi hati
keputusan mengenai terapi.

14 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


Biopsi hati mungkin tidak begitu penting baik untuk orang koinfeksi HIV-HCV, serupa
untuk pengambilan keputusan mengenai terapi dengan angka yang dilihat pada orang hanya
untuk orang dengan koinfeksi HIV-HCV yang dengan HCV;
berikut: • Angka tanggapan pada interferon pegilasi dan
• mereka dengan angka tanggapan terhadap ribavirin pada orang koinfeksi HIV-HCV
terapi yang lebih tinggi, terutama mereka adalah 10-20 persen lebih rendah dibandingkan
dengan HCV genotipe 2 dan 3. Tanggapan angka pada orang hanya dengan HCV,
terhadap terapi juga lebih tinggi secara terutama dalam rangkaian kerusakan
bermakna di antara mereka dengan genotipe 1 kekebalan yang lebih lanjut;
dan viral load HCV yang rendah • HCV mungkin mempengaruhi tanggapan
dibandingkan mereka dengan viral load yang kekebalan setelah pengenalan ART pada orang
tinggi; koinfeksi HIV-HCV;
• mereka dengan lamanya infeksi HCV yang • Toksisitas mungkin meningkat pada orang
lebih singkat atau dengan tes fungsi hati yang koinfeksi HIV-HCV yang memakai ART
tetap normal, karena penyakit hati secara dini bersamaan dengan interferon dan ribavirin.
tidak mungkin pada orang tersebut;
• mereka yang ingin mulai terapi, tidak
tergantung pada tingkat kerusakan pada hati. Pilihan terapeutik saat ini
Dicabutnya keharusan untuk melakukan Perbaikan pada ART selama pertengahan 1990-an
biopsi hati di Australia sebelum memulai terapi diikuti oleh perbaikan pada terapi antiviral HCV
HCV berarti satu-satunya persyaratan utama pada akhir 1990-an. Walau tidak langsung
untuk mendapatkan terapi di sana adalah mempunyai tindakan antiviral yang manjur
konfirmasi adanya hepatitis C kronis – umumnya sebagai monoterapi, ribavirin, sebuah analog
antibodi positif selama lebih dari enam bulan guanosin, bila digabung dengan interferon baku,
dengan adanya bukti infeksi HCV aktif menghasilkan angka tanggapan virologis yang
sebagaimana ditentukan oleh tes RNA HCV terus-menerus (sustained virological response/SVR)
kualitatif atau kuantitatif yang positif. kurang lebih 40 persen pada oarang dengan
infeksi HCV. Penentu utama SVR ditunjukkan
Strategi terapeutik untuk orang oleh genotipe HCV; angka 25-30 persen untuk
koinfeksi HIV-hepatitis C genotipe 1 dan 60-70 persen untuk genotipe 2 dan
3 ditunjukkan dengan rejimen ini. Viral load
Dalam keadaan saat ini dengan terapi HIV dan HCV, usia, jenis kelamin dan kepatuhan pada
HCV yang berkembang cepat serta pengetahuan terapi juga ditunjukkan mempengaruhi angka
yang semakin berkembang mengenai koinfeksi tanggapan.11,12 SVR (didefinisi sebagai ketiadaan
HIV-HCV, proses pengambilan keputusan HCV dalam darah enam bulan setelah terapi
terapeutik untuk orang dengan koinfeksi HIV- antiviral selesai) tampaknya serupa dengan
HCV dan dokternya adalah rumit. Beberapa pemberantasan virus keseluruhan (penyembuhan)
faktor menambah kerumitannya: dalam kebanyakan kasus, dan berhubungan
• Ada bukti bahwa pengenalan ART dengan kemunduran fibrosis hati, walau ada
meningkatkan harapan hidup Odha, tetapi sirosis.13
terapi ini dapat ditunda sampai perkembangan Angka ini diperperbaiki lebih lanjut selama
kekurangan kekebalan yang berlanjut; tahun-tahun terakhir dengan laporan mengenai
• HCV dalam rangkaian HIV melanjut lebih penelitian yang memakai interferon pegilasi
cepat pada komplikasi, baik sirosis maupun dalam kombinasi dengan ribavirin, yang
karsinoma hepatoselular (hepatocellular mencapai SVR keseluruhan 54-63 persen,
carcinoma/HCC); meningkat menjadi 75-80 persen untuk infeksi
• Penurunan pada morbiditas dan mortalitas genotipe 2 dan 3. Interferon pegilasi adalah
akibat penyakit oportunistik terkait HIV bentuk yang bertindak lebih lama, dengan
meningkatkan proporsi morbiditas dan manfaat dapat dipakai sebagai suntikan subkutan
mortalitas tidak terkait HIV termasuk akibat mingguan dibandingkan tiga kali seminggu untuk
penyakit hati lanjutan; interferon baku. Ribavirin dipakai melalui mulut
• Uji coba klinis berskala besar yang memakai dua kali sehari. Kombinasi interferon pegilasi dan
interferon pegilasi dan ribavirin menunjukkan ribavirin sekarang menjadi pengobatan baku
angka tanggapan antiviral HCV yang lebih untuk HCV kronis.

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 15


2 Penatalaksanaan koinfeksi HIV dan virus hepatitis C

Penelitian terhadap koinfeksi HIV-HCV persen untuk kelompok PEG + RBV banding 12
ketinggalan oleh penelitian pada populasi dengan persen untuk kelompok IFN + RBV.16
hanya HCV, tetapi penemuan dari tiga penelitian Angka SVR mungkin berbeda antara
penting yang menilai interferon pegilasi dengan penelitian ini karena berbagai alasan. Populasi
ribavirin untuk koinfeksi HIV-HCV baru saja pasien adalah berbeda antara penelitian.
diterbitkan: penelitian APRICOT, penelitian Khususnya, proporsi pasien dengan sirosis,
RIBAVIC dan penelitian ACTG 5071.14-16 Semua sebuah faktor yang berhubungan dengan angka
penelitian ini secara jelas menunjukkan bahwa SVR yang lebih rendah, adalah lebih tinggi pada
bentuk interferon pegilasi (PEG) dalam penelitian RIBAVIC (39 persen) dibandingkan
kombinasi dengan ribavirin (RBV) lebih baik penelitian APRICOT (15 persen). Juga lebih
dibandingkan interferon baku (IFN) dengan banyak pasien di penelitian RIBAVIC
ribavirin. menghentikan terapi secara dini dibandingkan
Penelitian APRICOT adalah uji coba berbagai mereka di penelitian APRICOT. Penelitian
pusat internasional yang melibatkan 860 pasien ACTG memakai takaran RBV yang lebih rendah,
dan adalah satu-satunya penilitian pendaftaran yang sekarang diketahui kurang efektif.
yang dilakukan pada populasi pasien ini. Tambahan, kebutuhan untuk perbaikan
Penelitian dirancang untuk membagi peserta histologis dalam penelitian ACTG mungkin
dalam tiga kelompok untuk membandingkan menyebabkan penghentian terapi secara dini pada
PEG + RBV banding monoterapi PEG banding pasien yang pada akhirnya mungkin mencapai
IFN + RBV yang baku, Penelitian ini mencapai SVR.
angka SVR yang paling tinggi terlapor sampai saat Dipertimbang bersama, penelitian ini jelas
ini pada pasien koinfeksi HIV-HCV, dengan PEG menunjukkan kemanjuran interferon pegilasi
+ RBV mencapai SVR 40 persen dibandingkan dalam terapi kombinasi dengan ribavirin yang
12 persen untuk IFN + RBV dan 20 persen lebih baik. Namun tanggapan pada terapi tetap di
untuk monoterapi PEG. Penelitian APRICOT bawah optimal, terutama untuk mereka dengan
memakai interferon alfa-2a pegilasi (PEGASYS) HCV genotipe 1.
180µg dengan 800mg ribavirin selama 48
minggu.14 Pasien dengan infeksi genotipe 1
diobati dengan PEG + RBV mencapai SVR yang Peningkatan toksisitas terapeutik
lebih rendah secara bermakna (29 persen) dalam koinfeksi HIV-HCV
dibandingkan mereka dengan infeksi genotipe 2/3
Sebelumnya, satu pertimbangan utama mengenai
(62 persen).
terapi koinfeksi adalah keamanan rejimen terapi
Penelitian RIBAVIC Prancis adalah uji coba
dan khususnya interaksi yang mungkin antara
berbagai pusat yang melibatkan 412 pasien dan
ART dan terapi HCV. Angka pemberhentian
melakukan perbandingan antara interferon 2b
keseluruhan di penelitian ini pada kelompok
(PEGINTRON) 1,5µg/kg/hari dan IFN baku
PEG + RBV adalah: 25 persen untuk APRICOT,
keduanya dalam kombinasi dengan RBV 800mg/
42 persen untuk RIBAVIC dan 12 persen untuk
hari. SVR untuk kelompok PEG + RBV dalam
ACTG. Penelitian APRICOT menunjukkan
penelitian ini sekali lagi lebih tinggi secara
tidak ada perbedaan dalam angka pemberhentian
bermakna dibandingkan kelompok IFN + RBV
atau efek samping berat antara kelompok. Lagi
(26 persen banding 18 persen).15
pula, pola dan angka efek samping yang
Penelitan ACTG 5071 AS adalah satu lagi uji
dilaporkan adalah serupa antara ketiga kelompok.
coba berbagai pusat yang melibatkan 134 pasien
Data ini memberi kesan bahwa pola keamanan
yang dibagi secara acak pada dua kelompok:
PEG serupa dengan IFN baku.
interferon pegilasi 2a (PEGASYS) 180µg/minggu
Tambahan, tidak ada dampak negatif pada
banding IFN dengan memakai 6MU untuk 12
pengendalian HIV. Sebaliknya, kelompok PEG +
mingu diikuti oleh 3MU untuk 48 minggu terapi
RBV mencapai hampir 1 log penurunan pada
keseluruhan. Takaran RBV pada penelitian ini
viral load HIV pasien dengan viral load HIV
berkisar antara 600-1.000mg/hari. Pasien
terdeteksi pada awal. Hal ini menghilangkan
melakukan biopsi hati tambahan pada 24 minggu
ketakutan sebelumnya bahwa RBV dapat
dan diteruskan pada penelitian bila mereka
menghambat fosforilasi analog nukleosida
memenuhi perbaikan histologis yang ditentukan
misalnya AZT dan d4T, dengan akibat
sebelumnya. SVR pada penelitian ini adalah 27
pengendalian HIV dihambat.

16 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


Walaupun ada kedua kepastian ini, tetap ada terapi interferon dan hal ini terkait dengan
dua pengamatan waspada yang penting yang leukopenia yang dipicu oleh interferon. Namun
harus diperhatikan dari penelitian ini. Penelitian persentase CD4 umumnya stabil.
RIBAVIC melaporkan toksisitas mitokondria
(didefinisikan oleh hiperlaktemia atau
pankreatitis) pada 13 pasien. Hal ini terjadi pada Dampak stadium penyakit pada
16 persen pasien yang memakai ddI, dan pada pengambilan keputusan
mereka risiko meningkat 18 kali lipat. Hal ini
mengenai terapi
mungkin diakibatkan karena ribavirin membantu
fosforilasi ddI, dengan demikian meningkatkan Satu strategi untuk menatalaksanakan infeksi
tingkat obat.17 Penemuan kedua yang penting HCV adalah untuk menunda terapi antiviral
adalah dekompensasi hati pada penelitian hingga ada tanda fibrosis hati yang berlanjut
APRICOT. Hal ini terjadi pada 14 pasien dan (biasanya stadium 2: fibrosis sedang). Pendekatan
menyebabkan enam kematian. Semua kasus ini penundaan terapeutik ini mungkin tidak layak
terjadi pada pasien dengan sirosis dengan risiko untuk orang koinfeksi HIV-HCV, dengan adanya
10,5 persen. Dengan penyelidikan kasus ini secara perkembangan penyakit hati yang lebih cepat.
lebih dalam, penggunaan ddI juga muncul sebagai Kemanjuran intervensi terapeutik HCV pada
faktor risiko independen tetapi, berlawan dengan koinfeksi adalah paling tinggi saat fungsi
RIBAVIC, tidak ada kaitan dengan asidosis kekebalan relatif baik. Masalah ini menimbulkan
laktik. Kebanyakan pasien ini mempunyai skor pertanyaan mengenai urutan terapi: apakah kedua
Child’s Pugh 6 atau lebih pada awal, yang virus yang diangkut darah ini sebaiknya diobati
sedikitnya menunjukkan adanya dekompensasi bersamaan atau terpisah, dan bila terpisah, virus
hati. mana dulu? Karena terapi HIV sekarang
Data ini memberi kesan bahwa dibutuhkan diusulkan waktu jumlah CD4 menurun di bawah
seleksi pasien dan rejimen ART secara hati-hati. 35018 dianggap masuk akal memakai ambang ini
Pasien dengan sirosis dekompensasi sebaiknya untuk menentukan prioritas terapeutik. Di
tidak diobati dan ddI dihindari selama terapi bawah jumlah ini tanggapan dipengaruhi oleh
HCV. Usulan saat ini adalah untuk memakai ddI penekanan kekebalan, jumlah CD4 menurun lagi
dengan sangat hati-hati dalam kombinasi dengan dengan terapi dan terapi HIV menjadi prioritas.
ribavirin. Orang koinfeksi HIV-HCV yang mulai Di atas 350, fungsi kekebalan relatif kuat dan
terapi kombinasi interferon dan ribavirin dan
yang menerima ddI sebaiknya menggantinya
dengan rejimen yang tidak mengandung ddI atau Strategi terpeutik untuk penatalaksanaan
Gambar 2.2
mengurangi takaran ddI bila rejimen lain tidak koinfeksi HIV-HCV pada orang HCV RNA positif
tersedia. Pemantauan ketat juga dibutuhkan
untuk orang dengan sirosis setelah mulai terapi ALT
interferon dan ribavirin, termasuk tes koagulasi
secara berkala, dan bila ada tanda dekompensasi Tetap normal Tinggi

hati, terapi dihentikan. Kekhawatiran mengenai


peningkatan risiko toksisitas mitokondria pada Tidak lagi menyelidiki Biopsi hati
orang koinfeksi HIV-HCV yang mulai terapi
interferon dan ribavirin juga membuat
pengukuran laktat secara berkala sebagai strategi Ringan Sedang/Berat
yang masuk akal. Namun kasus asidosis laktik (Grade 1/Stadium 1 (Grade 2/Stadium 1
dapat muncul secara sangat cepat dan atau kurang) atau lebih)

hiperlaktemia tidak selalu ditemukan sebelumnya


pada pemantauan laktat berkala. Mempertimbangkan terapi Terapi bila tidak ada
Masalah ini juga menyoroti kebutuhan akan bila faktor mendukung kontraindikasi
(mis. HCV genotipe 2/3
pengenal dan rujukan dini untuk pasien macam + CD4 lebih tinggi)
itu pada pusat spesialis agar mereka dapat atau Interferon pegilasi + ribavirin
ditangani lebih dini dalam perjalanan infeksi Ulangi biopsi setelah 3 tahun selama 48 minggu
HCV, terutama sebelum munculnya sirosis, yang
lebih mempengaruhi tanggapan terhadap terapi. Terapi bila ada lanjutan
Jumlah CD4 mutlak sering menurun selama pada biopsi

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 17


2 Penatalaksanaan koinfeksi HIV dan virus hepatitis C

untuk orang koinfeksi HIV/HCV. Risiko lebih


Urutan diusulkan untuk terapi
Gambar 2.3
koinfeksi HIV-HCV tinggi terhadap penyakit hati yang berlanjut pada
Odha berarti faktor bersama lain untuk
Jumlah CD4
perkembangan penyakit menjadi semakin
penting.
< 350 > 350
Contohnya, seorang koinfeksi HIV-HCV
yang juga pengguna alkohol secara berat berisiko
jauh lebih tinggi terhadap penyakit hati berlanjut.
Obati HIV dulu Obati HCV dulu
Umumnya, orang koinfeksi HIV-HCV sebaiknya
mengurangi penggunaan alkoholnya menjadi
Obati HCV waktu tidak lebih dari 20g (dua minuman baku) per hari
jumlah CD4 optimal dan berupaya bebas alkohol tiga hari seminggu.
Dalam kasus fibrosis hati berat atau sirosis,
sebaiknya berhenti total.
ketiadaan ART mengurangi kejadian Juga penting menyoroti bahwa orang yang
hepatotoksisistas. Mana saja yang dimulai dulu, memakai ART ditujukkan mempunyai bukan
terapi HIV dan HCV sebaiknya bergiliran dengan hanya mortalitas yang lebih baik secara
tenggang waktu sedikitnya satu dan lebih baik keseluruhan, tetapi juga mortalitas terkait hati
dua bulan antaranya untuk meminimalkan yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak
toksisitas dan meningkatkan kepatuhan. memakai ART.6
Strategi terapeutik yang diusulkan untuk Tidak ada bukti yang memberi kesan bahwa
orang koinfeksi HIV-HCV diuraikan pada penggunaan narkoba sendiri meningkatkan risiko
Gambar 2.2. Karena strategi ini berdasarkan penyakit hati berlanjut pada orang terinfeksi
stadium penyakit hati, biopsi hati tetap adalah HCV. Justru, tidak ada kriteria khusus terkait
unsur penting dalam proses pengambilan alkohol dan narkoba untuk akses terapi antiviral
keputusan mengenai terapi untuk orang koinfeksi HCV. Namun menghindari penggunaan narkoba
HIV-HCV. Namun menentukan stadium berlebihan, terutama secara suntikan, tampaknya
penyakit hati mungkin tidak sama penting untuk strategi yang layak untuk orang koinfeksi HIV-
orang dengan pola terapi yang lebih baik HCV. Tampaknya dapat terjadi infeksi ulang
(misalnya HCV genotipe 2/3 dengan jumlah CD4 setelah penyembuhan HCV dengan terapi, dan
yang lebih tinggi). hal ini meningkatkan pentingnya pencegahan
Urutan terapi HIV dan HCV yang diusulkan pajanan HCV pada orang yang terus menyuntik
diuraikan di Gambar 2.3. narkoba.20,21
Koinfeksi HIV-HCV dan penyakit hati
dekompensasi Kesimpulan
Orang dengan koinfeksi HIV-HCV dan Prognosis yang jauh lebih baik untuk Odha,
dipastikan kegagalan hati sebaiknya tidak dimulai termasuk toksisitas lebih tinggi terkait dengan
dengan terapi berdasarkan interferon karena ada terapi yang rumit untuk menahan pengendalian
risiko toksisitas dan dekompensasi hati lebih replikasi HIV dan fungsi kekebalan,
lanjut yang jauh lebih tinggi. Seorang dengan menyebabkan munculnya penyakit hati sebagai
penyakit HIV yang stabil dan kegagalan hati masalah penatalaksanaan klinis yang besar. Oleh
terkait HCV sebaiknya dipertimbangkan untuk karena cara penularan HIV dan HCV adalah
pencangkokan hati. Bukti saat ini memberi serupa, Odha sebaiknya diberi konseling dan
harapan akan ada hasil yang baik, terutama pada diusulkan untuk melakukan tes HCV. Untuk
orang yang dapat menahan ART setelah mereka dengan hepatitis kronis, hasil terapi yang
pencangkokan.19 lebih baik memberi kesempatan untuk
pemberantasan HCV (penyembuhan). Penilaian
kegiatan dan stadium penyakit hati akan tetap
Masalah penatalaksanaan lain menjadi alat yang penting dalam pengambilan
Penatalaksanaan hepatotoksisitas dan pilihan keputusan mengenai terapi, terutama untuk
ART pada orang koinfeksi HIV-HCV dibahas mereka dengan pola pengobatan yang kurang
pada Bab 4. Penggunaan narkoba dan alkohol menguntungkan.
adalah masalah penatalaksanaan lain yang besar

18 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


Ucapan terima kasih or 24 weeks versus interferon alpha 2b plus
placebo for 48 weeks for treatment of chronic
Dr. David Koorey, Mr. Paul Harvey dan infection with hepatitis C virus. Lancet 1998; 352:
Dr. Darren Russell memberi komentar yang 1426-32.
berharga pada draf awal bab ini. 13 Shiratori Y, Imazeki F, Moriyama M, et al.
Histological improvement of fibrosis in patients with
hepatitis C who have sustained response to
Referensi interferon therapy. Ann Intern Med 2000,132:517–
24.
1 Torresi J, Locarnini S. Antiviral chemotherapy for 14 Torriani FJ, Rodriguez-Torres M, Rockstroh JK,
the treatment of hepatitis B virus infections. Lissen E et al. Peginterferon Alfa-2a plus Ribavirin
Gastroenterology 2000;118(Suppl 1):S83–S103. for Chronic Hepatitis C Virus Infection in HIV-
2 Manns MP, McHutchison JG, Gordon SC, et al. Infected Patients. N Engl J Med, 2004; 351: 438-
Peginterferon alfa-2b plus ribavirin compared with 50.
interferon alfa-2b plus ribavirin for initial treatment 15 Perronne C, Carrat F, Bani-Sadr F et.al.. Final
of chronic hepatitis C: a randomised trial. Lancet Results of ANRS HC02-RIBAVIC: A Randomized
2001;358:958–65 Controlled Trial of Pegylated-Interferon-alfa-2b plus
3 Fried MW, Shiffman ML, Reddy KR, et.al. Ribavirin vs Interferon-alfa-2b plus Ribavirin for the
Peginterferon alfa-2a plus ribavirin for chronic Initial Treatment of Chronic Hepatitis C in HIV Co-
hepatitis C virus infection. N Engl J Med. infected Patients. Abstract # 117LB. 11th
347(13):975-82, 2002 Sep 26 Conference on Retroviruses and Opportunistic
4 Hadziyannis SJ, Sette H Jr, Morgan TR, et.al Infections. Feb 8-11 2004. San Francisco, CA
PEGASYS International Study Group. 16 Chung RT, Andersen J, Volberding P, Robbins GK
Peginterferonalpha2a and ribavirin combination et al. Peginterferon Alfa-2a plus Ribavirin versus
therapy in chronic hepatitis C: a randomized study Interferon i. Alfa-2a plus Ribavirin for Chronic
of treatment duration and ribavirin dose. Ann Intern Hepatitis C in HIV-Coinfected Persons. N Engl J
Med. 140(5):346-55, 2004 Mar 2 Med, ii. 2004; 351; 451-59.
5 Dore GJ, Cooper DA. The impact of HIV therapy 17 Lafeuillade A, Hittinger G, Chadapaud S. Increased
on co-infection with hepatitis B and hepatitis C mitochondrial toxicity with ribavirin in HIV/HCV
viruses. Curr Opin Infect Dis 2001;14:749–55. coinfection. Lancet 2001;357:280–1
6 Qurishi N, Kreuzberg C, Luchters G, et.al. Effect of 18 Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in
antiretroviral therapy on liver-related mortality in HIV-1-Infected Adults and Adolescents.
patients with HIV and hepatitis C virus coinfection. Department of Health and Human Services. 2004
Lancet. 2003, 362:1708-13. 19 Ragni MV, Belle SH, Im K, et.al.. Survival of human
7 Dore G. Natural history of hepatitis C virus immunodeficiency virus-infected liver transplant
infection. In: Hepatitis C: an Australian perspective. recipients. J Infect Dis. 2003; 188:1412-20.
Crofts N, Dore GJ, Locarnini S, editors. Melbourne: 20 Asselah T, Vidaud D, Doloy A, et al. Second
IP Communications, 2001. p82–100. infection with a different hepatitis C virus genotype
8 Gilleece YC. Browne RE. Asboe D. et al. intravenous drug user during interferon therapy.
Transmission of hepatitis C virus among HIV- Gut 2003; 52:900–2.
positive homosexual men and response to a 24- 21 Dalgard O, Bjoro K, Hellum K, et al. Treatment of
week course of pegylated interferon and ribavirin. chronic hepatitis C in injecting drug users: 5 years’
[Clinical Trial. Journal Article. Randomized follow-up. Eur Addict Res 2002; 8:45–9.
Controlled Trial] Journal of Acquired Immune
Deficiency Syndromes: JAIDS. 40(1):41-6, 2005
Sep 1.
9 Serpaggi J, Chaix ML, Batisse D, Dupont C, et al.
Sexually transmitted acute infection with a
clustered genotype 4 hepatitis C virus in HIV-1-
infected men and inefficacy of early antiviral
therapy. JAIDS. 2006 ; 20: 233-240.
10 Danta M, Dore GJ, Henessy L, et al. Factors
associated with severity of hepatic fibrosis in
people with chronic hepatitis C infection. Med J
Aust 2002;177:240–5.
11 McHutchinson JG, Gordon SC, Schiff ER et.al.
Interferon alfa-2b alone or in combination with
ribavirin as initial treatment for chronic hepatitic C.
N Engl J Med, 1998; 339: 1485-92
12 Poynard T, Marcellin P, Lee SS et.al. Randomised
trial of interferon alpha2b plus ribavrin for 48 weeks

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 19


3 Penatalaksanaan koinfeksi HIV dan virus
hepatitis B
Joe Sasadeusz
Head of Medical Virology, Victorian Infectious Diseases
tanggapan kekebalan selular pada antigen virus.2
Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang
Service, Royal Melbourne Hospital VIC lemah, tanggapan kekebalan yang lemah terhadap
antigen HBV mengakibatkan penyakit
Pokok Kunci peradangan hati dengan tingkat yang relatif
rendah. Walau ada efek ini, kelanjutan penyakit
Ɣ Infeksi virus hepatitis B (HBV) pada orang
terinfeksi HIV dapat menyebabkan morbiditas hati melalui perkembangan fibrosis hati
dan mortalitias yang bermakna. dipercepat pada orang dengan sistem kekebalah
tubuh ditekan oleh HIV.2 Patogenesis penyakit
Ɣ Orang koinfeksi HIV-HBV mempunyai angka
hati kronis pada orang koinfeksi HIV-HBV, dan
infeksi HBV kronis serta fibrosis dan sirosis hati
yang lebih tinggi dibandingkan mereka dengan khususnya hubungan antara tekanan kekebalan
infeksi HBV sendiri. dan kelanjutan penyakit, mempunyai implikasi
penting untuk perkembangan strategi terapeutik
Ɣ Penatalaksanaan masing-masing infeksi virus
diperumit oleh keberadaaan virus yang lain. antiretroviral.

Ɣ Keberadaan HBsAg harus mengindikasikan


pemantauan viral load HBV, sebaiknya dengan Diagnosis
PCR untuk menentukan tingkat yang bermakna.
Semua Odha sebaiknya diskrining untuk infeksi
Ɣ Terapi HBV saat ini dibatasi oleh perkembangan HBV, pada awal dengan antigen permukaan
resistansi terhadap obat dan angka HBeAg
serokonversi yang rendah. hepatitis B (HBsAg).
Bila HBsAg terdeteksi, keberadaan replikasi
Ɣ Permulaan terapi antiretroviral dapat HBV secara aktif harus dinilai melalui tes
mengakibatkan peradangan hati yang bermakna
kuantitatif untuk DNA HBV (viral load).
secara klinis (flare hati) dan dekompensasi hati.
Tingkat DNA HBV berhubungan dengan risiko
Ɣ Uji coba klinis lebih lanjut dibutuhkan untuk penularan, penyakit hati lanjutan dan peradangan
menentukan strategi terapeutik, terutama rejimen pemulihan kekebalan (flare hati). DNA HBV
kombinasi optimal.
dapat dihitung oleh tes nonamplification
(biasanya hybridisation) atau tes amplification
Pengantar (PCR atau branched DNA (bDNA)).
Diperkirakan kurang lebih 5 persen penduduk Penting juga menentukan status antigen e
dunia, atau lebih dari 350 juta orang di seluruh HBV (HBeAg) karena tingkat DNA yang
dunia mempunyai infeksi virus hepatitis B (HBV) bermakna secara klinis tidak tentu dan tergantung
kronis. Wilayah sangat endemis infeksi HBV, pada status HBeAg. Anjuran saat ini
misalnya Afrika sub-Sahara dan Asia, juga mengusulkan bahwa, pada pasien HBeAg-positif,
wilayah yang sangat terpengaruh oleh pandemi viral load >105 copy/mL bermakna secara klinis
HIV.1 Kejadian infeksi baik HIV maupun HBV sementara pada pasien HBeAg-negatif, viral load
berhubungan dengan jalur penularan yang sama. >104 dianggap bermakna.1
Prevalensi infeksi HBV kronis pada orang Tes amplification misalnya PCR lebih dipilih
dengan HIV berbeda terkait pola penularan dalam penilaian replikasi, terutama pada infeksi
epidemiologis, dan baru ini diperkirakan adalah 6 HbeAg-negatif, karena tes nonamplification
persen di Australia (lihat Bab 1). hanya mempunyai sensitifitas 105 copy/mL.
HBV tidak langsung sitopatik, dan Kegagalan untuk sintesis HBeAg pada infeksi
patogenesis virus terutama dimediasi oleh HBeAg-negatif disebabkan oleh keberadaan
kekebalan (immune-mediated). mutasi di bagian precore dan core promoter.1
Perubahan peradangan-nekro (necro- Orang dengan tingkat DNA HBV yang sangat
inflammatory) pada jaringan hati yang tinggi sebaiknya dinilai lebih lanjut dan
mencirikan HBV kronis adalah hasil dari dipertimbangkan untuk terapi antiviral.

20 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


Gambar 3.1 Anjuran algoritme penyelidikan untuk menilai HBV pada orang koinfeksi HIV

Penilaian serologis awal:


HBsAg/anti-HBc/anti-HBs
HBsAg positif anti-HBs negatif HBsAg negatif
anti-HBs negatif
anti-HBc negatif
HBeAg

Kebal Vaksinasi
Antigen e Antigen e
negatif HBV negatif HBV

DNA HBV DNA HBV Penyelidikan lebih lanjut atau


dengan PCR dengan PCR terapi HBV tidak diindikasi

>105 copy/mL >104 copy/mL

ALT normal ALT abnormal ALT normal

Tanpa biopsi hati Biopsi hati Tanpa biopsi hati


kecuali ada bukti kecuali ada bukti
penyakit hati penyakit hati
lanjutan lanjutan

Semua orang HBsAg-positif harus melakukan hepatitis B (HBsAb)-positif.9 Lagi pula, pada
tes fungsi hati berurutan untuk menenutukan orang koinfeksi HIV-HBV, tingkat DNA HBV
apakah kegiatan peradangan-nekro yang lebih tinggi secara bermakna, dan angka
bermakna ada atau muncul. Bila ada bukti serokonversi dari HBeAg menjadi anti-HBe
biokimia adanya peradangan hati (didefinsi adalah lebih rendah pada orang yang hanya
sebagai tingkat ALT di atas batas atas nilai terinfeksi HBV.4,9-11
normal (BANN)), biopsi hati umumnya Tingkat replikasi virus HBV yang tinggi
dianjurkan untuk menentukan grade dan stadium dilihat pada orang koinfeksi HIV-HBV
penyakit (kecuali ada kontraindikasi kuat berhubungan dengan tingkat ALT yang lebih
misalnya kelainan perdarahan). Biopsi hati adalah rendah secara bermakna4,9-11 dan biopsi hati
penting untul penatalaksanaan karena tindakan biasanya menunjukkan kegiatan peradangan-
ini satu-satunya cara untuk menentukan tingkat nekro yang lebih rendah.4 Keadaan ini adalah
fibrosis hati dan kegiatan peradangan-nekro, serta konsisten dengan model luka-luka
juga mampu mengesampingkan faktor lain yang imunopatogenik infeksi HBV. Namun kelanjutan
menyumbang pada disfungsi hati, terutama pada sirosis adalah lebih umum, yang
toksisitas hati. menunjukkan fibrosis lanjut.4
Tidak jelas mengapa hal ini terjadi, dan
mungkin ada kaitan dengan faktor misalnya
Manifestasi klinis tingkat replikasi HBV yang lebih tinggi,
peradangan hati terkait dengan pemulihan
Koinfeksi HIV menghasilkan perubahan yang
kekebalan, toksisitas obat antiretroviral (ARV),
bermakna pada riwayat alami infeksi HBV.3-5
disregulasi kekebalan yang menyebabkan fibrosis,
Infeksi HBV persisten adalah lebih umum pada
atau patogenisitas langsung HBV yang lebih
Odha, dengan penelitian di antara laki-laki yang
tinggi pada orang koinfeksi HIV-HBV.
berhubungan seks dengan laki-laki terpajan pada
Pada orang dengan kekebalan lemah, HBV
HBV menunjukkan bukti adanya infeksi HBV
dapat jarang melakukan dampak sitopatik
kronis pada 25 persen6 orang dibandingkan
langsung yang tidak dimediasi kekebalan, yang
dengan 3-5 persen pada mereka tanpa HIV.7,8
menghasilkan kondisi yang unik disebut sebagai
Secara jarang, reaktivasi infeksi HBV dapat terjadi
fibrosing cholestatic hepatitis (FCH). FCH
pada rangkaian tekanan kekebalan lanjutan walau
serokonversi menjadi antibodi permukaan

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 21


3 Penatalaksanaan koinfeksi HIV dan virus hepatitis B

berhubungan dengan tingkat DNA HBV yang Penatalaksanaan


sangat tinggi dan pernah diamati pada Odha.12
Ciri histologis FCH termasuk kekurangan Terapi anti-HBV
infiltrat selular, saluran empedu yang proliferasi
Ada lima unsur terapeutik saat ini disetujui untuk
dan kerusakan kolestatik yang berkembang cepat
pengobatan HBV kronis: interferon-alfa, 3TC,
dengan tingkat virus intraselular yang sangat
adefovir, tenofovir dan entecavir.
tinggi, dengan hasil fibrosis lanjut dan
dekompensasi hati. Kondisi ini menimbulkan Interferon-alfa
mortalitas tinggi, walau pendekatan pengobatan
Terapi interferon-alfa (aIFN) dapat menghasilkan
baru lebih berhasil.
serokonversi HBeAg dan dapat menyebabkan
Sudah ditetapkan bahwa HBV secara
pemulihan pada 20-40 persen orang terinfeksi
bermakna meningkatkan risiko hepatocellular
tunggal HBV kronis dengan sistem kekebalan
carcinoma (HCC) primer.13 Walau angka HCC
yang sehat.16 Namun pengobatan pada orang yang
yang lebih tinggi belum diamati pada Odha,
juga terinfeksi HIV kurang efektif secara
risiko kanker secara keseluruhan yang diketahui
bermakna.17-19 Terutama, orang dengan tekanan
lebih tinggi pada populasi ini memberi kesan
kekebalan yang berat umumnya mengalami
bahwa risikonya sedikitnya sama tinggi bila tidak
tanggapan yang lebih buruk pada terapi.20
lebih tinggi. Skrining berkala dengan USG
Penelitian terhadap bentuk interferon yang
lambang-usus dan protein alfa-fetoprotein setiap
bertindak lebih lama disebut sebagai interferon
6-12 bulan sangat dianjurkan.
pegilasi (PEG) (lihat Bab 2) memberi kesan
Berbeda dengan dampak HIV pada riwayat
adanya hasil yang lebih baik terhadap pengobatan
alam infeksi HBV kronis, dampak yang
pada orang yang hanya terinfeksi HBV,21 dan
bermakna pada perjalanan klinis HIV belum
dapat menawarkan manfaat untuk yang koinfeksi
ditemukan.14,15
HIV walau hal ini belum diteliti dalam uji coba
terkontrol secara acak.
Namun, tampaknya masuk akal untuk
mempertimbangkan terapi dengan aIFN atau
Gambar menunjukkan bagaimana mulainya ART PEG pada orang dengan fungsi kekebalan yang
menyebabkan flare pada ALT yang jelas akibat masih sehat (jumlah CD4 >500) yang belum
Gambar 3.2
pemulihan kekebalan dengan adanya tingkat memenuhi kriteria untuk mula ART. Obat
DNA HBV yang tinggi seperti 3TC dapat dicadangkan, dengan
100,000 menghindari resistansi pada HIV atau pun HBV.
Bila interferon dipertimbangkan, biopsi hati
Viral load
HIV penting karena orang dengan sirosis dapat
dekompensasi akibat terapi. Adefovir dan
1,000
entecavir mempunyai kegiatan anti-HBV yang
500 manjur, dan dapat juga menawarkan pilihan
Jumlah terapeutik yang layak untuk orang koinfeksi
CD4 HIV-HBV dan fungsi kekebalan yang sehat. (lihat
100 Gambar 3.3).
1,500 3TC
ALT U/L
3TC (lamivudine) adalah analog nukleosida yang
50 menekan replikasi HIV dan HBV dengan
menghambat pekerjaan enzim reverse
6000 transcriptase virus.22,23
DNA HBV Pada orang hanya terinfeksi HBV, penurunan
pg/mL dalam viral load HBV dalam darah akibat terapi
3TC terkait dengan serokonversi HBeAg, fungsi
0
Hari 0
hati kembali normal dan kegiatan histologis lebih
100
baik pada kurang lebih 20 persen orang yang
AZT/3TC AZT/efavirenz Ditambah diobati. Sayangnya, efektifitas 3TC jangka
efavirenz dihentikan tenofovir
dimulai 3TC diteruskan panjang berkurang akibat perkembangan mutasi
* Terapi HBV hanya diindikasikan untuk orang dengan tingkat replikasi yang bermakna yang resistan terhadap HBV dan ketahanan

22 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


serokonversi HBeAg yang tampaknya berbeda- tipe virus yang mengandung mutasi gen
beda.24 polymerase terkait 3TC.
Resistansi pada 3TC berkembang akibat Kemanjuran klinis ditunjukkan dalam dua
mutasi pada motif tyrosine-methionine- subpenelitian bagian dari dua penelitian besar,
aspartateaspartate (YMDD) dari domain katalitik berbagai negara, acak dan pendaftaran yang
di gen polymerase HBV. menilai TDF untuk mengobati HIV. Walau
Kemanjuran 3TC terhadap HBV ditunjukkan subpenelitian ini mempunyai jumlah sampel yang
pada Odha,35,25-27 namun resistansi terhadap HBV sangat kecil, mereka memberi dukungan
berkembang dalam kurang lebih 20 persen per prospektif, berdasarkan bukti yang berharga pada
tahun, dengan proyeksi 90 persen stelah empat bukti retrospektif dan dalam tabung mengenai
tahun terapi 3TC.28 Frekuensi resistansi terhadap kemanjuran TDF yang sudah diterbitkan. Dua
3TC ini pada orang koinfeksi HIV-HBV adalah belas peserta, sepuluh yang memakai TDF dan
sedikit lebih tinggi dibandingkan orang hanya dua plasebo memenuhi kriteria subpenelitian 907.
terinfeksi HBV. Ada penurunan 4,9 log keseluruhan dalam
Terapi 3TC yang diperpanjang dan viral load DNA HBV setelah 24 minggu terapi pada pasien
HBV yang tinggi diketahui sebagai faktor risiko diobati dengan TDF. Lebih penting, penurunan
besar untuk perkembangan HBV yang resistan.28 pada DNA HBV adalah serupa, tanpa
Karena 3TC, bila dipakai sebagai bagian dari memperhatikan apakah virus sudah resistan
ART, dipakai seumur hidup oleh orang koinfeksi terhadap 3TC atau masih tipe liar.
HIV-HBV, pasti monoterapi 3TV pada populasi Sebelas pasien memenuhi kriteria untuk
ini akan menyebabkan resistansi. penelitian 903; enam dibagi secara acak untuk
menerima 3TC sendiri sebagai terapi aktif
Adefovir
terhadap HBV sementara lima menerima 3TC +
Adefovir dipivoxil (ADV) adalah analog TDF.
nukleotida, yang terbukti manjur terhadap HBV Penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan
dengan takaran 10mg sehari, dengan penurunan 4 pada DNA HBV setelah 48 minggu adalah lebih
log pada DNA HBV dalam plasma. Adefovir juga besar untuk pasien yang diobati dengan TDF +
menghambat replikasi HBV yang resistan 3TC (4,7 log) dibandingkan pasien yang memakai
terhadap 3TC. Sebuah penelitian open-label yang 3TC sebagai satu-satunya unsur aktif terhadap
melibatkan 35 orang dengan HIV dan HBV yang HBV (3,0 log). Lebih penting lagi, hanya
resistan terhadap 3TC melaporkan penurunan 4 kelompok monoterapi 3TC menunjukkan bukti
log pada DNA HBV dalam serum setelah 48 genotipe munculnya resistansi terhadp 3TC, yang
minggu, sebanding dengan kegiatan antiviral pada terjadi pada empat dari lima peserta. Hal ini
orang tanpa HIV.29 Setelah dipantau selama adalah kesan pertama bahwa terapi kombinasi
empat tahun, 26 pasien ini yang memakai ADV dalam HBV dapat mencegah resistansi antiviral
terus-menerus tetap mencapai penurunan lagi dalam cara yang serupa dengan HIV. Pada kedua
pada viral load HBV tanpa munculnya mutasi subpenelitian tidak muncul resistansi genotipe
terakit HBV atau HIV.30 terhadap TDF yang juga serupa dengan tingkat
Takaran adefovir lebih tinggi (30mg atau lebih resistansi terhadap HBV yang sangat rendah
sehari) berhubungan dengan nefrotoksisitas, yang dilihat dengan terapi adefovir.31
jarang diamati dengan takaran 10mg sehari. Penemuan yang menjanjikan ini
Karena tidak bergiat terhadap HIV, adefovir ditindaklanjuti dengan penelitian prospektif
dapat menjadi pilihan yang masuk akal untuk secara acak berbagai pusat selama 48 minggu
terapi pada orang yang belum membutuhkan terhadap pasien koinfeksi HIV-HBV, yang
ART walau tetap ada keprihatinan teoretis membandingkan 3TC dengan TDF dan 3TC +
mengenai resistansi silang pada tenofovir (lihat di TDF sebagai unsur ART untuk menilai kegiatan
bawah). anti-HBV. Penelitian ini sedang berjalan.
Tenofovir Entecavir
Tenofovir disoproxil (TDF) juga analog Entecavir adalah analog nukleosida yangberasal
nukleotida yang, seperti 3TC, mampu dari purin sudah menyelesaikan uji coba klinis
menghambat polymerase DNA HIV dan HBV. fase III untuk pendaftaran terhadap infeksi HBV.
Obat ini juga menunjukkan kegiatan terhadap Obat ini menunjukkan penurunan hampir 7 log
dalam DNA HBV tanpa resistansi yang diamati

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 23


3 Penatalaksanaan koinfeksi HIV dan virus hepatitis B

selama 48 minggu pada pasien yang belum pernah Peradangan hati terkait ART juga pernah
diobati sebelumnya.32 Obat ini juga manjur dilaporkan dalam berbagai keadaan lain, termasuk
terhadap HBV yang resistan terhadap 3TC, tetapi reaktivasi infeksi HBV,35,41 perkembangan
resistansi silang ditujukkan dalam tabung reistansi terhadap 3TC42 dan setelah berhenti
percobaan dengan HBV yang resistan terhadap penggunaan 3TC pada orang yang mengalami
3TC.33,34 Penelitian pada orang koinfeksi HIV- pemulihan kekebalan.43
HBV akan segera dikeluarkan. Obat ini tidak Penting menilai status HBV sebelum mulai
bergiat terhadap HIV dan mungkin juga menjadi ART agar mengetahui orang berisiko flare hati.
pilihan yang masuk akal untuk orang yang belum Orang dengan tingkat DNA HBV yang
membutuhkan ART atau mereka yang mungkin bermakna secara klinis (>104-105 copy/ml),
bermasalah dengan pemulihan kekebalan, karena terutama mereka dengan sirosis atau dengan
DNA HBV dapat dikurangi sebelum mulai ART jumlah CD4 nadir yang rendah, mungkin
penuh. terutama berisiko dekompensasi hati dengan flare
ini. Strategi yang membutuhkan penyelidikan
Terapi kombinasi
lebih lanjut untuk mengurangi risiko ini
Peran 3TC, adefovir, tenofovir dan entecavir termasuk penggunaan terapi HBV dengan dua
sebagai terapi kombinasi dengan atau tapa obat yang aktif, dengan tenofovir sebelum
modulator kekebalan misalnya aIFN adalah penambahan unsur ART ketiga setelah tingkat
menarik. Uji coba klinis terhadap kombinasi ini DNA HBV menurun menjadi tingkat yang tidak
untuk menilai keamanan dan kemanjuran sedang bermakna (mis. <105 copy/ml). Pendekatan lain
dilakukan. yang mungkin akan segera tersedia adalah untuk
memakai obat anti—HBV yang manjur yang
Pemulihan kekebalan
tidak mempunyai kegiatan terhadap HIV pada
Pada orang koinfeksi HIV-HBV, pemulihan awal sebelum mulai ART. Entacavir mempunyai
kekebalan setelah mulai ART dikaitkan dengan potensi untuk ini, dan akan mengurangi
peningkatan akut pada tingkat ALT dalam serum kekhawatiran mengenai perkembangan resistansi
yang disebut sebagai flare hati.35-37 Flare ini oleh HIV sementara mengurangi tingkat DNA
umumnya terjadi segera setelah mulai ART pada HBV. Setelah hal ini tercapai, ART penuh
orang dengan viral load HBV yang tinggi sebelum dengan obat aktif terhadap HBV dapat dimulai
diobati.35,38,39 Lagi pula, flare pemulihan telah dengan aman.
dilaporkan terjadi walau dimasukkan unsur yang Penggunaan kortikosteroid dalam keadaan ini
aktif terhadp HBV misalnya 3TC sebagai bagian sangat kontroversial. Perhatian teoretis termasuk
dari rejimen ART awal akibat pemulihan dampak obat tersebut yang diketahui
kekebalan yang terjadi sebelum ada penurunan meningkatkan replikasi HBV dan berpotensi
yang efektif pada DNA HBV.40

Gambar 3.3 Algoritme penatalaksanaan

Tidak ada indikasi Ada indikasi untuk HBV resistan


untuk ART ART terhadap 3TC

Mempertimbangkan: Konfirmasi dengan


xInterferon1 sequencing
x(PEG) xSirosis
xTidak ada sirosis
x(Adefovir)2 xCD4<200
xCD4>200
xHBV >105 c/mL
x(Entecavir)
Menambah TDF
1 Tidak pada sirosis Child’s Pugh B
2 Risiko teoretis resistansi silang Entecavir sampai 3TC/FTC
5
DNA HBV <10 c/mL + TDF dalam ART
kemudian
menambah ART
termasuk TDF + 3TC
atau FTC

24 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


meningkatkan tekanan kekebalan yang sudah termasuk penambahan tenofovir, adefovir atau
ada. Dari sisi lain, diketahui bahwa peradangan entecavir, semuanya terbukti mempunyai
hati dimediasi oleh kekebalan dan ada laporan kegiatan terhadap HBV yang resistan terhadap
anekdot mengenai hasil yang baik dengan HBV dalam rangkaian ini.29,46
penggunaannya.44 Lagi pula, ada bukti baru dari
Hepatotoksisistas antiretroviral
penelitian retrospektif bahwa bila dipakai pada
pasien dengan dekompensasi dalam sepuluh hari Hepatotoksisistas berat terjadi pada sampai 10
setelah mulai, mereka mengurangi angka persen20,34 orang yang mulai ART. Koinfeksi
mortalitas.45 HBV adalah faktor risiko independen untuk
perkembangan hepatotoksisitas terkait ART,47-48
dan angka pada orang dengan HIV dan koinfeksi
Strategi untuk terapi HBV adalah kurang lebih tiga kali lipat lebih
tinggi dibandingkan orang yang HBV-negatif.
Orang antiretroviral naif Walau semua unsur antiretroviral dikaitkan
Pada orang yang belum pernah memakai ART, dengan fungsi hati yang abnormal, ritonavir
pemulihan kekebalan yang mengakibatkan takaran penuh dan nevirapine terutama dikaitkan
peradangan hati setelah mulai ART dapat dengan hepatotoksisistas berat46 dan oleh karena
menyebabkan dekompensasi hati. Dekompensasi itu, obat ini sebaiknya dipakai dengan hati-hati
hati paling mungkin terjadi bila ada sirosis dan pada orang koinfeksi HIV-HBV (lihat Bab 4).
kerusakan lanjutan pada kekebalan. Entacavir
menghasilkan penurunan yang sangat bermakna
pada DNA HBV dengan pola reistansi yang Kesimpulan
sangat baik32 dan dapat dipakai untuk mengurangi Harapan hidup yang lebih baik untuk orang
DNA HBV sebelum ART penuh dimulai (lihat di dengan HIV, bersamaan dengan hepatotoksisistas
bawah). Peran terapi kominasi anti-HBV pertama terkait ART dan perjalanan penyakit hati yang
dengan 3TC dan tenofovir saat ini ditelitikan, lebih cepat menyoroti kebutuhan akan
walau kebanyakan pakar akan memakai menghadapi hasil hati pada orang koinfeksi HIV-
kombinasi 3TC dan tenofovir untuk semua orang HBV. Tanggapan terapeutik pada monoterapi
koinfeksi. HBV, dengan interferon atau 3TC tetapi di
bawah optimal. Unsur terapeutik baru
Orang yang belum membutuhkan ART
diharapkan akan memberi kesempatan untuk
Orang yang tidak membutuhkan terapi HIV mengembangkan strategi yang mengurangi
secara umum sebaiknya tidak menerima terapi morbiditas dan mortalitas terkait penyakit hati.
untuk infeksi HBV yang juga memiliki kegiatan
terhadap HIV; resistansi dini oleh HIV adalah
mungkin, dengan mengakibatkan pembatasan Ucapan terima kasih
pada pilihan terapeutik HIV. Dalam keadaan ini, Associate Professor Stephen Locarnini, Dr Anne
terapi HBV sebaiknya terdiri dari interferon, Mijch dan Dr Darren Russell memberi komentar
adefovir atau entecavir. yang berharga pada draf awal bab ini.
Orang dengan HBV yang resistan
terhadap 3TC
Referensi
HBV yang resistan terhadap 3TC di antara orang 1. Lok AS, McMahon BJ. Chronic Hepatitis B: update
koinfeksi HIV-HBV sering terjadi; HBV aktif of Recommendations Hepatology 2004 39(3):857-
sering tidak diketahui pada saat terapi HIV 61
dimulai, dan 3TC adalah unsur yang umum 2. Perrillo R. Acute flares in chronic hepatitis B: the
dalam terapi HIV. Resistansi dicurigai pada natural and unnatural history of an immunologically
seorang yang menerima terapi 3TC bila tingkat mediated liver disease. Gastroenterology
2001;120:1009–22.
ALT tetap tinggi terkait dengan replikasi HBV
3. Chung R, Kinm A. HIV / Hepatitis B and C
tinggi. Resistansi harus dibedakan dari
coinfection: pathogenic interactions, natural history
ketidakpatuhan dengan konformasi keberadaan and therapy. Antivir Chem Chemother 2001;12:73–
mutasi klasik terkait dengan resistansi 3TC. Tes 91.
ini tersedia di laboratorium spesialis. Setelah
mutasi klasik dikonformasi, pilihan terapeutik

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 25


3 Penatalaksanaan koinfeksi HIV dan virus hepatitis B

4. Colin J, Cazals-Hatem D, Loriot M, et al. Influence 19. Marcellin P, Boyer N, Colin J, et al. Recombinant
of human immunodeficiency virus infection on Alpha Interferon for Chronic Hepatitis B in Anti-HIV
chronic hepatitis B in homosexual men. Positive Patients Receiving Zidovudine. Gut
Hepatology 1999;29:1306–10. 1993;Suppl:S106.
5. Horvath J, Raffanti S. Clinical aspects of the 20. Chen D, Yim C, O’Rourke K, Krajden M, Wong D, J
interactions between human immunodeficiency H. Long-term follow-up of a randomized trial of
virus and the heterotropic viruses. Clin Infect Dis interferon therapy for chronic hepatitis B in a
1994;18:339–47. predominately homosexual male population. J
6. Gatanaga H, Yasuoka A, Kikuchi Y, Tachikawa N, Hepatol 1999;30:557–63.
Oka S. Influence of prior HIV-1 infection on the 21. Lau G, Piratvisuth T, Kang XL et.al. Peginterferon
development of chronic hepatitis B infection. Eur J alfa-2a (40KD) (PEGASYS) monotherapy and in
Clin Microbiol Infect Dis 1997;19:237–9. combination with lamivudine is more effective than
7. Hyams K. Risks of chronicity following acute lamivudine monotherapy in HBeAg –positive
hepatitis B virus infection: a review. Clin Infect Dis chronic hepatitis B: results from a large ,
1995;20:992–1000. multinational study. Abstract #20. 55th AASLD.
October 29th –November 2nd 2004. Boston MA.
8. Richards M, Lucas C, Gust I. Hepatitis in male
homosexuals in Melbourne. Med J Aust 22. Coates J, Cammack N, Jenkinson H, et al. 2’,3’-
1983;2:474–5. dideoxy-3’-thiacytidine is a potent, highly selective
inhibitor of human immunodeficiency virus type 1
9. Bodsworth N, Cooper D, Donovan B. The influence
and type 2 replication in vitro. Antimicrob Agents
of human immunodeficiency type 1 infection on the
Chemother 1992;36:733–9.
development of the hepatitis B carrier state. J
Infect Dis 1991;163:1138–40. 23. Doong S, Tsai C, Schinazi R, Liotta D, Cheng Y.
Inhibition of the replication of hepatitis B virus in
10. Gilson R, Hawkins A, Beecham M, et al.
vitro by 2’,3’-dideoxy-3’-thiacytidine and related
Interactions between HIV and hepatitis B virus in
analogues. Proc Natl Acad Sci USA 1991;88:8495-
homosexual men: effects on the natural history of
9.
infection. AIDS 1997;11:597–606.
24. Leung N, Lai CL, Chang T, et al. Extended
11. Hadler S, Judson F, O’Malley P, Altman N, Penley
lamivudine treatment in patients with chronic
K, Buchbinder S. Outcome of hepatitis B infection
hepatitis B enhances hepatitis B e antigen
in homosexual men and its relationship to prior
seroconversion rates: Results after 3 years of
human immunodeficiency virus infection. J Infect
therapy. Hepatology 2001;33:1527–32.
Dis 1991;163:454–9.
25. Benhamou Y, Katlama C, Lunel F, et al. Effects of
12. Fang J, Wright T, Lau J. Fibrosing cholestatic
lamivudine on replication of hepatitis B virus in
hepatitis in a patient with human immunodeficiency
HIVinfected men. Ann Intern Med 1996;125:705–
virus and hepatitis B virus coinfection. Lancet
12.
1993;342:1175.
26. Dore G, Cooper D, Barrett C, Goh L, Thakrar,
13 Liang TJ, Jeffers LJ, Reddy KR, et.al. Viral
Atkins M. Dual efficacy of lamivudine treatment in
pathogenesis of hepatocellular carcinoma in the
human immunodeficiency virus/hepatitis B virus-
United States. Hepatology 1993;18:1326–33.
coinfected persons in a randomized, controlled
14. Scharschmidt B, Held M, Hollander H, et al. study (CAESAR). The CAESAR Coordinating
Hepatitis B in patients with HIV infection: Committee. J Infect Dis 1999;180:607–13.
relationship to AIDS and patient survival. Ann
27. Nagai K, Hosaka H, Kubo S, Nakamura N,
Intern Med 1992;117:837–8.
Shinohara M, Nonaka S. Highly active antiretroviral
15. Solomon R, Van Raden M, Kaslow R, et al. therapy used to treat concurrent hepatitis and
Association of hepatitis B surface antigen and core human immunodeficiency virus infections. J
antibody with acquisition and manifestation of Gastroenterol 1999;34:275–81.
human immunodeficiency virus type 1 (HIV-1). Am
28. Benhamou Y, Bochet M, Thibault V, et al. Long-
J Public Health 1990;80:1475–8.
term incidence of hepatitis B virus resistance to
16. Di Biscegli A. Interferon therapy for chronic viral lamivudine in human immunodeficiency virus-
hepatitis. N Engl J Med 1994; 330:137-8. infected patients. Hepatology 1999;30:1302–6.
17. McDonald J, Caruso L, Karayiannis P, Scully L, 29. Benhamou Y, Bochet M, Thibault V, et al. Safety
Harri J, Forster G. Diminished responsiveness of and efficacy of adefovir dipivoxil in patients co-
male homosexual chronic hepatitis B virus carriers infected with HIV-1 and lamivudine-resistant
with HTLV-III antibodies to recombinant alpha- hepatitis B virus: an open label study. Lancet
interferon. Hepatology 1987;7:719–723. 2001;358:718–23.
18. Wong D, Cheung A, O’Rourke K, Naylor C, Detsky
A, Heathcote J. Effect of alpha-interferon treatment
in patients with hepatitis B e antigen-positive
chronic hepatitis B. A meta-analysis. Ann Intern
Med 1993;119:312–23.

26 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


30. Benhamou Y, Thibault V, Vig P, Valantin MA, 40. Drake A, Mijch A, Sasadeusz J. Immune
Guyon P, Katlama C, Lu B, Currie G, Brosgart CL, Reconstitution Hepatitis in HIV and Hepatitis B
Poynard T. Long term treatment with adefovir Coinfection, Despite Lamivudine Therapy as Part
dipivoxil 10 mg (ADV) in patients with lamivudine- of HAART. Clinical Infectious Diseases.
resistant (LAM-R) HBV and HIV co-infection results 2004;39:129-13.
in significant and sustained clinical improvement. 41. Manegold C, Hannoun C, Wywiol A, et al.
Abstract #1329 XV Intl AIDS conference Bangkok Reactivation of hepatitis B virus replication
July 11-16 2004 accompanied by acute hepatitis in patients
31 Dore GJ, Cooper DA, Pozniak AL, DeJesus E, receiving highly active antiretroviral therapy. Clin
Zhong L, Miller MD, Lu B, Cheng AK. Efficacy of Infect Dis 2001;32:144–8.
tenofovir disoproxil fumarate in antiretroviral 42. Liaw Y, Chien R, Yeh C, Tsai S, Chu C. Acute
therapy -naïve and - experienced patients exacerbation and hepatitis B virus clearance after
coinfected with HIV-1 and hepatitis B virus. Journal emergence of YMDD motif mutation during
of Infectious Diseases: 189; 1185-1192. lamivudine therapy. Hepatology 1999;30:567–72.
32. Lai CL. Shouval D. Lok AS. Chang TT, et al. 43. Bessesen M, Ives D, Condreay L, Lawrence S,
Cheinquer H.BEHoLD AI463027 Study Group. Shermen R. Chronic active hepatitis B
Entecavir versus lamivudine for patients with exacerbations in human immunodeficiency virus-
HBeAg-negative chronic hepatitis B. N Engl J Med. infected patients following development of
354(10):1011-20, 2006, Chang TT. Gish RG. de resistance to or withdrawal of lamivudine. Clin
Man R. Gadano A. BEHoLD AI463022 Study Infect Dis 1999;28:1032–5.
Group. A comparison of entecavir and lamivudine
44. Masuhara M, Yagawa T, Aoyagi M et.al. HBV-
for HBeAg-positive chronic hepatitis B. N Engl J
related fulminant hepatic failure: successful
Med. 354(10):1001-10, 2006)
intensive medical therapy in a candidate for liver
33. Delaney W, Edwards R, Colledge D, et al. transplantation. J Gastroenterol. 2000; 36: 350-53.
Crossresistance testing of antihepadnaviral
45. Keiichi F, Osamu Y, Kojima H, et al. Importance of
compounds using novel hepatitis B virus
adequate immunosuppressive therapy for the
baculoviruses encoding drug-resistant strains of
recovery of patients with ‘life-threatening” severe
hepatitis B virus. Antimicrob Agents Chemother
exacerbation of chronic hepatitis B. World J
2001;45:1705–13
Gastroenterol. 2005; 11 (8) : 1109-1114)
34. Ono S, Kato N, Shiratori Y, et al. The polymerase
46. Sulkowski M, Thomas D, Mehta S, Chaisson R,
L528M mutation cooperates with nucleotide
Moore R. Hepatotoxicity associated with nevirapine
bindingsite mutations, increasing hepatitis B virus
or efavirenz-containing antiretroviral therapy: role
replication and drug resistance. J Clin Invest
of hepatitis C and B infections. Hepatology
2001;107:449–55.
2002;35:182–9.
35. Hoff J, Bani-Sadr F, Gassin M, Raffi P. Evaluation
47. Savès M, Vandentorren S, Daucourt V, et al.
of chronic hepatitis B virus (HBV) infection in
Severe hepatic cytolysis: incidence and risk factors
coinfected patients receiving lamivudine as a
in patients treated by antiretroviral combinations.
component of antihuman immunodeficiency virus
Aquitaine Cohort, France, 1996-1998. AIDS
regimens. Clin Infect Dis 2001;32:963–9.
1999;13:F115–F121.
36. Carr A, Cooper D. Restoration of immunity to
48. van Bommel F, Wunsche T, Schurmann D, Berg T.
chronic hepatitis B infection in HIV-infected patient
Tenofovir treatment in patients with
on protease inhibitor. Lancet 1997;346:995–6.
lamivudineresistant hepatitis B mutants strongly
37. Proia L, Ngui S, Kaur S, Kessler H, Trenholme G. affects viral replication. Hepatology. 2002;36:507–
Reactivation of hepatitis B in patients with human 8.
immunodeficiency virus infection treated with
combination antiretroviral therapy. Am J Med
2000;108:249–51.
38. Savès M, Raffi F, Clevenbergh P, et al. Hepatitis B
or hepatitis C virus infection is a risk factor for
severe hepatocytolysis after initiation of a protease
inhibitorcontaining antiretroviral regimen in human
immunodeficiency virus-infected patients.
Antimicrob Agents Chemother 2000;44:3451–5.
39. Sulkowski M, Thomas D, Chaisson R, Moor R.
Hepatotoxicity associated with antiretroviral
therapy in adults infected with human
immunodeficiency virus and the role of hepatitis C
or B virus infection. J Am Med Assoc 2000;283:74–
80.

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 27


4 Hepatotoksisitas terkait terapi antiretroviral:
prediktor dan tatalaksana klinis
Gregory Dore
Head of Viral Hepatitis Program, National Centre in HIV
Definisi hepatotoksisitas berat
Penelitian yang menyelidiki angka
Epidemiology and Clinical Research,
The University of New South Wales, Darlinghurst NSW hepatotoksisitas memakai berbagai definisi kasus.
Namun kebanyakan penelitian mendefinisikan
peningkatan pada ALT dan AST sesuai dengan
kriteria AIDS Clinical Trials Group.16
Pokok Kunci

Ɣ Hepatotoksisitas dialami oleh 5-10 persen orang Kriteria AIDS Clinical Trials Group16
terinfeksi HIV pada 12 bulan pertama setelah
mulai terapi antiretroviral (ART), dengan risiko Grade 1: 1,25-2,5 kali batas atas nilai normal (x BANN);
terus-menerus pada tahun berikut.
Grade 2: 2,6-5,0 x BANN;.
Ɣ Faktor risiko terbesar untuk hepatotoksisitas
Grade 3: 5,1-10 x BANN;
berat adalah hepatitis virus, tingkat ALT/AST
yang tinggi pada awal, dan rejimen ART yang Grade 4: > 10 x BANN.
mengandung nevirapine atau ritonavir dosis
tinggi.
Hepatotoksisitas berat atau peningkatan pada
Ɣ Kebanyakan kasus hepatotoksisitas berat tidak enzim hati (liver enzyme elevation/LEE) telah
berhubungan dengan perkembangan gejala didefinisikan sebagai peningkatan pada ALT dan
hepatitis akut atau hasil buruk terkait penyakit AST menjadi Grade 3 dan Grade 4, atau, kadang
hati yang lain, dan pulih dalam beberapa bulan.
kala hanya peningkatan menjadi Grade 4.
Ɣ ART sebaiknya dihentikan bila terjadi Tambahan, beberapa penelitian memasukkan
peningkatan grade 4 pada ALT/AST, persyaratan untuk peningkatan mutlak pada ALT
hiperlaktatemia, gejala hepatitis akut, atau ciri-
ciri hipersensitivitas obat.
dan AST lebih dari 100 U/L dari awal untuk
menghindari bias seleksi yang lebih
memperhatikan orang dengan ALT dan AST
Pengantar tinggi pada awal.
Pencegahan dan penatalaksanaan terapi
antiretroviral (ART) telah muncul sebagai
masalah besar untuk pengobatan dan perawatan
Kejadian dan prediktor
HIV/AIDS.1,2 Hepatotoksisitas sudah hepatotoksisitas berat
digambarkan secara jelas sebagai unsur dari Banyak penelitian telah menyelidiki masalah
rangkaian luas toksisitas terkait ART.3-15 hepatotoksisitas terkait ART (Table 4.1),4-15
Peningkatan pada enzim hati dalam serum sudah terutama sejak ART mulai dipakai dengan
digambarkan berhubungan dengan semua kombinasi dua NRTI dan satu NNRTI atau satu
golongan utama ART,3-15 dengan beberapa atau lebih protease inhibitor (PI). Kebanyakan
mekanisme yang mendasarinya dikesankan: penelitian ini adalah penelitian kelompok
• toksisitas mitokondria berhubungan dengan retrospektif atau prospektif berdasarkan klinik,
beberapa analog nukleosida (NRTI); dengan kejadian hepatotoksisitas umumnya
• reaksi hipersensitivitas berhubungan dengan dinilai setelah permulaan rejimen ART baru.
non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor Perbedaan dalam populasi penelitian, definisi
(NNRTI); hepatotoksisitas, dan angka pemantauan klinis
• sindrom pemulihan kekebalan berhubungan menghambat perbandingan antara penelitian;
dengan hepatitis virus kronis yang mendasari. namun, pola luas hepatotoksisitas sudah muncul.
Bab ini akan menyampaikan peninjauan luas Beberapa penemuan utama berhubungan dengan
mengenai hepatotoksisitas terkait ART, termasuk hepatotoksisitas termasuk:
kejadian dan prediktor, dan mengusulkan
algoritme untuk penatalaksanaan klinisnya.

28 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


• risiko kumulatif yang luas (1-30%), dengan • nevirapine dan ritonavir sebagai unsur ART
kejadian rata-rata 5-10/100 pasien tahun (pt) yang paling sering dilibatkan;
selama 12 bulan pertama terapi; • risiko lebih tinggi pada 12 minggu awal terapi,
• koinfeksi dengan HBV atau HCV sebagai terutama berhubungan dengan nevirapine;
faktor risiko terkuat, dengan 3-5 kali • risiko rendah terhadap hepatitis simptomatis,
peningkatan pada risiko di beberapa dan risiko sangat rendah terhadap hepatitis
penelitian; fulminan;
• risiko lebih tinggi berhubungan dengan • pemulihan hepatotoksisitas, umumnya dalam
tingkat ALT dan AST yang tinggi pada awal; tiga bulan, dan sering walaupun ART
• risiko lebih tinggi berhubungan dengan diteruskan.
rejimen kombinasi tiga atau lebih obat
dibandingkan dengan rejimen dua NRTI;

Tabel 4.1 Kejadian dan prediktor hepatotoksisitas berat setelah permulaan ART
Penelitian Definisi Peserta Rejimen Pemantauan Kejadian Waktu rata-rata hingga Peramal
hepatotoksisitas antiretroviral rata-rata hepatotoksisitas hepatotoksisitas hepatotoksisitas
(minggu) (minggu)
Savès et al Grade 3 atau 4 ALT 748 Mulai ART 56 7,3/100 pt (5,5% pada 23 HBV, HCV, ALT
1999 mengandung PI 6 bulan, 8,0% pada 12 awal
(Perancis) bulan, 13,2% pada 24
bulan)
Savès et al Grade 3 atau 4 ALT 1.249 Rejimen dua 52 5,7/100 pt (3,0% pada 36 HBV, HCV
1999 NRTI 6 bulan, 4,8% pada 12
(Perancis) bulan, 12,7% pada 24
bulan)
Brinker et al Grade 3 atau 4 ALT 394 Mulai ART 65 18% 25 HBV, HCV, ALT
2000 atau AST + tinggi pada awal
(Belanda) peningkatan 100 U/L
Gisolf et al Grade 3 atau 4 + 208 RCT RTV/SQV NA 9% 12 HBV, ALT awal,
2000 peningkatan 100 +/- d4T rejimen
(Belanda) U/L mengandung d4T
Sulkowski et Grade 3 atau 4 ALT 298 Mulai rejimen 24 (NA) 10,4% (37/100 pt) 17 Rejimen
al 2000 (USA) atau AST (87 NA, ARV baru 26 (PI) mengandung RTV,
211 PI) CD4 naik > 50/mm3
Monfataute et ALT > 200 U/L 1.255 Mulai ART NA 8% (berdasarkan NA HCV, HBV/HCV,
2001 (Itali) estimasi K-M pada 24 ALT tinggi pada
bulan) awal
Martinez et al ALT atau AST > 610 Mulai rejimen 38 12,5% atau 13,1/100 NA HCV, ALT awal,
2001 peningkatan 3 x dari kombinasi ARV pt lama ARV
(Spanyol) awal mengandung sebelumnya
NVP
Nunez et al Grade 3 atau 4 ALT 222 Mulai ART 35 9% NA HCV, penggunaan
2001 atau AST atau 3.5 x alkohol tinggi, lebih
(Spanyol) awal (bila abnormal) tua
Aceti et al Grade 3 atau 4 ALT 1.325 ART NA 2,8% setelah 12 NA HBV, HCV, rejimen
2002 (Itali) mengandung PI bulan, 3,7% setelah mengandung RTV
24 bulan (6 bulan pertama)
Palmon et al Grade 3 atau 4 ALT 272 Mulai rejimen 54 1,1% 14 Nil
2002 (AS) atau AST & >5 x mengandung
awal ALT/ AST bila NNRTI
tinggi
Wit et al 2002 Grade 4 ALT atau 560 Mulai ART 156 8% NA HBV, HCV, ALT
(Belanda) AST + peningkatan tinggi pada awal,
200 U/L belum pakai ARV,
baru mulai NPV
atau RTV,
perempuan,
berhenti 3TC (HBV)
Cooper et al Grade 3 atau 4 x 66 Mulai ART 56 26% (PI tunggal) 19% NA Nil
2002 (Kanada) HIV/HCV mengandung PI (PI ganda)
Sulkowski et Grade 3 atau 4 x 568 Mulai ART 45 (NVP) 15,6/100 pt (NVP) 20 (NVP) HBV, HCV, PI
al 2002 (AS) ALT atau AST (256 NVP, mengandung 37 (EFV) 8,0/100 pt (EFV) 14 (EFV) bersama
312 EFV) NNRTI

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 29


4 Hepatotoksisitas terkait terapi antiretroviral: prediktor dan tatalaksana klinis

Koinfeksi dengan virus hepatitis B atau (GGT) relatif umum pada orang yang memakai
virus hepatitis C rejimen ART yang mengandung nevirapine.19,20
Oleh karena itu, patogenesis hepatotoksisitas
Koinfeksi dengan HBV atau HCV berhubungan
terkait NNRTI hampir pasti disebabkan oleh
secara jelas dengan hepatotoksisitas.4-6,8-11,13,15
berbagai faktor, dengan toksisitas yang
Sindrom pemulihan kekebalan pernah
diakibatkan langsung oleh obat, pemulihan
dikesankan sebagai mekanisme yang mendasari
kekebalan dan keburukan hepatitis kronis yang
peningkatan pada risiko ini.22 Pernah diamati
mendasar semua adalah faktor yang mungkin
hubungan antara perubahan pada jumlah CD4
menyumbang.
setelah pemulaan ART dan risiko
hepatotoksisitas berat dalam beberapa penelitian,7 Protease inhibitor
sebuah penemuan yang mendukung pemulihan
Terapi PI, terutama dengan ritonavir,
kekebalan sebagai mekanisme penyebab. Alasan
dihubungkan dengan hepatotoksisitas berat pada
tambahan untuk risiko lebih tinggi berhubungan
beberapa penelitian.7,11,13,15,21 Seperti dengan
dengan koinfeksi hepatitis adalah karena
hepatotoksisitas terkait NNRTI, infeksi HCV
peradangan hati sebelumnya yang dapat
kronis yang mendasar tampaknya meningkatkan
meningkatkan risiko toksisitas langsung dari
risiko, sementara pemulihan kekebalan juga
unsur ART. Berhubungan dengan koinfeksi
dikesankan sebagai mekanisme patogenik.22
HBV, penghentian penggunaan 3TC pernah
Ritonavir adalah penghalang manjur terhadap
dikaitkan dengan hepatotoksisitas,13 dengan
sistem sitokrom P450, jadi kepekatan obat lain
kambuhnya viremia HBV dan peradangan hati
yang lebih tinggi mungkin menjadi faktor
(hepatic flare) yang terkait sebagai mekanisme
penyumbang pada hepatotoksisitas. Hubungan
yang mungkin. Peristiwa seperti ini juga dapat
antara ritonavir dan hepatotoksisitas secara
terkait dengan dekompensasi hati pada orang
umum digambarkan dalam penelitian terapi dosis
dengan penyakit hati yang lebih lanjut.
tinggi. Penggunaan baru ini dengan dosis
NNRTI ritonavir yang rendah atau boosting (pendorong)
(100-200mg per hari) dengan PI kedua tampaknya
Hepatotoksisitas sudah digambarkan dengan baik
tidak terkait dengan kejadian hepatotoksisitas
pada orang dengan HIV yang memakai rejimen
yang tinggi.23,24
yang mengandung NNRTI, terutama
Dibandingkan dengan ritonavir, peningkatan
nevirapine.9,13,15 Meskipun kejadian
pada ALT/AST tampaknya tidak umum terkait
hepatotoksisitas terkait nevirapine yang relatif
dengan indinavir. Sebaliknya, kasus
tinggi pada beberapa penelitian, hepatitis
hiperbilirubinemia tersendiri lebih umum terkait
simptomatis dan hasil klinis lain yang buruk
dengan terapi indinavir.11
jarang terjadi. Lagi pula, risiko hepatotoksisitas
terkait nevirapine adalah rendah pada penelitian Analog nukleosida (NRTI)
lain.10,12 Perbedaan dalam prevalensi faktor risiko
Risiko hepatotoksisitas berat tampaknya relatif
lain, terutama koinfeksi HBV atau HCV,
rendah berhubungan dengan NRTI. Kejadian
mungkin bertanggung jawab untuk penemuan
hepatotoksisitas terkait dengan terapi kombinasi
yang berbeda-beda dari penelitian ini. Walaupun
dua NRTI adalah lebih rendah dibandingkan
hepatotoksisitas terkait nevirapine tampaknya
dengan terapi kombinasi dua NRTI dan
lebih umum pada 12 minggu pertama terapi, ciri-
NNRTI20 dan rejimen ART yang mengandung
ciri lain hipersensitivitas obat, misalnya ruam,
NNRTI atau PI.4,7 Meskipun mengandung risiko
biasanya tidak terjadi, yang memberi kesan
hepatotoksisitas berat relatif rendah, NRTI
bahwa ada keterlibatan mekanisme patogenik
memang dihubungkan dengan hasil buruk pada
lain. Meskipun risiko hepatitis fulminan terkait
hati. Hasil buruk ini, termasuk kasus kegagalan
nevirapine adalah sangat rendah, ada kasus yang
hati, berhubungan dengan perkembangan
terdokumentasi berhubungan dengan rejimen
steatohepatitis dan hiperlaktatemia, dan
profilaksis pascapajanan (PPP).17 Kasus hepatitis
umumnya dianggap berasal dari toksisitas
kolestatik – dengan gambaran bercampur
mitokondria.25-28 NRTI yang paling umum
transaminitis dan kolestasis hepatitis – pernah
dikaitkan dengan steatohepatitis dan
ditemukan terkait dengan nevirapine,18 dan
hiperlaktatemia adalah analog timidin, yaitu d4T
tampaknya berhubungan dengan kolestatis yang
dan ddI, walaupun kasus pernah dikaitkan dengan
langsung diakibatkan oleh obat. Peningkatan
AZT. Gejala seperti kelesuan yang meningkat,
asimptomatis pada gamma glutamyl transferase

30 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


sakit perut, dan mual dan muntah dengan akibat • Hepatitis virus akut – hepatitis A, IgM/IgG,
yang tidak jelas, dapat menunjukkan tingkat HBcAbIgM/sAg, HCV Ab/HCV RNA (bila
laktat yang meningkat dalam darah. serologi tidak diketahui atau negatif
Hiperventilasi dan disfungsi saraf-otot biasanya sebelumnya);
menjadi tanda lanjut terkait dengan asidosis • Penyebab virus lain – CMV IgM/IgG, EBV
laktik. Toksisitas mitokondria tampaknya IgM/IgG, IgM/IgG toksoplasmosis, serologi
mekanisme mendasar baik steatohepatitis dan sifilis;
hiperlaktatemia simptomatik, namun gejala ini • Hepatitis autoimun – antibodi antinuklear,
tidak selalu terjadi bersamaan. Tes fungsi hati antibodi otot anti-smooth, antibodi
dapat normal, bahkan pada kasus asidosis laktik antimitokondria, antibodi mikrosomal anti-
terkait NRTI, dan tingkat laktat dapat normal hati ginjal;
walaupun adanya steatohepatitis berat.25-28 • Hepatitis alkohol – riwayat baru penggunaan
Risiko terus-menerus hepatotoksisitas berat alkohol yang berat;
setelah beberapa bulan pertama penggunaan • Penggunaan narkoba – baik suntikan maupun
ART, dan fase laten sebelum penampilan klinis nonsuntikan;
kejadian buruk terkait toksisitas mitokondria, • Toksisitas obat lain – terutama unsur
berarti pemantauan jangka lebih lama dibutuhkan antimikobakteri dan antikolesterol.
untuk menilai secara penuh risiko hasil buruk Hepatitis virus dan penggunaan alkohol dan
pada hati terkait ART yang mengandung NRTI. narkoba juga faktor yang dapat menyumbang
Adalah mungkin bahwa hiperlaktatemia kronis pada peningkatan pada risiko hepatotoksisitas
tingkat rendah dapat berhubungan dengan terkait ART.
kerusakan progresif pada hati, bahkan setelah
Penatalaksanaan dan pemantauan awal
penghentian ART.25 Penelitian lebih lanjut yang
mencakup biopsi hati dan penilaian DNA Gambar ini menguraikan algoritme untuk
mitokondria kuantitatif juga dibutuhkan agar penatalaksanaan hepatotoksisitas berat.
lebih tepat menyelidiki patogenesis yang Umumnya, ART dapat dilanjutkan bila
mendasari toksisitas jenis ini. peningkatan ALT dan AST di bawah Grade 4 (>
10 x BANN) dan tidak ada gejala hepatitis akut.
Penatalaksanaan
hepatotoksisitas terkait ART
Beberapa cirinya hepatotoksisitas terkait ART Gambar 4.1 Tatalaksana klinis hepatotoksisitas berat
sebaiknya dipertimbangkan saat mengambil
keputusan penatalaksanaan klinis. Pertama, ALT/AST Hepatotoksisitas
hepatotoksisitas berat umumnya tidak •5xBANN berat
simptomatis atau berhubungan dengan hasil
buruk pada hati. Kedua, ALT/AST hampir selalu
kembali pada tingkat normal atau awal, bahkan Ɣ Keluarkan penyebab Ɣ Selidiki tanda
hepatitis akut yang lain hipersensitivitas
bila terapi dilanjutkan. Ketiga, kebanyakan unsur - HAV, HBV, HCV
ART pernah dihubungkan dengan - Alkohol Ɣ Ukur tingkat laktat
dalam darah
hepatotoksisitas berat. Keempat, ART biasanya - Obat lain
dapat dihentikan sementara untuk sedikitnya ALT/AST ALT/AST
beberapa bulan tanpa ada hasil buruk terkait •10xBANN 5-10xBANN
atau gejala +
dengan kelanjutan penyakit HIV. atau hepatitis akut tidak bergejala

Penyampingan penyebab hepatitis akut


atau kronis lain Pantau ALT/AST
Berhenti ALT/AST >10xBANN atau gejala
setiap 3-4 minggu;
ART
Walaupun kebanyakan kasus kejadian baru Teruskan ART
peningkatan tinggi pada ALT/AST pada orang
yang memakai ART berhubungan dengan satu Rujuk untuk penyelidikan lanjut
atau lebih unsur terapeutik ARV, penyebab Mulai ART kembali & mungkin biopsi hati bila:
hepatitis akut dan kronis yang lain harus saat ALT/AST - ALT/AST tidak pulih dalam 3-6
<2-3xBANN
dikesampingkan. Kondisi berikut sebaiknya bulan
- hepatitis kronis (HBV, HCV)
dipertimbangkan, dengan penyelidikan sesuai:
mendasar

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 31


4 Hepatotoksisitas terkait terapi antiretroviral: prediktor dan tatalaksana klinis

Pemantauan tes fungsi hati sebaiknya dilakukan • ciri-ciri lain terkait – misalnya, bila
setiap 3-4 minggu hingga tingkat kembali hiperlaktatemia terjadi, d4T dan ddI tidak
menjelang normal atau awal. Indikasi untuk boleh dipakai lagi;
penghentian ART termasuk: • pilihan ART yang tinggal – mungkin harus
• hepatitis simptomatis – anoreksia, mual, mencoba memakai kembali bila pilihan
kelelahan, diare, sakit perut, kelesuan yang terbatas.
meningkat, ikterus; Mulai ART kembali, terutama bila memakai
• hepatomegali lembut; kembali unsur dari rejimen sebelumnya, harus
• peningkatan pada ALT dan AST lebih dari 10 dipantau dengan tes fungsi hati setiap 3-4 minggu
x BANN; sedikitnya untuk beberapa bulan pertama.
• tanda hipersensitivitas obat – ruam,
hipereosinofilia;
• hiperlaktatemia – tingkat laktat di atas 3 Kesimpulan
mmol/L. Walaupun hepatotoksisitas berat di antara orang
Pada orang yang harus berhenti memakai yang memakai ART biasanya tidak berhubungan
ART, jangka waktu penghentian sementara terapi dengan hasil buruk pada hati, dibutuhkan
dapat sebagian dituntun oleh tingkat fungsi pemantuan dan penyelidikan secara hati-hati
kekebalan, tetapi harus sedikitnya hingga tingkat terhadap berbagai faktor yang dapat
ALT/AST menurun menjadi di bawah 2-3 x menyumbang. Hubungan antara peningkatan
BANN dan gejala mereda. pada ALT dan AST dan peningkatan pada
Penyelidikan lanjut pada peningkatan mortalitas jangka menengah dalam penelitian
enzim hati baru29 adalah alasan lanjutan untuk memantau
dan menyelidiki secara sesuai komorbiditas
Pada orang dengan peningkatan ALT dan AST di penyakit hati yang berpotensi pada orang
bawah 10 x BANN, tidak mempunyai ciri-ciri terinfeksi HIV.
hiperlaktatemia atau hipersensitivitas obat, dan
tidak ada gejala atau tanda hepatitis akut, ART
dapat diteruskan dengan pemantauan tes fungsi Ucapan terima kasih
hati setiap 3-4 minggu. Peningkatan lanjut pada Profesor Geoffrey Farrell dan Profesor Martyn
ALT and AST (di atas 10 x BANN) dan French memberikan komentar yang berharga
perkembangan gejala akan memerlukan pada draft awal bab ini.
penghentian ART. Rujukan pada spesialis untuk
penyelidikan lanjut dan mungkin biopsi hati
diusulkan bila tidak ada pemulihan ALT dan Referensi
AST (menjadi di bawah 2-3 x BANN) atau ada 1. Powderly WG, Carr A. AIDS 2001. Clinical
hepatitis virus kronis (HBV atau HCV) treatment. Overview. AIDS 2001;15(Suppl
mendasar. Penyelidikan terhadap penyebab 5):S159–S160.
penyakit hati kronis yang lain dan ultrasound 2. Carr A, Workman C, Smith DE, et al. Mitochondrial
hati dapat dilakukan sebelum dirujuk. Toxicity (MITOX) Study Group. Abacavir
substitution for nucleoside analogs in patients with
Pilihan rejimen ART HIV lipoatrophy: a randomized trial. J Am Med
Assoc 2002;288:207–15.
Bila hepatotoksisitas berat mendesak penghentian
3. Rodriguez-Rosado R, Garcia-Samaniego J,
ART, pilihan rejimen untuk memulai lagi akan
Soriano V. Hepatotoxicity after introduction of
tergantung pada beberapa faktor: highly active antiretroviral therapy. AIDS
• penilaian kemungkinan ada hubungan dengan 1998;12:1256.
unsur ART tertentu – kemungkinan risiko 4. Savès M, Vandentorren S, Daucourt V, et al.
meningkat dengan nevirapine atau ritonavir Severe hepatic cytolysis: incidence and risk factors
dosis tinggi; in patients treated by antiretroviral combinations.
• keberadaan ciri-ciri hipersensitivitas obat – Aquitaine Cohort, France, 1996-1998. AIDS 1999;
13:F115–F121.
abacavir tidak boleh dimulai lagi setelah
5. den Brinker M, Wit WNM, Wertheim-van Dillen
hipersensitivitas, dan unsur lain mungkin
PME, et al. Hepatitis B and C virus co-infection and
terkait dengan ruam kulit yang berat juga the risk for hepatotoxicity of highly active
tidak boleh dipakai lagi; antiretroviral therapy in HIV-1 infection. AIDS
2000;14:2895–2902.

32 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


6. Gisolf EH, Dreezen C, Danner SA, Weel JLF, 19. Carr A, Vella S, de Jong MD, et al. A controlled trial
Weverling GJ, for the Prometheus Study Group. of nevirapine plus zidovudine versus zidovudine
Risk factors for hepatotoxicity in HIV-1-infected alone in p24 antigenaemic HIV-infected patients.
patients receiving ritonavir and saquinavir with or AIDS 1996; 10:635–41.
without stavudine. CID 2000;31:1234–9. 20. Montaner JSG, Reiss P, Vella S, et al. A
7. Sulkowski MS, Thomas DL, Chaisson RE, Moore randomized, double-blind trial comparing
RD. Hepatotoxicity associated with antiretroviral combinations of nevirapine, didanosine, and
therapy in adults infected with human zidovudine for HIV infected patients – The INCAS
immunodeficiency virus and the role of hepatitis C Trial. J Am Med Assoc 1998; 279:930–7.
or B virus infection. J Am Med Assoc 2000, 21. Arribas JR, Ibanez C, Ruiz-Antoran B, et al. Acute
283:74–80. hepatitis in HIV-infected patients during ritonavir
8. Monforte Ade A, Bugarini R, Pezzotti P, et al. The treatment. AIDS 1998;12:1722–4.
ICONA (Italian Cohort of Naive for Antiretrovirals) 22. John M, Flexman J, French MA. Hepatitis C
Study Group. Low frequency of severe virusassociated hepatitis following treatment of
hepatotoxicity and association with HCV HIV-infected patients with HIV protease inhibitors:
coinfection in HIV-positive patients treated with an immune restoration disease? AIDS
HAART. J AIDS 2001;28:114–23. 1998;12:2289–93.
9. Martinez E, Blanco JL, Arnaiz JA, et al. 23. Murphy RL, Brun S, Hicks C, et al. ABT-378/
Hepatotoxicity in HIV-1-infected patients receiving ritonavir plus stavudine and lamivudine for the
nevirapine-containing antiretroviral therapy. AIDS treatment of antiretroviral-naïve adults with HIV-1
2001; 15:1261–8. infection: 48 week results. AIDS 2001;15:1–9.
10. Nunez M, Lana R, Mendoza JL, Martin-Carbonero 24. Vora S, Michon C, Junet C, et al. Switch from
L, Soriano V. Risk factors for severe hepatic injury indinavir to ritonavir-indinavir regimen in patients
after introduction of highly active antiretroviral treated with highly active antiretroviral therapy co-
therapy. J AIDS 2001;27:426–31. infected with hepatitis C is not associated with
11. Aceti A, Pasquazzi C, Zechini B, De Bac C. The alteration of liver function tests. AIDS
LIVERHAART Group. Hepatotoxicity development 2000;14:2795–7.
during antiretroviral therapy containing protease 25. Carr A, Morey A, Mallon P, Williams D, Thorburn C.
inhibitors in patients with HIV: the role of hepatitis B Fatal portal hypertension, liver failure, and
and C virus infection. J AIDS 2002;29:41–8. mitochondrial dysfunction after HIV-1 nucleoside
12. Palmon R, Koo BC, Shoultz DA, Dieterich DT. Lack analogue-induced hepatitis and lactic acidaemia.
of hepatotoxicity associated with nonnucleoside Lancet 2001;357:1412–4.
reverse transcriptase inhibitors. J AIDS 26. Lonergan JT, Behling C, Pfander H, Hassanein TI,
2002;29:340–5. Mathews WC. Hyperlactataemia and hepatic
13. Wit FW, Weverling GJ, Weel J, Jurriaans S, Lange abnormalities in 10 human immunodeficiency
JM. Incidence of and risk factors for severe virus-infected patients receiving nucleoside
hepatotoxicity associated with antiretroviral analogue combination regimens. CID
combination therapy. J Infect Dis 2002;186:23–31. 2000;31:162–6.
14. Cooper CL, Parbhakar MA, Angel JB. 27 Coghlan ME, Sommadossi J-P, Jhala NC, Many
Hepatotoxicity associated with antiretroviral WJ, Saag MS, Johnson VA. Symptomatic lactic
therapy containing dual versus single protease acidosis in hospitalized antiretroviral therapy-
inhibitors in individuals coinfected with hepatitis C treated patients with human immunodeficiency
virus and human immunodeficiency virus. CID virus infection: a report of 12 cases. CID
2002;34:1259–63. 2001;33:1914–21.
15. Sulkowski MS, Thomas DL, Mehta SH, Chaisson 28. Boubaker K, Flepp M, Sudre P, et al.
RE, Moore RD. Hepatotoxicity associated with Hyperlactataemia and antiretroviral therapy: The
nevirapine or efavirenz-containing antiretroviral Swiss HIV Cohort Study. CID 2001;33:1931–7.
therapy: role of hepatitis C and B infections. 29. Lewden C, Raffi F, Cuzin L, et al. Factors
Hepatology 2002; 35:182–9. associated with mortality in human
16. AIDS Clinical Trials Group criteria, division of AIDS. immunodeficiency virus type 1-infected adults
Table for grading severity of adult adverse initiating protease inhibitor-containing therapy: role
experiences, August 1992. of education level and of early transaminase level
17. Anonymous. From the Centers for Disease Control elevation (APROCO-ANRS EP11 Study). J Infect
and Prevention. Serious adverse events attributed Dis 2002;186:710–4.
to nevirapine regimens for postexposure
prophylaxis after HIV exposures—worldwide, 1997-
2000. J Am Med Assoc 2001;285:402–3.
18. Clarke S, Harrington P, Condon C, Kelleher D,
Smith OP, Mulcahy F. Late onset hepatitis and
prolonged deterioration in hepatic function
associated with nevirapine therapy. Int J STD AIDS
2000;11:336–7.

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 33


Daftar istilah
Alanine aminotransferase sebuah protein yang biasanya menunjukkan kerusakan hati bila ditemukan dalam darah dengan tingkat
(ALT) tinggi. Juga dikenal sebagai SGPT
Antibodi core HBV antibodi ditujukan melawan antigen core virus hepatitis B
Antigen ‘e’ HBV sebuah protein terkait dengan replikasi virus hepatitis B secara cepat
Antigen permukaan HBV (surface antigen) permulaan luar virust hepatitis B virus yang memicu tanggapan kekebalan
ART terapi antiretroviral, dengan kombinasi tiga obat manjur atau lebih
Asidosis laktik tingkat asam laktik yang sangat tinggi dalam darah
Biopsi hati pengambilan sedikit jaringan hati utnuk diperiksa di bawah mikroskop
Dekompensasi hati ketidakmampuan hati yang rusak untuk memenuhi fungsi minimum, dilihat sebagai mudah luka
memar/perdarahan, penyimpanan cairan di perut (asites) dan karsinoma hepatoselular
Diskordan pasangan dengan satu terinfeksi, satu tidak
Fenotipe Organisme sendiri berbeda dengan kandungan genetik, yaitu genotipe
Fibrosing cholestatic peradangan dan kerusakan pada hati yang mempengaruhi aliran empedu
hepatitis (FCH)
Fibrosis dibentuk jaringan rusak mengganti jaringan normal yang hilang akibat luka atau infeksi
Genotipe bentuk genetik virus yang spesifik
Hepatitis peradangan hati
Hepatitis fulminant bentuk hepatitis yang berat dan cepat berkembang diikuti kematian sel hati dan kegagalan hati
Hepatitis kolestatik Ikterus dengan statis empedu di saluran empedu dalam hati yang beradang; sering diakibatkan toksisitas
obat
Hepatitis virus kronis penyakit hati disebabkan oleh infeksi virus (mis. hepatitis B atau C) yang berlanjut lebih dari enam bulan
Hepatomegali pembesaran hati
Hepatotoksik mampu merusakkan atau menghancurkan sel hati
Hiperbilirubinemia tingkat bilirubin yang tinggi dalam darah
Hiperpeka tanggapan kekebalan yang berlebihan terhadap unsur asing
Hyperlactataemia tingkat asam laktik yang tinggi dalam darah
Interferon Pegilasi macam interferon yang mempunyai masa paro yang panjang dalam tubuh sehingga dapat disuntik hanya
sekali seminggu
Interferon-alfa modulatori kekebalan dipakai dalam terapi hepatitis virus kronis serta kanker tertentu
Karsinoma hepatoselular tumor hati yang malignan primer paling umum terjadi. Sering disebut HCC
Leukopenia kekurangan sel darah putih dalam darah
Nadir jumlah CD4 tingkat fungsi kekebalan yang paling rendah, umumnya sebelum mulai ART
Parenteral dimasukkan secara subkutan, intravena atau cara lain tidak melalui saluran pencernaan
Patogenesis virus cara virus menyebabkan penyakit
Pemulihan kekebalan perbaikan dalam fungsi sistem kekebalan tubuh yang rusak
Peradangan-nekro peradangan yang mengakibatkan kematian sel
Polymerase chain teknik laboratorium yang meningkatkan bahan genetik virus samapi tingkat terdeteksi, agar dapat
reaction (PCR) ditentukan apakah ada virus atau tidak
Program pengurangan programs yang ditujukan untuk mengurangi dampak buruk penggunaan narkoba pada pengguna dan
dampak buruk masyarakat. Sering disebut harm reduction

34 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


Protease inhibitor (PI) obat antiviral yang menghambat enzim protease dalam virus, dengan demikian menghambat replikasi
virus
Reinfeksi infeksi HCV ulang, umumnya pada orang dengan infeksi HCV yang tidak menjadi kronis
Riwayat alami ilmu perkembangan alami dan hasil penyakit lambat laun
Serokonversi perubahan dari natibodi negatif menjadi positif setelah pajanan
Sindrom pemulihan manifestasi infeksi oportunistik yang aneh setelah mulai ART, diakibatkan tanggapan berlebihan oleh
kekebalan sistem kekebalan tubuh yang mulai pulih
Sirosis kerusakan yang luas pada hati, dengan distorsi arsitektur
Steatohepatitis penyusupan lemak pada hat, terkait dengan peradangan
Terapi kombinasi dua atau lebih obat dipakai bersamaan untuk mencapai dampak maksimal terhadap infeksi
Tes genotipe HCV tes untuk menentukan genotipe virus hepatitis C (saat ini ada enam genotipe utama dan banyak sub-tipe)
Toksisitas mitokondria keracunan pada sel yang merusakkan mekanisme pembuatan tenaga oleh sel
Viremia terdapatnya virus di dalam aliran darah

Acronim
Ab antibodi HBeAg antigen e hepatitis B
Ag antigen HBsAb antibodi permukaan hepatitis B
AHOD Australian HIV Observational Database HBsAg antigen permukaan hepatitis B
AIDS acquired immune deficiency syndrome HBV virus hepatitis B
aIFN interferon-alfa HCC karsinoma hepatoselular
ALT alanine aminotransferase HCV virus hepatitis C
Anti-HBc antibodi terhadap antigen core hepatitis B HIV human immunodeficiency virus
ART antiretroviral therapy IDU pengguna narkoba suntikan
AST aspartate aminotransferase Ig immnoglobulln
BANN batas atas nilai normal LEE tingkat enzim hati tinggi
bDNA branched DNA LSL laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki
CAESAR penelitian multipusat dilakukan di Kanada, MACS Multicentre AIDS Cohort Study
Australia, Eropa, Afrika Selatan NNRTI non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor
CMV sitomegalovirus NRTI nucleoside analogue reverse transcriptase
DNA deoxyribonucleic acid inhibitor (analog nukleosida/nukleotida)
EBV virus Epstein Barr Odha orang dengan HIV/AIDS
ETR tanggapan virologi pada akhir terapi PCR polymerase chain reaction
EuroSIDA penelitian kohort besar terhadap Odha di PHD penyakit hati dekompensasi
Eropa PI protease inhibitor
FCH fibrosing cholestatic hepatitis RNA ribonucleic acid
GGT gamma glutamyltransferase RR risiko relatif
HAV virus hepatitis A SVR tanggapan virologi terus-menerus
HBcAg antigen core hepatitis B US ACTG United States AIDS Clinical Trials Group

Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis 35


Daftar obat
abacavir (ABA, ABC) interferon-alfa (aIFN)
adefovir dipivoxil (ADV) lamivudine (3TC)
didanosine (ddl) nevirapine (NVP)
emtricitabine (FTC) ribavirin (RBV)
entecavir ritonavir (RTV)
indinavir (IDV) stavudine (d4T)
interferon (IFN) tenofovir disoproxil fumarate (TDF)
interferon pegilasi (PEG) zidovudine (AZT, ZDV)

36 Koinfeksi: HIV dan Hepatitis Virus: pedoman untuk tatalaksana klinis


Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia
© spiritia 2007

spiritia

Jl. Johar Baru Utara V No. 17


Johar Baru
Jakarta 10560
Telp: (021) 422-5163/8
Fax: (021) 4287 1866
E-mail: spiritia@spiritia.or.id
Situs web: http://spiritia.or.id/
Oktober 2007

Anda mungkin juga menyukai