Laporan Mektan 2 (Semua)
Laporan Mektan 2 (Semua)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu
Tanah sendiri memiliki peranan yang penting karena tanah merupakan tempat
partikel mineral yang tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain yang
terbentuk karena pelapukan dari batuan. Tanah yang digunakan dalam pekerjaan
konstruksi memilik sifat fisis atau mekanis yang berbeda-beda. Sifat-sifat tanah
tersebut seperti plastisitas, kekuatan geser, dan perubahan volume yang besar
yang terdapat pada tanah berbutir halus seperti lempung. Perbedaan sifat-sifat
dilakukan pengujian terhadap tanah agar tanah dapat digunakan sesuai dengan
sifatnya.
B. Tujuan Umum
adalah:
Hand Bor
A. Sondir
keras. Pengujian ini akan menghasilkan nilai perlawanan penetrasi konus dan
terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Sedangkan
hambatan lekat yaitu perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus yang
dinyatakan dalam gaya persatuan panjang. Kedua nilai ini didapat dari pembacaan
𝑨
HL = (𝑱𝑷 − 𝑷𝑲)𝑿 𝑩
Dimana :
A : Interval Pembacaan 20 cm
𝐉𝐇𝐋𝐢 = 𝐙. 𝐇𝐋
Dimana :
Z : Zigma
B. Hand Bor Test
karakteristik suatu tanah. Pengujian ini juga digunakan untuk mengambil contoh
tanah akan dikerjakan dalam percobaan lain sebagai kelanjutan dari percobaan ini.
Tanah yang diselidiki harus berada dalam pada kondisi aslinya dilapangan (tidak
terganggu). Untuk itu contoh tanah diambil secara Undistrubed dari lapangan.
dinding lubang.
ujung atas pipa pengunci dan di ujung bawah pipa dipasang mata
tersebut dan diisi oleh air. Pipa pencuci (wash pipa) diangkat ke posisi
pencuci dan akhirnya sampai ke mata bor serta ruang diantara pipa
pembor mengamati warna dan kondisi umum campuran tanah dan air
a. Rotary Drilling
hanya saja batang bor dan mata bor diputar secara mekanik ketika
keluarnya air dari mata bor masuk ke dalam ruang di luar mata bor.
b. Auger Drilling
sampai kedalaman tak lebih dari kedalaman puncak dari contoh yang
bawah muka air tanah karena pasir tersebut tidak melekat pada auger.
Desikripsi Visual
beberapa sifat tanah secara visual, jenis kedalaman tanah dan kekuatan tanah.
Tentu saja deskripsi tanah macam ini adalah kasar, namun demikian deskripsi
visual ini penting untuk memberi gambaran secara umum sifat tanah di lokasi
pengamatan warna dan keadaan tanah (homogeny atau tidak) bias dengan mudah
a. Pasir dan kerikil, merupakan agregat tak berkohesi yang tersusun dari
dinamakan pasir, dan yang berukuran 1/8 inchi sampai 8 inchi disebut
kerikil. Fragmen-fragmen bergaris tengh lebih besar dari 8 inchi dikenal
bergradasi baik, luar biasa pada dan merupakan agregat partikel mineral
yang kohesif.
uji goncangan. Setelah kering, lapisan menjadi rapuh dan debu dapat
air, namun dalam keadaan lepas lanau dapat naik ke lubang pengeboran
atau lubang galian seperti layaknya suatu cairan kental. Tanah paling
tidak stabil, menurut kategori ini, dikenal secara setempat dengan nama
gelap, disamping itu mungkin mengandung H2S, CO2, serta berbagai gas
lain hasil peluruhan tumbuhan yang akan memberikan bau khas pada
bersabun atau seperti terbuat dari lilin, serta amat keras. Pada kadar air
g. Gambut (peat), adalah agregat agak berserat yang berasal dari serpihan
C. Hydrometer Analisys
𝟏 𝑫. 𝒈
𝒗= (𝜸𝒔 − 𝜸𝒘 )
𝟏𝟖 𝜼
dimana:
𝑳
𝑫 = 𝑲√
𝒕
dimana :
30𝜂
K =√𝑔(𝐺 −𝐺
𝑠 𝑤)
Apabila pembacaan hydrometer dalam larutan adalah Rh maka % tanah
yang terlarut ( belum mengendap ) = % tanah yang ukuran butirannya lebih halus
𝐑𝐂. 𝐚
𝐏= 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
𝐖𝐒
dimana:
1,65 .𝐺𝑠
a : faktor korelasi =
2,65 .(𝐺𝑠 −1)
Ct : koreksi suhu
sifat kekuatan , kekakuan tanah aspal dan tanah dasar melibatkan prosedur inti
pemahaman yang lebih baik dari hasil DCPT dapat mengurangi secara signifikan
tenaga dan biaya yang terlibat dalam evaluasi tanah perkerasan dan tanah dasar.
Indonesia sejak tahun 1985 / 1986. Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan
nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah dasar, timbunan, dan atau suatu sistem
tanah dasar.
tertentu dimensi dan sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari
palu/hammer yang berat dan tinggi jatuh tertentu pula. Cara uji ini merupakan
suatu prosedu yang cepat untuk melaksanakan evaluasi kekuatan tanah dasar dan
(DCP).Cara uji ini juga merupakan cara alternatif. jika pengujian CBR lapangan
terdiri dari atas dan poros yang lebih rendah. Poros atas memiliki 8 kg (17,6 lb)
palu drop dengan 575 mm (22,6 in) tinggi badan drop dan melekat pada poros
yang lebih rendah melalui landasan. Poros rendah berisi landasan dan kerucut
terpasang pada ujung poros. Kerucut tersebut dapat diganti dan memiliki sudut
tambahan digunakan sebagai lampiran ke poros yang lebih rendah dengan tanda di
satu sama lain harus disambung sehingga cukup kaku, seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.
a) Pemegang;
diameter 16 mm dengan ulir dalam di bagian ujung yang satu dan ulir luar di
ujung lainnya.
c) Mistar berskala, panjang 1 meter, terbuat dari plat baja.
e) Cincin pengaku.
penetrasi dari konus (kerucut logam) yang tertanam pada tanah/lapisan fondasi
CBR. Pengujian tersebut memberikan sebuah dari kekuatan lapisan bahan sampai
penetrasi. Karena jumlah pukulan yang direkam adalah nilai-nilai kumulatif, hasil
DCPT pada umumnya diberikan sebagai nilai inkremental yang didefinisikan
sebagai berikut,
dimana:
pukulan;
Uji geser Triaksial adalah uji yang paling dapat diandalkan untuk
menentukan parameter tegangan geser. Uji ini telah digunakan sacara luas untuk
keperluan pengujian biasa ataupun keperluan riset. Pada uji ini umumnya
digunakan sebuah sample tanah kira-kira berdiameter 1,5 inc (38,1 mm) dan
Untuk pembebanan vertical dapat dilakukan dengan dua cara antara lain:
(penambahan setiap saat sama) sampai benda uji runtuh (deformasi arah
deformasi yang tetap dengan bantuan gigi-gigi mesin atau pembebanan hidrolis.
Beban aksial yang diberikan diukur dengan bantuan sebuah proving ring
(lingkaran pengukur beban) yang berhuhubungan dengan piston vertical. Alat ini
juga dilengkapi dengan pipa-pipa untuk mengalirkan air ke dan dari dalam sample
tanah dimana pipa-pipa tersebut juga berguna sebagai sarana pengukur tegangan
perubahan kadar air dalam contoh tanah. Sampel tidak dikonsolidasikan dan air
pori tidak teralir saat pemberian tegangan geser.Bidang bidang tegangan utama
adalah 3 bidang yang saling tegak lurus dimana bekerja tegangan tegangan normal
bidang bidang tegangan utama. Tegangan deviator adalah selisih antara tegangan
utama terbesar (1) dan tegangan utama terkecil (3). Lingkaran Mohradalah
representasi secara grafis kondisi tegangan tegangan pada suatu bidang dinyatakan
lingkaran Mohr pada kondisi keruntuhan pada sampel yang memiliki tegangan
Bidang keruntuhan adalah bidang dimana kuat geser maksimum dari tanah
telah termobilisasi saat keruntuhan. Secara teoritis pada ujitriaxial, bidang tersebut
adalah kuat geser tanah bila tidak diberikan tegangan keliling. Sudut geser dalam,
adalah komponen kuat geser tanah yang berasal dari gesekan antara butir tanah.
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
tekanan ujung konus hambatan pelekatnya yang dinyatakan dalam gaya persatuan
luas, serta perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya
persatuan panjang.
2. Peralatanyang Digunakan
a. Mesin sondir
b. Stang sondir
c. Ambang penekan
d. Angker besi
3. Prosedur Praktikum
spiral sesuai dengan tanah dengan jarak tertentu agar cocok dengan kaki
sondir.
pemusat pada rangka sondir tepat dibawah ruang oli. Pasang kop
penekan.
tanah. Stang dalam akan menekan piston lalu akan menekan oli di
cone hanya akan mngukur tahanan ujung konus (qc) sedangkan friction
cone akan mengukur tahanan ujung konus (qc) dan gesekan dinding
terhadap tanah.
k. Menekan stang, mencatat angka penunjukan pertama pada jarum
manometer.
tersebut
o. Setelah mencapai kedalaman tanah keras (tahanan konus lebih besar dari
dicabut kembali.
4. Data Percobaan
Jumlah
Perlawanan Jumlah Hambatan Hambatan
Kedalaman HL x Hambatan
Penetrasi Perlawanan Lekat (HL Setempat
Muka 20/10 Lekat
Konus (qc) (Jp) = Jp-qc) HS=HL/10
Tanah (m) (kg/cm2) (JHL)
(kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
(kg/cm2)
0,2 0 6
0,4 0 5,5
0,6 0 4,5
0,8 13 18
1 13 16
1,2 49 57
5. Pembahasan
Data Perhitungan
Hambatan
Perlawanan Jumlah Hambatan Hambatan
Kedalaman Lekat HL x
Penetrasi Perlawanan Lekat Setempat
Muka (HL = Jp- 20/10
Konus (qc) (Jp) (JHL) HS=HL/10
Tanah (m) qc) (kg/cm2)
(kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
(kg/cm2)
0,2 0 6 6 12 12 0,6
0,8 13 18 5 10 42 0,5
1 13 16 3 6 48 0,3
1,2 49 57 8 16 64 0,8
tanah semakin keras. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik perlawanan
6. Kesimpulan
penetrasi konus yang besar. Oleh karena itu, secara konseptual lapisan
1. Tujuan
berbagai kedalaman.
b. Stang bor
d. Tabung Sampel
e. Stick Aparat
f. Palu besar
h. Kop penahan
i. Meteran
j. Kunci T pemutar
3. Prosedur Percobaan
mengisi auger sampai penuh (20 cm), kemudian auger diangkat dengan
hati-hati.
d. Mengeluarkan contoh tanah dari dalam auger untuk dibuat deskripsi jenis
kaleng/plastik
e. Contoh tanah yang didapat adalah contoh tanah yang tidak asli
diskripsi tanah.
tabung contoh.
g. Auger yang tadi digunakan sekarang diganti dengan tabung contoh yang
telah dibentuk.
diangkat.
i. Bila tanahnya cukup keras sehingga tabung tidak dapat ditekan, gunakan
j. Setelah didapatkan contoh tanah asli dalam tabung, lepaskan stick aparat
k. Contoh tanah asli ini dimasukkan kembali kedalam peti pelindung karena
Kedalaman
Warna Jenis tanah
(cm)
5. Kesimpulan
bor tangan dan mendeskripsikan tanah tersebut. Dari praktikum yang dilakukan
belum mencapai kedalaman sampai ditemukannya muka air tanah. Hand bor
dilakukan sampai kedalaman 100 cm dan sample yang didapat dari hasil hand bor
1. Tujuan Praktikum
a. Hidrometer
c. Thermometer
d. Batang pengaduk
e. Stopwatch
g. Water glass
h. Cawan
3. Prosedur Praktikum
b. Menyiapkan gelas ukur 1000 ml lalu isi dengan air sampai skala 800 ml,
pertama (Vh).
d. Mengukur jarak antara titik tersebut dengan skala hidrometer paling atas
60 gram
b. Tambahkan water glass sebanyak 30 gram dan air sebanyak 120 ml,
sudah bersih lalu bilas dispersion cup berulang kali dengan air suling
sampai bersih.
sama dengan themperatur air pada bak perendam. siapkn stopwatch dan
formulir percobaan.
e. Mengangkat hidrometer jar dari balik bak perendam lalu tutup bagian
sampai 30 detik, jangan sampai ada tanah yang masih menempel pada
bak perendam.
pembacaan (r) pada menit ke 0,5, 1, 2, 5, 10, 20, 40, 60, 120, 180, 1440.
Berat tanah : 60
a : 1,02
Hyd.
Actual Corr.
Corr. Corr
Time Temp Hyd Reading % Finer 30 Diameter
Temp Only for D (mm)
Reading Hyd. (Rc)
Miniscus L L/t g(GKs Gw)
Rc*a/Ws
(t) (⁰C) Ra Ct Ra-C₀-Ct R K*((L/t)^
*100%
0,5)
0,5 28 40 2,5
1 28 39 2,5
2 28 38 2,5
5 28 35 2,5
10 28 33 2,5
20 28 31 2,5
40 28 30 2,5
60 28 29 2,5
120 28 28 2,5
180 28 26 2,5
1440 28 23 2,5
Berat
% % Tertahan % Lolos
Diameter Tertahan
Tertahan komulatif Komulatif
Saringan No (mm) (gr)
4 4,75 0
10 2 0,9
20 0,84 2,6
40 0,425 4,3
60 0,25 3,8
100 0,15 1,9
200 0,074 1,8
Pan 0,001 0
Total 15,3
6. Pembahasan
Berat %
Diameter % % Lolos
Saringan No Tertahan Tertahan
(mm) Tertahan Komulatif
(gr) komulatif
4 4,75 0 0 0 100,00
10 2 0,9 5,88 5,88 94,12
20 0,84 2,6 16,99 22,88 77,12
40 0,425 4,3 28,10 50,98 49,02
60 0,25 3,8 24,84 75,82 24,18
100 0,15 1,9 12,42 88,24 11,76
200 0,074 1,8 11,76 100,00 0
Pan 0,001 0 0 100,00 0
Total 15,3
c. Grafik Hubungan Diameter Saringan dengan Kadar Butiran
Gravel
Gravel
105 Sand Sand
Clay
Clay 95 Silt Silt F F M C M C
85
75
65
55
45
% Lolos
35
25
15
Diameter (mm)
MAXIMUM
4,76 mm < 100% 4,750
DIAMETER
COEFFICIENT OF
0,074 - 0,005 mm 20,838
0% UNIFORMITY
COEFFICIENT OF
0,005 mm > 0,432
0% CURVATURE
Butir 2 mm = 100 %
1. Tujuan Praktikum
penetrometer.
b. Konus
c. Mistar
3. Prosedur Praktikum
a. Meletakkan alat pada posisi titik pengujian secara tegak lurus dengan
tanah
No Titik : 1
N D Ad SPP
0 0
5 19,5
10 65,3
15 93,5
5. Pembahasan
No Titik : 1
N D Ad SPP
0 0 19,5 3,9
15 93,5
b. Grafik Hasil Tes Dynamic Cone Penetrometer
0 5 10 15 20
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
c. Dari percobaan ini harga CBR yang diperoleh pada yaitu 7,8%
8. Dokumentasi
E. TRIAXIAL UU (UNCOSOLIDATED UNDRAINED)
1. Tujuan
yaitu c (kohesi) dan (sudut geser dalam), dalam tegangan total ataupun efektif
2. Alat
a. Alat Triaxial
c. Mistar
d. Membran karet
f. Stopwatch
h. Oven
j. Cawan(container)
3. Prosedur Praktikum
Persiapan Sampel :
a. Tanah hasil boring dicetak dengan cetakan sampel berupa tabung lali
b. Jumlah sampel untuk percobaan ini ada 3 buah sampel lalu timbang
Jalannya Percobaan :
a. Siapkan sampel, ukur panjangnya (Lo), isi gas dan kemudian dicari
triaxial.
c. Pasang bagian penutup sel triaksial, paskan bagian atas dan putar
sampai kencang.
d. Isi sel triaksial dengan air, putar kran air , buka penutup katup agar
f. Memberi tekanan dengan memutar kran tekanan sebesar 100, 150, dan
Reading pada tabel, baca load dial dan angka pori untuk mengatur
j. Setelah air habis, keluarkan sampel luar dan ambil sampel dan oven
Kalibrasi = 0,1446
Berat Basah(gr) = 186 (sampel 1), 190 (sampel 2), 182,7 (sampel 3)
Berat Basah(gr) = 156,8 (sampel 1), 160,7 (sampel 2), 153,2 (sampel 3)
0,0 0,00 0 0 0
0,2 0,10 8 5 16
0,8 0,40 20 40 52
a. Tabel Perhitungan
0,4 0,20 13 20 27,5 1,88 2,89 3,98 1,002 11,96 0,157 0,242
0,6 0,30 17 30 39,5 2,46 4,34 5,71 1,003 11,98 0,205 0,362
1,0 0,50 21 50,5 65 3,04 7,30 9,40 1,005 12,00 0,253 0,609
2,0 1,00 24 108 126 3,47 15,62 18,22 1,010 12,06 0,288 1,295
3,0 1,50 26 156 181 3,76 22,56 26,17 1,015 12,12 0,310 1,861
4,0 2,00 24 150 218 3,47 21,69 31,52 1,020 12,18 0,285 1,780
5,0 2,50 22 50 160 3,18 7,23 23,14 1,026 12,25 0,260 0,590
s1f =
b. Grafik Hubungan antara Regangan dengan Tegangan Derivator
2.9
2.4
Tegangan deviator (kg/cm2)
1.9
1.4 1
1.5
0.9 2
0.4
-0.1
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Regangan (%)
1.5
Tegangan geser (kg/cm2)
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Tegangan Normal (kg/cm2)
6. Kesimpulan
sebagaii berikut: