Latar Belakang
tanaman hias. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Famili ini merupakan
famili bunga-bungaan yang paling besar dan bentuk hasilnya adalah bunga potong.
Spesies anngrek yang ada di Indonesia mempunai potensi yang dapat dipakai
sebagai induk silang. (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2015).
dan Oncidium, yang paling terkenal adalah anggrek jenis Dendrobium sp. Anggrek
jenis ini paling terkenal di daerah Papua dan Maluku. Anggrek ini mempunyai
peranan penting dalam bidang pertanian, yaitu nilai estetika yang tinggi serta warna
bunga yang sangat beragam dan bentuk dari anggrek yang ukurannya sangat unik
sehingga mempunyai daya tarik tersendiri. Anggrek sangat banyak diminati oleh
konsumen dari dalam negeri maupun dari luar negeri (Widiastoety dkk, 2010).
Banyak konsumen yang berminat karena anggrek ini sangat mudah beradaptasi
dengan lambat, dan mudah berbunga dibandingkan dengan jenis anggrek lainnya.
Jika tanaman sudah berbunga dan keindahannya sudah dapat dinikmati maka
1
Anggrek Dendrobium sp memiliki potensi besar dalam bidang bisnis.
Potensi produksi anggrek ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanaman
hias lainnya. Data BPS (2014) menunjukan bahwa jumlah produksi anggrek sebesar
yang murah dan hasilnya menarik para konsumen tidak dapat terpenuhi, hal ini
dapat dilakukan dengan teknik kultur jaringan sehingga tanaman yang dihasilkan
akan lebih banyak dalam waktu yang singkat. Namun tanaman dari hasil teknik
kultur jaringan ini biasanya tidak menghasilkan tanaman yang dewasa, hal ini
disebabkan karena pada saat melakukan teknik kultur jaringan pada saat tahap
aklimatisasi dilakukan dengan baik. Seperti yang kita tahu bahwa aklimtisasi adalah
proses penyusaian planlet dari kondisi mikro dalam botol ke kondisi lingkungan
luar yang tidak secara langsung terkena sinar matahari. Perbanyakan tanaman
umumnya aklimatisasi planlet merupakan tahap yang kritis sehingga bisa menjadi
kematian.
yang baru. Untuk menghasilkan tanaman yang lebih banyak maka planlet anggrek
Dendrobium sp memerlukan bibit yang unggul dan baik serta dapat diberikan pupuk
sesuai dosis.
2
Permasalahan
teknik kultur jaringan dapat menggunakan berbagai jenis media tanam, seperti
jenis media tanam dinilai lebih baik karena umumnya bahan tanaman mudah
menggunakan biji karena tanaman anggrek dapat menghasilkan biji yang banyak.
Perbanyakan biji anggrek dengan teknik kultur jaringan harus sesuai dengan
teknik kultur jaringan jika tidak dilakukan sesuai dengan prosedur, maka dapat
adalah jenis media tanam yang memiliki kemampuan menyimpan air dan hara
dengan baik, yaitu cocopeat. Tingkat jenis media tanam dapat ditentukan pada saat
informasi tentang pertumbuhan anggrek masih berkurang. Oleh karena itu, perlu
dilakukan untuk mengkaji pertumbuhan dan jenis media tanam yang berasal dari
3
Tujuan dan Manfaat
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengukur pengaruh jenis media tanam
media tanam yang efektif terhadap pertumbuhan planlet anggrek Dendrobium sp.
Hipotesis
4
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Anggrek
Orchidaceae dan genus Dendrobium. Tanaman ini merupakan bunga potong yang
banyak disukai selain mawar dan melati. Spesies dari genus ini tersebar didaerah
Indonesia Timur, seperti Papua dan Maluku. (Widiastoety, Dyah et al., 2010)
Tanaman yang bersifat epifit yaitu hidupnya menempel pada batang, dahan,
ataupun ranting pohon yang sudah mati adalah anggrek Dendrobium sp. (Sutiyoso
tersebar di seluruh dunia diantaranya Jepang, Cina, Malaka dan Australia. (Pernata,
2005).
Vegetative dan generative tidak efektif pada perbanyakan tanaman anggrek. Oleh
karena itu, cara yang efektif pada perbanyakan tanaman anggrek dilakukan dengan
metode teknik kultur jaringan. Metode ini dapat menghasilkan tanaman dalam
jumlah banyak dan dilakukan secara singkat. Jaringan meristem merupakan salah
satu jaringan yang dapat digunakan dalam perbayakan tanaman anggrek untuk
5
menghasilkan bibit anggrek yang banyak dari tanaman tunggal dan relatif singkat.
(Sarwono, 2002).
Batang anggrek disebut pseudobulb atau yang disebut dengan batang semu.
Terdapat dua golongan batang semu, yaitu banyak ruas (tipe homoblastik) dan satu
dari setiap spesiesnya. Bentuk memanjang dengan tulang daun sejajar dan tepi daun
yang rata merupakan ciri dari daun anggrek Dendrobium sp. Terdapat dua golongan
dari ketebalan daun anggrek yaitu berdaging dan tipis. Anggrek Dendrobium sp
Akar anggrek dapat dipengaruhi oleh habitatnya. Lunak dan mudah patah
merupakan salah satu ciri dari tanaman anggrek Dendrobium sp. Akar anggrek
ujungya meruncing, licin dan lengket. Akar anggrek merupakan akar udara atau
akar nafas yang menggantung bebas atau menempel pada tempat anggrek
Bunga pada anggrek mempunyai bentuk, susunan, warna dan corak yang
tanaman anggrek Dendrobium sp. Bunga anggrek termasuk bunga sempurna yang
mempunyai bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan dan bunga betina terletak
6
Buah anggrek Dendrobium sp berwarna kuning bila sudah masak, dan
bentuknya bulat dengan tiga rusuk sejati. Pembuahan hingga buah masak pada
yang diperlukan untuk anggrek Dendrobium sp adalah 3-3,5 bulan hingga masak.
(Yusnita, 2010).
menghasilkan bunga yang teratur dan dapat tumbuh sehat. Syarat tumbuh dari
kebutuhan air.
1. Ketinggian Tempat
Anggrek yang paling baik dapat tumbuh didaerah tropis. Ketinggian tempat
dibagi menjadi 3, yaitu dataran tinggi, dataran sedang, dan dataran rendah. Anggrek
2. Kebutuhan Cahaya
tergolong litofit atau yang tumbuh di batu-batuan dapat tahan terhadap cahaya
matahari penuh.
7
3. Kelembaban Udara
kebutuhan airnya melalui udara yang berasal dari alam aslinya. Kelembaban yang
diperlukan anggrek sekitar 50-80% dan pada musim berbunga sekitar 50-60%.
4. Kebutuhan Air
tumbuh dengan baik. Cuaca, jenis, ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan
yang disebabkan oleh bakteri terjadi karena penyiraman yang berlebihan. Anggrek
dengan pseudobulb yang berubah menjadi keriput. (Sutiyoso dan Sarwono, 2002).
Kultur jaringan merupakan salah satu teknik yang banyak digunakan dalam
satu anggre yang sulit dikembangkan secara generative, sehingga metode teknik
jaringan. Tanaman anggrek ini termasuk tanaman yang cukup lambat dalam
pertumbuhannya.
adanya bukti teori Totipotensi sel. Totipotensi sel adalah setiap sel tanaman untuk
tumbuh dan berkembang menjadi tanaman lengkap dalam kondisi yang sesuai.
(Yusnita, 2003). Eksplan yang digunakan dalam teknik kultur jaringan adalah
8
Tahapan pada kultur jaringan yaitu pembuatan media, inisiasi, sterilisasi,
dan aklimatisasi. Tahapan kultur jaringan harus sesuai agar menghasilkan tanaman
yang lebih banyak. Tahapan yang digunakan oleh peneliti adalah tahapan
menguntung, karena lapisan lilin yang terdapat pada tanaman anggrek stomata tidak
berfungsi sehingga tidak berkembang dengan baik, maka disebut dengan masa yang
Fungsi utama jenis media untuk menopang tegaknya tanaman dari tahapan
aklimatisasi sehingga suplai hara yang utama diberikan melalui daun. Kriteria jenis
media tanam adalah tidak mudah lapuk, tidak menjadi sumber penyakit dan hama,
mampu meningkatkan air dan unsur hara yang baik. (Iswanto, 2002). Jenis media
tanam yang akan digunakan mudah didapat dan harga relatif murah. Jenis media
tanam yang biasa digunakan dalam aklimatisasi anggrek adalah pakis, arang kayu,
arang sekam, serabut kelapa, moss, potongan batu, kulit pohon akasia, dan
cocochip.
pertumbuhan hasil planlet anggrek Dendrobium sp dari 6 media yaitu Arang Kayu,
Pakis, AS+SG, Akasia, Cocochip, Kelapa, diperoleh bahwa untuk tinggi tanaman,
jumlah daun, panjang daun dan lebar yang paling baik adalah jenis media pakis,
sedangkan untuk yang paling rendah adalah media cocochip karena anggrek tidak
mampu berdiri tegak sehingga cahaya matahari dan udara yang manfaatkan lebih
sedikit dibandingkan dengan pakis yang mampu menyerap dan mengikat air dengan
baik.
9
Aklimatisasi
dilakukan jika tanaman anggrek sudah memiliki organ yang lengkap, biasanya
menggunakan bibit dari teknik kultur jaringan merupakan masalah yang sangat
penting. Kondisi iklim dari aklimatisasi mikro didalam botol berbeda dengan
kondisi iklim diluar mikro yaitu letakkan bibit ditempat yang teduh agar
kelembaban udara tinggi, bibit tidak boleh terkena langsung cahaya matahari.
air yang tinggi, mempunyai aerasi yang baik dan tidak mudah ditumbuhi jamur serta
mudah menyatu. Pada tahap aklimatisasi ini banyak mengalami kegagalan yang
terjadi.
10
METODE PENELITIAN
Universitas Papua selama 4 bulan yaitu bulan Mei hingga Agustus 2018.
Bahan
Dendrobium berumur 5 bulan, air, pakis, arang kayu, arang sekam, serabut kelapa,
Alat
Rancangan Percobaan
dengan 6 perlakuan media tanam. Perlakuan media tanam terdiri dari pakis (P1),
arang kayu (P2), arang sekam (P3), serabut kelapa (P4), moss (P5), dan cocochip
percobaan.
Pelaksanaan Penelitian
pot. Menyiapkan media tanam berupa pakis, arang kayu, arang sekam, serabut
11
kelapa, moss, dan cocochip, Kemudian siram setiap media yang sudah di masukan
ke dalam pot dengan air. Hal ini bertujuan agar media yang digunakan bebas dari
bakteri maupun jamur yang dapat menyerang planlet anggrek saat aklimatisasi.
Aklimatisasi
pinset. Pengambilan planlet anggrek harus dilakukan secara hati-hati dengan cara
menarik pangkal batang angrek terlebih dahulu. Planlet dicuci dan dibersihkan dari
media yang melekat pada anggrek. Planlet dicuci menggunakan wadah berisi
Pemeliharaan
yaitu : penyiraman dan pengendalian hama. Penyiraman dilakukan setiap dua hari
sekali pada setiap media. Pengendalian hama dilakukan dengan cara mengusir dan
aklimatisasi.
Variabel Pengamatan
1. Tinggi planlet
Diamati dengan cara mengukur tinggi planlet mulai dari permukaan media
2. Jumlah daun
12
3. Panjang daun
Pengukuran panjang daun hanya dilakukan pada daun yang baru terbuka, diukur
4. Lebar daun
Pengukuran panjang daun dilakukan pada daun yang terbuka sempurna, diukur
5. Diameter batang
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam pada taraf nyata
5%, sedangkan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan media diuji dengan
13
DAFTAR PUSTAKA
14