Final - 15015057 - Antonius Adnan Kusuma
Final - 15015057 - Antonius Adnan Kusuma
Dosen:
Ir. Indra Djati Sidi, MSc, Ph.D
NIP 195306051977101001
Asisten:
Disusun Oleh:
Antonius Adnan Kusuma 15015057
Disusun Oleh:
Antonius Adnan Kusuma 15015057
Asisten 1 Asiten 2
Dosen
i
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena hanya
atas rahmat-Nya, laporan ini bisa terselesaikan sesuai dengan waktu yang sudah
direncanakan. Pembuatan laporan ini merupakan salah satu syarat kelulusan mata
kuliah SI–3112 Struktur Beton. Tentunya laporan ini melibatkan banyak pihak
dalam pembuatannya, penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-
banyaknya kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan ini. Laporan
ini berisi metode, proses perhitungan, dan hasil dari aplikasi dari mata kuliah SI–
3112 Struktur Beton yang dipelajari pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018
oleh mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung angkatan
2015.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis sangat terbuka terhadap berbagai kritik maupun saran guna
penyempurnaan selanjutnya. Semoga laporan ini bisa berguna bagi semua pihak,
bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.
ii
DAFTAR ISI
iii
4.5 Perbandingan Desain Penulangan ETABS dan Perhitungan Manual .. 100
BAB V................................................................................................................. 103
DESAIN PENULANGAN KOLOM .................................................................. 103
5.1 Desain Penulangan Longitudinal Kolom.............................................. 103
5.2 Desain Penulangan Geser Kolom .............................................................. 114
BAB VI ............................................................................................................... 119
DESAIN PENULANGAN PELAT .................................................................... 119
BAB VII .............................................................................................................. 124
KUBIKASI.......................................................................................................... 124
7.1 Kubikasi Balok ..................................................................................... 124
7.1.1 Beton ............................................................................................. 124
7.1.2 Tulangan Baja ............................................................................... 127
7.2 Kubikasi Kolom ................................................................................... 135
7.2.1 Beton ............................................................................................. 135
7.2.2 Tulangan Baja ............................................................................... 136
7.3 Kubikasi Pelat....................................................................................... 140
7.3.1 Beton ............................................................................................. 140
7.3.2 Tulangan Baja ............................................................................... 142
BAB VIII............................................................................................................. 146
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 146
8.1 Kesimpulan ........................................................................................... 146
8.2 Saran ..................................................................................................... 153
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 154
LAMPIRAN ........................................................................................................ 155
iv
DAFTAR TABEL
v
Tabel 4. 31 Perbandingan Penulangan Geser ...................................................... 101
vi
Tabel 8. 11 Tulangan Longitudinal Pelat ............................................................ 150
Tabel 8. 12 Kebutuhan Beton dan Tulangan Balok ............................................ 151
Tabel 8. 13 Kebutuhan Beton dan Tulangan Kolom........................................... 152
Tabel 8. 14 Kebutuhan Beton dan Tulangan Pelat .............................................. 153
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
Objek proyek konstruksi dalam tugas besar ini adalah sebuah gedung 8 lantai yang
memiliki fungsi tertentu tiap lantainya. Fungsi tiap lantai adalah sebagai berikut.
Tiap lantai dilengkapi dengan 6 lift dan 2 tangga untuk akses ke lantai berikutnya.
Disediakan tangga untuk akses menuju ke atap. Tinggi lantai 1 adalah 7 m, lantai
berikutnya hingga atap memiliki tinggi 3.5 m, dan tinggi atap adalah 1.75 m.
Denah tiap lantai dan gambar tampak depan dan tampak samping bangunan
ditampilkan pada gambar – gambar berikut.
1
Gambar 1. 1 Denah Lantai 1 ( Lobi )
2
Gambar 1. 2 Denah Lantai 2 ( Restoran )
3
Gambar 1. 3 Denah Lantai 3 ( Apartemen )
4
Gambar 1. 4 Denah Lantai 4 ( Apartemen )
5
Gambar 1. 5 Denah Lantai 5 ( Apartemen )
6
Gambar 1. 6 Denah Lantai 6 ( Apartemen )
7
Gambar 1. 7 Denah Lantai 7 ( Apartemen )
8
Gambar 1. 8 Denah Lantai 8 ( Apartemen )
9
Gambar 1. 9 Denah Atap
Keterangan :
= Tangga
= Lift
10
Gambar 1. 10 Tampak Atas Bangunan
11
Gambar 1. 11 Tampak Samping Bangunan
12
1.3 Spesifikasi Material
1. Beton
Terdapat 3 jenis mutu beton yang digunakan pada proyek ini.
a. Mutu beton balok = 35 MPa
b. Mutu beton pelat = 30 MPa
c. Mutu beton kolom = 40 MPa
Berat jenis beton untuk tiap mutu beton adalah sama sebesar 2400 kg/ m3.
Sedangkan modulus elastisitas beton dapat dicari menggunakan persamaan
berikut.
2. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan memiliki spesifikasi berikut.
a. Kuat leleh baja (fy ) = 420 MPa
b. Modulus Elastisitas Baja ( Es ) = 200 GPa
c. Berat Jenis Baja = 7850 kg/ m3
13
1.4 Lingkup Desain
14
1.5 Acuan Desain dan Software
Acuan desain yang digunakan dalam proyek ini adalah SNI 2847-2013, SNI 1727-
2013, dan SNI 1726-2012. Software yang digunakan dalam proyek ini adalah
ETABS 2016, AutoCAD, Ms. Excel, dan Ms. Word.
15
BAB II
PRELIMINARY DESIGN
1.2 Balok
Preliminary design balok mengacu pada SNI 2847 – 2013 tabel 9.5 (a) yaitu tebal
minimum balok non-prategang apabila lendutan tidak dihitung.
Tebal minimum balok dihitung menggunakan tabel yang ada pada SNI di atas.
Untuk lebar balok dihitung melalui pendekatan berikut.
𝑏 = 0.5 𝑥 ℎ
Keterangan :
b = lebar minimum balok
h = tebal minimum balok
Pada bangunan gedung ini terdapat balok jenis satu ujung menerus dan balok dua
ujung menerus. Ln yang digunakan dalam preliminary design balok adalah panjang
bentang terpanjang untuk masing-masing jenis balok ( satu ujung menerus dan dua
ujung menerus ). Faktor akibat fy baja tidak sama dengan 420 Mpa diabaikan dalam
preliminary design balok. Dalam bangunan ini, besar Ln = 7500 mm.
16
Berikut adalah perhitungan preliminary dsign balok.
1. Satu ujung menerus
a. Ln = 7500 mm
b. Mencari nilai tebal (h) minimum untuk balok satu ujung menerus
𝐿𝑛
ℎ=
18.5
7500
ℎ=
18.5
ℎ = 405.4 𝑚𝑚
c. Mencari nilai lebar (b) minimum untuk balok satu ujung menerus
𝑏 = 0.5 𝑥 ℎ
𝑏 = 0.5 𝑥 405.4
𝑏 = 202.7 𝑚𝑚
d. Melakukan pembulatan nilai ℎ dan 𝑏 ke kelipatan 50 terdekat yang lebih
besar nilainya dengan tujuan untuk mempermudah pembuatan balok
dalam kehidupan nyata
ℎ = 450 𝑚𝑚
𝑏 = 250 𝑚𝑚
2. Dua ujung menerus
a. Ln = 7500 mm
b. Mencari nilai tebal (h) minimum untuk balok dua ujung menerus
𝐿𝑛
ℎ=
21
7500
ℎ=
21
ℎ = 357.14 𝑚𝑚
c. Mencari nilai lebar (b) minimum untuk balok dua ujung menerus
𝑏 = 0.5 𝑥 ℎ
𝑏 = 0.5 𝑥 357.14
𝑏 = 178.57 𝑚𝑚
17
d. Melakukan pembulatan nilai ℎ dan 𝑏 ke kelipatan 50 terdekat yang
lebih besar nilainya dengan tujuan untuk mempermudah
pembuatan balok dalam kehidupan nyata
ℎ = 400 𝑚𝑚
𝑏 = 200 𝑚𝑚
Dari perhitungan di atas didapat nilai preliminary design balok adalah sebagai
berikut.
Kriteria Panjang bentang max ( mm ) Tebal ( mm) Tebal Rev (mm) Lebar ( mm ) Lebar Rev (mm)
Ln h h b b
Satu Ujung Menerus 7500 405.4054054 450 202.7027027 250
Dua Ujung Menerus 7500 357.1428571 400 178.5714286 200
Dari kedua nilai preliminary design di atas, diambil nilai dimensi yang lebih besar
agar dimensinya memenuhi kedua kriteria balok yang digunakan. Dimensi balok
yang digunakan adalah lebar 250 mm dan tebal 450 mm. Dalam preliminary
design balok ini, dimensi balok interior dan balok eksterior adalah sama.
1.3 Pelat
Preliminary deisgn pelat laporan ini mengacu pad SNI 2847 – 2013 Pasal 9.5.3.3
tentang tebal minimum pelat dengan balok yang membentang di antara tumpuan
pada tiap sisinya. Pelat yang digunakan dalam bangunan ini adalah pelat dua arah.
Penentuan pelat dua arah diperoleh dari ketentuan ;
𝑙𝑦
<2
𝑙𝑥
Keterangan :
18
Bangunan menggunakan dimensi petak 7500 mm x 5000 mm dan 3000 mm x 2000
mm sehingga perbandingan sisi terpanjang dengan sisi terpendek masing-masing
kombinasi petak akan menghasilkan nilai kurang dari dua. Maka pelat pada
bangunan ini termasuk dalam kategori pelat dua arah.
𝐸𝑏 𝑥 𝐼𝑏
Α =
𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑠
Keterangan :
Ib = Inersia balok
Is = Inersia pelat
19
α3
E
α4 E I α2
I
α1
Keterangan :
E = Eksterior
I = Interior
Asumsi tebal pelat awal adalah 200 mm. Dimensi penampang balok untuk kondisi
eksterior dan interior adalah sebagai berikut.
500
I 200
450
II 250
250
750
I 200
250
II 250
250
1. Perhitungan α1 ( Interior )
a. Menghitung AI
A1 = 750 𝑥 200
20
A1 = 150000 𝑚𝑚2
b. Menentukan pusat massa AI (yI)
200
y1 = 250 +
2
𝑦1 = 350 𝑚𝑚
c. Menghitung AII
A1 = 250 𝑥 250
A1 = 62500 𝑚𝑚2
d. Menentukan pusat massa AII (yII)
250
y2 =
2
𝑦2 = 125 𝑚𝑚
e. Menentukan pusat massa penampang ( ybar )
𝐴1 𝑥 𝑦1 + 𝐴2 𝑥 𝑦2
Y bar =
𝐴1 + 𝐴2
150000 𝑥350 + 62500 𝑥 125
Y bar =
150000 + 62500
𝑌 𝑏𝑎𝑟 = 283.8 𝑚𝑚
f. Menghitung inersia balok
I balok = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐴1( 𝑌𝑏𝑎𝑟 − 𝑌1)2 + 𝐴2 ( 𝑌𝑏𝑎𝑟 − 𝑌2 )2
2003 2503
I balok = 750𝑥 + 250 𝑥 + 150000( 283.8 − 350)2 + 62500 ( 283.8 − 125 )2
12 12
I balok = 3058976716 𝑚𝑚4
g. Menghitung inersia pelat
2003
I pelat = 5000 𝑥
12
I pelat = 3333333333 𝑚𝑚4
h. Menghitung modulus elastisitas balok dan pelat
𝐸𝑐 = 4700 𝑥 (𝑓𝑐 ′ )0.5 (𝑀𝑃𝑎)
𝐸𝑏 = 4700 𝑥 (35)0.5 (𝑀𝑃𝑎)
𝐸𝑏 = 27805.575 (𝑀𝑃𝑎)
𝐸𝑠 = 4700 𝑥 (𝑓𝑐 ′ )0.5 (𝑀𝑃𝑎)
𝐸𝑠 = 4700 𝑥 (30)0.5 (𝑀𝑃𝑎)
𝐸𝑠 = 25742.96 (𝑀𝑃𝑎)
21
i. Menghitung nilai α
𝐸𝑏 𝑥 𝐼𝑏
α =
𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑠
27805.575 𝑥 3058976716
α1 =
25742.96 𝑥 3333333333
α1 = 0.99
2. Perhitungan α2 ( Interior )
Besar Eb, Es, ybar dan Ib untuk α2 adalah sama dengan pada perhitungan α1.
a. Menghitung Inersia Pelat
2003
I pelat = 7500 𝑥
12
I pelat = 5 𝑥 109 𝑚𝑚4
b. Menghitung nilai α
𝐸𝑏 𝑥 𝐼𝑏
α =
𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑠
27805.575 𝑥 3058976716
α2 =
25742.96 𝑥 5 𝑥 109
α2 = 0.66
3. Perhitungan α3 ( Eksterior )
Besar modulus elastisitas balok dan pelat adalah sama dengan perhitungan
α sebelumnya.
a. Menghitung AI
A1 = 500 𝑥 200
A1 = 100000 𝑚𝑚2
b. Menentukan pusat massa AI (yI)
200
y1 = 250 +
2
𝑦1 = 350 𝑚𝑚
c. Menghitung AII
A1 = 250 𝑥 250
A1 = 62500 𝑚𝑚2
d. Menentukan pusat massa AII (yII)
250
y2 =
2
22
𝑦2 = 125 𝑚𝑚
e. Menentukan pusat massa penampang ( ybar )
𝐴1 𝑥 𝑦1 + 𝐴2 𝑥 𝑦2
Y bar =
𝐴1 + 𝐴2
100000 𝑥350 + 62500 𝑥 125
Y bar =
150000 + 62500
𝑌 𝑏𝑎𝑟 = 263.46 𝑚𝑚
f. Menghitung inersia balok
I balok = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐴1( 𝑌𝑏𝑎𝑟 − 𝑌1)2 + 𝐴2 ( 𝑌𝑏𝑎𝑟 − 𝑌2 )2
2003 2503
I balok = 500𝑥 + 250 𝑥 + 100000( 263.46 − 350)2 + 62500 ( 263.46 − 125 )2
12 12
I balok = 2605969551 𝑚𝑚4
g. Menghitung inersia pelat
250 5000 2003
I pelat = ( + )𝑥
2 2 12
I pelat = 1.75 𝑥 109 𝑚𝑚4
h. Menghitung nilai α
𝐸𝑏 𝑥 𝐼𝑏
α =
𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑠
27805.575 𝑥 2605969551
α3 =
25742.96 𝑥 1.75𝑥 109
α3 = 1.608
4. Perhitungan α4 ( Eksterior )
Besar Eb, Es, ybar dan Ib untuk α4 adalah sama dengan pada perhitungan α3.
a. Menghitung Inersia Pelat
250 7500 2003
I pelat = ( + )𝑥
2 2 12
I pelat = 2583333333 𝑚𝑚4
b. Menghitung nilai α
𝐸𝑏 𝑥 𝐼𝑏
α =
𝐸𝑠 𝑥 𝐼𝑠
23
27805.575 𝑥 2605969551
α4 =
25742.96 𝑥 2583333333
α4 = 1.089
5. Perhitungan αaverage
α1 + α2 + α3 + α4
α rata − rata =
4
No Jenis A1 (mm) A2 (mm) y1 (mm) y2 (mm) y bar (mm) Ib (mm^4) Is (mm^4) Alpha
1 150000 62500 350 125 283.823529 3058976716 3333333333 0.991221745
Interior
2 150000 62500 350 125 283.823529 3058976716 5000000000 0.660814497
3 100000 62500 350 125 263.461538 2605969551 1750000000 1.608439327
Eksterior
4 100000 62500 350 125 263.461538 2605969551 2583333333 1.089587931
Average 1.087515875
Didapat nilai αaverage = 1.0875 sehingga termasuk kategori 0.2 < αaverage < 2, maka
rumus yang digunakan untuk menentukan tebal pelat minimum adalah sebagai
berikut.
fy
Ln + ( 0.8 + 1400)
H=
36 + 5 𝛽 ( α avg − 0.2 )
𝑙𝑦
β=
𝑙𝑥
420
(7500 − 250 ) + ( 0.8 + 1400)
h=
7500
36 + 5 𝑥 ( ) 𝑥 ( 1.0875 − 0.2 )
5000
h = 186.93 𝑚𝑚
Karena asumsi tebal pelat yang digunakan adalah 200 mm sudah melebih tebal pelat
minimum 186.93 mm, maka asumsi adalah benar. Tebal pelat hasil preliminary
design adalah 200 mm.
24
1.4 Kolom
Preliminary design kolom dimulai dengan menentukan tributary area terbesar dan
menentukan skema pembebanan kolom pada tributary area tersebut. Tributary
area adalah konsep pembebanan yang disalurkan berdasarkan luasan area.
Tributary area yang digunakan adalah tributary area dari kolom dengan luas
tributary area yang paling besar.
A=𝑃𝑥𝐿
25
A = 5 𝑥 7.5
A = 37.5 𝑚2
Maka luas tributary area yang digunakan dalam preliminary design kolom adalah
37.5 m2.
Beban yang bekerja pada tributary area berupa dead load, live load, beban gempa,
dan beban lainnya. Untuk preliminary design kolom beban yang digunakan hanya
dead load dan live load saja. Dead load ( DL ) terdiri dari Super Imposed Dead
Load ( SIDL ) dan beban akibat berat sendiri. SIDL sudah ditentukan besarnya.
Live load ( LL ) adalah beban hidup yang bekerja pada bangunan. Besar LL sangat
bervariasi tergantung dari fungsi bangunan. Bangunan memiliki tiga fungsi, yaitu :
lobi, restoran, dan apartemen, maka akan terdapat 3 variasi besar LL juga.
Penentuan besarnya LL mengacu pada SNI 1727 -2013 Tabel 4-1 tentang beban
hidup terdistribusi merata minimum dan beban terpusat minimum. Data-data yang
diperlukan untuk preliminary design kolom disajikan dalam tabel berikut.
Keterangan :
26
Langkah – langkah menentukan beban yang dipikul oleh suatu kolom adalah
sebagai berikut. Contoh perhitungan adalah kolom yang menghubungkan atap
dengan lantai 8.
1. Besar beban yang dipikul oleh kolom diperoleh dari persamaan berikut.
Pu = 1.2 𝐷𝐿 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 + 1.6 𝐿𝐿 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
2. Menghitung besar Dead Load ( DL )
a. Dead load akibat SIDL
1. SIDL pada atap
DL SIDL atap = 𝑆𝐼𝐷𝐿 𝑎𝑡𝑎𝑝 𝑥 𝑇. 𝐴 𝑥 𝑛
Keterangan :
n = banyak atap yang berada di atas kolom ( kumulatif )
Kolom penghubung atap dengan lantai 8 memiliki n = 1, sedangkan
kolom penghubung lantai 8 dengan lantai 7 memiliki n = 1 juga
karena hanya ada satu atap pada bagian paling atas bangunan.
DL SIDL atap = 981 𝑥 37.5 𝑥 1
DL SIDL atap = 36787.5 𝑁
27
Keterangan :
n = banyak pelat yang berada di atas kolom ( kumulatif )
Kolom penghubung atap dengan lantai 8 memiliki n = 1, sedangkan
kolom penghubung lantai 8 dengan lantai 7 memiliki n = 2 yang
berasal dari pelat pada atap dan pelat pada lantai 8.
DL atap = 23544 𝑥 37.5 𝑥 0.2 𝑥 1
DL atap = 176580 𝑁
2. Beban balok
DL balok = 𝛾 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑥 𝐿 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑇. 𝐴 𝑥 𝐴 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 𝑥 𝑛
Keterangan :
L balok = L1 + L2 = 12.5 m
Keterangan :
a = lebar kolom
Dead load akibat kolom dihitung secara kumulatif, misal : dead load
akibat kolom sebelum pada lantai 6 harus memperhitungkan berat
kolom pada lantai 8 dan lantai 7.
Pada kolom penghubung atap dan lantai 8, besar dead load akibat kolom
sebelum adalah 0 N karena tidak ada kolom di atas atap.
28
d. Menghitung Dead load total
DL total = 𝐷𝐿 𝑆𝐼𝐷𝐿 𝑎𝑡𝑎𝑝 + 𝐷𝐿 𝑆𝐼𝐷𝐿 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 + 𝐷𝐿 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 + 𝐷𝐿 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 + 𝐷𝐿 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
29
Dalam preliminary design kolom, bentuk kolom yang digunakan adalah persegi.
Langkah-langkah menentukan dimensi balok adalah sebagai berikut. Contoh
perhitungan adalah kolom yang menghubungkan atap dengan lantai 8.
1. Menghitung Ag
𝑃𝑢
Ag =
0.375 𝑥 𝑓𝑐′
Keterangan :
fc’ kolom = 40 MPa
353371.6
Ag =
0.375 𝑥 40
Ag = 23558.1 𝑚𝑚2
2. Menghitung a
a = (𝐴𝑔)0.5
a = (23558.1)0.5
a = 153.49 𝑚𝑚
3. Merevisi nilai a
Revisi nilai a berdasarkan pada ketentuan berikut.
1. Nilai a dibulatkan ke kelipatan 50 terdekat terbesar
2. Nili a tidak boleh kurang dari lebar balok ( 250 mm )
Hasil perhitungan poin 2 didapat nilai a = 153.49 mm, maka nilai a akan
direvisi menjadi sesuai dengan lebar balok yaitu 250 mm. Maka lebar kolom
penghubung atap dan lantai 8 adalah 250 mm.
30
Tabel 2. 5 Perhitungan Lengkap Preliminary Kolom
Jumlah T.A. Jumlah L1+L2 DL Kolom SIDL SIDL Lobby SIDL SIDL total DL Total LL Apartemen LL Restoran LL Lobby LL Total Ag Pembulatan DL kolom
No KOLOM DL Slab (N) DL Balok (N) SIDL Atap (N) LL Atap (N) Pu (N) a (mm) a rev (mm)
Slab balok Sebelum (N) Apartemen (N) (N) Restoran (N) (N) (N) (N) (N) (N) (N) (mm^2) a (mm) (N)
1 Atap - Lt 8 1 1 176580 33108.75 0 36787.5 0 0 0 36787.5 246476.25 0 0 0 36000 36000 353371.5 23558.1 153.4865 200 250 5150.25
2 Lt 8 - Lt 7 2 2 353160 66217.5 5150.25 36787.5 73575 0 0 110362.5 534890.25 72000 0 0 36000 108000 814668.3 54311.22 233.0477 250 250 5150.25
3 Lt 7 - Lt 6 3 3 529740 99326.25 10300.5 36787.5 147150 0 0 183937.5 823304.25 144000 0 0 36000 180000 1275965.1 85064.34 291.6579 300 300 7416.36
4 Lt 6 - Lt 5 4 4 706320 132435 17716.86 36787.5 220725 0 0 257512.5 1113984.36 216000 0 0 36000 252000 1739981.232 115998.7 340.5859 350 350 10094.49
5 Lt 5 - Lt 4 5 5 882900 165543.75 27811.35 36787.5 294300 0 0 331087.5 1407342.6 288000 0 0 36000 324000 2207211.12 147147.4 383.598 400 400 13184.64
6 Lt 4 - Lt 3 6 6 1059480 198652.5 40995.99 36787.5 367875 0 0 404662.5 1703790.99 360000 0 0 36000 396000 2678149.188 178543.3 422.5438 450 450 16686.81
7 Lt 3 - Lt 2 7 7 1236060 231761.25 57682.8 36787.5 441450 0 0 478237.5 2003741.55 432000 0 0 36000 468000 3153289.86 210219.3 458.4968 500 500 20601
8 Lt 2 - Lt 1 8 8 1412640 264870 78283.8 36787.5 441450 0 55181.25 533418.75 2289212.55 432000 179625 0 36000 647625 3783255.06 252217 502.2121 550 550 49854.42
Dead Load
No KOLOM Dead Load ( N ) Live Load ( N ) Pu ( N ) Ag (mm square ) a (mm ) a rev ( mm )
Kolom ( N)
1 Atap - Lt 8 246476.25 36000 353371.5 23558.1 153.4864815 250 5150.25
2 Lt 8 - Lt 7 534890.25 108000 814668.3 54311.22 233.0476775 250 5150.25
3 Lt 7 - Lt 6 823304.25 180000 1275965.1 85064.34 291.6579161 300 7416.36
4 Lt 6 - Lt 5 1113984.36 252000 1739981.232 115998.7488 340.5858905 350 10094.49
5 Lt 5 - Lt 4 1407342.6 324000 2207211.12 147147.408 383.5979771 400 13184.64
6 Lt 4 - Lt 3 1703790.99 396000 2678149.188 178543.2792 422.5438193 450 16686.81
7 Lt 3 - Lt 2 2003741.55 468000 3153289.86 210219.324 458.4968091 500 20601
8 Lt 2 - Lt 1 2289212.55 647625 3783255.06 252217.004 502.2121106 550 49854.42
31
7. Kolom penghubung lantai 7 dengan lantai 8 memiliki penampang berbentuk
persegi dengan panjang sisi 250 mm
8. Kolom penghubung lantai 8 dengan atap memiliki penampang berbentuk
persegi dengan panjang sisi 250 mm
32
BAB III
PEMODELAN STRUKTUR
Pilih option Use Built in Settings With, pada bagian Display Units ubah
menjadi Metric SI lalu klik OK.
2. Muncul jendela New Model Quick Templates
33
Pilih Grid Only pada opsi Add Structural Objects, pada bagian opsi Story
Dimensions dapat dilakukan pengaturan mengenai jumlah dari stories /
lantai bangunan. Dalam tugas besar ini, bangunan yang akan dibuat setinggi
8 lantai, dengan lantai dasar setinggi 7 m dan sisanya 3.5 m ( sudah
dijelaskan pada bagian 1.1 Gambaran Umum Desain ), sehingga Simple
Story Data dapat diisi menjadi sebagai berikut.
34
Klik OK, maka akan muncul grid-grid awal yang masih sederhana pada
tampilan ETABS.
3. Klik kanan pada layar bagian Plan View, pilih Add/ Modify Grid System,
maka akan muncul tampilan berikut.
Pilih Modify/ Show Story Data, maka akan muncul tampilan berikut.
35
Pada bagian Story, tuliskan nama-nama tiap lantai. Tidak ada basement,
maka elevasi 0 adalah lantai 1. Masukkan data tinggi masing-masing lantai
juga. Lalu klik OK, kembali ke tampilan yang sebelumnya, pilih Modify/
Show Grid System, maka akan muncul tampilan berikut.
36
4. Pilih menu Define, lalu sub menu Define Materials, maka akan muncul
tampilan berikut.
37
Pada bagian region ubah menjadi User, pada bagian Material Type ubah
menjadi sesuai dengan materi yang akan didefinisikan ( beton atau baja),
dalam contoh ini akan didefinisikan baja terlebih dahulu, maka pilih Steel.
Lalu klik OK, maka akan muncul tampilan berikut.
38
Modify/ Show Material property Design Data maka akan muncul tampilan
berikut.
39
Isikan data-data mengenai beton seperti berat jenis dan modulus elastisitas
beton. Pilih Modify/ Show Material property Design Datai, lalu akan
muncul tampilan berikut.
40
Masukkan nilai 30 MPa pada bgaian Specified Concrete Compressive
Strength, kilik OK. Lakukan langkah-langkah pendefinisian yang sama
untuk beton 35 MPa dan 40 MPa.
6. Pilih menu Define, pilih sub menu Section Properties, lalu pilih Frame
Section, maka akan muncul tampilan berikut.
Pilih Concrete yang berbentuk Rectangular, lalu klik OK, maka akan
muncul tampilan berikut.
41
Isikan nama section pada bagian Property Name, misal untuk section balok,
maka property name yang digunakan adalah “Beton Balok”. Pada bagian
Material pilih material yang telah didefinisikan pada tahap 4 dan 5. Sesuai
spesifikasi, balok menggunakan beton 35 MPa, maka pilih material beton
yang kekuatannya 35 MPa saat didefinisikan pada tahap 5. Pada bagian
Section Dimensions, masukkan dimensi balok sesuai yang didapat pada
preliminary design ( Bab II ). Klik opsi Modify/ Show Modifiers, maka akan
muncul tampilan berikut.
42
Bagian ini adalah untuk pemberian factor koreksi penampang saat
perhitungan/ analisis gaya yang dilakukan pada bab berikutnya. Ubah nilai
Torsional Constant menjadi 0.25, lalu ubah juga nilai Moment Inertia about
2 axis dan 3 axis menjadi 0.35, lalu klik OK. Kembali pada tampilan
sebelum ini, pilih Modify/ Show Rebars, maka akan muncul tampilan
berikut.
43
Pilih desain tipenya adalah beam (balok), lalu pada rebar material, pilih
material baja tulangan yang telah didefinisikan pada tahap 4. Besar selimut
untuk balok adalah 40 mm, isikan pada bagian Cover to Longitudinal Rebar
Group Centroid, lalu klik OK.
7. Kembali ke tampilan awal pada tahap 6, pilih Add Property lagi untuk
membuat section property dari kolom. Kolom yang akan digunakan sebagai
contoh adalah kolom penghubung lantai 1 ke lantai 2.
Pada Property Name isikan nama dari section kolom yang ditinjau, misal
“Beton Kolom Lt 2 – 1”. Pada bagian Material pilih material yang telah
didefinisikan pada tahap 4 dan 5. Sesuai spesifikasi, kolom menggunakan
beton 40 MPa, maka pilih material beton yang kekuatannya 40 MPa saat
didefinisikan pada tahap 5. Pada bagian Section Dimensions, masukkan
dimensi kolom pada lantai yang ditinjau sesuai yang didapat pada
preliminary design ( Bab II ). Klik opsi Modify/ Show Modifiers, maka akan
muncul tampilan berikut.
44
Bagian ini adalah untuk pemberian factor koreksi penampang saat
perhitungan/ analisis gaya yang dilakukan pada bab berikutnya. Ubah nilai
Torsional Constant menjadi 0.25, lalu ubah juga nilai Moment Inertia about
2 axis dan 3 axis menjadi 0.7, lalu klik OK. Kembali pada tampilan sebelum
ini, pilih Modify/ Show Rebars, maka akan muncul tampilan berikut.
45
Pilih desain tipenya adalah Column (kolom), lalu pada rebar material, pilih
material baja tulangan yang telah didefinisikan pada tahap 4. Reinforcement
Configuration yang digunakan adalah rectangular, Check/ Design pilih
Reinforcement to be Designed. Besar selimut untuk kolom adalah 40 mm,
isikan pada bagian Clear Cover for Confinement Bars. Number of
Longitudinal Bars Along 3 Face dan 2 Face masing-masing adalah 5. Besar
Longitudinal Bar Size and Area dan Corner Bar Size and Area adalah 16
mm. Lalu klik OK. Ulangi langkah pendefinisian section kolom di atas
untuk kolom – kolom pada lantai yang berbeda ( tiap lantai memiliki kolom
yang dimensinya berbeda-beda sesuai preliminary design ).
8. Pilih menu Define, pilih sub menu Section Properties, pilih Slab Sections,
untuk mendefinisikan section pelat yang akan digunakan.
46
Pilih Add New Property , maka akan muncul tampilan berikut.
Pada Property Name isikan nama dari section pelat, misal “Beton Pelat”.
Pada bagian Material pilih material yang telah didefinisikan pada tahap 4
dan 5. Sesuai spesifikasi, pelat menggunakan beton 30 MPa, maka pilih
material beton yang kekuatannya 30 MPa saat didefinisikan pada tahap 5.
47
Pada bagian Section Dimensions, masukkan dimensi tebal pelat didapat
pada preliminary design ( Bab II ). Klik opsi Modify/ Show Modifiers, maka
akan muncul tampilan berikut.
Ikon Quick Draw dapat menggambar balok secara cepat ( tinggal klik pada
grid yang dipilih ). Pilih icon Draw Beam/ Column/ Brace. Maka akan
muncul jendela Properties pada bagian kiri bawah.
48
Pada bagian property pilih nama section balok yang telah didefinisikan pada
tahap 6. Lalu mulai menggambar section balok pada grid di layar dengan
memilih dua titik ujung balok ( grid point) untuk disambungkan dengan
sebuah balok. Tidak diperkenankan untuk menggambar balok secara
menerus ( langsung sangat panjang pada tiap sisi bangunan), lakukan
penggambaran balok antara dua grid point terdekat (satu per satu ). Gambar
semua balok sesuai desain yang telah ditentukan pada bab I.
49
10. Pilih icon Quick Draw Column pada bagian sebelah kiri layar untuk
menggambar kolom. Setelah diklik, maka akan muncul jendela berikut di
bagian kiri bawah.
Pada bagian property pilih nama section kolom yang telah didefinisikan
pada tahap 7. Tiap lantai memiliki section kolom yang berbeda-beda.
Pastikan section kolom property yang dipilih sudah sesuai dengan lantai
lokasi kolom yang akan digambar. Untuk menggambar kolom cukup klik
pada grid point ( tiap titik sudut ).
50
11. Untuk menggambar pelat, gunakan icon yang terletak pada bagian kiri layar
juga.
Pilih icon Draw Rectangular Floor apabila spasi yang akan digambar
berbentuk rectangular. Pilih icon Draw Floor apabila spasi yang akan
digambar tidak berbentuk rectangular. Klik icon Draw Rectangular Floor,
maka akan muncul tampilan berikut.
Pada bagian property pilih nama section pelat yang telah didefinisikan pada
tahap 8. Lalu mulai menggambar section balok pada grid di layar dengan
memilih dua titik ujung balok ( grid point) dengan cara di drag untuk
menggambarkan sebuah pelat segi empat. Tidak diperkenankan untuk
menggambar pelat secara menerus ( langsung sangat luas), lakukan
penggambaran plat pada area kotak kecil satu per satu.
Gambar semua pelat pada grid sesuai desain yang telah ditentukan pada bab
I, pada bagian lift dan tangga tidak perlu di pasang pelat ( kecuali pada
tangga lantai 1 ).
51
Kembali pada jendela Property dibagian kiri bawah, pilih property Opening.
Dengan cara yang sama saat menggambar pelat, gambarkan opening pada
bagian yang dikosongkan ( untuk lift dan tangga ) sehingga akan menjadi
sebagai berikut.
52
Lakukan langkah-langkah pada tahap 9 hingga 11 untuk lantai-lantai yang
lain. Berikut adalah tampilan 3 dimensi setelah semua lantai digambarkan
sectionnya.
12. Lakukan assign perletakkan pada lantai 1. Pilih semua joint yang terletak
pada lantai 1 bangunan.
53
Pilih menu Assign, pilih sub menu Joint, pilih Restraint, maka akan
muncul jendela berikut
54
13. Setelah melakukan assign perletakkan, langkah berikutnya adalah
mendefinisikan load pattern. Load dalam bangunan ini terdiri dari berat
sendiri ( Dead load/ dead ), Super Imposed Dead Load (SIDL/ super dead)),
beban akibat dinding (super dead), beban akibat tangga (super dead), beban
hidup (Live Load/ Live), beban gempa arah X ( seismic ), dan beban gempa
arah Y ( seismic). Pilih menu Define, pilih sub menu Load Pattern.
Maka akan muncul jendela load pattern. Definisikan load sesuai jenis-jenis
yang telah disebutkan. Untuk menambah jenis load, definisikan load pada
cell load, lalu klik Add New Load.
55
Lakukan hingga semua jenis load sudah terdefinisi pada load pattern.
14. Setelah semua load terdefinisi, langkah berikutnya adalah memasukkan data
kombinasi beban dari load yang sudah terdefinisi tadi. Ada 19 kombinasi
load yang digunakan dengan rincian sebagai berikut.
Faktor
No Kombinasi
Dead Load SIDL Dinding Tangga Live Load Gempa Arah X Gempa Arah Y
1 Kombinasi 1 1.4 1.4 1.4 1.4 0 0 0
2 Kombinasi 2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.6 0 0
3 Kombinasi 3 1.2 1.2 1.2 1.2 1 1 0.3
4 Kombinasi 4 1.2 1.2 1.2 1.2 1 1 -0.3
5 Kombinasi 5 1.2 1.2 1.2 1.2 1 -1 0.3
6 Kombinasi 6 1.2 1.2 1.2 1.2 1 -1 -0.3
7 Kombinasi 7 1.2 1.2 1.2 1.2 1 0.3 1
8 Kombinasi 8 1.2 1.2 1.2 1.2 1 0.3 -1
9 Kombinasi 9 1.2 1.2 1.2 1.2 1 -0.3 1
10 Kombinasi 10 1.2 1.2 1.2 1.2 1 -0.3 -1
11 Kombinasi 11 0.9 0.9 0.9 0.9 0 0.3 -1
12 Kombinasi 12 0.9 0.9 0.9 0.9 0 1 0.3
13 Kombinasi 13 0.9 0.9 0.9 0.9 0 1 -0.3
14 Kombinasi 14 0.9 0.9 0.9 0.9 0 -1 0.3
15 Kombinasi 15 0.9 0.9 0.9 0.9 0 -1 -0.3
16 Kombinasi 16 0.9 0.9 0.9 0.9 0 0.3 1
17 Kombinasi 17 0.9 0.9 0.9 0.9 0 -0.3 1
18 Kombinasi 18 0.9 0.9 0.9 0.9 0 -0.3 -1
19 Envelope Gabungan seluruh kombinasi dengan faktor 1
Pilih menu Define, pilih sub menu Load Combination, maka akan muncul
jendela berikut.
56
Untuk menambah kombinasi beban, klik Add New Combo, maka akan
muncul jendela berikut.
57
15. Setelah semua kombinasi dibuat, langkah berikutnya adalah melakukan
assign load akibat dinding. Load akibat dinding hanya terjadi pada balok
terluar bangunan/ balok yang berada di sepanjang keliling bangunan. Beban
akibat dinding berupa beban merata. Tebal dinding adalah 15 cm, massa
jenis dinding adalah 1700 kg/ m3. Perhitungan beban merata akibat dinding
menggunakan persamaan berikut.
q = 𝛾 𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔
q = 1700 𝑥 0.15 𝑥 7
q = 17.51 𝑘𝑁/𝑚
Keterangan :
Tinggi dinding bervariasi tiap lantai sesuai yang didefinisikan pada
gambaran umum bangunan. Untuk dinding atap adalah 1.75 m.
Untuk assign beban merata pada balok, klik balok yang akan diassign, pilih
menu Assign, pilih sub menu Frame Loads, pilih Distributed.
58
Selanjutnya akan muncul jendela berikut.
Untuk assign load akibat dinding, pada bagian load pattern name pilih nama
load dinding sesuai yang didefinisikan pada bagian load pattern. Pada
bagian uniform load masukkan beban merata akibat dinding yang telah
dihitung sebelumnya. Selalu cek satuan yang tersedia, lakukan konversi
apabila satuan perhitungan tidak sesuai dengan satuan pada jendela load
assignment. Klik apply lalu OK. Apabila beban merata sudah berhasil
dimasukkan, maka akan muncul angka pada balok yang di-assign.
59
Untuk mengecek lagi status beban yang sudah dimasukkan, dapat
melakukan klik kanan pada balok yang akan dicek, pada jendela yang
muncul, cek bagian loads. Apabila loads menampilkan load name dan
besaran yang sudah sesuai, maka beban akibat dinding telah berhasil
dimasukkan.
16. Memasukkan beban akibat tangga pada prinsipnya adalah sama dengan
memasukkan beban akibat dinding. Perbedaannya adalah pada cara
perhitungan besar beban merata akibat tangga. Massa jenis tangga adalah
2400 kg/ m3. Tebal tangga adalah 15 cm. Tangga menggunakan sistem yang
dapat diilustrasikan sebagai berikut.
60
Setiap lantai dihubungkan oleh tangga yang terdiri dari dua tangga balik
arah. Sehingga tiap balok yang dipasang untuk menahan tangga akan
menahan tangga dari arah lantai bawah menuju ke lantai tersebut dan lantai
di atas menuju ke lantai tersebut. Perhitungan beban merata akibat tangga
menggunakan persamaan berikut.
q = 𝛾 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑥 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎
Luas penampang tangga yang dimaksud adalah penampang tangga yang
searah dengan vector penampang balok. Luas penampang dapat dicari
menggunakan persamaan berikut.
Luas penampang = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑥 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎
Panjang tangga diperoleh dari phytagoras antara setengah tinggi lantai
dengan lebar tangga (2.5 m pada desain bangunan ).
panjang tangga = ((0.5𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖)2 + 2.52 )0.5
Contoh perhitungan untuk setengah tangga lantai 1 ke lantai 2.
Panjang tangga = ((0.5𝑥 7)2 + 2.52 )0.5
𝐏𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚 = 𝟒. 𝟑 𝒎
Luas penampang = 4.3 𝑥 0.15
𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐩𝐞𝐧𝐚𝐦𝐩𝐚𝐧𝐠 = 𝟎. 𝟔𝟓 𝒎𝟐
q = 2400 𝑥 0.65
𝐪 = 𝟏𝟓. 𝟏𝟗 𝒌𝑵/𝒎
Pada balok lantai 2 yang menahan beban akibat tangga yang
menghubungkan lantai 2 ke lantai 1 dan lantai 2 ke lantai 3 akan memiliki
2 nilai beban merata yang berbeda. Hal ini disebabkan karena tangga yang
61
menghubungkan lantai 2 ke lantai 1 lebih panjang ( jarak lantai 2 ke 1 adalah
7 m ) daripada tangga yang menghubungkan lantai 2 ke lantai 3. Maka,
beban merata yang dipilih diantara dua nilai ini untuk dimasukkan ke dalam
load assignment adalah beban merata yang terbesar.
Klik balok yang akan diassign, pilih menu Assign, pilih sub menu Frame
Loads, pilih Distributed, maka akan muncul tampilan berikut.
Pada bagian load pattern name pilih nama load tangga yang didefinisikan
pada bagian load pattern. Masukkan nilai beban merata terbesar diantara
dua tangga yang terletak pada suatu balok. Klik OK.
62
Untuk mengecek beban sudah di assign, dapat dilakukan klik kanan pada
balok tempat tangga, maka akan muncul jendela berikut.
63
Pilih bagian load, apabila sudah terdapat load tangga dengan besaran yang
sesuai, maka beban tangga sudah berhasil dimasukkan. Lakukan langkah-
langkah di atas untuk tangga lantai berikutnya hingga atap.
17. Setelah beban dinding dan beban tangga berhasil dimasukkan, langkah
berikutnya adalah memasukkan beban pada pelat. Beban pada pelat berupa
beban SIDL dan Live Load (LL) yang nilainya bervariasi berdasarkan
fungsi masing-masing lantai. Contoh untuk pelat lantai 1 yang berfungsi
sebagai lobi maka SIDL = 981 N/ m2 dan LL = 4.79 kN/ m2. Langkah
memasukkan beban pada pelat adalah sebagai berikut.
Klik pelat yang akan diassign, pilih menu Assign, pilih sub menu Shell
Loads, pilih Uniform, maka akan muncul tampilan berikut.
64
Pada bagian load pattern name masukkan load name untuk SIDL, masukkan
besarnya load akibat SIDL, selalu cek satuan, apabila tidak sesuai dapat
dilakukan konversi satuan secara manual atau diubah melalui ETABS.
Ulangai langkah-langkah diatas untuk assign beban Live.
18. Setelah semua beban selesai dimasukkan, pilih menu Define, sub menu
Diaphragms, maka akan muncul tampilan berikut.
65
Pilih Add New Diaphragm, maka akan muncul tampilan berikut.
Tulis nama dari diafragma, misal rigid. Pilih tipe diafragmanya adalah rigid,
lalu klik OK.
Pilih pelat yang akan diubah tipe diafragmanya, klik pelat tersebut pada plan
view ETABS. Pilih menu Assign, pilih sub menu Shell, pilih Diaphragm,
maka akan muncul tampilan berikut.
66
19. Setelah assign jenis diafragma, langkah berikutnya adalah melakukan define
mass source. Pilih menu Define, pilih sub menu Mass Source, maka akan
muncul tampilan berikut.
Klik Add New Mass Source, maka akan muncul tampilan berikut.
67
Kembali ke tampilan awal, ubah default mass source sesuai dengan mass
source yang sudah didefinisikan sebelumnya. Klik OK.
20. Lakukan Run Analysis (F5 atau ikon Play). Tunggu sesaat hingga ETABS
menyelesaikan analisisnya.
68
Pada bagian model explorer ( sebelah kiri tampilan plan view ), pilih menu
tables, lalu analysis, lalu result, pilih structure result, pada bagian center of
mass and rigidity, klik kanan lalu export ke Ms. Excel.
Maka jendela Ms. Excel akan terbuka dan berisi data-data hasil pengolahan
ETABS seperti berikut.
69
2. Lakukan konversi satuan untuk kumulatif Mass X dan Mass Y. Contoh
untuk kumulatif total X.
Cumulative Mass X = 7776.7644 𝑁 𝑠 2 /𝑚𝑚
Cumulative Mass X = 7776.7644 𝑥 9.81 𝑥 1000
Cumulative Mass X = 19072514.69 𝑁
∑ wi x hi
𝑖=1
Didapat nilai untuk sumbu X dan Y adalah sama yaitu 357216770 Nm.
5. Menghitung Cvx
𝑤𝑖 𝑥 ℎ𝑖
Cvx =
∑𝑛𝑖=1 𝑤𝑖
𝑥 ℎ𝑖
Contoh untuk Cvx lantai 8.
𝑤8 𝑥 ℎ8 = 2342148.046 𝑥 28 = 65580145.28 𝑁 𝑚
𝑤𝑖 𝑥 ℎ𝑖
Cvx =
∑𝑛𝑖=1 𝑤𝑖
𝑥 ℎ𝑖
65580145.28
Cvx =
357216770
Cvx lantai 8 = 0.1835
6. Menghitung Fx
Contoh perhitungan Fx lantai 8.
Fx = 𝐶𝑣𝑥 ∗ 𝐾𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑀𝑎𝑠𝑠 𝑋
Fx = 0.1835 ∗ 357216770
Fx = 3501454.49 𝑁
70
STATIK EKUIVALEN
Lokasi Mass X Mass Y Kumulatif X Kumulatif Y h wx hx wy hy CVx Cvy Fx Fy
N N N N m N N
Atap 1978908.271 1978908.271 1978908.271 1978908.271 31.5 62335610.53 62335610.53 0.174503595 0.174503595 3328222.378 3328222.378
Lantai 8 (Apartemen) 2342148.046 2342148.046 4321056.071 4321056.071 28 65580145.28 65580145.28 0.183586412 0.183586412 3501454.549 3501454.549
Lantai 7 (Apartemen) 2354511.834 2354511.834 6675567.905 6675567.905 24.5 57685539.93 57685539.93 0.161486091 0.161486091 3079945.849 3079945.849
Lantai 6 (Apartemen) 2385276.239 2385276.239 9060844.39 9060844.39 21 50090801.02 50090801.02 0.140225222 0.140225222 2674447.615 2674447.615
Lantai 5 (Apartemen) 2421004.75 2421004.75 11481848.89 11481848.89 17.5 42367583.12 42367583.12 0.118604687 0.118604687 2262089.631 2262089.631
Lantai 4 (Apartemen) 2462604.055 2462604.055 13944452.95 13944452.95 14 34476456.77 34476456.77 0.096514105 0.096514105 1840766.681 1840766.681
Lantai 3 (Apartemen) 2509772.252 2509772.252 16454225.2 16454225.2 10.5 26352608.64 26352608.64 0.073772037 0.073772037 1407018.252 1407018.252
Lantai 2 (Restoran) 2618289.245 2618289.245 19072514.69 19072514.69 7 18328024.72 18328024.72 0.051307851 0.051307851 978569.737 978569.737
Total 357216770 357216770
21. Setelah menghitung Fx dan Fy, kembali pada ETABS, pilih menu Analyze,
pilih sub menu Unlock Model karena saat run analysis ETABS akan
otomatis mengunci model bangunan sehingga tidak dapat melakukan edit
data.
Pilih menu Assign, pilih sub menu Load Pattern, maka akan muncul
tampilan berikut.
71
Klik pada bagian beban gempa, lalu klik Modify Lateral Loads, maka akan
muncul tampilan berikut.
72
Input data beban gempa ( Fx dan Fy ) tiap lantai sesuai dengan arah beban
gempanya. Isikan Fx hanya pada gempa arah X dan Fy pada gempa arah Y.
Pada gempa arah x, nilai Fy adalah 0 semua, begitu juga sebaliknya. Lalu
klik OK.
22. Setelah memasukkan beban gempa tiap lantai, lakukan run analysis lagi.
Tunggu hingga ETABS selesai melakukan analisis.
Pada bagian model explorer, klik tables, lalu analysis, lalu result, pilih frame
results, pada bagian beam force klik kanan, lalu export to excel. Ms. Excel
akan menampilkan hasil analisis ETABS pada balok sebagai berikut.
Ambil nilai terbesar untuk tiap lantai menggunakan fitur Filter pada
Ms.Excel. Lakukan sort from largest to smallest ataupun sebaliknya untuk
73
mendapat nilai momen terbesar (+)/ terkecil (-) tiap lantai. Nilai momen ini
digunakan untuk perhitungan nilai a.
74
BAB IV
DESAIN PENULANGAN BALOK
Ada kemungkinan warna struktur tidak seperti pada gambar. Warna hitam pada
balok menandakan bahwa penampang balok kuat menahan beban yang bekerja.
Warna ungu merah muda pada kolom menandakan penampang kolom kuat
menahan beban yang bekerja. Untuk penampang yang dianggap tidak kuat setelah
dianalisis oleh ETABS, warnanya pada tampilan di atas akan menjadi merah.
Apabila ada penampang yang merah, lakukan perubahan ukuran penampang.
Apabila penampang menjadi terlalu besar, ubah nilai kekuatan design penampang
(fc’).
75
Iterasi dimensi penampang terus dilakukan selama masih ada penampang yang
berwarna merah saat di run di ETABS. Setelah dilakukan berbagai iterasi dan
perubahan kekuatan kolom menjadi 50 MPa, didapat dimensi balok adalah 650 x
300 mm dan dimensi kolom ditampilkan sebagai berikut.
Lapangan Tumpuan
Fungsi 2 2 2 2
As top (mm ) As bot (mm ) As top (mm ) As bot (mm )
Lobi 24 8 24 12
Restoran 513 942 1137 743
Apartemen 563 699 1144 846
Atap 378 652 755 496
Hasil penulangan geser ETABS ditampilkan untuk tiap fungsi bangunan. Pada
tiap fungsi bangunan dicari nilai luas tulangan geser maksimal pada kondisi
lapangan/ momen positif dan tumpuan pada momen negatif. Berikut adalah
hasil tulangan geser ETABS.
76
Tabel 4. 3 Tulangan Geser ETABS
2 2
Fungsi At (mm /mm ) At (mm /m )
Lapangan Tumpuan Lapangan Tumpuan
Lobi 0.04 0.04 40 40
Restoran 1.59 1.6 1590 1600
Apartemen 1.66 1.67 1660 1670
Atap 0.75 0.77 750 770
Output satuan dari ETABS untuk tulangan geser adalah mm2/mm, agar dapat
dibandingkan dengan desain penulangan geser yang dilakukan secara manual,
maka satuannya dapat dikonversi menjadi mm2/m.
Hasil penulangan torsi ETABS ditampilkan untuk tiap fungsi bangunan. Pada
tiap fungsi bangunan dicari nilai luas tulangan torsi maksimal pada kondisi
lapangan/ momen positif dan tumpuan pada momen negatif. Berikut adalah
hasil tulangan torsi ETABS.
2
Fungsi At Torsion (mm /mm )
Lapangan Tumpuan
Lobi 0 0
Restoran 0 0
Apartemen 0 0
Atap 0 0
Berdasarkan hasil desain ETABS, dapat dilihat bahwa struktur bangunan tidak
membutuhkan tulangan torsi karena nilai tulangan torsi yang dibutuhkan untuk
semua fungsi adalah nol.
77
Tabel 4. 5 Momen Lama
Fungsi M+ (kN m)
Atap 115.6736495
Apartemen 797.6564161
Restoran 839.766327
Lobi 10.58489312
Setelah dilakukan analisis desain melalui ETABS, didapat banyak balok dan
kolom struktur bangunan berwarna merah atau tidak aman. Sehingga dilakukan
pergantian ukuran balok dan kolom serta pengurangan beban gempa menjadi
0.05 g agar struktur menjadi aman. Dimensi balok yang baru adalah 650 x 300
mm dan fc’ kolom berubah menjadi 50 MPa. Berikut adalah dimensi kolom
yang baru.
Setelah terjadi perubahan beban gempa dan dimensi penampang struktur, maka
akan terjadi perubahan momen juga pada struktur. Berikut adalah momen
positif baru yang didapat.
Fungsi M+ (kN m)
Atap 124.1125414
Apartemen 185.8945027
Restoran 164.0707123
Lobi 1.34322611
Momen baru yang didapat jauh lebih kecil daripada momen yang dahulu karena
perubahan beban gempa yang signifikan ( dari koefisien 0.25g menjadi
koefisien 0.05g ). Berikut adalah langkah-langkah perhitungan penulangan
lentur positif. Contoh perhitungan untuk fungsi apartemen.
1. Diasumsikan bahwa balok adalah T palsu mengingat momen yang bekerja
relatif kecil terhadap ukuran penampang balok
2. Menentukan Beff balok
Nilai Beff ditentukan melalui 3 pendekatan berikut. Dari 3 pendekatan
diambil nilai yang paling kecil.
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
Beff =
4
Beff = 𝐵𝑤 + 16 𝑥 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
78
Beff = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐴𝑛𝑡𝑎𝑟 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘
Panjang bentang yang digunakan adalah panjang bentang max = 7500 mm,
tebal pelat = 200 mm dan jarak antar pelat adalah 5000 mm. dengan
mensubtitusi nilai yang diketahui pada tiga persamaan diatas akan didapat
nilai Beff terkecil adalah 1875 melalui pendekatan satu ( panjang bentang/
4 ).
Beff = 1875 𝑚𝑚
3. Menghitung momen nominal positif (Mn +) berdasarkan momen ultimate
positif yang didapt dari ETABS
𝑀𝑢
Mn+=
𝜙
Φ = 0.9
Mu nilainya didapat dari ETABS tiap fungsi. Untuk fungsi apartemen besar
Mu = 185.89 kN m.
185.89
Mn+= = 206.54 𝑘𝑁 𝑚
0.9
79
Mn = 566100000 𝑁 𝑚𝑚
7. Menghitung selisih Mn hasil perhitungan dan Mn+ yang didapat dari
ETABS. Lakukan goal seek pada Ms. Excel dengan iterasi nilai a agar
selisih Mn perhitungan dan Mn+ ETABS adalah nol.
0 = 𝑀𝑛 − 𝑀𝑛 +
Fungsi M+ (N mm) Mn+ (N mm) Beff (mm) Bw (mm) a (mm) d (mm) Cc (N) (d-0.5a) (mm) Mn (N mm) Mn+ - Mn (N mm) a (mm)
Atap 124112541.4 137902823.7 1875 300 4.810318349 602 229993.3461 599.5948408 137902823.7 -4.17233E-07 4.810318349
Apartemen 185894502.7 206549447.4 1875 300 7.219348738 602 345175.1115 598.3903256 206549447.4 -3.51667E-06 7.219348738
Restoran 164070712.3 182300791.5 1875 300 6.367272577 602 304435.2201 598.8163637 182300791.5 -1.78814E-06 6.367272577
Lobi 1343226.11 1492473.456 1875 300 0.051854611 602 2479.298567 601.9740727 1492473.456 -2.3488E-06 0.051854611
Setelah didapat nilai a untuk masing-masing fungsi, maka perhitungan
tulangan lentur positif tiap fungsi dapat dimulai. Berikut adalah langkah-
langkah perhitungan tulangan lentur positif pada fungsi apartemen.
1. Menghitung jarak garis netral dengan bagian paling atas balok (c)
𝑎
c=
2𝛽
β = 0.4 ( fungsi dari fc’ , untuk memudahkan perhitungan digunakan fc’
seragam untuk lentur positif dan negatif yaitu 35 MPa, khusus untuk
perhitungan β saja ).
7.22
c=
2 𝑥 0.4
c = 9.02 𝑚𝑚
2. Melakukan pemeriksaan kelelehan tulangan lentur positif yang terpasang
(𝑑 − 𝑐)
εs = 𝜀𝑐
𝑐
εc = 0.003, regangan ultimate pada beton
(602 − 9.02)
εs = 𝜀𝑐
9.02
80
εs = 0.3
εs yang didapat harus lebih dari atau sama dengan εy.
𝑓𝑦
εy =
𝐸𝑦
420
εy =
200000
εy = 0.0021
81
Karena a bal > tebal pelat, maka penentuan As max menggunakan rumus
berikut.
0.75 𝑥 (𝐶𝑤 𝑏𝑎𝑙 + 𝐶𝑓 𝑏𝑎𝑙 )
As max = < 6% 𝐵𝑤 𝑑
𝑓𝑦
Cw bal = 0.85 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑎 𝑏𝑎𝑙 𝑥 𝐵𝑤
Cf bal = 0.85 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝐻𝑓 𝑥 (𝐵𝑒𝑓𝑓 − 𝐵𝑤)
Dari data a bal, Bw, fc’, dan d di atas, maka Cw bald an Cf bal dapat
dihitung untuk dapat menentukan As max.
Cw bal = 0.85 𝑥 30 𝑥 283 𝑥 300 = 2528400 𝑁
Cf bal = 0.85 𝑥 30 𝑥 200 𝑥 (1875 − 300) = 93712500 𝑁
0.75 𝑥 (2528400 + 93712500 )
As max = = 21249.38 𝑚𝑚2
420
6% 𝐵𝑤 𝑑 = 6% 𝑥 300 𝑥 602 = 10836 𝑚𝑚2
821.84
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
201.06
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 4.1 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Dilakukan pembulatan ke atas sehingga tulangan yang digunakan adalah 5
tulangan. Jadi fungsi apartemen menggunakan lima tulangan lentur positif
pada baloknya.
82
Tabel 4. 8 Nilai As Lentur Positif Tiap Fungsi
Fungsi a (mm) c (mm) ε steel Status Cc (N) As (mm2) As min (mm2) As max (mm2) As (mm2) As fix (mm2)
Atap 4.810318349 6.012897937 0.297354341 Leleh (OK) 229993.3461 547.603205 635.9785767 10836 547.603205 635.9785767
Apartemen 7.219348738 9.024185922 0.295851927 Leleh (OK) 345175.1115 821.8455036 635.9785767 10836 821.8455036 821.8455036
Restoran 6.367272577 7.959090722 0.296383332 Leleh (OK) 304435.2201 724.8457622 635.9785767 10836 724.8457622 724.8457622
Lobi 0.051854611 0.064818263 0.300322002 Leleh (OK) 2479.298567 5.903091825 635.9785767 10836 5.903091825 635.9785767
83
3. Menghitung nilai kompresi balok (Cc) dengan mengasumsikan nilai a
terlebih dahulu, fc’ ynag digunakan adalah fc’ balok yaitu 35 MPa
Misal a = 20 mm
Cc = 0.85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝐵𝑤 𝑥 𝑎
Cc = 0.85 𝑥 35 𝑥 300 𝑥 20
Cc = 178500 𝑁
4. Menghitung lengan momen (d)
d = 𝑇𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 − 0.5 𝑥 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Selimut = 40 mm
Diameter tulangan = 16 mm
d = 650 − 40 − 0.5 𝑥 16
d = 602 𝑚𝑚
5. Menghitung Mn melalui Cc dan d yang didapat
Mn = 𝐶𝑐 𝑥 (𝑑 − 0.5𝑎)
Mn = 178500 𝑥 (602 − 0.5 𝑥 20)
Mn = 105672000 𝑁 𝑚𝑚
6. Menghitung selisih Mn hasil perhitungan dan Mn+ yang didapat dari
ETABS. Lakukan goal seek pada Ms. Excel dengan iterasi nilai a agar
selisih Mn perhitungan dan Mn+ ETABS adalah nol.
0 = 𝑀𝑛 − 𝑀𝑛 +
Fungsi M- (N mm) Mn- (N mm) Bw (mm) a (mm) Cc (N) d-0.5a (mm) Mn (N mm) Mn(-) - Mn (N mm) a (mm)
Atap 166509484 185010537.8 300 35.47987153 316657.8534 584.2600642 185010537.8 0 35.47987153
Apartemen 248541976 276157751.1 300 53.80303712 480192.1063 575.0984814 276157751.1 0 53.80303712
Restoran 247100473 274556081.1 300 53.47577286 477271.2728 575.2621136 274556081.1 0 53.47577286
Lobi 4029678.33 4477420.367 300 0.83391937 7442.730374 601.5830403 4477420.367 0 0.83391937
Setelah didapat nilai a untuk masing-masing fungsi, maka perhitungan
tulangan lentur negatif tiap fungsi dapat dimulai. Berikut adalah langkah-
langkah perhitungan tulangan lentur positif pada fungsi apartemen.
84
1. Menghitung jarak garis netral dengan bagian paling atas balok (c)
𝑎
c=
2𝛽
β = 0.4 ( fungsi dari fc’ , untuk memudahkan perhitungan digunakan fc’
seragam untuk lentur positif dan negatif yaitu 35 MPa, khusus untuk
perhitungan β saja ).
53.8
c=
2 𝑥 0.4
c = 67.25 𝑚𝑚
2. Melakukan pemeriksaan kelelehan tulangan lentur positif yang terpasang
(𝑑 − 𝑐)
εs = 𝜀𝑐
𝑐
εc = 0.003, regangan ultimate pada beton
(602 − 67.25)
εs = 𝜀𝑐
67.25
εs = 0.023
εs yang didapat harus lebih dari atau sama dengan εy.
𝑓𝑦
εy =
𝐸𝑦
420
εy =
200000
εy = 0.0021
85
0.25 𝑥 𝑓𝑐 ′0.5 𝑥(𝐵𝑒𝑓𝑓 − 𝐵𝑤) 𝑥 𝑑
As min 2 =
𝑓𝑦
0.5 𝑥 350.5 𝑥 300 𝑥 602
As min 1 = = 1271.95 𝑚𝑚2
420
0.25 𝑥 350.5 𝑥 (1875 − 300) 𝑥 602
As min 2 = = 3339 𝑚𝑚2
420
As min yang digunakan adalah nilai minimum dari dua nilai di atas, maka
As min = 1271.95 mm2. Dari perhitungan pada poin 3, didapat As =
1143.314 mm2, karena As < As min, maka digunakan As min sebagai
desain berikutnya.
5. Melakukan pengecekan terhadap As max
Sebelum melakukan pengecekan terhadap As max, tentukan nilai a balance
terlebih dahulu.
0.003
a bal = 2𝛽𝑑 ( )
0.003 + 𝜀𝑦
0.003
a bal = 2 𝑥 0.4 𝑥 602 𝑥 ( )
0.003 + 0.0021
a bal = 283 𝑚𝑚
0.75 𝑥 0.85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑎 𝑏𝑎𝑙 𝑥 𝐵𝑤
As max = < 6% 𝐵𝑤 𝑑
𝑓𝑦
0.75 𝑥 0.85 𝑥 35 𝑥 283 𝑥 300
As max = = 4510.3 𝑚𝑚2
420
6% 𝐵𝑤 𝑑 = 6% 𝑥 300 𝑥 602 = 10836 𝑚𝑚2
86
𝐴𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = , 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 2 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐴𝑠 1 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
1271.95
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
201.06
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 6.31 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Dilakukan pembulatan ke atas sehingga tulangan yang digunakan adalah 7
tulangan. Jadi fungsi apartemen menggunakan tujuh tulangan lentur negatif
pada baloknya.
Fungsi a (mm) c (mm) ε steel Status Cc (N) As (mm2) As min (mm2) As max (mm2) As' (mm2) As fix (mm2)
Atap 35.47987153 44.34983941 0.037721681 Leleh (OK) 316657.8534 753.94727 1271.957153 4515 753.94727 1271.957153
Apartemen 53.80303712 67.2537964 0.023853503 Leleh (OK) 480192.1063 1143.314539 1271.957153 4515 1143.314539 1271.957153
Restoran 53.47577286 66.84471607 0.024017842 Leleh (OK) 477271.2728 1136.360173 1271.957153 4515 1136.360173 1271.957153
Lobi 0.83391937 1.042399212 1.729541601 Leleh (OK) 7442.730374 17.7207866 1271.957153 4515 17.7207866 1271.957153
Penulangan geser diperlukan agar struktur tidak mengalami kegagalan akibat geser.
Penulangan geser dilakukan dengan menghitung besar gaya geser maksimal
masing-masing fungsi terlebih dahulu. Melalui persamaan pada SNI, akan
ditentukan kebutuhan tulangan geser pada masing-masing fungsi. Pada suatu
fungsi, dicari nilai gaya geser pada masing-masing bentang terlebih dahulu.
Bentang yang dicari adalah semua bentang balok yang ada pada struktur bangunan,
87
bentang 7.5 m, 5.5 m, 5 m, 3.5 m, 3 m, 2.5 m, 2 m, dan 1.5 m. Setelah mencari gaya
geser pada tiap bentang pada suatu fungsi, sortir gaya geser terbesar untuk lapangan
(gaya geser pada stasioning 0.25L – 0.75L) dan untuk tumpuan ( stasioning <0.25L
atau >0.75L) pada tiap bentang. Cari nilai gaya geser maksimal lapangan dan
tumpuan beserta momen yang terjadi serentak dengan gaya geser pada suatu fungsi
melalui data gaya geser lapangan dan tumpuan pada tiap bentang tersebut.
Lapangan Tumpuan
Fungsi
V (N) M (N mm) V (N) M (N mm)
Lobi 19342.45 4029677.37 19342.45 2578993.21
Restoran 300234 1938483.61 321271 1938483.61
Apartemen 303789.99 2446608.43 299446.92 131193605
Atap 81659.05 16640883.07 121683.65 161502591
Setelah didapat gaya geser tumpuan dan lapangan maksimal pada masing-masing
fungsi, langkah berikutnya adalah menghitung jumlah sengkang yang harus
dipasang. Diameter sengkang yang digunakan adalah 10 mm. Berikut adalah
langkah-langkah menghitung jumlah sengkang yang harus dipasang pada fungsi
Apartemen untuk menahan geser lapangan.
88
821.84
𝜌= = 0.0045
180600
𝑉 𝑑 303789.9 𝑥 602
= = 74.79
𝑀 2446608
Karen besar Vd/ M lebih dari 1, maka perhitungan kuat geser beton
menggunakan Vc1.
𝑉𝑐1 = 0.17𝜆 𝑥 𝑓𝑐 0.5 𝑥 𝐵𝑤 𝑥 𝑑
𝑉𝑐1 = 0.17 𝑥 350.5 𝑥 300 𝑥 602
𝑉𝑐1 = 181635 𝑁
Besar kuat geser beton adalah 181635 N.
2. Menentukan kebutuhan sengkang
Kebutuhan sengkang dijabarkan melalui tiga parameter berikut
Apabila Vu < 0.5ϕVc, maka tidak dibutuhkan sengkang.
Apabila 0.5ϕVc < Vu < ϕVc, digunakan sengkang minimum.
Penggunaan sengkang minimum (Av min) diatur dengan persamaan
berikut.
𝐴𝑣 𝑚𝑖𝑛 0.062 𝑓𝑐 ′0.5 𝐵𝑤 𝑑
=
𝑆 𝑓𝑦
3. Menentukan Av/ S
𝑉𝑢
= 𝑉𝑐 + 𝑉𝑠
𝜙
𝑉𝑢
𝑉𝑠 = − 𝑉𝑐
𝜙
Keterangan :
Φ = 0.75 ( koefisien sengkang )
303789
𝑉𝑠 = − 181635
0.75
𝑉𝑠 = 223417 𝑁
89
𝐴𝑣 𝑉𝑠
=
𝑆 𝑓𝑦 𝑥 𝑑
𝐴𝑣 223417
=
𝑆 420 𝑥 602
𝐴𝑣
= 0.88
𝑆
4. Menentukan S
𝐴𝑣𝑑 = 2 𝑥 0.25 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑𝑏 2
𝐴𝑣𝑑 = 2 𝑥 0.25 𝑥 𝜋 𝑥 102
𝐴𝑣𝑑 = 157.08 𝑚𝑚2
𝐴𝑣𝑑
𝑆=
𝐴𝑣
𝑆
157.08
𝑆= = 181 𝑚𝑚
0.88
Dibulatkan ke kelipatan 50 ke bawah terdekat sehingga S = 150 mm, untuk
kemudahan pengerjaan dilapangan. Nilai S tidak boleh lebih dari 0.5 d atau
tidak boleh lebih dari 300 mm.
5. Menentukan jumlah tulangan geser tiap 1 m.
1000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝑆
1000
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = = 6.67
150
Jumlah tulangan dibulatkan ke satuan terdekat teratas untuk memudahkan
pemasangan dilapangan. Jumlah sengkang untuk menahan geser lapangan
pada fungsi apartemen adalah 7 sengkang/ m.
90
Tabel 4. 15 Jarak Antar Sengkang Lapangan Fungsi Restoran dan Apartemen
Fungsi Vn (N) Vc (N) Vs (N) Av/s s (mm) S rev (mm) S rev (mm)
Restoran 400312 181635.4815 218676.5185 0.864881026 181.6199316 181 150
Apartemen 405053.32 181635.4815 223417.8385 0.88363328 177.7656368 177 150
Fungsi Vn (N) Vc (N) Vs (N) Av/s s (mm) S rev (mm) S rev (mm)
Restoran 428361.3333 181635.4815 246725.8518 0.975818114 160.9722452 160 150
Apartemen 399262.56 181635.4815 217627.0785 0.860730416 182.4957381 182 150
Tabel 4. 19 Jumlah Sengkang Tumpuan/ 1000 mm Tiap Fungsi
91
Tabel 4. 20 Rangkuman Kebutuhan Sengkang
Jumlah
Diameter
Kondisi Fungsi Status S (mm) Tulangan/ 1000
Sengkang (mm)
mm
Lobi Tidak Pasang 0 0 0
Restoran Pasang Sengkang 10 150 7
Lapangan
Apartemen Pasang Sengkang 10 150 7
Atap Sengkang Minimum 10 300 4
Lobi Tidak Pasang 0 0 0
Restoran Pasang Sengkang 10 150 7
Tumpuan
Apartemen Pasang Sengkang 10 150 7
Atap Sengkang Minimum 10 300 4
92
𝐴𝑐𝑝 = 300 𝑥 650 = 195000 𝑚𝑚2
2. Pcp = keliling total penampang ( mm )
𝑃𝑐𝑝 = 2(𝑏𝑤 + ℎ)
𝑃𝑐𝑝 = 2(300 + 650) = 1900 𝑚𝑚2
3. X1
𝐷𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
𝑋1 = 𝑏𝑤 − 2 (𝑆 + )
2
10
𝑋1 = 300 − 2 (40 + ) = 210 𝑚𝑚
2
4. Y1
𝐷𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
𝑌1 = ℎ − 2 (𝑆 + )
2
10
𝑌1 = 650 − 2 (40 + ) = 560 𝑚𝑚
2
5. Aoh
𝐴𝑜ℎ = 𝑋1 ∗ 𝑌1
𝐴𝑜ℎ = 210 ∗ 560 = 117600 𝑚𝑚2
6. Ao
𝐴𝑜 = 0.85 𝐴𝑜ℎ
𝐴𝑜 = 0.85 𝑥 117600 = 99960 𝑚𝑚2
7. Ph
𝑃ℎ = 2(𝑋1 + 𝑌1)
𝑃ℎ = 2(210 + 560) = 1540 𝑚𝑚
Setelah masing-masing komponen diketahui, maka TCr dapat dihitung.
195002
𝑇𝑐𝑟 = 0.083 𝑥 0.75 𝑥 1 𝑥 (50)0.5 ( ) = 7370365 𝑁 𝑚𝑚
1900
𝑇𝑐𝑟 = 7.37 𝑘𝑁 𝑚
93
Bandingkan nilai torsi maksimal yang bekerja pada masing-masing fungsi terhadap
torsi ijin. Apabila torsi yang bekerja melebihi torsi ijin, maka dibutuhkan tulangan
torsi pada penampang tersebut.
Keterangan :
Vu dan Tu adalah gaya geser dan torsi maksimal yang bekerja pada suatu fungsi
Komponen lainnya telah dijelaskan pada bagian-bagian sebelumnya
Contoh pengecekkan kekuatan penampang terhadap momen torsi untuk fungsi
restoran adalah sebagai berikut.
1. Cari Tu dan Vu fungsi restoran
Dari bagian-bagian sebelumnya didapat bahwa Vu fungsi restoran adalah
321271 N dan Tu fungsi restoran adalah 22454519.44 N mm.
2. Hitung nilai persamaan berikut
0.5
𝑉𝑢 2 𝑇𝑢 𝑃ℎ 2
(( ) +( ) )
𝑏𝑤 𝑑 1.7 𝐴𝑜ℎ2
0.5
321271 2 22454519.44 𝑥 1540 2
(( ) +( ) ) = 2.308 𝑁/𝑚𝑚2
300 𝑥 602 1.7 𝑥 1176002
3. Hitung nilai persamaan berikut
𝑉𝑐 2(𝑓𝑐)0.5
𝜙 (( )+( ))
𝑏𝑤 𝑑 3
94
181635.5 2(35)0.5
0.75 (( )+( )) = 3.71 𝑁/𝑚𝑚2
300 𝑥 602 3
Torsi (N mm)
Fungsi
Lapangan Tumpuan
Restoran 20166754.77 22454519.44
Apartemen 18430334.14 20355546.37
Atap 10894847.71 11483753.64
Berikut adalah langkah-langkah desain penulangan torsi transversal untuk fungsi
apartemen bagian tumpuan.
1. Hitung momen torsi nominal (Tn)
𝑇𝑢
𝑇𝑛 = , 𝜙 = 0.75
𝜙
22454519
𝑇𝑛 = = 29939359 𝑁 𝑚𝑚
0.75
2. Mencari nilai At/s
𝐴𝑡 𝑇𝑛
=
𝑆 2𝐴𝑜 𝑓𝑦 cot 𝜃
Sudut geser θ diasumsikan sebesar 450
95
𝐴𝑡 29939359
=
𝑆 2 𝑥 99960 𝑥 420 𝑥 1
𝐴𝑡
= 0.356 𝑚𝑚2 /𝑚𝑚
𝑆
3. Ambil data Av/s dari bagian penulangan geser
Untuk penulangan geser restoran bagian tumpuan didapat nilai Av/s sebesar
0.976 mm2/mm. Data Av/s dapat dilihat pada subbab 4.3 desain penulangan
geser.
4. Hitung (Av+2At)/s
𝐴𝑣 + 2𝐴𝑡
= 0.976 + 2 𝑥 0.356 = 1.69 𝑚𝑚2 /𝑚𝑚
𝑆
5. Cek nilai (Av+2At)/s minimum
𝐴𝑣 + 2𝐴𝑡 𝑏𝑤 𝑏𝑤
𝑚𝑖𝑛 = 0.062(𝑓𝑐 ′ )0.5 ≥
𝑆 𝑓𝑦 3 𝑓𝑦
𝐴𝑣 + 2𝐴𝑡 300
𝑚𝑖𝑛 = 0.062(35)0.5 = 0.262 𝑚𝑚2 /𝑚𝑚
𝑆 420
𝑏𝑤 300 𝑚𝑚2
= = 0.24
3 𝑓𝑦 3 𝑥 420 𝑚𝑚
Nilai (Av+2At)/s minimum adalah 0.262 mm2/mm.
6. Tentukan besar (Av+2At)/s yang akan dibuat
Nilai (Av+2At)/s yang didapat dari poin 4 lebih dari (Av+2At)/s minimum,
maka nilai (Av+2At)/s yang digunakana dalah 1.69 mm2/mm.
7. Tentukan banyak tulangan sengkang yang dibutuhkan
Av + 2At
𝑛= s
2 𝐴𝑣 𝐷𝑋𝑋
Luas tulangan berdiameter 13 mm adalah 132.73 mm2.
1.69
𝑛= = 0.006 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛/𝑚𝑚
2 𝑥 132.73
96
𝑑 602
= = 301 𝑚𝑚
2 2
Nilai minimalnya adalah 157 mm, sehingga S adalah 157 mm. untuk
kemudahan kosntruksi, nilai S dibulatkan ke kelipatan 50 terdekat terbawah
sehingga didapat nilai S akhir untuk fungsi restoran bagian tumpuan adalah
150 mm.
Lakukan langkah-langkah diatas untuk fungsi dan lokasi yang lain, sehingga
didapat hasil berikut.
n (jumlah Jumlah
Fungsi Tu Tn At/s Av/s (2At+Av)/s Cek As min S S Rev
tulangan/mm) Tulangan/ m
Lobi TIDAK PASANG
Restoran 22454519.44 29939359.25 0.356563569 0.975818114 1.688945251 OK 0.006362225 157.1777291 150 7
Apartemen 20355546.37 27140728.49 0.323233204 0.860730416 1.507196824 OK 0.009595113 104.2197211 100 10
Atap 11483753.64 15311671.52 0.182354746 0.261997819 0.62670731 OK 0.003989743 250.6427324 250 4
Keterangan :
97
𝐴𝑡 𝑓𝑦𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔
𝐴𝑙 = 𝑃ℎ cot 2 𝜃
𝑆 𝑓𝑦𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟
Nilai At/S didapat dari kebutuhan tulangan transversal untuk torsi pada
bagian sebelumnya.
420
𝐴𝑙 = 0.356 𝑥 1540 𝑥 𝑥 1 = 549 𝑚𝑚2
420
2. Menentukan jumlah tulangan memanjang tambahan, lalu bagi ke dalam
posisi atas, tengah, dan bawah
𝐴𝑙 549
𝐴𝑙 𝑡𝑜𝑝 = 𝐴𝑙 𝑚𝑖𝑑 = 𝐴𝑙 𝑏𝑜𝑡 = = = 183 𝑚𝑚2
3 3
𝐴𝑠 𝑡𝑜𝑝 = 𝐴𝑠 𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟 𝑛𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 + 𝐴𝑙 𝑡𝑜𝑝
𝐴𝑠 𝑡𝑜𝑝 = 1271.96 + 183 = 1454 𝑚𝑚2
𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑑 = 𝐴𝑙 𝑚𝑖𝑑 = 183 𝑚𝑚2
𝐴𝑠 𝑏𝑜𝑡 = 𝐴𝑠 𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓 + 𝐴𝑙 𝑏𝑜𝑡
𝐴𝑠 𝑏𝑜𝑡 = 724 + 183 = 907 𝑚𝑚2
3. Cek kondisi penampang terhadap As max tulangan longitudinal
Data As max diambil dari desain penulangan lentur. Karena As max bagian
lentur negatif lebih kecil daripada lentur positif maka As max adalah As
max lentur negatif yaitu 4515 mm2.
𝐴𝑠 𝑡𝑜𝑡 = 𝐴𝑠 𝑡𝑜𝑝 + 𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑑 + 𝐴𝑠 𝑏𝑜𝑡
𝐴𝑠 𝑡𝑜𝑡 = 1454 + 183 + 907 = 2544 𝑚𝑚2
Karena As tot < As max, maka As tot dapat digunakan untuk desain.
4. Menentukan jumlah tulangan pada bagian atas, tengah, dan bawah
penampang
𝐴𝑠
𝑛=
𝐴 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟
Luas satu tulangan lentur berdiamater 16 mm adalah 201 mm2, maka banyak
tulangan untuk atas, bawah, dan tengah penampang adalah sebagai berikut.
1454
𝑛 𝑡𝑜𝑝 = ≅ 8 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
201
183
𝑛 𝑚𝑖𝑑 = ≅ 1 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
201
98
907
𝑛 𝑏𝑜𝑡 = ≅ 5 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
201
Lakukan langkah-langkah yang sama seperti diatas untuk fungsi dan lokasi yang
lain.
LAPANGAN
Fungsi Lokasi As awal As + Al/3 Total Tulangan (mm2) Cek As Max Banyak Tulangan
Top 1271.95715 1271.957153 7
Lobi Mid 0 0 OK 0
Bot 635.978577 635.9785767 1907.93573 4
Top 1271.95715 1436.344614 8
Restoran Mid 0 164.3874605 OK 1
Bot 724.845762 889.2332227 2489.965297 5
Top 1271.95715 1422.19034 8
Apartemen Mid 0 150.2331863 OK 1
Bot 821.845504 972.0786899 2544.502216 5
Top 1271.95715 1360.76551 7
Atap Mid 0 88.80835654 OK 1
Bot 635.978577 724.7869332 2174.3608 4
TUMPUAN
Fungsi Lokasi As awal As + Al/3 Total Tulangan (mm2) Cek As Max Banyak Tulangan
Top 1271.95715 1271.957153 7
Lobi Mid 0 0 1907.93573 OK 0
Bot 635.978577 635.9785767 4
Top 1271.95715 1454.993119 8
Restoran Mid 0 183.0359654 2545.910812 OK 1
Bot 724.845762 907.8817275 5
Top 1271.95715 1437.883531 8
Apartemen Mid 0 165.926378 2591.581791 OK 1
Bot 821.845504 987.7718817 5
Top 1271.95715 1360.76551 7
Atap Mid 0 88.80835654 2174.3608 OK 1
Bot 635.978577 724.7869332 4
Karena didapat nilai yang berbeda untuk kondisi lapangan dan tumpuan dan
tulangan dibuat menerus, maka ambil nilai maksimal dari lapangan dan tumpuan
untuk desain. Dari dua tabel di atas dapat dibandingkan bahwa nilai As tumpuan
lebih besar sehingga As tumpuan digunakan untuk desain tulangan lentur dan torsi
99
longitudinal pada bangunan. Perlu diperhatikan bahwa pada desain tulangan bagian
tengah penampang bernilai satu. Hal ini tidak dapat dilakukan dalam konstruksi
karena akan menyebabkan penampang menjadi tidak simetris, sehingga dilakukan
revisi pada penulangan longitudinal berupa penambahan tulangan pada bagian
tengah penampang menjadi minimal 2. Berikut adalah hasil revisi desain
penulangan longitudinal penampang.
Pada sub-bab 4.2 hingga 4.4 dilakukan perhitungan desain tulangan lentur secara
manual yang berpedoman pada SNI 2847-2013. Pada sub-bab 4.1 ditampilkan hasil
penulangan yang dilakukan oleh ETABS. Berikut adalah perbandingan penulangan
lentur, geser, dan torsi antara ETABS dan perhitungan manual.
100
Tabel 4. 31 Perbandingan Penulangan Geser
Terdapat perbedaan antara hasil ETABS dan perhitungan manual. Berikut adalah
analisis perbedaan hasil penulangan antara ETABS dan perhitungan manual.
1. Pada tulangan lentur bagian lobi terdapat perbedaan yang cukup besar.
Berdasarkan perhitungan manual, sebenarnya pada bagian lobi tidak
membutuhkan tulangan lentur karena momen yang bekerja sangat kecil.
Karena ada batasan As minimum yang harus dipasang pada balok
menyebabkan nilai As hasil perhitungan manual berbeda dengan hasil
ETABS.
2. Banyaknya tulangan pada bagian top untuk kondisi lapangan memiliki
perbedaan yang cukup signifikan karena alasan yang telah disebutkan
sebelumnya, yaitu adanya tulangan minimum yang harus dipasang. Serta
pada perhitungan manual asumsi yang digunakan adalah tulangan menerus.
Tulangan top pada bagian lapangan adalah tulangan lentur negatif pada
bagian tumpuan sehingga memiliki nilai yang besar. Sedangkan pada
ETABS kemungkinan besar tidak menggunakan asumsi yang sama. Pada
kondisi lapangan sebenarnya hampir tidak memerlukan tulangan top/
tulangan tekan karena gaya yang bekerja sangat kecil dibandingkan dengan
kekuatan penampang,.
3. Pada kondisi tumpuan nilai tulangan antara ETABS dan perhitungan manual
tidak berbeda jauh. Perbedaan muncul karena pada perhitungan manual
memperhitungkan tambahan tulangan longitudinal karena torsi.
4. Hasil penulangan geser antara ETABS dan perhitungan manual memiliki
perbedaan yang cukup besar dengan besar tulangan hasil ETABS lebih
banyak daripada hasil perhitungan manual, hal ini kemunginan karena
101
adanya metode tertentu yang digunakan ETABS yang tidak dilakukan
dalam perhitungan manual.
5. Hasil penulangan torsi ETABS sesuai sub-bab 4.1.3 adalah nol semua untuk
seluruh banguna, kemungkinan ETABS memasukkan hasil penulangan torsi
ke dalam hasil penulangan geser yang mengakibatkan hasil penulangan
geser ETABS sangat besar apabila dibandingkan dengan perhitungan
manual. Hasil penulangan torsi ETABS dan penulangan torsi manual tidak
dapat dibandingkan karena adanya perbedaan metode yang digunakan. Pada
ETABS nilai tulangan torsi adalah nol sedangkan pada perhitungan manual
tulangan torsi disalurkan dalam bentuk tulangan transversal (geser ) dan
longitudinal (lentur). Karena hal tersebut, tidak ada tabel khusus yang
ditampilkan untuk membandingkan nilai tulangan torsi ETABS dan
perhitungan manual.
102
BAB V
DESAIN PENULANGAN KOLOM
As (mm2)
Kolom
Eksterior Interior
Atap - Lt 8 1965 900
Lt 8 - Lt 7 1600 1600
Lt 7 - Lt 6 2025 2025
Lt 6 - Lt 5 2500 2500
Lt 5 - Lt 4 3025 3025
Lt 4 - Lt 3 3600 3600
Lt 3 - Lt 2 4225 4225
Lt 2 - Lt 1 6400 6400
Diameter tulangan longitudinal kolom adalah 22 mm, sehingga dapat dihitung
kebutuhan tulangan tiap sisi kolom. Asumsi yang digunakan adalah kolom 2 sisi.
103
Tabel 5. 3 Persentase Tulangan Tiap Kolom
Pada tabel diatas, jumlah tulangan menjadi bertambah jika dibandingkan pada tabel
5.2 karena kosntruksi kolom 4 face. Setelah dilakukan pengecekan karena
penambahan tulangan pada kolom, didapat persentase tulangan semua kolom masih
berada pada nilai 1- 6 % sehingga masih memenuhi. Data tulangan kolom pada
Tabel 5.4 yang akan digunakan pada kubikasi nantinya.
Langkah berikutnya adalah membuat diagram interaksi manual berdasarkan As
yang didapat pada tabel di atas. Kolom yang dipilih untuk diagram interaksi manual
adalah kolom interior lantai 1. Ada 7 jenis titik yang akan ditinjau untuk diagram
interaksi kolom. Tujuh titik tersebut adalah tekan murni, εs = 0, εs = 0.5εy, εs = εy, εs
= 0.005, momen murni, dan tarik murni. Berikut adalah perhitungan untuk masing-
masing kondisi.
104
1. Tekan Murni
Pada kondisi tekan murni, tidak terjadi momen pada kolom. Besar gaya
aksial maksimum yang dapat ditahan oleh kolom dihitung menggunakan
persamaan berikut.
𝑃 = 0.85𝑓𝑐 ′ (𝐴𝑔 − 𝐴𝑠) + 𝐴𝑠 𝑓𝑦
𝑃 = 0.85 𝑥 50 𝑥 (800 𝑥 800 − 6400) + 6400 𝑥 420
𝑃 = 29616000 𝑁
Nilai P diberi factor sengkang ϕ sebesar 0.65 sehingga menjadi berikut.
𝜙𝑃 = 0.65 𝑥 29616000 = 19250400 𝑁
Nilai ϕP masih diberi factor sengkang α lagi sebesar 0.8 sehingga nilai P
menjadi berikut.
𝛼𝜙𝑃 = 0.8 𝑥 19250400 = 15400320 𝑁
𝜙𝑃𝑛 𝑚𝑎𝑥 = 15400320 𝑁 𝑁
2. εs = 0
Kondisi kedua adalah kondisi regangan tulangan tarik sebesar nol. Berikut
adalah langkah-langkah perhitungan ϕPn dan ϕMn untuk kondisi ini.
a. Hitung nilai c, karena nilai regangan baja tarik adalah 0, maka nilai c=
d = 749 mm (d adalah tinggi efektif penampang kolom)
b. Hitung nilai a
𝑎 = 2𝛽𝑐
Β adalah koefisien fungsi dari fc’ yang pernah dibahas pada bagian
penulangan lentur balok, karena fc’ kolom adalah 50 MPa, maka besar
β adalah 0.346.
𝑎 = 2𝑥 0.346 𝑥 749 = 518.95 𝑚𝑚
c. Hitung regangan baja tekan
Baja tekan terletak 40 mm dibawah permukaan kolom ( selimut = 40
mm).
𝑐 − 40
𝜀𝑠 ′ = 𝑥 𝜀𝑐
𝑐
749 − 40
𝜀𝑠 ′ = 𝑥 0.003 = 0.00284
749
Karena regangan baja tekan melebihi regangan leleh baja, maka fs’ =
fy = 420 MPa.
105
d. Hitung Cc, Cs, dan T.
𝐶𝑐 = 0.85 𝑓𝑐 ′ 𝑎 𝑏𝑤
𝐶𝑐 = 0.85 𝑥 50 𝑥 518.95 𝑥 800 = 17644300 𝑁
Karena baja tekan leleh, Cs dapat dihitung sebegai berikut.
𝐶𝑠 = 𝐴𝑠 ′ (𝑓𝑦 − 0.85𝑓𝑐 ′ )
𝐶𝑠 = 6400 𝑥 (420 − 0.85 𝑥 50) = 1326150 𝑁
Pengurangan 0.85fc’ pada fy adalah untuk mencegah luas tulangan
terhitung dua kali pada perhitungan Cc dan Cs. Pada perhitungan Cc,
dimensi tekan adalah a bw, yang didalamnya terdapat As’ sehingga saat
perhitungan Cs, nilai fy dikurangkan 0.85fc’ untuk mencegah As’
terhitung dua kali saat perhitungan Cc dan Cs. Besar regangan baja tarik
adalah 0 sehingga tidak ada gaya yang bekerja pada baja tarik tersebut,
maka T = 0 N.
e. Hitung ϕPn dan ϕMn
𝑃𝑛 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑠 − 𝑇
𝑃𝑛 = 17644300 + 1326150 − 0 = 18970450 𝑁
𝜙𝑃𝑛 = 0.65 𝑥 18970450 = 12330792.5 𝑁
Titik acuan yang digunakan perhitungan momen adalah 0.5h dengan h
adalah tinggi total penampang kolom ( 800 mm ).
ℎ 𝑎 ℎ ℎ
𝑀𝑛 = 𝐶𝑐 ( − ) + 𝐶𝑠 ( − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡) + 𝑇 (𝑑 − )
2 2 2 2
518.95
𝑀𝑛 = 17644300 (400 − ) + 1326150(400 − 40) + 0
2
𝑀𝑛 = 2956879258 𝑁 𝑚𝑚
Untuk mempermudah penulisan, dilakukan konversi satuan menjadi N
m.
𝑀𝑛 = 2956879.258 𝑁 𝑚
𝜙𝑀𝑛 = 0.65 𝑥 2956879.258 = 1921971.517 𝑁 𝑚
3. εs = 0.5εy
Kondisi ketiga adalah kondisi regangan tulangan tarik sebesar setengah
regangan leleh baja. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan ϕPn dan
ϕMn untuk kondisi ini.
106
a. Hitung nilai c, karena nilai regangan baja tarik adalah 0.5 regangan
lelah, nilai c dapat dihitung sebagai berikut.
𝜀𝑐
𝑐= 𝑑
𝜀𝑠 + 𝜀𝑐
Karena regangan tarik sebesar 0.5 regangan leleh, maka persamaan
menjadi berikut.
𝜀𝑐
𝑐= 𝑑
0.5 𝜀𝑠 + 𝜀𝑐
0.003
𝑐= 749 = 554.81 𝑚𝑚
0.5 𝑥 0.0021 + 0.003
b. Hitung nilai a
𝑎 = 2𝛽𝑐
Β adalah koefisien fungsi dari fc’ yang pernah dibahas pada bagian
penulangan lentur balok, karena fc’ kolom adalah 50 MPa, maka besar
β adalah 0.346.
𝑎 = 2𝑥 0.346 𝑥 554.81 = 384.4 𝑚𝑚
c. Hitung regangan baja tekan
Baja tekan terletak 40 mm dibawah permukaan kolom ( selimut = 40
mm).
𝑐 − 40
𝜀𝑠 ′ = 𝑥 𝜀𝑐
𝑐
554 − 40
𝜀𝑠 ′ = 𝑥 0.003 = 0.00278
554
Karena regangan baja tekan melebihi regangan leleh baja, maka fs’ =
fy = 420 MPa.
d. Hitung Cc, Cs, dan T.
𝐶𝑐 = 0.85 𝑓𝑐 ′ 𝑎 𝑏𝑤
𝐶𝑐 = 0.85 𝑥 50 𝑥 384.4 𝑥 800 = 13069851 𝑁
Karena baja tekan leleh, Cs dapat dihitung sebegai berikut.
𝐶𝑠 = 𝐴𝑠 ′ (𝑓𝑦 − 0.85𝑓𝑐 ′ )
𝐶𝑠 = 6400 𝑥 (420 − 0.85 𝑥 50) = 1326150 𝑁
Pengurangan 0.85fc’ pada fy adalah untuk mencegah luas tulangan
terhitung dua kali pada perhitungan Cc dan Cs. Pada perhitungan Cc,
dimensi tekan adalah a bw, yang didalamnya terdapat As’ sehingga saat
107
perhitungan Cs, nilai fy dikurangkan 0.85fc’ untuk mencegah As’
terhitung dua kali saat perhitungan Cc dan Cs. Besar regangan baja tarik
adalah 0.5 regangan leleh, sehingga baja tarik belum leleh.
𝑇 = 𝐴𝑠 𝑓𝑠
𝑓𝑠 = 𝜖𝑠 𝑥 𝐸𝑠
𝑇 = 𝐴𝑠 𝑥 𝜖𝑠 𝑥 𝐸𝑠
𝑇 = 3200 𝑥 0.00105 𝑥 200000 = 672000 𝑁
e. Hitung ϕPn dan ϕMn
𝑃𝑛 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑠 − 𝑇
𝑃𝑛 = 13069851 + 1326150 − 672000 = 13724002 𝑁
𝜙𝑃𝑛 = 0.65 𝑥 13724002 = 8920601 𝑁
Titik acuan yang digunakan perhitungan momen adalah 0.5h dengan h
adalah tinggi total penampang kolom ( 800 mm ).
ℎ 𝑎 ℎ ℎ
𝑀𝑛 = 𝐶𝑐 ( − ) + 𝐶𝑠 ( − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡) + 𝑇 (𝑑 − )
2 2 2 2
384.4
𝑀𝑛 = 13069851 (400 − ) + 1326150(360) + 67200(339)
2
𝑀𝑛 = 3427808 𝑁 𝑚
𝜙𝑀𝑛 = 0.65 𝑥 3427808 = 2228075 𝑁 𝑚
4. εs = εy
Kondisi keempat adalah kondisi regangan tulangan tarik sebesar regangan
leleh baja. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan ϕPn dan ϕMn untuk
kondisi ini.
a. Hitung nilai c, karena nilai regangan baja tarik adalah regangan lelah,
nilai c dapat dihitung sebagai berikut.
𝜀𝑐
𝑐= 𝑑
𝜀𝑠 + 𝜀𝑐
0.003
𝑐= 749 = 440.59 𝑚𝑚
0.0021 + 0.003
b. Hitung nilai a
𝑎 = 2𝛽𝑐
108
Β adalah koefisien fungsi dari fc’ yang pernah dibahas pada bagian
penulangan lentur balok, karena fc’ kolom adalah 50 MPa, maka besar
β adalah 0.346.
𝑎 = 2𝑥 0.346 𝑥 440.59 = 305.26 𝑚𝑚
c. Hitung regangan baja tekan
Baja tekan terletak 40 mm dibawah permukaan kolom ( selimut = 40
mm).
𝑐 − 40
𝜀𝑠 ′ = 𝑥 𝜀𝑐
𝑐
440.6 − 40
𝜀𝑠 ′ = 𝑥 0.003 = 0.00273
440.6
Karena regangan baja tekan melebihi regangan leleh baja, maka fs’ =
fy = 420 MPa.
d. Hitung Cc, Cs, dan T.
𝐶𝑐 = 0.85 𝑓𝑐 ′ 𝑎 𝑏𝑤
𝐶𝑐 = 0.85 𝑥 50 𝑥 305.26 𝑥 800 = 10379000 𝑁
Karena baja tekan leleh, Cs dapat dihitung sebegai berikut.
𝐶𝑠 = 𝐴𝑠 ′ (𝑓𝑦 − 0.85𝑓𝑐 ′ )
𝐶𝑠 = 6400 𝑥 (420 − 0.85 𝑥 50) = 1326150 𝑁
Pengurangan 0.85fc’ pada fy adalah untuk mencegah luas tulangan
terhitung dua kali pada perhitungan Cc dan Cs. Pada perhitungan Cc,
dimensi tekan adalah a bw, yang didalamnya terdapat As’ sehingga saat
perhitungan Cs, nilai fy dikurangkan 0.85fc’ untuk mencegah As’
terhitung dua kali saat perhitungan Cc dan Cs. Besar regangan baja tarik
adalah regangan leleh, sehingga T dapat dihitung sebagai berikut.
𝑇 = 𝐴𝑠 𝑓𝑦
𝑇 = 3200 𝑥 420 = 1344000 𝑁
e. Hitung ϕPn dan ϕMn
𝑃𝑛 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑠 − 𝑇
𝑃𝑛 = 10379000 + 1326150 − 1344000 = 10361150 𝑁
𝜙𝑃𝑛 = 0.65 𝑥 10361150 = 6734747 𝑁
Titik acuan yang digunakan perhitungan momen adalah 0.5h dengan h
adalah tinggi total penampang kolom ( 800 mm ).
109
ℎ 𝑎 ℎ ℎ
𝑀𝑛 = 𝐶𝑐 ( − ) + 𝐶𝑠 ( − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡) + 𝑇 (𝑑 − )
2 2 2 2
305.26
𝑀𝑛 = 10379000 (400 − ) + 1326150(360) + 1344000 (339)
2
𝑀𝑛 = 3513898 𝑁 𝑚
𝜙𝑀𝑛 = 0.65 𝑥 3513898 = 2284034 𝑁 𝑚
5. εs = 0.005
Kondisi kelima adalah kondisi regangan tulangan tarik sebesar 0.005.
Berikut adalah langkah-langkah perhitungan ϕPn dan ϕMn untuk kondisi
ini.
a. Hitung nilai c, karena nilai regangan baja tarik adalah regangan lelah,
nilai c dapat dihitung sebagai berikut.
𝜀𝑐
𝑐= 𝑑
𝜀𝑠 + 𝜀𝑐
0.003
𝑐= 749 = 280.875 𝑚𝑚
0.005 + 0.003
b. Hitung nilai a
𝑎 = 2𝛽𝑐
Β adalah koefisien fungsi dari fc’ yang pernah dibahas pada bagian
penulangan lentur balok, karena fc’ kolom adalah 50 MPa, maka besar
β adalah 0.346.
𝑎 = 2 𝑥 0.346 𝑥 280.875 = 194.6 𝑚𝑚
c. Hitung regangan baja tekan
Baja tekan terletak 40 mm dibawah permukaan kolom ( selimut = 40
mm).
𝑐 − 40
𝜀𝑠 ′ = 𝑥 𝜀𝑐
𝑐
280.875 − 40
𝜀𝑠 ′ = 𝑥 0.003 = 0.00257
280.875
Karena regangan baja tekan melebihi regangan leleh baja, maka fs’ =
fy = 420 MPa.
110
d. Hitung Cc, Cs, dan T.
𝐶𝑐 = 0.85 𝑓𝑐 ′ 𝑎 𝑏𝑤
𝐶𝑐 = 0.85 𝑥 50 𝑥 194.6 𝑥 800 = 6616612 𝑁
Karena baja tekan leleh, Cs dapat dihitung sebegai berikut.
𝐶𝑠 = 𝐴𝑠 ′ (𝑓𝑦 − 0.85𝑓𝑐 ′ )
𝐶𝑠 = 6400 𝑥 (420 − 0.85 𝑥 50) = 1326150 𝑁
Pengurangan 0.85fc’ pada fy adalah untuk mencegah luas tulangan
terhitung dua kali pada perhitungan Cc dan Cs. Pada perhitungan Cc,
dimensi tekan adalah a bw, yang didalamnya terdapat As’ sehingga saat
perhitungan Cs, nilai fy dikurangkan 0.85fc’ untuk mencegah As’
terhitung dua kali saat perhitungan Cc dan Cs. Besar regangan baja tarik
adalah regangan leleh, sehingga T dapat dihitung sebagai berikut.
𝑇 = 𝐴𝑠 𝑓𝑦
𝑇 = 3200 𝑥 420 = 1344000 𝑁
e. Hitung ϕPn dan ϕMn
𝑃𝑛 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑠 − 𝑇
𝑃𝑛 = 6616612 + 1326150 − 1344000 = 6598762 𝑁
𝜙𝑃𝑛 = 0.9 𝑥 6598762 = 4289195 𝑁
Titik acuan yang digunakan perhitungan momen adalah 0.5h dengan h
adalah tinggi total penampang kolom ( 800 mm ).
ℎ 𝑎 ℎ ℎ
𝑀𝑛 = 𝐶𝑐 ( − ) + 𝐶𝑠 ( − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡) + 𝑇 (𝑑 − )
2 2 2 2
194.6
𝑀𝑛 = 6616612 (400 − ) + 1326150(360) + 1344000 (339)
2
𝑀𝑛 = 2949297 𝑁 𝑚
𝜙𝑀𝑛 = 0.65 𝑥 2949297 = 1917043 𝑁 𝑚
6. Momen Murni
Pada kondisi momen murni, besar gaya aksial yang bekerja adalah 0,
sehingga,
𝑃𝑛 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑠 − 𝑇 = 0
Berikut adalah langkah-langkah perhitungan kondisi momen murni.
111
a. Cari nilai c yang dapat membuat persamaan di atas menjadi berlaku.
Dapat menggunakan fitur goal seek pada Ms Excel, didapat bahwa c =
46.16 mm.
b. Hitung nilai a
𝑎 = 2𝛽𝑐
Β adalah koefisien fungsi dari fc’ yang pernah dibahas pada bagian
penulangan lentur balok, karena fc’ kolom adalah 50 MPa, maka besar
β adalah 0.346.
𝑎 = 2 𝑥 0.346 𝑥 46.16 = 32 𝑚𝑚
c. Hitung regangan baja tekan
Baja tekan terletak 40 mm dibawah permukaan kolom ( selimut = 40
mm).
𝑐 − 40
𝜀𝑠 ′ = 𝑥 𝜀𝑐
𝑐
46 − 40
𝜀𝑠 ′ = 𝑥 0.003 = 0.0004
46
Karena regangan baja tekan tidak lelah, maka fs’ = regangan x E =
0.004 x 200000 = 80 MPa.
d. Hitung Cc, Cs, dan T.
𝐶𝑐 = 0.85 𝑓𝑐 ′ 𝑎 𝑏𝑤
𝐶𝑐 = 0.85 𝑥 50 𝑥 32 𝑥 800 = 1087548 𝑁
Karena baja tekan leleh, Cs dapat dihitung sebegai berikut.
𝐶𝑠 = 𝐴𝑠 ′ (𝑓𝑠′ − 0.85𝑓𝑐 ′ )
𝐶𝑠 = 6400 𝑥 (80 − 0.85 𝑥 50) = 253045 𝑁
Pengurangan 0.85fc’ pada fy adalah untuk mencegah luas tulangan
terhitung dua kali pada perhitungan Cc dan Cs. Pada perhitungan Cc,
dimensi tekan adalah a bw, yang didalamnya terdapat As’ sehingga saat
perhitungan Cs, nilai fy dikurangkan 0.85fc’ untuk mencegah As’
terhitung dua kali saat perhitungan Cc dan Cs. Besar regangan baja tarik
adalah regangan leleh, sehingga T dapat dihitung sebagai berikut.
𝑇 = 𝐴𝑠 𝑓𝑦
𝑇 = 3200 𝑥 420 = 1344000 𝑁
112
e. Hitung ϕPn dan ϕMn
𝑃𝑛 = 𝐶𝑐 + 𝐶𝑠 − 𝑇
𝑃𝑛 = 0 𝑁 (𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖)
𝜙𝑃𝑛 = 0 𝑁
Titik acuan yang digunakan perhitungan momen adalah 0.5h dengan h
adalah tinggi total penampang kolom ( 800 mm ).
ℎ 𝑎 ℎ ℎ
𝑀𝑛 = 𝐶𝑐 ( − ) + 𝐶𝑠 ( − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡) + 𝑇 (𝑑 − )
2 2 2 2
194.6
𝑀𝑛 = 1087548 (400 − ) + 253045(360) + 1344000 (339)
2
𝑀𝑛 = 977778 𝑁 𝑚
𝜙𝑀𝑛 = 0.9 𝑥 977778 = 880000 𝑁 𝑚
7. Tarik Murni
Pada kondisi tarik murni, tidak ada momen yang bekerja dan besar tegangan
aksial tarik yang dapat ditahan penampang dapat dihitung sebagai berikut.
𝑇 = 𝐴𝑠 𝑓𝑦
𝑇 = 6400 𝑥 420 = 2688000 𝑁
𝜙𝑇 = 0.9 𝑥 2688000 = 2419200 𝑁
𝛼𝜙𝑇 = 0.8 𝑥 2419200 = 1935360 𝑁
𝜙𝑇𝑛 𝑚𝑎𝑥 = 1935360 𝑁
Pada grafik diberi tanda (-) karena merupakan gaya tarik.
Plot data Pn, Mn, ϕPn, dan ϕMn yang didapat kedalam grafik.
No Jenis Kondisi As' (mm2) As (mm2) εs' εs εc c (mm) a (mm) fs' (Mpa) fs (Mpa) Cc (N) Cs (N) T (N) Pn (N) Mn (N m) ФPn (N) ФMn (N m) αФPn (N)
113
Diagram Interaksi
35000000
30000000
25000000
20000000
Pn (N)
10000000 Terfaktor
5000000
0
0 1000000 2000000 3000000 4000000
-5000000
Mn (N m)
Cari nilai Pu dan Mu pada kolom yang digunakan untuk diagram interaksi manual
melalui ETABS. Didapat Pu = 4317648 N dan Mu = 492533.8 N m, lalu plot nilai
P dan M tersebut ke dalam diagram interaksi manual. Dapat dilihat bahwa nilai P
dan M ETABS masuk ke dalam range diagram interaksi manual, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kolom kuat menahan beban yang diberikan.
114
Tabel 5. 6 Gaya Geser Maksimal Kolom Tiap Lantai
115
Tabel 5. 7 Kebutuhan Tulangan Geser Kolom Tiap Lantai
Berikut adalah contoh perhitungan kebutuhan penulangan geser kolom untuk kolom
penghubung lantai 8 dengan lantai 7.
3. Hitung S
2 𝐴𝑣 𝐷𝑥𝑥
𝑆=
𝐴𝑣
𝑠
157.07
𝑆= = 376 𝑚𝑚
0.417
116
longitudinal ). Lakukan pembulatan menjadi 350 mm untuk kemudahan
konstruksi..
Dimensi Jumlah
Kolom Av min/s S (mm) S max (mm) S rev (mm)
(mm) Tulangan/ m
Atap - Lt 8 300 0.313147289 501.6158156 300 300 4
Lt 8 - Lt 7 400 0.417529718 376.2118617 352 350 3
Untuk kebutuhan tulangan pengikat, cukup dihitung jarak antar tulangan. Jarak
antar tulangan adalah nilai minimum dari 16 kali diameter tulangan longitudinal,
48 kali diameter tulangan sengkang, dan sisi terpendek kolom. Diameter tulangan
longitudinal kolom adalah 22 mm, diameter tulangan sengkang adalah 10 mm.
Sehingga 16 kali diameter tulangan longitudinal bernilai 352 mm, 48 kali diameter
tulangan sengkang bernilai 480 mm. Misal untuk kolom penghubung lantai 2
dengan lantai 1, jarak antar tulangan pengikat adalah minimal dari 352 mm, 480
mm, dan 800 mm. Sehingga jarak antar tulangan pengikat pada kolom penghubung
lantai 2 dengan lantai 1 adalah 352 mm. lakukan pembulatan ke kelipatan 50
terdekat terbawah untuk kemudahan kosntruksi menjadi 350 mm. Lakukan langkah
yang sama untuk kolom lain yang butuh tulangan pengikat saja.
Jumlah
Kolom Dimensi S max S rev
Tulangan/ m
Lt 7 - Lt 6 450 352 350 3
Lt 6 - Lt 5 500 352 350 3
Lt 5 - Lt 4 550 352 350 3
Lt 4 - Lt 3 600 352 350 3
Lt 3 - Lt 2 650 352 350 3
Lt 2 - Lt 1 800 352 350 3
117
Tabel 5. 10 Rangkuman Kebutuhan Tulangan Geser Kolom
118
BAB VI
DESAIN PENULANGAN PELAT
119
Berikut adalah hasil pengelompokkan pelat.
Bentang Tipe
II
III
7.5 x 5
VI A
VI B
II
5.5 x 3
VI B
3.5 x 2.5 VI A
3x2 VI A
3. Menghitung nilai beban maksimal yang bekerja pada pelat
Beban yang bekerja pada pelat dihitung dengan persamaan berikut.
𝑞𝑢 = 1.2𝑆𝐼𝐷𝐿 + 1.6𝐿𝐿
Keterangan:
Nilai SIDL dan LL diambil maksimal dari semua fungsi, sehingga didapat
SIDL = 1.962 kN/m2 dan LL = 4.79 kN/m2, maka
𝑞𝑢 = 1.2 𝑥 1.962 + 1.6 𝑥 4.79 = 10 𝑘𝑁/𝑚2
4. Berdasarkan pengelompokkan berdasarkan tipe pada poin 2, cari nilai koefisien
Mlx, Mly, Mtx, dan Mty masing-masing pelat. Pencarian koefisien dilakukan
dengan melihat pada panduan yang telah diberikan pada poin 2.
120
𝑀𝑢 𝑙𝑥 = 0.01 𝑥 10 𝑥 (5)2 𝑥 56
𝑀𝑢 𝑙𝑥 = 14 𝑘𝑁 𝑚/𝑚
6. Hitung Mn dari Mu yang didapat pada poin 5
𝑀𝑢 𝑙𝑥
𝑀𝑛 𝑙𝑥 =
𝜙
14
𝑀𝑛 𝑙𝑥 =
0.75
𝑀𝑛 𝑙𝑥 = 15.58 𝑘𝑁 𝑚/𝑚
Asumsi selimut = 20 mm
121
𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛 = 0.18% 𝑥 1000 𝑥 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛 = 0.18% 𝑥 1000 𝑥 200
𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛 = 360 𝑚𝑚2 /𝑚
Karena As yang didapat pada poin 7 besarnya kurang dari As min, maka As
yang harus dipasang pada pelat adalah sebesar As min ( 360 mm2/ m).
9. Hitung S ( jarak antar tulangan pada pelat )
Tentukan luas satu tulangan terlebih dahulu,
𝐴𝑠 1 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 0.25𝜋 (𝜙)2
𝐴𝑠 1 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 0.25𝜋 (13)2
𝐴𝑠 1 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 132.73 𝑚𝑚2
𝐴𝑠𝑑
𝑆= 𝑥 1000
𝐴𝑠
132.73
𝑆= 𝑥 1000
360
𝑆 = 368.7 𝑚𝑚
Lakukan pembulatan nilai S ke kelipatan 50 terbawah terdekat sehingga S lx =
350 mm.
10. Hitung banyaknya tulangan tiap 1 m panjang.
1000
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
𝑆
1000
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 =
350
𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑇𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 2.85
𝑚
Lakukan pembulatan ke atas untuk jumlah tulangan sehingga didapat jumlah
tulangan lx untuk bentang 7.5 m x 5 m tipe II adalah 3 tulangan/ m.
Bentang Tipe Mlx Mly Mtx Mty Mu lx Mu ly Mu tx Mu ty Mn lx Mn ly Mn tx Mn ty As lx As ly As tx As ty As lx rev As ly rev As tx rev As ty rev
II 56 37 56 37 14.02576 9.26702 14.02576 9.26702 15.5841778 10.296689 15.584178 10.2966889 231.203 165.1321 231.203 165.13211 360 360 360 360
III 76 51 76 51 19.03496 12.77346 19.03496 12.77346 21.1499556 14.192733 21.149956 14.1927333 313.7754 227.6145 313.7754 227.61453 360 360 360 360
7.5 x 5
VI A 69 51 69 51 17.28174 12.77346 17.28174 12.77346 19.2019333 14.192733 19.201933 14.1927333 284.8751 227.6145 284.8751 227.61453 360 360 360 360
VI B 58 36 58 36 14.52668 9.01656 14.52668 9.01656 16.1407556 10.0184 16.140756 10.0184 239.4602 160.6691 239.4602 160.66908 360 360 360 360
II 60.3 35 60.3 35 5.4369857 3.155796 5.43698568 3.155796 6.0410952 3.50644 6.0410952 3.50644 89.62418 56.23418 89.62418 56.234178 360 360 360 360
5.5 x 3
VI B 62 34.7 62 34.7 5.5902672 3.1287463 5.5902672 3.1287463 6.211408 3.4763848 6.211408 3.4763848 92.15089 55.75217 92.15089 55.752171 360 360 360 360
3.5 x 2.5 VI A 65 51 65 51 4.069975 3.193365 4.069975 3.193365 4.52219444 3.5481833 4.5221944 3.54818333 67.09014 56.90363 67.09014 56.903633 360 360 360 360
3x2 VI A 69 51 69 51 3.588 2.652 3.588 2.652 3.98666667 2.9466667 3.9866667 2.94666667 59.14519 47.25687 59.14519 47.25687 360 360 360 360
122
Tabel 6. 4 Jumlah Tulangan Pelat tiap meter
123
BAB VII
KUBIKASI
Kubikasi balok meliputi perhitungan volume beton dan berat total tulangan
yang dibutuhkan untuk konstruksi balok. Berikut adalah langkah-langkah
perhitungan untuk menghitung volume beton yang dibutuhkan untuk membuat
semua balok pada struktur bangunan. Contoh perhitungan adalah perhitungan
volume balok pada balok sepanjang 7.5 m pada fungsi apartemen ( lantai 3 ).
124
4. Menghitung volume total balok
Terdapat 26 balok yang memiliki dimensi 7.5 m pada lantai 3, sehingga
volume total balok dimensi 7.5 m adalah sebagai berikut.
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 0.92475 𝑥 26 = 24.0435 𝑚3
Lakukan langkah perhitungan di atas untuk balok yang memiliki ukuran lain
dan terletak pada lantai lain dalam bangunan sehingga didapat hasil yang
ditampilkan dalam tabel berikut.
125
Tabel 7. 1 Perhitungan Volume Beton Balok
BETON
Dimensi Penampang Panjang Lebar Kolom Panjang 3 Jumlah Volume
Lantai Volume (m )
b (mm) h (mm) Balok (mm) (mm) Bersih (mm) Balok Total (m3)
7500 800 6700 0.9045 26 23.517
5500 800 4700 0.6345 8 5.076
5000 800 4200 0.567 28 15.876
3500 800 2700 0.3645 4 1.458
1 300 650
3000 800 2200 0.297 15 4.455
2500 800 1700 0.2295 4 0.918
2000 800 1200 0.162 8 1.296
1500 800 700 0.0945 2 0.189
7500 800 6700 0.9045 26 23.517
5500 800 4700 0.6345 8 5.076
5000 800 4200 0.567 28 15.876
3500 800 2700 0.3645 4 1.458
2 300 650
3000 800 2200 0.297 15 4.455
2500 800 1700 0.2295 4 0.918
2000 800 1200 0.162 8 1.296
1500 800 700 0.0945 2 0.189
7500 650 6850 0.92475 26 24.0435
5500 650 4850 0.65475 8 5.238
5000 650 4350 0.58725 28 16.443
3500 650 2850 0.38475 4 1.539
3 300 650
3000 650 2350 0.31725 15 4.75875
2500 650 1850 0.24975 4 0.999
2000 650 1350 0.18225 8 1.458
1500 650 850 0.11475 2 0.2295
7500 600 6900 0.9315 26 24.219
5500 600 4900 0.6615 8 5.292
5000 600 4400 0.594 28 16.632
3500 600 2900 0.3915 4 1.566
4 300 650
3000 600 2400 0.324 15 4.86
2500 600 1900 0.2565 4 1.026
2000 600 1400 0.189 8 1.512
1500 600 900 0.1215 2 0.243
7500 550 6950 0.93825 26 24.3945
5500 550 4950 0.66825 8 5.346
5000 550 4450 0.60075 28 16.821
3500 550 2950 0.39825 4 1.593
5 300 650
3000 550 2450 0.33075 15 4.96125
2500 550 1950 0.26325 4 1.053
2000 550 1450 0.19575 8 1.566
1500 550 950 0.12825 2 0.2565
7500 500 7000 0.945 26 24.57
5500 500 5000 0.675 8 5.4
5000 500 4500 0.6075 28 17.01
3500 500 3000 0.405 4 1.62
6 300 650
3000 500 2500 0.3375 15 5.0625
2500 500 2000 0.27 4 1.08
2000 500 1500 0.2025 8 1.62
1500 500 1000 0.135 2 0.27
7500 450 7050 0.95175 26 24.7455
5500 450 5050 0.68175 8 5.454
5000 450 4550 0.61425 28 17.199
3500 450 3050 0.41175 4 1.647
7 300 650
3000 450 2550 0.34425 15 5.16375
2500 450 2050 0.27675 4 1.107
2000 450 1550 0.20925 8 1.674
1500 450 1050 0.14175 2 0.2835
7500 400 7100 0.9585 26 24.921
5500 400 5100 0.6885 8 5.508
5000 400 4600 0.621 28 17.388
3500 400 3100 0.4185 4 1.674
8 300 650
3000 400 2600 0.351 15 5.265
2500 400 2100 0.2835 4 1.134
2000 400 1600 0.216 8 1.728
1500 400 1100 0.1485 2 0.297
7500 300 7200 0.972 26 25.272
5500 300 5200 0.702 8 5.616
5000 300 4700 0.6345 28 17.766
3500 300 3200 0.432 4 1.728
Atap 300 650
3000 300 2700 0.3645 15 5.4675
2500 300 2200 0.297 4 1.188
2000 300 1700 0.2295 8 1.836
1500 300 1200 0.162 2 0.324
3
Total (m ) 502.63875
126
7.1.2 Tulangan Baja
Berat tulangan baja yang digunakan terdiri dari berat tulangan longitudinal dan
tulangan geser. Banyak tulangan longitudinal dan geser yang digunakan adalah
tulangan longitudinal dan geser yang sudah memperhitungkan torsi yang
didapat dari sub-bab 4.4. Berikut adalah langkah-langkah perhitungan berat
tulangan longitudinal yang digunakan dalam balok bangunan. Contoh
perhitungan adalah perhitungan berat tulangan longitudinal pada balok
sepanjnag 7.5 m pada fungsi apartemen lantai 3.
127
longitudinal pada bagian atas, tengah, dan bawah penampang yang
didapat dari Tabel 4.29.
d. S adalah jarak antar sengkang
Dari hasil perhitungan pada sub-bab yang lalu didapat bahwa Av sebesar
157.08 mm2, jarak antar sengkang pada lantai 3 antara kondisi lapangan dan
tumpuan adalah sama yaitu sebesar 100 mm ( dapat dilihat pada sub-bab 4.3
), dan n sebesar 15.
157.08 𝑥 420
𝐾𝑡𝑟 = = 0.43982 𝑚𝑚
100 𝑥 15 𝑥 150
4. Hitung panjang penyaluran (Ld)
Panjang penyaluran (Ld) dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.
0.9 𝑓𝑦 𝛼𝛽𝛾𝜆
𝐿𝑑 = ( ) ∗ 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑐 + 𝐾𝑡𝑟
(𝑓𝑐 ′ )0.5 ( )
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Keterangan :
α adalah faktor lokasi dipilih nilai α sebesar 1.3 ( asumsi berada di atas,
agar konservatif ). β adalah faktor coating, ambil nilai β sebesar 1 dengan
asumsi baja tulangan yang digunakan dalam kondisi uncoating. γ adalah
faktor diameter tulangan, untuk tulangan sebesar 16 mm, nilai koefisien
ini adalah 0.8. λ adalah faktor jenis beton, beton yang digunakan adalah
beton biasa sehingga nilai koefisien ini adalah 1. Ktr diperoleh dari
perhitungan pada poin 3.
128
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
=𝜌𝐴
𝑚
Keterangan :
ρ adalah massa jenis tulangan yaitu 7850 kg/ m3 dan A adalah luas
penampang tulangan diameter 16 mm sebesar 201.06 mm2 atau 2.01 x 10-4
m2 .
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
= 7850 𝑥 2.01 𝑥 10−4 = 1.578 𝑘𝑔/𝑚
𝑚
7. Hitung berat total tulangan longitudinal pada balok 7.5 m pada fungsi
apartemen lantai 3.
Berdasarkan denah bangunan dan desain pada ETABS, hitung jumlah
balok yang berdimensi 7.5 m. Terdapat 26 balok yang memiliki panjang
7.5 m dalam satu lantai. Banyak tulangan dalam satu penampang balok
dapat dilihat pada sub-bab 4.4, didapat bahwa banyak tulangan (n) pada
fungsi apartemen adalah 15 tulangan diameter 16, sehingga berat total
tulangan dapat dihitung sebagai berikut.
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐿 𝑡𝑜𝑡 ∗ 𝑛 ∗ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 ∗
𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 7.68 ∗ 15 ∗ 26 ∗ 1.578
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4728.8 𝑘𝑔
Lakukan langkah perhitungan di atas untuk balok dengan panjang yang lain
pada lantai yang lain dalam struktur bangunan. Berikut adalah hasil
perhitungan berat tulangan longitudinal yang didapat.
129
Tabel 7. 2 Perhitungan Berat Tulangan Longitudinal Balok
TULANGAN LONGITUDINAL
Dimensi Panjang Balok Lebar Kolom Panjang Bersih Jarak Antar Panjang Banyak Jumlah Berat Total
Lantai c (mm) Ktr Ld (mm)
b (mm) h (mm) (mm) (mm) (mm) Sengkang (mm) Total (mm) Tulangan Balok (kg)
7500 800 6700 20 0 0 850.552424 7550.552424 11 26 3408.350613
5500 800 4700 20 0 0 850.552424 5550.552424 11 8 770.9361034
5000 800 4200 20 0 0 850.552424 5050.552424 11 28 2455.212595
3500 800 2700 20 0 0 850.552424 3550.552424 11 4 246.5744706
1 300 650
3000 800 2200 20 0 0 850.552424 3050.552424 11 15 794.4415323
2500 800 1700 20 0 0 850.552424 2550.552424 11 4 177.12768
2000 800 1200 20 0 0 850.552424 2050.552424 11 8 284.8085695
1500 800 700 20 0 0 850.552424 1550.552424 11 2 53.84044472
7500 800 6700 20 150 0.293215 838.262849 7538.262849 15 26 4640.185975
5500 800 4700 20 150 0.293215 838.262849 5538.262849 15 8 1048.948855
5000 800 4200 20 150 0.293215 838.262849 5038.262849 15 28 3339.870401
3500 800 2700 20 150 0.293215 838.262849 3538.262849 15 4 335.0740896
2 300 650
3000 800 2200 20 150 0.293215 838.262849 3038.262849 15 15 1078.965019
2500 800 1700 20 150 0.293215 838.262849 2538.262849 15 4 240.3739206
2000 800 1200 20 150 0.293215 838.262849 2038.262849 15 8 386.0476723
1500 800 700 20 150 0.293215 838.262849 1538.262849 15 2 72.83687583
7500 650 6850 20 100 0.439823 832.250284 7682.250284 15 26 4728.817599
5500 650 4850 20 100 0.439823 832.250284 5682.250284 15 8 1076.220124
5000 650 4350 20 100 0.439823 832.250284 5182.250284 15 28 3435.319842
3500 650 2850 20 100 0.439823 832.250284 3682.250284 15 4 348.709724
3 300 650
3000 650 2350 20 100 0.439823 832.250284 3182.250284 15 15 1130.098648
2500 650 1850 20 100 0.439823 832.250284 2682.250284 15 4 254.0095551
2000 650 1350 20 100 0.439823 832.250284 2182.250284 15 8 413.3189412
1500 650 850 20 100 0.439823 832.250284 1682.250284 15 2 79.65469307
7500 600 6900 20 100 0.439823 832.250284 7732.250284 15 26 4759.595154
5500 600 4900 20 100 0.439823 832.250284 5732.250284 15 8 1085.690141
5000 600 4400 20 100 0.439823 832.250284 5232.250284 15 28 3468.464901
3500 600 2900 20 100 0.439823 832.250284 3732.250284 15 4 353.4447325
4 300 650
3000 600 2400 20 100 0.439823 832.250284 3232.250284 15 15 1147.85493
2500 600 1900 20 100 0.439823 832.250284 2732.250284 15 4 258.7445635
2000 600 1400 20 100 0.439823 832.250284 2232.250284 15 8 422.7889581
1500 600 900 20 100 0.439823 832.250284 1732.250284 15 2 82.02219729
7500 550 6950 20 100 0.439823 832.250284 7782.250284 15 26 4790.372709
5500 550 4950 20 100 0.439823 832.250284 5782.250284 15 8 1095.160158
5000 550 4450 20 100 0.439823 832.250284 5282.250284 15 28 3501.609961
3500 550 2950 20 100 0.439823 832.250284 3782.250284 15 4 358.1797409
5 300 650
3000 550 2450 20 100 0.439823 832.250284 3282.250284 15 15 1165.611212
2500 550 1950 20 100 0.439823 832.250284 2782.250284 15 4 263.479572
2000 550 1450 20 100 0.439823 832.250284 2282.250284 15 8 432.258975
1500 550 950 20 100 0.439823 832.250284 1782.250284 15 2 84.38970152
7500 500 7000 20 100 0.439823 832.250284 7832.250284 15 26 4821.150264
5500 500 5000 20 100 0.439823 832.250284 5832.250284 15 8 1104.630175
5000 500 4500 20 100 0.439823 832.250284 5332.250284 15 28 3534.75502
3500 500 3000 20 100 0.439823 832.250284 3832.250284 15 4 362.9147494
6 300 650
3000 500 2500 20 100 0.439823 832.250284 3332.250284 15 15 1183.367493
2500 500 2000 20 100 0.439823 832.250284 2832.250284 15 4 268.2145804
2000 500 1500 20 100 0.439823 832.250284 2332.250284 15 8 441.7289919
1500 500 1000 20 100 0.439823 832.250284 1832.250284 15 2 86.75720574
7500 450 7050 20 100 0.439823 832.250284 7882.250284 15 26 4851.927819
5500 450 5050 20 100 0.439823 832.250284 5882.250284 15 8 1114.100191
5000 450 4550 20 100 0.439823 832.250284 5382.250284 15 28 3567.900079
3500 450 3050 20 100 0.439823 832.250284 3882.250284 15 4 367.6497578
7 300 650
3000 450 2550 20 100 0.439823 832.250284 3382.250284 15 15 1201.123775
2500 450 2050 20 100 0.439823 832.250284 2882.250284 15 4 272.9495889
2000 450 1550 20 100 0.439823 832.250284 2382.250284 15 8 451.1990088
1500 450 1050 20 100 0.439823 832.250284 1882.250284 15 2 89.12470997
7500 400 7100 20 100 0.439823 832.250284 7932.250284 15 26 4882.705374
5500 400 5100 20 100 0.439823 832.250284 5932.250284 15 8 1123.570208
5000 400 4600 20 100 0.439823 832.250284 5432.250284 15 28 3601.045138
3500 400 3100 20 100 0.439823 832.250284 3932.250284 15 4 372.3847663
8 300 650
3000 400 2600 20 100 0.439823 832.250284 3432.250284 15 15 1218.880057
2500 400 2100 20 100 0.439823 832.250284 2932.250284 15 4 277.6845973
2000 400 1600 20 100 0.439823 832.250284 2432.250284 15 8 460.6690257
1500 400 1100 20 100 0.439823 832.250284 1932.250284 15 2 91.49221419
7500 300 7200 20 250 0.202995 842.006262 8042.006262 13 26 4290.230348
5500 300 5200 20 250 0.202995 842.006262 6042.006262 13 8 991.7769572
5000 300 4700 20 250 0.202995 842.006262 5542.006262 13 28 3183.962171
3500 300 3200 20 250 0.202995 842.006262 4042.006262 13 4 331.7415191
Atap 300 650
3000 300 2700 20 250 0.202995 842.006262 3542.006262 13 15 1090.142922
2500 300 2200 20 250 0.202995 842.006262 3042.006262 13 4 249.6680393
2000 300 1700 20 250 0.202995 842.006262 2542.006262 13 8 417.2625989
1500 300 1200 20 250 0.202995 842.006262 2042.006262 13 2 83.79727979
TOTAL (kg) 100455.9182
130
Setelah menghitung berat tulangan longitudinal yang dibutuhkan, langkah
berikutnya adalah menghitung berat tulangan geser yang dibutuhkan. Tulangan
geser dibagi menjadi tulangan geser lapangan dan tulangan geser tumpuan.
Berikut adalah langkah perhitungan berat tulangan geser yang dibutuhkan.
Contoh perhitungan adalah balok 7.5 m kondisi lapangan pada fungsi
apartemen lantai 3.
131
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑜𝑘 = 4𝑑𝑠 + 𝑙𝑡𝑠
Lts dipilih yang terbesar diantara 6ds (60mm) dan 75 mm, maka Lts yang
dipilih adaah 75 mm.
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑜𝑘 = 4 𝑥 10 + 75 = 115 𝑚𝑚
4. Hitung panjang total tulangan yang diperlukan untuk sengkang
𝐿 𝑡𝑜𝑡 = 𝐿 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 + 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑜𝑘
𝐿 𝑡𝑜𝑡 = 1580 + 115
𝐿 𝑡𝑜𝑡 = 1695 𝑚𝑚
𝐿 𝑡𝑜𝑡 = 1.695 𝑚
5. Hitung banyak sengkang
Kondisi lapangan terletak pada stasioning balok 0.25L hingga 0.75L atau
sepanjang 0.5L, sehingga banyak sengkang dapat dihitung sebagai berikut.
0.5 𝐿𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 =
𝑆
0.5 𝑥 6850
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 =
100
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 = 34.25
Lakukan pembulatan satuan keatas terdekat sehingga didapat banyak
sengkang untuk lapangan adalah 35 sengkang.
6. Hitung berat total sengkang dalam balok 7.5 m
Untuk menghitung berat sengkang total dibutuhkan juga data mengenai
banyak sengkang pada daerah tumpuan. Sengkang pada tumpuan dapat
dihitung dengan cara yang sama dengan langkah 1 – 5 perhitungan ini.
Didapat banyak sengkang tumpuan adalah sebanyak 35 sengkang juga
karena jarak antar sengkang dan data lainnya adalah sama dengan kondisi
tumpuan. Berat total sengkang dapat dihitung sebagai berikut.
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = (𝐿𝑡𝑜𝑡 ∗ (𝑛 𝑙𝑎𝑝 + 𝑛 𝑡𝑢𝑚𝑝)) ∗ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘 ∗
𝑚
Keterangan :
n lap dan n tump secara berturut-turut adalah banyak sengkang lapangan
dan tumpuan. Berat per satuan meter panjang untuk tulangan berdiameter
10 mm dapat dihitung sebagai berikut.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
=𝜌𝐴
𝑚
132
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
= 7850 𝑥 7.85 𝑥 10−5 = 0.6165 𝑘𝑔/𝑚
𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = (1.695 ∗ (35 + 35)) ∗ 26 ∗ 0.6165
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1901.96 𝑘𝑔
133
Tabel 7. 4 Berat Tulangan Sengkang Balok
TULANGAN SENGKANG LAPANGAN & TUMPUAN
Dimensi Panjang Balok Lebar Kolom Panjang Bersih L sengkang Hook S Banyak Sengkang Berat Total Tulangan Berat Total Tulangan
Lantai Jumlah Balok
b (mm) h (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) Lapangan (mm) Tumpuan (mm) Lapangan (mm) Tumpuan (mm) Lapangan Tumpuan ф10 (kg) ф13 (kg)
7500 800 6700 1580 0 0 0 0 0 0 26 0 0
5500 800 4700 1580 0 0 0 0 0 0 8 0 0
5000 800 4200 1580 0 0 0 0 0 0 28 0 0
3500 800 2700 1580 0 0 0 0 0 0 4 0 0
1 300 650
3000 800 2200 1580 0 0 0 0 0 0 15 0 0
2500 800 1700 1580 0 0 0 0 0 0 4 0 0
2000 800 1200 1580 0 0 0 0 0 0 8 0 0
1500 800 700 1580 0 0 0 0 0 0 2 0 0
7500 800 6700 1580 130 130 150 150 23 23 26 0 2130.95134
5500 800 4700 1580 130 130 150 150 16 16 8 0 456.1233637
5000 800 4200 1580 130 130 150 150 14 14 28 0 1396.877801
3500 800 2700 1580 130 130 150 150 9 9 4 0 128.2846961
2 300 650
3000 800 2200 1580 130 130 150 150 8 8 15 0 427.6156535
2500 800 1700 1580 130 130 150 150 6 6 4 0 85.5231307
2000 800 1200 1580 130 130 150 150 4 4 8 0 114.0308409
1500 800 700 1580 130 130 150 150 3 3 2 0 21.38078268
7500 650 6850 1580 115 115 100 100 35 35 26 1901.956713 0
5500 650 4850 1580 115 115 100 100 25 25 8 418.0124645 0
5000 650 4350 1580 115 115 100 100 22 22 28 1287.478391 0
3500 650 2850 1580 115 115 100 100 15 15 4 125.4037394 0
3 300 650
3000 650 2350 1580 115 115 100 100 12 12 15 376.2112181 0
2500 650 1850 1580 115 115 100 100 10 10 4 83.6024929 0
2000 650 1350 1580 115 115 100 100 7 7 8 117.0434901 0
1500 650 850 1580 115 115 100 100 5 5 2 20.90062323 0
7500 600 6900 1580 115 115 100 100 35 35 26 1901.956713 0
5500 600 4900 1580 115 115 100 100 25 25 8 418.0124645 0
5000 600 4400 1580 115 115 100 100 22 22 28 1287.478391 0
3500 600 2900 1580 115 115 100 100 15 15 4 125.4037394 0
4 300 650
3000 600 2400 1580 115 115 100 100 12 12 15 376.2112181 0
2500 600 1900 1580 115 115 100 100 10 10 4 83.6024929 0
2000 600 1400 1580 115 115 100 100 7 7 8 117.0434901 0
1500 600 900 1580 115 115 100 100 5 5 2 20.90062323 0
7500 550 6950 1580 115 115 100 100 35 35 26 1901.956713 0
5500 550 4950 1580 115 115 100 100 25 25 8 418.0124645 0
5000 550 4450 1580 115 115 100 100 23 23 28 1346.000136 0
3500 550 2950 1580 115 115 100 100 15 15 4 125.4037394 0
5 300 650
3000 550 2450 1580 115 115 100 100 13 13 15 407.5621529 0
2500 550 1950 1580 115 115 100 100 10 10 4 83.6024929 0
2000 550 1450 1580 115 115 100 100 8 8 8 133.7639886 0
1500 550 950 1580 115 115 100 100 5 5 2 20.90062323 0
7500 500 7000 1580 115 115 100 100 35 35 26 1901.956713 0
5500 500 5000 1580 115 115 100 100 25 25 8 418.0124645 0
5000 500 4500 1580 115 115 100 100 23 23 28 1346.000136 0
3500 500 3000 1580 115 115 100 100 15 15 4 125.4037394 0
6 300 650
3000 500 2500 1580 115 115 100 100 13 13 15 407.5621529 0
2500 500 2000 1580 115 115 100 100 10 10 4 83.6024929 0
2000 500 1500 1580 115 115 100 100 8 8 8 133.7639886 0
1500 500 1000 1580 115 115 100 100 5 5 2 20.90062323 0
7500 450 7050 1580 115 115 100 100 36 36 26 1956.298334 0
5500 450 5050 1580 115 115 100 100 26 26 8 434.7329631 0
5000 450 4550 1580 115 115 100 100 23 23 28 1346.000136 0
3500 450 3050 1580 115 115 100 100 16 16 4 133.7639886 0
7 300 650
3000 450 2550 1580 115 115 100 100 13 13 15 407.5621529 0
2500 450 2050 1580 115 115 100 100 11 11 4 91.96274219 0
2000 450 1550 1580 115 115 100 100 8 8 8 133.7639886 0
1500 450 1050 1580 115 115 100 100 6 6 2 25.08074787 0
7500 400 7100 1580 115 115 100 100 36 36 26 1956.298334 0
5500 400 5100 1580 115 115 100 100 26 26 8 434.7329631 0
5000 400 4600 1580 115 115 100 100 23 23 28 1346.000136 0
3500 400 3100 1580 115 115 100 100 16 16 4 133.7639886 0
8 300 650
3000 400 2600 1580 115 115 100 100 13 13 15 407.5621529 0
2500 400 2100 1580 115 115 100 100 11 11 4 91.96274219 0
2000 400 1600 1580 115 115 100 100 8 8 8 133.7639886 0
1500 400 1100 1580 115 115 100 100 6 6 2 25.08074787 0
7500 300 7200 1580 115 115 250 250 15 15 26 815.1243058 0
5500 300 5200 1580 115 115 250 250 11 11 8 183.9254844 0
5000 300 4700 1580 115 115 250 250 10 10 28 585.2174503 0
3500 300 3200 1580 115 115 250 250 7 7 4 58.52174503 0
Atap 300 650
3000 300 2700 1580 115 115 250 250 6 6 15 188.105609 0
2500 300 2200 1580 115 115 250 250 5 5 4 41.80124645 0
2000 300 1700 1580 115 115 250 250 4 4 8 66.88199432 0
1500 300 1200 1580 115 115 250 250 3 3 2 12.54037394 0
TOTAL (kg) 28546.0712 4760.787609
134
7.2 Kubikasi Kolom
7.2.1 Beton
Kubikasi kolom kurang lebih sama dengan kubikasi balok. Kubikasi kolom
terdiri dari perhitungan volume beton dan berat tulangan yang dibutuhkan
dalam kosntruksi kolom dalam struktur bangunan. Berikut adalah langkah-
langkah perhitungan volume beton total yang dibutuhkan untuk membangun
semua kolom yang ada pada bangunan. Contoh perhitungan pada kolom
penghubung lantai 3 dengan lantai 2 yang memiliki lebar 650 mm atau 0.65 m
dan tinggi kolom adalah 3.5 m.
Lakukan langkah perhitungan di atas untuk kolom pada lantai lainnya sehingga
didapat hasil berikut.
BETON
Lebar Kolom Tinggi Kolom Banyak Volume
Kolom
(mm) (m) Kolom Total (m3)
Atap - Lt 8 300 3.5 60 18.9
Lt 8 - Lt 7 400 3.5 60 33.6
Lt 7 - Lt 6 450 3.5 60 42.525
Lt 6 - Lt 5 500 3.5 60 52.5
Lt 5 - Lt 4 550 3.5 60 63.525
Lt 4 - Lt 3 600 3.5 60 75.6
Lt 3 - Lt 2 650 3.5 60 88.725
Lt 2 - Lt 1 800 7 60 268.8
3
Total (m ) 644.175
135
7.2.2 Tulangan Baja
Langkah perhitungan berat tulangan baja pada kolom kurang lebih sama pada
kubikasi beton. Tulangan baja terdiri dari tulangan longitudinal dan tulangan
geser. Untuk kolom yang tidak memerlukan tulangan geser, dipasang tulangan
pengikat yang perhitungan beratnya sama dengan tulangan geser pada
umumnya. Berikut adalah langkah perhitungan berat tulangan longitudinal
kolom. Perlu diingat bahwa kolom dibedakan menjadi kolom eksterior dan
kolom interior, sehingga perhitungan berat tulangan kolom dibedakan menjadi
perhitungan berat tulangan longitudinal pada kolom eksterior dan pada kolom
interior. Contoh perhitungan adalah kolom eksterior penghubung lantai 3
dengan lantai 2.
1. Tentukan nilai c
Nilai koefisien c adalah yang terpendek atau minimal dari jarak antara
tulangan ke permukaan beton dan jarak antara dua tulangan. Dalam
pengerjaan tugas besar ini diasumsikan bahwa jarak antar tulangan adalah
40 mm dan selimut adalah 40 mm juga sehingga nilai c adalah 20 mm
(setengah jarak dua tulangan).
2. Hitung Ktr
Ktr adalah faktor jenis sengkang. Ktr dihitung berdasarkan persamaan
berikut.
𝐴𝑣 𝑓𝑦
𝐾𝑡𝑟 =
100 𝑛 𝑆
Keterangan :
a. Av adalah dua kali luas satu tulangan sengkang
b. Fy adalah kekuatan baja tulangan
c. n adalah banyaknya tulangan longitudinal yang akan
disambungkan. Banyak tulangan ini didapat dari Tabel 5.2. Perlu
diingat bahwa banyak tulangan pada tabel tersebut adalah per sisi
dengan asumsi kolom 2 sisi, maka banyak tulangan yang
sebenarnya adalah dua kali dari yang tertulis pada tabel tersebut.
d. S adalah jarak antar sengkang
136
Dari hasil perhitungan pada sub-bab yang lalu didapat bahwa Av sebesar
157.08 mm2, jarak antar sengkang pada kolom penghubung lantai 3 ke lantai
2 yaitu sebesar 350 mm ( dapat dilihat pada Tabel 5.9 ), dan n sebesar 12.
157.08 𝑥 420
𝐾𝑡𝑟 = = 0.157 𝑚𝑚
100 𝑥 12 𝑥 350
3. Hitung panjang penyaluran (Ld)
Panjang penyaluran (Ld) dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.
0.9 𝑓𝑦 𝛼𝛽𝛾𝜆
𝐿𝑑 = ( ) ∗ 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑐 + 𝐾𝑡𝑟
(𝑓𝑐 ′ )0.5 ( )
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
Keterangan :
α adalah faktor lokasi dipilih nilai α sebesar 1.3 ( asumsi berada di atas,
agar konservatif ). β adalah faktor coating, ambil nilai β sebesar 1 dengan
asumsi baja tulangan yang digunakan dalam kondisi uncoating. γ adalah
faktor diameter tulangan, untuk tulangan sebesar 22 mm, nilai koefisien ini
adalah 1. λ adalah faktor jenis beton, beton yang digunakan adalah beton
biasa sehingga nilai koefisien ini adalah 1. Ktr diperoleh dari perhitungan
pada poin 3.
137
6. Hitung berat tulangan total
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐿𝑡𝑜𝑡 ∗ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 ∗ 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 ∗
𝑚
Perhitungan berat tulangan kolom dipisah menjadi berat tulangan eksteior
dan interior sehingga banyak kolom pada berat total bukan jumlah kolom
total, melainkan jumlah kolom eksterior yaitu ada 34 kolom.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 5.168 ∗ 12 ∗ 34 ∗ 2.98
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 6292.78715 𝑘𝑔
Lakukan perhitungan di atas untuk kolom eksterior pada lantai lainnya dan
kolom interior pada lantai lainnya. Banyak kolom interior adalah 26 kolom.
Hasil perhitungan berat tulangan longitudinal untuk kolom eksterior dan kolom
interior adalah sebagai berikut.
138
1. Hitung panjang sengkang
𝐿 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 = 2(𝑎 + 𝑎 − 4 ∗ 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡)
𝐿 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 = 2(650 + 650 − 4 ∗ 40)
𝐿 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 = 2280 𝑚𝑚
2. Hitung panjang hook yang diperlukan
Untuk diameter sengkang 10 mm, maka panjang total hook yang
dibutuhkan dapat dihitung sebagai berikut.
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑜𝑘 = 4𝑑𝑠 + 𝑙𝑡𝑠
Lts dipilih yang terbesar diantara 6ds (60mm) dan 75 mm, maka Lts yang
dipilih adaah 75 mm.
𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑜𝑘 = 4 𝑥 10 + 75 = 115 𝑚𝑚
3. Hitung panjang total sengkang
𝐿 𝑡𝑜𝑡 = 𝐿 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 + 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑜𝑜𝑘
𝐿 𝑡𝑜𝑡 = 2280 + 115
𝐿 𝑡𝑜𝑡 = 2395 𝑚𝑚
𝐿 𝑡𝑜𝑡 = 2.395 𝑚
4. Hitung banyak sengkang yang dibutuhkan
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 =
𝑆
3500
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 =
350
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 = 10
Banyak sengkang untuk lapangan adalah 10 sengkang.
5. Hitung berat per satuan meter panjang
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
=𝜌𝐴
𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
= 7850 𝑥 7.85 𝑥 10−5 = 0.6165 𝑘𝑔/𝑚
𝑚
139
Lakukan langkah perhitungan di atas untuk kolom pada lantai lainnya. Hasil
perhitungan berat tulangan sengkang adalah sebagai berikut.
TULANGAN GESER
Lebar Kolom Tinggi Kolom Selimut Panjang Sengkang Hook Panjang Jumlah Jumlah Berat Total
Kolom S (mm)
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) Total (mm) Sengkang Kolom (kg)
Atap - Lt 8 300 3500 40 300 880 115 995 12 60 441.687507
Lt 8 - Lt 7 400 3500 40 350 1280 115 1395 10 60 516.041936
Lt 7 - Lt 6 450 3500 40 350 1480 115 1595 10 60 590.026443
Lt 6 - Lt 5 500 3500 40 350 1680 115 1795 10 60 664.01095
Lt 5 - Lt 4 550 3500 40 350 1880 115 1995 10 60 737.995457
Lt 4 - Lt 3 600 3500 40 350 2080 115 2195 10 60 811.979964
Lt 3 - Lt 2 650 3500 40 350 2280 115 2395 10 60 885.964471
Lt 2 - Lt 1 800 7000 40 350 2880 115 2995 20 60 2215.83598
Total (kg) 6863.54271
140
Lakukan langkah perhitungan di atas untuk pelat dengan dimensi yang berbeda
dan pada lantai lainnya. Hasil perhitungan volume beton untuk konstruksi pelat
adalah sebagai berikut.
BETON
Lebar Kolom Dimensi Volume Total
Lantai Tipe Ukuran Jumlah Pelat
(mm) ly (mm) lx (mm) (m3)
7.5 x 5 7500 5000 24 176.928
5.5 x 3 5500 3000 6 19.032
1 800
3.5 x 2.5 3500 2500 2 3.244
3x2 3000 2000 6 6.432
7.5 x 5 7500 5000 24 176.928
5.5 x 3 5500 3000 6 19.032
2 800
3.5 x 2.5 3500 2500 0 0
3x2 3000 2000 0 0
7.5 x 5 7500 5000 24 177.972
5.5 x 3 5500 3000 6 19.293
3 650
3.5 x 2.5 3500 2500 0 0
3x2 3000 2000 0 0
7.5 x 5 7500 5000 24 178.272
5.5 x 3 5500 3000 6 19.368
4 600
3.5 x 2.5 3500 2500 0 0
3x2 3000 2000 0 0
7.5 x 5 7500 5000 24 178.548
5.5 x 3 5500 3000 6 19.437
5 550
3.5 x 2.5 3500 2500 0 0
3x2 3000 2000 0 0
7.5 x 5 7500 5000 24 178.8
5.5 x 3 5500 3000 6 19.5
6 500
3.5 x 2.5 3500 2500 0 0
3x2 3000 2000 0 0
7.5 x 5 7500 5000 24 179.028
5.5 x 3 5500 3000 6 19.557
7 450
3.5 x 2.5 3500 2500 0 0
3x2 3000 2000 0 0
7.5 x 5 7500 5000 24 179.232
5.5 x 3 5500 3000 6 19.608
8 400
3.5 x 2.5 3500 2500 0 0
3x2 3000 2000 0 0
7.5 x 5 7500 5000 24 179.568
5.5 x 3 5500 3000 6 19.692
Atap 300
3.5 x 2.5 3500 2500 2 3.464
3x2 3000 2000 6 7.092
Total (m3) 1800.027
141
7.3.2 Tulangan Baja
142
3. Hitung panjang total tulangan
𝐿𝑡𝑜𝑡 = 𝑙𝑥 + ℎ𝑜𝑜𝑘
Karena perhitungan tulangan dengan arah N-S, maka dalam perhitungan
panjang tulangan yang digunakan adalah lx atau sisi yang sejajar dengan
arah N-S.
𝐿𝑡𝑜𝑡 = 5 + 0.156
𝐿𝑡𝑜𝑡 = 5.156 𝑚
4. Hitung berat tulangan per satuan meter panjang
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
=𝜌𝐴
𝑚
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡
= 7850 𝑥 1.327 𝑥 10−4 = 1.042 𝑘𝑔/𝑚
𝑚
143
Tabel 7. 10 Perhitungan Berat Tulangan Longitudinal Arah N-S Pelat
TULANGAN N -S
Tipe Dimensi (N-S) Hook Jumlah Jumlah Berat Total
Lantai S (mm)
Ukuran ly (mm) lx (mm) (mm) Tulangan Pelat (kg)
7.5 x 5 7500 5000 156 350 44 24 5673.13436
5.5 x 3 5500 3000 156 350 32 6 631.370761
1
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 20 2 110.696606
3x2 3000 2000 156 350 18 6 242.615618
7.5 x 5 7500 5000 156 350 44 24 5673.13436
5.5 x 3 5500 3000 156 350 32 6 631.370761
2
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 20 0 0
3x2 3000 2000 156 350 18 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 44 24 5673.13436
5.5 x 3 5500 3000 156 350 32 6 631.370761
3
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 20 0 0
3x2 3000 2000 156 350 18 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 44 24 5673.13436
5.5 x 3 5500 3000 156 350 32 6 631.370761
4
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 20 0 0
3x2 3000 2000 156 350 18 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 44 24 5673.13436
5.5 x 3 5500 3000 156 350 32 6 631.370761
5
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 20 0 0
3x2 3000 2000 156 350 18 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 44 24 5673.13436
5.5 x 3 5500 3000 156 350 32 6 631.370761
6
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 20 0 0
3x2 3000 2000 156 350 18 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 44 24 5673.13436
5.5 x 3 5500 3000 156 350 32 6 631.370761
7
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 20 0 0
3x2 3000 2000 156 350 18 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 44 24 5673.13436
5.5 x 3 5500 3000 156 350 32 6 631.370761
8
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 20 0 0
3x2 3000 2000 156 350 18 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 44 24 5673.13436
5.5 x 3 5500 3000 156 350 32 6 631.370761
Atap
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 20 2 110.696606
3x2 3000 2000 156 350 18 6 242.615618
Total (kg) 57447.1706
144
Tabel 7. 11 Perhitungan Berat Tulangan Longitudinal Arah E-W Pelat
TULANGAN E - W
Tipe Dimensi (E - W) Hook Jumlah Jumlah Berat Total
Lantai S (mm)
Ukuran ly (mm) lx (mm) (mm) Tulangan Pelat (kg)
7.5 x 5 7500 5000 156 350 30 24 5743.55341
5.5 x 3 5500 3000 156 350 18 6 636.472141
1
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 16 2 121.899636
3x2 3000 2000 156 350 12 6 236.764036
7.5 x 5 7500 5000 156 350 30 24 5743.55341
5.5 x 3 5500 3000 156 350 18 6 636.472141
2
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 16 0 0
3x2 3000 2000 156 350 12 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 30 24 5743.55341
5.5 x 3 5500 3000 156 350 18 6 636.472141
3
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 16 0 0
3x2 3000 2000 156 350 12 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 30 24 5743.55341
5.5 x 3 5500 3000 156 350 18 6 636.472141
4
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 16 0 0
3x2 3000 2000 156 350 12 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 30 24 5743.55341
5.5 x 3 5500 3000 156 350 18 6 636.472141
5
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 16 0 0
3x2 3000 2000 156 350 12 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 30 24 5743.55341
5.5 x 3 5500 3000 156 350 18 6 636.472141
6
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 16 0 0
3x2 3000 2000 156 350 12 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 30 24 5743.55341
5.5 x 3 5500 3000 156 350 18 6 636.472141
7
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 16 0 0
3x2 3000 2000 156 350 12 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 30 24 5743.55341
5.5 x 3 5500 3000 156 350 18 6 636.472141
8
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 16 0 0
3x2 3000 2000 156 350 12 0 0
7.5 x 5 7500 5000 156 350 30 24 5743.55341
5.5 x 3 5500 3000 156 350 18 6 636.472141
Atap
3.5 x 2.5 3500 2500 156 350 16 2 121.899636
3x2 3000 2000 156 350 12 6 236.764036
Total (kg) 58137.5573
145
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari laporan tugas besar perancangan bangunan apartemen 8 lantai ini
adalah sebagai berikut.
1. Alur desain dalam perancangan bangunan apartemen 8 lantai ini adalah
sebagai berikut.
Preliminary Design
Pemodelan Struktur
Kubikasi
Kesimpulan
146
2. Dimensi balok dan kolom mengalami perubahan selama proses
perancangan karena dimensi balok dan kolom hasil preliminary design
belum cukup kuat untuk menahan beban yang bekerja. Berikut adalah
dimensi balok dan kolom hasil desain.
Dimensi
Kondisi
b (mm) h (mm)
Sebelum 250 450
Sesudah 300 650
Dimensi (mm)
Kolom
Sebelum Sesudah
Atap - Lt 8 250 300
Lt 8 - Lt 7 250 400
Lt 7 - Lt 6 300 450
Lt 6 - Lt 5 350 500
Lt 5 - Lt 4 400 550
Lt 4 - Lt 3 450 600
Lt 3 - Lt 2 500 650
Lt 2 - Lt 1 550 800
Tebal pelat tidak mengalami perubahan, yaitu sebesar 200 mm.
3. Tulangan longitudinal balok memiliki diameter 16 mm dan tulangan
sengkang balok memiliki diameter 10 mm, khusus sengkang pada fungsi
restoran menggunakan tulangan diameter 13 mm (pada perhitungan setelah
terkena torsi saja). Berikut adalah hasil desain penulangan lentur, geser, dan
torsi balok ( perhitungan manual dan hasil ETABS ).
TULANGAN LENTUR
Lapangan Tumpuan Menerus
Fungsi 2 2 2
As (mm ) Banyak Tulangan As (mm ) Banyak Tulangan As (mm ) Banyak Tulangan
Atap 635.978577 4 1271.95715 7 1907.93573 11
Apartemen 821.845504 5 1271.95715 7 2093.80266 12
Restoran 724.845762 4 1271.95715 7 1996.80292 11
Lobi 635.978577 4 1271.95715 7 1907.93573 11
147
Tabel 8. 4 Kebutuhan Tulangan Geser Balok
LAPANGAN
Fungsi Lokasi Banyak Tulangan
Top 7
Lobi Mid 0
Bot 4
Top 8
Restoran Mid 2
Bot 5
Top 8
Apartemen Mid 2
Bot 5
Top 7
Atap Mid 2
Bot 4
148
Tabel 8. 6 Kebutuhan Tulangan Geser Balok Memperhitungkan Torsi
Tabel 8. 8 Perbandingan Tulangan Geser dan Torsi ETABS dan Perhitungan Manual
149
penulangan longitudinal dari ETABS dan geser kolom dari perhitungan
manual.
150
6. Kebutuhan beton dan tulangan balok, kolom, dan pelat tiap lantai adalah
sebagai berikut.
BALOK
Lantai Jenis Besar Satuan
Beton 52.785 m3
1 Tulangan Longitudinal 8191.292009 kg
Tulangan Sengkang 0 kg
Beton 52.785 m3
2 Tulangan Longitudinal 11142.30281 kg
Tulangan Sengkang 4760.787609 kg
3
Beton 54.70875 m
3 Tulangan Longitudinal 11466.14913 kg
Tulangan Sengkang 4330.609132 kg
Beton 55.35 m3
4 Tulangan Longitudinal 11578.60558 kg
Tulangan Sengkang 4330.609132 kg
3
Beton 55.99125 m
5 Tulangan Longitudinal 11691.06203 kg
Tulangan Sengkang 4437.202311 kg
Beton 56.6325 m3
6 Tulangan Longitudinal 11803.51848 kg
Tulangan Sengkang 4437.202311 kg
Beton 57.27375 m3
7 Tulangan Longitudinal 11915.97493 kg
Tulangan Sengkang 4529.165053 kg
Beton 57.915 m3
8 Tulangan Longitudinal 12028.43138 kg
Tulangan Sengkang 4529.165053 kg
Beton 59.1975 m3
Atap Tulangan Longitudinal 10638.58184 kg
Tulangan Sengkang 1952.118209 kg
151
Tabel 8. 13 Kebutuhan Beton dan Tulangan Kolom
KOLOM
Keterangan Jenis Besar Satuan
Beton 18.9 3
m
Atap - Lt 8 Tulangan Longitudinal 5781.469 kg
Tulangan Sengkang 441.6875 kg
Beton 33.6 3
m
Lt 8 - Lt 7 Tulangan Longitudinal 7394.002 kg
Tulangan Sengkang 516.0419 kg
Beton 42.525 m3
Lt 7 - Lt 6 Tulangan Longitudinal 7394.002 kg
Tulangan Sengkang 590.0264 kg
Beton 52.5 m3
Lt 6 - Lt 5 Tulangan Longitudinal 7394.002 kg
Tulangan Sengkang 664.011 kg
Beton 63.525 m3
Lt 5 - Lt 4 Tulangan Longitudinal 7394.002 kg
Tulangan Sengkang 737.9955 kg
Beton 75.6 m3
Lt 4 - Lt 3 Tulangan Longitudinal 11104.92 kg
Tulangan Sengkang 811.98 kg
3
Beton 88.725 m
Lt 3 - Lt 2 Tulangan Longitudinal 11104.92 kg
Tulangan Sengkang 885.9645 kg
Beton 268.8 m3
Lt 2 - Lt 1 Tulangan Longitudinal 31059.86 kg
Tulangan Sengkang 2215.836 kg
152
Tabel 8. 14 Kebutuhan Beton dan Tulangan Pelat
PELAT
Lantai Jenis Besar Satuan
Beton 205.636 m3
1
Tulangan Longitudinal 13396.50657 kg
3
Beton 195.96 m
2
Tulangan Longitudinal 12684.53068 kg
Beton 197.265 m3
3
Tulangan Longitudinal 12684.53068 kg
Beton 197.64 3
4 m
Tulangan Longitudinal 12684.53068 kg
Beton 197.985 m3
5
Tulangan Longitudinal 12684.53068 kg
Beton 198.3 m3
6
Tulangan Longitudinal 12684.53068 kg
3
Beton 198.585 m
7
Tulangan Longitudinal 12684.53068 kg
Beton 198.84 m3
8
Tulangan Longitudinal 12684.53068 kg
Beton 209.816 3
Atap m
Tulangan Longitudinal 13396.50657 kg
8.2 Saran
153
DAFTAR PUSTAKA
SNI 1726 – 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung.
SNI 1727 – 2013. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain.
154
LAMPIRAN
155