Skripsi 4.0
Skripsi 4.0
SKRIPSI
Disusun oleh:
Moh. Wahyu Dwi Ridiansyah
NIM: 155150200111232
ii
Malang, 13 September 2018
Penulis
wahyuridiansyah@gmail.com
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
memantau proses pendistribusian pupuk dari Gudang pusat ke Gudang
penyangga, menyediakan peta sebagai visualisasi kondisi pupuk di daerah-daerah,
dan menjadi media distribusi data hasil stok opname.
1.3 Tujuan
Berikut merupakan tujuan utama dari penelitian ini:
1. Menganalisis dan menyusun kebutuhan Sistem Aplikasi Manajemen
Distribusi Pupuk PT. Petrokimia Gresik sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
2. Merancang Sistem Aplikasi Manajemen Distribusi Pupuk PT. Petrokimia
Gresik sesuai dengan hasil dari analisis kebutuhan yang diperoleh.
3. Mengimplementasikan hasil perancangan dari Sistem Aplikasi Manajemen
Distribusi Pupuk PT. Petrokimia Gresik.
4. Melakukan pengujian terhadap Sistem Aplikasi Manajemen Distribusi
Pupuk PT. Petrokimia Gresik yang dibangun. Commented [r3]: belum diperbaiki
1.4 Manfaat
Dalam membangun Sistem Aplikasi Manajemen Distribusi Pupuk PT.
Petrokimia Gresik ini, diharapkan penulis berharap penelitian ini dapat
bermanfaat bagi PT. Petrokimia Gresik terutama bagi Departemen Distribusi
Wilayah 1. Karena diharapkan dapat memudahkan PT. Petrokimia Gresik dalam
melakukan akses informasi distribusi. Tidak hanya memudahkan dalam melakukan
akses informasi distribusi, namun juga akan memudahkan pemetaan distribusi
karena menggunakan webgis.
2
3. Sistem akan dibangun dengan menggunakan platform web.
4. Sistem menggunakan database MySQL.
5. Sistem ini membutuhkan koneksi internet untuk dapat menerima dan
mengirim data ke server.
6. Sistem akan dapat diakses hanya dengan menggunakan browser yang
mendukung.
3
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil perancangan sistem ini dan
memuat saran-saran dari penulis terhadap penelitian selanjutnya.
4
BAB 2 LANDASAN KEPUSTAKAAN
Pada bab landasan kepustakaan, akan dibahas kajian pustaka dan dasar- dasar
teori yang digunakan penulis sebagai penunjang dalam menyusun penelitian ini.
Kajian pustaka yang dibahas pada penelitian ini digunakan sebagai pembanding
dari penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Sistem Aplikasi
Manajemen Distribusi dan sebagai penunjang dalam penyusunan penelitian ini.
5
2.3 SDLC (System Development Life Cycle)
System Development Life Cycle (SDLC) atau Siklus Hidup Pengembangan
Sistem adalah metode atau cara yang dapat digunakan dalam pengembangan
sistem yang sebagian besar digunakan pada saat ini, terdiri dari kerangka-kerangka
yang terstruktur dan berisi tahapan bagaimana sistem dikembangkan (Turban, et
al., 2003). SDLC memiliki beberapa metode yang dapat digunakan dalam
pengembangan sistem, yaitu: prototyping, V model, Waterfall, Spiral, Metode
Formal, dan Extreme Programming. Pada pengembangan perangkat lunak ini,
metode yang digunakan adalah Waterfall.
6
2. Perancangan Perangkat Lunak / System Design
Hasil dari tahap analisis kebutuhan yang diperoleh pada tahap
sebelumnya, akan dipergunakan pada tahap ini untuk membuat desin sistem yang
akan diterapkan pada perangkat lunak. Dari tahap ini, dapat digambarkan
arsitektur dari sistem, perangkat lunak yang digunakan, dan persyaratan
sistemnya.
3. Implementasi / Implementation
Pada tahap ini, perancangan yang dilakukan pada tahap sebelumnya akan
diimplementasikan dalam kode-kode program dimulai dengan fungsional
perfungsional untuk kemudian diintegrasikan menjadi satu.
4. Pengujian / System Testing
Pada tahap ini, segala sistem yang telah dibuat dan diimplementasikan
dilakukan pengujian dengan berbagai teknik yang memperhatikan tujuan atau hal-
hal penting yang ada dalam sistem untuk mengetahui apakah ada kesalahan,
ketidaksesuaian atau kerusakan yang terjadi.
5. Pemeliharaan / Maintenance
Setelah semua tahap selesai dan perangkat lunak berhasil dibuat dan
dijalankan dengan baik, perlu diadakannya tahap pemeliharaan. Setiap kesalahan
atau kerusakan yang ditemukan pada tahap pengujian, akan diperbaiki pada tahap
pemeliharaan. Perbaikan dari unit system yang dilakukan ini bertujuan untuk
meningkatkan kinerja dan kehandalan dari sistem. Commented [F6]: Plagiasi , tulis ulang
7
2.4 Unified Modeling Language (UML)
UML merupakan sistem arsitektur yang bekerja dalam OOAD (Object-Oriented Commented [F7]: Jika sudah disingkat pada judul.gunakan UM
saja
Analysis/Design) dengan satu bahasa yang konsisten untuk menentukan,
visualisasi, mengkontruksi, dan mendokumentasikan artifact (sepotong informasi
yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa software, dapat
berupa model, deskripsi, atau software) yang terdapat dalam sistem software.
UML merupakan bahasa pemodelan yang paling sukses dari tiga metode OO yang
telah ada sebelumnya, yaitu Booch, OMT (Object Modeling Technique), dan OOSE
(Object-Oriented Software Engineering).
Tujuan UML diantaranya adalah:
1. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif
untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan
dimengerti secara umum.
2. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa
pemrograman dan proses rekayasa.
3. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan. Untuk
membuat suatu model, UML memiliki diagram grafis sebagai berikut:
a) Business Use Case model
b) Use Case model
c) Behavior diagram: Sequence diagram
d) Implementation diagram: Component diagram, Deployment diagram
e) Generate Code
Diagram diagram tersebut diberi nama berdasarkan sudut pandang yang
berbeda-beda terhadap sistem dalam proses analisis atau rekayasa. Dibuatnya
berbagai jenis diagram diatas karena:
1. Setiap sistem yang kompleks selalu paling baik jika didekati melalui himpunan
berbagai sudut pandang yang kecil yang satu sama lain hampir saling bebas
(independent). Sudut pandang tunggal senantiasa tidak mencukupi untuk
melihat isi item yang besar dan kompleks.
2. Diagram yang berbeda-beda tersebut dapat menyatakan tingkatan yang
berbeda-beda dalam proses rekayasa.
3. Diagram-diagram tersebut dibuat agar model yang dibuat semakin mendekati
realitas.
Diagram-diagram ini ditambah dengan kemampuan dokumentasi perupakan
artifacts utama UML. Data-flow diagram dan tipe diagram lain yang tidak terdapat
dalam UML tidak termasuk dalam paradigma object-oriented. Activity diagram
dan collaboration diagram yang terdapat dalam UML menggantikan data-flow
diagram. Activity diagram juga sangat bermanfaat untuk membuat workflow.
8
2.4.1 Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem, yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem dan bukan
“bagaimana”. Sebuah use case mempresentasikan sebuah interaksi antara actor
dengan sistem. Use case menggambarkan kata kerja seperti Login ke sistem,
maintenance user dan sebagainya.
Lambang-lambang dalam use case Diagram
1). Actor merupakan sebuah entita yang berinterkasi dengan use case. Nama actor
dituliskan di bawah gambar tersebut.
2). Use case menggambarkan sebuah fungsi terntentu yang disediakan oleh
sistem, sebuah subsistem atau urutan pertukaran pesan antara anggota
sistem dan satu atau lebih actor melakukan aksi yang dikerjakan oleh sistem.
3). Hubungan, menggambarkan hubungan association. Garis ini digunakan untuk
menghubungkan antara actor dengan use case.
Komponen - komponen Use case Diagram disajikan pada tabel Tabel 2.1:
Tabel 2.1 Notasi Use Case Diagram Commented [F8]: layout
9
2.4.2 Sequence Diagram
Diagram sekuensial atau sequence diagram digunakan untuk
menggambarkan aliran fungsionalitas dalam use case. Diagram ini disusun
berdasarkan urutan waktu. Kegunaan sequence diagram:
a. Sequence diagram dapat digunakan untuk menggambarkan skenario atau
rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah
events untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-
trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi
secara internal dan output apa yang dihasilkan.
b. Diagram ini secara khusus berasosiasi dengan use case diagram.
c. Memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk
menghasilkan sesuatu di dalam use case.
10
2.5.1 Distribusi Pupuk PT. Petrokimia Gresik
Seperti dalam Gambar 2.2 alur distribusi pupuk PT. Petrokimia Gresik.
Setiap gudang penyangga tidak memproduksi pupuk sendiri melainkan disediakan
oleh Gudang Gresik (Gudang utama). Sudah terdapat jadwal pengiriman
banyaknya stock yang dikirim, sesuai dengan permintaan dari setiap gudang
penyangga.
11
Menurut Ardiyanto (2011), sistem informasi merupakan sekumpulan
komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu
komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu
informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannnya
klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan
suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara
lain, fleksibel, efektif dan efisien. Sistem informasi berbasis komputer (Computer
based information system) terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
a. Perangkat keras (hardware), merupakan komponen untuk melengkapi
kegiatan memasukkan data, memproses data dan keluaran data.
b. Perangkat lunak (software), merupakan program dan instruksi yang diberikan
ke komputer untuk menjalankan sistem.
c. Basis data (database), merupakan sekumpulan data dan informasi yang
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mudah diakses pengguna sistem
informasi.
d. Telekomunikasi, merupakan sebuah sistem yang menghubungkan anatara
pengguna sistem dengan sistem komputer secara bersama-sama ke dalam
suatu jaringan kerja yang efektif.
e. Manusia (human), merupakan personel dari sistem informasi, meliputi
manajer, analis, programmer, dan operator, serta bertanggung jawab
terhadapa perawatan sistem.
f. Prosedur, merupakan tata cara yang meliputi strategi, kebijakan, metode dan
peraturan-peraturan dalam menggunakan sistem informasi.
Sistem informasi manajeman (management information system) merupakan
penerapan sistem informasi didalam organisasi untuk mendukung informasi-
informasi yangdibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen (Jogiyanto, 2005).
Sedangkan menurut Ismail (2004), sistem Aplikasi Manajemen merupakan
serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara
rasional mampu mentransformasikan data sehingga menjadi informasi dengan
berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat
manajer.
Sistem Aplikasi Manajemen adalah kunci dari suatu bidang yang
menekankan personal manajemen yang dapat memproses dan mengolah data
menjadi suatu bentuk informasi yang dapat digunakan dalam mendukung
keputusan dengan melewati suatu prosedur kerja (aturan kerja) yang telah
ditetapkan. Sistem Aplikasi Manajemen merupakan sistem yang menyediakan
informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemn serta
pengambilan keputusan sebuah organisasi. Jenis-jenis sistem Aplikasi Manajemen
selanjutnya dispesialisasikan jenisnya menurut kebutuhan dari organisasi
penggunanya. Sistem informasi yang digunakan di instansi pemerintah,
pendidikan, rumah sakit atau perusahaan memiliki fungsi yang berbeda (Widyanti,
2006).
Sistem Aplikasi Manajemen secara umum dapat dikatakan sebagai sebuah
sistem manusia dan mesin yang terintegrasi dalam menyediakan informasi guna
mendukung fungsi operasi manajemen dan penentuan alternatif tindakan dalam
12
sebuah organisasi sistem tersebut. Dalam operasinya, sistem Aplikasi Manajemen
menggunakan perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), prosedur,
mdel manajemen dan keputusan serta sebuah terminal data. Sistem Aplikasi
Manajemen sebagai suatu kumpulan manusia dan sumber modal di dalam suatu
organisasi bertanggung jawab untuk pengumpulan dan pengolahan data sewaktu
menghasilkan informasi yan gberguna untuk setiap hierarki manajemen dalam
perencanaan dan pengendalian kegiatan-kegiatan organisasi. Tujuan dari suatu
sistem Aplikasi Manajemen adalah memberikan informasi untuk pembuatan
keputusan dalam merencanakan, memulai, mengatur dan mengendalikan operasi
sub-sistem dari perusahaan/organisasi dan juga untuk memberikan perusahaan
sebuah sinergi dalam prosesnya (Gaol, 2008).
Para pengguna sistem Aplikasi Manajemen biasanya terdiri dari entitas-
entitas organisasi formal-perusahaan atau sub-unit anak perusahaan. Informasi
yang diberikan oleh sistem infomasi manajemen menjelaskan perusahaan atau
salah satu sistem utamanya dilihat dari apa yang telah terjadi di masa lalu, apa
yang terjadi dan apa yang kemungkinan akan terjadi di masa depan. Output
informasi yang dihasilkan akan digunakan oleh pihak-pihak yang akan
memecahkan masalah (baik itu manajer maupun kalangan professional) dalam
mengambil keputusan guna memecahkan masalah perusahaan (McLeod dan
Schell, 2008).
Lingkungan
Pihak Pemecah
Masalah Organisasi
Peranti Lunak
Model Matematis
Pembuat Laporan
Basis Data
Sistem
Informasi
Manajemen
Lingkungan
13
Pada Gambar 2.3 terlihat bahwa pada basis data memuat data yang
diberikan oleh sistem pemrosesan transaksi. Selain itu, baik data maupun
informasi dimasukkan dari lingkungan. Lingkungan menjadi terlibat ketika
peusahaan berinteraksi dengan organisasi-organisasi lain, seperti pemasok, unutk
membentuk suatu sistem informasi antarorganisasi (interorganizational
information system) (McLeod dan Schell, 2008).
2. Whitebox Testing
Whitebox testing merupakan cara pengujian dengan melihat kedalam modul
untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada
kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak
sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan, maka baris-baris program,
variabel dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu
persatu dan diperbaiki, kemudian di-compile ulang. Menurut Yulianto (2012),
penggunaan metode pengujian whitebox dilakukan untuk:
a. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independent suatu modul
digunakna minimal satu kali.
b. Menggunakan semua keputusan logis untuk semua kondisi true atau false.
c. Mengeksekusi semua perulangan pada batasan nilai dan operasional pada
setiap kondisi.
d. Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitas jalur
keputusan.
14
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan
dalam proses penyelesaian penelitian ini. Metode penelitian ini digunakan sebagai
pedoman dalam proses pengerjaan penelitian ini. Langkah-langkah yang diambil
seperti yang terlihat dalam Gambar 3.1 yaitu studi literature, analisis kebutuhan,
perancangan sistem, implementasi, pengujian, penarikan kesimpulan dan saran.
15
2. Sistem Informasi
3. Manajemen Distribusi
4. PHP
5. MySQL
6. SDLC (System Development Life Cycle)
7. UML (Unified Modelling Language)
8. WebGIS
9. Stock opname
10. Pengujian Perangkat Lunak
16
3.4 Implementasi
Desain yang telah disetujui dan diverifikasi pada tahap sebelumnya kemudian
diterapkan dalam bentuk kode-kode pemrograman. Membuat fitur-fitur yang
dibutuhkan untuk digabungkan dan dintergrasikan untuk menjadi suatu Aplikasi.
Implementasi dilakukan menggunakan bahasa pemograman PHP.
3.5 Pengujian
Pengujian akan dilakukan untuk menemukan kesalahan pada perangkat lunak
dan menguji apakah semua kebutuhan sudah sesuai dengan permintaaan user.
Bentuk pengujian yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode Black
Box Testing dan White Box testing. Pengujian menggunakan metode blackbox
testing, yang mana metode ini menguji apakah masukan yang diberikan dan
keluaran yang diberikan sesuai. Lalu metode ini juga digunakan untuk mengecek
apakah sistem yang dibuat sudah memenuhi requirement yang dijabarkan di awal.
Jika selama pengujian ditemukan kesalahan ataupun ada kebutuhan yang tidak
berjalan dengan semestinya, maka akan dilakukan perbaikan dari kesalahan
kesalahan tersebut.
17
BAB 4 ANALISIS KEBUTUHAN
18
transportasi guna mengambil pupuk dari gudang
pusat untuk diantarkan ke gudang penyangga.
4. Operator Gudang Operator Gudang Pusat adalah actor yang
Pusat bertanggung jawab untuk menyiapkan pupuk yang
akan diambil oleh Rekanan Transportir.
5. Manager Diswil 1 Manager Diswil 1 adalah actor yang bertanggung
jawab untuk melihat kondisi stok pada daerah
tertentu secara real time melalui GIS.
6. Operator Stok Operator Stok Opname adalah actor yang
Opname bertanggung jawab melakukan proses stok
opname.
7. Operator Rekanan Operator Rekanan Pengelola Gudang Penyangga
Pengelola Gudang adalah actor yang bertanggung jawab terhadap
Penyangga kehilangan pupuk yang terjadi di Gudang
penyangga.
19
Spesifikasi Kebutuhan:
Contoh: SIDP_F_S_101: Representasi spesifikasi kebutuhan fungsional sistem
aplikasi SIDP dengan nomor 101.
Kode: SIDP _F_S _101
20
Tabel 0.20.2 Kebutuhan Fungsional
No Aktor Nama Fungsi Kode Deskripsi Kebutuhan Commented [F9]: Repeat header row
21
No Aktor Nama Fungsi Kode Deskripsi Kebutuhan Commented [F9]: Repeat header row
22
No Aktor Nama Fungsi Kode Deskripsi Kebutuhan Commented [F9]: Repeat header row
23
No Aktor Nama Fungsi Kode Deskripsi Kebutuhan Commented [F9]: Repeat header row
Rekanan
Transportir
Aktor harus dapat mengisi detail
SIDP_F_D_023
permintaan pengiriman pupuk.
25
No Aktor Nama Fungsi Kode Deskripsi Kebutuhan Commented [F9]: Repeat header row
26
No Aktor Nama Fungsi Kode Deskripsi Kebutuhan Commented [F9]: Repeat header row
27
No Aktor Nama Fungsi Kode Deskripsi Kebutuhan Commented [F9]: Repeat header row
29
Gambar 4.1 Diagram Use Case Commented [F10]: Pake tool apa ini? Berantakan sekali.
Gunakan visual paradigm, atau EA
30
4.7 Skenario Use Case
Skenario use case merupakan uraian dari alur kegiatan yang terjadi saat
pengguna menggunakan system dan diketegorikan menurut use case yang telah
dibuat. Scenario use case dijabarkan dengan menggunakan table yang terdiri dari
actor, objective, pre-condition, main flow, altenative flow, dan post-condition.
Terdapat Tiga Puluh Sembilan scenario use case yang akan dijabarkan pada table
4.7.1 sampai dengan table 4.7.38
Tabel 4.7.1 Skenario Use Case Melihat Jenis Pupuk
Aktor Operator Diswil 1
Objective Melihat Data Jenis Pupuk
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login
Main Flow 1. Aktor memilih menu jenis pupuk
2. Sistem menampilkan Daftar Jenis Pupuk
Alternatif Sistem memunculkan pemberitahuan data gagal diload
Flow
Post- Sistem menampilkan halaman daftar jenis pupuk
Condition
31
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan jenis pupuk
Condition telah tertambah pada tabel
32
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login, dan sudah pada menu rekanan transportir
Main Flow 1. Aktor menekan tombol tambah rekanan transportir
pada halaman transportir
2. Sistem menampilkan form penambahan Rekanan
Transportir
3. Aktor mengisi form dengan data rekanan
transportir yaitu, nama rekanan, daftar gudang
penyangga, username, password
4. Aktor menekan tombol save
Alternatif 2.1 Apabila aktor memilih membatalkan dengan
Flow menekan tombol “x” maka sistem akan menutup form
pengisian rekanan transportir dan kembali ke menu
rekanan transportir.
4.1 Apabila aktor tidak mengisi salah satu data maka
akan menampilkan pemberitahuan untuk mengisi
semua form.
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan rekanan
Condition transportir telah bertambah
33
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan jenis pupuk
Condition telah terubah pada data yang diinginkan
34
Tabel 4.7.9 Skenario Use Case Mengubah Batas Stok Kritis
Aktor Operator Diswil 1
Objective Mengubah Data Batas Stok Kritis
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login, dan sudah pada menu batas stok kritis
Main Flow 1. Aktor menekan tombol ubah batas stok kritis pada
kolom aksi di tabel batas stok kritis yang akan
diubah
2. Sistem menampilkan form penambahan Batas Stok
Kritis
3. Aktor menambahkan data batas stok kritis yaitu,
nama daerah, jenis pupuk, dan qty batas stok kritis
4. Aktor menekan tombol save changes
Alternatif 2.1 Apabila aktor memilih membatalkan dengan
Flow menekan tombol “x” maka sistem akan menutup form
pengisian batas stok kritis dan kembali ke menu batas
stok kritis.
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan batas stok
Condition kritis telah terubah pada data yang diinginkan
35
Objective Menambah Data Rekanan Pengelola Gudang
Penyangga
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login, dan sudah pada menu rekanan pengelola gudang
penyangga
Main Flow 1. Aktor menekan tombol tambah pada halaman
rekanan pengelola gudang penyangga
2. Sistem menampilkan form penambahan Rekanan
Pengelola Gudang Penyangga
3. Aktor mengisikan data rekanan pengelola gudang
penyangga yaitu, nama rekanan, daftar gudang
penyangga yang dikelola, username, dan password.
4. Aktor menekan tombol save
Alternatif 2.1 Apabila aktor memilih membatalkan dengan
Flow menekan tombol “x” maka sistem akan menutup form
pengisian rekanan pengelola gudang penyangga dan
kembali ke menu rekanan pengelola gudang
penyangga.
4.1 Apabila aktor tidak mengisi salah satu data maka
akan menampilkan pemberitahuan untuk mengisi
semua form.
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan rekanan
Condition pengelola gudang penyangga telah ditambahkan
36
3. Aktor menambahkan data rekanan pengelola
gudang penyangga yaitu, nama rekanan, daftar
gudang penyangga yang dikelola, username, dan
password
4. Aktor menekan tombol save changes
Alternatif 2.1 Apabila aktor memilih membatalkan dengan
Flow menekan tombol “x” maka sistem akan menutup form
pengisian rekanan pengelola gudang penyangga dan
kembali ke menu rekanan pengelola gudang
penyangga.
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan rekanan
Condition pengelola gudang penyangga telah terubah pada data
yang diinginkan
37
gudang, pengelola, nama kepala Gudang, kontak,
username, dan password.
4. Aktor menekan tombol save
Alternatif 2.1 Apabila aktor memilih membatalkan dengan
Flow menekan tombol “x” maka sistem akan menutup form
pengisian gudang penyangga dan kembali ke menu
gudang penyangga.
4.1 Apabila aktor tidak mengisi salah satu data maka
akan menampilkan pemberitahuan untuk mengisi
semua form.
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan rekanan
Condition gudang penyangga telah ditambahkan
38
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login.
Main Flow 9. Aktor memilih menu petugas stok opname.
Alternatif -
Flow
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan data petugas
Condition stok opname berhasil ditampilkan.
39
Main Flow 1. Aktor menekan tombol ubah data petugas stok
opname pada kolom aksi di tabel petugas stok
opname yang akan diubah
2. Sistem menampilkan form pengubahan data
Petugas Stok Opname yang diinginkan
3. Aktor mengubah data petugas stok opname yaitu,
kode tim, nama petugas 1, nama petugas 2,
username dan password.
4. Aktor menekan tombol save changes
Alternatif 2.1 Apabila aktor memilih membatalkan dengan
Flow menekan tombol “x” maka sistem akan menutup form
pengisian petugas stok opname dan kembali ke menu
petugas stok opname.
Post- Siste menampilkan pesan berhasil, dan data petugas
Condition stok opname berhasil diubah.
40
Tabel 4.7.20 Skenario Use Case Melihat Penugasan Stok Opname
Aktor Operator Diswil 1, Operator Stok Opname.
Objective Melihat penugasan stok opname.
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login
Main Flow 10. Aktor memilih menu penugasan stok opname
Alternatif -
Flow
Post- Sistem menampilkan halaman melihat penugasan stok
Condition opname.
41
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login
Main Flow 15. Aktor memilih menu permintaan pengiriman pupuk
Alternatif -
Flow
Post- Sistem menampilkan daftar permintaan pengiriman
Condition pupuk di halaman permintaan pengiriman pupuk.
Tabel 4.7.24 Skenario Use Case Melihat Daftar Pupuk yang Hilang di
Gudang Penyangga
Aktor Operator Rekanan Gudang Penyangga.
Objective Melihat daftar pupuk yang hilang di Gudang Penyangga
42
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login
Main Flow 16. Aktor memilih menu pupuk hilang
Alternatif -
Flow
Post- Sistem menampilkan data pupuk yang hilang digudang
Condition penyangga pada halaman pupuk hilang
Tabel 4.7.25 Skenario Use Case Melihat Hasil Stok Opname yang Sudah
Divalidasi
Aktor Operator Rekanan Gudang Penyangga, Operator Stok
Opname Diswil 1, Manager Diswil 1.
Objective Melihat Hasil Stok Opname yang Sudah Divalidasi.
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login
Main Flow 17. 1. Aktor memilih menu stok opname selesai
Alternatif -
Flow
Post- Sistem menampilkan data hasil stok opname yang
Condition sudah divalidasi pada halaman stok opname selesai
43
5. Aktor menekan tombol selesai
Alternatif 2.1 Apabila aktor memilih membatalkan dengan
Flow menekan tombol “x” maka sistem akan menutup form
perhitungan stok opname dan kembali ke menu hitung
stok opname.
4.1 Apabila aktor tidak mengisi salah satu data maka
akan menampilkan pemberitahuan untuk mengisi
semua form.
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan data
Condition perhitungan stok opname berhasil dibuat.
44
Objective Melihat Peta Kondisi Stok.
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login.
Main Flow 19. Aktor memilih menu peta stok.
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat data tidak bisa
Flow ditampilkan
Post- Sistem menampilkan peta kondisi stok pada halaman
Condition peta stok.
45
Main Flow 20. Aktor memilih menu pupuk rusak.
Alternatif -
Flow
Post- Sistem menampilkan daftar laporan pupuk rusak pada
Condition halaman pupuk rusak
46
23. Aktor mengisi data pupuk keluar yaitu nomor
pengiriman, jenis pupuk, nama distributor, nomor
plat, nama supir, nama distributor.
24. Aktor menekan tombol save
Alternatif 2.1 Apabila aktor memilih membatalkan dengan
Flow menekan tombol “x” maka sistem akan menutup form
pupuk keluar dan kembali ke menu pupuk keluar.
4.1 Apabila aktor tidak mengisi salah satu data maka
akan menampilkan pemberitahuan untuk mengisi
semua form.
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan data pupuk
Condition keluar berhasil ditambahkan.
Tabel 4.7.34 Skenario Use Case Melihat Pupuk Keluar Gudang Penyangga
Aktor Operator Gudang Penyangga
Objective Melihat Laporan Pupuk Rusak
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login.
Main Flow 1. Aktor menekan menu pupuk
Alternatif -
Flow
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan data pupuk
Condition keluar berhasil ditampilkan.
Tabel 4.7.35 Skenario Use Case Melihat Stok Keluar Masuk Gudang
Penyangga.
Aktor Operator Diswil 1
Objective Melihat Data Stok Keluar Masuk Gudang Penyangga
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login.
Main Flow 2. Aktor menekan menu lalu-lintas stok
3. Sistem menampilkan daftar gudang penayangga
4. Memilih Gudang penyangga yang akan dilihat
Alternatif -
Flow
Post- Sistem menampilkan data stok keluar masuk Gudang
Condition Penyangga yang diinginkan.
47
Tabel 4.7.36 Skenario Use Case Validasi Hasil Stok Opname
Aktor Operator Gudang Penyangga.
Objective Validasi hasil stok opname.
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login dan sudah pada menu hasil stok opname.
Main Flow 25. Aktor memilih hasil stok opname yang akan
divalidasi.
26. Sistem menampilkan form Validasi Hasil Stok
opname yang diinginkan
27. Aktor menekan tombol validasi.
Alternatif 2.1 Apabila aktor memilih membatalkan dengan
Flow menekan tombol “x” maka sistem akan menutup form
validasi hasil stok opname dan kembali ke menu hasil
stok opname.
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan status stok
Condition opname yang diinginkan berubah menjadi tervalidasi
selesai.
48
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan status
Condition permintaan pengiriman pupuk yang diinginkan
berubah menjadi berangkat dari Gudang pusat.
Tabel 4.7.38 Skenario Use Case Melihat Total Kehilangan Pupuk Saat
Pengiriman
Aktor Operator Rekanan Transportir.
Objective Melihat total kehilangan pupuk saat pengiriman
Pre-Condition Actor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login
Main Flow 28. Aktor memilih menu kehilangan pupuk
Alternatif -
Flow
Post- Sistem berhasil menampilkan data kehilangan pupuk
Condition oleh transportir pada halaman kehilangan pupuk
49
2. Sistem menampilkan form pengisian jenis pupuk
3. Aktor memasukkan data yang diperlukan yaitu,
nama pupuk, berat per kemasan
4. Aktor menekan tombol save
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat proses
Flow penyimpanan
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan jenis pupuk
Condition telah masuk pada tabel
Formatted: Left
50
Post- Menampilkan halaman daftar rekanan transportir
Condition
51
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan jenis pupuk
Condition telah terubah pada data yang diinginkan
52
Main Flow 1. Aktor menekan tombol ubah batas stok kritis pada
kolom aksi di tabel batas stok kritis yang akan
diubah
2. Sistem menampilkan form penambahan Batas Stok
Kritis
3. Aktor menambahkan data batas stok kritis yaitu,
nama daerah, jenis pupuk, dan qty batas stok kritis
4. Aktor menekan tombol save changes
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat proses
Flow penyimpanan
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan batas stok
Condition kritis telah terubah pada data yang diinginkan
53
2. Sistem menampilkan form penambahan Rekanan
Pengelola Gudang Penyangga
3. Aktor mengisikan data rekanan pengelola gudang
penyangga yaitu, nama rekanan, daftar gudang
penyangga yang dikelola, username, dan password.
4. Aktor menekan tombol save
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat proses
Flow penyimpanan
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan rekanan
Condition pengelola gudang penyangga telah ditambahkan
54
Objective Melihat Melihat Data Gudang Penyangga
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login
Main Flow 1. Aktor memilih menu gudang penyangga
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat proses
Flow penyimpanan
Post- Sistem menampilkan halaman daftar Data Gudang
Condition Penyangga
55
2. Sistem menampilakan form pengubahan data
Gudang Penyangga yang diinginkan
3. Aktor mengubah data Gudang penyangga yaitu,
kode Gudang penyangga, alamat, daya tampung
Gudang, pengelola, nama kepala Gudang, kontak,
username, dan password.
4. Aktor menekan tombol save changes
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat proses
Flow penyimpanan
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan data Gudang
Condition penyangga telah berhasil diubah
56
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat proses
Flow penyimpanan
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan data petugas
Condition stok opname berhasil ditambahkan.
57
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat proses
Flow penyimpanan
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan data
Condition penugasan stok opname berhasil dibuat.
58
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login
Main Flow 1. Aktor memilih menu permintaan pengiriman pupuk
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat proses
Flow penyimpanan
Post- Sistem menampilkan daftar permintaan pengiriman
Condition pupuk di halaman permintaan pengiriman pupuk.
Tabel 4.7.24 Skenario Use Case Melihat Daftar Pupuk yang Hilang di
Gudang Penyangga
Aktor Operator Rekanan Gudang Penyangga.
Objective Melihat daftar pupuk yang hilang di Gudang Penyangga
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login
Main Flow 1. Aktor memilih menu pupuk hilang
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat proses
Flow penyimpanan
59
Post- Sistem menampilkan data pupuk yang hilang digudang
Condition penyangga pada halaman pupuk hilang
Tabel 4.7.25 Skenario Use Case Melihat Hasil Stok Opname yang Sudah
Divalidasi
Aktor Operator Rekanan Gudang Penyangga, Operator Stok
Opname Diswil 1, Manager Diswil 1.
Objective Melihat Hasil Stok Opname yang Sudah Divalidasi.
Pre-Condition 1. Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login
Main Flow 2. Aktor memilih menu stok opname selesai
Alternatif Siste menampilkan pesan error saat proses
Flow penyimpanan
Post- Sistem menampilkan data hasil stok opname yang
Condition sudah divalidasi pada halaman stok opname selesai
60
Tabel 4.7.27 Skenario Use Case Melihat Perhitungan Stok Opname
Aktor Operator Stok Opname Diswil 1, Operator Gudang
Penyangga.
Objective Melihat Perhitungan Stok Opname.
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login.
Main Flow 1. Aktor memilih menu perhitungan stok opname.
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat proses
Flow penyimpanan
Post- Sistem menampilkan data perhitungan stok opname
Condition pada halaman perhituangan stok opname.
61
Tabel 4.7.30 Skenario Use Case Membuat Laporan Pupuk Rusak
Aktor Operator Gudang Penyangga
Objective Membuat Laporan Pupuk Rusak
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login, dan sudah pada menu pupuk rusak.
Main Flow 1. Aktor menekan tombol lapor pupuk rusak pada
halaman pupuk rusak.
2. Sistem menampilkan form penambahan Pupuk
Rusak
3. Aktor menambahkan data laporan pupuk rusak
yaitu jenis pupuk, qty, kemasan, foto, alasan
kerusakan pupuk.
4. Aktor menekan tombol selesai
Alternatif Menampilkan pesan error saat proses penyimpanan
Flow
Post- Menampilkan pesan berhasil, dan data laporan pupuk
Condition rusak berhasil dibuat.
62
2. Sistem menampilkan form Validasi Penerimaan
Pupuk dengan data pupuk yang diinginkan
3. Aktor mengisi data validasi data penerimaan pupuk
yaitu qty diterima.
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat data tidak bisa
Flow ditampilkan
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan status
Condition pengiriman pupuk yang diinginkan berubah menjadi
diterima.
Tabel 4.7.34 Skenario Use Case Melihat Pupuk Keluar Gudang Penyangga
Aktor Operator Gudang Penyangga
Objective Melihat Laporan Pupuk Rusak
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login.
Main Flow 1. Aktor menekan menu pupuk
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat proses
Flow pengambilan data.
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan data pupuk
Condition keluar berhasil ditampilkan.
63
Tabel 4.7.35 Skenario Use Case Melihat Stok Keluar Masuk Gudang
Penyangga.
Aktor Operator Diswil 1
Objective Melihat Data Stok Keluar Masuk Gudang Penyangga
Pre-Condition Aktor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login.
Main Flow 1. Aktor menekan menu lalu-lintas stok
2. Sistem menampilkan daftar gudang penayangga
1. Memilih Gudang penyangga yang akan dilihat
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat proses
Flow pengambilan data.
Post- Sistem menampilkan data stok keluar masuk Gudang
Condition Penyangga yang diinginkan.
64
2. Sistem menampilkan form pengubahan Status
Keberangkatan.
3. Aktor mengisi data yang ingin diubah.
4. Actor menekan tombol save
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat data tidak bisa
Flow ditampilkan
Post- Sistem menampilkan pesan berhasil, dan status
Condition permintaan pengiriman pupuk yang diinginkan
berubah menjadi berangkat dari Gudang pusat.
Tabel 4.7.38 Skenario Use Case Melihat Total Kehilangan Pupuk Saat
Pengiriman
Aktor Operator Rekanan Transportir.
Objective Melihat total kehilangan pupuk saat pengiriman
Pre-Condition Actor harus sudah masuk pada sistem dengan cara
login
Main Flow 1. Aktor memilih menu kehilangan pupuk
Alternatif Sistem menampilkan pesan error saat data tidak bisa
Flow ditampilkan
Post- Sistem berhasil menampilkan data kehilangan pupuk
Condition oleh transportir pada halaman kehilangan pupuk
65
BAB 5 PERANCANGAN
Pada bab ini akan dibahas tahap perancangan dari sistem Aplikasi Manajemen
distribusi pupuk. Setelah melakukan analisis kebutuhan, kemudian akan
dilanjutkan pada tahap perancangan. Perancangan sistem dilakukan dengan lima
tahap perancangan. Tahapan perancangan sistem terdiri dari perancangan
sequence diagram, perancangan class diagram, perancangan basis data,
perancangan komponen, dan perancangan antarmuka.
66
Gambar 5.1 Diagram Sequence Membuat Perhitungan Stok Opname
67
Gambar 5.2 Diagram Sequence Validasi Penerimaan Pupuk
68
data stok di gudang tersebut, dan pertambahan log transaksi stok. Setelah data
selesai tersimpan, sistem akan kembali menampilkan halaman stok keluar
69
70
Gambar 5.4 Diagram Class
71
Gambar 5.4.2 Detail Diagram Class Model
72
Gambar 5.4 Diagram Class
5.3 Perancangan Komponen
Perancangan komponen menggambarkan bagaimana rincian subsistem
dari masing-masing komponen yang ada pada perangkat lunak. Perancangan
komponen menjelaskan bagaimana algoritme dari sebuah proses yang terjadi
pada sistem. Pada perancangan komponen ini terdapat 3 algoritme fungsi yang
73
digunakan sebagai sampel, yaitu algoritme fungsi menghitung stok opname,
validasi kedatangan pupuk, dan menambah stok keluar.
74
memasukkan data baru logtransaksistok ke database. Algoritme ini dapat dilihat
dalam Kode Program 5.2.
Nama Class: stok_c
Nama Method: validasi_kedatangan_stok pupuk
Algoritme:
1 Mulai
2 Mengecheck / validator post qty ( data kosong )
3
4 Inialisasi model request stok pada variabel local
5 Inialisasi model stok pada variabel local
6 Inialisasi model logtransaksistok stok pada variabel
local
7 Inialisasi status dengan nilai kosong
8
9 Deklarasi block try
10 Inialisasi varibael pass dengan nilai false
11
12 Inialisaisi pass pada pemanggilan dr model request
stok function update_requeststok(qty)
13
14 buka blok if dengan seleksi nilai pass
15 Inialisaisi pass pada pemanggilan dr model stok
function update_increqasi_stok(qty)
16 tutup block if
17
18 buka blok if dengan seleksi nilai pass
19 Inialisaisi pada pemanggilan dr logtransaksistok
function insert_stok_masuk(qty)
20 tutup block if
21
22 Inialisasi status dengan nilai pass
23 Deklarasi block catch
24 Inialisasi status dengan catch
25 Akhiri block catch
26
27 return tampilan penerimaan stok dengan umpan balikan nilai
status
28 Akhir kode
75
Kode Program 5.2
77
Gambar 5.6 Perancangan Antarmuka Hitung Stok Opname
79
Formatted: Indonesian
BAB 6 IMPLEMENTASI
Pada bab ini akan dijabarkan mengenai implementasi sistem yang akan dibuat
berdasarkan hasil peracangan sistem yang telah dibuat di bab sebelumnya. Pada
tahap terdiri dari spesifikasi sistem, implementasi basis data, implementasi kode
program, dan implementasi antarmuka.
6.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras Formatted: Outline numbered + Level: 3 + Numbering Style:
1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0" +
Pengembangan sistem aplikasi manajemen distribusi PT Petrokimia Gresik Indent at: 0.5"
menggunakan perangkat keras dengan spesifikasi yang dijabarkan pada Table 6.1.
Tabel 6.1 Spesifikasi Perangkat Keras
Nama Komponen Spesifikasi Formatted Table
80
6.1.3 Batasan Implementasi
Berikut merupakan beberapa batasan dalam tahap implementasi sistem aplikasi
manajemen distribusi pupuk PT Petrokimia Gresik. Batasan-batasan tersebut
diantaranya adalah:
81
BAB 7 PENGUJIAN
Pengujian unit dilakukan untuk menguji united seperti komponen, objek, atau
klas dari hasil perancangan sistem. Pengujian dilakukan menggunakan salah satu
metode pada White Box Testing yaitu basis path testing. Pengujian unit dilakukan
dalam tiga sampel uji yaitu pada klas blabla.
6.1.17.1.1 Pengujian Unit Klas Stok Opname Formatted: Outline numbered + Level: 3 + Numbering Style:
1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0" +
1. Pseudocode Indent at: 0.5"
1 Formatted: Centered
1 Mulai Formatted Table
2 Mengecheck / validator post data stokopname ( data kosong )
3 Mengecheck / validator post data detail stokopname ( data
kosong )
Formatted:
2 Centered
4
5 Inialisasi model pada variabel locAL
6 Inialisasi status dengan nilai kosong
7
8 Deklarasi block try
9 Inialisaisi pada pemanggilan function 3
Formatted: Centered
insert_stokopname (data dan data detail)
10 Inialisasi status dengan hasil pemanggilan
11
4
Formatted: Centered
12 Deklarasi block catch
13 Inialisasi status dengan catch
14 Akhiri block catch Formatted:
5 Centered
15
16 return tampilan stok opname dengan umpan balikan nilai 6 Formatted: Centered
status
7 Formatted: Centered
17 Akhir kode
Formatted: Indent: First line: 0.3"
82
2. Basis Path Testing
a. Flow Graph
b. Cyclomatic Complexity
1. Region : 2
2. Node : 7
3. Edge : 7
i. V(G) = 2, ada 2 Region = R1, R2
ii. V(G) = Edges – Node + 2 = 7 – 7 + 2 = 2
iii. V(G) = 1 Predicates nodes + 1 = 2
c. Independent Path
1. Path 1 = 1 – 2 – 3 – 5 – 6 – 7
2. Path 2 = 1 – 2 – 4 – 5 – 6 – 7
No. No. Prosedur Uji Expected Result Result Status Formatted: Centered
Jalur Formatted Table
83
1 1 Mengaktifkan Data bisa Data bisa Valid
database server tertambah tertambah
2 2 Menonaktifkan Error, dan Error, dan Valid Formatted: Normal, Centered
database server masuk pada masuk pada
block catch block catch
Formatted: Indent: First line: 0.24"
84
26
27 return tampilan penerimaan stok dengan umpan balikan nilai
status
28 Akhir kode
b. Cyclomatic Complexity
4. Region : 2
5. Node : 7
6. Edge : 7
iv. V(G) = 2, ada 2 Region = R1, R2
v. V(G) = Edges – Node + 2 = 7 – 7 + 2 = 2
vi. V(G) = 1 Predicates nodes + 1 = 2
c. Independent Path
3. Path 1 = 1 – 2 – 3 – 5 – 6 – 7
4. Path 2 = 1 – 2 – 4 – 5 – 6 – 7
85
No. No. Prosedur Uji Expected Result Result Status
Jalur
1 1 Mengaktifkan Data bisa Data bisa Valid
database server tertambah tertambah
2 2 Menonaktifkan Error, dan Error, dan Valid
database server masuk pada masuk pada
block catch block catch
Formatted: Indent: First line: 0.24"
7.1.1 7.3.1 Pengujian Validasi Melihat Data Jenis Pupuk Formatted: No bullets or numbering
7.1.2 Pada kasus pengujian validasi melihat data jenis pupuk blabla
terdapat satu kasus uji yaitu kasus uji berhasil melihat data jenis pupuk yang dapat
dilihat pada tabel 7.1.1.
7.1.3 A. Kasus Uji Berhasil Melihat Data Jenis Pupuk
Tabel 7.1.1 Kasus Uji Berhasil Melihat Data Jenis Pupuk Formatted: Indonesian
Status
86
7.3.2 Pengujian Validasi Manambah Jenis Pupuk
Pada kasus pengujian validasi menambah data jenis pupuk terdapat tiga
kasus uji yaitu kasus uji berhasil menambah data jenis pupuk yang dapat dilihat
pada tabel 7.2.1, kasus uji batal menambah data jenis pupuk yang dapat dilihat
pada tabel 7.2.2, dan kasus uji tidak mengisi salah satu data jenis pupuk yang dapat
dilihat pada tabel 7.2.3.
A. Kasus Uji Berhasil Menambah Data Jenis Pupuk
Tabel 7.2.1 Kasus Uji Berhasil MelihatMenambah Data Jenis Pupuk
Nama Kasus Uji Berhasil Menambah Data Jenis Pupuk
Prosedur 1. Aktor menekan tombol tambah jenis pupuk Formatted: No bullets or numbering
87
Nama Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Jenis Pupuk
Prosedur 1. Aktor menekan tombol tambah jenis pupuk.
2. Sistem menampilkan form pengisian jenis pupuk.
3. Aktor tidak memasukkan salah satu data yang
diperlukan yaitu, nama pupuk, berat per kemasan.
4. Aktor menekan tombol save. Commented [F15]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
Formatted: Indonesian
Hasil yang Sistem akan menampilkan pemberitahuan untuk
diharapkan mengisi semua form
Hasil
Status
88
3. Aktor batal menambah data jenis pupuk dengan
menekan tombol “X”.
Hasil yang Sistem akan menghilangkan form pengisian jenis pupuk
diharapkan dan kembali ke menu jenis pupuk.
Hasil
Status
90
7.3.3 Pengujian Validasi Mengubah Jenis Pupuk
Pada kasus pengujian validasi mengubah data jenis pupuk terdapat dua
kasus uji yaitu kasus uji berhasil mengubah data jenis pupuk yang dapat dilihat
pada tabel 7.3.1, dan kasus uji batal mengubah data jenis pupuk yang dapat dilihat
pada tabel 7.3.2.
A. Kasus Uji Berhasil Mengubah Data Jenis Pupuk
Tabel 7.3.1 Kasus Uji Berhasil Mengubah Data Jenis Pupuk
Nama Kasus Uji Berhasil Menambah Data Jenis Pupuk
Prosedur 1. Aktor menekan tombol ubah jenis pupuk
2. Sistem menampilkan form pengisian jenis pupuk
3. Aktor memasukkan data yang ingin diubah yaitu,
nama pupuk, berat per kemasan
4. Aktor menekan tombol save Commented [F19]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
91
Tabel 7.4.1 Kasus Uji Berhasil Melihat Data Rekanan Transportir
Nama Kasus Uji Melihat Data Rekanan Transportir
Prosedur 1. Aktor memilih menu rekanan transporter
Hasil yang Sistem akan menampilkan halaman daftar rekanan
diharapkan transportir
Hasil
Status
92
3. Aktor batal menambah data rekanan transportir
dengan menekan tombol “X”.
Hasil yang Sistem akan menghilangkan form pengisian rekanan
diharapkan transportir dan kembali ke menu rekanan transportir.
Hasil
Status
93
3. Aktor menambahkan data rekanan transportir yaitu,
nama rekanan, daftar gudang penyangga, username,
password
4. Aktor menekan tombol save changes
Hasil yang Sistem akan menampilkan pesan berhasil, dan jenis
diharapkan pupuk telah terubah pada data yang diinginkan
Hasil
Status
94
7.3.8 Pengujian Validasi Menambah Batas Stok Kritis
Pada kasus pengujian validasi menambah batas stok kritis terdapat tiga
kasus uji yaitu kasus uji berhasil menambah batas stok kritis yang dapat dilihat
pada tabel 7.8.1, kasus uji batal menambah batas stok kritis yang dapat dilihat
pada tabel 7.8.2, dan kasus uji tidak mengisi salah satu data batas stok kritis yang
dapat dilihat pada tabel 7.8.3.
A. Kasus Uji Berhasil Menambah Batas Stok Kritis
Tabel 7.8.1 Kasus Uji Berhasil Menambah Batas Stok Kritis
Nama Kasus Uji Berhasil Menambah Batas Stok Kritis
Prosedur 1. Aktor menekan tombol tambah pada halaman batas
stok kritis
2. Sistem menampilkan form penambahan Batas Stok
Kritis
3. Aktor mengisikan data batas stok kritis yaitu, nama
daerah, jenis pupuk, dan qty batas stok kritis
4. Aktor menekan tombol save
Hasil yang Sistem akan menampilkan pesan berhasil, dan batas stok
diharapkan kritis telah ditambahkan
Hasil
Status
95
C. Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Batas Stok Kritis
Tabel 7.2.3 Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Stok Kritis.
Nama Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Batas Stok Kritis
Prosedur 1. Aktor menekan tombol tambah data batas stok kritis.
2. Sistem menampilkan form pengisian data batas stok
kritis.
3. Aktor tidak memasukkan salah satu data yang
diperlukan yaitu, nama daerah, jenis pupuk, dan qty
batas stok kritis
4. Aktor menekan tombol save. Commented [F22]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
96
B. Kasus Uji Batal Mengubah Data Batas Stok Kritis
Tabel 7.9.2 Kasus Uji Batal Mengubah Data Batas Stok Kritis
Nama Kasus Uji Batal Mengubah Data Batas Stok Kritis
Prosedur 1. Aktor menekan tombol ubah data batas stok kritis.
2. Sistem menampilkan form pengisian data batas stok
kritis.
3. Aktor batal menambah data batas stok kritis dengan
menekan tombol “X”.
Hasil yang Sistem akan menghilangkan form pengisian batas stok
diharapkan terakhir dan kembali ke menu batas stok terakhir.
Hasil
Status
C. Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Rekanan Pengelola Gudang Penyangga
Tabel 7.11.3 Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Rekanan Pengelola
Gudang Penyangga.
98
Nama Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Rekanan Pengelola
Gudang Penyangga
Prosedur 1. Aktor menekan tombol tambah data rekanan
pengelola gudang penyangga.
2. Sistem menampilkan form pengisian data rekanan
pengelola gudang penyangga.
3. Aktor tidak memasukkan salah satu data yang
diperlukan yaitu, nama rekanan, daftar gudang
penyangga yang dikelola, username, dan password.
4. Aktor menekan tombol save. Commented [F23]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
99
Hasil yang Sistem akan menampilkan pesan berhasil, dan rekanan
diharapkan pengelola gudang penyangga telah terubah pada data
yang diinginkan
Hasil
Status
100
7.3.14 Pengujian Validasi Menambah Gudang Penyangga
Pada kasus pengujian validasi menambah gudang penyangga terdapat tiga
kasus uji yaitu kasus uji berhasil menambah gudang penyangga yang dapat dilihat
pada tabel 7.14.1, kasus uji batal menambah gudang penyangga yang dapat dilihat
pada tabel 7.14.2, dan kasus uji tidak mengisi salah satu data gudang penyangga
yang dapat dilihat pada tabel 7.14.3.
A. Kasus Uji Berhasil Menambah Gudang Penyangga
Tabel 7.14.1 Kasus Uji Berhasil Menambah Gudang Penyangga
Nama Kasus Uji Berhasil Menambah Gudang Penyangga
Prosedur 1. Aktor menekan tombol tambah pada halaman gudang
penyangga
2. Sistem menampilkan form penambahan gudang
penyangga
3. Aktor mengisikan data gudang penyangga yaitu, kode
gudang penyangga, alamat, daya tampung gudang,
pengelola, nama kepala Gudang, kontak, username, dan
password.
4. Aktor menekan tombol save
101
Hasil
Status
102
pengelola, nama kepala Gudang, kontak, username, dan
password.
4. Aktor menekan tombol save changes
Hasil yang Sistem akan menampilkan pesan berhasil, dan data
diharapkan Gudang penyangga telah berhasil diubah
Hasil
Status
103
7.3.17 Pengujian Validasi Menambah Petugas Stok Opname
Pada kasus pengujian validasi menambah gudang penyangga terdapat tiga
kasus uji yaitu kasus uji berhasil menambah petugas stok opname yang dapat
dilihat pada tabel 7.17.1, kasus uji batal menambah petugas stok opname yang
dapat dilihat pada tabel 7.17.2, dan kasus uji tidak mengisi salah satu data petugas
stok opname yang dapat dilihat pada tabel 7.17.3.
A. Kasus Uji Berhasil Menambah Petugas Stok Opname
Tabel 7.14.1 Kasus Uji Berhasil Menambah Petugas Stok Opname
Nama Kasus Uji Berhasil Menambah Petugas Stok Opname
Prosedur 1. Aktor menekan tombol tambah pada halaman
petugas stok opname.
2. Sistem menampilkan form penambahan data petugas
stok opname
3. Aktor mengisikan data petugas stok opname yaitu,
kode tim, nama petugas 1, nama petugas 2, username
dan password.
4. Aktor menekan tombol save
Hasil yang Sistem menampilkan pesan berhasil, dan data petugas
diharapkan stok opname berhasil ditambahkan.
Hasil
Status
104
C. Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Petugas Stok Opname
Tabel 7.17.3 Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Petugas Stok Opname.
Nama Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Petugas Stok Opname
Prosedur 1. Aktor menekan tombol tambah data petugas stok
opname.
2. Sistem menampilkan form pengisian data petugas
stok opname.
3. Aktor tidak memasukkan salah satu data yang
diperlukan yaitu, kode tim, nama petugas 1, nama
petugas 2, username dan password.
4. Aktor menekan tombol save. Commented [F25]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
105
Status
106
Hasil
Status
C. Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Penugasan Stok Opname
Tabel 7.19.3 Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Penugasan Stok Opname.
Nama Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Penugasan Stok Opname
Prosedur 1. Aktor menekan tombol tambah data penugasan stok
opname.
2. Sistem menampilkan form pengisian data penugasan
stok opname.
3. Aktor tidak memasukkan salah satu data yang
diperlukan yaitu, kode tim, kode Gudang penyangga,
dan tanggal berangkat.
4. Aktor menekan tombol save. Commented [F26]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
107
7.3.20 Pengujian Validasi Melihat Penugasan Stok Opname
Pada kasus pengujian validasi melihat data penugasan stok opname
terdapat satu kasus uji yaitu kasus uji berhasil melihat data penugasan stok
opname yang dapat dilihat pada tabel 7.20.1.
A. Kasus Uji Berhasil Melihat Data Penugasan Stok Opname
Tabel 7.20.1 Kasus Uji Berhasil Melihat Data Penugasan Stok Opname
Nama Kasus Uji Melihat Data Penugasan Stok Opname
Prosedur 1. Aktor memilih menu penugasan stok opname
Hasil yang Sistem menampilkan halaman melihat penugasan stok
diharapkan opname.
Hasil
Status
108
B. Kasus Uji Batal Membuat Data Permintaan Pengiriman Pupuk
Tabel 7.21.2 Kasus Uji Batal Membuat Permintaan Pengiriman Pupuk
Nama Kasus Uji Batal Membuat Permintaan Pengiriman Pupuk
Prosedur 1. Aktor menekan tombol buat permintaan pengiriman
pupuk.
2. Sistem menampilkan form pengisian data permintaan
pengiriman pupuk.
3. Aktor batal membuat data permintaan pengiriman
pupuk dengan menekan tombol “X”.
Hasil yang Sistem akan menghilangkan form permintaan
diharapkan pengiriman pupuk dan kembali ke menu permintaan
pengiriman pupuk.
Hasil
Status
C. Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Permintaan Pengiriman Pupuk
Tabel 7.21.3 Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Permintaan Pengiriman
Pupuk.
Nama Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Permintaan Pengiriman
Pupuk
Prosedur 1. Aktor menekan tombol buat data permintaan
pengiriman pupuk.
2. Sistem menampilkan form pengisian data permintaan
pengiriman pupuk.
3. Aktor tidak memasukkan salah satu data yang
diperlukan yaitu, no pengiriman, jenis pupuk, quantity,
tujuan, batas waktu pengantaran.
4. Aktor menekan tombol save. Commented [F27]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
109
7.3.22 Pengujian Validasi Melihat Permintaan Pengiriman Pupuk
Pada kasus pengujian validasi melihat data permintaan pengiriman pupuk
terdapat satu kasus uji yaitu kasus uji berhasil melihat data permintaan
pengiriman pupuk yang dapat dilihat pada tabel 7.22.1.
A. Kasus Uji Berhasil Melihat Data Permintaan Pengiriman Pupuk
Tabel 7.22.1 Kasus Uji Berhasil Melihat Data Permintaan Pegiriman Pupuk
Nama Kasus Uji Melihat Data Peermintaan Pengiriman Pupuk
Prosedur 1. Aktor memilih menu permintaan pengiriman pupuk
Hasil yang Sistem akan menampilkan daftar permintaan
diharapkan pengiriman pupuk di halaman permintaan pengiriman
pupuk.
Hasil
Status
110
Status
C. Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Detail Data Permintaan Pengiriman Pupuk
Tabel 7.23.3 Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Detail Data Permintaan
Pengiriman Pupuk.
Nama Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Detail Data Permintaan
Pengiriman Pupuk
Prosedur 1. Aktor menekan tombol respon permintaan
permintaan pengiriman pupuk.
2. Sistem menampilkan form pengisian detail data
permintaan pengiriman pupuk.
3. Aktor tidak memasukkan salah satu detail data yang
diperlukan yaitu, plat nomor kendaraan pengangkut,
nama supir, qty angkut tiap kendaraan, tanggal
pengambilan pupuk.
4. Aktor menekan tombol save. Commented [F28]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
111
7.3.24 Pengujian Validasi Melihat Daftar Pupuk yang Hilang di Gudang
Penyangga
Pada kasus pengujian validasi melihat data pupuk yang hilang di gudang
penyangga terdapat satu kasus uji yaitu kasus uji berhasil melihat data pupuk yang
hilang di gudang penyangga yang dapat dilihat pada tabel 7.24.1.
A. Kasus Uji Berhasil Melihat Data pupuk yang hilang di gudang penyangga
Tabel 7.22.1 Kasus Uji Berhasil Melihat Data Pupuk yang Hilang di Gudang
Penyangga
Nama Kasus Uji Melihat Data Pupuk yang Hilang di Gudang Penyangga
Prosedur 1. Aktor memilih menu pupuk hilang
Hasil yang Sistem akan menampilkan data pupuk yang hilang
diharapkan digudang penyangga pada halaman pupuk hilang
Hasil
Status
112
mengisi salah satu data perhitungan stok opname yang dapat dilihat pada tabel
7.26.3.
A. Kasus Uji Berhasil Membuat Perhitungan Stok Opname
Tabel 7.26.1 Kasus Uji Berhasil Membuat Perhitungan Stok Opname
Nama Kasus Uji Berhasil Membuat perhitungan Stok Opname
Prosedur 1. Aktor menekan tombol buat perhitungan pada
halaman stok opname.
2. Sistem menampilkan form penambahan Perhitungan
Stok Opname
3. Sistem secara otomatis mengunci fitur pupuk keluar
dan pupuk masuk.
4. Aktor mengisikan data perhitungan stok opname
yaitu tanggal, jam, kode Gudang penyangga, jenis
pupuk, berat kemasan, area, kunci, Panjang, lebar,
tinggi, jumlah bag, jumlah ton, lebihan bag, lebihan ton,
total bag, total ton.
5. Aktor menekan tombol selesai
Hasil yang Sistem akan menampilkan pesan berhasil, dan data
diharapkan perhitungan stok opname berhasil dibuat.
Hasil
Status
113
C. Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Perhitungan Stok Opname
Tabel 7.21.3 Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Perhitungan Stok
Opname.
Nama Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Perhitungan Data Stok
Opname
Prosedur 1. Aktor menekan tombol buat data perhitungan stok
opname.
2. Sistem menampilkan form pengisian data perhitungan
stok opname.
3. Aktor tidak memasukkan salah satu data yang
diperlukan yaitu, tanggal, jam, kode Gudang penyangga,
jenis pupuk, berat kemasan, area, kunci, Panjang, lebar,
tinggi, jumlah bag, jumlah ton, lebihan bag, lebihan ton,
total bag, total ton.
4. Aktor menekan tombol save. Commented [F29]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
114
7.3.28 Pengujian Validasi Melihat Hasil Stok Opname
Pada kasus pengujian validasi melihat data hasil stok opname terdapat satu
kasus uji yaitu kasus uji berhasil melihat data hasil stok opname yang dapat dilihat
pada tabel 7.28.1.
A. Kasus Uji Berhasil Melihat Data Hasil Stok Opname
Tabel 7.28.1 Kasus Uji Berhasil Melihat Data Hasil Stok Opname
Nama Kasus Uji Melihat Data Hasil Stok Opname
Prosedur 1. Aktor memilih menu hasil stok opname.
Hasil yang Sistem akan menampilkan data hasil stok opname pada
diharapkan halaman hasil stok opname.
Hasil
Status
115
Nama Kasus Uji Berhasil Membuat Laporan Pupuk Rusak
Prosedur 1. Aktor menekan tombol lapor pupuk rusak pada
halaman pupuk rusak.
2. Sistem menampilkan form penambahan Pupuk Rusak
3. Aktor menambahkan data laporan pupuk rusak yaitu
jenis pupuk, qty, kemasan, foto, alasan kerusakan
pupuk.
4. Aktor menekan tombol selesai
C. Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Laporan Pupuk Rusak
Tabel 7.30.3 Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Laporan Pupuk Rusak.
Nama Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Laporan Pupuk Rusak
Prosedur 1. Aktor menekan tombol buat data laporan pupuk
rusak.
2. Sistem menampilkan form pengisian data laporan
pupuk rusak.
116
3. Aktor tidak memasukkan salah satu data yang
diperlukan yaitu, jenis pupuk, qty, kemasan, foto, alasan
kerusakan pupuk.
4. Aktor menekan tombol save. Commented [F30]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
117
3. Aktor mengisi data validasi data penerimaan pupuk
yaitu qty diterima.
Hasil yang Sistem akan menampilkan pesan berhasil, dan status
diharapkan pengiriman pupuk yang diinginkan berubah menjadi
diterima.
Hasil
Status
C. Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Validasi Penerimaan Pupuk
Tabel 7.32.3 Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Validasi Penerimaan
Pupuk.
Nama Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Validasi Penerimaan
Pupuk
Prosedur 1. Aktor menekan tombol tombol pupuk diterima.
2. Sistem menampilkan form pengisian data validasi
penerimaan pupuk.
3. Aktor tidak memasukkan salah satu data yang
diperlukan yaitu, qty diterima.
4. Aktor menekan tombol save. Commented [F31]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
118
Status
119
Hasil yang Sistem akan menghilangkan form pengisian pupuk
diharapkan keluar gudang penyangga dan kembali ke menu pupuk
keluar gudang penyangga.
Hasil
Status
C. Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Pupuk Keluar Gudang Penyangga
Tabel 7.33.3 Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Pupuk Keluar Gudang
Penyangga.
Nama Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Pupuk Keluar Gudang
Penyangga
Prosedur 1. Aktor menekan tombol tambah data pupuk keluar
gudang penyangga.
2. Sistem menampilkan form pengisian data pupuk
keluar gudang penyangga.
3. Aktor tidak memasukkan salah satu data yang
diperlukan yaitu, nomor pengiriman, jenis pupuk, nama
distributor, nomor plat, nama supir, nama distributor.
4. Aktor menekan tombol save. Commented [F32]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
120
Hasil
Status
121
Hasil yang Sistem akan menampilkan pesan berhasil, dan status
diharapkan stok opname yang diinginkan berubah menjadi
tervalidasi selesai.
Hasil
Status
C. Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Validasi Hasil Stok Opname
Tabel 7.36.3 Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Validasi Hasil Stok
Opname
Nama Kasus Uji Tidak Mengisi Salah Satu Data Validasi Hasil Stok
Opname
Prosedur 1. Aktor menekan tombol buat data validasi penerimaan
pupuk.
2. Sistem menampilkan form pengisian data validasi
penerimaan pupuk.
3. Aktor tidak memasukkan salah satu data yang
diperlukan yaitu, qty diterima.
4. Aktor menekan tombol save. Commented [F33]: Paham salah nya dimana? Cek lagi
122
Status
123
Status
124
DAFTAR PUSTAKA
125
Putra, A dan Hardiyanti, D, Yunika. 2011. Penentuan Penerima Beasiswa Dengan
Menggunakan Fuzzy Multiple Atribute Decission Making. Jurnal Sistem
Informasi (JSI), VOL. 3, NO. 1, April 2011.
Saputra, D. 2012. Model Pengembangan Sistem Informasi.
http://danylukman.blogspot.co.id/2012/10/metode-pengembangan-
sistem-informasi.html. Diakses pada tanggal 22 September 2015.
Sommerville, I. 2007. Software Engineering Eighth Edition. Pearson Education
Limited. US of America.
Subaweh, I. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Universitas Gunadarma. Depok.
Sutiyarini, Kusrini dan A. Sunyoto. 2013. Rancang Bangun Sistem Administrasi
Mahasiswa Berbasis Web Menggunakan Metode User Centered Design
(Studi Kasus: STIMIK AUB Surakarta). Politeknosains, Vol. XII, No. 2,
September 2013, hal: 72-80.
Tenardi, W. dan D. Agustina. 2013. Sistem Informasi Keuangan pada Sekolah St.
Agatha. STMIK GI MDP. Palembang.
Turban, Efraim, Aronson, J. E dan Liang, P, T. 2005. Decision Support System and
Intelligent Systems (7th Edition). Andi Offset, Yogyakarta.
Turban, E., RE, P. & RK, R., 2003. Introduction to Information Systems, 2nd Edition.
USA: s.n.
Widyanti, Y. 2006. Sistem Aplikasi Manajemen dan Evaluasi Perkuliahan. Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2006, Juni 2006, ISSN: 1907-5022, Hal.:
57-60.
Wardaani, Dian Andarini. 2013. Aplikasi Inventory Control Stock Opname Barang
Habis Pakai (Bhp) Berbasis Web (Study Kasus Balai Laboratorium Kesehatan
D.I.Yogyakarta). UPN "Veteran" yogyakarta.
Yulianto, F. 2012. Perancangan Software Link Budget Calculator dengan Microsoft
Visual Basic. Amikom. Yogyakarta.
126
LAMPIRAN B HASIL WAWANCARA
2. Bisa dijelaskan masalah yang dihadapi sekarang mengenai stok opname itu
seperti apa?
Jawaban:
Secara periodik kami melakukan stock opname disetiap Gudang Penyangga,
selanjutnya kami akan memasukan data stok yang tercatat kedalam file
document untuk menjadi bahan stok opname nanti. Pada saat penghitungan
stok opname masih menghitung manual menggunakan kertas untuk nanti
hasilnya dimasukan kedalam file dokumen dan diprint untuk meminta tanda
tangan persetujuan dari kepala gudang. Karena hasil yang kami bawa berupa
hardcopy beberapa kali terjadi kehilangan dokumen sehingga kami harus
melakukan stok opname lagi. Jadi dana perjalanan kita habis banyak mas.
Belum lagi waktu sampai di kantor kita harus mengupdate kondisi stok
sesuai hasil stok opname. dua kali kerja tidak efisien mas. Padahal, dalam
sekali penugasan stok opname staff distribusi ditugaskan bisa untuk
melakukan stok opname untuk Gudang Penyangga dalam satu provinsi.
127
5. Apakah ada keluhan dari perusahaan rekanan pengelola gudang penyangga?
Jawaban:
Yang saya tahu mereka sering mengeluh tidak mengetahui kehilangan itu
secara langsung setelah di stok opname. jadi mereka tahunya setelah ada
klaim tahunan. padahal menurut mereka jika mereka langsung mengetahui
adanya kehilangan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan
suatu tindakan ke kepala gudang penyangganya, entah itu teguran atau apa.
6. Bisa dijelaskan seperti apa permasalahan dan dampak yang ada mengenai
pencatatan stok gudang penyangga?
Jawaban:
Selama ini untuk pemantauan data setiap gudang penyangga kami hanya
menggunakan data pelaporan berupa file dokumen yang dikirim oleh kepala
Gudang penyangga melalui email ke Departemen Distribusi Wilayah 1 untuk
selanjutnya nanti dimasukan kedalam file excel oleh staff diswil yaitu saya
khususnya. saya sering mengalami kendala dalam mengelola data yang
dikirimkan karena banyaknya email yang dikirim sehingga sering terjadi data
yang terlewat tidak terolah, dan itu membuat proses pengeloaan data
menjadi lama atau tidak efektif. Pemantauan data stok di gudang penyangga
juga masih menggunakan table data excel yang didalamnya berisi transaksi
keluar dan masuk stok. Sehingga berakibat sulitnya memantau stok disetiap
gudang penyangga secara cepat dan mudah. Padahal, kecepatan dan
kemudahan dalam memantau stok disetiap Gudang akan berpengaruh pada
proses pengawasan ketersediaan pupuk disetiap daerah untuk menghindari
adanya kekurangan stok pupuk. Karena jika terjadi kekurangan stok maka
kebutuhan petani didaerah tersebut tidak dapat terpenuhi dan akan
berpengaruh pada hasil pertaniannya. Padahal ketika data stok dapat dilihat
secara real time dan bisa dilihat oleh diswil bisa langsung ditindak lanjuti
dengan melakukan pengiriman dari Gudang pusat ke Gudang Penyangga.
Selain itu, Manager juga sulit memantau keadaan stok yang ada digudang-
gudang penyangga. untuk menjalankan tugasnya mengawasi pengendalian
stok yang ada dengan mudah, melakukan pengecekan melalui daftar table
excel sangatlah tidak efisien. Padahal, manager memiliki banyak sekali
kegiatan
129
B. WAWANCARA TAHAP KEDUA
Wawancara tahap kedua di fokuskan pada aspek pengenalan alur proses yang
ada dan pengumpulan data.
1. Bagaimana alur proses stok opname dari penugasan sampai selesai?
Jawaban:
Pertama manager melalui staffnya diswil 1 akan menugaskan tim untuk
melakukan stok opname biasanya terdiri dari dua orang dalam satu tim.
Penugasannya sesuai area tanggung jawab tim tersebut satu tim satu
provinsi. Setelah itu tim tersebut mempersiapkan data-data keluar-masuk
pupuk sesuai yang tercatat laporan yang ada di kantor. Setelah itu
berangkat menuju gudang-gudang penyangga. Disana tim petugas stok
opname akan menghitung stok fisik pupuk yang benar-benar ada disana
dan menghentikan transaksi keluar dan masuk pupuk pada Gudang
penyangga tersebut. Apakah benar jumlah pupuk yang ada di gudang
penyangga sesuai dengan yang tercatat dikantor, setelah itu petugas akan
melaporkan dalam berita acara. Dalam berita acara tersebut juga perlu
persetujuan kepala gudang penyangga mas meskipun pada
perhitungannya sesuai ataupun tidak. Setelah semua selesai petugas akan
pindah ke gudang berikutnya dan seterusnya. Setelah selesai semua nanti
petugas akan serahkan berita acara per stok opname yang telah petugas
lakukan ke kantor PT. Petrokimia Gresik. Setelah itu data-data hasil final
dari perhitungan stok opname per gudang penyangga di serahkan pada
Manager Diswil 1 untuk laporan pertanggung jawaban mas.
130
4. Apa saja yang dilaporkan dalam berita acara dari hasil perhitungan stok
opname itu mas ?
Jawaban:
Stok fisik, mutasi pupuk, hasil stok opname. Nanti saya berikan juga filenya
agar lebih jelas.
7. Apa data yang harus dimasukkan dari rekanan transportir yang akan
melakukan penjemputan pupuk berdasar permintaan diswil mas ?
Jawaban:
ekanan transportir memasukkan data yaitu tanggal, nomor plat, dan nama
supir yang akan mengengkut pupuk teresebut, Nanti juga ada datanya mas
saya kasih juga
10. Apa indikator bahwa stok didaerah dikatakan aman dan kurang?
Jawaban:
Diswil sudah menentukan dan memutuskan stok kritis per jenis pupuk di
setiap daerah kepada staff Distribusi Wilayah 1 yaitu saya mas.
132
Formatted: Indonesian
133