Bab I DHF
Bab I DHF
PENDAHULUAN
Dengue Hemmorhagic Fever adalah salah satu kasus tersering yang terjadi di Indonesia.
Permasalahan angka kematian akibat DHF di Indoenesia dimulai pada tahun 1968 dimana angka
kesakitan akibat DHF meningkat dari 0.05 menjadi 8.14 pada 1973 dan menjadi 8.65 pada 1983
dan pada 1998 menjadi 35.19/100.000 penduduk. Pada tahun 2015, tercatat total sebanyak
126.675 pemderita DBD di 34 provinsi di seluruh Indonesia, dan 1229 diantaranya meninggal
dunia. Pada 2016, Kementerian Kesehatan mencatat ada 8.487 kasus DHF pada periode Januari-
Gorontalo (6.06%), disusul oleh Maluku (6%), dan Papua Barat (4.55%)
DHF termasuk penyakit infeksi yang terdapat pada golongan arthorpode borne virus.
Dimana virus ini membutuhkan inang nyamuk untuk transmisi ke manusia. Virus ini pun
termasuk dalam genus flavivirus, family flaviviridaea yang memiliki 4 serotipe, yaitu DEN 1,
DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Infeksi dengan salah satu serotipe akan membuat imunitas terhadap
serotipe spesifik.
Masih tingginya insidensi dari kasus DHF harus diikuti dengan pendekatan klinis yang
tepat pada pasien-pasien yang dicurigai terkena DHF. Pendekatan diagnosis secara klinis dan
laboratoris yang tepat akan membuat penegakkan diagnosis bias segera dilakukan, dengan
pemberian terapi yang tepat, akan dapat mengurangi angka kematian yang ditimbulkan.
Hingga saat ini, nyamuk Aedes Aegypty sebagai spesies yang menjadi vector penyebaran
penayakit demam berdarah. Hal ini disebabkan kemampuan afinitas yang tinggi untuk menggigit
banyak manusia. Patut diketahui bahwa hanya nyamuk betina yang menggigit manusia. Spesies