Anda di halaman 1dari 13

2.

2 Tinjauan Teori Dokumentasi


Langkah-langkah manajemen kebidanan menurut menggunakan tujuh langkah varney
sebagai berikut :
I. Pengkajian (pengumpulan data dasar).
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.Merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi pasien.
1. Data Subjektif.
a) Identitas bayi
Nama bayi/ nama orang tua
Tanggal Lahir : dicatat untuk mengetahui usia bayi, sehingga tindakan yang akan
kita lakukan sesuai dengan usia bayi.
Jenis Kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin bayi.
Anak ke : untuk mengetahui anak keberapa bayi tersebut
Alamat : ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
b) Identitas ibu
Nama : nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak
keliru dalam memberikan penanganan.
Umur : Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari
20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam
masa nifas.
Agama : untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdoa.
Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauhmana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling
sesuai dengan pendidikannya.
Suku/bangsa : Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
Pekerjaan : Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya,
karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
c) Keluhan Utama.
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan bayi baru
d) Riwayat Kesehatan.
Data ini diperlukan untuk mengetahui riwayat penyakit yang berhubungan dengan
bayi misalnya sakit jantung, TBC, asma, golongan darah ibu beserta rhesusnya.
e) Riwayat Obstetrik.
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. Berapa kali ibu hamil,
apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong
persalinan, keadaan nifas yang lalu. Ditanyakan mengenai konsumsi tablet
tambah darah secara teratur atau tidak.
b. Riwayat Persalinan sekarang.
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi
PB, BB, penolong persalinan, bayi lahir spontan atau dengan alat, lahir langsung
menangis, dan gerak bayi saat lahir, serta apakah bayi mengalami lilitan tali pusat.
2. Data Objektif
KEADAAN UMUM
Pengukuran tanda-tanda vital dan ukuran bayi serta anak-anak sering dilakukan
pertama kali dan hanya merupakan indikator penyakit.
a. Pernafasan : pernafasan bayi baru lahir normal adalah 30-60 kali
permenit, tanpa retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi.
b. Warna kulit : warna kulit bayi normal ada kemerahan, sedangkan bayi preterm
kelihatan lebih pucat.
c. Denyut jantung : bayi baru lahir normal antara 120-160 kali permenit, tetapi
masih dianggap normal bila lebih dari 160 kali permenit.
d. Suhu aksila : Suhu bayi normal adalah 36,5 – 37,5 ˚C.

PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
Pertumbuhan dicerminkan dalam peningkatan tinggi dan berat badan dalam batas
yang di harapkan.
1) Berat badan 2500 - 4000 gram.
2) Panjang badan 48-52 cm.
3) Lingkar dada 30-38 cm.
4) Lingkar kepala 33-35 cm.
5) Lingkar lengan 11-12 cm

PEMERIKSAAN FISIK
1. Kulit
Pucat : Anoksia, anemia
Perubahan Vasomotor : Penampakan mottled umum terlihat pada bayi
prematur, kretinisme, sindrom Down’s
Sianosis : Akrosianosis, penyakit jantung kongenital
Pigmentasi melanotik : Bercak mongolian
Ikterik : sepsis, penyakit hemolitik, obstruksi saluran empedu
Eritema : miliaria rubra, eritema toksikum, hemangioma kapiler, warna seperti
port-wine

2. Kepala
Kepala bayi : Kepala kecil pada mikrosefali, kepala besar pada
hidrosefali
Ubun – ubun anterior dan posterior : ubun – ubun penuh dan tegang
Sutura sagital, koronal, lamdoidal : tertutup pada mikrosefali. Terpisah pada
peningkatan tekanan intrakranial (hidrosefali, hematoma subdural, dan tumor
otak).
Tulang – tulang kranial : Pembengkakan karena hemoragi subperiosteal
(sefalohematoma) tidak terlihat pada garis sutura, pembengkakan karena
perdarahan yang berhubungan dengan fraktur terlihat pada sutura.

3. Mata
Uji terhadap penglihatan dengan menyorotkan cahaya terang ke dalam mata
atau menggerakkan benda dengan cepat ke arah mata. Kedipan mata dan
ekstensi kepala akan terjadi bila bayi dapat melihat.
PEMERIKSAAN MATA BAYI
Gendong bayi dalam posisi berdiri, pegang aksilanya dengan tangan Anda dan
tahan kepalanya dengan Ibu jari Anda. Rentangkan tangan Anda dan
berputarlah perlahan bersama bayi ke satu arah. Mata bayi akan terbuka,
memperlihatkan bidang sklera yang terang, iris dan gerakan ekstraokular.
Pemeriksaan mata selnajutnya adalah pemeriksaan palpebral. Palpebral dilihat
apakah simetris atau tidak. Pemeriksaan sclera dilakukan untuk menilai warna
sclera. Sclera normal berwarna putih. Pada kornea dan lensa jernih atau tidak.

4. Telinga
AURIKULA
Masa Bayi. Perhatikan apakah bagian atas dari daun telinga bayi yang baru
lahir menyambung dengan kulit kepala di bawah garis yang memanjang
melewati kantus dalam dan kantus luar mata.
LUBANG DAN GENDANG TELINGA
Masa Bayi. Perhatikan pada gendang telinga menggunakan otoskop Anda
dengan menarik pinna ke arah bawah.
PENDENGARAN
Masa Bayi. Buat bunyi yang keras, tajam dekat telinga bayi dan perhatikan
terhadap adanya kedipan mata (refleks berkedip akustik)

5. Hidung
Masa Bayi. Uji patensi saluran hidung dengan menutup setiap lubang hidung
secara bergantian sementara menahan agar mulut bayi tetap tertutup. Dilihat
apakah terjadi pernafasan cuping hidung.
6. Mulut
Pemeriksaan mulut dilakukan untuk menentukan ada tidaknya trismus yang
merupakan kesulitan membuka mulut.
7. faring
periksa tenggorokan. Perhatikan ukuran dan penampilan tonsil. Tonsil relative
lebih besar pada masa kanak kanak awal dan akhir daripada masa bayi serta
masa remaja. Tonsil biasanya mempunyai kriptus dalam pada permukaannya,
seiring dengan konsentrasi putih atau partikel makanan yang menonjol dari
kedalamannya tidak terdapat indikasi tentang penyakit sekarang atau yang lalu
8. Leher
masa bayi. Inspeksi dan palpasi leher bayi baru lahir terhadap benjolan kulit,
fistula, massa, kista, spasme otot, dan krepitus
9. Toraks Dan Paru Paru
perhatikan pola pernapasan. Perubahan pernapasan cepat (30-40/ menit) dan
lambat (5-10/ menit) dipertimbangkan sebagai pernapsan normal (‘periodik”).
Apnea (>20 detik) dengan penyakit kardiopulmonar atau SSP atau dengan
resiko tinggi terhadap sindroma kematian bayi mendadak (SIDS)
perhatikan gerakan kepala ketika bernapas. Ekstensi kepala ketika inspirasi
menandakan adanya penyakit pernapasan yang berat.
Auskultasi dada dengan bel atau diafragma yang kecil, dengarkan bunyi
napas. Jarang tidak terdengar, bahkan dengan atelektasis sekali pun, efusi,
emfisema, atau pneumotoraks. Ekspirasi mengi dengan penyempitan jalan
napas bagian bawah. Krakles halus normalnya terdengar pada akhir inspirasi
yang dalam.
Dalam melakukan penilaian terhadap hasil pemeriksaan dada, hal yang perlu
diperhatikan adalah bentuk dan besar dada, kesimetrisan, dan gerakan dada,
adanya deformitas atau tidak, adanya tonjolan serta adanya pembengkakan
atau kelainan yang lain.
10. Payudara.
Perhatikan pembesaran payudara bayi baru lahir dengan rabas putih dari
putting susunya. Ini menandakan efek esterogenik maternal normal yang
berlangsung sampai beberapa hari

11. Sistem kardiovaskular.


Denyut arteri. Palpasi denyut femoral. Berkurang bila dibandingkan denyut
radialis atau tidak teraba pada koarktasi aorta.
Jantung.
Perhatikan dan palpasi terhadap denyut apical. Teraba pada interspasium ke 4
sampai usia 7 tahun.
12. Abdomen
Inspeksi tali pusat bayi baru lahir. Tali pusat ini harus terdiri dari dua arteri
yang berdinding tebal dan satu vena yang berdinding tipis. Arteri umbilikalis
tunggal menandakan adanya berbagai abnormal congenital. Warna tali pusat
normal putih kebiruan dan tidak terjadi perdarahan tali pusat.
Menilai ukuran dan bentuk perut membuncit simetris atau tidak. Suara
peristaltic usus normal terdengar setiap 10-30 detik. Pemeriksaan secara
perkusi pada daerah abdomen terdengar normal (bunyi timpani) pada seluruh
bagian abdomen.

13. Pemeriksaan Genitalia


Khusus pada laki-laki, dapat diperiksa dengan cara memperhatikan ukuran,
bentuk penis, dan testis. Perlu juga diperhatikan kelainan yang ada, speerti
hipospadia (orificium uretra di ventral penisa, biasanya dekat glandula penis
atau sepanjang penis); epispadia (muara uretra pada dorsal penis); mungkin di
glan atau batang penis; fimosis(pembukaan prepusium sangat kecil, sehingga
tidak dapat ditarik ke glan penis); serta adanya peradangan pada testis dan
skrotum.
Sedangkan pada perempuan dapat diperhatikan adanya epispadia (terbelahnya
mosd pubis dan klitoris serta uretra membuka di bagian dorsal); adanya tanda-
tanda seks sekunder, seperti pertumbuhan rambut dan payudara; serta cairan
yang jeluar dari lubang genital.
14. Pemeriksaan tulang belakang dan ekstremitas
Pada anak dapat dilakukan inspeksi terhadap kelainan tulang belakang, seperti
lordosis, kifosis, scoliosis, kelemahan, serta perasaan nyeri yang ada pada
tulang belakang. Diperhatikan apakah ada spina bivida.
15. Sistem Persyarafan
Refleks : karena jaras kortikosteroid belum berkembang dengan sempurna
saat lahir, mekanisme reflex spinal akan terlihat bervariasi selama masa bayi.
1. Trisep : biasanya tidak terlihat sampai usia 6 bulan
2. Abdominal : tidka terdapat saat lahir, tetapi biasanya terlihat dalam 6
bulan.
3. Pergelangan kaki : klonus pergelangan kaki tak stabil (8-10 kali)
adalah normal
4. Plantar : respon Babinski terlihat pada beberapa (<10%) bayi baru
lahir normal dan mungkin akan tetap adaa selama-lamanya sampai
usia 2 tahun.
Automatisme infantil
Aktivitas reflex spesifik yang menuuji batang otak dan medulla spinalis
ditemukan pada bayi baru lahir dan menghilang pada masa bayi awal. Ada
atau tidaknya reflex-refleks ini tidak memperkirakan dengan segera atau pada
akhirnya tentang fungsi kortikal secara negative atau positif. Namun, tidak
terdapatnya reflex ini pada bayi baru lahir atau menetap sampai waktu yang
diharapkan hilang mengisyaratkan adanya penyakit SSP yang berat.
1. Refleks menggenggam telapak tangan : menghilang pada usia sampai
4 bulan
2. Reflex menghisap akan menghilang pada usia 3 sampai 4 bulan;
mungkin masih terdapat lebih lama selama tidur
3. Reflex inkurvasi trunkus (galant’s)---trunkus akan melengkung kea rah
sisi rangsangan dengan gerakan bahu dan pelvis kearah tersebut ketika
dirangsang di satu sisi dari punggung bayi : menghilang pada usia 2
bulan
4. Posisi suspense vertical---kepala akan tertahan pada garis tengah dan
tungkai fleksi pada pinggul dan lutut saat bayi diberdirikan :
menghilang setelah 4 bulan
5. Respon plasing --- melangkah : sangat jelas setelah hari ke-4; waktu
menghilangnya bervariasi
6. Uji rotasi --- kepala bayi akan berputar kea rah mana anda berputar :
waktu hilangnya bervariasi
7. Reflex tonik leher --- tangan dan kaki di kepala diputarkan ekstensi,
sementara tangan dan kaki lain fleksi : mungkin terdapat saat lahir,
tetapi biasanya timbul pada usia 2 bulan dan menghilang pada usia 6
bulan.
8. Reflex perez --- angkat bayi yang dalam keadaan tengkurap dengan
satu tangan anda. Tekankan ibu jari dari tangan anda yang lain di atas
sakurm dan gerakan dengan lembut diatas tulang leher = kepala dan
tulang belakang ekstensi, lutut fleksi di atas abdomen, dan bayi
menangis dan berkemih : menghilang setelah 3 bulan
9. Respon moro atau terkejut : menghilang pada usia 6 bulan.

II. Interpretasi Data.


Mengidentifikasi diagnose kebidanan dan masalah berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang telah dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan
diinterpretasikan menjadi diagnose kebidanan dan masalah.
Diagnosa : neonates, cukup bulan, usia_______

III. Diagnosa Potensial.


Potensial diagnose yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir diantaranya hipotermi dan
asfiksia
IV. Antisipasi Masalah Potensial.
Antisipasi masalah jika terjadi yaitu dilakukan penanganan pada bayi asfiksia dan
hipotermi, bayi dibungkus dengan kain hangat, membersihkan jalan nafas bayi dengan
menghisap lendir.

V. Perencanaan
Diagnosa : Neonatus, cukup bulan, usia_______
Tujuan : bayi dalam keadaan sehat dan tidak mengalami hipotermi serta asfiksia
Kriteria Hasil :
Ku bayi : baik
TTV : nadi : 120-160x/menit,
rr : 40-60 x/menit;
suhu : 36,5-37,5 0C
Reflek sucking +, rooting +, swallowing +, reflek moro +, reflek graping +
Rencana yang diberikan pada bayi baru lahir adalah
1. beritahu ibu hasil pemeriksaan
R/ langkah awal dalam membina hubungan yang harmonis sehingga proses asuhan
dapat berjalan dengan lancar
2. Beritahu ibu untuk menjaga kehangatan pada bayi dan selalu memantau nafas bayi
R/ semua bayi baru lahir berpotensi mengalami hipotermi akibat kehilangan panas
dan berpotensi mengalami asfiksia
3. beri KIE pada ibu tentang perawatan bayi baru lahir
R/ perawatan bayi baru lahir sangat penting dilakukan agar proses penyesuaian
kehidupan bayi dari intra uteri ke ekstra uteri dapat berjalan dengan baik dan
kesehatan bayi tetap terjaga
4. beri KIE pada ibu mengenai nutrisi bayi baru lahir
R/ bayi baru lahir sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
snagat penting. Nutrisi sebagai pendukung proses pertumbuhan dan perkembangan
harus dipenuhi dengan baik
5. Beri KIE pada ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir
R/ agar ibu mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir dan dapat segera
melaporkan/memeriksakan bayinya ke tenaga kesehatan jika terjadi tanda bahaya
tersebut
6. ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar
R/ cara menyusui yang benar akan membuat bayi tercukupi nutrisinya dan tidak
mengakibatkan putting susu lecet
7. beri KIE pada ibu cara menjemur bayi
R/ sinar matahari akan membantu proses pemecahan bilirubin dalam tubuh bayi
sehingga tidak timbul kekuningan pada kulit bayi
8. beritahu ibu untuk kontrol kembali bayinya sebelum 1 minggu
R/ kunjungan ulang neonates ke dua dilakukan pada hari ke 3 hingga ke 7 untuk
memeriksa keadaan bayi baru lahir dan melakukan imunisasi Hb0 yang mungkin
belum dilakukan saat bayi baru lahir

VI. Pelaksanaan
Dilakukan tanggal : _______ pukul : _______

VII. Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah dilakukan
bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses
manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi
belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terlaksana.

dengan kehamilan ini karena faktor gagal kb atau tidak. Serta rencana ibu
menggunakan KB apa setelah persalinan nanti.

j. Riwayat psikologis : Faktor situasi, latar belakang budaya yang merugikan


kehamilan, status ekonomi sosial, persepsi tentang kehamilan, apakah
kehamilannya direncankan atau tidak.

k. Pola kebiasaan sehari-hari

1. Pola nutrisi : kalori yang dibutuhkan 2500 kkal pada TM 2 dan 3, protein 60 gr,
kalsium 1200 mg, fosfor 1200 mg, besi 30 mg, seng 15 mg, yodium 175µg,
magnesium 320 µg, selenium 65 mg, vitamin A 800 RE, vitamin D 10 mg,
vitamin E 10 mg, vitamin C 70 mg, asam folat 400 µg, tiamin 1,5mg, riboflavin
1,6 mg, B6 2,2 mg, B12 2,2 µg, dan niasin 17 mg.

2. Pola eliminasi : pada trimester 2 ibu mengalami ketidaknyamanan berupa


konstipasi akibat peningkatan hormone progesterone (mengakibatkan
kehilangan tonus otot dan penurunan peristaltic) menyebabkan absorbsi air di
usus besar meningkat.
3. Pola aktivitas : data ini memberi gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang
biasa ibu lakukan. Aktivitas yang berat dapat menyababkan persalinan
premature serta gangguan lain.
4. Pola istirahat : pola istirahat normal pada orang dewasa berkisar Antara 6-8 jam
per hari.
5. Personal Hygiene : ibu hamil harus menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah
berkembang biaknya kuman pada ibu dan bayinya. Terutama pada bagian alat
genetalia yang lembab merupakan media berkembangbiak bakteri yang baik
sehingga ibu hamil harus sering mengganti celana dalam apalagi jika terasa
basah.

B. Data Objektif

Pemeriksaan umum :
HPHT :

HPL :

UK :

a. Keadaan Umum
Bidan dapat memperoleh banyak hal dari pengkajian dan pengamatan ibu sejak awal
pertemuan pertama mereka. Observasi karakteristik fisik dan kesan umum ibu merupakan hal
penting.
b. Tekanan darah
Tekanan darah yang adekuat diperlukan untuk mempertahankan perfusi plasenta, tetapi
tekanan sistolik 140 mmHg atau tekanan diastolik 90 mmHg pada kunjungan pertama
merupakan indikasi adanya hipertensi dan memerlukan pemantauan yang cermat selama
kehamilan. Perubahan 30 mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolik diatas tensi sebelum hamil,
menandakan toxaemia gravidarum (keracunan kehamilan).
c. Nadi
Nilai denyut nadi untuk menilai sistem kardiovskuler.Nadi dihitung satu menit penuh, dan
frekuensi nadi normal untuk orang dewasa antara 60-90 kali permenit. Nadi cepatdisebut
takikardia dan nadi lambat disebut brakikardia.
d. Suhu
Suhu tubuh normal adalah 36,5 derajat celcius sampai 37,5 derajat celcius. Pasien dikatakan
hipotermia apabila suhu badab <36 derajat celcius dan febris apabila suhu badan > 37,5
derajat celcius.
e. Pernapasan
Untuk mengetahui sistem fungsi pernafasan. Pada kehamilan lanjut, biasanya ibu kan merasa
sesak napas karena ekspansi diafragma terbatas disebabkan pembesaran uterus yang
mendesak diafragma keatas. Jumlah pernafasan normal berkisar 16-24 x/menit.
f. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada ibu hamil hanya dilakukan pada saat kunjungan awal. Seorang
wanita hamil, apabila tingginya ,145 cm makan memungkinkan untuk adanya resiko
mengalami kesempitan panggul.
g. BB sebelum hamil dan pada saat pemeriksaan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting. Tujuan menimbang adalah
untuk mengetahui berat badan ibu, mengetahi naik/turunnya berat badan. Perlu diketahui berat
badan ibu sebelum hamil untuk menentukan Indeks Masa Tubuh (IMT) ibu sehingga dapat
ditentukan kenaikan berat badan yang sesuai untuk ibu selama masa kehamilan
IMT = bb (kg) / tb2 (m)

Kategori Penambahan berat


Ringan (<19,5) 12,5-18 kg
Normal (19,8-26) 11,5-16 kg
Tinggi ( 26-29) 7-11,5 kg
Gemuk ( >29) ≥7kg
h. Mengukur LILA
Lingkar lengan atas mencerminkan tumbuh kembang dan cukup tidaknya pemenuhan gizi
seimbnag. Tujuan pengukuran adalah unutk mengetahui status gizi dan menegakkan diagnosa.
LILA normal pada ibu hamil adalah . 23,5 cm.
i. Pemeriksaan fisik
Berguna unutk mengetahui keadaa kesehatan ibu dan janin, serta perubahan yang terjadi pada
suatu pemeriksaan ke pemeriksaan berikutnya.
Muka : adanya edema atau tidak, serta cloasma gravidarum atau tidak
Mata : konjungtiva merah atau pucat. Apabila pucat terdapat indikasi nemia
Mulut dan gigi : gambaran gangguan gigi dan lidah aibat hipersalivasi
Leher :adanya perbesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis
Payudara : hiperpigmenasi pada aerola mamae akibat pengaruh hormon melanosit, teraba
atau tidaknya benjolan yang abnormal, sudah keluar atau tidaknya colostrum, putting
susu menonjol atau tidak, dan kebersihan payudara
Abdomen : ada atau tidaknya bekas luka operasi serta ada tidaknya strie
Untuk pemeriksaan leopold keadaan perut ibu tidak boleh kontraksi dan suhu tangan
samakan dengan suhu perut ibu dengan cara menggosokkan tangan.
Leopold 1 untuk mengetahui TFU. TFU ibu hamil trimester 2 :
UK 12 minggu : diatas simfisis
UK 16 minggu : ½ pusat-simfisis
UK 20 minggu : di pinggir bawah pusat
UK 24 minggu : tepat diatas pusat
UK 28 minggu : 3 jari diatas pusat
Leopold II untuk mengetahui yang ada dikiri dan kanan
Leopold III untuk mngetahui masuk tidaknya kepala janin ke PAP
Leopold IV menentukan seberapa jauh kepala janin masuk PAP
DJJ permenit normalnya 120-160 kali permenit
Ekstremitas: edema tungkai sebagai tanda kemungkinan adanya preeklamsia bendungna
akibat kepala sudah masuk PAP dan tekanan vena cava inferior. Reflek patela apabila
terdapat refleks maka komponen syaraf dan otot berfungsi normal. Apabila negatif maka
kemumngkinan avitaminosis vitamin D dan kalsium.
Genetalia : ada tidaknya flour albus, varises pada genetalia, bekas luka episiotomi dan
hemoroid pada anus

II. Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi
diagnose dan masalah.
Diagnosa G_ P_ _ _ _ Ab _ _ _ UK 12-28 minggu T/H/I Kehamilan Resiko ______ (SPR =
____) dengan _________
G (gravida) : jumlah kehamilan yang pernah dialami
P (Para) :
- Jumlah bayi cukup bulan (>36 minggu)
- Jumlah kelahiran premature (28-36 minggu)
- Jumlah kelahiran immature (21-28 minggu)
- Jumlah anak hidup
Ab (abortus) :
- Jumlah abortus
- Jumlah hamil anggur
- Jumlah hamil ektopik (diluar kandungan)
Masalah : berisi hal-hal yang berkaitan dengan masalah/keluhan yang dihadapi ibu yang
mengganggu aktivitas atau pola sehari-hari ibu.
III. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
Untuk mengidentifiksi maalah potensial, berdasarkan masalah yang sudah diidentifikasi.
Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis potensial ini menjadi
benar-benar terjadi.
IV. Identifikasi kebutuhan segera
Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera., melakukan
konsultasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain berdasarkan kondisi klien.
Bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa
upaya konsultasi dan kolaborasi paling tepat dilakukan dalam manajemen asuhan
kebidanan.
V. Menyusun rencana asuhan menyeluruh (intervensi)
Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil
pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat kesepakatan bersama
sebelum melaksanakannya. Semua keputusan yang dikembangkan harus rasional dan valid
berdasarkan pengetahuan dan teori yang up-to-date serta sesuai denga asumsi tentang apa
yang akan atau tidak akan dilakukan klien.
Dx : G_ P_ _ _ _ Ab _ _ _ UK 12-28 minggu T/H/I Kehamilan Resiko ______ (SPR =
____) dengan _________
Tujuan : ibu dan janin dalam keadaan sehat dan dapat mengatasi keluhan yang dirasakan
Kriteria Hasil :
- Keadaan ibu dan janin baik
- TTV : td = penambahan < 30 mmHg sistolik dan 15 mmHg diastolic
Rr = 16-24 kali permenit
Nadi = 60-90 kali permenit
Suhu = 36,5-37,5 0 celcius
- TFU : ½ pusat-simfisis
- DJJ : 120-160 kali permenit
Terapi secara umum dapat dilakukan hal-hal berikut
1. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang keadaan hamil, baik normal maupun tidak
R/ membantu ibu lebih memahami kondisi janinnya. Ibu akan lebih kooperatif jika ada
masalah yang memerlukan penanganan dan pencegahan.
2. Beri KIE tentang ketidaknyamanan yang muncul dan cara mengatasi
Ketidaknyamanan yang biasa terjadi pad atrimester 2 diantaranya konstipasi, nyeri
pinggang, sesak nafas, nyeri punggung, dan heartburn.
R/ Pasien lebih tenang dan tidak khawatir jika keluhan yang dialami terasa lagi dan dapat
mengatasinya
3. Beri penjelasan tentang makanan gizi seimbang ibu hamil
R/ makanan yang bergizi berpengaruh terhadap kondisi kesehatan ibu dan pertumbuhan
serta perkembangan janin. Makan makanan tertentu dapat mengurangi ketidaknyamanan
pada ibu hamil.
4. Beritahu ibu tentang tanda bahaya ibu hamil, diantaranya : perdarahan, demam atau panas
tinggi, bayi diakndungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak, bengkak di kaki,
tangan, dan wajah disertai dengan sakit kepala atau kejang, air ketuban pecah, muntah
terus sampai tidak mau makan atau mengganggu aktivitas ibu
R/ pasien dapat menjaga kehamilannya dan mewaspadai bila terjadi hal-hal yang tidak
normal/membahayakan kehamilannya
5. Beri KIE tentang kecukupan istirahat pada wanita hamil, sekitar 6-8 jam di siang dan
malam hari
R/ dengan istirahat yang cukup, otot-otot tubuh menjadi rileks sehingga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh ibu
6. Beri penjelasan tentang peningkatan personal hyegene
R/ kebersihan diri perlu dijaga untuk mencegah infeksi pada masa kehamilan
7. Ajarkan ibu untuk membersihkan payudara dan perawatan payudara
R/ pada masa kehamilan payudara mengalami oerubahan dalam persiapan laktasi,
sehingga perlu dilakukan perawatan payudara
8. Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi
R/ kunjungan ulang digunakan sebagai upaya pemantauan kesehatan ibu dan janin
9. Dokumentasi di buku KIA dan kohort hamil
R/ dokumentasi digunakan sebagai catatan perkembangan dan rekam medis pasien
VI. Pelaksanaan rencana asuhan (implementasi)
Tanggal : ______ Jam : ______
Pada langkah ini, dilakukan pelaksanaan asuhan langsung sevara efektif. Manajemen yang
efisisen akan meningkat waktu dan biaya, serta meningkatkan mutu dn asuhan klien.
Perencanaan ini bisa seluruhnya dilakukan oleh bian, sebagian lagi oleh klien atau anggota
tim lainnya.
VII. Evaluasi
Hal yang perlu dievaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi
diagnosis dan masalah yang telah diidentifikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif
apabila memang telah dilaksanakan secara efekif (Ummi Hani, dkk, 2010 : 97-103).

DAFTAR PUSTAKA

Hani, Ummi., dkk . 2010 . Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis . Jakarta : Salemba
Medika.
Kusmiyanti, Yuni . 2011 . Panduan Praktikum Asuhan Kehamilan . Yogyakarta : Fitra Maya .
Lockhart, Anita dan Lyndonn, Saputra . 2014 . Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis dan
Patologis . Tanggerang Selatan : Bina Rupa.
Nanny, Vivian dan Trisunarsih . 2011 . Asuhan Kebidanan untuk Kebidanan . Jakarta : Salemba
Medika.
Prawirohardjo, Sarwono . 2014 . Ilmu Kebidanan . Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sulistyawati, Ari . 2014 . Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan . Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai