BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama
bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0.3%
dari seluruh populasi dan hamper 3% mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya
manusia tentunya mereka tidak bias dimanfaatkan karena 0.1% dari anak-anak ini
memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya.(Swaiman KF,
1989).
American Assosiation on Mental Retardation (AAMR) mengungkapkan bahwa
Retardasi mental yaitu : Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-
kanak (sebelum 18 tahun) ditandai dengan fase kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau
kurang), dan disertai keterbatasan lain sehingga retardasi mental masih merupakan dilema,
sumber kecemasan bagi keluarga dan masyarakat. Demikian pula dengan diagnosis,
pengobatan dan pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil.
Retardasi mental (RM) adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki kemampuan
mental yang tidak mencukupi (WHO). Retardasi mental adalah kelainan fungsi intelektual
yang subnormal terjadi pada masa perkembangan dan berhubungan dengan satu atau lebih
gangguan dari maturasi, proses belajar dan penyesuaian diri secara sosial. RM adalah suatu
keadaan yang di tandai dengan fungsi intelektual berada di bawah normal, timbul pada masa
perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial.
Retardasi mental diartikan sebagai kelemahan atau ketidakmampuan kognitif muncul
pada masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah
normal (IQ 70 – 75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area
berikut :berbicara dan berbahasa;ketrampilan merawat diri, ADL; ketrampilan sosial;
penggunaan sarana masyarakat; kesehtan dan keamanan; akademik fungsional; bekerja dan
rileks, dll.
Retardasi mental adalah kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan
rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ-nya di bawah 70) dan sulit beradaptasi dengan
kehidupan sehari-hari. Retardasi mental tertuju pada sekelompok kelainan pada fungsi
intelektual dan defisit pada kemampuan adaptif yang terjadi sebelum usia dewasa. Akan
tetapi, klasifikasi retardasi mental lebih bergantung pada hasil penilaian IQ dari pada
kemampuan adaptif.
Menurut Rusdi Maslim (2001) retardasi mental adalah suatu keadaan perkem-bangan
jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya
ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan
secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
Kaplan (1985) mengemukakan bahwa dalam konsep definisi retardasi mental terdapat
dua model pendekatan yang dipakai yaitu model pendekatan biomedik dan pendekatan
sosiokultural. Dari pendekatan biomedik lebih menitikberatkan pada perubahan-perubahan
dasar pada sistem otak, sedangkan pendekatan sosiokultural menyotroti fungsi-fungsi sosial
dan adaptasi secara umum untuk mengikuti norma-norma yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Retardasi Mental ?
2. Apa saja Klasifikasi Retardasi Mental?
3. Apa saja Tipe Retardasi Mental?
4. Apa Etiologi Retardasi Mental?
5. Bagaimana Patofisiologi dari Retardasi Mental?
6. Apa saja manifestasi klinis Retardasi Mental?
7. Apa saja Komplikasi Retardasi Mental?
8. Bagaimana penatalaksanaan Retardasi Mental?
9. Apa saja latihan yang diberikan kepada penderita Retardasi Mental?
10. Bagaimana Pencegahan Retardasi mental?
11. Apa saja pemeriksaan penunjang Retardasi Mental?
12. Bagaimana Asuhan Keperawatan yang diberikan untuk penderita Retardasi Mental?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Retardasi Mental ?
2. Untuk mengetahui Klasifikasi Retardasi Mental?
3. Untuk mengetahui Tipe Retardasi Mental?
4. Untuk mengetahui Etiologi Retardasi Mental?
5. Untuk mengetahui Patofisiologi dari Retardasi Mental?
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis Retardasi Mental?
7. Untuk mengetahui Komplikasi Retardasi Mental?
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan Retardasi Mental?
9. Untuk mengetahui latihan yang diberikan kepada penderita Retardasi Mental?
10. Untuk mengetahui Pencegahan Retardasi mental?
11. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Retardasi Mental?
12. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan yang diberikan untuk penderita Retardasi Mental?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Retardasi mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (menurut WHO).
Retradasi mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi intelektual berada
dibawah normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat
lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991).
Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi yang rendah yang
menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal.(Carter CH).
Retardasi mental yaitu apabila jelas terdapat fungsi intelegensi yang rendah,yang di
sertai adanya kendala dalam penyesuaian perilaku,dan gejalanya timbul pada masa
perkembangan.(Crocker AC).
Retaldasi mental adalah suatu gangguan heterogen yang terdiri dari gangguan fungsi
dibawah rata-rata dan gangguan dalam ketrampilan adaptif yang ditemukan sebelum orang
berusia 18 tahun (Mansjoer,2001)
Retardasi mental adalah fungsi intelektual di bawah rata-rata yang muncul beramaan
dengan kurangnya perilaku adatif, awitannya sebelum usia 18 tahun (Wong,2003).
B. Klasifikasi
Klasifikasi Menurut IQ :
D. Etiologi
Secara kasar, penyebab RM dibagi menjadi beberapa kelompok:
1. Trauma (sebelum dan sesudah lahir)
· Perdarahan intrakranial sebelum atau sesudah lahir
· Cedera hipoksia (kekurangan oksigen), sebelum, selama atau sesudah lahir
· Cedera kepala yang berat
2. Infeksi (bawaan dan sesudah lahir)
· Rubella kongenitalis
· Meningitis
3. Infeksi sitomegalovirus bawaan
· Ensefalitis
· Toksoplasmosis kongenitalis
· Infeksi HIV
4. Kelainan kromosom
· Kesalahan pada jumlah kromosom (Sindroma Down)
· Defek pada kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma Prader-
Willi)
· Translokasi kromosom dan sindroma cri du chat
5. Kelainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkan
· Galaktosemia
· Penyakit Tay-Sachs
· Fenilketonuria
· Sindroma Hunter
· Sindroma Hurler
· Sindroma Sanfilippo
· Leukodistrofi metakromatik
· Adrenoleukodistrofi
· Sindroma Lesch-Nyhan
· Sindroma Rett
· Sklerosis tuberose
6. Kelainan Metabolik
· Sindroma Reye
· Dehidrasi hipernatremik
· Hipotiroid congenital
· Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik)
7. Keracunan
· Pemakaian alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil
· Keracunan metilmerkuri
· Keracunan timah hitam
8. Kekurangan Gizi
· Kwashiorkor
· Marasmus
· Malnutrisi
9. Lingkungan
· Kemiskinan
· Status ekonomi rendah
· Sindroma deprivasi.
E. Patofisiologi
Retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa
kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah
normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada
sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan
merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas,
pengarahan diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca
natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.
F. Manifestasi Klinis
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan
fisik yang merupakan stigmata congenital yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah
kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelaianan fisik dan gejala yang
sering disertai retardasi mental, yaitu :
1. Kelainan pada mata :
· Katarak
· Bintik cherry-merah pada daerah macula
· Korioretinitis
· Kornea keruh
2. Kejang
· Kejang umum tonik klonik
· Kejang pada masa neonatal
3. Kelainan kulit
· Bintik café-au-lait
4. Kelainan rambut
· Rambut rontok
· Rambut cepat memutih
· Rambut halus
5. Kepala
· Mikrosefali
· Makrosefali
6. Perawakan pendek
· Kretin
· Sindrom Prader-Willi
7. Distonia
· Sindrom Hallervorden-Spaz
8. Gangguan kognitif ( pola, proses pikir )
9. Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa
10. Gagal melewati tahap perkembangan yang utama
11. Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar atau lebih kecil dari
ukuran normal )
12. Lambatnya pertumbuhan
13. Tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah )
14. Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar
G. Komplikasi
1. Serebral palcy
2. Gangguan kejang
3. Gangguan kejiwaan
4. Gangguan konsentrasi /hiperaktif
5. Defisit komunikasi
6. Konstipasi (Karena penurunan motilitas usus akibat oabt-obatan antikonvulsi, kurang
mengkonsumsi makanan berserat dan cairan)
H. Penatalaksanaan
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :
1. Obat-obat psikotropika ( tioridazin,Mellaril untuk remaja dengan perilaku yang
membahayakan diri sendiri
2. Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan konsentrasi/gangguan
hyperaktif.
3. Antidepresan ( imipramin (Tofranil)
4. Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol ( Inderal )
Penanganan terhadap penderita retardasi mental bukan hanya tertuju pada penderita
saja, melainkan juga pada orang tuanya. Mengapa demikian? Siapapun orangnya pasti
memiliki beban psiko-sosial yang tidak ringan jika anaknya menderita retardasi mental,
apalagi jika masuk kategori yang berat dan sangat berat. Oleh karena itu agar orang tua dapat
berperan secara baik dan benar maka mereka perlu memiliki kesiapan psikologis dan teknis.
Untuk itulah maka mereka perlu mendapatkan layanan konseling. Konseling dilakukan secara
fleksibel dan pragmatis dengan tujuan agar orang tua penderita mampu mengatasi bebab
psiko-sosial pada dirinya terlebih dahulu.
Untuk mendiagnosis retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesis dari orang
tua dengan teliti mengenai: kehamilan, persalinan, dan pertumbuhan serta perkembangan
anak. Dan bila perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
I. Latihan Untuk Penderita Retardasi Mental
Ada beberapa jenis latihan yang dapat diberikan kepada penderita retardasi mental, yaitu:
1. Latihan di rumah: belajar makan sendiri, membersihkan badan dan berpakaian sendiri, dst.
2. Latihan di sekolah: belajar keterampilan untuk sikap social.
3. Latihan teknis: latihan diberikan sesuai dengan minat dan jenis kelamin penderita
4. Latihan moral: latihan berupa pengenalan dan tindakan mengenai hal-hal yang baik dan
buruk secara moral.
J. Pencegahan
Terjadinya retardasi mental dapat dicegah. Pencegahan retardasi mental dapat dibedakan
menjadi dua yaitu pencegahan primer dan pencegahan sekunder.
1. Pencegahan Primer
Usaha pencegahan primer terhadap terjadinya retardasi mental dapat dilakukan dengan:
a) Pendidikan kesehatan pada masyarakat
b) Perbaikan keadaan sosial-ekonomi
c) Konseling genetic
d) Tindakan kedokteran, antara lain:
· Perawatan prenatal dengan baik,
· Pertolongan persalinan yang baik, dan
· Pencegahan kehamilan usia sangat muda dan terlalu tua.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder terhadap terjadinya retardasi mental dapat dilakukan dengan diagnosis
dan pengobatan dini peradangan otak dan gangguan lainnya.
Adapun tindakan lain yang bisa dilakukan adalah :
a) Meningkatkan perkembangan otak yang sehat dan penyediaan pengasuhan dan lingkungan
yang merangsang pertumbuhan
b) Harus memfokuskan pada kesehatan biologis dan pengalaman kehidupan awal anak yang
hidup dalam kemiskinan dalam hal ini :
· Perawatan prenatal
· Pengawasan kesehatan regular
· Pelayanan dukungan keluarga
K. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium :
a) Uji intelegensi standar ( stanford binet, weschler, Bayley Scales of infant development )
b) Uji perkembangan seperti DDST II
c) Pengukuran fungsi adatif ( Vineland adaftive behaviour scales, Woodcock-Johnson Scales of
independent Behaviour, School edition of the adaptive behaviour scales ).
d) Pemeriksaan kromosom
e) Pemeriksaan urin, serum atau titer virus
2. Pemeriksaan Diagnostic :
a) EEG (Elektro Ensefalogram)
b) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
c) CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak
atau trauma yang mengakibatkan perubahan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
Mengenai kehamilan, persalinan dan perkembangan anak.
2. Evaluasi komprehensif
Mengenai kekurangan dan kekuatan yang berhubungan dengan ketrampilan adaptif ;
komunikasi, perawatan diri, interaksi sosial, penggunaan sarana-sarana di masyarakat
pengarahan diri, pemeliharaan kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, pembentukan
ketrampilan rekreasi dan ketenangan dan bekerja.
3. Pemeriksaan fisik :
· Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
· Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah
· Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
· Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas, dll
· Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi
· Geligi : odontogenesis yang tdk normal
· Telinga : keduanya letak rendah; dll
· Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
· Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
· Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar,
klinodaktil, dll
· Dada & Abdomen : terdapat beberapa putting, buncit, dll
· Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll
· Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing diujungnya,
lebar, besar, gemuk
4. Pemeriksaan Diagnostik :
· EEG (Elektro Ensefalogram)
· MRI (Magnetic Resonance Imaging)
· CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak
atau trauma yang mengakibatkan perubahan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d. kelainan fungsi kognitif
2. Gangguan komunikasi verbal b.d. kelainan fungsi kognitif
3. Gangguan interaksi social b.d. kesulitan adaptasi social
4. Deficit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik /kurangnya kematangan perkembangan.
C. Intervensi
1. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d. kelainan fungsi kognitif
Kriteria Hasil : Setelah dilakukan perawatan di rumah sakit pasien dapat berkembang sesuai dengan
tingkatnya
ntervensi :
· Kaji factor penyebab gangguan perkembangan anak
Rasional :Agar tindakan yang dilakukan lebih tepat dan akurat
Indentifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi perkembangan anak yang
optimal
Rasional :Meningkatkan upaya perkembangan mental anak
· Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak
Rasional :Meningkatkan rasa percaya diri anak
· Manajemen perilaku anak yang sulit
Rasional :Melatih otak untuk lebih perpikir supaya otak mengalami perkembangan
· Berikan perawatan yang konsisten
Rasional :Agar perkembangan mental anak tidak mengalami pemberhentian atau kemunduran
Evaluasi :
· Pasien dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya
· Pasien kembali mempunyai rasa percaya diri
4. Deficit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik /kurangnya kematangan perkembangan.
Kriteria Hasil : Setelah dirawat di rumah sakit klien dapat melakukan perawatan diri
Intervensi :
· Diskusikan tentang keuntungan melakukan perawatan diri
Rasional :Untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang perlunya perawatan diri
· Diskusikan tentang kerugian tidak melakuakn perawatan diri
Rasional :Untuk meningkatkan minat klien dalam melakukan perawatan diri
· Dorong dan bantu anak melakukan perawatan sendiri
Rasional :Untuk meningkatkan minat klien dalam melakukan perawatan diri
· Beri pujian atas keberhasilan klien melakukan perawatan diri Rasional :Reinforcement
positif dapat menyenangkan hati klien dan meningkatkan minat klien untuk melakukan
perawatan diri
Evaluasi : Klien dapat menyebutkan keuntungan dari melakukan perawatan diri
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Retardasi mental adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsi mental atau kesehatan
mental yang disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi
kejiwaan terhadap stimulus eksteren dan ketegangan-ketegangan sehingga muncul gangguan
fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan mental.
Retardasi mental bisa saja terjadi pada setiap individu / manusia karena adanya faktor-
faktor dari dalam maupun dari luar, gejala yang ditimbulkan pada penderita retardasi mental
umumnya rasa cemas, takut, halusinasi serta delusi yang besar.
B. Saran
Disarankan kepada para ibu agar memperhatikan kesehatan dirinya seperti
memperhatikan gizi, hati-hati mengkonsumsi obat-obatan dan mengurangi kebiasaan buruk
seperti: minum-minuman keras dan merokok.
Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan perlu melakukan langkah prepentif
guna menanggulangi gangguan mental yang dapat membahayakan kesehatan anak dan remaja
caranya yaitu dengan menggalakkan penyuluhan tentang retardasi mental kepada masyarakat.
Daftar Pustaka
1 komentar:
1.
Membantu. makasih
Balas
Mengenai Saya
dewisha detik
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
· ▼ 2014 (5)
o ► November (1)
o ▼ Mei (4)