Anda di halaman 1dari 11

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL

DOEN
DIDIT APRIYANTO
RISKA SARTIKA
RISNA LIA
TIKA ARIMBI
YANTI PERMATA
Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi termasuk produk biologi. Dengan
demikian penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan
lembaga pelayanan kesehatan baik publik maupun swasta. Menindak lanjuti
kebijakan tersebut perlu dilakukan perbaikan terhadap kebijakan obat nasional
yang telah ada, yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 47/
Menkes/SK/ll/1983 tentang Kebijaksanaan Obat Nasional dengan menetapkan
Kebijakan Obat Nasional yang baru. Kebijakan Obat Nasional selanjutnya
disebut KONAS
KONAS ialah dokumen resmi berisi pernyataan komitmen semua pihak yang menetapkan tujuan
dan sasaran nasional di bidang obat beserta prioritas, strategi dan peran berbagai pihak dalam
penerapan komponen-komponen pokok kebijakan untuk pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan.
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) telah disusun sejak tahun -1980, dan direvisi secara
berkala pada tahun 1983 1987, 1990, 1994,1998, dan 2002. DOEN digunakan sebagai dasar
penyediaan obat di pelayanan kesehatan publik.

Menjamin ketersediaan, pemerataan,


Menjamin keamanan, khasiat
dan keterjangkauan obat, terutama obat dan mutu semua obat yang
esensial beredar

Tujuan
Melindungi masyarakat dari
Menjamin penggunaan obat yang penggunaan yang salah dan
rasional penyalahgunaan obat
Obat esensial adalah obat terpilih yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis,
profilaksis, terapi dan rehabilitasi yang diupayakan tersedia pada unit pelayanan kesehatan sesuai dengan
fungsi dan tingkatnya

DOEN perlu direvisi dan disempurnakan secara berkala. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, revisi DOEN dilaksanakan secara periodik setiap 2 (dua) tahun
PENERAPAN KONSEP OBAT ESENSIAL
NASIONAL
Obat esensial adalah obat paling mendasar yang dibutuhkan oleh pelayanan
kesehatan. Penerapan Konsep Obat Esensial dilakukan melalui Daftar  Obat
Esensial  Nasional, Pedoman  Pengobatan,  Formularium Rumah  Sakit,
  Daftar  obat terbatas  lain  dan Informatorium Obat Nasional Indonesia
Kriteria Pemilihan Obat Esensial

o Memiliki rasio manfaat-resiko (benefit-risk ratio) yang paling


menguntungkan penderita
o Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas
o Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan
o Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan
tenaga, sarana, dan fasilitas kesehatan
o Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh penderita
o Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi
berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung
o Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa, pilihan dijatuhkan
L pada:
A a. Obat yang sifatnya paling banyak diketahui berdasarkan data ilmiah;
N
J b. Obat dengan sifat farmakokinetik yang diketahui paling menguntungkan
U c. Obat yang stabilitasnya lebih baik
T
A
d. Mudah diperoleh
N e. Obat yang telah dikenal
o Obat jadi kombinasi tetap, harus memenuhi kriteria berikut:
a. Obat hanya bermanfaat bagi penderita dalam bentuk kombinasi tetap;
b. Kombinasi tetap harus menunjukkan khasiat dan keamanan yang lebih tinggi daripada
masing-masing komponen;
c. Perbandingan dosis komponen kombinasi tetap merupakan perbandingan yang tepat untuk
sebagian besar penderita yang memerlukan kombinasi tersebut;
d. Kombinasi tetap harus meningkatkan rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio);
e. Untuk antibiotik kombinasi tetap harus dapat mencegah atau mengurangi terjadinya
resistensi dan efek merugikan lainnya.
MANFAAT PENGGUNAAN
OBAT YANG RASIONAL
Meningkatkan mutu pelayanan
Mencegah pemborosan sumber dana
Meningkatkan akses terhadap obat esensial
Penerapan penggunaan DOEN dalam setiap upaya
pelayanan kesehatan.

Strategi
Menjam
Penerapan pendekatan farmakoekonomi melalui analisis biaya- in
Penggun
efektif dengan biaya manfaat pada seleksi obat yang digunakan aan
Obat
di semua tingkat pelayanan kesehatan. rasional

Penerapan pelayanan kefarmasian yang baik (pharmaceutical care)


, perubahan dari product oriented ke patient oriented

Pemberdayaan masyarakat melalui KIE (Konseling, Informasi, Edukasi)


FAKTOR PENDUKUNG
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

1 Pasien dan masyarakat terdidik


2 Tersedianya pedoman pengobatan
3 Tersedianya obat esensial
4 Kebijaksanaan harga obat yang baik
5 Tersedianya peraturan yang meningkatkan peresepan rasional
6 Masuknya POR dalam kurikulum tenaga kesehatan
7 Pengawasan terhadap iklan dan tekanan dari pabrik
8 Insentive untuk penggunaan DOEN
THANK THANK
YOU YOU

THANK THANK
YOU YOU

THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai