Anda di halaman 1dari 5

Ekstraksi Forcep

(ICD 9 :669.5)

1. Pengertian (definisi)
Ekstraksi forcep adalah suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan cunam yang
dipasang di kepalanya. Cunam yang umum dipakai adalah cunam Neagle, sedang pada
kepala yang menyusul dipakai cunam Piper dengan lengkung panggul agak datar dan
tangkai yang panjang, melengkung keatas dan terbuka. Ekstraksi forcep dilakukan untuk
mempercepat kala II atau membantu persalinan dengan tenaga ibu yang telah berkurang,
gagal dilakukan ekstraksi vacum, atau ada kontraindikasi ekstraksi vacum.

2. Indikasi
2.1. Kala II lama karena gangguan Power yang tidak dapat diatasi oleh augmentasi
persalinan dan gangguan Passenger dengan presentasi belakang kepala atau muka
dengan dagu di depan, atau kepala menyusul pada sungsang
2.2. Prolaps tali pusat dengan kala II
2.3. Pasien asma yang eksaserbasi saat kala II

3. Kontra Indikasi
3.1. Gangguan Passenger lainnya
3.1.1. Malposisi persisten
3.1.2. Kembar yang terkunci (terkunci pada daerah leher)
3.1.3. Kembar siam
3.2. Gangguan Passage
3.2.1. Panggul kecil karena malnutrisi
3.2.2. Deformitas panggul karena trauma atau polio
3.2.3. Tumor daerah panggul
3.2.4. Infeksi virus di perut atau uterus
3.2.5. Jaringan parut (dari sirkumsisi wanita)

4. Persiapan
4.1. Kaji ulang syarat ekstraksi forcep:
4.1.1. Presentasi belakang kepala atau muka dengan dagu di depan, atau
4.1.2. Kepala menyusul pada sungsang
4.1.3. Pembukaan lengkap
4.1.4. Penurunan kepala 0/5 (Hodge IV)
4.1.5. Kontraksi baik dan ibu tidak gelisah
4.1.6. Ketuban sudah pecah
4.1.7. Dilakukan di rumah sakit rujukan
4.2. Buat persetujuan tindakan medis (informed consent).
4.3. Pastikan alat berfungsi baik dan penolong kompeten.
4.4. Lakukan pencegahan infeksi.
4.5. Beri dukungan emosional untuk ibu, jika perlu lakukan blok pudendal
4.6. Orientasi posisicunam: dalam keadaan terkunci dekatkan cunam pada aspektus
genitalis dan pasang cunam sesuai kedudukan sutura sagitalis dan ubun-ubun kecil
(biparietal terhadap kepala janin).
4.7. Beri pelican pada daun cunam (minyak steril/jeli antiseptik)
4.8. Persiapan Alat
4.8.1. Alat Habis Pakai
4.8.1.1.Handscoen steril 3 buah
4.8.1.2.Masker 3 buah
4.8.1.3.Apron plastic 3 buah
4.8.1.4.RL 500 cc 4 flask
4.8.1.5.Kateter foley
4.8.1.6.Benang catgut 2.0 2 buah
4.8.1.7.Kasa steril 20 buah
4.8.1.8.Bloodset
4.8.1.9.Venflon
4.8.2. Alat Tidak Habis Pakai
4.8.2.1.Google
4.8.2.2.Sepatu boot
4.8.2.3.Sepasang sendok cunam (forcep)

5. Prosedur Tindakan
5.1. Ibu posisi litotomi
5.2. Penolong membayangkan bagaimana cuman akan dipasang
Setelah semua persiapan selesai, penolong berdiri di depan vulva memegang kedua
pemegang cunam dalam keadaan tertutup dan membayangkan bagaimana posisi
cunam akan dipasang. Pemegang cunam dipegang sedemikian rupa sehingga kedua
ibu jari sejajar dengan sumbu cunam.
5.3. Pemasangan daun cunam pada kepala janin
Sendok cunam yang akan dipasang lebih dahulu ialah sendok cunam kiri, karena pada
sendok kiri terletak kunci cunam. Cunam kiri dipegang dengan tangan kiri penolong
seperti memegang pensil, dengan tangkai cunam sejajar lipatan paha depan kanan.
Bersamaan dengan itu, 4 jari tangan kanan dimasukkan kedalam vagina.Kemudian
daun cunam sendok kiri dimasukkan kedalam vagina dan dengan tuntunan dan
dorongan ibu jari tangan kanan daun cunam dimasukkan kedalam jalan lahir, sehingga
daun cunam berada setinggi puncak kepala. Jadi yang mendorong daun cunam masuk
kedalam jalan lahir ialah ibu jari tangan yang di dalam, bukan tangan yang di luar.
Tangan kanan penolong dikeluarkan dari vagina dan bergantian memegang sendok
cunam kanan. Ketiga jari tangan kiri penolong dimasukkan kedalam vagina antara
kepala dan jalan lahir. Cunam kanan dipegang sebagai memegang pensil dan sejajar
lipatan paha depan kiri. Daun cunam kanan sekarang dimasukkan kedalam vagina dan
dengan tuntunan dan dorongan ibu jari tangan kiri daun cunam dimasukkan kedalam
jalan lahir sampai setinggi puncak kepala.
5.4. Mengunci sendok cunam
5.5. Menilai hasil pemasangan daun cunam
Kedua sendok cunam dikaitkan dan dikunci kemudian dilakukan periksa dalam ulangan
untuk mengetahui apakah daun cunam telah terpasang dengan benar, dan adakah
bagian jalan lahir yang terjepit oleh daun cunam. Selanjutnya bila periksa dalam
ulangan baik, maka dilakukan traksi percobaan. Maksud traksi percobaan ini ialah
untuk mengetahui apakah daun cunam telah mencekap kepala janin.
5.6. Ekstraksi cunam percobaan
Tangan kiri dan tangan kanan penolong menggenggam pemegang cunam, sedang jari
telunjuk dan jari tengah tangan kanan penolong diluruskan sampai menyentuh puncak
kepala. Bila pada waktu traksi dilakukan, kedua jari terlepas dari kedua puncak kepala,
berarti kepala tidak ikut tertarik. Tetapi bila traksi dilakukan, kedua jadi tetap menyentuh
puncak kepala, berarti kepala ikut tertarik. Bila pada waktu traksi percobaan kepala jann
tidak ikut tertatrik, maka berarti daun cunam belum terpasang dengan benar, sehingga
cunam harus dilepaskan dan dipasang lagi. Bila trasi percobaan ternyata berhasil baik,
maka dilakukan traksi definitive.
5.7. Ekstraksi cunam definitive
Ekstraksi forceps definitive dilakukan dengan mengcengkam pemegang cunam oleh
tangan kiri penolong. Tangan kanan penolong mengcengkam pemegang cunam di atas
tangan kiri sambil jari tengah berada di diantara kedua tangkai cunam. Traksi dilakukan
dengan arah tangkai cunam sesuai dengan sumbu panggul, yaitu curam kebawah bila
kepala masih agak tinggi dan mendatar bila kepala di pintu bawah panggul (PBP),
sampai subocciput di bawah simfisis.
5.8. Membuka dan melepaskan sendok cunam
5.9. Segera setelah subokciput berada di bawah simfisis, cunam dipegang hanya oleh
tangan kanan sedang tangan kiri memegang perineum. Cunam dielevasi keatas,
sehingga kepala melakukan gerakan defleksi dengan sub occiput sebagai hipomoglion,
sehingga berturut-turut lahir ubun ubun besar, dahi, mata, hidung, mulut dan dagu,
akhirnya lahirkah seluruh kepala. Cunam dilepaskan pada waktu gerakan defleksi ini
atau bila kepala sudah lahir seluruhnya. Setelah kepala janin lahir, kepala dibiarkan
melakukan putaran paksi luar, kemudian badan baru dilahirkan sebagai mana lazimnya.
Tali pusat dipotong dan dirawat. Bayi baru lahir diserahkan kepada pembantu untuk
dibersihkan jalan nafasnya. Bila ekstraksi cunam dilakukan dengan narcosis yang
cukup dalam, maka plasenta harus dilahirkan secara manual, dan sekaligus dilakukan
eksplorasi jalan lahir untuk mengetahui adanya robekan jalan lahir
5.10. diperlukan episiotomy pada waktu ekstraksi cunam, maka episiotomy dilakukan pada
saat sebelum memasang cunam atau saat kepala meregang perineum. Bila hendak
melakukan ekstraksi cunam, pada primigravida, episiotomy harus dikerjakan, sedang
pada multigravida, episiotomy dikerjakan hanya bila diperlukan
6. Pasca Prosedur Tindakan
6.1. Dilakukan Eksplorasi jalan lahir dengan spekulum Sims atas dan bawah untuk menilai
robekan jalan lahir/perpanjangan luka episiotomy

7. Tingkat Evidens : I

8. Tingkat Rekomendasi : B
9. Indikator Prosedur Tindakan
Bayi lahir dengan selamat

10. Kepustakaan
10.1.Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro GH, editors. Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo. Ed 4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014
10.2.WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan. Kementerian Kesehatan RI; 2013

Anda mungkin juga menyukai