Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 1.

Januari-Juni 2014

PEMANFAATAN BAMBU BETUNG BANGKA SEBAGAI


PENGGANTI TULANGAN BALOK BETON BERTULANGAN
BAMBU

Ria Fahrina
Alumni Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Email :Ria_basinglah@yahoo.com

Indra Gunawan
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung
Email : gunawanindra15@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pemakaian beton semakin banyak dijumpai untuk berbagai macam konstruksi
bangunan.Dalam perkembangan bidang perekayasaan material, saat ini terus diupayakan
penelitian dan inovasi material termasuk material untuk bangunan atau komponen
struktur.Harga tulangan baja semakin mahal karena ketersediaan bahan dasarnya
semakin terbatas.Penggunaan bambu sebagai material konstruksi selama ini masih
bersifat sekunder seperti perancah, reng, atap, dinding. Kenyataan ini lebih disebabkan
minimnya pengetahuan masyarakat mengenai sifat-sifat mekanik dan fisik struktur
bambu.Dalam penelitian ini bambu digunakan sebagai pengganti tulangan untuk balok
beton bertulang. Bambu yang digunakan adalah bambu betung yang kemudian
dikeringkan selama 7 hari. Dilakukan pengujian fisik bambu dan beton seperti kadar air
bambu, kuat tarik bambu sejajar serat, kuat tekan beton, kuat lekat bambu terhadap beton
dan kuat lentur balok beton bertulangan bambu dengan umur masing-masing beton 28
hari. Setelah dilakukan pengujian kuat lentur, kemudian dibandingkan nilai kuat lentur
balok bertulang secara teori dengan eksperimen. Dari hasil penelitian diperoleh nilai
kadar air bambu sebesar 18,29%, kuat tekan beton rata-rata sebesar 28,5771 MPa, kuat
tarik bambu sejajar serat sebesar 350,9741 MPa dengan kuat leleh bambu sebesar 247,42
MPa, kuat lekat bambu terhadap beton sebesar 0,341 Mpa, dan kuat lentur balok
bertulang bambu sebesar 3,8735 MPa.

Kata kunci :Bambu betung, beton, kadar air, kuat tekan, kuat tarik, kuat lekat, dan kuat
lentur

2008).Harga tulangan baja semakin mahal


PENDAHULUAN
karena ketersediaan bahan dasarnya
Pemakaian beton semakin banyak
semakin terbatas.
dijumpai untuk berbagai macam konstruksi
bangunan.Dalam perkembangan bidang Keberadaan bambu di Indonesia
perekayasaan material, saat ini terus seperti buah simalakama. Rendahnya
diupayakan penelitian dan inovasi material permintaan konsumen menyebabkan
termasuk material untuk bangunan atau kalangan arsitek atau industri tidak
komponen struktur (Sebayang dkk, mengembangkannya. Akibat tidak ada
pengembangan, maka bambu jadi tidak

56 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014 Jurnal Fropil

menarik sehingga masyarakat tidak tulangan baja dalam pembuatan struktur


menyukainya. Akhirnya bambu sebagai beton bertulang.Hal ini sungguh dapat
material lokal posisinya semakin menghemat biaya pembelian tulangan baja
terpinggirkan. Hal ini tentu menyedihkan, dalam pembuatan beton bertulang. Dari
mengingat persediaan bambu di Indonesia beberapa penelitian sebelumnya penulis
sangat berlimpah, namun masyarakat masih tertarik untuk mengadakan penelitian
belum optimal memanfaatkannya. Dari tentang kekuatan bambu jika difungsikan
berbagai penelitian, struktur bambu terbukti sebagai bahan bangunan. Oleh karena itu
memiliki banyak keunggulan. Seratnya perlu dilakukan penelitian tentang
yang liat dan elastis sangat baik dalam Pemanfaatan Bambu Bangka Jenis Betung
menahan beban (baik beban tekan/tarik, Sebagai Pengganti Tulangan Untuk Balok
geser, maupun tekuk). Fakultas Kehutanan Beton Bertulang.
IPB mengungkapkan fakta bahwa kuat Adapun tujuan dari penelitian
tekan bambu (yang berkualitas) sama iniadalah sebagai berikut :
dengan kayu, bahkan kuat tariknya lebih
baik daripada kayu. Bahkan, dengan 1. Untuk mengetahui berapa besar kuat
kekuatan seperti ini, jenis bambu tertentu tarik bambu?
bisa menggantikan baja sebagai tulangan 2. Untuk mengetahui berapa besar kuat
beton.Sekarang ini, para ahli telah mencoba lekat bambu terhadap beton?
kemungkinan penggunaan bahan lain
3. Untuk mengetahui berapa besar kuat
seperti bambu untuk dimanfaatkan sebagai
lentur balok beton bertulangan bambu?
tulangan beton alternatif. Bambu
merupakan salah satu tumbuhan yang dapat 4. Untuk mengetahui apakah bambu
dimanfaatkan sebagai material dalam Bangka layak digunakan sebagai
pembangunan sipil.Saat ini sudah banyak pengganti tulangan balok beton
orang menggunakan bambu sebagai bertulang?
pengganti material lain agar lebih ekonomis
dalam hal biaya pembangunan.
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan bambu sebagai material Friska Silitonga (2011) melakukan
konstruksi selama ini masih bersifat penelitian mengenai perilaku balok
sekunder seperti perancah, reng, atap, komposit bambu betung-beton dengan
dinding. Kenyataan ini lebih disebabkan bambu diisi di dalam balok beton.Penelitian
minimnya pengetahuan masyarakat ini mengenai komposit balok bambu-
mengenai sifat-sifat mekanik dan fisik beton.Dimana bambu bulat utuh digunakan
struktur bambu. Bambu dapat digunakan sebagai pengganti tulangan.Bambu yang
sebagai pondasi, kolom, balok, lantai, digunakan adalah bambu betung, karena
bahkan dapat digunakan sebagai rangka sifatnya yang keras, berdiameter besar,
atap kuda-kuda dalam konteks bangunan berdinding tebal dan memiliki kuat tarik
sederhana.Dapat dibayangkan jika bambu dan elastisitas yang cukup tinggi.
dapat digunakan sebagai pengganti Perencanaan balok komposit dengan

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 57


Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014

metode kuat batas (ultimate strength perhitungan (teoritis) sebesar 115,26 %, hal
design). Diameter bambu 11 cm dengan ini menunjukkan adanya kecocokan antara
tebal 2 cm, beton mutu K175 dimensi 23cm teori dan ekperimen. Simpangan standar
x 35 cm dan menggunakan paku 4,2 inchi yang cukup besar yaitu 35,31 % dapat
sebagai penghubung geser. Panjang diartikan bahwa kualitas tulangan kurang
bentang balok adalah 3 m dan dibuat 2 seragam. Disimpulkan bahwa bambu
sampel. Dari hasil pengujian diperoleh memiliki peluang untuk digunakan sebagai
beban runtuh sampel pertama adalah 14 tulangan, khususnya untuk struktur beton
Ton dan balok kedua 13,5 Ton sedangkan sederhana.
secara teoritis beban runtuhnya adalah 10,5 Endang Kasiati, Wibowo dan Boedi
Ton. Maka perbandingan hasil penelitian (2012) melakukan penelitian tentang
dan teoritis untuk sampel pertama adalah pilinan bambu sebagai alternatif pengganti
1,333 dan sampel kedua 1,286. Dari hasil tulangan tarik pada balok beton. Penelitian
pengamatan tidak terjadi slip antara kedua ini membandingkan kuat tarik Bambu
bidang kontak hal ini menunjukkan Apus/Tali, Bambu Ori, dan Bambu Jawa
penghubung geser cukup kuat membentuk yang sudah dipilin dengan tegangan leleh
aksi komposit. Dari hasil penelitian ini baja tulangan mutu U-22. Bambu diambil
diharapkan bambu betung dapat digunakan bagian kulitnya, dengan dimensi 1x3x750
sebagai bahan alternatif pengganti mm. Bagian kulit diambil tiga helai dan
tulangan, terutama pada konstruksi rumah dipilin, kemudian 15 pilinan disatukan
dan jembatan di daerah terpencil.selain dengan kawat bendrat sepanjang pilinan
harganya yang relatif murah dan terjangkau bambu dengan jarak 20 mm. Lalu,
juga sangat mudah ditemukan dan dilakukan uji kuat tarik dengan acuan
jumlahnya yang cukup melimpah. tegangan leleh baja tulangan mutu U-22
Dwi Anggraini Kusuma (2003) pada PBBI 1971. Pilinan bambu jenis
melakukan penelitian aplikasi bambu yangpaling kuat akan diaplikasikan pada
pilinan sebagai tulangan balok beton.Pada balok beton fc 22,5 dengan dimensi
penelitian ini bambu digunakan sebagai 20x40x100 cm. Dari hasil evaluasi ternyata
tulangan balok beton, balokdirencanakan kuat tarik pilinan bambu tidak dapat
bertulangan liat (underreinforced) dan melebihi tegangan leleh baja tulangan mutu
tidak bertulangan tekan, semua balok U-22. Kuat tarik pilinan bambu rata-rata
diberitulangan bambu pilinan dari bambu terbesar adalah 1.989,97 kg/cm 2 , lebih
galah dengan diameter 12 mm dan diberi kecil 9,55 % dari baja mutu U-22, yaitu
lapisan kedap air. Pengujian dilakukan dari bambu jenis Apus. Gaya lentur yang
dengan menggunakan metode four point dihasilkan dari balok bertulangan pilinan
load, sehingga pada bagian bambu apus lebih besar 75,49 % dari hasil
balokdiharapkan akan terjadi lentur murni. perhitungan balok normal secara teoritis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai menggunakan tegangan baja.
rata-rata perbandingan antara momen retak
awal (eksperimen) dengan momen

58 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014 Jurnal Fropil

LANDASAN TEORI Keterangan :


Sifat Bahan Bambu BA : Berat Awal(berat bambu ditambah
Bambu dikenal oleh masyarakat dengan air) (gram)
memiliki sifat-sifat yang baik untuk
BKT : Berat kering tanur (gram)
dimanfaatkan, antara lain batangnya kuat,
ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah,
mudah dibentuk dan mudah dikerjakan Sifat-sifat Mekanika Bambu
serta ringan sehingga mudah
Sifat-sifat mekanika bambu tergantung
diangkut.Selain itu tanaman bambu
pada:
mempunyai ketahanan yang luar biasa.
1. Jenis bambu yang berkaitan dengan
Sifat Fisis Bambu tumbuh-tumbuhan.
Sifat fisis bambu ditentukan oleh 2. Umur bambu pada waktu
faktor dalam yang meliputi (Heinz Frick, penebangan.
2004). : 3. Kelembapan (kadar air
1. Banyaknya zat dinding sel yang ada kesetimbangan) pada batang bambu.
pada bambu. 4. Bagian batang bambu yang
2. Susunan dan arah mikrofibril dalam digunakan (bagian kaki,
sel-sel. pertengahan, atau kepala)
3. jaringan-jaringan dan Susunan 5. Letak dan jarak ruasnya masing-
kimia zat dinding sel. masing (bagian ruas kurang tahan
4. Lingkungan pertumbuhan dan terhadap gaya tekan dan lentur).
asalnya.
5. Kuat Tarik Bambu
Kadar Air Bambu Kuat tarik bambu yaitu suatu ukuran
Kadar air dinyatakan sebagai kekuatan bambu dalam hal kemampuannya
kandungan air yang berada dalam untuk menahan gaya-gaya yang cederung
bambu.Kadar air pada bambu berbeda menyebabkan bambu itu terlepas satu sama
untuk setiap kondisi cuaca, namun akan lain. Kekuatan tarik dibedakan menjadi dua
relatif tetap untuk bambu yang berada pada macam yaitu kekuatan tarik tegak lurus
kondisi kering udara. Kadar air bambu pada serat dan kekuatan tarik sejajar serat.
kondisi kering udara maksimum 20%. Kekuatan tarik sejajar arah serat merupakan
Kandungan air (kadar air) dalam bambu kekuatan tarik yang terbesar pada
dapat dihitung menggunakan rumus sebagai bambu.Kekuatan tarik tegak lurus serat
berikut : mempunyai hubungan dengan ketahanan
bambu terhadap pembelahan. Rumus yang
BA  BKT
KA(%)   100% digunakan untuk mengetahui kuat tarik
BKT ....... (1)
bambu adalah sebagai berikut:

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 59


Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014

P Perkuatan pada beton dapat


f // 
t A .....................................(2) meningkatkan kekuatan tarik penampang
tergantung pada keserasian antara kedua
Keterangan :
bahan tersebut untuk dapat bekerja sama
// : Kuat tarik sejajar serat (MPa) memikul beban luar. Secara ringkas,
P : Beban maksimum (N) kekuatan lekatan bergantung pada faktor-
faktor utama sebagai berikut :
A : Luas penampang (mm²)
1. Adesi antara elemen beton dan
bahan penguatnya.
Beton
2. Efek gripping (memegang) sebagai
Beton yang digunakan sebagai struktur
akibat dari susut pengeringan beton
dalam konstruksi teknik sipil, dapat
disekeliling tulangan, dan saling
dimanfaatkan untuk banyak hal. Beton
geser antara tulangan dengan beton
merupakan fungsi dari bahan penyusunnya
di sekitarnya.
yang terdiri dari bahan semen hidrolik
(Portland cement), agregat kasar, agregat 3. Tahanan gesekan (friksi) terhadap
halus, air dan bahan tambah (admixture gelincir dan saling mengunci pada
atau additive). saat elemen penguat atau tulangan
mengalami tegangan tarik.
4. Efek kualitas beton dan kekuatan
Kuat Tekan Beton
tarik dan tekannya.
Kekuatan tekan beton ditentukan oleh
5. Efek mekanis penjangkaran ujung
pengaturan dari perbandingan semen,
tulangan, yaitu dengan panjang
agregat kasar dan halus, air, dan berbagai
penyaluran (development length),
campuran.Perbandingan dari air terhadap
panjang lewatan (splicing),
semen merupakan factor utama didalam
bengkokan tulangan (hooks), dan
penentuan kekuatan beton (Chu-Kia Wang
persilangan tulangan.
dan Charles G. Salmon, 1993).Kekuatan
tekan benda uji beton dihitung dengan 6. Diameter, bentuk, dan jarak
rumus : tulangan karena kesemuanya
mempengaruhi pertumbuhan retak.
P
f 'c 
A .......................................(3) Adapun rumus yang digunakan
sebagai berikut:
Keterangan :
P
f’c : Kekuatan tekan (MPa) 
( Ld  2(lb  tb )) .................. (4)
P : Beban tekan (N)
Keterangan :
A : Luas permukaan benda uji (mm²)
P : Beban (N)
ds : Diameter tulangan (mm)
Kuat Lekat Tulangan Terhadap Beton

60 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014 Jurnal Fropil

Ld : Panjang penanaman (mm) c. Hubungan antara tegangan dan


lb : Lebar tulangan bambu (mm) regangan baja ( ) dapat
dinyatakan secara skematis.
tb : Tebal tulangan bambu (mm)
d. Hubungan antara tegangan dan
μ : Kuat lekat antara beton dengan regangan beton ( ) dapat
tulangan (MPa) dinyatakan secara skematis.
Kuat lentur dengan beban satu titik
Kuat Lentur Balok Beton dihitung sebagai berikut :
Bila suatu penampang beton bertulang
3 pl
yang dibebani lentur murni dianalisis, flt 
2bd 2 ...................................(5)
pertama-tama perlu dipakai sejumlah
kriteria agar penampang itu mempunyai Keterangan :
probabilitas keruntuhan yang layak pada flt : Kuat lentur (MPa)
keadaan batas hancur. Penampang yang p : Beban maksimum yang
dianalisis mempunyai pengaruh yang mengakibatkan keruntuhan balok uji
sangat besar pada suatu prosedur atau suatu (N)
anggapan dasar tertentu yang disepakati l : Panjang bentang diantara kedua balok
mempunyai ada probabilitas keruntuhan tumpuan (mm)
yang tertentu pula. Bila anggapan- b : Lebar balok rata-rata pada
anggapan ini diubah (secara drastis), maka penampang runtuh (mm)
probabilitas keruntuhan juga berubah. d : Tinggi balok rata-rata pada
penampang runtuh(mm)
1. Dasar-dasar angggapan dan persyaratan
Langkah-langkah analisis balok
Anggapan yang digunakan dalam
terlentur bertulangan tarik adalahmenurut
menganalisis beton bertulang yang diberi
sebagai berikut :
beban lentur adalah:
1. Buat daftar hal-hal yang diketahui (b,
a. Beton tidak dapat menerima gaya
d, d’, f’c, fb, Ab)
tarik karena beton tidak mempunyai
kekuatan tarik. Hitung rasio penulangan :
b. Perubahan bentuk berupa Ab

pertambahan panjang dan b.d .........................................(6)
perpendekkan (regangan tarik dan
2. Bandingkan hasilnya dengan 0,75ρb
tekan) pada serat-serat penampang,
atau ρmaks juga terhadap ρmin untuk
berbanding lurus dengan jarak tiap
menentukan apakah penampang
serat ke sumbu netral. Ini merupakan
memenuhi persyaratan.
kriteria yang kita kenal, yaitu
penampang bidang datar akan tetap 1,4
 min 
berupa bidang datar. fb .....................................(7)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 61


Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014

3. Hitung kedalaman balok tegangan permukaan suatu pelat. Retak yang seperti
beton tekan : ini biasa disebut crazing.
Ab. fb Pergerakan struktur, sambungan yang
a
(0,85. f ' c).b .......................... (9) tidak baik pada pertemuan kolom atau
dinding dengan balok atau pelat, atau tanah
4. Hitung panjang lengan kopel momen dasar yang tidak stabil. Retak yang terjadi
dalam: biasanya dalam atau lebar, dapat terjadi
a secara tunggal atau dalam kelompok. Retak
z  (d  )
2 .................................(10) semacam ini sering disebut random cracks.

5. Hitung momen tahanan (momen Reaksi antara alkali dan agregat.


dalam) ideal Mn: Retak saling berhubungan satu sama lain,
mulai terbentuk sekitar sepuluh tahun atau
Mn=Ab.fb.z.................................(11)
lebih setelah pengecoran dan selanjutnya
MR  Mn ..................................(12) secara progresif menjadi lebih dalam dan
lebih lebar.
6. Bandingkan nilai MR dengan MU,
apabila MR ≥ MU maka balok akan
memenuhi persyaratan METODE PENELITIAN
Pola Keretakan Pada balok Diagram Alir Penelitian
Retak (cracks) adalah pecah pada
beton dalam garis-garis yang relatif
panjang dan sempit. Retak pada beton
dapat ditimbulkan oleh berbagai hal, di
antaranya adalah sebagai berikut:
Evaporasi air dalam campuran beton
terjadi dengan cepat seperti pada keadaan
cuaca yang panas, kering atau berangin.
Retak akibat keadaan ini disebut dengan
plasticcracking. Retak yang terjadi bersifat
acak dan lurus, dapat bersifat dangkal atau
dalam dan biasanya terkonsentrasi pada
bagian tengah elemen yang datar.
Bleeding yang berlebihan pada beton,
perataan permukaan beton pada saat air
akibat bleeding masih ada pada permukaan,
atau proses curing yang tidak sempurna.
Retak yang terjadi bersifat dangkal dan
saling berhubungan pada seluruh
Gambar 1. Diagram alir penelitian

62 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014 Jurnal Fropil

ANALISA DAN PEMBAHASAN Bangka Belitung Jurusan Teknik Sipil dan


Data yang diperoleh setelah melakukan analisa hasil penelitiannya adalah sebagai
penelitian di Laboratorium Universitas berikut :

Tabel 1.Hasil rekapitulasi pengujian agregat halus


Spesifikasi
No Pengujian Standar pengujian Hasil Satuan
Min Maks
1 Analisa saringan
 lolos saringan No.200 SNI 03-1968-1990 - 5 0 %
 modulus kehalusan 1,5 3,8 3,531 %
2 Berat jenis
 Bulk 2,5 - 2,512 -
 SSD SNI 03-1970-1990 2,5 - 2,543 -
 Apparent 2,5 - 3,222 -
 Penyerapan air - 3 1,235 %
3 Berat isi
 Lepas SNI 03-1973-1990 0,4 1,9 1,226 gr/cm³
 Padat 0,4 1,9 1,443 gr/cm³
4 Kadar air SNI 03-1971-1990 - - 3,18 %
Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 2. Hasil rekapitulasi pengujian agregat kasar


Spesifikasi Hasil Satuan
No Pengujian Standar pengujian
Min Maks
1 Analisa saringan
 lolos saringan No.200 SNI 03-1968-1990 - 1 0 %
 modulus kehalusan 5 8 6,604 %
2 Berat jenis
 Bulk 2,5 - 2,903 -
 SSD SNI 03-1970-1990 2,5 - 2,918 -
 Apparent 2,5 - 2,947 -
 Penyerapan air - 3 0,512 %
3 Berat isi
 Lepas SNI 03-1973-1990 0,4 1,9 1,330 gr/cm³
 Padat 0,4 1,9 1,481 gr/cm³
4 Kadar air SNI 03-1971-1990 - - 1,4 %
5 Keausan Agregat SNI 03-2417-1991 - 40 27 %
Sumber : Hasil Perhitungan

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 63


Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014

Tabel 3. Hasil pengujian kuat tekan beton


Kuat tekan
Kode benda Umur Luas Berat Gaya tekan Kuat tekan
rata-rata
uji (hari) (mm²) (gr) (N) (Mpa)
(Mpa)

A 28 17.671,46 12.500 525.000 29,7089


B 28 17.671,46 12.500 490.000 27,7283 28,5771
C 28 17.671,46 12.500 500.000 28,2942
Sumber : Hasil Perhitungan

diharapkan yaitu harus lebih kecil dari


Dari hasil pengujian yang dilakukan
20%. Kadar air bambu yang digunakan
dapat diketahui bahwa nilai kuat tekan yang
pada penelitian ini adalah bambu pada
didapat lebih besar dibandingkan dengan
kondisi kering udara maksimum 20%.
nilai kuat tekan yang ditargetkan yaitu f’c
22,5 Mpa Tabel 4. Hasil Pengujian Kuat Tarik
Bambu
Kadar Air Bambu
Kode P A ft// Fy
Adapun hasil pengujian kadar air dapat
Benda Uji (N) (mm²) (Mpa) (Mpa)
dilihat pada hitungan dibawah ini:
Bambu1 3633,8 9 403,7556 363,67
Berat awal bambu (BA) : 1300 gr Bambu2 3114,1 9 346,0111 245,57
Bambu3 2728,4 9 303,1556 118,18
Berat kering tanur bambu (BKT) : 1099 gr Rata-rata 350,9741 242,47

KA (%) Sumber : Hasil Perhitungan


Dari hasil pengujian yang dilakukan
KA (%)
dapat diketahui bahwa nilai kuat tarik yang
KA = 18,29 % didapatkan melebihi kuat tarik yang
Dari hasil pengujian kadar air bambu ditargetkan dan bambu tersebut memenuhi
dapat diketahui bahwa nilai yang didapat syarat untuk pengganti besi tulangan.
memenuhi kriterianya sesuai dengan
Tabel 5. Hasil pengujian kuat lekat bambu terhadap beton
Kode Tanggal
P Ld lb tb µ
Benda
Pembuatan Pengujian (N) (mm) (mm) (mm) (Mpa)
Uji
BB1 14-02-2014 14-03-2014 1202,5 110 10 9 0,2877
BB2 14-02-2014 14-03-2014 1648,3 110 10 9 0,3943
Rata-rata 0,341

Sumber : Hasil Perhitungan

64 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014 Jurnal Fropil

kuat lekat bambu terhadap beton lebih kecil


Dari hasil pengujian kuat lekat bambu
dari kuat lekat baja polos tehadap beton.
terhadap beton dapat diketahui bahwa nilai
Tabel 6. Hasil pengujian kuat lentur balok bertulang bambu
Gaya Tekan Kuat Lentur
Kode Bentang Umur Kuat Lentur Teori
Maks. Eksperimen
Benda Uji (m) (hari) (MPa)
(kN) (MPa)
Balok A 1 28 16,6234 4,1559 5,3744
Balok B 1 28 13,8072 3,4518 5,3744
Balok C 1 28 16,0512 4,0128 5,3744
Rata-rata 3,8735 5,3744
Sumber : Hasil Perhitungan
komponen struktur bangunan sederhana
Dari hasil pengujian kuat lentur
(balok). Akan tetapi dapat digunakan
didapatkan nilai kuat lentur eksperimen
sebagai struktur bangunan sederhana untuk
lebih kecil dari kuat lentur secara
rumah tinggal seperti ring balok.
teoritis.Hal ini menyebabkan bahwa balok
tersebut tidak dapat digunakan sebagai
Tabel 7.Perbandingan beban teori dan beban eksperimen
Kode Benda Bentang P teori P eksperimen P.exp/P.teori
Uji (m) (kN) (kN) (%)
Balok A 1 21,4974 16,6234 77,33
Balok B 1 21,4974 13,8072 64,23
Balok C 1 21,4974 16,0512 74,67
Rata-rata 21,4974 15,4939 72,08
Sumber : Hasil Perhitungan
dipengaruhi oleh saat bambu pilinan
Dari gaya beban yang didapatkan oleh
dirangkai tidak dapat lurus, dan saat
pengujian kuat lentur P eksperimen lebih
dilakukan pengecoran benda uji tidak terisi
kecil dibandingkan dengan P teori.
dengan padat.
Perbandingan antara P eksperimen dengan
P teori adalah sebesar 72,08 %. Hal ini
Tabel 8.Perbandingan momen rencana dan momen yang terjadi
Momen Momen
Kode Benda Bentang M.eks/MR
Rencana Eksperimen
Uji (m) (%)
(kNm) (kNm)
Balok A 1 5,4606 4,2421 77,69
Balok B 1 5,4606 3,5381 64,79
Balok C 1 5,4606 4,0991 75,07
Rata-rata 5,4606 3,9598 72,52
Sumber : Hasil Perhitungan

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 65


Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014

memenuhi syarat untuk pengganti besi


Dari ketiga benda uji secara umum
tulangan.
menunjukkan bahwa keruntuhan balok
diawali dengan retak lentur yang terjadi di 2. Berdasarkan dari penelitian didapatkan
daerah tengah bentang. Keruntuhan tidak nilai kuat lekat bambu terhadap beton
terjadi pada daerah tulangan geser. Pola rata-rata adalah 0,341 MPa sedangkan
retak dan pola runtuh yang terjadi pada dari pengujian kuat lekat baja polos
benda uji menunjukkan ciri yang mendekati diameter 10 mm adalah 3,267 MPa
sama. Runtuh lentur ditandai oleh retak- sehingga dapat disimpulkan bahwa
retak tegak lurus dan meningkat jumlahnya nilai kuat lekat bambu terhadap beton
di daerah tulangan tarik pada tengah lebih kecil dari nilai kuat lekat baja
bentang. Secara umum dapat dilihat bahwa polos terhadap beton.
peningkatan panjang retak berkurang 3. Dari beberapa pengujian didapatkan
dengan bertambahnya beban yang hasil kuat lentur balok rata-rata adalah
diberikan, sedangkan lebar retak akan sebesar 3,8735 MPa.Dari ketiga benda
bertambah seiring dengan bertambahnya uji secara umum menunjukkan bahwa
beban. Retak yang terjadi pada umumnya keruntuhan balok diawali dengan retak
merupakan retak lentur. lentur yang terjadi di daerah tengah
bentang. Keruntuhan tidak terjadi pada
daerah tulangan geser. Retak yang
KESIMPULAN DAN SARAN
terjadi pada umumnya merupakan
Kesimpulan
retak lentur.
Dari penelitian dan perhitungan yang
telah dilakukan penulis dapat memberikan 4. Berdasarkan hasil pengujian kuat
kesimpulan sebagai berikut: lentur balok diperoleh hasil sebesar
3,8735 MPa. Nilai ini lebih kecil
Dari penelitian dan perhitungan yang
dibandingkan dengan kuat lentur
telah dilakukan penulis dapat memberikan
teoritis sebesar 5,3744 MPa sehingga
kesimpulan sebagai berikut:
dapat disimpulkan bahwa balok
1. Berdasarkan dari penelitian yang bertulang bambu betung Bangka
dilakukan didapatkan nilai rata-rata dengan model pilinan kurang baik
kuat tarik bambu sejajar serat sebesar digunakan akan tetapi dapat digunakan
350,9741 MPa dan untuk tegangan pada struktur bangunan yang lebih
leleh bambu didapatkan rata-rata sederhana untuk tempat tinggal seperti
menjadi 242,47 MPa. Dari pengujian ring balok.
yang dilakukan dapat diketahui bahwa
Saran
nilai kuat tarik yang didapatkan
Berdasarkan kesimpulan yang didapat,
melebihi kuat tarik yang ditargetkan
maka penulis dapat memberi saran sebagai
yaitu mutu baja U-22 dengan tegangan
berikut:
leleh 220 MPa dan bambu tersebut

66 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014 Jurnal Fropil

1. Agar hasil uji kuat tarik bambu dapat Kardiyono, Ir. Tjokrodimuljo. M.E., 2007,
seragam dan efisien maka harus Teknologi Beton Edisi Pertama.
dilakukan dengan teliti saat membuat Yogyakarta: Teknik Sipil dan
benda uji kuat tarik tersebut. Lingkungan UGM.

2. Dapat dilakukan pengujian tentang Mulyono, Ir. Tri. M.T., 2003, Teknologi
bambu pengganti tulangan dengan Beton. Jakarta: Andi Yogyakarta.
bentuk atau model tulangan bambu
Nawy, Edward G., 1990. Beton Bertulang
yang berbeda dari bambu-bambu yang
Suatu Pendekatan Dasar. Bandung:
berbeda.
PT. Eresco.
3. Diperlukan ketelitian yang penuh saat
melakukan pengujian kuat lentur agar Oka, Gusti Made., 2005, Cara Penentuan
Kelas Kuat Acuan Bambu Petung.
mendapatkan hasil yang maksimal.
Dikutip
dari:http://bamboeindonesia.wordpres
s.co/jenis-jenis-bambu/bambu-
DAFTAR PUSTAKA
petung/makalah-bambu-petung/gusti-
Asroni, Ali., 2010, Balok dan Pelat Beton made-oka/, diakses 20 Agustus 2013.
Bertulangan, Yogyakarta :Graha
Ilmu. Qzuka, Anna., 2012, Sifat dan Struktur
Kayu. Dikutip dari: http://sifat-dan-
Budi, Agus Setiya., 2012, Beton Tulangan struktur-kayu.blogspot.com/, diakses
Bambu. Dikutip dari : 20 Agustus 2013.
http://sipil.ft.uns.ac.id/index.php?opti
on=com_content&task=view&id=201 SNI 03-1968-1990, Metode Pengujian
&Itemid=1, diakses 16 Juni 2013. Tentang Analisis Saringan Angregat
Halus dan Kasar, Departemen
Dipohusodo, I., 1999, Struktur Beton Pekerjaan Umum, Jakarta.
Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-
1991-03 Departemen Pekerjaan SNI 03-1969-1990, Metode Pengujian
Umum RI. Jakarta: PT.Gramedia Berat Jenis dan Penyerapn Agregat
Pustaka Utama. Kasar, Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta.
Fajrin, Pathurahman Jauhar dan Kusuma,
Dwi Anggraini., 2013, Aplikasi SNI 03-1970-1990, Metode Pengujian
Bambu Pilinan Sebagai Tulangan Berat Jenis dan Penyerapan Air
Balok Beton. Dikutip dari: Agregat Halus, Departemen
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/inde Pekerjaan Umum, Jakarta.
x.php/civ/article/download/15568/15
560, diakses 16 Juni 2013. SNI 03-1971-1990, Metode Pengujian
Kadar Air Agregat, Departemen
Frick, Heinz., 2004. Ilmu Konstruksi Pekerjaan umum, Jakarta.
Bangunan Bambu : Pengantar
Konstruksi Bambu. Bandung:
Kanisius.

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 67


Jurnal Fropil Vol 2 Nomor 1. Januari-Juni 2014

SNI 03-1972-1990, Metode Pengujian SNI 03-1973-1990, Metode Pengujian


Slump Beton, Departemen Pekerjaan Berat Isi Beton, Departemen
Umum, Jakarta. Pekerjaan Umum, Jakarta.

SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat SNI 03-4809-1998 Metode Untuk


Tekan Beton, Departemen Pekerjaan membandingkan berbagai Beton
Umum, Jakarta. Berdasarkan Kuat Lekat Yang Timbul
Terhadap Lingkungan, Departemen
SNI 03-2417-1991, Metode Pengujian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Keausan Agregat Dengan Mesin Loss
Angeles, Departemen Pekerjaan Sunarmasto, 2007, Tegangan Lekat Baja
Umum, Jakarta. Tulangan (Polos dan Ulir) Pada
Beton, Universitas Sebelas Maret.
SNI 03-3399-1994, Metode Pengujian Kuat
Tarik Kayu di laboratorium, Vis, Ir. W. C. dan Kusuma, Ir. Gideon H.
Departemen Pekerjaan Umum, M. Eng., 1993, Dasar-Dasar
Jakarta. Perencanaan Beton Bertulang
Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03.
SNI 03-4154-1996, Metode Pengujian Kuat Jakarta: Erlangga.
Lentur Beton Dengan Balok Uji
Sederhana Yang Dibebani Terpusat Wang, Chu-Kia dan Salmon, Charles G.,
Langsung, Departemen Pekerjaan 1993.Disain Beton Bertulang Jilid I
Umum, Jakarta. Edisi Ke-4. Jakarta : Erlangga.

68 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung

Anda mungkin juga menyukai