Induksi Dan Augmentasi Persalinan
Induksi Dan Augmentasi Persalinan
Pembimbing:
Oleh:
2009730125
2013
INDUKSI DAN AUGMENTASI PERSALINAN
I. Induksi Persalinan
1.1 Definisi induksi persalinan
Induksi adalah upaya menstimulus kontraksi spontan uterus yang
belum muncul untuk mempersiapkan kelahiran.
Induksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum
inpartu, baik secara operatif maupun medicinal, untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan. Induksi persalinan
berbeda dengan akselerasi persalinan, di mana pada akselerasi persalinan
tindakan-tindakan tersebut untuk wanita hamil yang sudah inpartu.
1.2 Indikasi
1. Indikasi Ibu
a. Penyakit hipertensi dalam kehamilan termasuk preeklamsi dan
eklamsi.
b. Kehamilan dengan diabetes miltus.
c. Infeksi amnionitis.
2. Indikasi janin
a. Kehamilan lewat waktu (postmaturitas).
b. Ketuban pecah dini.
c. Janin mati.
d. Inkompatibilitas Rh.
e. Gestasi pascamatur.
f. Insufisiensi plasenta.
g. IUFD.
h. IUGR.
i. Oligohidramnion.
3. Indikasi Selektif
a. Maturitas paru cukup
b. Kontraksi uterus tak sempurna
c. Atas permintaan yang bersangkutan
Pada usia kehamilan postmatur, di atas 10 hari lebih dari saat perkiraan
partus, terjadi penurunan fungsi plasenta yang bermakna, yang dapat
membahayakan kehidupan janin (gangguan sirkulasi uteroplasenta,
gangguan oksigenasi janin).
1.3 Kontraindikasi
1. Disproporsi sefalo-pelvik.
2. Ibu menderita penyakit jantung berat.
3. Hati-hati pada bekas-bekas operasi/uterus yang cacat seperti bekas SC,
miomektomi yang luas dan ekstensif.
4. Malposisi dan malpresentasi janin.
5. Infusiensi plasenta.
6. Cacat rahim, misalnya pernah mengalami seksio sesarea.
7. Grande multipara.
8. Gemeli.
9. Distensi rahim yang berlebihan misalnya pada hidramnion.
10. Plasenta previa.
11. Makrosomi.
12. Hydrosefalus.
13. Beberapa penyakit , seperti herpes genetalis aktif.
b. Prostaglandin E2
Prostaglandin dapat merangsang otot-otot polos termasuk juga otot-
otot rahim. Prostaglandin yang spesifik untuk merangsang otot
rahim ialah PGE2 Dan PGF2 alpha. Untuk induksi persalinan
prostaglandin dapat diberikan secara intravena, oral, vaginal, rectal,
dan intra amnion. Pada kehamilan aterm, induksi persalinan dengan
prostaglandin cukup efektif. Pengaruh sampingan dari pemberia
prostaglandin ialah mual, muntah, diare.
Tabel Skor bishop yang digunakan untuk menilai induksibilitas
Skor Faktor
Pembukaan Penipisan Stasion Konsistensi Posisi
cm (%) serviks serviks
0 Tertutup 0-30 -3 Keras Posterior
1 1-2 40-50 -2 Sedang Tengah
2 3-4 60-70 -1 Lunak Anterior
3 ≥5 ≥80 +1,+2 - -
Pemberian
Dianjurkan preparat ini diberikan pada saat atau menjelang tiba dikamar
bersalin agar dapat dilakukan pemantauan kontinu terhadap aktifitas uterus dan
denyut jantung janin. Mungkin perlu dilakukan pengamatan dengan periode
berkisar dari 30 menit hingga 2 jam. Jika tidak terdapat perubahan dalam aktifitas
uterus atau denyut jantung janin setelah peiode ini, pasien dapat dipindahkan atau
dipulangkan. Jika muncul, kontraksi biasanya terjadi pada jam pertama dan
memperlihatkan aktivitas puncak dalam 4 jam pertama. Jika tetap terjadi kontraksi
yang teratur, pemantauan denyut jantung janin harus dilanjutkan dan tanda-tanda
vital di catat.
Efek samping
a. Misoprostol
c. Misoprostol oral
Teknik amniotomi
a. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dimasukan kedalam jalan lahir
sampai sedalam kanalis servikalis. Setelah kedua jari berada dalam kanalis
servikalis, maka posisi jari berubah sedemikian rupa sehingga telapak tangan
menghadap kearah atas. Tangan kiri kemudian memasukan pengait khusus
kedalam jalan lahir dengan tutunan kedua jari yang telah ada didalam. Ujung
pengait diletakan diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang ada
didalam. Tangan yang diluar kemudian memanipulasi pengait khusus pengait
tersebut untuk dapat masuk dan merobek selaput ketuban. Selain itu
menusukan pengait ini dapat juga dilakukan dengan satu tangan, yaitu pengait
dijepit diantara jari tengah dan jari telunjuk tangan kanan, kemudian
dimasukan kedalam jalan lahir sedalam kanalis servikalis. Pada waktu tindakan
ini dikerjakan, seorang asisten menahan kepala janin kedalam pintu atas
panggul. Stelah air ketuban mengalir keluar , pengait dikeluarkan leh tangan
kiri, sedang jari tangan yang didalam memperlebar robekan selaput ketuban.
Air ketuban dialirkan sedikit-demi sedikit untuk menjaga kemungkinan
terjadinya prolaps tali pusat, bagian-bagian kecil janin, gawat janin dan solusio
plasenta. Setelah selesai tangan penolong ditarik kluar dan kejalan lahir.
No Skor 0 1 2 Nilai
1 Pendataran serviks Stubuler Panjag 1 <1cm
panjang cm
2 Pembukaan serviks Tertutup 1 cm 2 cm
3 Konsistensi serviks Keras Mulai Lunak
lunak
4 Arah mulut serviks Sakral Aksial Anterior
5 Turunnya bagian terbawah Di atas - -1 -1 cm nol
janin terhadap spina 2 cm/H sampai - HIII
iskhiadika/menurut bidang II 2 cm/
hodge. HII+
Jumlah Nilai
Nilai pelvis (pelvic Score)
1.6 Komplikasi
1. Terhadap ibu
a. Kegagalan induksi
b. Kelelahan ibu dan krisis emosional
c. Inersia uteri dan partus lama
d. Tetania uteri yang dapat menyebabkan solusio plasenta, ruptura
uteri dan laserasi jalan lahir.
e. Infeksi intrauterin
2. Terhadap janin
a. Trauma pada janin oleh tindakan
b. Prolapsus tali pusat
c. Infeksi intrapartal pada janin.
TALAKSANA INDUKSI PERSALINAN
II. Augmentasi Persalinan
2.1 Definisi Augmentasi Persalinan
Augmentasi adalah upaya meningkatkan kontraksi spontan uterus
dalam kondisi kontraksi uterus yang kurang akibat gangguan dilatasi cerviks
dan turunnya fetus.
2. Tahap Kedua
Tahap kedua dari saat serviks sepenuhnya berdilatasi dan wanita
diperbolehkan untuk meneran, sampai bayi dilahirkan. Tahap kedua
panjang dapat dikelola dengan observasi lanjutan (manajemen hamil),
persalinan pervaginam operatif (forceps atau vakum), atau SC. Pilihan
yang paling tepat akan tergantung pada bagaimana ibu dan bayi, tanda-
tanda kemajuan persalinan, dan panjang tahap kedua.
Induksi
Ada indikasi mutlak untuk mendorong beberapa tenaga kerja, dan prioritas
berbeda dengan ahli obstetri. Postmaturity (kehamilan memanjang di luar tanggal
persalinan yang diharapkan), diikuti dengan retardasi pertumbuhan janin diduga
dan ibu hipertensi.
Asalkan serviks sudah matang, dokter kandungan banyak yang akan setuju
dengan pilihan ini dan menggunakan metode-untuk noninvasif contoh,
prostaglandin.
Usia ibu dan riwayat obstetrik buruk relatif indikasi, tetapi harus diingat
bahwa induksi adalah dimaksudkan untuk menghasilkan kelahiran. Jika dengan
alasan untuk induksi tidak kuat, ini bisa mengarah pada operasi caesar bagian
untuk indikasi yang tidak mampu.
Kontraindikasi
Kematangan janin pertama harus dinilai. Presentasi dan posisi janin harus
diperiksa ulang sebelum induksi. Prosedur yang paling sederhana adalah untuk
menyapu membran dengan jari bersarung dilumasi dengan krim antiseptik dan
dimasukkan lembut sampai kanalis servikalis. Jika dilakukan oleh yang
berpengalaman dokter atau bidan, ini tidak perlu menjadi tidak nyaman. Setelah
kehamilan 40 minggu, prosedur ini dapat mengurangi separuh kebutuhan
selanjutnya untuk induksi lebih lanjut, tetapi di 38> 40 minggu itu tidak signifikan
meningkatkan proporsi wanita yang akan melahirkan dalam waktu 7 hari.
Kematangan serviks
Sebuah serviks matang menunjukkan bahwa rahim sudah siap untuk tenaga
kerja bila:
Lunak
Diambil up
Melebar
Tengah pada bagian presentasi
oxytosin
Keberhasilan induksi
Risiko induksi
Setelah induksi risiko kelahiran vagina operasi adalah meningkat 1,5> kali lipat
dan bahwa operasi caesar meningkat 1,8> kali lipat. Ini mungkin karena kondisi
yang menunjukkan induksi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Leveno Knneth J, dkk. 2009. Obstetri williams edisi 21. Jakarta : EGC.
2. Winkjosastro, Hanifa, dkk. 2010. Ilmu Bedah Kebidanan edisi pertama,
cetakan kelima. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3. Manuaba Ida Bagus Gde. 2009. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin
Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC
4. Fraser Diane M, Cooper Margaret A. 2009.Buku Ajar Bidan Myles.Jakarta :
EGC.
5. American College of Obstetricians and Gynecologists. Induction of labor.
ACOG Practice Bulletin # 10. American College of Obstetricians and
Gynecologists, Washington DC 1999. (di akses dari
http://www.virtualmedicalcentre.com/treatment/induction-and-
augmentation-of-labour/164 pada tanggal 3 maret 2012)
6. http://www.rno.org/journal/index.php/online-journal/article/viewFile/3/170