Anda di halaman 1dari 5

Proteksi radiasi atau keselamatan radiasi ini kadang-kadang dikenal juga

sebagai proteksi radiologi ini memiliki beberapa pengertian yaitu :


§ Proteksi radiasi adalah perlindungan masyarakat dan lingkungan dari efek berbahaya
dari radiasi pengion , yang meliputi radiasi partikelenergi tinggi dan radiasi
elektromagnetik
§ Proteksi radiasi adalah suatu system untuk mengendalikan bahaya radiasi dengan
menggunakan peralatan proteksi dan kerekayasaan yang canggih serta mengikuti
peraturan proteksi yang sudah dibakukan.
§ Proteksi radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang
mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan dan berkaitan dengan
pemberian perlindungan kepada seseorang atau sekelompok orang ataupun kepada
keturunannya terhadap kemungkinan yang merugikan kesehatan akibat paparan
radiasi.
§ Proteksi Radiasi adalah suatu ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teknik kesehatan lingkungan
yaitu tentang proteksi yang perlu diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang terhadap
kemungkinan diperolehnya akibat negatif dari radiasi pengion.
§ Menurut BAPETEN, proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi
yang merusak akibat paparan radiasi.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa proteksi radiasi adalah ilmu yang
mempelajari tentang teknik yang digunakan oleh manusia untuk melindungi dirinya,
orang disekitarnya maupun keturunannya dari paparan radiasi.

Dari segi ilmiah dan teknik, ruang lingkup proteksi radiasi terutama meliputi :
1. Pengukuran fisika berbagai jenis radiasi dan zat radioaktif
2. Menentukan hubungan antara tingkat kerusakan biologi dengan dosis radiasi
yang diterima organ/ jaringan
3. Penelaahan transportasi radionuklida di lingkungan, dan
4. Melakukan desain terhadap perlengkapan kerja, proses dan sebagainya untuk
mengupayakan keselamatan radiasi baik di tempat kerja maupun lingkungan.

B. Macam-macam Proteksi Radiasi


Proteksi radiasi dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
1. Proteksi radiasi kerja merupakan perlindungan pekerja.
2. Proteksi radiasi medis merupakan perlindungan pasien dan radiografer, dan
3. Proteksi radiasi masyarakat merupakan perlindungan individu, anggota masyarakat,
dan penduduk secara keseluruhan.

Jenis-jenis eksposur, serta peraturan pemerintah dan batas paparan hukum yang
berbeda untuk masing-masing kelompok, sehingga masing-masing harus
dipertimbangkan secara terpisah.

C. Falsafah Proteksi Radiasi


Falsafah proteksi radiasi disebut juga dengan tujuan proteksi radiasi.
Tujuan dari proteksi radiasi adalah sebagai berikut :
1. Mencegah terjadinya efek non stokastik yang membahayakan
2. Meminimalkan terjadinya efek stokastik hingga ke tingkat yang cukup rendah yang
masih dapat diterima oleh individu dan lingkungan di sekitarnya.
Pengalaman telah membuktikan bahwa dengan menggunakan system pembatasan
dosis terhadap penyinaran tubuh (baik radiasi eksterna maupun internal)
kemungkinan resiko bahaya radiasi dapat diabaikan petugas proteksi radiasi dengan
mengikuti peraturan proteksi radiasi dan menggunakan peralatan proteksi yang
canggih dapat menyelamatkan pekerja radiasi dan masyarakat pada umumnya.

Prosedur yang biasa dipakai untuk mencegah dan mengendalikan bahaya radiasi
adalah :
a. Meniadakan bahaya radiasi
b. Mengisolasi bahaya radiasi dari manusia
c. Mengisolasi manusia dari bahaya radiasi

Untuk menerapkan tiga prosedur proteksi radiasi di atas dilaksanakan oleh petugas
proteksi radiasi. Prosedur utama cukup jelas dengan mentaati dan melaksanakan
peraturan proteksi radiasi; kedua dengan merancang tempat kerja dan
menggunakan peralatan proteksi radiasi yang baik dan penahan radiasi yang
memadai sehingga kondisi kerja dan lingkungannya aman dan selamat; dan ketiga
memerlukan pemonitoran dan pengawasan secara terus menerus baik pekerja
radiasi maupun lingkungannya dengan menggunakan alat pemonitoran perorangan,
pemonitoran lingkungan dan surveimeter.

Para penguasa instalasi nuklir sesuai dengan segala keturunan yang berlaku wajib
menyusun program proteksi radiasi sejak proses perencanaan, tahap pembangunan
instalasi, dan pada tahap operasi. Program proteksi radiasi ini dimaksudkan untuk
menekan serendah mungkin kemungkinan terjadinya kecelakaan radiasi. Dalam
penyusunan program ini diperlukan adanya prinsip penerapan prinsip keselamatan
radiasi dalam pengoperasian suatu ignstalasi nuklir sesuai dengan rekomendasikan
oleh Komisi Internasional untuk Perlindungan Radiologi (ICRP).

Dalam pemanfaatan teknologi nuklir, faktor keselamatan manusia harus


mendapatkan prioritas utama. Program proteksi radiasi bertujuan melindungi para
pekerja radiasi serta masyarakat umum dari bahaya radiasi yang ditimbulkan akibat
penggunaan zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya. Ada tiga hal penting yang
perlu mendapatkan perhatian untuk mencegah terjadinya kecelakaan radiasi
sehubungan dengan pengoperasian instalasi nuklir, yaitu :
1. Adanya peraturan perundangan dan standar keselamatan dalam bidang
keselamatan nuklir;
2. Pembangunan instalasi nuklir dilengkapi dengam sarana peralatan keselamatan
kerja dan sarana pendukung lainnya yang sempurna sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan memperhatikan laporan analisis
keselamatan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan ketentuan lain
yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang;
3.Tersedianya personil dengan bekal pengetahuan memadai dan memahami
sepenuhnya tentang keselamatan kerja terhadap radiasi.

D. Acuan Dasar Proteksi Radiasi


Untuk mencapai tujuan program proteksi radiasi , baik untuk pekerja radiasi
maupun anggota masyarakat, diperlukan adanya acuan dasar sehingga setiap
kegiatan proteksi harus selalu sesuai dengan acuan dasar tadi. Sesuai dengan
rekomendasi ICRP, dalam setiap kegiatan proteksi dikenal adanya standar dalam
nilai batas dan tingkat acuan. Nilai batas terdiri atas nilai batas dasar, nilai batas
turunan dan nilai batas ditetapkan. Sedang tingkat acuan terdiri atas tingkat
pencatatan, tingkat penyelidikan dan tingkat intervensi.
Nilai batas dasar untuk tujuan proteksi radiasi tidak dapat diukur secara
langsung. Sedang dalam pelaksanaan program proteksi, rancangan program
pemantauan radiasi memerlukan metode interpretasi untuk secara langsung dapat
menunjukan bahwa hasil pemantauan itu sesuai dengan nilai batas dosis. Untuk
mencapai efisiensi dalam proteksi radiasi, dipandang perlu untuk
memperkenalkan nilai batas turunan yang menunjukan hubungan langsung antara
nilai batas dasar dan hasil pengukuran.
Nilai batas turunan adalah besaran terukur yang dapat dihubungkan dengan
nilai batas dasar dengan menggunakan suatu model. Dengan demikian hasil
pengukuran yang sesuai dengan nilai batas turunan secara otomatis akan sesuai
dengan nilai batas dasar. Sedang nilai batas ditetapkan adalah besaran terukur yang
ditetapkan oleh pemerintah maupun peraturan lokal pada suatu instalasi. Nilai batas
ditetapkan umumnya lebih rendah dari nilai batas turunan, namun ada kemungkinan
nilai keduanya adalah sama.
Tingkat acuan bukan merupakan nilai batas, tetapi dapat digunakan untuk
menentukan suatu tindakan dalam suatu nilai besaran melampaui atau diramalkan
dapat melampaui tingkat acuan. Oleh sebab itu, dalam melaksanakan program
pemantauan radiasi perlu menggunakan tingkat acuan. Pelaksanaan program
proteksi radiasi memerlukan perencanaan yang hati-hati dalam menentukan tingkat
acuan dan tindakan nyata yang perlu diambil jika nilai suatu besaran mencapai nilai
acuan. Tingkat acuan ini secara operasional akan sangat membantu penguasa
instalasi atom dalam upaya mencapai tujuan proteksi radiasi. Ada tiga tingkat acuan,
yaitu :
1. Tingkat Pencatatan, yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka suatu hasil
pengukuran harus dicatat. Nilai dari tingkat pencatatan harus kurang dari 1/10
dari nilai batas dosis ekuivalen tahunan. Hasil pengukuran yang berada di bawah
nilai tingkat pencatatan tidak perlu proses lebih lanjut.
2. Tingkat Penyelidikan,yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka penyebab atau
implikasi suatu hasil pengukuran harus diselidiki. Tingkat penyelidikan harus kurang
dari 3/10 dari nilai batas dosis ekuivalen tahunan.
3. Tingkat Intervensi,yaitu suatu tingkat yang jika dilampaui maka beberapa tindakan
penanggulangan harus diambil. Tingkat intervensi harus ditentukan sehingga
tindakan penanggulangan tidak mempengaruhi kondisi operasi normal.

E. Asas-asas Proteksi Radiasi


Asas-asas dalam proteksi radiasi atau disebut juga prinsip-prinsip proteksi
radiasi ini terdiri atas beberapa macam yaitu asas legislasi yang sering disebut asas
justifikasi yang artinya pembenaran, asas optimalisasi dan asas limitasi.
Penjelasannya adalah sebagai berikut :
1. Asas legislasi atau justifikasi yang artinya pembenaran
Penerapan asas justifikasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir menuntut agar
sebelum tenaga nuklir dimanfaatkan, terlebih dahulu harus dilakukan analisis resiko
manfaat. Apabila pemanfaatan tenaga nuklir menghasilkan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dengan resiko akibat kerugian radiasi yang mungkin ditimbulkannya,
maka kegiatan tersebut boleh dilaksanakan. Sebaliknya, apabila manfaatnya lebih
kecil dari resiko yang ditimbulkan, maka kegiatan tersebut tidak boleh dilaksanakan.
Berikut adalah contoh penerapan asas legislasi atau justifikasi dalam kehidupan
sehari-hari yaitu :
a. Seorang ibu menderita kelainan jantung tetapi ibu tersebut tidak dapat di roentgen
karena ibu tersebut sedang hamil. Karena ditakutkan radiasi tersebut akan
tersalurkan ke janinnya. Maka pemotretan akan dilakukan setelah ibu tersebut
melahirkan.
b.Jika seseorang pasien datang ke ruang pemeriksaan tanpa membawa rekomendasi
dari dokter maka sebagai radiografer tidak diharuskan untuk melakukan
pemeriksaan terhadap pasien tersebut.
c. Seorang radiografer tidak boleh seenaknya menggunakan pesawat roentgen di
dalam Rumah Sakit tempat ia bekerja, misalnya dengan mengekspose binatang
peliharaannya untuk kepentingan pribadinya.

2. Asas Optimalisasi
Penerapan asas ini dalam pemanfaatan tenaga nuklir menuntut agar paparan
radiasi yang berasal dari suatu kegiatan harus ditekan serendah mungkin dengan
mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial. Asas ini dikenal dengan sebutan
ALARA (As Low As Reasonably Achievable). Dalam kaitannya dengan penyusunan
program proteksi radiasi, asas optimalisasi mengandung pengertian bahwa setiap
komponen dalam program telah dipertimbangkan secara saksama, termasuk
besarnya biaya yang dapat dijangkau. Suatu program proteksi dikatakan memenuhi
asas optimalisasi apabila semua komponen dalam program tersebut disusun dan
direncanakan sebaik mungkin dengan memperhitungkan biaya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ekonomi.
Tujuan dari asas optimalisasi dalam proteksi radiasi adalah untuk mendapatkan
hasil optimum yang meliputi kombinasi penerimaan dosis yang rendah, baik individu
maupun kolektif, minimnya resiko dari pemaparan yang tidak dikehendaki, dan biaya
yang murah. Asas optimalisasi sangat ditekankan oleh ICRP. Setiap kegiatan yang
memerlukan tindakan proteksi, terlebih dahulu harus dilakukan analisis optimalisasi
proteksi. Penekanan ini dimaksudkan untuk meluruskan kesalahpahaman tentang
sistem pembatasan dosis yang sebelumnya dikenal dengan konsep ALARA (As Low
As Reasonably Achievable). Baik asas optimalisasi maupun ALARA keduanya
sangat menekankan pada pertimbangan faktor-faktor ekonomi dan sosial, dan tidak
semata-mata menekankan pada rendahnya penerimaan dosis oleh pekerja maupun
masyarakat. Berikut adalah contoh penerapan asas optimalisasi dalam kehidupan
sehari-hari yaitu :
a. Pada saat mengisi kaset radiografer harus memperhatikan kaset yang akan
digunakan, ukuran film yang sesuai dan jumlah film yang dimasukkan ke dalam
kaset.
b. Pada pemeriksaan Thorax untuk bayi sebaiknya menggunakan film 18x24 cm atau
24x30 cm. Hal ini dimaksudkan agar dosis yang diterima pasien dapat diminimalkan
dan tidak merugikan pasien dalam hal ekonomi.
c. Sebelum dilakukan pemeriksaan radiografer terlebih dahulu harus memberikan
instruksi yang jelas kepada pasien agar pengulangan foto dapat dihindari sehingga
pasien tidak mendapat dosis radiasi yang sia-sia.

3. Asas Limitasi
Penerapan asas ini dalam pemanfaatan tenaga nuklir menuntut agar dosis
radiasi yang diterima oleh seseorang dalam menjalankan suatu kegiatan tidak boleh
melebihi nilai batas yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang. Yang
dimaksud Nilai Batas Dosis (NBD) ini adalah dosis radiasi yang diterima dari
penyinaran eksterna dan interna selama 1 (satu) tahun dan tidak tergantung pada
laju dosis. Penetapan NBD ini tidak memperhitungkan penerimaan dosis untuk
tujuan medik dan yang berasal dari radiasi alam. NBD yang berlaku saat ini adalah
50 mSv (5000 mrem) pertahun untuk pekerja radiasi dan 5 mSv (500 mrem) per
tahun untuk anggota masyarakat. Sehubungan dengan rekomendasi IAEA agar
NBD untuk pekerja radiasi diturunkan menjadi 20 mSv (2000 mrem) per tahun untuk
jangka waktu 5 tahun (dengan catatan per tahun tidak boleh melebihi 50 mSv) dan
untuk anggota masyarakat diturunkan menjadi 1 mSv (100 mrem) per tahun, maka
tentunya kita harus berhati-hati dalam mengadopsinya. Dengan menggunakan
program proteksi radiasi yang disusun secara baik, maka semua kegiatan yang
mengandung resiko paparan radiasi cukup tinggi dapat ditangani sedemikian rupa
sehingga nilai batas dosis yang ditetapkan tidak akan terlampaui. Berikut adalah
contoh penerapan asas limitasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
a. Pada saat ingin mengekspose pasien yang perlu diperhatikan adalah jumlah radiasi
yang akan digunakan. Misalnya seorang pasien dewasa ingin memeriksakan
ekstremitas atas (antebrachi), kV yang digunakan sebesar 45. Apabila ada seorang
pasien anak-anak juga ingin memeriksakan antebrachinya maka kita sebagai
radiografer harus menurunkan kondisi yang tadi digunakan menjadi kV 40 karena
dengan kondisi tersebut sudah dapat dihasilkan gambar radiografi yang bagus
karena tebal objek sudah dapat ditembus dengan kondisi tersebut.
b. Pada pemeriksaan Thorax untuk bayi sebaiknya menggunakan film 18x24 cm atau
24x30 cm. Hal ini dimaksudkan agar dosis yang diterima pasien dapat diminimalkan.

Jika radiografer melakukan foto x-ray, untuk mengurangi dosis radiasi yang diterima
oleh pasien, kita sebisa mungkin mengatur luas kolimasi sesuai dengan kebutuhan.
Sebab semakin besar kolimasi maka semakin besar pula radiasi yang diterima oleh
pasien begitupun sebaliknya

Anda mungkin juga menyukai