Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare pada anak merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang

masih tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun. Masalah ini memerlukan

penatalaksanaan yang tepat dan memadai. Secara umum penatalaksanaan diare

akut ditujukan untuk mencegah dan mengobati, dehidrasi, gangguan

keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus, penyebab

diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk

memperoleh hasil yang baik maka pengobatan harus rasional.

Sejak tahun 1992, secara umum, penyakit menular merupakan sebab dari

37,2% kematian, diantaranya 9,8% tuberkulosa, 9,2% infeksi saluran nafas dan

7,5% diare. Namun untuk kelompok usia 1 – 4 tahun, diare merupakan penyebab

kematian terbanyak ( 23,2% ) sedangkan urutan ke dua (18,2%) penyebab

kematian karena infeksi saluran nafas. Dari data-data di atas menunjukan bahwa

diare pada anak masih merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang

komprehensif dan rasional. Terapi yang rasional diharapkan akan memberikan

hasil yang maksimal, oleh karena efektif, efisien dan biaya yang memadai. Yang

dimaksud terapi rasional adalah terapi yang: 1) tepat indikasi, 2) tepat obat, 3) tepat

dosis, 4) tepat penderita, dan 5) waspada terhadap efek samping obat.

Dari hasil pengamatan kami mendapatkan jumlah anak yang masuk RS

Budi Mulia Bitung dengan Gastroenteritis mencapai 49 anak pada bulan Mei – 19

Juni 2008.

1
Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh karena infeksi. Banyak

dampak yang dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran

toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan

elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan

gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi

ke lamina propria serta kerusakan mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan

maldigesti dan malabsorpsi. Dan bila tidak mendapatkan penanganan yang

adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. Beberapa cara

penanganan dengan menggunakan antibiotika yang spesifik dan antiparasit,

pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah banyak diungkap di

beberapa penelitian.

Namun secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk

mencegah/menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan

asam basa, kemungkinan terjadinya intoleransi, mengobati kausa dari diare yang

spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit

penyerta. Untuk melaksanakan terapi diare secara secara komprehensif, efisien

dan efektif harus dilakukan secara rasional. Secara umum terapi rasional adalah

terapi yang : 1) tepat indikasi, 2) tepat dosis, 3) tepat penderita, 4) tepat obat, 5)

waspada terhadap efek samping. Jadi penatalaksanaan terapi diare yang

menyangkut berbagai aspek didasarkan pada terapi yang rasional yang mencakup

kelima hal tersebut.

2
1.2 Tujuan

1. Menjelaskan teori medis dan keperawatan pada anak dengan Gastroenteritis

2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada anak dengan diare

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Diare

2.1.1. Definisi

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi

karena frekuensi lebih dari tiga kali sehari atau buang air besar dengan bentuk

tinja yang encer atau cair (Suriadi&Yuliani Rita,2006).

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau

tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta

frekuensi lebih dari tiga kali sehari pada neonates dengan atau tanpa lendir darah

(Hidayat Azis,2006).

2.2 Etiologi

2.2.1 Faktor Infeksi:

1. Bakteri: enteropatogenic escerichia coli, salmonella, shigella, yersinia

enterocolitica.

2. Virus: enterovirus, adenovirus, rotavirus.Jamur: candida enteritis

3. Parasit: giardia clamblia, cryptosporidium

4. Protozoa

2.2.2 Bukan faktor infeksi:

1. Alergi makanan: susu, protein

2. Gangguan metabolik atau malabasorbsi: penyakit celiac, cystic fibrosis pada

pancreas.

3. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan

4
4. Obat-obatan: antibiotic

5. Penyakit usus: colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis

6. Obstruksi usus (Hidayat Azis,2006).

2.3 Patofisiologi

Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagai

kemungkinan faktor diantaranya:

1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)

yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang

dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah

permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang

akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan dan

elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan

system transport aktif dalam usus halus, sel di dalam mukosa intestinal

mengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan elekrtolit. Mikroorganisme

yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area

permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan

absorbsi cairan dan elektrolit.

2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang

mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga terjadi pergeseran air

dan eletrolit ke ronga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus

sehingga terjadilah Gastroenteritis.

3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu

diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus yang

mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan yang

kemudian menyebabkan Gastroenteritis.

5
4. Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltic

usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat

mnyebabkan Gastroenteritis (Hidayat Azis,2006).

2.4 Manifestasi Klinik

1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi; turgor kulit jelek (elastisitas kulit

menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering

3. Kram abdominal

4. Demam

5. Mual dan muntah

6. Anoreksia

7. Lemah

8. Pucat

9. Perubahan tanda-tanda vital; nadi dan pernapasan cepat

10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

2.5 Komplikasi

1. Dehidrasi

2. Hipokalemi

3. Hipokalsemi

4. Cardiac dysrhrythmias akibat hipokalsemi dan hipokalsemi

5. Hiponatremi

6. Syok hipovolemik

7. Asidosis

6
2.6 Pemeriksaan Diagnostik

1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan

2. Kultur tinja

3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinin, dan glukosa

4. Pemeriksaan tinja; pH, lekosit, glukosa, dan adanya darah

2.7 Penatalaksanaan Terapeutik

1. Penanganan fokus pada penyebab;

2. Pemberian cairan dan elektrolit; oral (seperti; pedialyte atau oralit) atau terapi

parenteral;

3. Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI.

2.8 Tumbuh Kembang Anak

a. Pertumbuhan ( growht)

Pertumbuhan ( growht ) merupakan bertambahnya jumlah dan besarnya sel


diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur ( whalley dan
Wong (2000) dalam Azis (2008:15)).

Petumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,


ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur
dengan ukuran berat ( gram, pound, kilogram), ukuran panjang ( cm, meter ),
umur tulang dan keseimbangan metabolik ( retensi kalsium dan nitrogen tubuh
) ( soetjiningsih )

Pada usia infant pertumbuhan berat badan dapat mencapai 3 kali berat
badan perbulan sekitar 350-450 gram pada usia 7-9 bulan dan 250-350
gram/bulan pada usia 10-12 bulan apabila dalam pemenuhan gizi yang baik
dan pertumbuhan tinggi badan sekitar 1,5 kali tinggi badan pada saat lahir,
pada usia satu tahun penambhan tinggi badan tersebut masih stabil dan
diperkirakan tinggi badan akan mencapai 75 cm .

7
b. Perkembangan ( development )

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan


fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya ( soetjiningsih.
2012 ).

Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih


kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian ( Depkes 2010 ).

c. Teori perkembangan anak


Perkembangan prikoseksual ( sigmun freud )

Merupakan proses dalam perkembangan anak dengan pertambahan


pematangan fungsi faktur kejiwaan yang dapat menimbulkan dorongan untuk
mencari rangsangan dan kesenangan secara umum . dalam perkembangan
aseksual anak ada 5 tahapan : tahap oral, tahap anal, tahap phalik, tahap laten
dan tahap genital.

1. Tahap oral

Pada tahap oral usia 0-1 tahun, sumber utama bayi interaksi terjai melalui
mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting.
Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenengan dari
rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicip dan
menghisap.

2. Tahap anal

Pada tahap anal usia 1-3 tahun, freud percaya bahwa fokus utama dari
libido adalah pada pengendalian kandung kemih dan buang air besar.
Konflik utama pada tahap ini adalah pelatihan toilet anak harus belajar
untuk mengendalikan kebutuhan tubuhnya.

8
3. Tahap phallic

Pada tahap phallic usia 3-6 tahun, fokus utama dari libido adalah pada alat
kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita.
Bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah saingan untuk ibu.

4. Tahap laten

Periode laten usia 6-12 tahun adalah saat eksplorasi dimana energi seksual
tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain seperti pengejaran intelektual dan
interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam pengembangan
keterampilan sosial, komunikasi dan kepercayaan diri.

5. Tahap genital

Tahap genital usia >12 tahun, pada tahap akhir perkembangan


psikoseksual, individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada
lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan
individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini.

9
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

3.1.1 Identitas

3.1.1.1 Identitas Pasien

Nama : An. M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 1 tahun 2 bulan

Tanggal Lahir : 02 Februari 2017

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Desa Pegagan Dukuh Kec. Kapetakan Kab. Cirebon

Tanggal Masuk : 09 April 2018

Tanggal Pengkajian :10 April 2018

Diagnosa Medis : Diare

Tabel 3.1

Identitas Orang Tua

Ayah Ibu

Nama : Tn. K : Ny. W

Umur : 25 tahun : 24 tahun

Agama : islam : Islam

Suku bangsa : Jawa/Indonesia : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMP : SMP

Pekerjaan : Wiraswasta : IRT (Ibu Rumah Tangga)

Alamat : Ds. Pegagahan Dukuh : Ds. Pegagahan Dukuh

10
3.1.2 Riwayat Kesehatan Klien

3.1.2.1 Keluhan Utama

Ibu klien mengatakan, “anak saya BAB terus menerus sudah 10x BAB cair

dalam 1 hari”.

3.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien datang ke puskesmas Pegagan Cirebon pada tanggal 09 April 2018

pukul 17.00 WIB dengan keluhan BAB cair dan demam sudah 1 hari. Dari

Puskesmas Pegagan kemudian dirujuk ke RSUD Gunung Jati Cirebon

pukul 20.00 WIB, kemudian dipindahkan keruang rawat inap anak ke ruang

Kemuning pada pukul 22.00 WIB. Saat pengkajian pada tanggal 10 April

2018 ibu klien mengatakan bahwa anaknya BAB terus menerus, BAB 10x

dalam satu hari, konsistensi BAB klien juga cair. Ibu klien juga mengatakan

anknya demam tinggi sudah 1 hari yang lalu. Demam turun ketika diberi

obat parasetamol, S: 38˚C R: 30x/menit. Demam naik pada malam hari.

3.1.2.3 Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

a. Riwayat Prenatal

Ibu klien mengatakan “Saat hamil tidak mempunyai keluhan memeriksakan

kandungannya secara rutin dibidan S. Dan disuntik TT sebanyak 2x”.

b. Riwayat Intra Natal

Ibu klien mengatakan “persalinan ditolong dibidan S secara lahir spontan

BB lahir: 3000 gr, panjang lahir: 53 cm”.

c. Riwayat Post Natal

Ibu klien mengatakan “persalinan ditolong di bidan S lahir spontan klien

tidak memiliki klainan apapun. Tidak mengalami pendarahan dan tidak

mengalami demam ketika setelah melahirkan An. M”.

11
3.1.2.4 Riwayat Kesehatan/Keperawatan Masa Lalu

a. Penyakit waktu kecil

Ibu klien mengatakan “An. M tidak pernah mengalami sakit seprti

sekarang”.

b. Pernah dirawat di rumah sakit

Ibu klien mengatakan “anaknya tidak pernah dirawat di rs sebelumnya”

c. Penggunaan Obat

Ibu klien mengatakan “ selama ini kalau anak saya sakit saya bawa ke bidan

desa dan hanya meminum obat yang diberika bidan desa tersebut”

d. Alergi

Ibu klien mengatakan “anak saya tidak mempunyai riwayat alergi

makanan ataupun obat obatan”

e. Kecelakaan

Ibu klien mengatakan “saya menjaga anak saya saya dengan baik, selama

ini anak saya belum pernah jatuh atau mengalami kecelakaan yang

lainnya”.

f. Riwayat tumbuh kembang

1. Perkembangan motorik kasar

Ibu klien mengatakan “anak saya sudah bisa menggenggam jarinya dan

menendang nendang dengan kakinya”

2. Perkembangan motorik halus

Ibu klien mengatakan “anak saya bisa mengamati benda benda yang

bergerak sudah bisa senyum dan tgertawa saat diberi mainan”

12
3. Perkembangan bahasa

Ibu klien mengatakan “anak saya bisa mengoceh dan mengeluarkan

kata kata seperti: mama, papa”

4. Perkembanga sosial

Ibu klien mengatakan “anak saya hanya mau dengan saya, anak saya

suka rewel kalo didekati orang lain”.

g. Riwayat imunisasi

Ibu klien mengatakan “anak saya imunisasi dari lahir”.

Tabel 3.2

Imunisasi Klien

NO Jenis Waktu Pemberian Tempat Diberikan oleh

Imunisasi

1 2 3 4 posyandu Bidan S

1 BCG 1bln - - - posyandu Bidan S

2 DPT 2bln 3bln 4bln - posyandu Bidan S

3 Polio 1bln 2bln 3bln 5bln posyandu Bidan S

4 Campak 9bln - - - posyandu Bidan S

5 Hepatitis 2bln 3bln 4bln posyandu Bidan S

3.1.2.5 Riwayat Kesehatan Keluarga

“Ibu klien mengatakan didalam keluarga saya tidak ada yang mengalami

penyakit seperti yang dialami anak saya saat ini”.

Klien adalah anak kedua, klien tinggal satu rumah dengan ayah, ibu dan

kakaknya. Di dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti

yang dialami pasien saat ini.

13
Tabel 3.2

Kedudukan anak dalam keluarga

NO NAMA UMUR JENIS KETERANGAN

KELAMIN

1 An. P 12thn P Sehat

2 An. M 1 thn 2bln L Sakit

3.1.2.6 Riwayat kesehatan lingkungan

Ibu klien mengatakan “klien tinggal didaerah yang padat penduduk. Rumah

klien kurang ventilasi udara. Disekitar rumah nya kotor, banyak tumpukan

sampah. Klien menggunakan air sumur untiuk kegiatan sehari hari klien”.

3.1.2.7 Riwayat Kesehata Psikososial

a. Pasien

Ibu klien mengatakan “anak saya sekarang rewel”

b. Keluarga

Dari hasil wawancara tentang psikologis keluarga pasien dalam RS Keluarga

pasien mengatakan : “Kami sangat sedih dan cemas melihan An. M sakit

kadang suka rewel, kami harap dede bisa smbuh”.

c. Riwayat spiritual

Ibu klien mengatakan “Saya dan keluarga beragama islam, dan saya selalu

berdoa agar anak saya cepat sembu dan bisa cepat pulang”.

14
3.1.3 Pola Aktivitas Sehari-hari

Tabel 3.3

Pola Aktivitas Sehari hari

NO JENIS AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT

1 Kebutuhan Nutrisi

a. Makan

- Frekuensi 3x sehari 3x sehari

- Jenis Bubur dan sayur Bubur dan sayur

- Jumlah/porsi 1 mangkuk kecil ½ mangkuk

- Makanan pantangan - -

- Alat makan yang dipake Sendok, mangkuk, gelas Sendok, mangkuk,

b. Minum gelas

- Jenis

- Jumlah Air putih Air putih

- Alat yang dipakai ±440 cc ±220 cc

Gelas Gelas

2 Kebutuhan istirahat dan tidur

a. Tidur malam

- Kualitas(jam) ±2-3jam ±5-6 jam

- Kebiasaan sebelum Main bersama orang tua Dikipasin

tidur

- Gangguan tidur Kondisi penyakit dan

lingkungn RS yang

ramai

15
b. Tidur siang

- Kualitas(jam) ±2-3 jam ± ½ - 1 jam

- Kebiasaan sebelum Main bersama orang tua Dikipasin

tidur

- Ganggguan tidur Kondisi penyakit dan

lingkungan RS yang

ramai

3 Kebersihan diri

- Mandi 2x sehari 2x sehari di elap

- Gosok gigi 2x sehari 1x sehari

- Cuci rambut 2x sehari 1x sehari

- Gunting kuku 1 minggu sekali 1 minggu

4 Eliminasi

a. BAB

- Frekuensi 1-2x/minggu 10x/hari

- Konsistensi Padat Cair

- Warna Kuning Kuning

- Keluhan - Nyeri

b. BAK

- Frekuensi

- Konsistensi

- Warna Kuning pekat Kuning pekat

- Keluhan - -

5 Aktivitas bermain

- waktu 2jam 1jam

16
- jenis Icik-icik Icik-icik

Sumber: Ny. W

3.1.4 Pemeriksaan fisik

3.1.4.1 Keadaan umum

a. penampilan : terlihat bersih

b. tingkat kesadaran : composmentis

c. tanda-tanda vital :

S: 38˚C Respirasi: 30x/menit

Nadi: 90x/menit

3.1.4.2 Pengukuran Antropometri

a. Berat Badan : 8kg

b. Tinggi Badan : 80cm

c. Lingkar lengan : 15cm

d. Lingkar Kepala : 35cm

e. Lingkar Dada : 42cm

f. Lingkar Perut : 46cm

3.1.4.3 Kepala

Kulit kepala klien terlihat bersih bentuk, rambut berwarna pirang, tidak ada

lesi dan tidak ada nyeri tekanan.

3.1.4.4 Mata

Bentuk mata klien simetris, konjungtiva an anemis(-/-), skela an ikterik, pupil

isokhor, reflek kornea baik dibuktikan dengan klien mengendipkan matanya

ketika disentuh kelopak matanya dengan tangan. Penglihatan normal mata

terlihat cekung.

17
3.1.4.5 Telinga

Bentuk telinga pasiensimetris dan telinga pasien bersih tidak ada sirumen,

tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan

3.1.4.6 Hidung

Hidung klien bersih tidak terdapat sekret tidak terdapat polip

3.1.4.7 Mulut

Mulut klien bersih, bibir klien lembab, klien sudah tumbuh gigi

3.1.4.8 Leher

Bentuk leher klien simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar

getah bening, pergerakan leher baik dibuktikan dengan klien bisa menengok

ke kanan dan kekiri

3.1.4.9 Dada

Pengembangan dada simetris pada saat inspeksi aulkultasi paru-paru bunyi

vaskuler bunyi jantung reguler.

3.1.4.10 Abdomen

Bentuk abdomen datar, tidak ada nyeri tekan dibuktikan dengan anak tidak

menangis ketika dilakukan palpasi pada abdomen,turgor kulit baik(>2detik),

tidak ada lesi.

3.1.4.11 Genetalia

Genetalia pasien bersih dan tidak ada kelainan, tidak ada

pembesaranhermoroid pada anus.

3.1.4.12 Eksremitas

a. Ekstremitas atas : Tidak ada luka, lesi(-), bentuk simetris,

kekuatan ototdan menggenggam baik, tidak ada edema terpasang RL tetes

20x/menit ditangan kiri.

18
b. Ekstremitas bawwah : Tidak ada luka, lesi(-), bentuk simetris, kuku

kaki klien bersih dan pendek, akral hanagt.

3.1.5 Pemeriksaan Penunjang

Tabel 3.4

Hasil Laboratorium

Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal

10 April 2018 Leukosit 11,1 3,5-10.0/mm

Eritrosit 4,41 3,50-5,50/mm

Hemoglobin 12,4 11,5-16,5/dl

GDS 135 <140mg/dl

Natrium 137 135-155 mmol/L

Kalium 4,9 3,6-5,5 mmol/L

3.1.6 Therapy

Tabel 3.5

Obat-obatan

Jenis therapy Order pemberian Waktu pemberian

Cefotaxime 3x250 mg 3x

Novalgin 3x100 mg 3x

Ondensentron 2x0,8 2x

RL 20 tetes 3x

Zink 3x1 3x

19
3.1.7 Analisa Data

Tabel 3.6

Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS: Ibu klien mengatakan “anaknya Melabsorbi K.H lemak Ketikdak seimbangan

mencret 10x dalam 1 hari” protein kebutuhan cairan dan

DO:  elektrolit dalam tubuh

-Klien terlihat lemas Meningkatnya tekanan

- Pasien tampak rewel osmotic

- BB sebelum sakitt 8kg 

- BB setelah sakit 7 kg Pergeseran air dan elektrolit

- Turgor kulit jelek kerongga usus

-Mata terlihat cekung 

- Terpasang infus RL Ketidakseimbangan

kebutuhan cairan dan

elektrolit tubuh

2 DS: Ibu klien mengatakan “anak Diare Perubahan nutrisi kurang

saya juga jadi susah makan”  dari kebutuhan tubuh

DO: Kehilangan cairan dan

-BB sebelum sakit 8kg elektrolit melalui feses

-BB setelah sakit 7kg 

-Makan habis ½ porsi dari yang Menurunnya penyerapan

disediakan makanan diusus

Mual muntah

20

Nafsu makan menurun

3 DS: Ibu klien mengatakan “badan Respon antigen yang Peningkatan suhu tubuh

anak saya panas” menurun

DO: -Suhu tubuh 38˚C 

-Klien tampak lemah Infeksi bakteri

-Klien tampak rewel 

-Hasil lab leukosit: 11,1 Merangsang hipotalamus

Nilai normal 3,5-10,0/mm 

Peningkatan suhu tubuh

4 DS: Ibu klien mengatakan “saya Perubahan siklus klien Kurangnya pengetahuan

belum mengerti tentang penyakit  ibu klien tentang

yang dialami anak saya” Penyakit diare penanganan diare

DO: -Ibu klien tampak bingung 

-Ibu klien selalu menanyakan Kurangnya informasi

yang terjadi pada anaknya tentang penyakit diare

Kurangnya pengetahuan

tentang penyakit diare

3.1.8 Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

a. Ketidakseimbangan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh b.d

kehilangan cairan sekunder terhadap diare

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d diare atau output

berlebihan dan intake yang kurang

c. Resiko peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi terhadap diare

21
d. Kurangnya pengetahuan ibu tentang penangannan diare b.d kurang nya

informasi mengenai diare

3.1.9 Rencana keperawatan

Nama : An.M

Umur : 1 tahun 2 bulan

Diag. Medis : diare

Tanggal masuk : 9-April-2018

Tanggal pengkajian : 10-April-2018

N Diagnosa Rencana keperawatan Rasional


o keperaw Tujuan Intervensi
atan
1 Gangguan Setelah 1. Memant 1. Penurunan
keseimb dilakuka au sirkulasi
angan n pengelu volume
cairan tindakan aran cairan
dan keperaw cairan menyebab
elektrolit atan 2. Member kan
berhubu selama ikan kekeringa
ngan 3x24 jam cairan n mukosa
dengan keseimb penggan dan
kehilang angan ti berupa peningkata
an cairan cairan RL n urine
sekunder dipertaha melalui 2. Dehidrasi
terhadap nkan IV dapat
diare secara 3. Timban meningkat
DS : ibu maksima g BB kan laju
klien l dengan 4. Kolabor filtrasi
mengata KH : asi membuat
kan “ - TTV pemberi keluaran
anak dalam an tidak
saya batas antibioti adekuat
BAB 10x normal k 3. Untuk
dalam - Tugor dengan mengetahu
sehari elastik dokter i BB klien
BAB cair membra 4. Antibiotik
berwarna ne membantu
kuning “ mukosa membunu
DO : bibir h
- klien basah mikroorga
tampak nisme
lemas dapat

22
- BB 7kg - Pasien menguran
- Tugor tampak gi diare
kulit tenang
jelek
- Mata
terlihat
cekung
- BB
sebelum
sakit 8kg
- BB saat
sakit 7kg
2 Perubahan Setelah 1. Diskusi 1. Serat
nutrisi dilakuka kan dan tinggi
kurang n jelaskan lemak air
dari tindakan tentang terlalu
kebutuha keperaw pembata panas atau
n tubuh atan san diet dingin
berhubu selama (Makan dapat
ngan 3x24 jam an merangsan
dengan selama di berserat g iritasi
diare RS tinggi, lambung
atau kebutuha berlema atau
output n Nutrisi k dan air saluran
berlebiha terpenuh yang usus
n dan i dengan panas/di 2. Situasi
intake KH : ngin) yang
yang 1. Nafsu 2. Ciptaka nyaman
kurang makan n rileks akan
DS : ibu meningk lingkun merangsan
klien at gan g nafsu
mengata 2. Berat yang makan
kan “ badan bersih 3. Menguran
anak meningk jauh dari gi
saya jadi at bau pemakaian
susah yang energi
makan “ tidak yang
DO : sedap berlebihan
- Klien atau 4. Diet
menolak sampah rendah
saat 3. Berikan berat
makan jam mengandu
- Bb 7kg istirahat ng zat
serta yang
kurangi diperlukan
kegiatan untuk
yang proses
mengga pertumbuh
nggu an
istirahat

23
4. Kolabor
asi
dengan
ahli gizi
3 Resiko Setelah 1. Monitor 1. Deteksi
peningka dilakuka suhu dini
tan suhu n tubuh terjadinya
tubuh tindakan setiap abnormal
berhubu keperaw jam fungsi
ngan atan sekali tubuh (
dengan selama 2. Berikan adanya
proses 1x24 jam kompres infeksi)
infeksi diharapk air 2. Merangsa
terhadap an tidak dingin ng pusat
diare terjadi 3. Kolabor pengatur
DS : ibu peningka asi panas
klien tan suhu pemberi untuk
mengata tubub an obat menurunk
kan “ dengan paraceta an
anak KH : mol produksi
saya 1. Suhu dengan panas
badanny tubuh dokter tubuh
a panas “ dalam 3. Merangsa
DO : batas ng pusat
- Suhu normal pengatur
tubuh 38 37 C panas di
C 2. Setelah otak
- Klien diberi
tampak paraceta
lemas mol
- Klien 3. Anjurka
tampak n banyak
rewel minum
air putih
4. Tidak
terdapat
tanda
infeksi
4 Kurangnya Setelah 1. Member 1. Agar
pengetah dilakukan ikan informasi
uan ibu Penkes informa dapat
klien selama 1x24 si dan diterima
berhubu jam pengara oleh
ngan diharapkan han keluarga
dengan pengetahuan secara pasien
kurangn ibu verbal dengan
ya dannkeluarg serta maksimal
pemaha a dapat umpan 2. Untuk
man dan bertambah balik mengetahu
informas dengan KH : i tingkat

24
i 1. Ibu 2. Melaku pengetahu
mengena sudah kan an ibu
i diare tidak penilaia tentang
DS : ibu bingung n tingkat kondisi
klien dan penilaia anaknya
mengata panik n 3. Menguran
kan “ dengan 3. Beri gi
saya kondisi kesempa kecemasan
belum anaknya tan dan
mengerti 2. Keluarga keluarga motivasi
tentang tampak untuk klien
penyakit tenang menany untuk
yang di akan kooperatif
alami hal-hal selama
anak yang masa
saya “ ingin perawatan
DO : diketahu 4. Agar pada
- Ibu i dan saat
pasien kurang pemberian
tampak mengert informasi
bingung i mengenai
dan 4. Ciptaka diare ibu
panik n klien dan
dengan lingkun keluarga
penyakit gan dapat
yang yang mengerti
diderita nyaman
oleh
anaknya
- Ibu
pasien
sering
bertanya
tentang
penyakit
yang
diderita
anaknya

3.1.10 Implementasi Keperawatan

Nama : An. M

Diag. Medis : diare

Tanggal masuk : 09-april-2018

Tanggal pengkajian : 10-april-2018

25
No DX Tgl/jam Implementasi Paraf
1 I 10-April- I : Observasi TTV
2018 R : N : 70x/menit
14.30 WIB R : 33x/menit
S : 38C
I : Pemberian RL 20
14.45 WIB tts/menit
R : Terpasang RL 20
tts/menit, keadaan
tetesan lancar, tidaak
ada tanda-tanda infeksi
15.00 WIB didaerah sekitas
pemasangan infus
I : Kolaborasi dengan
dokter pemberian obat
cefotaxime 3x250 mg,
novalgin 3x100 mg dan
ondansentron 2x0,8 mg
melalui IV
R : Setelah diberikan obat
15.30 WIB klien terlihat lebih
tenang dari sebelumnya
I : memantau intake dan
output
R : intake input : 400 cc
Output : 600 cc
I : anjurkan ibu untuk
memberi banyak
minum kepada klien
R : klien sudah mau minum
500 ml
II 10-April- I : Menyarankan ibu klien
2018 untuk memberikan
16.00 WIB makanan sedikit tapi
sering
R : klien makan hanya ¼
posri yang disediakan
16.30 WIB I : memberikan klien makan
( bubur dan sayur )
dengan disuapi ibunya
R : klien sudah mau makan
III walaupun sedikit ¼
17.00 WIB porsi

I : memberikan kompres
IV hangat dan
18.00 WIB mengajarkan keluarga
R : Suhu tubuh turun
menjadi 37C

26
I : Membuat kontrak yang
akan datang untuk
penkes
R : ibu klien dan keluarga
setuju dan mau
diberikan Penkes

2 I 11-april- I : observasi TTV


2018 R : N : 68x/menit
08.30 WIB R : 34x/menit
S : 36,8 C
I : kolaborasi pemberian
11.00 WIB obat antibiotik
cefotaxim 3x250 mg
novalgin 3x100 mg
ondansenton 2x0,8 mg
zink sirup 1 sendok
makan
R : klien diberikan obat
II cepotaxime, novalgin,
12.00 WIB ondansentron, dan zink
sirup

I : memberikan makanan (
12.45 WIB sayur dan bubur )
R : klien menghabiskan ¼
porsi makan yang telah
disediakan
I : menganjurkan keluarga
untuk memberikan
banyak minum air
mineral pada klien atau
IV ASI
14.00 WIB R : ibu klien memberika
minum 220 cc
I : Menyarankan keluarga
untuk memberikan
makan sedikit tapi
sering
R ; klien sudah mau makan

I : memberikan penkes
diare pada klien
R : keluarga klien
menjawab 2 pertanyaan
dari 3 pertanyaan yang
dianjurkan tidak
mengerti
I : Mendemontarasikan
penanganan pertama

27
pada kasus diare
(pembuatan larutan
LGG)
R : keluarga dapat
mendemonstrasikan
kembali cara membuat
larutan LGG
3 I 12-april- I : observasi TTV
2018 R : N : 66x/menit
13.00 WIB R : 24x/menit
S : 37,3 C
I : pantau konsentrasi BAB
13.45 WIB R : bab klien sudah lembek
dan frekuensi 1xsehari

II 14.00 WIB I : pantau pemasukan intake


input output
R : Intake :220 cc
Output : 440 cc

III 15.00 WIB I : kolaborasi pemberian


obat paracetamol jika
suhu klien meningkat
R : suhu 37C
I : Menganjurkan ibu klien
mengompres hangat
jika suhu tubuh
meningkat
R : Ibu klien sudah tahu
cara mengompres
hangat .
4 I 13-april- I : menggali pengetahuan
2018 ibu klien tentang diare
08.00 WIB R : ibu klien belum tahu
banyak tentang
penyakit diare
I : memberikan penkes
kepada ibu klien
tentang penyakit diare
R : ibu klien
memperhatikan setiap
informasi yang
disampaikan

28
3.1.11 Evaluasi

Nama : an. M

Diag. Medis : diare

Tanggal masuk : 09-april-2018

Tanggal pengkajian : 10-april-2018

No Dx Tgl/jam Implementasi Paraf


1 I 11-april- S : ibu klien mengatakan
2018 “ anak saya masih menceret “
07.00 wib “ BAB sudah 7-8 x dalam sehari “
“ anak saya susah minum air
mineral “
“ anak saya tidak mau minum ASI

“ konsistensi BAB cair “
“ anak saya juga demam dan rewel

O:
1. Klien tampak lemah
2. Klien tampak rewel
3. Bab 10x dalam sehari
4. Konsistensi bab cair
5. Suhu 38C
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Menganjurkan minum 500
ml/hari
2. Observasi ttv
3. Menganjurkan kompres
hangat

II 11-april- S : ibu klien mengatakan


2018 “ anak saya masih demam dan reel

“ bab anak saya masih menceret “
“ anak saya masih tidak mau
makan banyak, hanya ¼ porsi
yang telah disediakan “
“ anak saya juga susah minum air
putih banyak :”
O : klien terlihat masih rewel
Ttv : N : 90x/menit
R : 30x/menit
S : 38 C

29
- Nampak makan hanya ¼
porsi
- Konsistensi bab cair
- Klien tampak lemah
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan klien banyak
minum
- Anjurkan klien makan
sedikit tapi sering
- Anjurkan ibu klien untuk
mengompres hangat
-
III 11-april- S : ibu klien mengatakan
2018 ” anak saya masih demam dan
rewel “
“ anak saya BAB nya masih
mencret “
“ bab nya hanya 10x sehari dalam
sehari “
O:
1. Klien tampak rewel
2. Bab 10x sehari
3. Suhu 38 C
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Observasi TTV
- Pantau intake input dan
output
- Anjurkan ibu klien
mengompres hangat

IV 11-april- S : ibu klien mengatkan


2018 “ tidak tahu banyak tentang
penyakit yang diderita
anaknya “
“ siap diberikan penkes tentang
diare “
O:
- Klien memperhatikan
penkes yang diberikan
- Klien selalu bertanya jika
ada yang tidak dimengerti
- Klien nampak senang
diberikan penkes
A : masalah belum teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Gali tingkat pengetahuan
ibu klien

30
- Mengingatkan ibu klien
pada penkes yang telah
diberikan
2 I 12-april- S : ibu klien mengatakan
2018 “ anak saya masih mencret “
07.00 “ bab sudah 4-5 x sehari “
“ anak saya susah minum air “
“ kosistensi bab cair “
“ anak saya demam dan reewel “
O:
1. Klien tampak lemah
2. Klien tampak rewel
3. Bab 10x sehari
4. Konsistensi bab cair
5. Suhu 37C
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi dengan
- Menganjurkan minum
2000cc/hari
- Observasi ttv

II 12-april- S : ibu klien mengatakan


2018 “ anak saya masih demam dan
rewel “
“ bab anak saya masih mencret “
“ anak saya masih tidak mau
makan banyak, makan hanya
¼ porsi yang telah disediakan

“ anak saya susah minum air putih

“ anak saya hanya minum asi “
O : klien terlihat masih rewel
Ttv : N : 90x/menit
R : 30x/menit
S : 37C
- Nampak makan hanya ¼
porsi
- Konsistensi BAB cair
- Klien nampak lemah
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan klien minum
banyak
- Anjurkan klien makan
sedikit tapi sering
- Anjurkan ibu klien untuk
mengompres hangat
- Anjurkan klien banyak
minum ASI A

31
III 12-april- S : ibu klien mengatakan
2018 “ anak saya masih demam dan
rewel “
“ anak saya bab nya masih mencret

“ bab hanya 10x dalam sehari “
O:
1. Klien tampak rewel
2. Bab 4-5x sehari
3. Suhu 37C
A : Masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Observasi TTV
- Pantau intake dan output
- Anjurkan ibu klien
mengompres hangat bila
suhu tubuh klien
meningkat
IV 12-april- S : ibu klien mengatakan
2018 “ tidak tahu banyak tentang
penyakit yang diderita oleh
anaknya “
“ siap diberikan penkes tentang
diare “
O:
- Klien memperhatikan
penkes “
- Klien selalu bertanya jika
tidak ada yang dimengerti
- Klien nampak senang
diberikan penkes
A : masalah belum teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Gali tingkat pengetahuan
ibu klien
- Mengingatkan ibu klien
pada penkes yang telah
diberikan
3 I 13-april- S : ibu klien mengatakan
2018 “ anak saya sudah lebih baik “
07.00 “ bab sudah 3-4x sehari “
“ anak saya mau minum ASI “
“ anak saya sudah tidak demam
lagi “
O:
1. Klien sudah tidak rewel
2. Bab 3-4x sehari
3. Konsistensi Bab masih
lembek

32
4. Suhu 36C
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Menganjurkan minum
2000cc/hari
- Observasi TTV

II 13-april- S : ibu klien mengatakan


2018 “ anak sudah tidak rewel lagi “
“ bab nya masih lembek “
“ masih belum makan banyak “
“ susah minum air putih banyak “
“ hanya minum asi “
O : klien terlihat masih rewel
Ttv : N : 90x/mrnit
R : 30x/menit
S : 36,7 C
- Makan hanya ¼ porsi
- Bab lembek
- Tampak lemah
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan klien untuk
banyak minum
- Anjurkan klien makan
sedikit tapi sering
- Anjurkan ibu klien untuk
mengompres hangat
- Anjurkan klien untuk
banyak minum asi
III 13-april- S : ibu klien mengatakan
2018 “ masih demam dan rewel “
“ bab nya masih mencret “
“ bab hanya 3-4x dalam sehari “
O:
1. Klien tampak rewel
2. Bab 3-4 x sehari
3. Suhu 36,7 C
A : masalah teratasi sebagian
P : pertahankan intervensi
- Observasi TTV
- Pantau intake dan input
dan output
- Anjurkan ibu klien
mengomprs hangat bila
suhu tubuh klien
meningkat
IV 13-april- S : ibu klien mengatakan
2018 “ sudah mengerti dengan penkes
yang diberikan kemarin “

33
“ akan menerapkan perawatan
diare dirumah “
O : ibu klien sudah kooperatif
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi

34
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah

atau lendir dalam tinja. Diare juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana

terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena

frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal

yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau

tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada

lambung atau usus.

4.2 Saran

Diharapan mahasiswa lebih banyak lagi mengembangkan ilmu pengetahuan

terutama bidang keperawatan sehingga kedepannya ilmu kesehatan terutama ilmu

keperawatan lebih maju.

35
DAFTAR PUSTAKA

Hadayat aa. 2006. Pengantar ilmu keperawatan anak buku 2. Salemba

Medika: Jakarta

Ngastiyah. 2005. Perawatan anak sakit. EGC: Jakarta

Nursalam, ddk. 2005. Asuhan keperawatan bayi dan anak (untuk perawat dan

bidan). Salemba Medika: Jakarta

Will kj. 2006. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan

criteria hasil NOC. EGC: Jakarta

Narurif, Amin Huda, dkk.2012. HandBook Health Student. Medication: Jakarta

Narurif, Amin Huda, dkk.2013. Nanda, jilid 1 Medication: Yogyakarta

36

Anda mungkin juga menyukai