Anda di halaman 1dari 5

METODE RISET LAPANGAN |1

BELAJAR MELAKUKAN RISET LAPANGAN

Riset lapangan merupakan metode riset yang menciptakan data observasi


sendiri, yang berasal dari kegiatan eksperimen, survei atau lainnya.

Kasus riset yang akan dilakukan adalah OBSERVASI FAKTOR-FAKTOR


PENENTU KEPUTUSAN DARI NELAYAN DALAM MENJALANKAN
PEKERJAANNYA SETELAH PERISTIWA TSUNAMI.

Maka, hal-hal perlu ditentukan pada tahap awal adalah:

1. Latar belakang masalah.


Latar belakang masalah adalah segala sesuatu (khususnya adalah
fenomena yang terjadi) yang menjadi alasan mengapa perlu
dilakukannya analisis tentang suatu variabel terikat. Pada analisis
ini variabel terikatnya adalah KEPUTUSAN NELAYAN DALAM
MENJALANKAN PEKERJAANNYA SETELAH PERISTIWA
TSUNAMI.
Maka latar belakang adalah peristiwa bencana Tsunami
menyebabkan banyak nelayan mengalami kondisi kehilangan
pekerjaan sebagai nelayan. kondisi kehilangan pekerjaan
merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadi perubahan
kondisi ekonomi dari nelayan (yaitu tidak dapat lagi memiliki
sumber mata pencaharian atau penghasilan). Pada kondisi nelayan
yang sudah tidak lagi memiliki pengahsilan, maka nelayan tersebut
akan mengalami perubahan kondisi ekonomi keluarganya. Pada
akhirnya nelayan harus menentukan keputusan untuk mengatasi
kondisi ekonomi keluarganya dengan cara menentukan keputusan
pekerjaan yang akan dilakukan setelah peritiwa Tsunami.
Keputusan nelayan dalam menentukan pekerjaan yang dilakukan
setelah peristiwa Tsunami tersebut terdiri dari 1. Menjadi nelayan
kembali; 2. Bekerja di bidang lain; 3. Tidak bekerja sama sekali.
2. Objek masalah.

DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH SISTEM EKONOMI


METODE RISET LAPANGAN |2

Objek masalahnya adalah APAKAH FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMENGARUHI NELAYAN DALAM MENENTUKAN KEPUTUSAN
PEKERJAAN YANG DILAKUKAN SETELAH PERITIWA TSUNAMI.
3. Permasalahan penelitian.
Permasalahan penelitian merupakan batasan masalah yang akan
dianalisis. Dalam analisis ini permasalahan penelitian dibatasi oleh
hal-hal yang terurai melalui pertanyaan penelitian, yaitu:
a. Faktor-Faktor Internal Apakah Yang Memengaruhi Nelayan
Dalam Menentukan Keputusan Pekerjaan Yang Dilakukan
Setelah Peritiwa Tsunami.
b. Faktor-Faktor Eksternal Apakah Yang Memengaruhi Nelayan
Dalam Menentukan Keputusan Pekerjaan Yang Dilakukan
Setelah Peritiwa Tsunami.
c. Bagaimana tingkat konsistensi nelayan dalam menentukan
pekerjaan yang dilakukan setelah peristiwa Tsunami.

4. Tinjauan teori.

5. Metode analisis
Metode analisis adalah suatu metode atau cara-cara dari suatu kegiatan
penelitian yang digunakan. Dalam suatu penelitian ilmiah, maka metode
analisis merupakan metode analisis ilmiah, yaitu suatu metode atau cara-
cara dari kegiatan penelitian yang disusun secara sistematik dan diuji
secara ilmiah.

Maka metode analisis yang digunakan pada penelitian mengenai


Apakah Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Nelayan Dalam
Menentukan Keputusan Pekerjaan Yang Dilakukan Setelah Peritiwa
Tsunami, adalah metode survey lapangan. Sedangkan metode analisis
yang digunakan untuk menganalisis Bagaimana tingkat konsistensi

DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH SISTEM EKONOMI


METODE RISET LAPANGAN |3

nelayan dalam menentukan pekerjaan yang dilakukan setelah


peristiwa Tsunami¸ adalah Metode penelitian yang digunakan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mendasari keputusan nelayan untuk tetap
menjalankan pekerjaannya semula, berganti pekerjaan ataupun
menganggur adalah metode deskripsi di mana nilai observasi yang
didapat berasal dari kegiatan observasi langsung. Observasi faktor-faktor
yang mendasari keputusan nelayan untuk tetap menjalankan
pekerjaannya atau tidak. Dalam penelitian ini juga akan menghasilkan
suatu indikator pengukuran yang menjelaskan apakah keputusan dari
nelayan tersebut adalah konsisten atau tidak, dengan menggunakan
indikator Indeks Konsistensi.

Indeks konsistensi ini akan memiliki nilai sebesar 100, 50 dan nol. Dengan
penjelasan sebagai berikut:

Nilai indeks Kriteria nilai Interpretasi


konsistensi (IK)
100 Konsisten : individu memiliki keputusan yang
konsisten dalam menentukan
perubahan kondisinya
(pekerjaannya) meskipun telah
mengalami periode depresi (setelah
peristiwa bencana Tsunami).
Keputusan tersebut menggambarkan
terdapatnya kemampuan secara
materil (baik dalam aspek modal
maupun kematangan dalam skill)
yang merupakan faktor utama yang
menentukan keputusan tersebut.
Pada kondisi nilai IK yaitu 100, maka
kondisi individu dapat mandiri untuk
kembali pada kondisi semula tanpa
dukungan dari pihak lain (misalnya
pemerintah).
50 Belum konsisten : individu memiliki keputusan yang
kurang konsisten dalam menentukan
perubahan kondisinya
(pekerjaannya) setelah mengalami
periode depresi (setelah peristiwa
bencana Tsunami). Keputusan
tersebut menggambarkan kurang
terdapatnya kemampuan secara
materil (baik dalam aspek modal
maupun kematangan dalam skill)
yang merupakan faktor utama yang

DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH SISTEM EKONOMI


METODE RISET LAPANGAN |4

menentukan keputusan tersebut.


Pada kondisi nilai IK yaitu 50, maka
kondisi individu belum dapat mandiri
untuk kembali pada kondisi semula
tanpa dukungan dari pihak lain
(misalnya pemerintah).
0 (nol) Tidak konsisten : individu memiliki keputusan yang
tidak konsisten dalam menentukan
perubahan kondisinya
(pekerjaannya) setelah mengalami
periode depresi (setelah peristiwa
bencana Tsunami). Keputusan
tersebut menggambarkan tidak
terdapatnya kemampuan secara
materil (baik dalam aspek modal
maupun kematangan dalam skill)
yang merupakan faktor utama yang
menentukan keputusan tersebut.
Pada kondisi nilai IK yaitu 0 (nol),
maka kondisi individu tidak dapat
mandiri untuk kembali pada kondisi
semula tanpa dukungan dari pihak
lain (misalnya pemerintah).

Rumusan dari Indeks Konsistensi:

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑖 𝑡−1


𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑖 = 𝑥 100
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐾𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑖𝑗 𝑡

Keterangan:
i = individu.
t = periode.
Kondisi t-1 = kondisi awal dari individu (menyangkut kegiatan pekerjaan
yang dijalankan sebelum periode krisis (setelah peristiwa bencana
Tsunami).

Kondisi jt = kondisi baru dari individu (menyangkut kegiatan pekerjaan


yang dijalankan setelah periode krisis (setelah peritiwa bencana Tsunami),
di mana j adalah nilai tertentu berdasarkan kondisi yang terjadi (j =1, 2, 3),
yaitu:

Di mana j adalah

DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH SISTEM EKONOMI


METODE RISET LAPANGAN |5

1 = 100 : menjalankan kondisi baru seperti kondisi awal


(menjalankan pekerjaan awal).

2 = 50 : menjalankan kondisi baru tidak seperti kondisi awal


(menjalankan pekerjaan lain).

3 = 0 (nol) : tidak menentukan kondisi apapun (tidak bekerja).

Rumus Indeks Konsistensi sebenarnya merupakan perhitungan aljabar


sederhana, yang dibuat untuk menentukan konsistensi perubahan
keputusan individu akibat dari terdapatnya periode krisis yang dialami.
Rumus ini dibuat sebagai sebuah alat bantu dari penelitian ini, untuk dapat
mengidentifikasi tujuan-tujuan seperti yang diuraikan pada deskripsi atau
nilai Indeks Konsistensi. Adapun apabila terdapat kritikan atas
penggunaan nilai Indeks Konsistensi ini, peneliti sangat mengharapkan
akan adanya diskusi lebih dalam atas penentuan nilai Indeks Konsistensi
ini. Namun, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini, maka peneliti akan
menggunakan nilai Indeks Konsistensi ini sebagai sebuah perkenalan atas
ide pemikiran sederhana pada penelitian atas dampak terjadinya peristiwa
bencana alam Tsunami di Kabupaten Serang.

Namun dari penelusuran faktor-faktor yang terdapat dalam masyarakat


atas variabel yang ditentukan, maka diharapkan nilai Indeks Konsistensi
ini dapat digunakan dalam analisis regresi untuk mengidentifikasi indikator
pengaruh seperti yang umumnya dilakukan dalam analisis regresi.

6. Hasil analisis.

DISAMPAIKAN PADA MATA KULIAH SISTEM EKONOMI

Anda mungkin juga menyukai