Anda di halaman 1dari 3

VIVA – Presiden Joko Widodo meresmikan Pasar Ikan Modern Muara Baru, Jakarta

Utara, Rabu malam, 13 Maret 2019.


"Alhamdulillah sekarang kita punya pasar ikan yang modern, bersih, tidak becek, tidak
bau," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya.

Jokowi bercerita, di awal-awal pemerintahannya, dirinya sempat meminta Menteri


Perikanan dan Kelautan Susi Pujiastuti untuk membangun pasar ikan seperti pasar ikan
Tsukiji di Tokyo, Jepang. Susi pun menyanggupinya. "Mana ini saya tunggu-tunggu kok
belum ada juga, eh alhamdulillah terealisasi sekarang," kata Jokowi sambil berkelakar.

Menurut Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pujiastuti, pembangunan pasar ikan
modern tersebut menjadi salah satu poin mewujudkan cita-cita pemerintah yang ingin
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Awas ya kalau becek lagi, kotor lagi. Tenggelamkan, mumpung lautnya juga dekat,"
kata Susi disambut tawa para pedagang ikan yang turut hadir dalam peresmian ini.

VIVA – Terdakwa kasus dugaan mark up pembangunan akses Jalan Bandar Udara
Atung Bungsu, Dempo Selatan, Pagaralam, Muhammad Teguh, mengembalikan sisa
uang pengganti kerugian negara atas perkara tindak pidana korupsi, Rabu, 13 Maret
2019.
Usai mengembalikan uang sebesar Rp3 miliar ke Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan
pada 5 Maret lalu, Teguh menyerahkan sisa uang dugaan penggelapan Rp2,34 miliar.

"Uang negara yang dikorupsi terdakwa sekarang semuanya sudah dikembalikan


sebesar Rp5,34 miliar. Pengembalian diwakili pihak keluarga," ujar Asisten Tindak
Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan, Raimel Jesaja, Rabu, 13 Maret
2019.

Terdakwa merupakan Direktur Utama PT Bania Rahmad Utama, kontraktor


pembangunan jalan Bandar Udara Atung Bungsu pada 2013. Akses Lapangan Terbang
Bandara Atung Bungsu tahap III itu dibangun dengan pagu anggaran mencapai Rp24
miliar.

Menurut Raimel, adanya dugaan korupsi muncul karena saat pengerjaan aspal beton,
terjadi pengurangan volume, baik panjang, lebar dan ketebalan. Akibatnya,
menimbulkan kerugian negara.
Sementara pengembalian uang kerugian negara tersebut merupakan inisiatif dari pihak
keluarga. Itikad baik ini akan menjadi dasar pertimbangan Jaksa Penuntut Umum atau
JPU untuk meringankan tuntutan di persidangan terhadap teguh.

Untuk terdakwa saat ini tengah menjalani persidangan tipikor di Pengadilan Negeri
Palembang dan sudah masuk tahap pemeriksaan saksi ahli. Sedangkan uang ini akan
dimasukan ke kas negara," ujar Raimel.

Selain Teguh, dalam kasus dugaan korupsi ini, Pejabat Pembuat Komitmen dari Dinas
PUPR Pagaralam, Teddy Juniastanto turut terlibat. Teddy sudah divonis majelis hakim
dengan hukuman 4,5 tahun penjara.

Teddy sebagai PPK dinilai tidak melakukan pengawasan, pemeriksaan, dan pengujian.
Begitu pula saat proses pelelangan yang tidak sesuai prosedur, tetap dimenangkan
sehingga seusai pengerjaan proyek dan dilakukan audit struktur, ditemukan banyak
kekurangan.

Selain itu, Teguh sempat menjadi buronan selama lima tahun oleh Direktorat Reserse
Kriminal Khusus Polda Sumatera Selatan. Pihak Polda melakukan kerja sama
penyelidikan dengan KPK. Teguh ditangkap petugas gabungan setelah turun dari
pesawat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, pada 27 Agustus 2018,
usai pulang melaksanakan ibadah haji. (mus)

Anda mungkin juga menyukai