Anda di halaman 1dari 51

KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telahmelimpahkanrahmat dan hidayah Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan Keluarga Yang Berjudul “ Asuhan
Keperawatan Dengan Keluarga Berencana ” yang telah disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah di Poltekkes Kemenkes Pontianak Jurusan DIII
Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
membantu terselesainnya makalah ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih atas semua bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini.
Pada makalah ini penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif penulis terima dengan
senang hati demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa saja, khususnya para
mahasiswa/i serta seluruh pembaca.

Singkawang, September 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
C. Metode Penulisan ...................................................................................... 3
D. Sistematika Penulisan ............................................................................... 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep keluarga .........................................................................................


B. Pengertian Keluarga Berencana .................................................................
C. Kontrasepsi.................................................................................................
D. Cara Kerja Kontrasepsi ..............................................................................

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN


A. Asuhan Keperawatan Keluarga Berencana ...............................................
1. Pengkajian ............................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................
3. Intervensi ..............................................................................................

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia adalah
jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan berbagai
macam masalah lain. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program
KeluargaBerencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah anak yakni dua untuk
setiap keluarga. Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat
dan diakui keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini terlihat dari angka
kesertaan ber-KB meningkat dari 26% pada tahun 1980, menjadi 50% pada tahun
1991, dan terakhir menjadi 57% pada tahun 1997.
Program KB nasional telah berjalan selama kurun waktu 4 pelita dengan
hasil yang cukup menggembirahan, baik secara normatif maupun demografis.
Berdasarkan hasil – hasil Survey Prevalensi Indonesia ( SPI ) tahun 1987 ternyata
tingkat kelahiran kasar telah menurun menjadi sekitar 28 –29 / 1000 dan TFR
menjadi sekitar 3,4 –3,6. Meskipun begitu, jika dipandang dari segi islam KB itu
hukumnya haram.
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali
lipatnya. Sedangkan 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat dari
40,2 juta orang menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang 1900-2000, progran
Keluarga Berencana (KB) berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang. "Tanpa
program KB jumlah penduduk hingga tahun 2000 diprediksi 285 juta orang, "
ungkap Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),
Dr.Sugiri Syarief, MPA dalam acara Studium Generale ‘Kependudukan dan
Program Keluarga Berencana: Peluang dan Tantangan', Jum'at (19/6) di
Auditorium Thoyib Hadiwijaya Institut Pertanian Bogor (IPB). Acara ini digelar
Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB bekerjasama dengan BKKBN.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
demikian.

i
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian
tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus
menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah
metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak
dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual
dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI,
1998).
Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah bagi
negara Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya
yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi
kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan program Keluarga
Berencana atau dikenal dengan singkatan KB. Oleh karena itu, penulis ingin
mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan program keluarga berencana dan
sehingga penulis membuat makalah ini dengan judul “Keluarga Berencana”.

B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum pada makalah ini adalah mempelajari tentang apakah itu KB
dan dampaknya bagi masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada makalah ini adalah:
a. Mengetahui pengertian mengenai Keluarga Berencana
b. Mengetahui jenis KB yang paling banyak digunakan di masyarakat
c. Mengidentifikasi Kelebihan, kekurangan, tantangan dari program KB.
d. Mengetahui tujuan dilaksanakannya program Keluarga Berencana.
e. Mengidentifikasi kesimpulan dan Apa yang harus kita lakukan untuk
menyikapi KB.
f. Sebgai tugas mata kuliah Kesehatan Ibu dan Anak

i
C. Metode Penulisan
Dalam mengumpulkan data, penyusun menggunakan metode :
1. Literatur buku dan internet
2. Diskusi kelompok

D. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan Penulisan
c. Metode Penulisan
d. Sistematika Penulisan

2. BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian KB
b. Kontrasepsi
c. Cara kerja kontrasepsi
d. Asuhan Keperawatan Keluarga Berencana
1) Pengkajian
2) Diagnosa keperawatan
3) Intervensi keperawatan

3. BAB III PENUTUP


Kesimpulan

i
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,

dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan

meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap

anggota keluarga. (Duvall dan Logan, 1986 )

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah

tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka

saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing

dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Maglaya,

1978 )

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Departemen

Kesehatan RI, 1988 )

2. Struktur Keluarga

a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur

ayah

i
b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis

ibu

c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

ibu

d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami

e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga

karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga

a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara

anggota keluarga

b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka

juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya

masing-masing

c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai

peranan dan fungsinya masing-masing.

4. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia

a. Suami sebagai pengambil keputusan

b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh

c. Berbentuk monogram

d. Bertanggung jawab

i
e. Pengambil keputusan

f. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa

g. Ikatan kekeluargaan sangat erat

h. Mempunyai semangat gotong-royong

5. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,

sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi

tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

a. Peranan ayah :

Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,

pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,

sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya

b. Peranan ibu

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,

pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga

dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

i
c. Peranan anak :

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

6. Fungsi Keluarga

a. Fungsi biologis :

a) Meneruskan keturunan

b) Memelihara dan membesarkan anak

c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d) Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. Fungsi Psikologis :

a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga

c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d) Memberikan identitas keluarga

c. Fungsi sosialisasi :

a) Membina sosialisasi pada anak

b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak

c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

d. Fungsi ekonomi :

a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga

b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

i
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa

yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua)

e. Fungsi pendidikan :

a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan

dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang

dimilikinya

b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa

c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

7. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga

a. Tujuan umum :

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan

keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan

keluarganya

b. Tujuan khusus :

1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah

kesehatan yang dihadapi oleh keluarga

2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-

masalah kesehatan dasar dalam keluarga

3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya

i
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan

keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam

mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya

5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu

hidupnya

8. Tugas-Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,

keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya

dan saling memelihara. Freeman (1981) :

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan

yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya

yang terlalu muda

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-

lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik

fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

9. Peran Perawat Keluarga :

a. Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

1) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga

secara mandiri

i
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

b. Koordinator

Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang

komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk

mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak

terjadi tumpang tindih dan pengulangan

c. Pelaksana

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik

maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan

langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga

yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan

keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan

asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit.

d. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite

atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan

pengkajian tentang kesehatan keluarga.

e. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah

kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka

hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus

bersikap terbuka dan dapat dipercaya

f. Kolaborasi

Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah

i
sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan

keluarga yang optimal

g. Fasilitator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan

derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan

baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan

(sistem rujukan, dana sehat, dll)

h. Penemu kasus

Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi

ledakan atau wabah

i. Modifikasi lingkungan

Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik

lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta

lingkungan yang sehat.

10. Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :

a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan

b. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat

sebagai tujuan utama

c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai

peningkatan kesehatan keluarga

d. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat

melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya

e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan

preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

i
f. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga

memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk

kepentingan kesehatan keluarga

g. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara

keseluruhan

h. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan

kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan

menggunakan proses keperawatan

i. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan

keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan

dasar/perawatan di rumah

j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

i
11. Menetukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga (menurut Ballon dan
Maglaya, 1978).
No. Krit1eria Skor Bobot
1. Sifat Masalah
Skala:
- Aktual (Tidak/Kurang sehat) 3
- Ancaman kesehatan 2 1
- Keadaan Sejahtera 1

2. Kemungkinan Masalah untuk


dipecahkan
Skala:
- Mudah 2
- Sebagian 1 2
- Tidak dapat 0
3. Potensial Masalah untuk Dicegah
Skala:
- Tinggi 3
- Cukup 2 1
- Rendah 1

4. Menonjolnya Masalah
Skala:
- Masalah berat harus segera ditangani 2
- Ada masalah, tapi tidak perlu 1 1
ditangani 0
- Masalah tidak dirasakan

Skoring:
- Tentukan skor untuk setiap kriteria.

i
- Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
Catatan : skor dihitung bersama-sama dengan keluarga.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:


Kriteria 1:
Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat
karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari
dan dirasakan oleh keluarga.
Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat dipecahkan, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya faktor2 sebagai berikut:

- Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk


menangani masalah.
- Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
- Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu
- Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat: dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat
dan sokongan masyarakat.

Kriteria 3:
Potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan
adalah:

- Kesulitan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau


masalah.
- Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah itu ada.
- Tindakan yang sedang di jalankan adalah tindakan-tindakan yang
tepat dalam memperbaiki masalah.
- Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.

i
Kriteria 4:
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai Skor yang tertinggi
yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

B. Pengertian Keluarga Berencana (KB)

Pengertian keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha yang

mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu

maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang

bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari

kelahiran tersebut Pengertian sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan

sehari-hari berkisar pada pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah

pertemuan antara sel mani pada laki-laki dan sel telur dari wanita sekitar

persetubuhan (Risyadi, 2001).

Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan

suami istri untuk:

1. Mendapatkan objektif-objektif tertentu

2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan

3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan

4. Mengatur interval saat kehamilan

5. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

C. Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra, yaitu mencegah atau melawan.

Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang

dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi

i
adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan akibat pertemuan

antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

Cara kerja kontrasepsi pada umumnya dapat dibagi menjadi:

1. Metode Sederhana:

a. Tanpa alat / obat

1) Senggama terputus

2) Pantang berkala

b. Dengan alat / obat

1) kondom

2) diafragma atau cap

3) cream, jelly dan cairan berbusa

4) tablet berbusa (vaginal tablet)

2. Metode Efektif

a. Pil KB

b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD

c. Suntikan KB

d. Susuk KB

3. Metode Mantap dengan cara operasi

a. Pada Wanita : Tubektomi

b. Pada Pria : Vasektomi

D. Cara Kerja Kontrasepsi

1. Metode Sederhana

a. Tanpa Alat / obat

1) Senggama terputus (Azal atau coitus interuptus)

i
Senggama dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak

senggama alat kelamin pria (zakar) dikeluarkan dari vagina,

sehingga mani keluar dari luar vagina. Cara ini tidak berbahaya baik

fisik maupun mental. Namun sebenarnya cara ini tidak dapat

diandalkan sepenuhnya karena:

a) Memerlukan penguasaan diri yang kuat

b) Kemungkinan ada sedikit cairan yang mengandung

spermatozoa tertumpah dari zakar dan masuk kedalam vagina

sehingga dapat terjadi kehamilan, meskipun sudah dilakukan

pencabutan sebelum mani menyemprot.

2) Pantang Berkala

Pantang berkala ádalah tidak melakukan senggama pada masa

subur seorang wanita, yaitu sekitar waktu kejadiannya ovulasi. Cara

menentukan masa ovulasi adalah:

a) Untuk dapat menentukan masa ovulasi perlu diketahui siklus

haid yang akan datang

b) Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui siklus

haid

c) Untuk mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat sekurang-

kurangnya 8-12 siklus haid selama 8 bulan

i
b. Dengan Alat/Obat

Maksud penggunaan alat adalah untuk menahan atau menghalangi

masuknya sperma ke dalam rahim sedangkan penggunaan obat

dimaksudkan untuk melumpuhkan sperma.

1) Kondom

Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak

berwarna dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum

dimasukkan ke dalam vagina sehingga mani tertampung di

dalamnya dan tidak masuk ke dalam vagina, dengan demikian

mencegah terjadinya pembuahan. Adapaun indikasi pemakaian

kondom adalah:

a) 6 Minggu sesudah vasektomi, kondom perlu dipakai sampai

selama 6 minggu sesudah vasektomi (sampai mani tidak

mengandung spermatozoa lagi yang dapat diketahui lebih jelas

dengan pemeriksaan laboratorium)

b) Sementara menunggu pemasangan AKDR

c) Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang

diminum

d) Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36

jam

e) Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu

diagnosa yang pasti

f) Bersamaan dengan pemakaian spermicide

g) Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia

atau dipakai.

i
2) Diafragma / Cap

Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok, dipakai untuk

menutup serviks gunanya untuk mencegah masuknya mani

kedalam serviks. Diafragma dimasukkan kedalam vagina setinggi

mungkin sampai menutupi mulut rahim, kemudian dikeluarkan lagi

delapan jam setelah persetubuhan.

3) Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa

Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida

adalah suatu bahan kimia yang menghentikan gerak/ melumpuhkan

spermatozoa didalam vagina sehingga tidak dapat membuahi telur.

Untuk penggunaan spermicida yang berbentuk tablet berbusa

dimasukkan kedalam vagina.

2. Metode efektif

a. Pil Keluarga Berencana

1) Pengertian Pil KB

Pil KB ialah pil yang berisikan hormon estrogen dan atau

hormon progesteron yang dimakan wanita secara teratur untuk

mencegah kehamilan (Syahlan, 1996).

Menurut Herti (2007) pil adalah obat pencegah kehamilan

yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak tahu 1960, pil

diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara

pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum

secara teratur.

i
2) Jenis-Jenis Pil Keluarga Berencana

Menurut (Herti, 2007) ada 3 jenis pil KB, yaitu :

a) Pil gabungan atau kombinasi

Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu hormone

estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari

cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan

hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.

b) Pil berturutan

Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan

selama 14-15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-

6 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa

siklusnya. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal

siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur

sehingga terjadi kehamilan.

c) Pil khusus

Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan

memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan

mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada

leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma.

3) Cara Pemakaian Pil KB

Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus

haid. Dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya

hari minggu agar mudah diingat. Pada pasca persalinan pil mulai

dimakan sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedang pada pasca

keguguran 1-2 minggu sesudah kejadian (Wiknjosastro, 2002:919).

i
Pil KB yang berisi 20,21 dan 22 tablet mulai dimakan terus

menerus, dan kemudian istirahat selama 1 minggu. Pada pil

kombinasi yang terdiri atas 28 tablet (21 tablet pil kombinasi dan 7

tablet placebo), pil diminum terus menerus. Tablet yang diminum

pertama kali sewaktu haid ialah tablet plasebo. Pada 2 minggu

pertama pemakaian pil bungkus pertama sebaiknya jangan

bersenggama, atau memakai cara kontrasepsi lain. (Wiknjosastro,

2002:919).

Pemberian pil dihentikan sementara bila terdapat:

1) Denyut nadi melebihi 120/menit

2) Radang pembuluh darah balik (phlebitis)

3) Tekanan darah lebih dari 140/110 mmHg disertai sakit kepala

yang hebat, nafas sesak atau berdebar-debar

4) Pertambahan berat badan yang progresif

4) Efek Samping Pil KB

Gejala-gejala sampingan penggunaan pil KB disebabkan oleh

karena adanya gangguan keseimbangan hormon estrogen dalam

tubuh. Gejala-gejala tersebut baik yang bersifat subjektif maupun

objektif biasanya hanya sementara, ringan, tidak terdapat pada

semua pemakai pil dan hilang dengan sendirinya setelah dua

sampai tiga bulan (Syahlan, 1996:109).

i
Menurut Wiknjosastro (2002:919) efek samping dari penggunaan pil

KB dibagi dalam 2 golongan, yaitu :

a) Efek sampingan ringan

Efek sampingan ringan dari penggunaan pil KB adalah: adanya

pertambahan berat badan, perdarahan di luar daur haid, mual-

mual, depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea

pascapil, retensi cairan, dan keluhan-keluhan gastrointestinal.

Umumnya efek sampingan ini akan berkurang dan hilang

dengan sendirinya, ada pula yang hilang jika pasien berpindah

ke pil yang lain dengan kadar estrogen dan progestron yang

lebih sesuai

b) Efek sampingan berat

Efek sampingan yang berat dari penggunaan pil KB adalah

tromboemboli yang mungkin terjadi karena peningkatan

aktivitas faktor-faktor pembekuan, atau mungkin juga karena

pengaruh vaskuler secara langsung.

Angka kejadian tromboemboli pada para wanita pemakai pil

adalah sekitar 4-9 kali lebih tinggi dari pada para wanita bukan

pemakai pil golongan umur yang sama. Angka kematian ialah 3

per 100.000 wanita pemakai pil, sehingga kalau dibandingkan

dengan angka kematian maternal (oleh karena kehamilan)

angka itu sebenarnya jauh lebih rendah. Kemungkinan

mendapat tromboemboli-suatu komplikasi jarang-dikurangi oleh

pemakaian pil yang mengandung estrogen dosis rendah,

misalnya 50 mikro gram atau kurang dari itu.

i
Walaupun demikian masih ada kemungkinan hubungan antara

tromboemboli progesteron.

5) Penanggulangan Efek Samping Pil KB

a) Spotting

Berikan penjelasan bahwa hal tersebut hanya sementara, tetapi

jika terus menerus berikan pil KB 1-2 tablet per hari selama

beberapa hari sampai spotting hilang atau diganti dengan Pil

KB yang kadar estrogennya lebih tinggi.

b) Rasa mual

Berikan vitamin B 6, ganti dengan pil yang mengandung

estrogen lebih rendah atau ganti dengan cara KB yang lain.

c) Cloasma

Hentikan penggunaan pil, atau ganti dengan cara penggunaan

cara KB lain

d) Acne

Ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil

dihentikan sementara dengan menggunakan cara KB lain.

e) Candidialis vaginal

Berikan antymycotic, ganti dengan pil yang mengandung

estrogen tinggi atau pil dihentikan sementara dengan

menggunakan cara KB lainnya

f) Nyeri kepala

Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah atau

hentikan penggunaan pil, ganti dengan cara KB yang lain

g) Penambahan berat badan

i
Bila penambahan berat badan secara progresif dan banyak

maka pemakaian pil sebaiknya dihentikan atau diganti dengan

cara KB yang lain.

h) Varises/tromboplebitis

Hentikan penggunaan pil dan harus mendapat perawatan

khusus

i) Hypertensi

Apabila lebih dari 160/105 mmHg, maka penggunaan pil perlu

dihentikan dan harus mendapat perawatan khusus.

b. IUD/AKDR

1) Pengertian

IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim

yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (Prawiroharjo,

1999). Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri dari plastik,

benang sutera, dan metal (Digitized by Usu, 2003).

2) Cara Kerja IUD

Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD adalah sebagai berikut :

1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi

2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

3) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,

walaupun IUD membuat sperma sulit masuk kedalam alat

reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma

untuk fertilisasi

4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

3) Keuntungan-keuntungan AKDR

i
Menurut Saifuddin (2003), keuntungan-keuntungan AKDR adalah

sebagai berikut :

a) Sebagai kontrasepsi mempunyai efektifitas yang tinggi, dimana

menurut BKKBN (1989) hanya terdapat 1 kegagalan dalam

125-170 kehamilan.

b) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

c) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari Cu T 380 A dan

tidak perlu diganti)

d) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat

e) Tidak mempengaruhi hubungan seksual

f) Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut

untuk hamil.

g) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu IUD (Cu T – 380

A)

h) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

i) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah

abortus apabila tidak terjadi infeksi

j) Dapat digunakan sampai menopause

k) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

l) Membantu mencegah kehamilan ektopik

4) Kerugian-kerugian AKDR

Menurut Saifuddin (2003), kerugian yang dapat ditimbulkan oleh

IUD adalah :

a) Tidak mencegah IMS termasuk HIV / AIDS

i
b) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau

perempuan yang sering berganti pasangan

c) Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan

IMS memakai IUD, dimana PRP dapat memicu intertilitas

d) Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan

dalam pemasangan IUD. Seringkali perempuan takut selama

pemasangan

e) Sedikit nyeri dan perdarahan (sprotting) terjadi segera setelah

pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari

f) Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas

kesehatan terlatih yang harus melepas IUD

g) Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi

apabila IUD dipasang segera sesudah melahirkan)

h) Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi

IUD untuk mencegah kehamilan normal

i) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu

ke waktu. Untuk melakukan ini perempuan memasukkan jarinya

ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan

ini.

5) Indikasi pemasangan AKDR

a) Telah mendapat persetujuan suami

b) Pernah melahirkan dan telah mempunyai anak serta ukuran

rahimnya tidak kurang dari 5 cm

c) Telah cukup jumlah anaknya dan belum memutuskan untuk

sterilisasi.

i
d) Tidak ingin hamil paling tidak untuk 2 tahun

e) Dianjurkan sebagai pengganti Pil KB, bagi peserta yang

umumnya di atas 35 tahun

6) Kontraindikasi pemasangan AKDR

a) Adanya kehamilan

b) Infeksi panggul (pelvis) yang terus menerus, akut, dan kronis

c) Lecet ( erosi) atau peradangan pada leher rahim

d) Diketahui datau dicurigai kanker rahim

e) Perdarahan yang tidak normal dari alat kelamin

f) Perdarahan haid yang hebat

g) Alergi logam

h) Rahim kecil, endometriosis

7) Saat yang baik pemasangan AKDR

Pada dasarnya AKDR dapat dipasang setiap saat biasanya

dilakukan pada waktu haid, yaitu pada akhir haid atau pada hari

sebelum berakhirnya haid, karena:

a) Serviks lembut dan sedikit terbuka

b) Perdarahan dan sakit perut mungkin tidak menimbulkan

keluhan pada wanita tersebut

c) Pemasangan AKDR dapat juga dilakukan sewaktu-waktu, pada

saat:

(1) Segera setelah induksi haid atau abortus spontan, asalkan

tidak ada tanda-tanda infeksi misalnya: tidak panas, rahim

tidak lembut, tidak ada keputihan seperti nanah/banyak

sekali

i
(2) Setelah melahirkan yaitu: segera setelah melahirkan 2-4

hari setelah melahirkan 40 hari setelah melahirkan.

c. Suntikan KB

Suntikan KB mengandung hormon progresteron, tidak mengandung

estrogen.

a. Cara kerja

Kontasepsi senantiasa mencegah kehamilan dengan cara:

1) Menghalangi terjadinya ovulasi

2) Menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi nidasi

3) Memekatkan lendir serviks sehingga menghambat perjalanan

spermatozoa melalui kanalis servikalis

b. Keuntungan

1) Sangat efektif, kegagalannya kurang dari 1%

2) Kemungkinan salah dan lupa memakainya tidak ada

3) Dapat diberikan pada ibu yang menyusukan karena tidak

mengurangi produksi ASI

4) Diberikan setiap 12 minggu sekali

c. Jenis

Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 macam, yaitu

DMPA (Depo Medroxis Progresteron Asetat) yang lazim disebut

Depo Provera dan net oen (noretisteron) yang lazim disebut

Noristerat. Depo provera sebagai kontrasepsi suntikan diberikan

dosis 150 mg/3 cc sedangkan noristerat dengan dosis 200 mg/cc

d. Waktu pemberian

a) Pasca persalinan sampai 40 hari

i
b) Pasca keguguran sampai 7 hari

c) Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari kelima

haid

e. Cara penyuntikan

a) Intramuskular

b) Tempat penyuntikan

(1) Pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas suntikan

ditutup dengan plester untuk mencegah keluarnya obat.

(2) Pada otot pangkal lengan (deltoid)

f. Indikasi

a) Ibu telah mempunyai anak lebih dari satu

b) Tidak dalam keadaan hamil

c) Riwayat siklus haid teratur

d) Tidak terdapat kontraindikasi

g. Kontraindikasi

a) Hamil

b) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya

c) Tumor/ keganasan

d) Terdapat penyakit jantung, paru-paru, kelainan faal hati,

tekanan darah tinggi, obesitas, diabetes

h. Efek samping dan penanggulangannya

a) Devo provera

(1) Efek samping dapat berupa :

(a) Gangguan haid: amenorhea, menoragia, metroragia,

dan spotting

i
(b) Gangguan bukan haid: pusing sakit kepala, mual,

muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan,

kenaikan tekanan darah, penurunan libido, alergi dan

hyperpigmentasi.

(2) Penanggulangannya

Penanggulangan haid belum ada yang tepat, tapi untuk

sementara dianjurkan antara lain adalah perbaikan gizi,

pemberian pil KB 1-3 /hari selama 5-7 hari, penerangan

yang lebih intensif, pemberian obat symtomatis.

b) Noristerat

(1) Perdarahan yang mengganggu, penanggulangannya

dengan pil kombinasi 1 tablet /hari selama 10 hari

(2) Tidak sedang haid (amenorhea), penanggulangannya tidak

diberikan pengobatan bila tidak menimbulkan kegelisahan-

kegelisahan. Amenorhea di tanggulangi dengan pil

kombinasi 2-3 tablet perhari selama 7 hari. Bila amenorhea

yang terus menerus setelah 3 kali suntikan, dengan atau

tanpa pengobatan, maka suntikan dihentikan

i
d. Alat Kontrasepsi Susuk (Implant)

1) Pengertian Alat Kontrasepsi Implant

Alat kontrasepsi susuk KB atau implant adalah alat kontrasepsi bagi

wanita yang dipasang (disusukan) dibawah kulit lengan bagian atas

yang terdiri atas 1 atau 2 atau 6 kapsul berukuran kira-kira 3 cm

berisi zat levonorgestrvel. (Hartono, 2003)

2) Cara Kerja Susuk KB

Dengan disusupkannya kapsul tersebut silastik Implant dibawah

kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah

Levonogestrel kedalam darah melalui proses difusi dari kapsul-

kapsul yang terbuat dari bahan silastik tersebut, besar kecilnya

levonogestrel yang tergantung dari besar kecilnya levonogestrel

permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul

tersebut.

Menurut Sadikin (2003), dengan dilepaskannya hormon

levonogestrel secara konstan dan kontiyu maka cara kerja implant

dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri dari 3

mekanisme dasar yaitu:

1) Menghambat terjadinya ovulasi

2) Terhambatnya perjalanan sel telur menuju rahim

3) Menebalkan leher rahim/lendir serviks

3) Yang Tidak Diperbolehkan Menggunakan susuk KB

Menurut Sadikin (2003) akseptor yang tidak diperbolehkan

menggunakan Implant / susuk KB adalah:

a) Akseptor diperkirakan hamil atau tidak hamil

i
b) Menderita Tumor

c) Wanita berpenyakit jantung, darah tinggi dan kencing manis,

sakit kuning, infeksi panggul, varices berat, wasir

4) Keuntungan susuk KB

Menurut Sadikin (2003) keuntungan dari penggunaan alat

kontrasepsi implant adalah sebagai berikut:

a) Tidak menekan produksi ASI

b) Praktis dan efektif

c) Tidak ada faktor lupa

d) Masa pakai jangka panjang (5 tahun)

e) Membantu mencegah anemia

f) Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah

pengangkatan

g) Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon

estrogen.

5) Pemasangan susuk KB

Waktu pemasangan implant yang tepat adalah pada saat ibu

sedang haid, yaitu sejak hari pertama haid sampai selambat-

lambatnya hari ketujuh, Postpartum 3-4 minggu. Pemeriksaan

Ginekologi sebelum pemasangan Implant perlu dilakukan sama

seperti pada pemakaian kontrasepsi hormonal lainnya, jika tidak

terdapat kontra indikasi hormon progestin maka pemasangan

implant dapat dilakukan.

i
6) Pencabutan susuk KB

Akseptor sebaiknya berbaring horisontal selama pencabutan

Implant, untuk mempermudah pencabutan, tempat tidur/meja

ditutup dengan kain yang bersih.

7) Efek Samping, Penaggulangan, dan Pengobatan

a) Gangguan Haid

(1) Gejala dapat berupa Amenorhea dan Methrorhagia

(2) Penanggulangan dan pengobatan

(a) Penanggulangannya dengan cara memberikan

penjelasan kepada calon implant bahwa pemakaian

Implant dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut

akibat dan hormonal implant. Biasanya gejala-

gejalanya perdarahan tidak berlangsung lama. Bila

amenorhea, berikan penjelasan dengan baik.

(b) Pengobatannya dengan cara bila pasien ingin haid,

dapat dilaksanakan dengan memberikan pil KB hari I

sampai 2 masing-masing 3 tablet. Selanjutnya dari hari

4, l x 1 selama 4-5 hari. Bila perdarahan dapat pula

diberikan preparat estrogen misalnya Ethynil Estradiol

2 x I sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah

perdarahan berhenti dapat dilaksanakan “tapering off”

(1 x 1 tablet) selama beberapa hari. Dosis dapat

ditingkatkan bila perlu.

i
b) Depresi

(1) Gejala dan keluhan dapat berupa rasa sakit, tidak

semangat dalam bekerja/ kehidupan.

(2) Penanggulangan dan pengobatan

(a) Penanggulangannya dengan cara memberikan

penjelasan kepada calon akseptor guna menghindari

perasaan bersalah dan calon akseptor.

(b) Pengobatannya dengan cara terapi psikologis bagi

yang menderita depresi, pemberian vitamin-vitamin

seperti B6 50 mg.

c) Keputihan

(1) Gejala dan keluhannya berupa cairan putih yang

berlebihan yang keluar dari liang senggama dan

mengganggu. Hal ini jarang terjadi pada peserta implant

dan bila terjadi ada penyebab lain. Tidak berbahaya kecuali

berbau, panas atau terasa gatal.

(2) Penanggulangan dan pengobatan

(a) Penanggulangannya dengan cara memberikan

penjelasan kepada peserta Implant jarang terjadi

keputuhan, bila hal ini terjadi juga harus dicari

penyebabnya.

(b) Pengobatannya tidak diperlukan pada kasus dimana

cairan berlebihan, dapat diberikan preparat anti

kolinergik seperti ektrat belladona 10 mg, 2 x 1 tablet.

i
d) Jerawat

(1) Gejala dan keluhannya berupa jerawat di wajah/badan

dapat disertai infeksi atau tidak.

(2) Pengobatan

Pengobatannya dengan memberikan Vitamin A dan vitamin

E dosis tinggi. Bila disertai infeksi dapat diberikan preparat

Tetrasiklin 250 mg 2x1 kapsul selama 1 atau 2 minggu.

d) Perubahan Libido

(1) Gejala dan keluhannya menurunnya atau meningkatnya

libido akseptor. Hal ini bersifat subyektif dan sulit dinilai.

(2) Penanggulangan dan pengobatan

Menjelaskan kepada pasien kemungkinan hal ini dan

sifatnya yang subyektif pengobatan medis tidak dianjurkan.

e) Perubahan Berat

(1) Gejala dan keluhannya berat badan bertambah beberapa

Kg dalam beberapa bulan setelah pemakaian Implant.

(2) Penanggulangannya

Menjelaskan kepada akseptor Implant bahwa kenaikan

berat badan adalah salah satu efek samping dan

pemakaian Implant, akan tetapi tidak selalu kenaikan berat

tersebut diakibatkan dan pemakaian implant.

i
f) Hematoma

(1) Gejala dan keluhannya berupa warna biru dan rasa nyeri

pada daerah pemasangan atau pencabutan akibat

perdarahan bawah kulit

(2) Penanggulangan dan pengobatan

(a) Penanggulangannya dengan cara membenikan

penjelasan kepada peserta akseptor mengenai

kemungkinan hal tersebut.

(b) Pengobatannya dengan cara kompres dingin pada

daerah yang membiru selama dua hari. Setelah itu

rubah menjadi kompres panas hingga wama

biru/kuning hilang.

g) Nyeri

(1) Gejala dan keluhannya berupa rasa nyeri pada daerah

pemasangan akibat iritasi saraf setempat, hal ini mungkin

terjadi dari pemasangan Implant.

(2) Penanggulangan dan pengobatan

(a) Penanggulangannya dengan cara memberikan

penjelasan kepada akseptor tentang fisiologis dan cara

pemasangan Implant secara jelas.

(b) Pengobatannya pemberian preparat analgetik anti

prostaglandin misalnya Acetosal 500 mg 3x1 tablet

atau parasetamol 500 mg 3x1 tablet.

i
3. Metode Mantap

a. Tubektomi (MOW)

Tubektomi adalah kontrasepsi permanen wanita yang tidak

menginginkan anak lagi yang bekerja menghambat sel telur wanita

sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma. Cara kontrasepsi ini

dipersiapkan melalui tindakan operasi kecil dengan mengikat dan

memotong sel tuba (telur) pada istri. Keuntugannya adalah: Pemakaian

atau perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi, dapat

digunakan seumur hidup, tidak mengganggu hubungan suami istri, tidak

mengganggu produksi ASI. Kerugiannya berupa: faktor resiko dan efek

samping bedah.

b. Vasektomi (MOP)

Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui operasi tindakan ringan

dengan cara mengikat dan memotong sel sperma (vas diferent)

sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung

spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi pembuahan.

Keuntungan dari vasektomi adalah:

1) Tidak ada mortalitas (kematian)

2) Morbiditas (mengakibatkan sakit) kecil sekali

3) Dilakukan anastesi local, hanya kurang lebih 15 menit

4) Kemungkinan kegagalan tidak ada, karena diperiksa kepastian

laboratorium

5) Tidak mengganggu hubungan seksual dan cairan mani yang

dikeluarkan waktu coitus tidak berubah

6) Biaya murah

i
7) Dapat dilakukan dimana saja asal tempatnya bersih dan tenang,

tidak selalu harus di kamar mandi.

Efek samping vasektomi adalah: kulit membiru atau lecet,

pembengkakan dan rasa sakit, keadaan ini merupakan hal yang ringan

dan akan hilang sendiri tanpa pengobatan sederhana, gejala tersebut

timbul sebagai akibat persiapan, teknik dan perawatan yang kurang

sempurna disamping factor penderita sendiri.

Penangulangannya adalah dengan pemberian antibiotika dan

analgetik, kemudian konsultasikan dengan ahli jiwa jika penderita

mengalami gangguan psikologis.

Kegagalan pada vasektomi dapat terjadi konsepsi antara lain:

1) Kesalahan memotong

2) Cara mengikat tidak sempurna, cepat atau terlalu keras

3) Duplikasi vas diferent (kelainan bawaan)

4) Bersenggama sebelum sperma betul-betul negatif

5) Adanya penyambungan kembali dari ujung-ujung vas diferent yang

dipotong.

i
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus :

Di daerah singkawang terdapat sebuah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu

dan 4 orang anak.dengan umur ibu 33 tahun, Anak yang pertama baru lulus sma

berumur 18 tahun, anak yang kedua 16 tahun, yang ketiga berumur 5 tahun,

yang ke empat berusia 4 tahun. Alasan ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi

adalah salah satunya karena takut mengalami perubahan bentuk badan.

A. Pengkajian Keluarga

1. Data Umum

a) Identitas Keluarga

1) Nama Kepala Keluarga : Tn. A

2) Umur : 4 tahun

3) Agama : Islam

4) Pendidikan Kepala Keluarga : SMA

5) Pekerjaan Kepala Keluarga : Buruh (Pekerja pabrik)

6) Alamat : Jl. Soekarno Hatta IV no. 19 RT 05

RW 11

7) Komposisi Keluarga

Hub.
Status
Nama L/P Dengan Umur Pendidikan Pekerjaan Imunisasi
Kesehatan
KK

Tn. A L Suami 35 th SMA Buruh - Sehat

Ny. E P Istri 33 th SMP Ibu RT - Sehat

An.l L Anak 5 th - - Lengkap Sehat

i
An. Z L Anak 3 th - - Lengkap Sehat

An.M P Balita 8 bl - - Lengkap Sehat

b) Tipe Keluarga

Tipe Keluarga yang dianut adalah tipe keluarga tradisional dengan

ciri sebagai berikut: Keluarga Inti yang terdiri dari Suami, Istri dan 3 anak.

c) Suku Bangsa

Suku Bangsa Keluarga tersebut adalah Suku sunda.

d) Agama

Agama yang dianut oleh semua anggota keluarga adalah agama

Islam dan kepala keluarga selalu mengingatkan kepada seluruh anggota

keluarga apabila ada yang sakit untuk mendoakanya pada Allah SWT dan

keluarga juga percaya kalu ada yang sakit Allah akan menyembuhkannya

asalkan mau barusaha dan berdoa.

e) status Sosial Ekonomi Keluarga

Penghasilan keluarga sekitar Rp. 800.000 yang diperoleh dari hasil

kerja Tn. A Tn. A mengatakan bahwa pengahasilan tersebut cukup untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

f) Aktivitas Rekreasi Keluarga

Apabila mempunyai uang yang lebih dan mempunyai waktu yang

luang, keluarga menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat-tempat

rekreasi. Selain itu kegiatan yang sering dilakukan adalah menonton TV

sekeluarga.

i
2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

a) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Keluarga Tn. A memiliki tiga orang anak, anak pertama berusia 18th

dan anak kedua 16th dan anak ketiga berumur 5 tahun dan anak ke 4

berusia 4 th, maka keluarga Tn. A berada pada perkembangan keluarga

dengan usia kanak-kanak.

b) Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Tn. A mengaku bahwa tidak ada tugas perkembangan keluarga yang

belum terpenuhi.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

Ny. L mengatakan ketidaknyamanan dalam menggunakan alat

kontrasepsi berupa suntik. Dia mengaku selalu merasa pusing,

perdarahan yang banyak dan sering, serta tidak teratur bahkan terkadang

tidak haid sama sekali di sertai mual-mual yang berlebihan. Tn. A

mengatakan kalau istrinya terlihat kurus serta sering mengeluh pusing

dan mual sehingga nafsu makan berkurang.

d) Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya

Dalam keluarga sebelumnya tidak terjadi gangguan kesehatan yang

berarti pada setiap anggota keluarga.

i
3. Pengkajian Lingkungan

a) Karakteristik Rumah

Luas rumah yang ditempati lebih kurang 30 m2, yang teriri dari teras,

2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1 WC, ruang tamu, ruang makan

bersatu dengan dapur. Tipe bangunan rumah adalah permanen. Keadaan

lantai sebagian terbuat dari tegel dan sebagian dari semen, terdapat sinar

matahari yang masuk ke dalam rumah baik dari jendela maupun genting

kaca. Jumlah jendela samping sebanyak 3 buah, jendela kamar 1 buah

tetapi ada 1 kamar yang tidak memiliki jendela rumahnya berhimpitan

dengan tetangga, namun cahaya matahari masih dapat masuk ke dalam

kamar tersebut dari genting yang terbuat dari kaca. Sumber air minum

yang digunakan dari sumur pompa milik sendiri begitupun untuk

keperluan sehari-hari menggunakan sumur pompa juga. WC yang dimiliki

ada septik tank, jadi pembuangan kotoran dibuang ke septik tank

tersebut. Kebiasaan memasak menggunakan kompor gas dan juga

kompor minyak.

i
b) Pemeriksaan Fisik

Lakukan pemeriksaan fisik prakontrasepsi yang mencakup

pemeriksaan payudara dan pelvik, pengukuran tanda-tanda vital dan

aspek lain yang sesuai.

o Anggota Umur Pemeriksaan Fisik

Keluarga Mata Hidung Mulut Telinga Leher Thoraks Abdomen genitalia ekstremita

Ayah 35 - - - - - - - - -

tahun

Ibu 33 - - - - -  -  -

tahun

Anak 18 - - - - - - - - -

tahun

Anak 16 - - - - - - - - -

tahun

Anak 5 - - - - - - - - -

tahun

Anak 4 - - - - - - - - -

tahun

c) Uji laboratorium dan pemeriksaan diagnostic

1) Pap Smear digunakan mendeteksi kanker serviks atau memvalidasi

bahwa lesi-lesi dari infeksi telah sembuh.

2) Uji serologi digunakan untuk mendeteksi sifilis dan gonore.

i
3) Kultur digunakan untuk mendeteksi gonore atau infeksi lain yang

ditularkan melalui hubungan seks.

4) Urinalisis digunakan untuk mendeteksi infeksi saluran kemih.

5) Hitung darah lengkap digunakan untuk menentukan anemia atau

infeksi dan untuk memperkirakan kemampuan pembekuan darah.

4. Diagnosa Keperawatan

a) Keluarga belum menjadi aseptor KB sehubungan dengan ketidaktahuan.

b) Ketidakmampuan ibu dalam mengasuh dan mendidik anak berhubungan

dengan kurangnya waktu.

5. Perencanaan Dan Indentikasi Hasil

Diagnosa 1 : Keluarga belum menjadi aseptor KB sehubungan dengan

ketidaktahuan

NOC : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga mampu

menjadi aseptor dan mengetahui fungsi dari KB.

NIC :

Intervensi jangka pendek

a. Kaji pengetahui klien dan keluarga tentang penggunaan alat kontrasepsi

b. Berikan informasi tentang pengertian KB

c. Menjelaskan pada keluarga tentang penggunaan KB

d. Memberitahu keluarga manfaat dari penggunaan KB

e. Menjelaskan pada keluarga efek samping dari penggunaan KB

f. Menjelaskan kepada keluarga berbagai bentuk alat kontrasepsi

g. Menyarankan kepada keluarga untuk rutin dalam penggunaan KB

i
h. Berkolaborasi dengan pemerintah dalam pemenuhan program KB

Intervensi jangka panjang

a. Mengevaluasi klien setiap selesai penggunaan alat kontrasepsi

Diagnosa 2 : Ketidakmampuan ibu dalam merawat anak berhubungan dengan

tidak cukupnya waktu

NOC : Setelah dilakuakn tindakan keperawatan diharapkan ibu mampu merawat

anaknya dan dapat memanejemen waktu.

NIC :

Intervensi jangka pendek

a. Mengkaji kebutuhan anak yang tidak terpenuhi.

b. Mengkaji kegiatan ibu sehari-hari.

c. Menyarankan ibu untuk mengelompokkan setiap kebutuhan anak sesuai

usianya

d. Membantu ibu dalam membuat jadwal makan, mandi dan tidur untuk

anaknya.

e. Berkolaborasi dengan anggota keluarga dalam memenuhi kebutuhan anak

dan perawatan anak.

Intervensi jangka panjang

a. Menganjurkan ibu untuk mengunjungi puskesmas setiap bulan dengan

membawa anak untuk melihat hasil tumbuh kembang anak sesuai usianya.

b. Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain terutama ahli gizi dalam

menentukan makanan yang bergizi buat anak.

i
Skoring Masalah Keluarga

Keluarga belum menjadi aseptor KB sehubungan dengan ketidaktahuan

No Kriteria Perhitungan skor Pembenaran

1 Sifat masalah 2/3 x 1= 2/3 Resiko terjadinya

ruptur uteri

2 Kemungkinan masalah dapat 2/2 x 2= 2 Keluarga ingin

diubah: dengan mudah mengikuti kb

3 Potensi pencegahan : tinggi 3/3 x 1 = 1 Ibu merasa sudah

tidak ingin punya

anak

4 Penonjolan masalah : perlu ½ x 1 = ½ Ibu merasa ingin

segera ditangani segera ber kb agar

tidak hamil lagi

Skoring masalah keluarga

Ketidakmampuan ibu dalam merawat anak berhubungan dengan tidak cukupnya

waktu.

No Kriteria Skor Bobot Scoring Pembenaran

1 Sifat masalah 2 1 2/3x1= 2/3 Sifat masalah

resiko resiko, karena

keluarga kurang

mengetahu tentang

pentingnya

perawatan anak

i
untuk

pengembangan

otaknya saat usia

dini

2 Kemungkinan 1 2 ½ x2 = 1 keluarga mau diajak

masalah dapat bekerja sama

diubah: sebagian tentang membuat

jadwal untuk

mengatur dan

mengurus anaknya

3 Potensi masalah 3 1 3/3x2 = 2 Ibu dapat diajak

untuk dicegah : bekerja sama dalam

tinggi pengkajian

4 Menonjolnya 0 1 0x1 = 0 Klien tidak

masalah berat menyadari, akan

harus segera pentingnya menjaga

ditangani pola istirahat

Jumlah 3 2/3 32

i
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur
banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya
dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui
demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan
salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang
sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita
harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya
jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin
tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan
individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi
(Depkes RI, 1998).

i
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta

_________, 2002. BukuPanduanPraktisPelayananKesehatan Maternal

dan Neonatal, Jakarta.

Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang

Tepat Bagi Wanita. http://www.depkes.co.id/

Notodohardjo, 2003, reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, Jakarta

Robert Prihardjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta

Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Suririnah, Dr. 2005. Beberapa Metode Kontrasepsi Atau KB.http://www.info

ibu.com//

Anda mungkin juga menyukai