Anda di halaman 1dari 8

Civil Engineering Dimension, Vol. 7, No.

1, 22 – 29, March 2005


ISSN 1410-9530

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB REWORK PADA PEKERJAAN


KONSTRUKSI

Andi
Dosen, Program Pascasarjana Manajemen Konstruksi - Universitas Kristen Petra
Email: andi@peter.petra.ac.id

Samuel Winata, Yanto Hendarlim


Alumni, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil - Universitas Kristen Petra

ABSTRAK
Rework tidak dapat dipisahkan dari dunia konstruksi. Dampak biaya langsung maupun tidak langsung
yang diakibatkannya cukup signifikan. Penelitian ini bertujuan mengetahui penyebab utama dari rework
dan juga memberikan cara yang efektif untuk menguranginya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang ditujukan kepada konsultan dan kontraktor di Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kesalahan dan perubahan desain, serta buruknya koordinasi antar dokumen desain adalah faktor
yang utama penyebab rework. Untuk dapat mengurangi rework, cara yang paling efektif menurut
responden adalah meningkatkan dan memperbaiki komunikasi dan koordinasi pada fase desain dan
konstruksi, serta memperkirakan dan mengatasi masalah-masalah desain sebelum masuk ke fase
konstruksi.

Kata kunci: rework, dokumen desain, konstruksi, Surabaya.

ABSTRACT
Rework cannot be separated from construction projects. The direct and indirect cost resulting from it are quite
significant. This research aims to identify the causes of rework and to propose effective ways to reduce it. It is
conducted using questionnaire, which was targeted to consultants and contractors in Surabaya. The results
show that defective designs, changes in design, and coordination problems among design documents were the
most influencing factors causing reworks. In order to reduce rework, the most effective ways according to the
respondents are enhancing and improving communication and coordination among participants during
design and construction phases, and also predicting and solving design problems before construction works
begin.

Keywords: rework, design documents, construction, Surabaya.

PENDAHULUAN Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa


biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari rework
Rework tidak dapat dihindari dari dunia konstruk- cukup signifikan. Sebagai controh, Abdul-Rahman
si. Sangat jarang, atau bahkan mustahil, untuk [3] mengatakan bahwa biaya nonconformance pada
tidak menemui rework pada pelaksanaan suatu suatu proyek highway yang ditelitinya adalah
proyek konstruksi. Rework dapat memberikan sebesar 5% dari nilai kontrak. Dalam penelitian
dampak buruk pada performa dan produktifitas, yang lain pada sembilan proyek, Burati et al. [4]
baik konsultan maupun kontraktor. Selain itu, menyebutkan bahwa biaya rata-rata yang dikeluar-
seperti yang dipaparkan beberapa sumber [1,2], kan untuk memperbaiki masalah kualitas adalah
rework merupakan salah satu kontributor utama 12,4% dari nilai kontrak. Sementara itu, penelitian
pada pembengkakan biaya dan keterlambatan lain [5] bahkan menemukan biaya karena kega-
proyek. galan kualitas mencapai 25%.

Selain biaya langsung, rework juga membawa dam-


pak tidak langsung [6]. Biaya-biaya administrasi
Catatan: Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum
(seperti overhead dan paperwork) dan menurunnya
tanggal 1 Juni 2005. Diskusi yang layak muat akan
diterbitkan pada Dimensi Teknik Sipil Volume 7, Nomor 2, produktifitas, motivasi dan moral pekerja dan
September 2005. personel adalah sedikit contoh dari dampak tidak

Civil Engineering Dimension


ISSN 1410-9530 print © 2007 Thomson GaleTM
22 http://puslit.petra.ac.id/journals/civil
Andi, et al. / Faktor-Faktor Penyebab Rework pada Pekerjaan Konstruksi / CED, Vol. 7, No. 1, 22–29, March 2005

langsung ini. Lebih lanjut, biaya tidak langsung ini • Rework adalah melakukan pekerjaan di lapang-
biasanya jauh lebih besar daripada biaya langsung, an lebih dari sekali ataupun aktivitas yang
dan diperkirakan bisa mencapai tiga sampai lima memindahkan pekerjaan yang telah dilakukan
kali lebih besar. Di Indonesia sendiri, rework telah sebelumnya sebagai bagian dari proyek [14].
diindikasikan sebagai penyebab kedua terutama • Rework adalah total biaya di lapangan yang
untuk hilangnya produktifitas pekerja [7], dan dikeluarkan selain biaya dan sumber daya awal
merupakan masalah yang sering timbul baik pada [15].
pekerjaan desain [8] maupun konstruksi [9]. • Rework adalah aktivitas di lapangan yang harus
dikerjakan lebih dari sekali, atau aktivitas yang
Dengan mempertimbangkan bahwa dampak buruk menghilangkan pekerjaan yang telah dilakukan
yang diberikan cukup besar, maka usaha-usaha sebelumnya sebagai bagian dari proyek diluar
untuk mengurangi rework pada tahap konstruksi sumber daya, di mana tidak ada change order
sangat diperlukan. Namun, pencapaian tujuan ini yang dikeluarkan dan change of scope yang
tidak akan berhasil dengan baik apabila usaha diidentifikasi [16].
tersebut dilakukan secara sporadis, tanpa mem-
pelajari terlebih dahulu penyebab-penyebabnya. Sedangkan batasan atau hal-hal yang tidak
Hal ini umum dijumpai pada tahap konstruksi termasuk rework adalah [15]:
karena, seperti telah dijelaskan di atas, pelaku- • Perubahan scope pekerjaan mula–mula yang
pelaku konstruksi menganggap rework merupakan tidak berpengaruh pada pekerjaan yang sudah
hal yang wajar di suatu proyek, sehingga usaha- dilakukan.
usaha yang sistematis untuk mencari penyebab • Perubahan desain atau kesalahan yang tidak
cenderung diabaikan [10]. Akibatnya, usaha-usaha mempengaruhi pekerjaan di lapangan.
untuk menanggulangi rework mungkin hanya akan • Kesalahan fabrikasi off-site yang dibetulkan off-
menyelesaikan gejalanya saja, dan tidak sampai site
pada akar permasalahannya. • Kesalahan off-site modular fabrication yang
dibetulkan off-site
Beberapa penelitian di Australia dan Swedia telah • Kesalahan fabrikasi on-site tapi tidak mempe-
berusaha untuk mengidentifikasikan penyebab dari ngaruhi aktivitas di lapangan secara langsung
rework [10,11,12], namun penelitian yang khusus di (diperbaiki tanpa mengganggu jalannya aktivi-
Indonesia atau Surabaya, menurut pengetahuan tas konstruksi).
penulis, masih jarang atau bahkan belum ada. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk secara Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai
sistematis mengidentifikasi penyebab-penyebab aktivitas di lapangan yang harus dikerjakan lebih
yang terutama dari rework pada proyek-proyek dari sekali, atau aktivitas yang menghilangkan
konstruksi di Surabaya. Selain itu, penelitian ini pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya seba-
juga mengusulkan strategi yang dapat digunakan gai bagian dari proyek di luar sumber daya, di
untuk menanggulangi atau mencegah terjadinya mana tidak ada change order yang dikeluarkan
rework. Rework dalam penelitian ini hanya dibatasi [17]. Pengertian/definisi ini dirasa paling tepat
pada pekerjaan-pekerjan dalam fase konstruksi karena menyertakan batasan bagi terjadinya
saja. rework.

DEFINISI DAN BATASAN REWORK FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB REWORK


Untuk penelitian ini, kata rework, yang dalam Gambar 1 mengilustrasikan faktor-faktor penyebab
Bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi pekerja- rework yang diambil dari literature [10,11,12].
an ulang, akan seterusnya dipakai. Beberapa Faktor-faktor ini dikelompokkan menjadi tiga bagi-
definisi rework menurut beberapa sumber adalah an, yaitu faktor desain dan dokumentasinya, faktor
sebagai berikut. manajerial, dan faktor sumber daya (resources).
• Rework adalah mengerjakan sesuatu paling Faktor yang terkait dengan desain dan dokumen-
tidak satu kali lebih banyak, yang disebabkan tasinya biasanya lebih langsung berhubungan
oleh ketidakcocokkan dengan permintaan [12]. dengan proses desain yang melibatkan desainer
• Rework adalah efek yang tidak perlu dari (konsultan) dan pemilik proyek. Sebagai contoh,
mengerjakan ulang suatu proses atau aktivitas kesalahan dan permintaan perubahan pada desain
yang diimplementasikan secara tidak tepat pada yang baru diketahui setelah pekerjaan konstruksi
awalnya dan dapat ditimbulkan oleh kesalahan berjalan dapat menyebabkan pihak kontraktor
ataupun adanya variasi [13]. harus membongkar dan mengerjakan ulang peker-
jaan yang sama [18]. Penelitian ini mengidentifi-

23
Andi, et al. / Faktor-Faktor Penyebab Rework pada Pekerjaan Konstruksi / CED, Vol. 7, No. 1, 22–29, March 2005

kasikan enam faktor yang berkaitan dengan desain ngumpulkan data yang diperlukan. Penyebab–
dan dokumentasinya. penyebab yang telah diidentifikasikan di atas
ditanyakan kepada responden dengan mengguna-
Kelompok kedua berkaitan dengan faktor-faktor kan skala satu (1) sampai lima (5), dimana semakin
manajerial dan terdiri dari sembilan faktor. Faktor- besar skala, semakin besar pengaruh faktor
faktor ini bisa disebabkan oleh semua pihak di tersebut untuk menyebabkan timbulnya rework.
konstruksi, baik itu pemilik, desainer (konsultan), Selain penyebab, penelitian ini juga menanyakan
dan/atau kontraktor [19,20]. Kelompok terakhir, cara yang efektif untuk mencegah terjadinya
faktor sumber daya, berhubungan pekerja dan rework. Sebelum dibagikan kepada responden,
peralatan proyek, sehingga kontraktor lebih banyak kuesioner dites lebih dahulu untuk kelayakannya.
terkait dengan faktor-faktor tersebut. Faktor Kuesioner yang telah final tercantum dalam [17].
sumber daya ini biasanya muncul pada fase
konstruksi dan terjadi mengakibatkan adanya Target responden pada penelitian ini ada dua, yaitu
kesalahan pengerjaan di lapangan. kontraktor anggota Gapensi Kodya Surabaya dan
konsultan anggota INKINDO Surabaya. Penelitian
REWORK ini akan membandingkan secara statistik jawaban
kontraktor dan konsultan mengenai penyebab-
Desain & Sumber
penyebab terjadinya rework.
Manajerial
dokumentasi daya

Kesalahan Jadwal yg Material salah Pekerja kurang GAMBARAN UMUM RESPONDEN


desain terlalu padat terkirim pengalaman

Perubahan Kurangnya Material Pekerja kurang Penelitian ini berhasil mendapatkan 46 responden,
desain kontrol terlambat pengetahuan yang terdiri dari 20 konsultan dan 26 kontraktor
Detail tidak Kurangnya Buruknya alur Banyaknya
yang berada di Surabaya. Gambar 2 dan 3 menun-
jelas teamwork informasi kerja lembur jukkan komposisi responden berdasarkan penga-
Kurangnya Kurangnya Kurangnya Salah prosedur
laman kerja mereka.
constructability informasi antisipasi thd kerja
lapangan keadaan alam
Kurangnya Salah
15%
pengetahuan ttg keputusan
karakter bahan 30%
Kurangnya
Buruknya peralatan
koordinasi 20%
dokumen

Gambar 1. Faktor-Faktor Penyebab Rework


35%
Perlu dicatat di sini, pengelompokan yang seperti
terlihat pada Gambar 1 tidaklah mutlak dan 1-5 th 6-10 th 11-15 th > 15 th
independen satu sama lain. Misalnya, faktor buruk-
nya koordinasi antar dokumen desain (faktor desain Gambar 2. Komposisi Lama Pengalaman Bekerja Konsul-
dan dokumentasi) dapat disebabkan karena tan
buruknya alur informasi dan kurangnya teamwork
dalam proyek (faktor manajerial).
10%
30%
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini pertama–tama diidentifikasi-


50%
kan penyebab-penyebab dari rework dengan meli-
hat penelitian-penelitian terdahulu. Gambar 1
merupakan hasil dari studi literatur yang dilaku- 40%
kan dan telah dijelaskan sebelumnya. Penjelasan
detil untuk masing-masing faktor dapat dilihat 1-5 th 6-10 th 11-15 th > 15 th
dalam [17].
Gambar 3. Komposisi Lama Pengalaman Bekerja Kon-
Untuk menentukan penyebab yang utama, peneliti- traktor
an ini menggunakan metode kuesioner untuk me-

24
Andi, et al. / Faktor-Faktor Penyebab Rework pada Pekerjaan Konstruksi / CED, Vol. 7, No. 1, 22–29, March 2005

INTENSITAS REWORK PADA JENIS kesalahan gambar atau perhitungan, umumnya


PEKERJAAN PROYEK dijumpai pada saat pekerjaan sudah dilaksanakan
di lapangan, sehingga terjadilah rework.
Pada analisis intensitas terjadinya rework pada
empat jenis pekerjaan yang diteliti (pekerjaan pon- Tabel 1. Faktor-Faktor Penyebab Rework
dasi, pekerjaan struktur, pekerjaan mechanical/ Faktor-faktor Penyebab Rework a Konsultan Kontraktor Total
P-
electrical (M/E), dan pekerjaan finishing), didapat- value
Faktor kesalahan desain 4,30 4,27 4,28 0,73
kan hasil seperti terlihat pada Gambar 4. Menurut Desain dan buruknya koordinasi
responden, jenis pekerjaan yang paling sedikit 4,60 3,96 4,24 0,04 b
Dokumen- dokumen
terjadi rework adalah pekerjaan pondasi Hal ini tasi perubahan desain 4,25 4,08 4,15 0,83
karena biasanya pengerjaan perencanaan pondasi detail tidak jelas 3,45 3,58 3,52 0,50
kurangnya
dikerjakan secara lebih serius dan lebih kecil constructability
3,85 2,96 3,35 0,03 b
variasinya dibandingkan pekerjaan lainnya. Demi- kurangnya
2,95 2,69 2,81 0,61
kian juga dengan pekerjaan struktur, dimana pengetahuan bahan
rework jarang terjadi. Faktor kurangnya
4,20 3,92 4,04 0,57
Manajerial teamwork
40 jadwal yang terlalu
3,55 3,69 3,63 0,75
35 padat
30 kurangnya kontrol 4,05 3,19 3,57 0,03 b
Jumlah

25
kurangnya informasi
20 3,90 3,31 3,57 0,05 b
15 lapangan
10 buruknya alur
3,60 3,38 3,48 0,40
5 informasi
0 material terkirim
3,45 2,96 3,18 0,42
paling jarang jarang sering paling sering
tidak sesuai
Intensitas kurangnya antisipasi
3,05 2,85 2,94 0,75
keadaan alam
Pondasi Struktur M/E Finishing pengiriman bahan
2,95 2,46 2,68 0,39
yang terlambat
Gambar 4. Intensitas Terjadinya Rework Berdasarkan Jenis Faktor pertimbangan yang
3,95 3,77 3,85 0,45
Sumber salah dilapangan
Pekerjaan Daya kurangnya
3,35 3,81 3,61 0,41
pengalaman pekerja
Di lain pihak, pekerjaan finishing merupakan jenis bekerja tidak sesuai
3,75 3,23 3,46 0,16
pekerjaan dimana rework paling sering muncul. Hal prosedur
kurang memadainya
ini sering disebabkan karena terjadinya perubahan peralatan
3,25 3,15 3,20 0,74
permintaan dari pemilik proyek, terutama pada kurangnya
bangunan ruko dan rumah tinggal. Pekerjaan M/E pengetahuan 2,75 3,46 3,15 0,08
pekerja
menempati posisi tersering kedua, dimana menurut
jumlah kerja lembur
responden, rework sering terjadi akibat adanya terlalu banyak
2,30 2,46 2,39 0,30
benturan antara pekerjaan M/E dengan jenis
a Faktor diurutkan berdasarkan nilai rata-rata total di tiap kelompok
pekerjaan yang lain. Benturan antar pekerjaan ini b Faktor berbeda secara signifikan pada α = 5%
timbul karena kurang baiknya koordinasi antar
dokumen desain. Pokok bahasan berikut ini akan Faktor ini kemudian diikuti oleh faktor buruknya
menggali lebih dalam penyebab-penyebab ini. koordinasi dokumen desain (nilai rata-rata total
4,24), dimana konsultan menempatkannya pada
posisi tertinggi, sedangkan kontraktor pada posisi
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR ketiga. Mengenai faktor ini, desain yang dihasilkan
PENYEBAB REWORK oleh konsultan pada dasarnya tidak salah. Yang
menjadi masalah adalah adanya konflik antara
Tabel 1 menunjukkan hasil analisa terhadap faktor- desain dari disiplin yang berbeda, misal antara
faktor penyebab rework menurut konsultan dan desain arsitek dengan desain struktur, atau antara
kontraktor, yang akan dijelaskan menurut kelom- desain struktur dengan desain M/E.
poknya seperti pada table 1.
Faktor perubahan desain secara keseluruhan ber-
Faktor Desain dan Dokumentasi ada pada posisi ketiga dengan nilai rata-rata total
4,15. Menurut wawancara, hampir seluruh peru-
Pada kelompok faktor desain dan dokumentasinya, bahan desain yang terjadi bersumber dari keingin-
faktor kesalahan desain merupakan penyebab an pemilik proyek. Seperti halnya faktor kesalahan
terutama munculnya rework dengan nilai rata-rata desain, perubahan yang diinginkan oleh pemilik
total 4,28. Kontraktor menempatkan faktor ini di biasanya baru dikemukakan setelah pekerjaan
peringkat pertama, dan konsultan pada peringkat yang bersangkutan telah dikerjakan di lapangan.
kedua. Kesalahan desain ini, yang dapat berupa

25
Andi, et al. / Faktor-Faktor Penyebab Rework pada Pekerjaan Konstruksi / CED, Vol. 7, No. 1, 22–29, March 2005

Kontraktor meletakkan faktor ini pada ranking waktu sehingga mudah bagi mereka untuk
kedua. membuat kesalahan pada hasil pekerjaan mereka,
yang pada akhirnya akan menyebabkan rework.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang terkait dengan desain dan doku- Faktor-faktor utama yang lain adalah faktor yang
mentasinya merupakan penyebab yang utama berhubungan dengan informasi dan pengawasan di
munculnya rework. Hal ini dapat dilihat dari nilai lapangan. Faktor buruknya alur informasi/komu-
rata-rata mereka yang sebagian besar lebih dari nikasi, yang menempati posisi kelima, berkaitan
3,00. dengan faktor teamwork yang telah dijelaskan di
atas. Faktor pada posisi ketiga, buruknya kontrol
Faktor Manajerial terhadap pekerjaan lapangan, merupakan tang-
gung jawab kontraktor, sedangkan faktor kurang-
Kedua macam responden setuju untuk menempat- nya informasi tentang keadaan lapangan dapat
kan faktor kurangnya teamwork sebagai penyebab disebabkan oleh semua pihak, yaitu kurangnya
terutama pada kelompok ini. Kurangnya kerjasama informasi dari pemilik/konsultan ke kontraktor,
antara pihak-pihak yang terkait dalam proyek atau dari kontraktor ke subkontraktor/pekerja.
mungkin saja terjadi sebagai akibat sistem procure-
ment yang dipakai, di mana pada umumnya yang Faktor Sumber Daya
dipakai di Indonesia adalah sistem tradisional
(desain-tender-bangun). Sistem tradisional ini telah Pada kelompok ini, kesalahan pengerjaan di
berulang kali disebutkan sebagai salah satu lapangan banyak disebabkan karena pertimbangan
penyebab utama buruknya koordinasi antara kon- atau pengambilan keputusan yang kurang benar
sultan dan kontraktor. Hal ini cukup berbeda oleh pekerja atau kontraktor, dengan nilai rata-rata
dengan sistem procurement yang lebih baru, seperti total 3,85. Faktor tertinggi berikutnya adalah
design and build atau construction management. kurangnya pengalaman pekerja, di mana kontrak-
tor melihat faktor ini sebagai faktor yang terutama
Bila dilihat nilai rata-ratanya, responden konsultan pada kelompok ini. Faktor lain yang utama adalah
memberikan nilai lebih tinggi daripada kontraktor pekerja tidak mengikuti prosedur kerja yang ada.
(4,20 vs. 3,92) untuk faktor teamwork ini. Penulis Seringkali pekerja, tanpa adanya pengawasan yang
berpendapat bahwa untuk kasus ini, konsultan baik, mengabaikan prosedur dengan mengambil
melihat kerja sama antara mereka dengan pihak jalan pintas agar memudahkan atau mempercepat
pemilik. Koordinasi dan komunikasi yang kurang pekerjaan mereka.
pada awal proyek (fase awal desain) akan sangat
mudah menyebabkan terjadinya perubahan desain,
yang kemudian akan menimbulkan rework, seperti PERBANDINGAN JAWABAN
telah dijelaskan sebelumnya. Menurut wawancara KONSULTAN DAN KONTRAKTOR
dengan salah satu konsultan, tidak mustahil bagi
seorang pemilik proyek untuk merubah desain Tabel 1 di atas juga menyajikan hasil tes statistik t-
sebanyak lima kali. test untuk melihat adanya perbedaan pendapat
antara kontraktor dan konsultan mengenai penye-
Selain itu, semakin banyak pihak dari perusahaan bab-penyebab rework. Hipotesa awal yang dipakai
yang berbeda yang terlibat dalam proyek (misal, adalah: tidak ada perbedaan antara pandangan
subkontraktor), akan semakin sulit untuk melaku- konsultan dan kontraktor pada tingkat signifikan
kan koordinasi pekerjaan proyek. Setiap subkon- α = 5%. Apabila nilai p-value dari hasil tes kurang
traktor biasanya memiliki tujuan dan kepentingan dari atau sama dengan 0,05, hipotesa awal ini
sendiri-sendiri terhadap suatu proyek dan mungkin ditolak, yang berarti ada perbedaan pendapat yang
bisa bertentangan satu dengan yang lain. Tanpa signifikan di antara kedua macam responden.
adanya koordinasi kerja dan komunikasi yang baik,
akan sangat mudah bagi satu subkontraktor untuk Ada empat faktor yang memiliki perbedaan signifi-
melakukan kesalahan pengerjaan di lapangan dan kan, yaitu desain yang kurang memperhatikan
mengakibatkan munculnya rework pada pekerjaan- aspek kemudahan pelaksanaan di lapangan
nya atau pekerjaan subkontraktor lain. (constructability), buruknya koordinasi antar doku-
men desain, kurangnya pengawasan terhadap
Faktor jadwal kerja yang padat memiliki ranking pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dan kurangnya
tertinggi kedua dengan nilai rata-rata total 3,63. informasi mengenai keadaan lapangan. Menarik-
Untuk faktor ini kedua macam responden memilik nya, dari nilai rata-ratanya terlihat bahwa konsul-
kepentingan yang sama, di mana dengan jadwal tan memandang semua faktor ini lebih berpenga-
kerja yang padat, konsultan atau kontraktor ruh daripada kontraktor.
(pekerja mereka) akan bekerja di bawah tekanan

26
Andi, et al. / Faktor-Faktor Penyebab Rework pada Pekerjaan Konstruksi / CED, Vol. 7, No. 1, 22–29, March 2005

FASE MUNCULNYA PENYEBAB fase desain [21], sehingga permasalahan desain ini
REWORK dapat dideteksi dan dikoreksi sebelum masuk ke
fase konstruksi. Hal ini tentu saja harus berlaku
Pada bagian ini, responden diminta untuk mem- juga pada fase konstruksi, di mana seperti telah
berikan pendapat mengenai fase proyek (desain, disinggung di atas, semakin banyak partisipan yang
konstruksi, atau keduanya) di mana penyebab terlibat akan semakin penting koordinasi dan
rework tersebut di atas paling sering muncul. ranking komunikasi yang baik diantara partisipan
Gambar 5 menunjukkan jawaban dari kontraktor proyek.
dan konsultan.
Tabel 2. Cara Efektif Mengurangi Rework
20
Rangking Cara (Menurut Konsultan dan Kontraktor)
15 1 Meningkatkan komunikasi, baik antara atasan dengan
Responden

bawahan maupun antara pemilik, desainer (konsultan),


10 kontraktor, subkontraktor, dan supplier
2 Memperkirakan semua bentuk perubahan dan kesalahan
5 desain sehingga dapat dilakukan pencegahan. Hal ini
dilakukan pada fase desain.
0 3 Ikut menyertakan kontraktor pelaksana dalam proses
Desain Konstruksi Keduanya
desain awal
Konsultan 4 9 7 4 Mengadakan pelatihan dan pendidikan tenaga kerja
Kontraktor 9 2 15 5 Meningkatkan komitmen dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas
Gambar 5. Fase Munculnya Penyebab Rework 6 Memperkecil perbandingan antara jumlah mandor dengan
pekerja
Sebagian besar responden kontraktor (58%) berpen-
dapat bahwa kedua fase proyek (desain dan Cara efektif kedua masih berkaitan dengan faktor
konstruksi) mempunyai peluang yang sama dalam desain, yaitu dengan memperkirakan perubahan
menyebabkan timbulnya rework, sedangkan sekitar dan kesalahan yang dapat terjadi pada desain.
Diharapkan bahwa usaha ini tidak hanya ditujukan
35% (9 orang) yang lain menyebutkan bahwa fase
pada faktor teknis, tetapi juga non-teknis, seperti
desain lebih menyebabkan rework dibandingkan
faktor manusia, manajerial dan organisasi [21].
fase konstruksi (8%).
Pada saat ini penulis sedang berusaha membuat
pendekatan secara kuantitatif yang dapat meng-
Di lain pihak, responden konsultan menyebutkan
ikutsertakan faktor-faktor non-teknis untuk mem-
bahwa fase konstruksi merupakan penyebab teru- perkirakan jenis kesalahan pada desain.
tama terjadinya rework (45%). Dapat dikatakan
bahwa konsultan cenderung melihat rework meru- Cara lain yang juga efektif menurut responden
pakan hasil kesalahan pengerjaan di lapangan. adalah dengan ikut menyertakan kontraktor pelak-
Sedikitnya jumlah responden yang memilih fase sana dalam proses disain awal. Namun menurut
desain (20%) semakin memperkuat argumen ini. beberapa orang yang telah diwawancarai, cara ini
sangat sulit dilakukan karena biasanya kontraktor
hanya ditentukan setelah proses disain selesai dan
CARA EFEKTIF MENGURANGI ada anggapan bahwa kontraktor tidak boleh ikut
REWORK dalam proses disain, meskipun sebenarnya dengan
cara ini rework dapat diminimalkan. Hal ini tentu
Penelitian ini menyajikan enam macam cara yang saja tidak terlepas dengan sistem procurement
dapat digunakan untuk mengurangi rework, kemu- tradisional yang umumnya dipakai di sini.
dian meminta responden untuk memilih dan
mengurutkan tiga cara yang menurut mereka
KESIMPULAN
paling efektif. Tabel 2 menunjukkan hasil analisa
ranking dari keenam cara tersebut. Meskipun rework tidak dapat sepenuhnya dihindari
dari dunia konstruksi, usaha-usaha untuk mengu-
Kedua macam responden setuju bahwa cara yang rangi atau mencegah terjadinya rework yang sama
paling efektif untuk mengurangi rework adalah harus dilakukan mengingat dampak yang diakibat-
dengan meningkatkan komunikasi yang baik. Hal kan cukup besar, baik secara langsung maupun
ini tentunya berkaitan dengan penyebab rework tidak langsung. Makalah ini telah menyajikan
utama, yang telah dibahas di atas. Sebagai contoh, suatu penelitian untuk menyelidiki faktor-faktor
buruknya koordinasi dan juga kesalahan dalam penyebab rework dan juga cara yang efektif untuk
dokumen desain dapat ditekan dengan membuat menguranginya menurut konsultan dan kontraktor
jalur koordinasi dan komunikasi yang baik pada di Surabaya.

27
Andi, et al. / Faktor-Faktor Penyebab Rework pada Pekerjaan Konstruksi / CED, Vol. 7, No. 1, 22–29, March 2005

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerja- 4. Burati, J.L., Farrington, J.J., and Ledbetter,
an yang paling sering terjadi rework adalah W.B., Causes of Quality Deviations in Design
finishing dan M/E. Faktor desain, seperti kesalah- and Construction, Journal of Construction
an, buruknya koordinasi, dan perubahan desain Engineering and Management, 118(1), 1992, pp.
mendapat perhatian dari responden sebagai penye- 34-39.
bab yang utama. Penulis akan melaporkan hasil
5. Barber, P., Sheath, D., Tomkins, C., and Gra-
penelitian tentang dokumen desain pada makalah
ves, A., The Cost of Qaulity Failures in Major
yang akan datang.
Civil Engineering Projects, International Jour-
nal of Quality and Reliability Management,
Pada kelompok faktor manajerial, responden
17(4/5), 2000, pp. 479-492.
mengatakan faktor kurangnya teamwork, jadwal
kerja yang telalu padat, dan buruknya alur 6. Love, P.E.D., Auditing the Indirect Conse-
komunikasi adalah faktor yang utama. Sedangkan quences of Rework in Construction: A Case
pada faktor sumber daya, pengambilan keputusan Based Approach, Managerial Auditing Journal,
yang salah dan kurangnya pengalaman pekerja 17(3), 2002, pp. 138-146.
diidentifikasikan sebagai penyebab utama pengerja-
an yang salah di lapangan sehingga terjadi rework. 7. Kaming, P.F., Olomaiye, P.O., Holt, G.D. and
Harries, F.C., Factors Influencing Craftsmen’s
Untuk dapat mengurangi rework, responden Productivity in Indonesia, International Journal
memilih memperbaiki dan meningkatkan komuni- of Project Management, 15(1), 1997, pp. 21-30.
kasi dan koordinasi semua pihak yang terlibat
8. Dewayanti, L., dan Lydia, Pandangan Konsul-
dalam proyek sebagai cara yang paling efektif. Hal
tan Perencana Mengenai Kualitas Dokumen
ini harus dilakukan baik pada fase desain maupun Desain dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi-
konstruksi. Selain itu rework juga dapat dikurangi nya, Skripsi, Universitas Kristen Petra, Indone-
dengan mengatasi masalah pada fase desain sia, 2004.
sebelum masuk ke fase berikutnya. Pemeriksaan
desain (design review) secara berlapis (dua atau tiga 9. Santoso, R., Tingkat Kepentingan dan Alokasi
kali) dan penjelasan awal pemilik proyek yang jelas Resiko pada Proyek Konstruksi, Tesis, Univer-
dan lengkap adalah beberapa cara yang dapat sitas Kristen Petra, Indonesia, 2004.
digunakan.
10. Love, P.E.D., Wyatt, A.D., and Mohamed, S.,
Akhirnya, penelitian ini hanya mempelajari rework Understanding rework in construction, Procee-
berdasarkan pendapat responden melalui kuesio- dings of the International Conference on
ner. Akan lebih menarik apabila penelitian yang Construction Process Re-engineering, Gold
akan datang dapat mempelajari rework dengan Coast, Australia, 1997, pp. 269-278.
meninjau langsung studi kasus di lapangan, dan 11. Love, P.E.D. and Li, H., Quantifying the Causes
kemudian membandingkan hasilnya dengan pene- and Costs of Rework in Construction, Construc-
litian yang disajikan di sini. tion Management and Economics, 18(4), 2000,
pp. 479-490.

DAFTAR PUSTAKA 12. Josephson, PE., Larsson, B. and Li H., Illus-


trative Benchmarking Rework and Rework
1. Chan, D.W.M and Kumaraswamy, M.M., A Costs in Swedish Construction Industry,
Comparative Study of Causes of Time Overruns Journal of Management in Engineering, 18(2),
in Hong Kong Construction Projects, 2002, pp. 76-83.
International Journal of Project Management,
15(1), 1997, pp. 55-63. 13. Construction Industry Development Agency
(CIDA). Measuring Up or Muddling Tough:
2. Love, P.E.D., Influence of Project Type and Best Practice in the Australian Non-Residential
Procurement Method on Rework Cost in Construction Industry, CIDA and Masters
Building Construction Projects, Journal of Builders Australia, Sydney Australia, 1995.
Construction Engineering and Management,
128(1), 2002, pp. 18-29. 14. Love, P.E.D., Holt, G.D., Shen, L.Y., Li, H., and
Irani, Z., Using systems dynamics to better
3. Abdul-Rahman, H., The Cost of Non-confor- understand change and rework in construction
mance during a Highway Project: A Case Study, project management systems. International
Construction Management and Economics, 13, Journal of Project Management, 20, 2002, pp.
1995, pp. 23-32. 425-436.

28
Andi, et al. / Faktor-Faktor Penyebab Rework pada Pekerjaan Konstruksi / CED, Vol. 7, No. 1, 22–29, March 2005

15. Field Rework Reasearch Team RT-153, An


investigation of field rework in industrial
construction, 2001 < available at http://engr.ore-
gonstate.edu/~rogged/rogge517.ppt. >
16. Fayek, A.R., Dissanayake, M., Campero, O.,
Wolf, H., & Van Tol, A., Measuring and
classifying construction field rework: A pilot
study, 2002 < available at www.coaa.ab.ca/
costreduction/Aminah_Robinson_Fayek_Forum
_2002.pdf. >
17. Winata, S. dan Hendarlim, Y., Studi Mengenai
Faktor-Faktor Penyebab Rework pada Proeyk-
Proyek di Surabaya, Skripsi, Universitas
Kristen Petra, Indonesia, 2004.
18. Andi and Minato, T., Design Document Quality
in the Japanese Construction Industry: Factors
Influencing and Impacts on Construction
Process, International Journal of Project
Management, 21, 2003, pp. 537-546
19. Atkinson, A., Human Error in the Management
of Building Projects, Construction Management
and Economics, 16, 1998, pp. 339-349.
20. Alarcόn, L.F. and Mardones, D.A., Improving
Design-Construction Interface, Proceedings of
the 6th Annual Meeting of the International
Group for Lean Construction, Guarujá, Brazil,
1998.
21. Andi and Minato, T., Representing Causal
Mechanism of Defective Designs: A System
Approach Considering Human Errors, Con-
struction Management and Economics, 21,
2003, pp. 297-305.

29

Anda mungkin juga menyukai