Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, serta sistematika dalam penulisan
laporan
1.1 Latar Belakang Masalah
Aluminium adalah logam ringan yang mempunyai ketahanan korosi yang
baik dan hantaran listrik yang baik. Penggunaan aluminium di dunia permesinan
dan industri untuk menunjang proses fabrikasi telah banyak diterapkan oleh
berbagai perusahaan material. Aluminium digunakan dalam bidang yang luas,
bukan hanya untuk peralatan rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan
material pesawat terbang, mobil, kapal laut dan konstruksikonstruksi yang lain.
Untuk mendapatkan peningkatan kekuatan mekanik, biasanya logam aluminium
dipadukan dengan unsur Cu, Si, Mg, Ti, Mn, Cr, Ni, dan sebagainya.
Aluminium didapat dalam keadaan cair dengan elektrolisa, umumnya
mencapai kemurnian hingga 99,85% berat, tetapi untuk mengolah biji logam
menjadi aluminium memerlukan energi yang besar, sedangkan sumber biji
aluminium semakin berkurang. Salah satu usaha untuk mengatasi hal ini adalah
dengan melakukan daur ulang. Pada perusahaan pengecoran industri kecil
kebanyakan tidak semua menggunakan bahan aluminium murni, tetapi
memanfaatkan sekrap ataupun rijek materials dari peleburan sebelumnya. Proses
pengecoran dengan menggunakan bahan baku yang sebelumnya pernah dicor
dinamakan remelting. Hasil pengecoran industri kecil (industri 2 pelek misalnya)
pada saat digunakan dapat mengalami beban berulang-ulang dan kadang-kadang
mengalami beban kejut sehingga pelek tersebut harus mendapatkan jaminan
terhadap kerusakan akibat retak-lelah, sehingga aman dalam penggunaan atau
bahkan mempunyai usia pakai lebih lama. Semua perpatahan yang disebabkan
kelelahan melalui tahapan proses : terjadinya retak, perambatan, lelah, patahan,
oleh karenanya perlu dilakukan pencegahan pada setiap tahapan proses tersebut
dibagian yang paling efektif.

1 Fakultas Teknik UNJANI


Broek (1986) dalam bukunya menulis bahwa sebagian besar kerusakan
konstruksi disebabkan oleh beban yang berulang atau berfluktuasi. Jika fluktuasi
tegangan ini cukup besar dan berulang-ulang, kegagalan struktur dapat terjadi
walaupun tegangan maksimal yang terjadi pada elemen struktur tersebut lebih
kecil dibandingkan dengan kekuatan materialnya. Kegagalan ini dikatakan sebagai
fatik atau kelelahan. Jadi kelelahan adalah proses peretakan kemudian merambat
dibawah beban yang berulang atau berfluktuasi. Berdasarkan ulasan diatas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian tentang sifat lelah yang dimiliki oleh paduan
aluminium tuang, dan penulis mengambil judul “Analisis Kekuatan Fatik
Aluminium Cor (Remelting) Dengan Tipe Rotary Bending”
Dalam keadaan murni logam non ferrous memiliki sifat yang sangat baik,
namun untuk meningkatkan kekuatan umumnya dicampur dengan logam lain
membentuk paduan. Ciri logam non ferrous adalah daya tahan terhadap korosi,
daya hantar listrik yang baik dan pengubahan bentuk yang mudah (B.H. Amstead
: 1995).
Aluminium adalah salah satu bahan yang mempunyai sifat tahan korosi dan
ringan yang merupakan salah satu tuntutan yang perlu dipenuhi untuk sebuah
konstruksi. Pada pembuatan kontruksi dengan cara pengelasan yang tidak tepat
akan membuat menurunnya kualitas pengelasan karena pada proses pengelasan
akan selalu menimbulkan perubahan-perubahan sifat-sifat logam. Hal yang
nampak sering dijumpai adalah perubahan kekuatan las disebabkan pengaruh
temperatur (H. Wiryosumarto : 2004).
Dalam banyak kasus penggunaan, sambungan las diganti dengan sambungan
keling. Kelebihan sambungan keling adalah terlihat jauh lebih aman dan mudah
untuk dilakukan pengontrolan yang baik (dibunyikan dengan pukulan).
Kekurangan sambungan keling adalah memerlukan waktu pelaksanaan yang lebih
lama dalam pembuatannya (G. Newmann : 1994). Kekuatan paduan aluminium
yang berkisar antara 83-310 Mpa dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, yaitu :
menambahkan unsur paduan, 2 pengerjaan dingin dan heat treatment sehingga
dapat diperoleh paduan aluminium dengan kekuatan melebihi 700 Mpa (B.H.
Amstead : 1995).

2 Fakultas Teknik UNJANI


1.2 Rumusan Masalah
Penambahan tembaga (Cu) diharapkan dapat memberikan pengaruh positif
dan menghasilkan karakteristik yang lebih baik untuk aplikasi boogie wheel
sehingga akan meningkatkan sifat mekanik dari paduan Al-Zn-Si-Mg. Berkaitan
dengan penelitian ini, ada beberapa persoalan penting diantaranya bagaimana
pengaruh:
1. Bagaimana cara mengetahui proses pemaduan Al-Zn-Si-Mg-Cu.
2. Penambahan Cu pada paduan Al-Zn-Si-Mg terhadap struktur mikro dan
sifat mekanik.
3. Bagai mana Pengaruh proses artificial aging dengan variasi Cu pada
paduan Al 7XXX terhadap sifat mekanik dan struktur mikro.
4. Bagaimana pengaruh sebelum penambahan Cu dan sesudah penambahan
Cu pada paduan Al-Zn-Si-Mg.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini
ialah untuk mempelajari dan memahami:
1. Mengetahui proses pemaduan Al-Zn-Si-Mg-Cu.
2. Pengaruh penambahan Cu pada paduan Al-Zn-Si-Mg terhadap struktur
mikro dan sifat mekanik yang dihasilkan.
3. Pengaruh artificial aging dengan variasi Cu pada paduan Al 7XXX
terhadap sifat mekanik dan struktur mikro.
4. pengaruh sebelum penambahan Cu dan sesudah penambahan Cu pada
padaduan Al-Zn-Si-Mg
1.4 Batasan Masalah
Pengendalian setiap tahapan proses merupakan bagian dalam rangka
mengkaji parameter proses yang dapat meningkatkan sifat mekanik paduan Al-
Zn-Si-Mg-Cu . Karena itu dalam penelitian ini dibatasi permasalahan sebagai
berikut:
1. Al yang digunakan adalah mengunakan ingot velg mobil.
2. Cu yang digunakan adalah dari kabel tembaga.
3. Pemaduan pertama Al balance, Zn 8%, Si 5.2%, Mg 2.1%.

3 Fakultas Teknik UNJANI


4. Pemaduan kedua menggunakan Al balance, Zn 8%, Si 5.2%, Mg 2.1%,
Cu 2.1%.
5. Proses pengujian yang dilakukan yaitu :
a. Uji impact.
b. SEM
c. Pengujian kekerasan
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini terbagi dalam
beberapa kerangka penulisan, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas teori – teori yang mendukung penelitian tentang
pengaruh penambahan Cu terhadap peningkatan penguatan material paduan Al-
Zn-Si-Mg yang mana diawali dengan karakteristik Aluminium, Logam
Aluminium dan paduanya, Sifat-sifat Cu,Zn,Mg,Si.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Memuat dan menjelaskan mengenai kerangka berpikir dalam penelitian,
diagram alir percobaan, perancangan proses percobaan, alat dan bahan yang
digunakan, skema proses penelitian, serta karakterisasi dan pengujian.

4 Fakultas Teknik UNJANI

Anda mungkin juga menyukai