Anda di halaman 1dari 13

29

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian adalah rencana menyeluruh peneliti untuk
memperoleh jawaban dari pertanyaan peneliti dan untuk menguji hipotesis
penelitian (Nursalam, 2010).
Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan
yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bias
diterapkan, dipergunakan sebagai petunjuk dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawa pertanyaan
penelitian (Nursalam, 2010).

Strategi atau pendekatan penelitian yang dipakai dalam karya imiah ini
adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan strategi penelitian case study
research yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis maupun lisan dari responden dan melakukan studi pada
situasi alami. (Sugiyono, 2014)
Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif
subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar focus penelitian sesuai dengan fakta
dilapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan
gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai pembahasan hasil
penelitian.
Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif daripada penlitian kuantitatif
dan menggunakan metode sangat berbeda dari pengumpulan informasi,
terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup
focus. Sifat dari jenis ini adalah penelitian terbuka dilakukan dalam jumlah
relative kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Desa Wonorejo RT 35 RW 09
Kecamatan Maron Kabupaten Probolinggo.
30

3.2.2 Waktu Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penyusunan KTI

Bulan
No Kegiatan
Sept Maret April Mei Juni Juli Agus

1 Studi pendahuluan

2 Penyusunan proposal

3 Ujian proposal

4 Pelaksanaan
penelitian

5 Penyusunan laporan

6 Ujian hasil

7 Perbaikan laporan
penelitian

8 Pengumpulan

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei tahun 2019

3.3 Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini adalah di Desa Wonorejo RT 35 RW 09


merupakan Dusun Rowo karena berada dan berhimpitan dengan sawah, rawa
dan dilewati oleh sungai. Desa ini berada di Kecamatan Maron Kabupaten
Probolinggo, dengan batas wilayahnya berbatasan dengan Kecamatan
Banyuanyar disebelah barat, Kecamatan Gading disebelah timur, Kecamatan
Gending disebelah utara, dan Kecamatan Tiris disebelah selatan. Desa
31

Wonorejo RT 35 RW 09 merupakan desa yang berbatasan dengan Desa Maron


Wetan, Desa Wonorejo RT 35 RW 09 ini berjumlah sebanyak 23 Kepala
Keluarga, jumlah penduduk sebanyak 97 jiwa.

3.4 Subjek Penelitian atau Partisipan

Metode ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi pendekatan


Case Study Research atau studi kasus maka ditetapkan subjek di dalam
penelitian ini yang berjudul Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada
Tatanan Rumah Tangga di Desa Wonorejo RT 35 RW 09 Kecamatan Maron
Kabupaten Probolinggo. Subjek dalam penelitian ini adalah keluarga dalam
satu rumah yaitu ibu karena berperan langsung dalam penerapan dan
pengawasan PHBS di rumah tangga setiap hari, dimana peneliti akan
mengambil sebanyak 5 subjek, dengan kriteria subjek sebagai berikut:
1) Ibu rumah tangga
2) Ibu yang tidak bekerja
3) Ibu yang memiliki anak usia 6 bulan - 2 tahun
4) Ibu dengan pendidikan tamat SMP/sederajat
Dimana subjek tersebut bersedia menjadi subjek penelitian. Sedangkan yang
menjadi trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan keabsahan yaitu:
1) Kader RT 35 RW 09 Dusun Rowo
2) Tetangga terdekat rumah samping kanan/kiri dengan subyek
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah menggunakan non
probability sampling dengan pendekatan purposive sampling.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan 2 teknik pengumpulan


data, yaitu:

3.5.1 Wawancara mendalam (In Depth Interview)

Menurut Sugiyono (2014) wawancara adalah metode penelitian data


dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya
32

adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Pada penelitian ini


wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.
Menurut Nursalam (2010), dalam proses wawancara menggunakan pedoman
umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang
sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa
menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan
yang eksplisit.
Wawancara ini merupakan teknik pengumpulan data yang di
gunakan untuk mengeksplorasi dan memperluas informasi terdalam yang di
ungkap menggunakan pertanyaan terbuka (denzim dan lincom, 2011).
Wawancara secara mendalam ini dilakukan dengan bantuan pedoman
wawancara yang bertujuan untuk memperoleh data secara dalam dan rinci
tentang penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan
rumah tangga. Pada penelitian ini wawancara mendalam dilakukan pada Ibu
rumah tangga di Desa Wonorejo.
Arikunto (2010) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode
wawancara:

1. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang


diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interview
dengan memberikan penjelasan.
2. Fleksibel, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan masing-masing
individu.
3. Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat teknik ini sudah
tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2010) dalam buku karangan Arikunto (2010)
disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu:

1. Rentan terhadap yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang


penyusunannya kurang baik.
2. Rentan terhadap yang ditimbulkan oleh respon yang tidak sesuai.
3. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi
kurang akurat.
4. Ada kemungkinan subjek hanya menyebabkan jawaban yang ingin
didengar oleh interview.
33

3.5.2Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode
observasi. Menurut Arikunto (2010) observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistemik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu
gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.

Dalam penelitian ini, observasi diperlukan untuk dapat memahami


proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam
konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap
subjek, prilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti
dan hal-hal yang dianggap selevan sehingga dapat memberikan data
tembahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Nursalam (2010) tujuan observasi adalah mendeskripsikan


setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang
yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif
mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami


proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam
konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap
subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti
dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data
tambahan terhadap hasil wawancara.

Menurut Nursalam (2010) tujuan observasi adalah mendeskripsikan


setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang
yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif
mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Menurut Nursalam (2010) salah satu hal yang penting, namun sering
dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan
demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting
karena:
34

1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks


dalam hal yang akan diteliti atau terjadi.
2. Memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorentasi pada
penemuan dari pada pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk
mendekati masalah secara induktif.
3. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal oleh subyek
penelitian sendiri yang kurang disadari.
4. Observasi memunginkan peneliti memperoleh data hal-hal yang karena
sebab diungkapkan oleh subyek penelitian secara terbuka dalam
wawancara.
5. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap
introspektif terhadap penelitian yang dilakukan impresi perasan
pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada gilirannya dapat
dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.
3.5.3 Alat Perekam

Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar
peneliti dapat berkonsentrasi pada saat pengambilan data tanpa harus
berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subyek. Dalam pengumpulan
data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah mendapat ijin dari
subyek untuk mempergunakan alat tersebut pad saat wawancara
berlangsung. Alat perekam yang digunakan pada saat melakukan melakukan
penelitian dengan menggunakan handphone. Dalam penelitian terdapat dua
tahap penelitian, yaitu:

1. Tahap Persiapan Penelitian


Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun
berdasarkan demensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan
yang dihadapi subjek, pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-
pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam
wawancara. Pedoman wawancara yang disusun, ditujukan kepada yang
lebih ahli dalam hal ini adalah pembimbing, peneliti membuat perbaikan
terhadap pedoman wawancara dan mempersiapkan diri untuk melakukan
wawancara. Tahap persiapan selanjutnya adalah peneliti membuat
pedoman observasi yang disusun berdasarkan hasil observasi terhadap
35

perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan


atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subyek dan
pencatatan langsung yang dilakukan pada saat peneliti melakukan
observasi. Namun apabila tidak memungkinkan maka peneliti sesegera
mungkin mencatatnya setelah wawancara.

Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan


karakteristik subjek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara
dilaksanakan peneliti bertanya kepada subjek tentang kesiapannya untuk
diwawancarai. Setelah subjek bersedia untuk diwawancarai, peneliti
membuat kesepakatan dengan subjek tersebut mengenai waktu dan
tempat untuk melakukan wawancara.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Peneliti membuat kesepakatan dengan subjek mengenai waktu
dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang
dibuat. Setelah wawancara dilakukan, peneliti memindahkan hasil
rekaman berdasarkan wawancara dalam bentuk verbatim tertulis.
Selanjutnya peneliti melakukan analisis data dan interprestasi data sesuai
dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis
data diakhir bab ini. Setelah itu, peneliti membuat dinamika psikologis
dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti memberikan saran-saran untuk
penelitian selanjutnya.

3.6. Metode Uji Keabsahan Data (Uji Trigulasi Sumber)

Studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Empat


kriteria keabsahan dan keajegan yang diperlukan dalam suatu penelitian
pendekatan kualitatif. Empat hal tersebut adalah sebagai berikut:

3.6.1 Keabsahan Konstruk (Construct Validity)

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa


yang berikut benar-benar merupakan variable yang ingin diukur. Keabsahan
ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah
36

satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan


keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut
Arikunto (2010) ada 4 macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk
mencapai keabsahan, yaitu:
1. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil
wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari
satu subyek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Pada
penelitian ini triangulasi data yang digunakan yaitu:
a. Kader Desa Wonorejo RT 35 RW 09 Dusun Rowo
b. Tetangga terdekat rumah samping kanan/kiri dengan subjek
2. Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat diluar peneliti yang turut memeriksa hasil
pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus
bertindak sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan
masukan terhadap hasil pengumpulan data.
3. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai
teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji
terkumpulnya data tersebut.

4. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode
wawancara dan metode observasi.Dalam penelitian ini, peneliti memilih
menggunakan trianggulasi metode, yakni dengan cara melakukan
wawancara pada saat melakukan penelitian dan ditunjang dengan metode
observasi pada saat wawancara dilakukan. Pada penelitian ini triangulasi
metode yang digunakan yaitu:
a. Kader Desa Wonorejo RT 35 RW 09 Dusun Rowo
b. Tetangga terdekat rumah samping kanan/kiri dengan subjek
3.6.2 Keabsahan Internal
37

Kebsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa


jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan
interprestasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif
akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian
tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada
kemungkinan munculnya munculnya kesimpulan lain yang berbeda.
3.6.3 Keabsahan Eksternal (Eksternal Validity)

Kebsahan eksternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian


dapat digeneralisasikan pada kasis lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif
memiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitian kualitatif tetapi
dapat dikatakan memiliki keabsahan eksternal terhadap kasus-kasus ini
selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.

3.6.4 Keajegan (Rabilitas)

Keajegan merupakan konsep yaang mengacu pada seberapa jauh


penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang
penelitian yang sama, sekali lagi.

Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan


penelitian selanjutnya memperoleh hasil ynag sama apbila penelitian
dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa
konsep kegiatan keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada
desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data.

3.7 Metode Analisis Data

Marshall dan Rosman mengajukan teknik analisa data kaulitatif untuk


proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa penelitian
kualitatif terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu dilakukan (Jonathan
Sarwono, 2006), diantaranya:

3.7.1 Mengorganisasikan data


38

Penelitian mendapatkan dat langsung dari subyek melalui wawancara


mendalam (indepth interviwer), dimana tersebut direkam dengan tape
recorder dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkripnya dengan
mengubah hasil wawancara dari bentuk rekan menjadi bentuk tertulis secara
verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis
mengerti benar data atau hasil yang telah didapatkan.

3.7.2 Pengelompokan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban

Pada tahap ini dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data,


perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul diluar
apa yang ingin digali.dibutuhkan pengertian yang mendalam terhadap data,
perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul diluar
apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara,
peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagaiacuan dan
pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoamn ini, peneliti kemudian
kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakuakn
pemulihan dat yang relevan dengan pokok pembicaran. Data yang relevan
diberi kode dengan penjelasan singkat, kemudian dikelompokkan atau
dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.

Pada analisis ini, analisis dilakuakn terhadap sebuah kasus yang


diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman
terhadap hal-hal diungkapkan oleh responden. Data yang telah
dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuhdan
ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat
menangkap pengalama, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada
subjek.

3.7.3 Menguji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data

Setelah kategori pola dan tergambar dengan jelas, peneliti menguji


data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada
tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali
berdasarkan landasan teori yang telah dijabrkan dalam bab II, sehingga
39

dapat dicocokkan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil
yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesisi tertentu,
namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hbungan
antara konsp-konsep dan faktor-faktor yang ada.

3.7.4 Mencari alternatif penjelasan bagi data

Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud,
peneliti masuk ke dalam penjelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah
di dapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mkencari sesuatu
alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah di dapat. Sebab
dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain
dari analisis, ada kemungkinan tedapat hal-hal yang menyimapang dari
asumsi atau tidak terfikir sebelumnya. Pada tahap ini dijelaskan denga
alternative lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan
sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.

3.7.5 Penulisan hasil penelitian

Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulakan merupakan


suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah
kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulis yang
dipakai adalah persentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil
penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek
dan siknificant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari
subyek dan siknificant other, dibaca berulang sehingga penulis mengerti
bnear permasalahannya, kemudian dianalisi sehingga didapat gambaran
mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnyan dilakukan
interprestasi secara keseluruhan diamna di dalmnya mencakup keseluruhan
kesimpulan dari hasil penelitian .

3.8 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, setelah mendapat rekomendasi dari


StiKes Hafshawaty Pesnatren Zainul Hasan Genggong, kemudian
40

dilanjutkan dengan mengajukan ijin kepada lahan penelitian yaitu Kepala


Desa Wonorejo dan mengajukan surat ijin ke Bankes Bangpol, untuk
mendapatkan persetujuan. Selanjutnya peneliti mengadakan pendekatan
kepada subjek untuk koordinasi. Setelah disetujui kuisioner dikirim ke
subjek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi:

3.8.1 Informedconsent (Lembar Persetujuan Penelitian)

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden.


Tujuannya adalah subyek mengatahui maksud dan tujuan penelilitian serta
dampak yang diteliti selama penumpukan data. Jika subyek bersedia diteliti
maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subyek menolak untuk
diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

3.8.2 Ananomity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek identitas subyek, peneliti tidak


akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dan
kuisioner yang diisi oleh subyek.

3.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh


peneliti.

3.8.4 Benefience (Manfaat)


Dari apa yang dilakukan akan memberikan manfaat bagi subjek
maupun peneliti.
3.8.5 Honesty (Kejujuran)
Kejujuran mengenai tujuan dilakukannya wawancara dapat
memberikan informasi yang terbuka.
3.8.6 Accurate (Akurat)
Peneliti akan memberikan hasil wawancara dengan tidak mengurangi
atau menambahkan hasil dari wawancara subjek.
29

Anda mungkin juga menyukai