UJI DISOLUSI
DISUSUN OLEH:
2
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
METODE KERJA................................................................................................... 8
TUGAS ........................................................................................................................... 22
BAB V................................................................................................................... 26
PEMBAHASAN ................................................................................................... 26
BAB VI ................................................................................................................. 27
KESIMPULAN ..................................................................................................... 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
pada laju rendah atau bahkan tidak diabsorpsi seluruhnya. Dengan
demikian absorpsi obat tersebut menjadi tidak sempurna
Sediaan tablet termasuk dalam persyaratan uji disolusi yaitu untuk
mengetahui seberapa banyak persentase zat aktif dalam obat yang terlarut
dan terabsorbsi ke dalam peredaran darah untuk memberikan efek terapi.
Disolusi menggambarkan efek obat terhadap tubuh, jika disolusi
memenuhi syarat maka diharapkan obat akan memberikan khasiat pada
tubuh. Oleh karena itu, pada percobaan ini dilakukan dengan maksud
untuk mengetahui kecepatan disolusi dari tablet amoksisilin dengan
menggunakan alat disolusi dan titrasi alkalimetri dengan larutan baku
NaOH dan penambahan indikator fenolftalein.
5
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
TABLET PARACETAMOL
Tablet parasetamol mengandung parasetamol, 𝐶8 𝐻9 𝑁𝑂2 tidak
kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada
etiket.
6
Disolusi
Media disolusi : 900ml Larutan dapar fosfat pH 5,8
Alat Tipe 2 : 50 rpm
Waktu : 30 menit
Prosedur lakukan penetapan kadar 𝐶8 𝐻9 𝑁𝑂2 yang terlarut dengan
mengukur serapan alikuot, jika perlu diencerkan dengan media disolusi
dan serapan larutan baku parasetamol BPFI dalam media yang sama pada
panjang gelomang serapan maksimum lebih kurang 243 nm.
Toleransi dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80%
parasetamol. 𝐶8 𝐻9 𝑁𝑂2 dari jumlah yang tertera pada etiket.
7
BAB III
METODE KERJA
B. Bahan
8
3.2 Prosedur Kerja
Prosedur dan peralatan uji disolusi yang digunakan umumnya
sudah tertera dalam farmakope. Pemilihan alat disolusi, media disolusi,
kecepatan pengadukan untuk suatu bahan aktif, umumnya telah tercantum
dalam monografi yang tertera pada farmakope. Untuk sediaan tablet dan
kapsul, alat yang biasa digunakan adalah alat tipe 1 (rotating basket/
keranjang) dan tipe 2 (paddle/ dayung).
9
dijaga agar partikel sediaan tidak ikut terambil, sebab akan
mengganggu uji disolusi.
8. Penetapan kadar parasetamol yang terlarut dilakukan dengan
spektrofotometer UV-Vis.
10
3.3 Skema Prosedur Kerja
A. Prosedur Uji Disolusi dengan Metode Dayung untuk Tablet
Parasetamol
masukkan wadah disolusi kedalam alat disousi , isi larutan dapar fosfat
5,8 sebanyak 900ml
atur suhu media disolusi 37± 0,5C, psang pengaduk dayung dan atur
posisi ± 2,5cm dengan dasar
ambil sampel sebanyak 5,0 ml dengan alat suntik yang telah disiapkan,
ganti volume cairan yang telah diambil sama banyak
lakukan pengenceran pada arutan yang sudah disaring kedalam labu ukur
dengan larutan dapar.
11
B. Pembuatan larutan baku parasetamol
12
BAB IV
DATA DAN PERHITUNGAN
13
20 menit
Y= bx + a
0,801 = 0,06740 (x) + (-0,0160)
X = 12,1231 ppm
25 menit
Y= bx + a
0,815 = 0,06740 (x) + (-0,0160)
X = 12,3309 ppm
30 menit
Y= bx + a
1,017 = 0,06740 (x) + (-0,0160)
X = 15,3279 ppm
Menit ke 10
Meniit ke 15
Menit ke 20
Menit ke 25
14
Menit ke 30
10 menit
900 𝑚𝑙
751,2063 ppm x 1000 𝑚𝑙 = 676,0857 ppm
15 menit
900 𝑚𝑙
740,075 ppm x 1000 𝑚𝑙 = 666,0675 ppm
20 menit
900 𝑚𝑙
757,6938 ppm x 1000 𝑚𝑙 = 681,9244 ppm
25 menit
900 𝑚𝑙
770,6813 ppm x = 693,6132 ppm
1000 𝑚𝑙
30 menit
900 𝑚𝑙
957,9938 ppm x 1000 𝑚𝑙 = 862,1944 ppm
4. % Terlarut Sampel A
5 menit
611,8257 𝑚𝑔
𝑥 100 % = 122,37 %
500 𝑚𝑔
10 menit
676,0857 𝑚𝑔
𝑥 100 % = 135,22 %
500 𝑚𝑔
15 menit
666,0675 𝑚𝑔
𝑥 100 % = 133,21 %
500 𝑚𝑔
15
20 menit
681,9244 𝑚𝑔
𝑥 100 % = 136,38 %
500 𝑚𝑔
25 menit
693,6132 𝑚𝑔
𝑥 100 % = 138,72 %
500 𝑚𝑔
30 menit
862,1944 𝑚𝑔
𝑥 100 % = 172,44 %
500 𝑚𝑔
KURVA
140.00%
%terlarut
135.00%
130.00%
125.00%
120.00%
115.00%
110.00%
5 10 15 20 25
16
C. Pengolahan Data Tablet B
1. Perhitungan Konsentrasi Sampel B
5 menit
Y= bx + a
0,505 = 0,06740 (x) + (-0,0160)
X = 7,7315 ppm
10 menit
Y= bx + a
0,727 = 0,06740 (x) + (-0,0160)
X = 11,0252 ppm
15 menit
Y= bx + a
0,795 = 0,06740 (x) + (-0,0160)
X = 12,0341 ppm
20 menit
Y= bx + a
0,816 = 0,06740 (x) + (-0,0160)
X = 12,3457 ppm
25 menit
Y= bx + a
0,837 = 0,06740 (x) + (-0,0160)
X =12,6128 ppm
30 menit
Y= bx + a
0,841 = 0,06740 (x) + (-0,0160)
X = 12,7166 ppm
17
2. Konsentrasi x Pengenceran Sampel B
Menit ke 5
7,731 𝑝𝑝𝑚 𝑥 25,0 𝑚𝑙
= 483,2188 𝑝𝑝𝑚
0,4
Menit ke 10
Menit ke 15
Menit ke 20
Menit ke 25
Menit ke 30
10 menit
900 𝑚𝑙
689,075 ppm x 1000 𝑚𝑙 = 620,1675 ppm
15 menit
900 𝑚𝑙
752,1313 ppm x 1000 𝑚𝑙 = 676,9182 ppm
18
20 menit
900 𝑚𝑙
771,6063 ppm x 1000 𝑚𝑙 = 694,4457 ppm
25 menit
900 𝑚𝑙
788,3 ppm x 1000 𝑚𝑙 = 709,47 ppm
30 menit
900 𝑚𝑙
794,7875 ppm x 1000 𝑚𝑙 = 715,3088 ppm
4. % Terlarut Sampel B
5 menit
434,8969 𝑚𝑔
𝑥 100 % = 86,98 %
500 𝑚𝑔
10 menit
620,1675 𝑚𝑔
𝑥 100 % = 124,03 %
500 𝑚𝑔
15 menit
676,9182 𝑚𝑔
𝑥 100 % = 135,38 %
500 𝑚𝑔
20 menit
694,4457 𝑚𝑔
𝑥 100 % = 138,89 %
500 𝑚𝑔
25 menit
709,47 𝑚𝑔
𝑥 100 % = 141,89 %
500 𝑚𝑔
30 menit
715,3088 𝑚𝑔
𝑥 100 % = 143,06 %
500 𝑚𝑔
19
Tabel 3. Perhitungan % Sampel B yang terlarut
140.00%
135.00%
1
0
130.00%
1
5
125.00%
2
120.00% 0
115.00%
110.00%
10 15 20 25 30
20
A. Perhitungan Efisiensi Disolusi (ED) tablet A
1
1. L1 = 2 𝑥 5 𝑥 122,37 = 305,93
1
2. L2 = 2 𝑥(122,37 + 135,22 )𝑥 5 = 643,975
1
3. L3 = 2 𝑥(135,22 + 133,21)𝑥5 = 671,075
1
4. L4 = 2 × (133,21 + 136,38)𝑥5 = 673,975
1
5. L5 = 2 𝑥(136,38 + 138,72) × 5 = 687,5
1
6. L6 = 𝑥(138,72 + 172,44) × 5 = 777,9
2
= 125,35 %
= 116,45 %
21
TUGAS
1. Menentukan komposisi dan perhitungan berat dapar fosfat pH 5,8 (Dilihat FI
ed III)
2. Menentukan persyaratan uji disolusi tablet parasetamol
3. Menjelaskan tujuan dari uji disolusi
4. Menjelaskan penentuan alat uji disolusi
5. Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi laju disolusi
Jawab:
3. Uji disolusi adalah penetapan jumlah atau persentasi zat aktif dari suatu
sediaan padat yang terlarut pada suatu waktu tertentu dalam kondisi baku
yaitu pada suhu, kecepatan pengadukan dan komposisi media tertentu. Uji
disolusi merupakan suatu parameter penting dalam pengembangan produk
dan pengendalian mutu obat. Kecepatan disolusi yang dinyatakan dalam
persen per satuan waktu, adalah suatu karakteristik mutu yang penting
dalam menilai mutu obat yang digunakan peroral untuk mendapatkan efek
sistemik.
22
4. Faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan disolusi
a. Suhu
Untuk zat-zat yang memiliki sifat kelarutan endotermik, semakin
tinggi suhu, nilai koefisien difusi akan meningkat sehingga kecepatan
disolusi juga meningkat.
b. Viskositas
Berdasarkan persamaan Einstein, semakin rendah viskositas maka nilai
koefisien difusi akan meningkat sehingga kecepatan disolusi juga akan
meningkat.
c. Ukuran partikel
Ukuran partikel berpengaruh pada nilai koefisien difusi dan luas
permukaan efektif yang kontak dengan pelarut. Bila ukuran partikel yang
didisolusikan semakin halus, maka koefisien difusinya semakin tinggi dan
luas permukaan efektifnya juga semakin besar sehingga kecepatan disolusi
meningkat.
d. Kecepatan pengadukan
Pengadukan akan berpengaruh pada tebal tipisnya lapisan difusi.
Semakin tinggi kecepatan pengadukan, maka tebal lapisan difusi akan
semakin menipis.
e. pH pelarut
pH pelarut berpengaruh pada partikel-partikel yang bersifat asam atau
basa lemah. Partikel tersebut akan membentuk garam dengan pasangan
asam atau basa kuat yang akan meningkatkan kelarutan sehingga
kecepatan disolusinya meningkat.
f. Polimorfisme
Perbedaan struktur internal suatu zat akan berpengaruh pada kekuatan
ikatan atau kestabilan partikel dalam medium pelarutnya, khususnya untuk
kristal-kristal metastabil yang lebih mudah melarut sehingga kecepatan
disolusinya juga tinggi.
g. Sifat permukaan zat
Sifat permukaan zat yang terutama diperhatikan adalah sifat hidrofob
karena akan berpengaruh pada disolusi dalam cairan tubuh. Sifat hidrofob
23
yang sangat kuat akan menyebabkan zat sulit terbasahi karena tegangan
permukaannya besar, maka dapat digunakan surfaktan agar zat lebih
mudah terbasahi dan lebih mudah terdisolusi.
Selain dari faktor-faktor tersebut, dalam bentuk sediaan seperti tablet,
formulasi obat juga sangat berpengaruh seperti misalnya pengaruh bahan
tambahan yang digunakan dan tekanan kompresi yang digunakan saat
mencetak tablet. Bahan tambahan dalam hal ini berpengaruh terutama jika
membentuk kompleks yang tidak larut seperti kalsium karbonat dan
kalsium sulfat yang membentuk kompleks dengan tetrasiklin atau
penggunaan bahan tambahan yang bersifat hidrofob seperti magnesium
stearat.
24
(B) Type Dayung
Sama seperti alat 1, bedanya pada alat ini menggunakan dayung
yang terdiri dari daun (propellor) dan batang sebagai pengaduk. Batang
akan berada pada posisi sedemikian rupa, sehingga sumbunya tidak lebih
dari 2 mm pada setiap titik dari sumbu vertikal wadah dan berputar dengan
baik dan tanpa goyangan. Daun melewati diameter batang sehingga dasar
daun dan batang menjadi rata. Jarak 25 ra daun dan bagian dasar wadah
dipertahankan selama pengujian berlangsung. Untuk mencegah
mengapungnya sediaan digunakan sepotong kecil bahan inert seperti
gulungan kawat berbentuk spiral.
25
BAB V
PEMBAHASAN
Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil kadar tersebut antara lain tablet
yang digunakan, media, spektrofotometer, praktikan. Faktor praktikan yang
melakukan praktikum dapat mempengaruhi hasil analisa, diduga praktikan kurang
menjaga kebersihan alat sehingga adanya pengotor dan galat yang mengganggu
hasil analisa. Pemipetan larutan dilakukan pada waktu yang berbeda yaitu tiap
selang 5 menit selama 30 menit. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada menit
keberapa paracetamol tersebut dapat terdisolusi dengan baik pada medium
pelarutnya.
26
BAB VI
KESIMPULAN
27
DAFTAR PUSTAKA
Martin, A., 1993, Physical Pharmacy, 4th ed., Lea & Febiger,
Philadelphia, London, p. 324-361
28
29