Sapi merupakan hewan ternak anggota suku bovide dan anak suku bovinae. Sapi dapat
memproduksi beberapa hal seperti kotoran, susu dan daging sapi yang bisa di manfaatkan
oleh manusia. Kotoran sapi biasanya digunakan sebagai pupuk kandang. Di berbagai tempat
di dunia, kotoran sapi yang dikeringkan digunakan sebagai bahan bakar. Kotoran sapi juga
digunakan untuk menghasilkan biogas untuk dibakar dan menghasilkan listrik dan panas.
Biogas memiliki kandungan gas metana dan telah digunakan secara luas di berbagai
pedesaan sebagai sumber energi terbarukan.
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari
bahan-bahan organik termasuk di antaranya kotoran manusia dan hewan, limbah
domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang
biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah
metana dan karbon dioksida. Dalam mengelolah biogas dari kotoran sapi di perlukan
bantuan dari mikroorganisme
Pada proses fermentasi pembuatan pupuk cair dari urine sapi secara anaerob
tersebut melibatkan bakteri anaerob yaitu bacteri yang tidak dapat menggunakan
O2 bebas untuk respirasinya. Energi diperoleh dari proses perombakan senyawa
organic yang tanpa menggunakan oksigen. Bakteri anaerob dibedakan menjadi
anaerob obligat dan anaerob fakultatif. Bakteri fakultatif adalah Organisme
anaerobik fakultatif biasanya bakteri, yang menghasilkan ATP secara respirasi
aerobik jika terdapat oksigen tetapi juga mampu melakukan fermentasi.
Contohnya Escherichia coli dan Lactobacillus. Bakteri anaerob obligat, hanya
dapat hidup jika tidak ada oksigen. Oksigen merupakan racun bagi bacteri
anaerob obligat. Contohnya adalah Microccocus denitrificans, Clostridium
botulinum, dan Clostridium tetani. Pada fermentasi urin sapi mengandung beberapa
jenis mikroorganisme seperti Bakteri Fotosintetik, Bakteri Asam Laktat, Jamur
Fermentasi dan lain lainya.
b. Kering
Pemanfaatan feses sapi yang dikelolah menjadi kompos atau pupuk organik
sangat berguna bagi tanaman dan menanggulangi pencemaran lingkungan hasi
limbah sapi. Dalam pengelolahan feses sapi menjadi kompos di butuhkanlah
bantuan mikroorganisme, Mikroorganisma yang bekerja sebagai pengelola feses
sapi menjadi kompos merupakan konsorsium mikroorganisma, jasad renik yang kasat
mata. Organisme ini memerlukan udara/ oksigen untuk meminimalisir bau yang
menyengat dari feses sapi. Untuk mengoptimalkan kerja mikroorganisma tersebut
diperlukan beberapa pengendalian antara lain pengendalian terhadap kelembaban,
aerasi, dan temperatur untuk menghindari terjadinya proses yang dapat
menimbulkan bau busuk.