Abstract
Students often experience stress that comes from academic activities. For final-year students,
finishing a thesis often become a stressor. Symptoms of stress in students are feeling tired,
anxious, not eager to do the thesis. The impact is the thesis is delayed and the students chose to
forget it, avoided their lecturers, complained in the social media about the difficulties
encountered and ultimately delayed the study period. When experiencing stress, students share
their problems to the peer group to get a solution or just to relieve his feelings, called self
disclosure. This study aims to determine the influence of self disclosure on stress levels, using
method of correlation with simple linear regression analysis. The measuring instrument were the
Revised Self Disclosure Scale and the Student-Life Stress Inventory. The participants were 49
students of psychology UIN who are working on thesis. The results showed no influence of self
disclosure toward stress levels.
Abstrak
Mahasiswa seringkali mengalami stres yang bersumber dari aktivitas akademiknya. Bagi
mahasiswa tingkat akhir, yang sering menjadi stressor adalah menyelesaikan skripsi. Gejala stres
pada mahasiswa yaitu merasa lelah, cemas, tidak bersemangat atau ingin berhenti mengerjakan
skripsi. Dampaknya adalah pengerjaan skripsi ditunda-tunda dan memilih melupakannya,
menghindari dosen pembimbing, mengeluh di media sosial mengenai kesulitan yang dihadapi dan
pada akhirnya tertundanya masa studi. Ketika mengalami stres mahasiswa suka berbagi
permasalahan kepada orang terdekat untuk mendapatkan solusi atau sekedar untuk melegakan
perasaannya, yang disebut dengan self disclosure yang artinya membagi informasi tentang diri
sendiri kepada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self disclosure
terhadap tingkat stres pada mahasiswa. Penelitian menggunakan metode korelasional dengan
analisis regresi linier sederhana. Alat ukur menggunakan Revised Self Disclosure Scale dan
Student-Life Stress Inventory. Jumlah subjek 49 mahasiswa Fakultas Psikologi UIN SGD
Bandung yang sedang mengerjakan skripsi. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh
self disclosure terhadap tingkat stres.
115
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 115-130
bisa dipahami sebagai hubungan atau meningkat (Astiko, 2013 dalam Putri &
interaksi antara individu dengan lingkungan Savari, 2013); dan pikiran menjadi kacau
yang dihayati sebagai beban atau dirasakan (Rini, Kartika, & Qurroyzhin, 2007).
melebihi kekuatannya. Fenomena yang peneliti amati, stres
Menurut Handoyo (2001 dalam pada mahasiswa karena menyusun skripsi
Fadillah, 2013), stres bisa berupa tuntutan terjadi pada mahasiswa Fakultas Psikologi
dari eksternal yang dihadapi seseorang UIN SGD Bandung angkatan 2012 yaitu
yang kenyataannya memang berkeluh kesah, sering merasa lelah,
membahayakan atau menimbulkan pusing, terlihat cemas dan tidak
permasalahan. Stres juga bisa dipahami bersemangat, bahkan ada beberapa yang
sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan merasa ingin mengakhiri studinya begitu
yang bersumber dari eksternal dan saja atau membuat status di media sosial
dirasakan tidak menyenangkan. berisi keluhan tentang perasaannya ketika
Pendapat lain disampaikan oleh mengalami kendala dalam menyelesaikan
Abdulghani (2008) yang mengatakan skripsi. Dampak stres lainnya adalah
bahwa stres itu bisa berdampak positif atau sengaja tidak mengerjakan skripsi karena
negatif. Stres bisa berdampak positif ketika tidak ingin merasa terbebani sehingga lebih
tekanan itu tidak melebihi toleransi memilih mencari kesenangan dari kegiatan
stresnya atau tidak melebihi kemampuan lain di luar kampus dan menghindari dosen
dan kapasitas dirinya. Dampak positif stres pembimbing. Hal ini membuat banyaknya
terhadap mahasiswa diantaranya tertantang mahasiswa angkatan 2012 yang menjadi
untuk mengembangkan diri dan subjek penelitian tidak dapat
menumbuhkan kreativitas. Dampak negatif menyelesaikan studinya dengan tepat
dari stres bisa berupa sulit memusatkan waktu.
perhatian (konsentrasi) selama perkuliahan Melihat dampak stres yang tidak
termasuk saat mengikuti proses bimbingan ringan, perlu teknik yang tepat untuk
skripsi dengan dosen pembimbingnya, mengurangi atau menghilangkan dampak
menurunnya minat terhadap hal-hal yang stres. Lazarus dan Folkman (1984)
biasa ia kerjakan, menurunnya motivasi mengatakan bahwa salah satu cara untuk
bahkan memengaruhi perilaku menjadi memahami pertanyaan-pertanyaan
kurang adaptif. mengenai stres adalah dengan mengetahui
Stressor yang dirasakan melebihi lebih lanjut tentang situasi yang dialami.
kapasitas dan kemampuan seseorang bisa Salah satu upaya untuk mengetahui situasi
menjadi ancaman, misalnya kesulitan tersebut adalah dengan membuka diri.
menyelesaikan skripsi sehingga merasa Keterbukaan diri atau self disclosure yang
tidak sanggup untuk menuntaskan, yang baik kemungkinan dapat meringankan
membuat skripsi tidak kunjung selesai dan stres. Peneliti mengamati hal ini dilakukan
membuat masa studi menjadi lama. oleh sebagian mahasiswa, ketika mereka
Gejala stres yang muncul umumnya bertemu sebelum bimbingan atau sekedar
dibagi ke dalam tiga aspek, pertama gejala duduk di selasar kampus, mereka saling
fisik berupa gangguan tidur (tidak bisa tidur berbagi permasalahan mengenai proses
atau terbangun tengah malam dan tidak bisa penyelesaian skripsi. Hal itu bisa
melanjutkan tidurnya) dan berubahnya mengurangi beban karena merasa ada
selera makan. Gejala emosional berupa teman senasib atau bisa katarsis,
perubahan suasana hati, merasa gelisah, mengeluarkan semua perasaannya.
cemas dan tidak memiliki semangat dalam Manusia merupakan makhluk sosial
melakukan akivitas (malas). Gejala berupa yang dalam hidupnya selalu memerlukan
tidak bisa fokus dalam berpikir, pikiran dan membutuhkan orang lain, termasuk
menjadi kacau dan berpikir negatif menjadi saat seseorang mengalami tekanan yang
116
Self Disclosure dan Tingkat Stres pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi (Mahardianisa, Witrin Gamayanti, Isop Syafei)
bisa menimbulkan stres. Self disclosure individu persepsi lain terhadap apa yang ia
yaitu keterbukaan diri atau pengungkapan alami (Asandi, 2010).
diri. Menurut DeVito (2011) self disclosure Dampak lain dari self disclosure adalah
adalah jenis komunikasi yaitu seseorang individu yang sengaja berbagi pengalaman
terbuka mengungkapkan informasi dan emosi dapat membantu mengurangi
mengenai dirinya (pikiran, perasaan, dan gejala depresi pada saat stres dan akan
perilaku). Self disclosure adalah ketika mengalami peningkatan kepuasan hidup
seseorang mengungkapkan informasi ketika self disclosure dilakukan dengan
pribadi mengenai dirinya kepada orang penuh kedekatan (Zhang, 2017); bisa
lain, salah satu manfaatnya adalah untuk terbuka mengatakan masalah pribadi secara
mendapatkan bantuan dan dukungan atau tepat, lebih adaptif dalam menyesuaikan
mencapai kontrol sosial (Rime, 2016). diri, memiliki kepercayaan diri yang lebih
Efek dari self disclosure adalah baik, kompeten, bisa diandalkan, bersikap
mengurangi stres (Derlega dkk., 1993; positif, mempercayai orang lain, objektif
Kahn & Hessling, 2001; Stiles, 1987, dan lebih terbuka (Johnson, 1981 dalam
dalam Zhang, 2017); dikaitkan dengan dua Gainau, 2009).
mekanisme, pertama, melampiaskan Individu yang kurang mampu
perasaan negatif dapat membangkitkan membangun keterbukaan dengan orang lain
perasaan lega. Efek dari perasaan negatif tumbuh menjadi orang yang keterampilan
tersebut menjadi berkurang bila sosialnya terganggu, kepercayaan diri
diekspresikan atau diceritakan kepada rendah, yang menimbulkan perasaan takut,
orang lain, hal tersebut disebut “katarsis” cemas, self esteem rendah dan tertutup. Itu
(Stiles, 1987 dalam Zhang, 2017). Kedua, semua memengaruhi kesehatan mental
self disclosure bisa membuat pikiran seseorang (Johnson, 1981 dalam Gainau,
menjadi tenang dan tidak terganggu oleh 2009).
kejadian yang muncul, sehingga Penelitian lain yang dilakukan terhadap
memungkinkan individu mengevaluasi dan sejumlah mahasiswa psikologi yang sedang
memahami masalah yang sedang atau telah menyusun skripsi di UNDIP membuktikan
dialami dan meningkatkan kemampuan bahwa terdapat hubungan antara efektivitas
yang ada pada diri individu (Feldman, komunikasi mahasiswa-dosen pembimbing
Joorman, & Johnson, 2008 dalam Zhang, utama skripsi dengan stres dalam
2017); mendapatkan keuntungan sosial menyusun skripsi (Gunawati, 2006).
(Derlega dkk., 1993 dalam Zhang, 2017); Semakin efektif komunikasi antara
dengan self-disclosure seseorang mahasiswa dan dosen pembimbing utama
mendapatkan sumber daya dari orang lain, maka semakin rendah tingkat stresnya.
baik itu dukungan emosional atau bantuan Penelitan tersebut berkaitan dengan yang
nyata (Clark & Mills, 1979 dalam Zhang, akan peneliti teliti yaitu self disclosure atau
2017); menumbuhkan hubungan yang keterbukaan diri yang merupakan salah satu
interdependensi, saling memberi yang bisa aspek dari efektivitas komunikasi
memunculkan rasa aman, self-acceptance, interpersonal menurut DeVito (2011).
bisa memahami diri sendiri dan Untuk mahasiswa psikologi self
memperoleh solusi dari permasalahan yang disclosure merupakan hal yang penting,
sedang dihadapi. berkaitan dengan perannya di kemudian
Dalam mengungkapkan diri, individu hari sebagai seorang psikolog. Pertama, self
juga dapat menceritakan permasalahan- disclosure membantu melatih kemampuan
permasalahan atau stres yang ia alami dan untuk berbagi ketika mendapatkan tekanan
bisa mendapatkan tanggapan, informasi, dan bisa menjadi katarsis, melatih
saran, ataupun dukungan dari orang lain. meregulasi perasaan, mengenal masalah
Timbal balik tersebut dapat memberikan secara objektif dan potensi pribadinya
117
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 115-130
118
Self Disclosure dan Tingkat Stres pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi (Mahardianisa, Witrin Gamayanti, Isop Syafei)
akan ditentukan oleh derajat keakraban mendapatkan perspektif baru tentang diri
individu dengan lawan komunikasinya kita sendiri serta pemahaman yang lebih
(Buwana, 2015). mendalam mengenai perilaku kita sendiri;
Menurut Derlega dan Grzelak (dalam (2). Kemampuan mengatasi kesulitan.
Pamuncak, 2011) ada lima alasan untuk Argumen lain yang berkaitan erat adalah
melakukan self disclosure: Pertama, bahwa kita akan lebih mampu
Expression. Dalam kehidupan ini terkadang menanggulangi masalah atau kesulitan kita,
manusia mengalami suatu kekecewaan atau khususnya perasaan bersalah, melalui
kekesalan, baik itu yang menyangkut pengungkapan diri. Dengan
pekerjaan ataupun yang lainnya. Untuk mengungkapkan perasaan dan menerima
membuang semua kekesalan ini biasanya dukungan, bukan penolakan, kita menjadi
akan merasa senang bila bercerita pada lebih siap untuk mengatasi perasaan
seorang teman yag sudah dipercaya. bersalah dan mungkin mengurangi atau
Dengan pengungkapan diri semacam ini bahkan menghilangkannya. Bahkan
manusia mendapat kesempatan untuk penerimaan diri (self acceptance) menjadi
mengekspresikan perasaannya. Kedua, Self sulit tanpa pengungkapan diri. Kita
Clarification. Dengan saling berbagi rasa menerima diri kita sebagian besar melalui
serta menceritakan perasaan dan masalah kacamata orang lain. Jika kita merasa orang
yang sedang dihadapi kepada orang lain, lain menolak kita, kita cenderung menolak
manusia berharap agar dapat memperoleh diri sendiri juga. Melalui pengungkapan
penjelasan dan pemahaman orang lain akan diri dan dukungan-dukungan yang datang,
masalah yang dihadapi sehingga pikiran kita menempatkan diri sendiri dalam posisi
akan menjadi lebih jernih dan dapat melihat yang lebih baik untuk menangkap
persoalannya dengan baik. Ketiga, Social tanggapan positif kepada kita dan kita akan
Validation. Setelah selesai membicarakan lebih mungkin memberikan reaksi dengan
masalah yang dihadapi, biasanya pendengar mengembangkan konsep diri yang positif;
akan memberikan tanggapan mengenai (3). Efisiensi komunikasi. Pengungkapan
permasalahan tersebut. Sehingga dengan diri memperbaiki komunikasi. Kita
demikian, akan mendapatkan suatu memahami pesan-pesan dari orang lain
informasi yang bermanfaat. Individu sebagian besar sejauh kita memahami
mendapat informasi tentang kebenaran dan orang lain secara individual. Kita dapat
ketepatan pandangannya. Keempat, Social lebih memahami apa yang dikatakan
Control. Individu mungkin mengungkap- seseorang jika kita mengenal baik orang
kan atau menyembunyikan informasi tersebut. Pengungkapan diri adalah kondisi
tentang dirinya, sama seperti arti dari yang penting untuk mengenal orang lain.
kontrol sosial. Individu mungkin menekan Kita dapat saja meneliti perilaku seseorang
topik, kepercayaan atau ide yang akan atau bahkan hidup bersamanya selama
membentuk pesan atau kesan baik tentang bertahun-tahun, tetapi jika orang itu tidak
dirinya. Kelima, Relationship Development. pernah mengungkapkan dirinya, kita tidak
Saling berbagi rasa dan informasi tentang akan memahami orang itu sebagai pribadi
diri kita kepada orang lain serta saling yang utuh; (4). Kedalaman hubungan.
mempercayai merupakan saran yang paling Tanpa pengungkapan diri, hubungan yang
penting dalam usaha merintis suatu bermakna dan mendalam tidak mungkin
hubungan sehingga akan semakin terjadi. Dengan pengungkapan diri, kita
meningkat derajat keakraban. memberi tahu orang lain bahwa kita
Menurut DeVito (2011) manfaat dari mempercayai mereka, menghargai mereka,
melakukan self disclosure adalah: (1). dan cukup peduli akan mereka maupun
Pengetahuan diri. Salah satu manfaat dari hubungan kita untuk mengungkapkan diri
pengungkapan diri adalah kita kita kepada mereka. Hal tersebut kemudian
119
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 115-130
akan membuat orang lain mau membuka stres, yaitu reaksi psikologis, fisiologis,
diri dan membentuk suatu hubungan yang proses berpikir, dan tingkah laku. Berbagai
bermakna dan jujur. penelitian telah membuktikan bahwa
respon-respon tersebut dapat berguna
Stres sebagai indikator terjadinya stres pada
Folkman dan Lazzarus (1984) individu, dan mengukur tingkat stres yang
mendefinisikan stres sebagai suatu akibat dialami individu. Reaksi stres terlihat
dari interaksi antara seseorang dengan dalam berbagai aspek, yaitu: (1). Reaksi
lingkungannya yang dinilai membahayakan psikologis, biasanya lebih dikaitkan pada
dirinya. Selye (dalam Santrock, 2006) stres aspek emosi, seperti mudah marah, sedih,
adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat ataupun mudah tersinggung; (2). Reaksi
berbagai tuntutan yang dialamatkan fisiologis, biasanya muncul dalam keluhan
padanya. fisik, seperti pusing, nyeri tengkuk, tekanan
Sarafino (2008) mengemukakan stres darah naik, nyeri lambung, gatal-gatal di
sebagai kondisi akibat dari interaksi kulit, ataupun rambut rontok; (3) Reaksi
individu dengan lingkungan yang menim- kognitif, biasanya tampak dalam gejala
bulkan ketidaksesuaian antara tuntutan- sulit berkonsentrasi, mudah lupa, ataupun
tuntutan yang bersumber pada sistem sulit mengambil keputusan; (4). Reaksi
biologis, psikologis, dan sosial individu. tingkah laku, tampak dari perilaku-perilaku
Sedangkan Taylor (1997 dalam menyimpang, misalnya menyakiti diri
Suryaningsih dkk., n.d) stres merupakan sendiri atau orang lain atau menghindar
suatu pengalaman emosional negatif yang dari temannya.
disertai dengan perubahan biokimia, Menurut Lahey (2003 dalam Septiani,
fisiologi, kognitif, dan perilaku yang dapat 2013) ada beberapa sumber utama stres:
diarahkan untuk mengurangi atau (1). Life event (perstiwa dalam hidup) yaitu
menyesuaikan diri terhadap peristiwa yang kejadian penting secara psikologis yang
memicu stres dengan cara mengubah terjadi pada kehidupan seseorang, seperti
kejadian ataupun mengakomodasikan efek perceraian, kelahiran, atau perubahan pada
dari stres tersebut. posisi/ jabatan. Umumnya penyebab stres
Ahli lain, Kendal dan Hammen (1998 itu dapat berupa tindak kriminal, kekerasan
dalam Safaria & Saputra, 2009) seksual, dan saksi kejahatan; kehilangan
menyatakan stres dapat terjadi pada anggota keluarga; bencana alam; teror;
individu ketika terdapat ketidakseimbangan masalah-masalah sehari-hari (daily hasles).
antara situasi yang menuntut dengan (2). Frustration (frustrasi), merupakan
perasaan individu atas kemampuannya keadaan yang muncul sebagai hasil tidak
untuk menghadapi tuntutan-tuntutan terpuaskannya suatu tujuan atau motif
tersebut. Situasi yang menuntut tersebut seseorang. (3). Conflict (konflik), merupa-
dipandang sebagai beban atau melebihi kan keadaan dimana terdapat dua atau lebih
kemampuan individu untuk mengatasinya. motif yang tidak terpuaskan karena motif-
Berdasarkan berbagai pengertian dari motif itu saling berkaitan satu sama lain.
para ahli dapat disimpulkan bahwa stres (4) Pressure (tekanan), merupakan suatu
merupakan suatu keadaan yang menekan keadaan yang menimbulkan konflik,
seseorang yang dirasakan melebihi dimana individu merasa terpaksa atau
kemampuan yang dimilikinya. Stres dapat dipaksa untuk tidak melakukan hal-hal
menghasilkan respon yang saling terkait yang diinginkannya. Tekanan yang kecil,
baik fisiologis, psikologis, maupun perilaku tetapi bila bertumpuk-tumpuk dapat
pada individu yang mengalaminya. menjadi stres yang hebat. Tekanan dapat
Menurut Helmi (2000 dalam Safaria & berasal dari luar diri maupun dari dalam
Saputra, 2009) ada empat macam reaksi diri sendiri.
120
Self Disclosure dan Tingkat Stres pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi (Mahardianisa, Witrin Gamayanti, Isop Syafei)
Para peneliti membedakan antara stres terlalu kuat, tapi bisa bertahan lama sampai
yang merugikan atau merusak yang disebut berhari-hari, berminggu-minggu, atau
sebagai distress dan stres yang berbulan-bulan. Stres ini apabila berulang-
menguntungkan atau membangun, yang ulang terjadi pada diri kita maka kesehatan
disebut sebagai eustress (Safaria & Saputra, tubuh dan produktivitas akan terpengaruh.
2009). Selye (1979 dalam Wulandari, Inti dari stres ini yaitu dapat menyebabkan
2012) membagi stres menjadi dua, yaitu kesakitan baik itu secara mental, spiritual,
eustress dan distress. dan lain sebagainya (Roshental, 2002
Stress. Stres yang menghasilkan respon dalam Septiani, 2013).
individu bersifat sehat, positif, dan Rice (dalam Septiani, 2013)
membangun. Respon positif tersebut tidak mengatakan bahwa penyebab stres atau
hanya dirasakan oleh individu tetapi juga yang sering disebut stressor dapat berasal
oleh lingkungan sekitar individu, seperti dari dalam diri individu (internal) dan dapat
dengan adanya pertumbuhan, fleksibilitas, pula berasal dari luar diri individu
kemampuan adaptasi, dan tingkat (eksternal).
performance yang tinggi. Eustress juga Stressor internal. Faktor-faktor yang
merupakan situasi atau kondisi apapun berasal dari dalam diri individu yang dapat
yang dapat memberikan inspirasi dan menjadi penyebab timbulnya stres.
memberikan motivasi untuk bertindak Penyebab stres yang berasal dari dalam diri
positif. Biasanya situasi yang termasuk individu, misalnya harga diri dan konsep
dalam situasi yang membangkitkan diri. Sesuatu yang menimbulkan stres
semangat individu untuk bertingkah laku tergantung bagaimana individu menilai dan
secara positif dan mengoptimalkan seluruh menginterpretasikan suatu kejadian secara
fungsi fisik dan psikisnya. Situasi ini kognitif. Penilaian secara kognitif adalah
dimasukkan ke dalam stres, karena istilah untuk menggambarkan interpretasi
menimbulkan reaksi fisik dan psikologis individu terhadap kejadian-kejadian dalam
yang sama, dengan peningkatan hormon hidup mereka sebagai sesuatu yang
dari kelenjar adrenalin dan adanya gejolak berbahaya, mengancam, dan keyakinan
emosi. Dapat dikatakan bahwa stres yang mereka dalam menghadapi kejadian
baik berasal dari situasi yang dapat tersebut secara efektif.
dikendalikan (Roshental, 2003 dalam Stressor eksternal. Faktor-faktor luar
Septiani 2013). yang dapat menyebabkan individu
Distress. Distress adalah stres yang mengalami stres. Selanjutnya, menurut
berlawanan dengan eustress, yaitu tidak Maramis (2008 dalam Larasaty, 2012)
sehat, negatif, dan merusak. Hal tersebut lingkungan merupakan salah satu sumber
termasuk konsekuensi individu dan juga stres pada individu. Sebagai contoh seorang
organisasi seperti tingkat ketidakhadiran mahasiswa dihadapkan pada beban tuntutan
yang tinggi, sulit berkonsentrasi, sulit dari lingkungan. Selain itu, mahasiswa
menerima hasil yang didapat. Stres buruk seringkali memiliki konflik permasalahan
ini banyak dibahas oleh para ahli karena dengan teman sebaya. Berbagai macam
dampaknya yang begitu besar terhadap permasalahan pada akhirnya dapat memicu
kehidupan individu. Distress atau stres timbulnya stres. Morgan (dalam Septiani,
negatif ini dapat dibagi menjadi dua macam 2013) mengemukakan bahwa perubahan
yaitu: Pertama, stres akut, muncul cukup dalam lingkungan, seperti kelahiran anak,
kuat, tapi menghilang dengan cepat. kematian pasangan, pernikahan yang tidak
Misalnya ketika mendapat tekanan atau bahagia, perceraian, hubungan inter-
ancaman dari orang lain, atau ketika personal dengan orang-orang yang ada di
terlambat ke tempat kuliah dan lain-lain. sekitar dapat menimbulkan stres.
Kedua, stres kronis kemunculannya tidak
121
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 115-130
122
Self Disclosure dan Tingkat Stres pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi (Mahardianisa, Witrin Gamayanti, Isop Syafei)
Tabel 4
Kategori Skor Variabel Tingkat Stres
Kategori Skor Jumlah Persentase
Tinggi 60.85 = X 6 12.24 %
123
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 115-130
124
Self Disclosure dan Tingkat Stres pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi (Mahardianisa, Witrin Gamayanti, Isop Syafei)
125
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 115-130
126
Self Disclosure dan Tingkat Stres pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi (Mahardianisa, Witrin Gamayanti, Isop Syafei)
akademik. Wade dkk. (n.d) (dalam Nurdin, sebagian besar subjek yang diteliti
2006) berpendapat bahwa mahasiswa yang memiliki tingkat self disclosure pada
mampu menilai situasi, mengubah pikiran kategori sedang dan tingkat stres pada
yang negatif dan mengontrol emosinya subjek sebagian besar berada pada kategori
akan memiliki koping yang positif terhadap sedang.
masalahnya. Koping yang efektif membuat Hasil analisis regresi menunjukan
seseorang bisa adaptif dan meningkatkan bahwa bahwa tidak terdapat pengaruh
kemampuan untuk bertahan dalam antara self disclosure terhadap tingkat stres.
menghadapi kemungkinan stres Berdasarkan hasil perhitungan, pengaruh
selanjutnya. Regulasi emosi memainkan aspek-aspek self disclosure terhadap tingkat
peran penting yang menumbuhkan stres menunjukan bahwa
kesadaran dalam memahami aspek amount (jumlah) atau seberapa sering
danmerespon stres dengan melakukan self disclosure menunjukan
tepat. Berdasarkan penelitian tersebut bisa angka yang paling mendekati signifikan
disimpulkan orang yang memiliki regulasi dibandingkan aspek lainnya. Berarti
emosi yang baik akan mudah untuk kemungkinan subjek hanya membutuhkan
menganggap biasa sumber-sumber stres di untuk sering berbagi permasalahan yang
sekitarnya, tidak mudah untuk menganggap dialaminya dan membutuhkan banyak
situasi sulit sebagai situasi yang menekan. teman untuk bercerita ketika mengalami
Ketiga, faktor lain yang membuat situasi stres tanpa mempertimbangkan
penelitian ini tidak memiliki hubungan kedalaman, tujuan dan maksud maupun
yang signifikan adalah subjek pada nilai dari self disclosure.
penelitian ini termasuk usia dewasa awal, Faktor lain yang menyebabkan
berdasarkan perkembangan emosi pada usia hipotesis dalam penelitian ini ditolak yaitu
dewasa sudah lebih matang dibandingkan banyaknya aspek lain yang berpengaruh
perkembangan emosi pada remaja, terhadap menurunnya tingkat stres seperti
kemungkinan subjek pada penelitian ini regulasi emosi, self efficacy, dan self
lebih mature dalam menghadapi situasi esteem dan kemungkinan jumlah subjek
stres sehingga curhat atau berbagi yang tidak representatif.
permasalahan kepada orang lain bukan
merupakan suatu kebutuhan utama lagi, Saran
mereka sudah memiliki kemampuan lain Bagi subjek penelitian. Saran untuk
yang bisa menurunkan tingkat stress karena mahasiswa yaitu harus memiliki
masalah penyelesaikan skripsi. Beberapa keterampilan dalam berkomunikasi dan
peneliti amati meskipun stress tapi ia manfaatkan keterbukaan diri (self
menyadari kalau itu adalah tugas yang disclosure ) dengan baik dalam kehidupan
harus ia selesaikan sampai tuntas. sehari-hari agar mendapat wawasan dan
Hal yang perlu diperhatikan lainnya informasi yang lebih luas mengenai diri
adalah jumlah sample yang terbatas sendiri atau lingkungan sekitar yang bisa
sehingga kurang mewakili permasalahan dimanfaatkan untuk meurunkan stress.
yang umumnya berkembang dilevel usia Bagi instansi. Saran untuk instansi
yang sama. Artinya hasil penelitian ini (Fakultas), diperlukan adanya sebuah
tidak bisa digeneralisir untuk semua level pelatihan menulis karya ilmiah atau skripsi,
usia yang sama. agar mahasiswa lebih mudah dalam
menyelesaikan tugas akhirnya.
Simpulan dan Saran Bagi penelitian selanjutnya. Lebih
mematangkan konsep dan teori yang
Simpulan
dipakai dalam penelitian. Peneliti dalam
Dari hasil penelitian yang dilakukan
penelitian ini hanya bisa mengadaptasi alat
oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa
127
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 115-130
ukur yang sudah ada. Agar lebih dapat resourfullness in baccalaureate nursing
menggali setiap aspeknya, hendaknya students (Disertasi). University of
dikembangkan kembali. Untuk penelitian Carolina.
selanjutnya disarankan untuk dapat Gunawati, R. (2006). Hubungan antara
menambah variabel lain yang memiliki efektivitas komunikasi mahasiswa
pengaruh lebih besar terhadap tingkat stres. dengan dosen pembimbing utama
Menambah subjek tidak hanya satu skripsi. Jurnal Psikologi Universitas
angkatan bahkan bisa dari fakultas lain Diponegoro, 3(2).
yang dianggap memiliki beban kuliah yang Juniartha, G. N. Hubungan antara harga diri
sama. dengan tingkat stres napi wanita di
Lapas Kelas II Denpasar. Jurnal.
Daftar Pustaka Universitas Udayana.
Rini, Kartika, & Qurroyzhin. (2007).
Ables, J. L. (2013). Status, likes, and Hubungan antara keterbukaan diri
pokes: Self disclosure and motivation dengan kebahagiaan pernikahan pada
for using Facebook (Thesis). pria dewasa awal (Skripsi). Gunadarma
University of Baylor. University.
Abdulghani, H. M. (2008). Stress and Larasaty, R. (2012). Hubungan tingkat stres
depression among medical students: A dengan sleep paralysis pada mahasiswa
cross sectional study at a medical FIK UI angkatan 2008 (Skripsi).
college in Saudi Arabia. Pakistan Fakultas Keperawatan, Universitas
Journal Medical Science, 24(1). Indonesia.
Rahman, A. A. (2013). Psikologi sosial. Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984).
Jakarta: Rajagrafindo Persada. Stress, appraisal, and coping. New
Asandi, Q. R. (2010). Self disclosure pada York: Springer Publishing Company.
remaja pengguna Facebook (Skripsi). Nurdin, Z. (2016). Hubungan regulasi
UIN Sunan Ampel, Surabaya. emosi dengan tingkat stres pada
Devito, J. A. (2011). Komunikasi antar mahasiswa tingkat akhir pendidikan
manusia (ed. 5). Tangerang Selatan: dokter fakultas kedokteran Universitas
Karisma Publishing Group. Syiah Kuala Banda Aceh (Skripsi).
Fadillah, A. E. R. (2013). Stres dan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
motivasi belajar pada mahasiswa Pamuncak, D. (2011). Pengaruh tipe
psikologi Universitas Mulawarman kepribadian terhadap self disclosure
yang sedang menyusun skripsi. pengguna Facebook (Skripsi). UIN
Ejournal Psikologi Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Mulawarman, 1(3). Parker, G. R., & Parrot, R. (1995). Patterns
Farihah, F. (2014). Pengaruh self efficacy of self disclosure across social support
terhadap stres mahasiswa angkatan networks: Elderly, middle-aged, and
2010 yang menyusun skripsi fakultas young adults. The International
psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Journal of Aging and Human
Malang (Skripsi). UIN Maulana Malik Development, 41, 281-297.
Ibrahim, Malang. Rime, B. (2016). Self disclosure. Dalam H.
Gainau, M. B. (2009). Keterbukaan diri S. Friedman (Ed.), Encyclopedia of
(self disclosure) siswa dalam perspektif Mental Health (ed. 2, vol. 4) (pp. 66-
budaya dan implikasinya bagi 74). Waltham, MA: Academic Press.
konseling. Jurnal Penelitian Ilmiah Rini, K., & Qurroyzhin. (2007). Hubungan
Widya Warta, 3(1). antara keterbukaan diri dengan
Goff, A. M. (2009). Stressors, academic, kebahagiaan pernikahan pada pria
performance, and learned,
128
Self Disclosure dan Tingkat Stres pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi (Mahardianisa, Witrin Gamayanti, Isop Syafei)
129
Psympathic, Jurnal Ilmiah Psikologi Juni 2018, Vol. 5, No. 1, Hal: 115-130
130