PENEMUAN REVOLUSIONER LOGAM HIDROGEN YANG TELAH DIPREDIKSI

ILMUWAN 80 TAHUN YANG LALU

Oleh : Safira Salsabilla

Jurusan Kimia ; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengathuan Alam

Universitas Negeri Surabaya

Safirasafs16@gmail.com

Abstrak

Hidrogen logam adalah salah satu bahan yang paling langka di bumi namun membentuk
lebih dari 80 persen planet seperti Jupiter. Wigner dan Huntington pertama meramalkan
bahwa tekanan orde 25 GPa diperlukan untuk transisi hidrogen molekul padat ke fase
logam atom. Kemudian diprediksi bahwa logam hidrogen mungkin merupakan bahan
metastabil sehingga tetap logam saat tekanan dilepaskan. Tekanan eksperimental yang
dicapai pada hidrogen telah lebih dari urutan besarnya lebih tinggi dari tekanan transisi
yang diprediksi dan masih merupakan isolator.
Kata Kunci: Hidrogen, logam

Abstract

Metal hydrogen is one of the rarest ingedients on earth ut forms more than 80
percent of planets like Jupter.Wigner and Huntington first predicted that pressures
of order 25 GPa were required for the transition of solid molecular hydrogen to the
atomic metallic phase. Later it was predicted that metallic hydrogen might be a
metastable material so that it remains metallic when pressure is released.
Experimental pressures achieved on hydrogen have been more than an order of
magnitude higher than the predicted transition pressure and yet it remains an
insulator.
Key Word : Hydrogen, Metallic

molekul yang tepatdan bagaimana ia

PENDAHULUAN
Padat, cair, gas merupakan wujud zat yang
telah lama ini kita ketahui. Bahan – bahan
mengelilingi kita di dunia normal kita sehari-
hari dibagi menjadi tiga kubu yang
rapi.panaskan kubus padat airalias es dan
ketika mencapai suhu tertentu, iamengubah
fase menjadi cairan.terus panaskan
canking, dan akhirnya, anda akan memiliki
gas: uap air.
Setiap element dan molekul memiliki “
digram fase”, peta yang ditemui jika kita
menerapkan suhu dan tekanan tertentu.
Diagram ini unik untuk setiap elemen
karena tergantung pada susunan atom /
berinteraksi dengan dirinya sendiri dalam
berbagai kondisi, jadi terserah bagaimana
untuk menggali diagram nimelalui
eksperimen yang sulit dan teori yang
cermat. Ketika berbicaratentng hidroge, kita
biasanya tidak mejumpai sama
sekali,kecuali ketika menggunkan oksigen
untuk membuat air yang lebih akrab.
Bahkan ketika kita mendapatkannya
dengan kesepian, rasa malu mencegahnya
berinteraksi dengan kita sendiri – itu
berpasangan sebagai molekul
diatomik,hampir selalu sebagai gas.
 Tabel periodik dapat secara luas
dibagi menjai dua kategori yaitu logam
dan non-logam. Di antara banyak sifatnya,
logam berkilau (mengkilap), konduktor
yang baik, dan biasanya pada suhu kamar,
sedangkan non-logam memiliki
penampilan yang kusam dan konduktor
yang buruk.
Seperti yang sebagian besar kita
pelajari di sekolah menengah, hidrogen
adalah elemen pertama tabel periodik dan
merupakan unsur non-logam. Namun
pada tahun 1935, para peneliti
meramalkan bahwa dalam kondisi tertentu
unsur yang umum dan sering dipelajari ini
dapat mengikat atom – atomnya begitu
erat,materialnya tidak hanya mengambil
sifat logam,tetapi sebenarnya bisa menjadi
logam.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana proses eksperimental hidrogen
berubah menjadi logam hidrogen ?
EKSPERIMEN LOGAM HIDROGEN
Tekanan asli yang diprediksi
sebesar 25 GPa untuk metalisasi hidrogen
dibuat pada awal pengembangan
mekanika kuantum untuk sistem banyak
partikel. Secara eksperimental, tekanan ini
telah dilampaui lebih dari satu urutan
besarnya dan hidrogen tetap berada
dalam fase molekuler non-logam.
Penelitian telah dilakukan pada hidrogen
dan isotop deuterium, serta hidrogen
deuterida. Ada dua metode untuk
menghasilkan tekanan tinggi, statis dan
dinamis. Hampir semua penelitian modern
tentang hidrogen padat pada tekanan
tinggi statis telah dilakukan dalam sel-sel
landasan berlian (DAC). Eksperimen
gelombang kejut mencapai tekanan tinggi
untuk periode waktu yang sangat singkat,
tetapi suhunya ribuan derajat K dan
sampel hidrogen berada dalam fase cair.
Dalam percobaan gelombang kejut yang
dinamis, Weir, Mitchell, dan Nellis
mengamati hidrogen cair untuk memasuki
kondisi konduktif, diyakini bersifat logam
pada tekanan 140 GPa dan suhu 2000
hingga 3000 K.
Eksperimen DAC pertama yang
sangat tinggi adalah dilakukan pada suhu
rendah dan dua fase baru ditemukan. Jika
kita fokus pada para-hidrogen (atau orto-
deuterium) maka pada tekanan yang lebih
rendah dan turun ke T = 0 K, padatan
berada dalam fase heksagonal paket
padat (hcp) dan molekul-molekulnya
berada dalam keadaan mekanika kuantum
bola simetris bulat. Pada tekanan tinggi
(110 GPa untuk hidrogen; 28 GPa untuk
deuterium) transisi fase ke apa yang
disebut fase simetri rusak, atau BSP,
terjadi di mana keadaan molekul partikel-
tunggal tidak lagi simetris berbentuk bola
dan molekul-molekul mengurutkan secraa
orisinal. Sumbu simetri sepanjang arah
Kristal. Pada tekanan yang masih lebih
tinggi dari ~ 150 GPa transisi lain terjadi
ke fase-A. Fase ini juga merupakan fase
yang tidak berurutan yang berorientasi
secara nasional. Diagram fase dari Cui et
al untuk orto-deuterium ditunjukkan pada
gambar. 1. Tiga fase yang dibahas
kadang-kadang disebut sebagai I, II, dan
III.
Tekanan tertinggi pada hidrogen,
dalam kisaran 300 hingga 400 GPa, telah
diperoleh oleh dua kelompok. Narayana et
al mencapai tekanan di wilayah 340 GPa
yang menyatakan bahwa hidrogen tetap
transparan. Loubeyre, Occelli, dan
LeToullec menemukan hidrogen menjadi
gelap pada 320 GPa saat celah pita
ditutup melalui yang terlihat. Kedua
kelompok menemukan bahwa hidrogen
masih dalam fase molekuler. Ekstrapolasi
data dari Loubeyre, Occelli, dan LeToullec
menunjukkan bahwa tekanan transisi di
atas 4,5 Mbar. Beberapa inkonsistensi,
sebagai akibat dari kedua kelompok
menggunakan skala tekanan yang
berbeda, telah dijelaskan oleh Silvera.
Sejak karya Wigner dan Huntington telah
ada banyak perhitungan tekanan kritis
untuk transisi disosiatif dari molekul ke
atom atom logam hidrogen; banyak dari
hasil ini telah ditinjau (Silvera).
Perhitungan ini menggunakan
berbagai teknik seperti teori fungsional
kerapatan, kuantum Monte Carlo, dll.
Meskipun perhitungan kimia kuantum
telah dikembangkan hingga tingkat
kecanggihan yang tinggi, dan secara
umum, ada korelasi erat antara teori dan
eksperimen, ini tidak terjadi. untuk
hidrogen. Perhitungan transisI fase yang
mencari struktur dengan energi kisi
terendah mengalami kesulitan menangani
kontribusi energi titik-nol terhadap energi
total dan energi titik-nol sangat penting
dalam hidrogen. Akibatnya, tekanan
transisi kritis yang diprediksi memiliki
variasi yang sangat besar, dari serendah
0,25 Mbar hingga lebih dari 20 Mbar,
sementara prediksi terbaru berada dalam
kisaran 400 hingga 600 GPa.
Dalam beberapa tahun terakhir
jalur baru di sepanjang garis leleh telah
diselidiki. Scandolo meramalkan bahwa
pada tekanan tinggi hidrogen akan
memiliki kemiringan negatif pada garis
lelehnya. Ini diikuti oleh studi dinamika
molekul dua fase yang terperinci oleh
Bonev et al yang menunjukkan bahwa
hidrogen memang harus memiliki puncak
dalam garis lelehnya. Mereka
mengekstrapolasikan kurva mereka
dengan kemiringan negatif ke tekanan
yang sangat tinggi dan nol Kelvin, yang
menunjukkan bahwa hidrogen dapat
meleleh dari fase molekuler ke dalam fase
logam, sehingga pada kisaran 400 hingga
600 GPa, hidrogen akan menjadi cairan
atom pada T = 0 K , Attacalite dan Sorello
telah menghitung titik pada tekanan tinggi
dan suhu yang lebih rendah yang sesuai
dengan ekstrapolasi. Babaev, Sudbo, dan
Ashcroft mempertimbangkan
kemungkinan dua komponen
superkonduktivitas dengan elektron
keliling dan proton.
Di sisi eksperimental, pengukuran
garis leleh oleh Datchi et al dan
Gregoryanz et al menemukan
kelengkungan di garis, yang menunjukkan
bahwa puncak mungkin ada. Tantangan
eksperimental mencegah mereka dari
memperpanjang garis lebur ke tekanan
dan suhu yang lebih tinggi untuk
menyelidiki kemungkinan ini. Baru-baru ini
Deemyad dan Silvera menggunakan
pemanasan laser berdenyut dan
menemukan puncak tajam di garis leleh
pada 64,7 GPa dan 1050 K, Eremets and
Trojans baru-baru ini memperpanjang
garis leleh ke tekanan yang lebih tinggi
dan mengkonfirmasi keberadaan puncak.
Upaya untuk mempelajari hidrogen dan
isotopnya pada tekanan yang masih lebih
tinggi, yang ditujukan untuk transisi ke
proses metalisasi, terus berlanjut.
Figure 1. Diagram Phasa
DAFTAR PUSTAKA
Wigner E, Huntington HB. On the
Possibility of a Metallic Modification of
Hydrogen. J Chem Phys. 1935;3:764-70.
Ashcroft NW. Metallic Hydrogen: A High
Temperature Superconductor? Phys Rev
Lett. 1968;21(26):1748-9.
Ramaker DE, Kumar L, Harris FE. Exact-
Exchange Crystal Hartree-Fock
Calculations of Molecular and Metallic
Hydrogen and Their Transitions. Phys Rev
Lett. 1975;34(13):812-4.
Cudazzo P, Profeta G, Sanna A, Floris A,
Continenza A, Massidda S, et al. Ab Initio
Description of High-Temperature
Superconductivity in Dense Molecular
Hydrogen. Phys Rev Lett.
2008;100:257001.