Disusun oleh
M. FAUZIN AL HABIB
(L1A017068)
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2018
A. TOKOH DEMOSTRAN SEKALIGUS MAPALA
Dunia pergerakan mahasiswa melahirkan sejumlah tokoh yang karismanya tetap
lekang dalam ingatan dari zaman ke zaman. Gerakan masiswa tahun 1966 yang berperan
menurunkan presiden soekarno misalnya, melahirkan Soe Hok Gie tokoh demostran yang mati
muda yang buah fikirannya menjadi pilihan banyak kaum muda. Lebih dari seorang demostran
Soe Hok Gie dikenang bukan saja karena aktifitas politiknya namun juga idealism
kemanusiaanya yang tidak terbelenggu oleh identitas sosialnya “yang paling berharga dan
hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dan dapat merasakan
kedukaan” itulah salah satu tulisan GIE yang mengisyaratkan tentang kepekaan sosialnya.
Nama Soe Hok Gie dikenang dalam sejarah pergerakan mahasiswa Indonesia sebagi salah satu
tokoh demostran pada aksi-aksi mengkritik pemerintahan presiden soekarno pada tahun 1966.
Fikiran-fikiran GIE yang tertuang dalam tulisan-tulisannya yang tersebar di dunia massa dari
tahun 1965 sampai 1966 ikut mempengaruhi wacana kritis di kalangan mahasiswa dan
kelompok-kelompok aktivis lainnya, kritik keras terhadap pemerintahan soekarno yang
dianggap memperdulikan penderitaan rakyat ikut menjadi api pembakar daya kritis mahasiswa
kala itu
Setelah pecah peristiwa 30 september 1965 Soe Hok Gie banyak mengambil andil
dalam banyak tokoh mahasiswa yang memimpin demostrasi menyarakan tuntututan rakyat
yaitu TRITURA, dalam aksi demostrasi GIE tidak hanya dikenal sebagai orator yang
bersemangat tapi juga demostran yang militan, dia dikisahkan pernah menghadang laju tank
yang hendak mengusir opara demostran. Dia tidak menonjol tapi nyentrik, meski aktik dlam
demostrasi mengkritik pemerintah soekarno Soe Hok Gie tidak melakukannya dengan tujian
pragmatis, tatkala pemerintahan soekarno tumbang dan digantikan oleh pemerintahan orde
baru GIE memilih menjauh dari pusat kekuasaan ia juga tak segan mengkritik teman-temannya
sesame mantan aktivis 66 yang menjadi anggota parlamen tapi hanya bias diam ketika terjadi
penyelewengan kekuasaan yang dilakukan pemerintahan baru. “menurut saya yang pertama
dalam tubuh TNI, ada banyak kelompok kepentingan kami memiliki banyak sekali petugas
korup yang mencari uang, dan mereka hidup ditengah kondisi masyarakat yang buruk, jadi
mereka berbicara di tempat umum tentang keadilan dan aturan hukum dalam kenyataannya
mereka tidak ingin”
Dismaping dia sebagai orator dia adalah paling hobi jalan-jalan terutama jalan jalan
ke gunung dan muncak atas hobinya tersebut atau atas kecintaan naik gunung tersebut ia ikut
mendirikan kelpmpok mahasiswa pecinta alam atau MAPALA di uiversitas Indonesia Bersama
mapala IU inilah GIE kerap mendaki sebuah gunung yang ada di pulau jawa. Dibalik
kecintaannya terhadap naik gunung dia bias belajar tentangh kehidupan pedesaaan bagaimana
masyarakat desa hidup dan lain sebagainnyan. Kecintaan Soe Hok Gie terhadap alam bebas
teryata juga mengantarkan pemuda pembera ni ini pada akhir pengembaraanya pada 16
Desember 1969 saat mendaki Gurung semeru GIE dan seorang kawannya Idam Lubis tak
sengajka terperangkap dan menghirup gas beracun di Kawasan mahameru Sok Hok Gie pun
meninggal dalam usia muda 27 tahun. Walau menginggal di usia muda tidak membuat hidunya
seketika berakhir, berpuluh tahu tetap dikenang oleh banyak orang, mengenang kemurnian
hati dan kegelisahannya, mengenang idalisme dan keberaniannya. “hidup adalah keberanian,
menghadapi yang tanda tanya,tanpa kita mengerti tanpa bias menawar. Terimalah dan
hadapilah.”
B. TOKOH YANG BERDIRI DI ATAS IDENTITAS IDEOLOGINYA ATAU
PEMIKIRANNYA
Pemuda bernama lengkap Soe Hok Gie ini adalah seorang yang berpendirian kuat,
pendiam suka mengasingkan diri dan curhat dengan bukunya ketika melihat ketidak adilan tapi
kritis, tidak mudah terpengaruh oleh siapapun,bahkan di bias mempenagruhi sahabat-sahabat
dekatnya untuk perccaya dan mengikuti GIE.Dia adalah seorang pemuda yang bercita-cita akan
merubah negeri yang semakin kacau ini, negeri yang di dalamnya terdapat ketidakadilan
perbedaan antara penguasa dan yang di kuasa, yang jelata makin jelata karena lapangan
pekerjaan tidak mendukung kemiskinan merambah dimana-mana, menjadi Negara yang betul-
betul dapat mewujudkan keadilan bagu selurauh rakayt, persatuan dengan segala perbedaan,
keamanan dari segala ancaman terutama ancaman ideologi politik saaat itu, dan kesejahteraan
bagi rakyatnya agar tidak ada lagi yang mengais makanan di tong sampah lagi. Dia dikenal
sebagai pemuda yang kritis dalam melihat ketidakadilan di negeri ini terbukti dengan bayak
kicaunnya di media cetak, terutama pada masa pemerintahan Soekarno.
GIE mewarisi bakat menulis dari ayahknya yang merupakan seorang wartawan dan
penululis roman bakat ini membuat GIE gemar membaca dan mengasah kepekaannya sejak
remaja. Gie dibesarkan di kawasan kebon jeruk, Jakarta. Di masa kecilnya, ketika dia masih
duduk di bangku sekolah, dia dikenal sebagai anak yang kritis dalam memprotes dan
menentang pendapat orang-orang di sekitarnya yang yang berbeda dengan pendapatnya,
bahkan dengan gurunya sendiri. Berani menyuarakan kebenaran walaupun di depan seorang
guru sekalipun, terlihat ketika mengkritik gurunya ketika menjelaskan tentang pengarang
sebuah buku yang membuat gurunya kesal dan diberi nilai yang tak sepantasnya sehingga GIE
protes kepada kepala sekolahnya. GIE pernah menulis kemarahannya di buku terhadap guru
biologi di kels dua di sekolahannya SMP strata Jakarta yang menhgurangi nilainnya dari
delapan menjadi lima
Dia di kenal sebagai orang yang keras kepala terbukti ketika GIE dipanggil oleh
ibunya tapi pura pura tidak mendengan karena merenung, berpendirian teguh, dan mempunyai
alasan atas segala gugatan dan aspirasinya. Dibalik sifatnya yang krtis dan pluralis, dia adalah
seorang yang hobi menonton film, mendaki gunung, membaca, dan menulis artikel, yang
tulisannya sering dimuat di berbagai surat kabar dan sering kali membuat siapa yang
membacanya terpengaruh akan ide dan gagasannya.
Sok Hok Gie adalah sosok yang penyendiri, dia dalah seorang pemikir, dia seorang
perenung, dan hidup yang dijalaninya itu sangat independent dengan kesendirinnya itu. Ketika
teman-temanya itu berebut kedudukan di anggota parlamen dia menggagas mengirimi teman-
temannya itu dengan celana dakam, gincu, bedak dan pakaia dalam wanita dengan bertuliskan
bersoleklah secantik mugkin supaya anda menjadi badut di dalam parlamen Soe Hok Gie
mengkritik kebungkaman teman-temannya terhadap aksi-aksi pembunuhan masal atas orang
orang yang dianggap sebagai anggota dan simpatisan PKI. Berbeda dengan banyak tokoh
masasiswa dan pemikir lainnya di kala itu,GIE aktif mengkritik pembunuhan masal terhadap
orang-orang yang dicurigai anggota dan simpatisan PKI
Kritik Soe Hok Gie terhadap pembunuhan masal dan anggota PKI serta kecamannya
terhadap teman-temannya yang masuk dalam lingkar kekuasaan membautnya dijauhi sejumlah
temannya, meski terasing, memilih bertahan dengan sikap dan idealismenya . “saya
memutuskan bahwa saya akan bertahan dengan prinsip-prinsip saya. Lebih baik diasingkan
daripada menyerah terhadap kemunafikan”
Ketika [emerintahan Soekarno tumbang tidak membuatnya juga berhenti
menyuarakan kebenaran, GIE tetap mengkritik awal-awal pemerintahan Soehato dia tetap
menunjukan sikap kritisnya itu yang membuktikan dia bukanlah berdiri di salah satu
kepentingan namun berdiri diatas kegelisahan melihat ketidak adilan dialah penyambung lidah
yang sebenar-benarnya bagi rakyat.
“sejarah dunia adalah sejarah pemerasan apakah tanpa ada pemerasan tidak ada,
apakah tanpa kesedihan dan tanpa penghianatan sejarah tidak akan lahir, seolah-olah ketika
kita membagi sejarah maka yang kita jumpai hanyalkah penghianatan, seolah olah di setiap
ruang waktu kita hidup diatasnya ia betapa tragisnya, hidup adalah penderitaan dan manusia
tidak bias bebas dapriapdanya “.
C. HIDUP DI TENGAH PERGOLAKAN POLITIK ALIRAN
Didup di tengah politik aliran yang sedang bergejolak yang begitu kontras akan
pemisahan pemisahan berdasaran aliran ideologi yang ada, GIE tetap berada di barisan tengah
tidak memihak kepada siapapun GIE tetap pada idealismenya. Pada tahun 1966 ada surat
kaleng yang menyerang identitas dia, Ibunya yang mengingatkan dia untuk mengakhiri seluruh
kegiatan itu lebih baik konsen kuliah daripada mengundang musuh tapi Soe Hok Gie
mengatakan kepada ibunya ibu tidak tau apa yang saya hadapi, saya lebih tahu apa yang saya
hadapai dan dia tidak mempersoalkan dia juga sering di ingatkan oleh sahabatnya hati hati
karana kamu sudak masuk dalam bidikan karena sering di buntuti oleh orang yang ingin
mencelakakanmu tapi lagi lagi dia menepis hal itu dengan menagatakan kita dalah orang yang
memperjuangkan kebenaran dan keadilan . Dibalik kevokalnya pasti ada yang suka dan tidak
suka, oraang yang tidak suka kepada di pasti memanggilnya cina kecil.
Sebagai masyarakat keturunan tionghoa yang selalu menganggap dirinya beridentitas
Indonesia Sok Hoe Gie menganggap tidak perlu mengganti nama tionghoanya tidak seperti
kakaknya yang mengganti Namanya, Soe Hok Gie tidak menganggap pergantian Namanya
tersebut sebagai hal yang penting. GIE tidak mengingkari keturunan tionghoa GIE sebagai
orang Indonesia behak menyampaiakan pendapat tanpa harus ada kekangan.
Indnesia pada akhir tahuin 1950 dan awal 1960 adalah sebuah negara yang terjebak
diantara perang dingin. Apakah Indonesia dibawah pimpinan presiden seumur hidup sekarno
akan mengikuti ideologi komunis, adalah pertanyaan bagi semua orang. Soe Hok Gie adalah
seorang pemuda Indonesia keturunan CINA yang tumbuh dalam pergolakan ini.