Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Perancangan Alat Bantu


(Alat Ukur)

Dosen Pengampu : Rizky Fajar Ramdhani, S.S.T, M.T

Disusun Oleh :
Diki Erdin Hardiana
171151055

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WASTUKANCANA


PURWAKARTA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul ”Alat Pengukuran” ini sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta ilmu pengetahuaan
yang penulis miliki.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bemanfaat khususnya bagi
penulis, umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Purwakarta, 10 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I ................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ............................................................................................... 2
2.1 Macam- Macam Alat Ukur Mekanik ......................................................... 3
2.2 Besaran dan Satuan ................................................................................ 5
2.3 Kesalahan Umum dan Ketidakpastian dalam Pengukuran Besaran Fisika 7
➢ Kesalahan Umum .................................................................................. 7
➢ Kesalahan Sistematik ............................................................................. 7
➢ Kesalahan Acak ..................................................................................... 8
BAB III ........................................................................................................... 11
PENUTUP ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berdasarkan pada pengukuran. Kebenaran
tertinggi dalam fisika adalah hasil pengamaaatan (eksperimen). Hal ini menunjukkan betapa
pengamatan dalam fisika itu sangat penting. Itulah sebabnya pengetahuan tentang cara
pengukuran merupakan kebutuhan yang penting.
Kita harus mempelajari cara pengukuran besaran fisika dan bagaimana menggunakan
alat ukur dengan benar. Kesalahan dalam penggunaan alat ukur mengakibatkan data yang
diperoleh tidak dapat dipertanggung jawabkan karena mengandung kesalahan. Hal yang
lebih fatal lagi adalah kesalahan penggunaan alat ukur dapat merusak alat ukur iu sendiri,
bahkan dapat mencelakakan penggunanya.

1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu:

1. Apa saja macam-macam alat ukur mekanik?


2. Apa besaran dan satuan alat ukur ?
3. Apa saja Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran ?

1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui macam-macam alat ukur mekanik
2. Untuk mengetahui besaran dan satuan dalam alat ukur
3. Untuk mengetahui kesalahan yang terjadi dalam pengukuran

1
BAB II

PEMBAHASAN

Mengukur adalah membandingkan benda diukur dengan alat ukur yang digunakan.
Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu bilangan sebagai hasil
membandingkannya dengan suatu besaran baku yang diterima sebagai satuan.
Alat-alat tersebut dipakai untuk mengukur sesuatu yang disebut dengan besaran. Jadi
besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Dari besaran-besran
tersebut, kita dapat membedakan antara besaran yang dapat diukur dengan alat dan besaran
yang tidak dapat diukur secara langsung dengan alat. Suatu besaran pada umumnya memiliki
satuan. Satuan adalah ukuran dari suatu besaran misalnya besaran panjang dapat mempunyai
satuan satu depa, hasta, jengkal, kaki, dan sebagainya. Besaran waktu dapat mempunyai satuan
satu detik, menit, jam, hari, dan sebagainya. Besaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
yakni besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besarn yang satuannya telah
ditetapkan terlebih dahulu. Sedangkan besaran turunan adalah besaran yang satuannya
ditetapkan berdasarkan satuan-satuan besaran pokok.
➢ Parameter adalah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
➢ Statistik adalah angka yang diperoleh dari contoh untuk perkiraan mengenai parameter
populasi
➢ Statistika adalah ilmu atau kaidah yang digunakan untuk mnghitung perkiraan
parameter dalam populasi berdasarkan statistik.
➢ Pikometer adalah seperseribu nanometer, sepersejuta mikrometer (disebut juga
mikron), sebelumnya disebut mikromikron, stigma, ataupun bikron
➢ Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara
membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan
bahwa hasil pengukuran yang dilakukan akurat dan konsisten dengan instrumen
lainnya. Kalibrasi yang dilakukan setiap hari biasanya mudah dan gampang dilakukan
oleh konsumen sendiri. Sedangkan kalibrasi tahunan memerlukan konsumen untuk
mengirimkan instrumennya ke dealer Konica Minolta yang sudah disertifikasi untuk
melakukan servis

2
2.1 Macam- Macam Alat Ukur Mekanik
1. Penggaris atau Mistar
Penggaris adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus

2. Micrometer sekrup

micrometer sekrup ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda, diameter,
dll. Misalnya mengukur ketebalan kertas dan mengukur diameter kawat.

Cara Penggunaanya:
➢ Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka
➢ Buka rahan dengan cara memutar kekiri pada skala putar hingga benda dapat masuk
kerahang.
➢ Letakkan benda yang diukur pada rahang, dan putar kembali sampai tepat.
3. Ampere Meter
Amperemeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Pada
umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik yang biasanya terletak pada alat multitester
listrik yaitu gabungan amperemeter, voltmeter dan ohm meter

4. Voltmeter
Voltmeter alat yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat
multiplier akan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.

3
5. Ohmmeter
Ohmmeter ialah alat yag digunakan untuk mengukur hambata listrik yang merupakan suatu
daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan
galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi kesatuan ohm.

6. Jangka sorong
Jangka sorong ialah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda
dengan ketelitian hingga 0,1mm.

Gambar 2. Jangka sorong digital Gambar 3. Jangka sorong manual

kegunaan jangka sorong adalah:


➢ untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit,
➢ untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya beruapa lubang( pada pipa,
maupun yang lainnya) dengan cara di ulur,
➢ untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara menancapkan
atau menusukkan di bagian pengukur.

7. Stopwatch
stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam
kegiatan, misalnya: berapa lama waktu yang ditemuh si pelari dalam jarak 100 M.

4
Cara penggunaanya: tombol start, stop dan reset yang dipergunakan untuk memulai,
menghentikan dan mengulang pengukuran waktu. skala yang digunakan:
1. dalam detik, skala ini disusun melingkar di bagian pinggir dengan jarak antar skala 0,2
detik.Jarum panjang ialah yang berfungsi untuk pengukuran dalam detik.
2. Dalam menit, skala ini disusun melingkar dengan jarak antar skala 1 menit. Jarum
pendek berfungsiuntuk penunjuk waktu dalam menit.

2.2 Besaran dan Satuan

Besaran dalam fisika diartikan sebagai sesuatu yang dapat dipertimbangkan, juga memiliki
nilai besaran (besar) dan satuan. Sementara, satuan yang digunakan sebagai pembanding dalam
pengukuran. Satuan Internasional (SI) adalah unit hasil konferensi para ilmuwan di Paris, yang
membahas tentang berat dan ukuran. Nah Squad, berdasarkan satuannya, besaran terdiri dari
besaran pokok dan besaran turunan .

Pokok Besaran merupakan besaran yang menjadi dasar untuk menghitung besaran yang
lain . Satuan besaran yang disebut satuan dasar dan telah ditentukan sebelumnya berdasarkan
perjanjian para ilmuwan. Besaran pokok bebas, berarti tidak bergantung pada besaran pokok
yang lain. Berikut, disajikan besaran pokok yang disetujui oleh para ilmuwan.

b. Besaran Turunan

Merupakan turunan dari besaran pokok. Satuan besaran disebut satuan turunan dan diperoleh
dengan besaran beberapa satuan besaran. contoh besaran yang ditanyakan.

5
2. Dimensi

Bagaimana besaran tersebut tersusun atas besaran-besaran pokoknya dinamakan dimensi. Pada
sistem Satuan Internasional (SI), ada tujuh besaran pokok yang berdimensi , sedangkan dua
besaran pokok tambahan tidak berdimensi. Cara penulisannya disetujui dengan lambang huruf
tertentu dan diberi tanda kurung persegi. Untuk lebih jelasnya, dapatkan tabel berikut!

Untuk mengembalikan perkalian pada dimensi, biasanya ditulis dengan tanda pangkat positif
dan untuk pembagian ditulis dengan tanda pangkat negatif.

Sekarang, coba kita tentukan dimensi besaran-besaran berikut ya:

• Luas ( L ) = panjang × lebar = [L] × [L] = [L] ²


• Volume ( V ) = panjang × lebar × tinggi = [L] × [L] × [L] = [L] ³

Agar kamu tahu, dimensi memiliki dua kegunaan:

Analisis Dimensi

Cara menghitung satuan dari suatu besaran turunan, dengan cara memerhatikan dimensi
tersebut.

6
2.3 Kesalahan Umum dan Ketidakpastian dalam Pengukuran Besaran Fisika
A. Kesalahan-Kesalahan dalam Pengukuran
Saat melakukan pengukuran suatu besaran fisika menggunakan alat, tidaklah mungkin Anda
mendapatkan nilai yang pasti benar (xo), melainkan selalu terdapat ketidakpastian. Lalu apakah
penyebab ketidakpastian pada hasil pengukuran tersebut?
Secara umum penyebab ketidakpastian hasil pengukuran ada 3, yaitu kesalahan
umum, kesalahan sistematik dan kesalahan acak.
➢ Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang disebabkan keterbatasan pada pengamat saat
melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan membaca skala
kecil, dan kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat ukur.
➢ Kesalahan Sistematik

7
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang disebabkan oleh alat yang digunakan dan
atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi kinerja alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi,
kesalahan titik nol, kesalahan komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan paralaks,
perubahan suhu, dan kelembaban.
➢ Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat pembuatan atau kalibrasi
(standarisasi) tidak tepat. Hal ini mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih
besar atau lebih kecil dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan mengkalibrasi
ulang alat menggunakan alat yang telah terstandarisasi.
➢ Kesalahan Titik Nol
Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang digunakan tidak tepat berhimpit
dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk yang tidak bisa kembali tepat pada skala nol.
Akibatnya, hasil pengukuran dapat mengalami penambahan atau pengurangan sesuai dengan
selisih dari skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan melakukan koreksi
pada penulisan hasil pengukuran
➢ Kesalahan Komponen Alat
Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan alat ukur. Misalnya, pada
neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama dan aus, maka akan berpengaruh pada
pengurangan konstanta pegas. Hal ini menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada
angka nol yang membuat skala berikutnya bergeser.
➢ Kesalahan Paralaks
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk dengan garis-garis skala dan
posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan jarum.
➢ Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang terjadi karena adanya fluktuasi-fluktuasi halus pada
saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena adanya gerak brown
molekul udara, fluktuasi tegangan listrik, landasan bergetar, bising, dan radiasi.
➢ Gerak Brown Molekul Udara
Molekul udara seperti Anda ketahui keadaannya selalu bergerak secara tidak teratur. Gerak ini
dapat mengalami fluktuasi yang sangat cepat dan menyebabkan jarum penunjuk yang sangat
halus seperti pada mikrogalvanometer terganggu karena tumbukan dengan molekul udara.
➢ Fluktuasi Tegangan Listrik
Tegangan listrik PLN atau sumber tegangan lain seperti aki dan baterai selalu mengalami
perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga menghasilkan data pengukuran besaran
listrik yang tidak konsisten.
➢ Landasan yang Bergetar
Getaran pada landasan tempat alat berada dapat berakibat pembacaan skala yang berbeda,
terutama alat yang sensitif terhadap gerak. Alat seperti seismograf (alat untuk mengukur

8
kekuatan gempa bumi) butuh tempat yang stabil dan tidak bergetar. Jika landasannya bergetar,
maka akan berpengaruh pada penunjukkan skala pada saat terjadi gempa bumi.
➢ Bising
Bising merupakan gangguan yang selalu Anda jumpai pada alat elektronik. Gangguan ini dapat
berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat dari komponen alat bersuhu.
➢ Radiasi Latar Belakang
Radiasi gelombang elektromagnetik dari kosmos (luar angkasa) dapat mengganggu pembacaan
dan menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel tidak boleh digunakan di SPBU dan
pesawat karena bisa mengganggu alat ukur dalam SPBU atau pesawat.
Gangguan ini dikarenakan gelombang elektromagnetik pada telepon seluler dapat mengasilkan
gelombang radiasi yang mengacaukan alat ukur pada SPBU atau pesawat.

B. Ketidakpastian dalam Pengukuran


Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran di atas menyebabkan hasil pengukuran tidak bisa
dipastika secara sempurna artinya selalu terdapat ketidakpastian dalam pengukuran. Dalam
fisika, cara penulisan hasil pengukuran dituliskan sebagai berikut:

1. Ketidakpastian dalam Pengukuran Tunggal


Jika mengukur panjang meja dengan sebuah penggaris, kalian mungkin akan mengukurnya
satu kali saja. Pengukuran yang kalian lakukan ini disebut pengukuran tunggal. Dalam
pengukuran tunggal, pengganti nilai benar (x0) adalah nilai pengukuran itu sendiri. Nilai
ketidakpastian (Δx) pada pengukuran tunggal diperhitungkan dari skala terkecil alat ukur yang
dipakai. Nilai dari ketidakpastian pada pengukuran tunggal adalah setengah dari skala terkecil
pada alat ukur.

2. Ketidakpastian dalam Pengukuran Berulang


Dalam praktikum fisika, terkadang pengukuran besaran tidak cukup jika hanya dilakukan satu
kali. Ada kalanya kita mengukur besaran secara berulang-ulang. Ini dilakukan untuk
mendapatkan nilai terbaik dari pengukuran tersebut.

9
Dalam pengukuran berulang, pengganti nilai benar adalah nilai rata-rata dari hasil pengukuran.
Jika suatu besaran fisis diukur sebanyak N kali, maka nilai rata-rata dari pengukuran dan
ketidakpastiannya dicari dengan rumus sebagai berikut.

3. Ketidakpastian Relatif
Pada pengukuran tunggal nilai ketidakpastiannya disebut ketidakpastian mutlak. Makin kecil
ketidakpastian mutlak yang dicapai pada pengukuran tunggal, maka hasil pengukurannya pun
makin mendekati kebenaran. Nilai ketidakpastian tersebut juga menentukan banyaknya angka
yang boleh disertakan pada laporan hasil pengukuran.

Bagaimana cara menentukan banyaknya angka pada pengukuran berulang? Cara menentukan
banyaknya angka yang boleh disertakan pada pengukuran berulang adalah dengan
mencari ketidakpastian relatif pengukuran berulang tersebut. Ketidakpastian relatif dapat
ditentukan dengan membagi ketidakpastian pengukuran dengan nilai rata-rata pengukuran.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Setelah mengetahui ketidakpastian relatifnya, Anda dapat menggunakan aturan yang telah
disepakati para ilmuwan untuk mencari banyaknya angka yang boleh disertakan dalam laporan
hasil pengukuran berulang.

Aturan banyaknya angka yang dapat dilaporkan dalam pengukuran berulang adalah sebagai
berikut.
- ketidakpastian relatif 10% berhak atas dua angka
- ketidakpastian relatif 1% berhak atas tiga angka
- ketidakpastian relatif 0,1% berhak atas empat angka
Demikianlah artikel tentang kesalahan-kesalahan dan ketidakpastiaan dalam pengukuran
besaran fisika. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan
sampai jumpa di artikel selanjutnya.

10
BAB III

PENUTUP

Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan

sebagai hasil membandingkannya dengan suatu besaran baku yang diterima sebagai satuan.

Demikian makalah alat ukur ini dibuat semoga makalah tentang Alat Ukur ini dapat
memberikan manfaat, motivasi, dalam proses pembelajarn mata pelajaran perancangan alat
bantu. Seorang Pelajar adalah dia yang ingin tahu, dan ingin maju, untuk dirinya dan masa
depan bangsa ini. Salam Semangat !!!

11
DAFTAR PUSTAKA
Subekti, Agus. 2003. Alat-alat ukur listrik. Jember: universitas jember press.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/instrumentasi-dan-
pengukuran/alat-pengukur-suhu-termometer/
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Fisika/Materi:Suhu
http://miminsilimin.blogspot.com/2009/04/jangka-sorong.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong
http://ladongiscientist.blog.com/2009/09/13/jangka-sorong/
http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometer
http://www.ittelkom.ac.id/admisi/elearning
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=224&fname=pokok.html
http://fisikarj.blogspot.com/2009/04/2-alat-ukur.htm

12

Anda mungkin juga menyukai