Anda di halaman 1dari 10

KEHAMILAN EKTOPIK

Oleh:

Lika Iriana Risda Putri

1102014148

Pembimbing:

dr. Utomo Budidarmo, Sp.OG M.Kes

KEPANITRAAN KLINIK ILMU OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT


POLRI KRAMAT JATI 2019
BAB I

PENDAHULUAN

Ovum yang telah dibuahi (blastosit) secara normal akan melakukan implantasi pada
lapisan endometrium dalam kavum uteri. Kehamilan ektopik adalah kehamilan
dengan implantasi diluar cavum uteri. Sekitar 2 dari 100 kehamil di ameriksa derikat
merupakat Kehamilan Ektopik yaitu kehamilan servikal, ovarial, dan abdominal

Di amerika serikat terjadi peningkatan jumlah kehamilan ektopik 2 dekade terakhir


dan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak trismester pertama kehamilan. Pada
tahun 1970, the centers for disease and prevention (CDC) melaporkan kejadian
kehamilan ektopik yang mengalami peningkatan. Peningkatan ini mungkin
disebabkan oleh, insiden faktor resiko, meningkatnya metode diagnostic, dan
penggunaan ART.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berlangsung diluar cavum uteri.

MEKANISME TERJADINYA KEHAMILAN EKTOPIK

Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan kerusakan tuba dan disfungsi tuba
seperti riwayat operasi tuba sebelumnya, riwayat salipingitis-radang panggul,
perlengketan perituba passcaabortus ataupun infeksi nifas, apendisitis, endometriosis,
riwayat seksio cesarean, pertubasi hormonal, penggunaan kontrasepsi oral, esterogen
dosis tinggi pasca ovulasi dan induksi ovulasi meningkatkan resiko terjadinya
kehamilan ektopik.

Kehamilan Tuba

Fertilisasi dapat terjadi dimana saja di tuba falopi, sekitar 55% di ampula 25% di
isthmus, 17% di fimbria. Oleh karena lapiisan submukosa di tuba falopi tipis,
memungkinkan ovum yang telah dibuahi dapat langsung mencapai epitel, zigot akan
segera tertanam di lapisan muskuler. Trofoblas berploriferasi dengan cepat dan
menginvasi daerah sekitarnya. Secara bersamaan pembuluh darah ibu terbuka
menyebabkan perdarahan di ruang trofoblas, atau antara trofoblas dan jaringan
dibawahnya. Dinding tuba yang menjadi tempat implantasi zigot mempunyai
ketahanan yang rendah terhadap invasi trofoblas. Embrio dan janin pada kehamilan
ektopik seringkali tiodak ditemukan atqau tidak berkembang.

Abortus Tuba
Terjadinyqa abortus tuba bergantung pada lokasi implantasi. Umumnya terjadi bila
implantasi di ampulla, sebaliknya rupture tuba terutama bila terjadi di daerha isthmus.
Adanya perdarahan menyebabkan plasenta dan membrane lepas dari dinding tuba.
Jika plasenta lepas seluruhnya, semua produk konsepsi dapat keluar melalui fimbria
ke rongga abdomen. Saat itu perdarahan dappat berhenti dfdan gejala menghilang.
Perdarahan akan tetap terjadi selama konsepsi masih berada di tuba. Darah akan
menetes melalui tuba dan berkumpul di kavum douglasi. Jika fimbria mengalami
oklusi darah akan terkumpul di tuba membentuk hidrosalfing.

Ruptur tuba

Produk konsepsi yang menginvasi dan berekspansi dapat memecahkan tuba di


beberapa tempat. Sebagai pedoman, jika terjadi rupture tuba pada minggu-minggu
pertama, kehamilan terjadi pada bagian ithsmus tuba. Bila ovum yang dibuahi
berimplantasi dengan baik di dalam bagian interstitial, biasanya ruptur terjadi
belakangan ruptur biasanya terjadi spontan, tetapi dapat disebabkan oleh trauma saat
koitus atau pemeriksaan saat bimanual. Pada ruptur intraporitoneal, seluruh konsepsi
dapat terdorong keluar dari tuba, atau jika robekannya kecil, dapat terjadi perdarahan
banyak tanpa ada yang terdorong keluar (ekstrusi). Jika hasil konsepssi keluar
abdomen pada awal kehamilan, implantasi dapat tumbuh dimana ssaja selama
mendapat sirkulasi darah yang cukup.. namun hal ini jarang terjadi, jika ukurannya
kecil biasanya akan diresorbsi, jika ukurannya besar biasanya akan membentuk massa
yang berkapsul atau mengalami kalsifikassi membentuk lithopedon.

Beberapa jenis kehamilan ektopik lain

Kehamilan abdominal

Kehamilan abdominal dpaat terjaddi akibat implantasi langsung hasil konsepsi di


dalam kavum abdomen (kehamilan abdominal primer), atau berawal dari kehamila n
tuba yang rupturdan hasil konsepsi yang lepas (kehamilan abdominal sekunder).
Efek kehamilan tuba yang rupture terhadap kelangsungan kehamilan bervariassi,
tergantung luasnya kerusakan plasenta. Janin mati bila plasenta rusak cukup luas,
tetapi jika plasenta tertahan di tempatperlengketannya di tuba perkembangan dapat
berlangsung.

Keluhan yang sering terjadi ialah nyeri abdomen, nausea, muntah, malaise dan nyeri
saat janin bergerak. Gambaran klinik yang paling sering ditemukan adalah nyeri
tekan abdomen, presentasi janin abnormal, dan lokasi serviks uteri yang berubah.

Kehamilan Ovarial

Gejala klinik hampir sama dengan kehamilan tuba. Diagnosis dibuat setelkah
pemeriksaan histoipatologi. Criteria diagnosis tuba ipsilateral utuh, jelas terpisah dari
ovarium, kantong kehamilan berhubungan dengan uterus melalui ligamentum
ovarium, jaringan ovarium di dinding gestasi.

Kehamilan servikal

Riwayat dilatasi dan kuret merupakan faktor predisposisi kehamilan serviks,


ditemukan pada lebih dari 2/3. Selain itu tindakan in vitro fertilization dan riwayat sc
juga meningkatkan resiko. Gejala yang umum ditemui adalah perdarahan vagina
tranoa disertqai nyeri. Diagnosis awal ditegakan dengan observasi kantong kehamilan
di sekitar serviks melalui USG. Histerektomi dianjurkan ketika usia kehamilan masuk
trismester kedua dan ketiga.

GEJALA KLINIK

Gambaran klinoik kehamilan ektopik sangat bervariasi, tergantung bagian tuba mana
yang rupture. Saat ini tanda dan gejala ektopik kadang tidak jelas bahkan tidak ada.
Tanda dan Gejala kehamilan ektopik
Nyeri abdomen 97%
Perdarahan pervaginam 79%
Nyeri tekan abdomen 91%
Nyeri di daerah adneksa 54%
Riwayat infertile 15%
Akseptor ADR 14%
Riwayat kehamilan ektopik 11%

Gejala Klinik Akut

Gambaran klasik kehamilan ektopik adalah riwayat amenore, nyeri abdomen bagian
bawahm, dan perdarahan dari uterus. Nyeri abdomen umumnya mendahului keluhan
perdarahan pervaginam, biasanya dimulai dari salah satu sisi abdomen bawah dan
dengan cepat menyebar ke seluruh abdomen. Adanya darah dirongga perut
menyebabkan iritasi subdiafragma yang ditandai dengan nyeri pada bahu dan kadang
sinkop. Periode amenore umumnya 6-8 minggu tetapi dpaat lebih lama jika
implantasi interstisial atau kehamilan abdominal. Pemeriksaan klinik ditandai dengan
hipotensi bahkan sampai syok, takikardi danbgejala peritoneum seperti distensi
abdomen dan rebound tenderness.

Pada pemeriksaan bimanual ditemukan nyeri saat porsio digerakan, forniks posterior
vagina menonjol karena darah terkumpul di kavum douglasi atau teraba Massa di
salah satu sisi uterus.

Gejala Klinis Subakut

Setelah fase amenore yang singkat, pasien mengeluh adanya perdarahan pervaginam
dan nyeri perut berulang. Sebaiknya, setiap perempuan amenore disertai nyeri perut
bagian bawah dicurigai kehamilan ektopik. Pada subakut dapat teraba massa di salah
satu forniks vagina.

Diagnosis subakut sukar dibedakan dengan abortus iminens atau aboertus inkomplit,
selain itu dapat dikacaukan dengan salfingitis akut atau apendisitis dengan peritonitis
pelvic. Kadar hemoglobin akan turun akibat perdarahan di rongga abdomen, tetapi
leukosit umumnya normal atau sedikit meningkat. Kombinasi pemeriksaan beta HCG
dan USG dapat membedakan abortus dan kehamilan ektopik sampai 85% kasus, dan
laparaskopi untuk konfirmasi.

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Laboratorium

Human Chorionic Gonadotropin (β-HCG). Penentuan kehamilan cepat dan akurat


sangat dibutuhkan ketika seorang wanita memiliki gejala yang mengarah ke KET. β-
HCG cukup sensitive dan positif lebih dari 99% kehamilan ektopik dan jarang
dilaporkan negatif, pada kehamilan ektopik.

Progesteron serum

Pengukuran progesterone serum satu kali sudah dapat digunakan untuk menetapjan
kehamilan berkembang normal. Nilai yang melebihi 25 ηg/mL menyingkirkan
kehamilan ektopik dengan sensitivitas 92,5%. Sementara nilai kurang 5 ηg/mL
menandakan kehamilan dengan janin meninggal atau merupakan suatu kehamilan
ektopik.

Penanda-penanda serum baru


Penanda-penanda termasuk VEGF (Vascular Endotelial Growth Factor), antigen
kanker 125 (CA 125), keratin kinase, fibronektin janin dan proteomika berbasis
spektometri massa

Hemogram

Setelah perdarahan, volume darah yang berkurang akan kea rah normal dengan
hemodilusi dalam satu hari atau lebih. Bahkan setelah perdarahan yang cukup
banyak, hemoglobin atau hematokrit mungkin pada awalnya hanya memperlihatkan
penurunan ringan. Karena itu, setelah perdarahan akut, penurunan kadar hemoglobin
atau hematokrit setelah beberapa jam merupakan indeks yang lebih bermanfaat
daripada kadar awal. Pada sekitar separuh wanita dengan kehamilan ektopik
terganggu (rupture) dapat dijumpai leukosit derajat bervariasi hingga 30.000µg

Sonografi

Untuk memastikan diagnosis klinis yang dicurigai mengalami gestasi ektopik, alat
pencitraan ini tidak dapat digantikan.

1. Sonografi transvagina (TVS-Transvaginal Sonografi)


Sonografi transvagina berevolusi tinggi menimbulkan revolusi kehamilan
ektopik.
2. Sonografi Transabdomen
Identifikasi hasil kehamilan dengan sonografi transabdomen lebih sulit.
TERAPI

1. Pembedahan
Salpingektomi
Jika tuba mengalami kerusakan hebat atau tuba kontralateral baik. Jika
implantasi di pars interstisial mungkin dapat dilakukan reseksi kornu uterus.
Salpingotomi
Jika hasil konsepsi masih berada di tuba, masih memungkinkan untuk
mempertahankan tuba dengan mengeluarkan produk konsepsi dan melakukan
rekonstruksi tuba. Hal ini dilakukan teruta,ma tuba kontralateral rusak atau
tidak ada

2. Medikamentosa
Terapi medikamentosa untuk kehamilan ialah pemberian metotrexat.
Syarat pemberian:
a. Tidak ada kehamilan intrauterine
b. Belum terjadi rupture
c. Ukuraan massa adneksa <4cm
d. Kadar beta HCG<10.000 miu/mL.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Cunningham. 2013. Obstetri Williams. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai