Oleh:
1102014148
Pembimbing:
PENDAHULUAN
Ovum yang telah dibuahi (blastosit) secara normal akan melakukan implantasi pada
lapisan endometrium dalam kavum uteri. Kehamilan ektopik adalah kehamilan
dengan implantasi diluar cavum uteri. Sekitar 2 dari 100 kehamil di ameriksa derikat
merupakat Kehamilan Ektopik yaitu kehamilan servikal, ovarial, dan abdominal
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan kerusakan tuba dan disfungsi tuba
seperti riwayat operasi tuba sebelumnya, riwayat salipingitis-radang panggul,
perlengketan perituba passcaabortus ataupun infeksi nifas, apendisitis, endometriosis,
riwayat seksio cesarean, pertubasi hormonal, penggunaan kontrasepsi oral, esterogen
dosis tinggi pasca ovulasi dan induksi ovulasi meningkatkan resiko terjadinya
kehamilan ektopik.
Kehamilan Tuba
Fertilisasi dapat terjadi dimana saja di tuba falopi, sekitar 55% di ampula 25% di
isthmus, 17% di fimbria. Oleh karena lapiisan submukosa di tuba falopi tipis,
memungkinkan ovum yang telah dibuahi dapat langsung mencapai epitel, zigot akan
segera tertanam di lapisan muskuler. Trofoblas berploriferasi dengan cepat dan
menginvasi daerah sekitarnya. Secara bersamaan pembuluh darah ibu terbuka
menyebabkan perdarahan di ruang trofoblas, atau antara trofoblas dan jaringan
dibawahnya. Dinding tuba yang menjadi tempat implantasi zigot mempunyai
ketahanan yang rendah terhadap invasi trofoblas. Embrio dan janin pada kehamilan
ektopik seringkali tiodak ditemukan atqau tidak berkembang.
Abortus Tuba
Terjadinyqa abortus tuba bergantung pada lokasi implantasi. Umumnya terjadi bila
implantasi di ampulla, sebaliknya rupture tuba terutama bila terjadi di daerha isthmus.
Adanya perdarahan menyebabkan plasenta dan membrane lepas dari dinding tuba.
Jika plasenta lepas seluruhnya, semua produk konsepsi dapat keluar melalui fimbria
ke rongga abdomen. Saat itu perdarahan dappat berhenti dfdan gejala menghilang.
Perdarahan akan tetap terjadi selama konsepsi masih berada di tuba. Darah akan
menetes melalui tuba dan berkumpul di kavum douglasi. Jika fimbria mengalami
oklusi darah akan terkumpul di tuba membentuk hidrosalfing.
Ruptur tuba
Kehamilan abdominal
Keluhan yang sering terjadi ialah nyeri abdomen, nausea, muntah, malaise dan nyeri
saat janin bergerak. Gambaran klinik yang paling sering ditemukan adalah nyeri
tekan abdomen, presentasi janin abnormal, dan lokasi serviks uteri yang berubah.
Kehamilan Ovarial
Gejala klinik hampir sama dengan kehamilan tuba. Diagnosis dibuat setelkah
pemeriksaan histoipatologi. Criteria diagnosis tuba ipsilateral utuh, jelas terpisah dari
ovarium, kantong kehamilan berhubungan dengan uterus melalui ligamentum
ovarium, jaringan ovarium di dinding gestasi.
Kehamilan servikal
GEJALA KLINIK
Gambaran klinoik kehamilan ektopik sangat bervariasi, tergantung bagian tuba mana
yang rupture. Saat ini tanda dan gejala ektopik kadang tidak jelas bahkan tidak ada.
Tanda dan Gejala kehamilan ektopik
Nyeri abdomen 97%
Perdarahan pervaginam 79%
Nyeri tekan abdomen 91%
Nyeri di daerah adneksa 54%
Riwayat infertile 15%
Akseptor ADR 14%
Riwayat kehamilan ektopik 11%
Gambaran klasik kehamilan ektopik adalah riwayat amenore, nyeri abdomen bagian
bawahm, dan perdarahan dari uterus. Nyeri abdomen umumnya mendahului keluhan
perdarahan pervaginam, biasanya dimulai dari salah satu sisi abdomen bawah dan
dengan cepat menyebar ke seluruh abdomen. Adanya darah dirongga perut
menyebabkan iritasi subdiafragma yang ditandai dengan nyeri pada bahu dan kadang
sinkop. Periode amenore umumnya 6-8 minggu tetapi dpaat lebih lama jika
implantasi interstisial atau kehamilan abdominal. Pemeriksaan klinik ditandai dengan
hipotensi bahkan sampai syok, takikardi danbgejala peritoneum seperti distensi
abdomen dan rebound tenderness.
Pada pemeriksaan bimanual ditemukan nyeri saat porsio digerakan, forniks posterior
vagina menonjol karena darah terkumpul di kavum douglasi atau teraba Massa di
salah satu sisi uterus.
Setelah fase amenore yang singkat, pasien mengeluh adanya perdarahan pervaginam
dan nyeri perut berulang. Sebaiknya, setiap perempuan amenore disertai nyeri perut
bagian bawah dicurigai kehamilan ektopik. Pada subakut dapat teraba massa di salah
satu forniks vagina.
Diagnosis subakut sukar dibedakan dengan abortus iminens atau aboertus inkomplit,
selain itu dapat dikacaukan dengan salfingitis akut atau apendisitis dengan peritonitis
pelvic. Kadar hemoglobin akan turun akibat perdarahan di rongga abdomen, tetapi
leukosit umumnya normal atau sedikit meningkat. Kombinasi pemeriksaan beta HCG
dan USG dapat membedakan abortus dan kehamilan ektopik sampai 85% kasus, dan
laparaskopi untuk konfirmasi.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Laboratorium
Progesteron serum
Pengukuran progesterone serum satu kali sudah dapat digunakan untuk menetapjan
kehamilan berkembang normal. Nilai yang melebihi 25 ηg/mL menyingkirkan
kehamilan ektopik dengan sensitivitas 92,5%. Sementara nilai kurang 5 ηg/mL
menandakan kehamilan dengan janin meninggal atau merupakan suatu kehamilan
ektopik.
Hemogram
Setelah perdarahan, volume darah yang berkurang akan kea rah normal dengan
hemodilusi dalam satu hari atau lebih. Bahkan setelah perdarahan yang cukup
banyak, hemoglobin atau hematokrit mungkin pada awalnya hanya memperlihatkan
penurunan ringan. Karena itu, setelah perdarahan akut, penurunan kadar hemoglobin
atau hematokrit setelah beberapa jam merupakan indeks yang lebih bermanfaat
daripada kadar awal. Pada sekitar separuh wanita dengan kehamilan ektopik
terganggu (rupture) dapat dijumpai leukosit derajat bervariasi hingga 30.000µg
Sonografi
Untuk memastikan diagnosis klinis yang dicurigai mengalami gestasi ektopik, alat
pencitraan ini tidak dapat digantikan.
1. Pembedahan
Salpingektomi
Jika tuba mengalami kerusakan hebat atau tuba kontralateral baik. Jika
implantasi di pars interstisial mungkin dapat dilakukan reseksi kornu uterus.
Salpingotomi
Jika hasil konsepsi masih berada di tuba, masih memungkinkan untuk
mempertahankan tuba dengan mengeluarkan produk konsepsi dan melakukan
rekonstruksi tuba. Hal ini dilakukan teruta,ma tuba kontralateral rusak atau
tidak ada
2. Medikamentosa
Terapi medikamentosa untuk kehamilan ialah pemberian metotrexat.
Syarat pemberian:
a. Tidak ada kehamilan intrauterine
b. Belum terjadi rupture
c. Ukuraan massa adneksa <4cm
d. Kadar beta HCG<10.000 miu/mL.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M. 2011. Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.