Anda di halaman 1dari 23

2.

1 Baby incubator
2.2.1 Gambaran umum baby incubator
Pengertian inkubator bayi bisa dimengerti dengan memahami konsep
suhu yang konstan atau stabil. Begini kasusnya, bayi yang lahir dengan tubuh
kecil dan prematur membutuhkan tempat dengan suhu ruangan yang konstan.
Artinya, suhu ruangan tersebut stabil. Jadi, inkubator bayi adalah box yang
memiliki ukuran tertentu dan dilengkapi alat alat medis untuk membuat tubuh
bayi selalu merasa hangat. Sebenarnya, ada 5 cara untuk mencapai tujuan
tersebut (menghangatkan tubuh bayi), yaitu skin to skin contact, kangaroo
mother care, pemancar panas dan ruangan dengan suhu hangat yang konstan
seperti inkubator ini.
Pada sebuah inkubator bayi, terdapat 2 bagian boks control. Anda bisa
menemukannya di bagian atas dan bagian bawah. Pada boks pertama di bagian
atas, di sana diletakkan sensor, controller dan beberapa rangkaian alat
elektronik medis lainnya. Kemudian, boks di bagian bawah memiliki 3 bagian
utama, yakni heater, wadah air dan kipas.

Kedua bagian tersebut sangat berjasa bagi kekonstanan suhu di dalam


inkubator. Lengkapnya, suhu inkubator bayi berasal dari heater dan kipas pada
box bagian bawah. Heater mengeluarkan udara panas yang kemudian ditangkap
oleh kipas dan disalurkan ke wadah air. Dari wadah air, udara panas disalurkan
melalui sebuah selang. Aktivitas ini bisa dikontrol melalui komputer yang
sudah terhubung menggunakan PIC Microchip.

2.2.2 Fungsi Inkubator Bayi

Dengan suhu yang stabil atau bisa juga konstan, inkubator bayi
memiliki beberapa fungsi bagi bayi di dalam boks tidurnya. Berikut ini adalah
beberapa fungsi inkubator bayi :
1) Melindungi bayi
Bayi di awal kelahiran memiliki kondisi tubuh yang sangat
rentan. Tetapi, ada beberapa diantara mereka yang lahir ke dunia dengan
kondisi lebih rentan dari bayi pada umumnya. Untuk itulah inkubator
dibuat, melindungi si bayi.

Dengan desainnya yang kotak dan dilengkapi dengan lingkaran


yang mudah dikendalikan, bayi yang diletakkan di dalam boks
inkubator bisa dengan mudah dan nyaman untuk beristirahat. Lebih
pentingnya lagi, inkubator yang bertindak sebagai pelindung bayi
mampu melindungi bayi dari bakteri, kemungkinan terjadinya infeksi,
iritasi dan allergen.

2) Memberikan oksigenasi
Fungsi inkubator bayi selanjutnya adalah sebagai oksigenasi.
Bayi terlahir dengan sangat rentan terhadap apa-apa yang ditawarkan
dunia luar padanya, termasuk soal pernapasan. Tercatat penyebab
kematian terbanyak pada bayi yang lahir secara prematur adalah
gangguan pernapasan. Untuk mengurangi kemungkinan tersebut,
meletakkan bayi pada inkubator menjadi hal utama yang harus
dilakukan.

Bagian-bagian inkubator bayi telah didesain sedemikian rupa


untuk menjadi sistem pengantar oksigen yang baik. Dengan ini,
inkubator akan sangat membantu keberlangsungan hidup seorang bayi.
Jadi, Anda perlu mengingat bahwa proses oksigenasi itu sangat penting
pada bayi premature.
3) Memberikan kontrol terhadap bayi (sebagai monitor)
Inkubator memiliki bentuk layaknya boks. Seperti yang telah
disebutkan, boks inkubator memiliki 2 bagian diatas dan dibawah boks
tidur bayi. Untuk sebuah inkubator yang sesuai dengan peraturan medis,
harusnya sudah dilengkapi dengan alat-alat medis monitoring untuk
memudahkan dokter atau suster memonitor kerja jantung, otak, darah,
organ vital dan suhu bayi.

Itulah mengapa inkubator bayi memiliki fungsi penting dalam


perkembangan bayi prematur, karena seluruh pergerakan bayi harus
selalu dimonitor melalui alat-alat tersebut. Monitoring ini dilakukan
hingga kondisi bayi sudah memenuhi syarat normalitas agar bisa dibawa
pulang.

2.2.2 Prinsip Kerja Inkubator Bayi

gambar
Untuk memenuhi fungsi tersebut, ada sebuah prinsip atau konsep dasar
dari inkubator bayi yang perlu diingat dan dipelajari agar sesuai dengan aturan
media yang diakui. Sebenarnya, cara kerja inkubator bayi di dalam pengertian
sederhana hanya melibatkan 3 hal, yaitu suhu, kelembapan dan oksigen. Suhu,
kelembapan dan jumlah oksigen yang menyerupai keadaan di dalam kandungan
ibu si bayi.

Bedanya, 3 hal tersebut dapat dimanipulasi oleh manusia melalui


kontrol yang tersedia di bagian atas maupun bawah inkubator. Untuk mencapai
prinsip yang sempurna, sebuah inkubator harus dilengkapi dengan beberapa
bagian ini :

1) Heater, sebuah alat yang fungsinya adalah untuk menghasilkan suhu


panas
2) Blower, sebuah alat yang difungsikan untuk pendistribusian panas ke
seluruh bagian boks
3) Kontrol, sebuah alat yang fungsinya untuk mengatur kelembapan dan
suhu aliran udara
4) Display, sebuah alat yang digunakan untuk menampilkan
5) Alarm, sebuah alat pada inkubator yang akan menyala saat hal-hal yang
tidak diinginkan terjadi,
6) Chamber, dimana bayi diletakkan atau disebut juga dengan boks tidur.

2.2.3 Jenis-Jenis Inkubator Bayi

Setelah memahami harga yang ditawarkan oleh rumah sakit untuk


penggunaan inkubator bayi. Berikut ini adalah contoh inkubator bayi
berdasarkan tipe-tipenya :
1) Radiant Warmer Incubator
Inkubator yang pertama ini bertipe radiant warmer. Ciri-ciri tipe ini
adalah alat penghantar panas yang terletak di bagian atas boks tidur bayi.
Selain heater yang terletak tinggi diatas bayi, bayi pun akan ditempel
sensor-sensor panas langsung pada permukaan kulitnya. Melalui sensor-
sensor ini, panas akan dialirkan.

Panas yang dialirkan oleh sensor tersebut berfungsi untuk menjaga


suhu tubuh bayi agar tetap stabil. Kelebihan yang dimiliki oleh inkubator
tipe ini adalah kemudahan jangkauan dokter atau suster untuk membantu
bayi, karena tidak terdapat tutup boks. Akan tetapi, tidak adanya tutup
menjadikan kemungkinan infeksi, gangguan kenyamanan bayi dan allergen
menjadi lebih tinggi. Selain itu, kelembapan boks akan sulit diatur.

2) Infant Incubator

Inkubator yang kedua disebut dengan infant incubator. Tipe ini lebih
menyerupai rahim sang ibu dibandingkan dengan tipe sebelumnya. Bayi
dapat terus terjaga kehangatannya, karena suhu panas dan kelembapan
tersebar hanya pada ruangan bayi (boks tidur). Hanya saja, kekurangan
yang dimiliki inkubator ini adalah tutup boks tidur yang sedikit
mengganggu akses dokter atau suster untuk menjangkau bayi. Akan tetapi,
kelebihan yang dimiliki Infant Incubator mampu menutupi kekurangan
yang dimiliki Radiant Warmer Incubator.
3) Transport Incubator

Pada umumnya, transport incubator memiliki bentuk dan tipe yang


sama dengan infant incubator biasanya. Hanya saja, transport incubator
dilengkapi dengan roda. Sesuai dengan namanya, inkubator yang satu ini
digunakan ketika snag bayi membutuhkan perawatan yang lebih intensif
dari rumah sakit lain yang memiliki peralatan yang lebih lengkap.
Dikarenakan fungsi transportasi tersebut, inkubator jenis ini memiliki
sumber energi yang berbeda dari inkubator jenis lainnya, yakni baterai.

2.2.4 Spesifikasi alat

Komoditas Alat Kesehatan

Merek Draegerwerk AG & Co. KGaA

No Produk 42000000-AKS-000056630

Nama Produk Neonatal Incubator Isolette C2000

Unit Pengukuran unit

Nama Penyedia PT Draeger Medical Indonesia

No Produk (Penyedia) DMI-703-003

Jenis Produk Impor

Berlaku Sampai 31 Januari 2021

Harga IDR 125,000,000.00 (01 Agustus 2018)

Model/Type ISOLETTE C2000

Country of Origin USA


2.2.5 Bagian bagian alat Baby Incubator

Gambar
2.2.6 Blok diagram Baby Incubator

Gambar
1) Power supply
Power supply merupakan blok yang sangat penting dalam suatu
alat elektronika karena power supply akan membagi tegangan kepada
blok yang lainnya, power supply berfungsi merubah tegangan AC dari
PLN menjadi tegangan DC.
2) Baterai

Baterai merupakan sumber tegangan DC cadangan yang


fungsinya sama seperti power supply, dia bekerja ketika aliran listrik
mati sehingga power supply tidak dapat berfungsi, dan baterai bekerja
untuk memberikan tegangan kepada blok mikro yang kemudian
memberikan tegangan kepada buzzer yang merupakan alarm sehingga
alarm menyala.
3) Keyboard control

Merupakan tombol yang befungsi mengatur setting seperti


setting suhu, tombol start mematikan alarm yang mengirim logika ke
MCU dan menampilkannya ke display.

4) Indikator
Indikator atau display berfungsi menampilkan suhu, alarm
kerusakan, indicator heater dll.
5) MCU (Microcontoler Unit)

MCU merupakan otak atau pusat pengendali utama dari


rangkaian baby incubator. MCU merupakan pengolah data dari input
input sensor seperti sensor suhu udara, sensor suhu kulit, sensor aliran
udara, dan outputnya mengirimkan logika kepada driver heater dan
motor, ketika ada trouble di salah tiap blok dia mematikan system dan
kemudian membunyikan alarm.

6) Input Output Control I/O


Control ini bekerja sebagai driver untuk heater dan motor. I/O
control ini di kendalikan oleh MCU yang input dari I/O control ini
menerima logika dari MCU dan outputnya mengendalikan tegangan ke
motor dan heater.
7) Motor
Motor mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dalam
baby incubator. Motor mengatur sirkulasi udara atau menghantarkan
panas ke seluruh bagian dalam chamber, sehingga panas dalam chamber
rata selain itu motor mengatur kelembaban di dalam chamber melalui
udara dengan membawa uap air dari wadah air di luar chamber. Motor
di kendalikan oleh I/O control yang di control lagi oleh MCU. Karena
peranannya yang penting ketika motor mati alarm langsung berbunyi
karena berbahaya terhadap bayi.
8) Heater
Heater merupakan sumber panas di baby incubator, heater di
atur oleh driver I/O control yang di control juga oleh MCU, heater
mengeluarkan panas yang kemudian panas tersebut di tiup oleh blower
atau motor sehingga panas merata di dalam chamber. Heater adalah
komponen inti dari baby incubator karena prinsip dasar dari baby
incubator adalah memanfaatkan panas.
9) ADC
ADC atau singkatan dari Analog to Digital Converter ini
merupakan perubah tegangan analog dan merubahnya menjadi
tegangan digital, perlunya pemakaian ADC dikarenakan output dari
sensor merupakan tegangan analog dan tidak bias dibaca oleh MCU,
karena MCU mengolah data yang berupa tegangan digital.
10) Sensor suhu udara
Sensor suhu udara merupakan sensor suhu yang membaca suhu
di dalam chamber . dan dia membatasi suhu yang ada di dalam chamber
ketika suhu di dalam chamber tersebut melebihi setting yang sudah di
atur pada keyboard control maka dia memberikan referensi ke MCU
untuk mematikan heater sehingga suhu di dalam chamber tersebut
stabil. Suhu yang bisa di baca oleh sensor ini adalah 5°C sampai 65°C.
11) Sensor suhu kulit
Sensor suhu kulit merupakan sensor suhu yang mengukur suhu
pada kulit bayi. Ketika suhu bayi mengalami override dia akan
mematikan heater sehingga suhu bayi tercontrol.
12) Buzzer
Buzzer merupakan alarm peringatan, menyala ketika ada
kesalahan system yang di control oleh MCU.
2.2.7 PROSEDUR PENGOPERASIAN

Untuk mendapatkan pemakaian yang tepat perlu diperhatikan hal-hal


berikut ini :

1) Yang menjadi operator adalah personil yang terlatih dan dibawah


pengawasan para medic yang mahir dan mengetahui tentang bahaya
resiko dan manfaat penggunaan baby incubator.
2) Penggunaan oksigen yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran dan
peralatan yang dapat menimbulkan percikan bunga api listrik tidak
boleh ditempatkan dalam incubator.
3) Waktu pemanasan dari incubator kurang lebih 30 menit.
4) Sensor suhu kulit harus tetap pada bayi.
5) Posisi pemasangan dan penggunaan sensor suhu kulit adalah dipasang
di kulit tangan atau kaki bayi dan diplester agar tidak terlepas/mudah
lepas.
6) Jangan menempatkan incubator dalam ruangan yang langsung terkena
sinar matahari atau langsung terkena udara dari AC.
a. Persiapan :
1) Sebelum alat dioperasikan, perhatikan suhu ruangan disekitar incubator
yaitu antara 25o -30o C.
2) Periksa sambungan daya (stop kontak), apakah memiliki grounding dan
bertegangan stabil pada 220 VAC,50/60Hz. Apabila dilakukan
pemeriksaan hasilnya baik maka pengoperasian setting suhu control
baby incubator dapat dilakukan, tetapi bila tegangan jala-jalanya tidak
stabil maka lebih baik gunakan stabilizer.
b. Pengoperasian Baby Incubator secara Umum
1) Sambungkan steker incubator pada stop kontak yang telas diperiksa
tadi, pastikan pemasangannya kuat dan tidak mudah lepas.
2) Tekan switchpower yang ada di box panel pada posisi ON dan saat itu
juga display serta beberapa indikator yang ada di display menyala.
3) Untuk selanjutnya incubator sudah dapat disetting suhu kontrolnya
sesuai dengan keperluan.
c. Adapun langkah yang harus dilakukan untuk mensetting temperatur yaitu :
1) Setting suhu pada keypad control pada suhu yang diinginkan.
2) Temperatur dalam incubator akan segera mncapai suhu yang telah
disetting
3) Biarkan incubator menyala dalam keadaan kosong kurang lebih 30
Menit.
4) Selanjutnya Incubator dapat dipakai.
2.2.8 PROSEDUR PEMELIHARAAN
1. Standar Preventive Maintence
a. Bersihkan inkubator dengan desinfektan setiap hari, dan
bersihkan secara keseluruhan setiap minggu atau setiap akan
digunakan
b. Lakukananlah pengecekan terhadap seluruh bagian alat
c. Cek sistem catu daya
d. Cek fungsi indkator alarm dan timer
e. Periksa konektor sensor suhu, kabel konektor lain dan kabel
power
f. Periksa groundng pada alat untuk mencegah terjadnya arus
bocor
g. Kosongkan air reservoir yang dapat mengakibatkan tumbuhnya
bakteria yang berbahaya dalam air dan menyerang bayi.
h. Periksa kondisi air, jangan sampai habis. Usahakan
menggunakan air destilasi agar tidak menyebabkan kerak dan
berlumut.
i. Periksa fungsi blower, karena jika blower tidak berfungsi maka
akan menyebabkan pemanasan tidak merata
j. Bila pesawat akan disimpan atau tidak digunakan, usahakan
untuk membuang air yang ada di reservoir
2. Pemantauan Fungsi
a. Catat data alat seperti nama alat, merk, type/model, nomor seri.
b. Siapkan alat kerja seperti tool set dan alat ukur yang akan digunakan.
c. Catat dan ukur kondisi lingkugan :
1) Suhu
2) Kelembaban
3) Tegangan
4) Tahanan pembumian
d. Periksa kondisi fisik bagian bagian Baby Incubator seperti:
1) Chasis/ selungkup
2) Kabel daya/ power
3) Kipas pendingin
4) Saklar ON/OFF
5) Fuse
6) Kebersihan alat
e. Periksa fungsi dan aspek keselamatan dari Baby Incubator seperti :
1) Ukur suhu dalam Incubator dengan menggunakan alat ukur suhu
seperti thermometer.
2) Periksa alarm error khususnya alarm over panas.
3) Ukur arus bocor pada chasis/ selungkup dengan menggunakan
Electrical Safety Analyzer.
2.2.9 Kalibrasi Baby Incubator

A. Tujuan
Untuk mengkalibrasi infant / baby incubator dengan cara
membandingkannya dengan Incubator analyzer.

B. Ruang Lingkup
Kalibrasi infant/baby incubator dengan rentang ukur :

- Suhu 32 - 40 ºC
- Kebisingan
- Kelembaban
- Air Flow
- Kelistrikan

C. Peralatan yang Digunakan


No Nama Alat Rentang Ukur Resolusi

1 Incubator Analyzer Suhu :0 – 50 oC 0,01oC

Kelembaban :0% -100% 0,1 %

Kebisingan : 30 -100dbA 0,1 dbA

Flow :0,2 – 2 m/s

0,01 m/s

2 Electrical Safety Analyzer  0 V s/d 300 V ac 2%


 0.0 μA s/d 199.9 μA
1%
 200 μA s/d 1999 μA
 2.00 μA s/d 10.00 μA 2%

 0.0 Ω s/d 0,2 Ω 5%


2%

3 Thermohygrometer  0oC s.d 50oC  0,1 oC


 0% RH s.d 95% RH  0,1 % RH

D. Dokumen Acuan
1. Manual Book Incubator Analyzer
2. Permenkes Nomor 54 Tahun 2015 Tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan
3. SNI IEC 6061-1-19 : 2014
4. SNI IEC 62353 Tahun 2014
5. AS 2853
6. ISO/IEC Guide 98-3:2008 Uncertainty of Measurement—Part 3 Guide to the
expression of uncertainty in measurement..

E. Kondisi Lingkungan
1. Suhu ruang : 20 ºC s/d 30 ºC
2. Kelembaban : 55 % RH ± 5 % RH

F. Prosedur Persiapan Kalibrasi


1. Persiapan
1.1 Siapkan Lembar Kerja Kalibrasi Baby Incubator .
1.2 Siapkan peralatan standar yang akan digunakan.
1.3 Kondisikan UUT yang akan diuji/kalibrasi.
1.4 Lakukan pendataan administrasi meliputi merk UUT, model/ tipe, no. seri, tanggal
pengujian, dan ruang/tempat pengujian.
1.5 Lakukan pengukuran kondisi lingkungan meliputi: suhu dan kelembaban dengan
menggunakan thermohygrometer. Data diambil pada ruang pengujian, pada awal
dan akhir kegiatan.
1.6 Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi alat meliputi :
i. Badan dan permukaan : Periksa bagian luar dan kondisi kebersihan fisik
secara menyeluruh. Pastikan selungkup utuh, terpasang kuat satu dan lainnya
dan tidak ada bekas tertimpa cairan ataupun gangguan lainnya.
ii. Kabel catu daya (Line cord) : Periksa kabel, apakah terlihat ada kerusakan.
Jika ada pindahkan atau tukar kabel yang rusak. Pastikan kabel power yang
baru atau pengganti mempunyai spesifikasi yang sama dengan yang lama.
Jika dilengkapi baterai periksa pula fungsi kabel chargernya saat digunakan
untuk pengisian baterai .
iii. Aksesoris: Periksa kelengkapan dan kondisi fisik aksesoris seperti sensor skin
pastikan dalam kondisi baik tidak putus dan dalam kondisi bersih,amati
apakah aksesoris mampu berfungsi dengan baik atau tidak.
iv. Tombol saklar atau kontrol : Sebelum mengaktifkan tombol saklar atau
kontrol, periksa posisi pengaturan alat di awal , menguji fungsi tombol saklar
atau kontrol dengan cara menekan tombol dan pastikan dapat merespon
dengan baik sesuai tombol yang ditekan. Kembalikan pada setting awal alat
saat kalibrasi selesai.
v. Tampilan dan indikator : Selama pengecekan fungsi, pastikan lampu indikator
dan tampilan layar berfungsi seluruhnya, yakinkan bahwa tampilan dapat
menyala dengan baik dan jelas.
vi. Troley, roda : Periksa kondisi fisik roda dan kelengkapanya, apakah dalam
kondisi baik dan lengkap atau tidak,dalam kondisi aman untuk digunakan (
tidak patah).
vii. Baterai/ Charger : Jika dilengkapi baterai, periksa kondisi fisik dan konektor
baterai apakah siap untuk dipergunakan. Periksa apakah alarm baterai
menunjukkan baterai lemah. Jika demikian recharge baterai.

2. Pengukuran keselamatan listrik meliputi :


Langkah-langkah pengujian :
a. Lakukan pengukuran tegangan jala-jala pada menu Main Voltage.
b. Lakukan pengukuran resistansi kawat pembumian
c. Lakukan pengukuran tahanan kabel isolasi catu daya.
d. Lakukan uji kebocoran arus pada peralatan

G. Prosedur Kalibrasi
1. Langkah Pra Kalibrasi
1.1 Sebelum kalibrasi dilakukan terhadap Baby incubator letakan Incu Analyzer sesuai
posisi didalam Baby Incubator, pasang semua sensor pada posisi yang telah
ditentukan , dengan meletakan sensor suhu T1 sampai dengan T5 pada
Temperature Probe Holder untuk suhu udara dan T6 untuk suhu matras, pasang
sensor suhu T6 pada matras, sensor kebisingan, sensor air flow, dan sensor
humidity sesuai tempatnya.

Gambar 1. Penempatan Incu Analyzer pada Baby Incubator


T
T 5
T
1 1
2

T T
3 4

Gambar 2. Penempatan Sensor Suhu

1.2 Periksa air Humidifier dan filter udara pada Baby Incubator, apabila terjadi lumut
atau kotor pada humidifier dan filter segera bersihkan. Ganti dan atau tambahkan
air humidifier apabila diperlukan.

2. Langkah Kalibrasi
2.1Aktifkan Incubator analyzer dengan menekan tombol ON.
2.2 Aktifkan Baby Incubator dengan menekan tombol ON.

2.4 Kalibrasi dilakukan pada suhu 32 oC.

2.5 Atur setting suhu, biarkan sampai suhu pada ruang Baby Incubator stabil .
2.6 Pastikan sensor T6 telah menempel dengan baik pada bagian matras. T6
digunakan untuk mengetahui suhu pada permukaan matras.

2.8 Amati pembacaan suhu pada T1 sd T6,


2.9 Bila penunjukan indikator Baby Incubator telah tercapai (mendekati nilai
settingnya) dan stabil, lakukan pengambilan data untuk titik yang telah di
tentukan, perhatikan nilai minimum dan maksimum, catat nilai pembaacaan
pada lembar kerja
2.10 Lakukan langkah 2.6 s/d 2.10 untuk kalibrasi pada suhu 36 oC
2.11 Lakukan pengambilan data pula pada nilai kebisingan, humuditi dan air flow
didalam baby incubator, catat nilai pembacaan pada lembar kerja

H. Perhitungan
a. Tipe B
i. Ketidakpastian dari sertifikat Incu Analyzer , yaitu
U
U b1 
k

dimana :

Ub = uncertainty tipe B

U = uncertainty sertifikat kalibrasi terdahulu

k = faktor cakupan yang nilainya dari tingkat kepercayaan U (2).

ii. Ketidakpastian kemampuan daya baca .


Ketidakpastian kemampuan daya baca UUT diestimasi mempunyai semi
range;

a = 0,5 x resolusi.

Dengan asumsi distribusi segi empat maka ketidakpastian kemampuan daya


baca

a
U b2 
3
iii. Variasi suhu Spasial
Selisih(dalam midrange) terbesar diantara 2 buah titik ukur di dalam UUT
(t spasial == t mid_maks – t mid_min)
iv. Variasi suhu Temporal
Nilai selisih maksimum di dalam UUT (t temporal = (t maks- t min)maks)
v. Suhu enclosure pada indicator :
Suhu didalam UUT seperti yang ditunjukan oleh indicator suhu pada UUT
(t UUT indicator = (t mid_maks + t mid_min)/2.

vi. Ketidakpastian baku gabungan ( Uc) Thermocouple adalah :

(Ua) 2  (Ub1) 2  Ub2


2
Uc =

vii. Ketidakpastian bentangan ( Uexp)


Uexp = Uc x k

Dengan asumsi distribusi normal, maka ketidakpastian bentangan ( Uexp )


dengan cakupan k = 2, sehingga :

Uexp = Uc x 2

H. Ambang batas.

No Parameter Ambang batas yang diizinkan Acuan

1. Suhu T6 / Matras <40 ºC SNI IEC 6061-2-19:2014


2. Air Temperature ± 1 ºC SNI IEC 6061-2-19:2014

3. Kebisingan (dBA) ≤ 60 dBA SNI IEC 6061-2-19:2014

4. Air Flow ≤ 0.3 m/s SNI IEC 6061-2-19:2014

5. Kelembaban ±10 % dari penunjukan SNI IEC 6061-2-19:2014


sebenarnya

Ambang Batas
I. No Parameter
1. Tegangan jala-jala terukur + 10% dari 220 V

2. Nilai resistansi kawat pembumian

Kabel catu daya yang tidak dapat dilepas ≤ 0,3 Ω

Kabel catu daya yang dapat dilepas ≤ 0,2 Ω

3 Nilai tahanan isolasi kabel catu daya dengan selungkup ≥ 2 MΩ

4. Arus bocor pada peralatan  500 A

Telaah Teknis

1. Pastikan Hasil pemeriksaan fisik dan fungsi baik. Jika ada hasil yang kurang baik, beri
catatan dilembar kerja
2. Untuk menentukan kriteria alat LAIK atau TIDAK LAIK dengan menggunakan nilai skor,
dimana terdapat 4 parameter ukur yaitu
- Pengukuran Kelistrikan (Safety Test)
- Pengukuran Suhu Udara
- Pengukuran Suhu Matras
- Pengukuran Kebisingan
- Pengukuran Aliran Udara
- Pengukuran Kelembaban
Sehingga total nilai skor sama dengan 1, jika nilai skor 0 maka alat dinyatakan TIDAK
LAIK.
3. Pemberian nilai skor untuk Pengukuran Kelistrikan adalah jika nilai Koreksi keluar dari
ambang batas yang direkomendasikan oleh SNI/IEC 62353 Tahun 2014 yaitu:
a. Tahan isolasi kabel catu daya dengan chassis ≥ 2 MΩ dengan skor 1
b. Tahanan hubungan pentanahan
Kabel catu daya yang tidak dapat dilepas toleransi ≤ 0.3 Ω dengan skor 1
Kabel catu daya yang dapat dilepas toleransi ≤ 0.2 Ω dengan skor 1
c. Arus bocor pada peralatan toleransi ≤ 500 µA dengan skor 1
Dengan perhitungan: Nilai Skor 1= (poin 1 x poin 2 x poin 3)

4. Untuk parameter pegukuran suhu udara didalam baby incubator , pemberian


nilai skornya untuk masing masing setting suhu adalah 1, jika hasil koreksi dari
pengukuran suhu ≤ 1 ºC maka nilai skoringnya adalah 1 jika nilai koreksi > 1
ºC maka nilai skornya adalah nol (0)
Dengan perhitungan : Skor Suhu udara = (poin 1 + poin 2) : 2
Jika hasil perhitungan ≥ 0.5 maka nilai skor = 1

5. Untuk parameter pegukuran suhu matras didalam baby incubator , pemberian skoring
untuk masing masing setting suhu adalah 1, jika hasil pengukuran suhu < 40 ºC maka
nilai skoringnya adalah 1 jika hasil pengukuran > 40 ºC maka nilai skoringnya adalah
nol (0)
Dengan perhitungan : Skor Suhu Suhu udara = (poin 1 + poin 2) : 2
Jika hasil perhitungan ≥ 0.5 maka nilai skornya = 1

6. Untuk parameter pegukuran tingkat kebisingan didalam baby incubator , pemberian


skoring untuk tingkat kebisingan adalah 1, jika hasil pengukuran kebisingan < 60 dB
maka nilai skornya adalah 1 jika hasil kebisingan > 60 dB maka nilai skornya adalah nol
(0)
7. Untuk parameter pegukuran aliran udara didalam baby incubator , pemberian nilai
skornya adalah 1, jika hasil aliran udara < 0.35 m/s maka nilai skornya adalah 1 jika
aliran udara > 0.35 m/s maka nilai skornya adalah nol (0)

8. Untuk parameter pegukuran Kelembaban udara karena pengujian kelembaban


bertujuan menginformasikan kelembaban didalam baby incubator , maka untuk nilai
skornya selalu 1
9. Menentukan total skor dengan mengalikan setiap skor parameter yaitu:

Rata –rata skor pengukuran kinerja = skor 1 + skor 2 + skor 3 + skor 4+ skor 5
Skor pengukukuran kinerja = Jika hasil rata – rata pengukuran adalah ≥ 0.6
maka nilai skornya adalah 1, jika <0.6 maka nilai skornya adalah 0

Total nilai skor = Skor kelistrikan x skor pengukuran kinerja

Jika Total skor sama dengan 0 maka alat dinyatakan TIDAK LAIK dan jika Total nilai
skor sama dengan 1, maka alat dinyatakan LAIK

I. Label Kalibrasi

Untuk alat yang LAIK maka tempel dengan label warna hijau, untuk alat yang TIDAK
LAIK temple dengan label warna merah.

Anda mungkin juga menyukai