Anda di halaman 1dari 69

PERENCANAAN GEDUNG

LIMA LANTAI
Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Baja Gedung Tahun
Ajaran 2014/2015

Dibuat oleh :
Deasy Monica Parhastuti 131111003
Kelas KG-2A

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Juli, 2015

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah pelaksanaan konstruksi yang hebat, terdapat perencanaan yang


tepat di belakangnya. Karena dua hal ini sangat berkaitan satu sama lain. Apabila kita
mendesain sebuah bangunan dikerjakan secara tidak teliti maka akan terjadi kegagalan
sebuah konstruksi.
Syarat sebuah konstruksi baja yang baik harus menganalisa struktur dengan
mekanika teknik, analisa dengan komputer, analisa struktur harus digambarkan dengan
model-model matematis dan apabila perhitungan terjadi penyimpangan maka struktur
yang dihasilkan dapat dibuktikan dengan perhitungan dan atau percobaan yang cukup
aman, Tanggung jawab atas penyimpangan, dipikul oleh perencana dan pelaksana yang
bersangkutan, Perhitungan dan atau percobaan tersebut diajukan kepada panitia yang
ditunjuk oleh pengawas bangunan, yang terdiri dari ahli-ahli yang diberi wewenang
menentukan segala keterangan dan cara-cara tersebut dan nama penanggung jawab hasil
perhitungan harus ditulis dan dibubuhi tanda tangan serta tanggal yang jelas.
Dengan demikian tugas seorang perancang struktur adalah mengatur dan
mendimensi struktur serta baja struktur sehingga dapat memikul beban. Pekerjaan yang
harus dilakukan adalah mengatur tata letak struktur, mempelajari berbagai bentuk
struktur yang mungkin untuk digunakan, meninjau kondisi pembebanan, analisa
tegangan, defleksi dan lain-lain. Pekerjaan selanjutnya adalah desain dan dilanjutkan
dengan penggambaran. Dengan kata lain, desain berarti mendapatkan dimensi bagian
struktur setelah gaya dihitung.

1.2 Tujuan

1. Dapat menghitung pembebanan yang berfungsi sebagai input mendesain struktur

baja pada gedung yang di desain.

2. Dapat menggunakan software SAP untuk membantu dalam perancangan struktur

baja yang didesain.

2
3. Dapat mengetahui berat struktur dan kebutuhan biaya yang harus disediakan untuk

membangun struktur dengan profi baja yang telah didesain.

4. Dapat membandingkan perhitungan menggunakan SAP dengan perhitungan manual.

1.3 Teknik Pemodelan Struktur

Struktur dimodelkan dengan menggunakan SAP 2000 V17. Analisa menyertakan

beban mati, beban angin, beban pekerja, dan beban gempa.

1.4 Sistematika Penulisan

Laporan ini dikelompokkan dalam lima bagian. Bab I Pendahuluan yang

membahas mengenai Latar Belakang, Tujuan, Teknik Pemodelan Struktur dan

Sistematika Penulisan. Bab II Dasar Teori, menguraikan tentang teori yang mendukung

pengerjaan laporan ini. Bab III Data Struktur, menguraikan tentang data yang di input

dalam mendesain struktur baja yang direncanakan. Bab IV Analisa Struktur dan

Interpretasi Luaran Software yaitu menguraikan tentang deformasi yang terjadi dalam

struktur, gaya-gaya dalam dan reaksi perletakkan disertai dengan analisisnya, Dan Bab V

menguraikan tentang kesimpulan dari sebuah perencanaan.

3
BAB II

DASAR TEORI

2.1 SIFAT BAJA SEBAGAI MATERIAL STRUKTUR

Penggunaan baja sebagai bahan struktur utama dimulai pada akhir abad ke-19
ketika metode pengolahan baja yang murah dikembangkan dengan skala yang luas. Baja
merupakan bahan yang mempunyai sifat struktur yang baik. Baja mempunyai kekuatan
yang tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik maupun tekan dan oleh karena itu baja
adalah elemen struktur yang memiliki batasan sempurna yang akan menahan beban jenis
tarik aksial, tekan aksial, dan lentur dengan fasilitas yang hampir sama. Berat jenis baja
tinggi, tetapi perbandingan antara kekuatan terhadap beratnya juga tinggi sehingga
komponen baja tersebut tidak terlalu berat jika dihubungkan dengan kapasitas muat
bebannya, selama bentuk-bentuk struktur yang digunakan menjamin bahwa bahan
tersebut dipergunakan secara efisien.
2.1.1 Kekurangan Baja Sebagai Elemen Struktur
Sebagai elemen struktur, baja memiliki kekurangan yang diantaranya: biaya
pemeliharaan; biaya perlindungan terhadap kebakaran; rentan terhadapa
buckling(tekuk); fatik(menurunnya kekuatan baja karena mendapat beban siklis);
dan keruntuhan getas.
2.1.2 Kelebihan Baja Sebagai Elemen Struktur
Kelebihan baja terlihat dari kekuatan, relative ringan, kemudahan dalam
pemasangan. Tetapi masih banyak lagi kelebihan yang dimiliki oleh baja, antara
lain: kekuatan yang tinggi; keseragaman; elastis; permanen; daktil(sifat baja
untuk menahan deformasi yang besar tanpa keruntuhan terhadap beban tarik);
liat(toughness); sangat baik sebagai tambahan pada struktur yang telah ada.
Selain hal-hal yang telah disebutkan di paragraph sebelumnya, baja juga memiliki
kelebihan dalam kemudahan penyambungan, cepat dalam pemasangan, dapat dibentuk
sesuai dengan profil yang diinginkan, dapat digunakan kembali setelah pembongkaran,
masih bernilai walaupun sudah tidak menjadi elemen struktur, dan adaktif terhadap pre-
fabrikasi.

4
2.2 BALOK
Jika beban gravitasi bekerja pada balok tumpuan sederhana dengan bentang yang
cukup panjang, balok akan melentur kebawah dengan bagian atas tertekan dan
berperilaku seperti batang tekan. Sebagaimana umumnya balok mempunyai dimensi
tinggi yang lebih besar dibandingkan lebarnya, sehingga momen inersia bagian yang
tertekan terhadap sumbu vertikal (sumbu y) akan lebih kecil dibandingkan momen
inersia terhadap sumbu x. Jika tidak diberikan sokongan lateral terhadap sumbu y maka
balok akan mengalami tekuk lateral akibat beban yang lebih kecil.
Tekuk lateral tidak akan terjadi jika flens tekan dikekang secara lateral pada jarak
tertentu. Dalam hal ini perlu ditinjau tekuk akibat momen dari balok baja daktil kompak
dengan berbagai kondisi sokongan lateral. Penampang kompak adalah penampang
dengan profil yang memungkinkan terjadinya tegangan plastis penuh sebelum terjadi
tekuk.

Gambar 2.1 Momen nominal sebagai fungsi dari panjang tanpa sokongan pada flens tekan
Dari gambar diatas terlihat bahwa balok mempunyai tiga daerah tekuk
tergantung pada kondisi sokongan lateral yang diberikan. Jika pada balok diberikan
sokongan lateral menerus atau pada jarak yang dekat, maka balok akan menekuk secara
plastis(termasuk dalam tekuk Zona 1). Dengan bertambahnya jarak sokongan lateral,
balok akan runtuh secara inelastic pada momen yang lebih kecil (termasuk dalam Zona
2). Dan jika jarak sokongan diperbesar lagi, balok akan runtuh secara elastis(termasuk
dalam Zona 3).

5
2.2.1 Tekuk Plastis (Zona 1)
Jika pada balok kompak diberikan sokongan lateral pada flens tekan dengan jarak
tertentu, maka balok tersebut dapat dibebani sampai tercapai momen plastis dan
redistribusi momen apabila jarak pengaku tidak lebih dari Lp. Nilai Lp tergantung
pada dimensi penampang balok dan tegangan lelehnya. Umumnya balok berada
dalam Zona 1.
Penampang lingkaran atau persegi atau I yang melentur terhadap sumbu lemah
tidak ada batasan terhadap mutu baja. Karena jika penampang I melentur terhadap
sumbu lemah atau sumbu y, maka tidak akan terjadi tekuk sebelum tercapai
momen plastis penuh Mp terhadap sumbu y.
Untuk dapat dikatakan sebagai penampang kompak, rasio lebar-tebal dari flens dan
web dari penampang I dan C diberikan batasan sebagai berikut:
 Untuk flens

λp =

 Untuk web

λp =

Dalam rumus diatas, h adalah jarak dari kaki fillet web atas dan
bawah(sama dengan dua kali jarak dari sumbu netral ke sisi dalam flens tekan
dikurangi jari-jari fillet).
2.2.2 Tekuk Inelastis (Zona 2)
Dengan bertambahnya jarak sokongan lateral, momen yang dapat ditahan oleh
penampang akan berkurang sampai akhirnya akan terjadi tekuk sebelum seluruh
penampang tertekan mencapai tegangan leleh. Jarak maksimum sokongan lateral
dimana masih dapat tercapai tegangan leleh Fy pada suatu titik adalah akhir dari
daerah inelastis. Nilai tersebut diberikan dalam Gambar 2.1 dan nilainya
tergantung pada properti penampang balok, tegangan leleh, dan tegangan
redusial/sisa pada balok. Jadi, jika terdapat momen yang secara teoritis
menyebabkan tegangan leleh tercapai pada satu titik (sesungguhnya kurang dari Fy
karena adanya tegangan redusial), maka penampang akan mengalami tekuk.
Dengan bertambahnya jarak sokongan lateral flens tekan hingga melampaui Lp
maka kapasitas momen akan semakin kecil. Akhirnya pada jarak sokongan lateral
Lr, penampang akan menekuk secara elastis sesaat setelah tercapainya tegangan

6
leleh. Karena adanya tegangan sisa Fr, tegangan elastis yang ditimbulkan oleh
momen hanya dapat mencapai Fyw - Fr. Dengan asumsi Cb = 1,0 kapasitas
momen untuk profil I atau C kompak yang melentur terhadap sumbu x untuk
Lb=Lr dapat dihitung dengan rumus berikut.
3 Mu= bMr= b S x ( F yw F r)
Lr merupakan fungsi dari properti penampang seperti luas penampang, modulus
elastisitas, tegangan leleh, dan properti warping dan torsi. Rumus yang cukup rumit
untuk menghitungnya diberikan dalam Spesifikasi LRFD (F1), tetapi nilai untuk
profil balok tertentu diberikan dalam”Load Factor Design Selection Table.”
Dengan jarak sokongan lateral Lr sampai dengan Lp terlihat bahwa tekuk tidak akan
terjadi jika tegangan leleh tercapai terlebih dahulu. Jika balok berada dalam Zona 2
maka terjadi penetrasi tegangan leleh dari serat terluar ke arah dalam. Untuk kasus
seperti ini, jika jarak sokongan lateral berada di antara Lp dan Lr maka kapasitas
momen akan bervariasi secara linier antara Mu = ØFyZ pada Lp dan ØbSx(Fyw - Fr)
pada Lr. Untuk menentukan nilai momen diantara Lp dan Lr kapasitas momen dapat
ditentukan dengan persamaan pada LRFD. Jika Cb lebih besar dari 1,0, penampang
akan dapat menahan momen lebih besar tetapi tidak lebih dari ØbMp = ØbFyZ.
ØbMn = Cb[ØbMp – BF(Lb – Lp)] ØbMp
dimana BF adalah faktor yang diberikan dalam “Load Factor Design Selection
Table” untuk masing-masing penampang.
2.2.3 Tekuk Elastis (Zona 3)
Jika jarak sokongan lateral lebih besar dari Lr penampang akan menekuk secara
elastis sebelum tercapai tegangan leleh dimanapun. Dengan bertambahnya jarak
sokongan lateral, momen tekuk menjadi lebih kecil. Jika pada balok ini momen
terus ditingkatkan, balok akan berdefleksi secara lateral hingga mencapai momen
kritis Mcr. Pada situasi ini penampang balok akan terpuntir dan flens tertekan akan
bergerak secara lateral. Momen Mcr diberikan oleh tahanan torsi dan tahanan
warping balok.
Jika jarak sokongan lateral flens tekan balok lebih besar dari Lr penampang akan
menekuk secara elastis sebelum tegangan leleh tercapai pada satu titik penampang.
Spesifikasi LRFD Section memberikan persamaan untuk menentukan momen
tekuk lentur-torsi, Mcr.

Rumus tersebut adalah: Mcr = Cb √ ( )

7
Rumus ini berlaku untuk profil I simetri ganda kompak, kanal dengan beban pada
bidang web, profil I simetri tunggal dengan flens tekan lebih besar dari flens tarik.
Tekuk lentur-torsi tidak mungkin terjadi jika momen inersia penampang terhadap
sumbu lentur sama atau lebih kecil dari momen inersia terhadap luar bidang lentur.
Akubatnya, kondisi batas dari tekuk lentur-torsi tidak berlaku untuk profil yang
melentur terhadap sumbu lemah, untuk profil dengan Ix Iy, untuk penampang
pipa atau persegi. Kelelahan akan menentukan jika penampang non-kompak.
2.2.4 Penampang Kompak dan Non-kompak
Penampang kompak adalah penampang yang mampu mencapai distribusi tegangan
plastis penuh(dengan asumsi tersedia sokongan lateral menerus) sebelum terjadi
tekuk lokal pada web atau flens. Untuk dapat dikelompokkan sebagai kompak,
penampang W atau I harus mempunyai rasio lebar-tebal b/t tidak boleh lebih dari
λp = 65/ . Juga, web yang menerima tekan akibat lentur rasio h/t tidak boleh
lebih dari λp = 640/ .
Penampang non-kompak adalah penampang dimana tegangan leleh dapat tercapai
pada beberapa tempat tetapi tidak seluruh elemen tekannya sebelum terjadi tekuk.
Jadi pada penampang seperti ini tidak dapat terjadi distribusi tegangan plastis
penuh. Penampang non-kompak adalah penampang dengan rasio-rasio tinggi/tebal

web lebih dari λp = 141√ - sedangkan untuk web tidak boleh lebih dari λr =

970/

8
Gambar 2.2 nilai n, b, dan t yang digunakan untuk menghitung batas rasio lebar-
tebal,
Jika penampang non-kompak, yaitu penampang dengan λp λ λr, nilai Mn
diperoleh dengan interpolasi linier antara Mp dan Mr sebagaimana dalam
persamaan berikut:
 Untuk tekuk lateral-torsi

Mn = Cb[Mp – (Mp – Mr) ]( Mp

 Untuk tekuk lokal flens dan web



Mn = Mp – (Mp – Mr)( –

Jika λ λr, kondisi batas dari tekuk lateral-torsi dan tekuk lokal flens ditentukan
dari rumus LRFD Appendix dan diberikan dibawah ini. Dalam rumus tersebut S
adalah modulus penampang, Fcr adalah tegangan kritis rencana untuk elemen
tekan.
Mn = Mcr = SFcr Mp
2.2.5 Geser
Saat balok melentur, gaya geser akan terjadi karena adanya perubahan
panjang dalam serat longitudinal. Lentur positif akan menyebabkan tertariknya
serat bawah dan serat atas memendek dan diantaranya terdapat sumbu netral
dimana serat tidak berubah panjangnya. Dengan adanya perbedaan deformasi ini,
serat tertentu cenderung akan menggeser serat di atas atau di bawahnya.
Geser horisontal dan vertikal pada suatu titik tidak terpisah dan keduanya
harus terjadi secara simultan. Pada umumnya, gaya geser bukan hal yang
menimbulkan masalah dalam balik karena web dari profil mampu menahan gaya
geser yang besar. Berikut adalah kondisi yang menyebabkan geser menjadi
penting:
1. Jika beban terpusat yang cukup besar ditempatkan dekat tumpuan maka gaya
geser akan meningkat cukup besar tanpa peningkatan momen lentur.
2. Pertemuan dua elemen kaku(pertemuan balok dan kolom) sehingga webnya
terletak pada bidang yang sama.
3. Jika balok dipotong atau diberi takikan seperti pada Gambar 3.3(c) maka akan
timbul geser. Dalam hal ini gaya geser harus dihitung terhadap tinggi yang

9
tersisa. Hal yang sama terjadi jika dibuat lubang pada web untuk perpipaan
atau keperluaan lainnya.
4. Secara teoritis balok dengan bentang pendek yang diberikan beban berat dapat
mengalami geser yang berlebihan, tetapi hal ini jarang terjadi kecuali pada
kasus 1
5. Geser akan menjadi masalah meskipun pada pembebanan yang biasa jika web
terlalu tipis, baik itu digunakan dalam profil baja cetakan atau elemen built-up.

Gambar 3.3 Balok dengan Geser Transversal dan Longitudinal


Rumus-rumus kekuatan geser diberikan dalam Spesifikasi LRFD F2. Dalam
rumusan berikut ini, Fyw adalah tegangan leleh minimum web; h adalah jarak
bersih antara pertemuan las web dan flens, sedangkan untuk penampang built-up
nilai ini adalah jarak bersih antara kedua flens. Untuk penampang built-up yang
dibaut, h adalah jarak antara dua baris baut dalam web. Rumus yang berbeda
diberikan untuk rasio h/tw yang berlainan tergantung apakah geser yang terjadi
plastis, inelastis, atau elastis.
1. Leleh web. Hampir semua profil balok cetakan dalam manual LRFD termasuk
dalam kelompok ini.

10
2. Tekuk inelastic web.

3. Tekuk elastis web.

Untuk setiap kondisi, Vu = fv Vn dengan fv= 0,90


2.2.6 Defleksi
Defleksi balok biasanya dibatasi dengan alasan berikut.
1. Defleksi yang berlebihan dapat merusak material lain yang bergabung dengan
elemen yang ditinjau. Misalnya retak plesteran akibat defleksi berlebihan balok
pendukung langit-langit.
2. Penampilan struktur menjadi buruk karena defleksi yang berlebihan.
3. Defleksi yang berlebihan membuat orang takut untuk menggunakan struktur
tersebut meskipun dari sisi kekuatan sudah memenuhi.
4. Mungkin diperlukan beberapa balok berlainan memikul beban yang sama
sehingga terjadi defleksi yang sama.
Defleksi maksimum yang dijinkan tersebut tergantung pada kondisi
pembebanan, perencana, dan juga peraturan yang digunakan. Misalnya beberapa
peraturan mensyaratkan defleksi maksimum ijin sebesar 1/360 panjang bentang
untuk balok kerangka langit sehingga tidak akan terjadi retak seandainya dipasang
plesteran pada langit-langit tersebut. Jika beban berupa mesin yang dapat terjadi
getaran maka defleksi maksimum ijin adalah 1/1500 atau 1/2000 panjang bentang.
Defleksi harus ditentukan sendiri oleh perencana berdasarkan pengalaman dan
pertimbangannya. Lendutan dapat dihitung dengan

11
2.3 BRACING A KONSENTRIS

Pada umumnya bracing dirancang untuk menahan kekuatan angin dan gempa.
Bracing ini dibuat dengan bentuk menyerupai huruf A. Dengan bertujuan untuk menahan
gaya tarik dan gaya tekan dan memperkuat struktur terutama dalam kolom.

12
BAB III

DATA STRUKTUR

3.1 Gambar Arsitektural

Struktur baja gedung yang akan direncanakan adalah struktur bangunan 5

lantai. Pada gambar-gambar berikut akan diberikan denah, potongan memanjang

dan potongan melintang gedung.

3.1.1 Denah Lantai Dasar

13
3.1.2 Denah Lantai 1-4

LANTAI 1

LANTAI 2

14
LANTAI 3

LANTAI 4

LANTAI 5

15
3.1.3 Portal B dan E 3.1.5 Portal 2 dan 5

3.1.6 Portal 3 dan 4


3.1.4 Portal C dan D

16
3.2 DATA DAN SPESIFIKASI MATERIAL RENCANA STRUKTUR

 Tipe Bangunan: Bangunan baja lima lantai

 Tipe Struktur : Bracing A Konsentris

 Mutu : 30 Mpa / A36

3.3 PEMBEBANAN DAN KOMBINASI PEMBEBANAN

Pembebanan struktur yang bekerja yaitu beban mati ( terdiri dari beban akibat

berat sendiri dan beban mati tambahan), beban hidup, beban angin, dan beban

gempa yang besarnya mengacu pada Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk

Gedung 1987.

a. Beban Mati

Beban mati yang yang terdapat pada struktur ini berupa beban yang berasal

dari berat sendiri struktur dan juga beban mati tambahan dari beban dinding,

dan pelat lantai.

b. Beban Hidup

Beban hidup yang bekerja berasal dari beban pengguna yang disesuaikan

dengan peruntukkan gedung. Karena peruntukkannya sebagai gedung kuliah,

beban yang dihitung sebesar 250 kg/m2 untuk di ruang kuliah dan 400 kg/m2

untuk pembebanan pada koridor. Kemudian beban pekerja yang bekerja selama

perawatan gedung dihitung sebesar 100 kg/m2.

c. Beban Angin

Beban angin yang digunakan sebesar 25 kg/m2, besarnya nilai beban angin yang

dihitung berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1947.

Gedung yang direncanakan tanpa struktur atap pada penerapan bebannya

17
dihitung sebesar 0,9 kali besarnya beban angin dibebani sejajar bidang arah X

maupun arah Y.

d. Beban Gempa

Parameter-parameter perhitungan gaya gempa ditentukan sesuai dengan nilai

yang telah ada karena penulis belum mempelajari ilmu tentang gempa.

e. Kombinasi Pembebanan

Setelah ditentukan beban yang ada pada gedung dilanjutkan dengan

mengkombinasikan beban-beban tersebut sesuai dengan keadaan yang sering

terjadi secara individual maupun bersamaan.

Konfigurasi kombinasi pembebanan berdasarkan SNI 03-1729-2000 dapat dilihat

sebagai berikut:

Dengan :

DL = Dead Load (Beban Mati)


LL = Life Load (Beban Hidup)
E = EarthQuake Load (Beban Gempa)
W = Wind Load (Beban Angin)

18
PERHITUNGAN PEMBEBANAN

Beban Mati

1. Lantai 1

a. Beban Lantai = 288 kg/m2

b. Dinding = 250 kg/m2

c. Jumlah Beban = 538 kg/m2

2. Lantai 2-4

a. Beban Lantai = 288 kg/m2

b. Dinding = 250 kg/m2

c. Penggantung / Plafond = 18 kg/m2

e. Jumlah Beban = 556 kg/m2

3. Lantai 5

a. Beban Lantai = 288 kg/m2

Beban Hidup

1. Lantai 1-3, Beban Hidup = 300 kg/m2

2. Lantai 4, Beban Hidup = 250 kg/m2

3. Lantai 5, Beban Hidup = 300 kg/m2

19
Panel 1 Panel 2

Panel 3
Panel 4

Panel 5 Panel 6

Perhitungan Pembebanan Perpanel

 Panel 1
DL = 538 kg/cm2 x 0,75 = 403,5 kg/m
LL = 300 kg/cm2 x 0,75 = 225 kg/m

 Panel 2
DL = 538 kg/cm2 x 0,75 = 403,5 kg/m
LL = 538 kg/cm2 x 0,75 = 225 kg/m

 Panel 3
DL = 538 kg/cm2 x 0,75 = 403,5 kg/m
LL = 300 kg/cm2 x 0,75 = 225 kg/m

 Panel 4
DL = 538 kg/cm2 x 3 = 1614 kg/m
LL = 300 kg/cm2 x 3 = 900 kg/m

 Panel 5
DL = 538 kg/cm2 x 0,75 = 403,5 kg/m
LL = 300 kg/cm2 x 0,75 = 225 kg/m

 Panel 6
DL = 538 kg/cm2 x 3 = 1614 kg/m
LL = 300 kg/cm2 x 1,5 = 450 kg/m

20
BAB IV

INTERPRETASI

4.1 KAPASITAS RASIO (Kip, in)

Nilai kapasitas rasio


No Batang
Lokasi maksimum
Kolom Balok Bracing Kolom Balok Bracing
541, 542, 543, 546,
784,566 dan 547,548, 551, 552, 1139, 1124,
Lantai 1 0,086 0,084 0,05
783 553, 556, 557 dan 1103, 1088
558
1090, 1091,
72, 769, 69 357,358, 359, 1100, 1101,
Lantai 2 0,21 0,874 0,034
dan 766 470,471 dan 472 1126, 1127,
1136 dan 1137
76, 773, 73 408, 409, 410, 420, 1129, 1134,
Lantai 3 0,21 0,866 0,039
dan 770 421 dan 422 1093 dan 1098
80, 777, 77 468, 489, 570, 580, 1095, 1096,
Lantai 4 0,074 0,866 0,047
dan 774 581 dan 582 1131 dan 1133
81, 778, 84 331, 332, 333, 319, 216, 217, 212
Lantai 5 0,029 0,866 0,044
dan 781 320 dan 321 dan 213
Kapasitas rasio terbesar dalam 1 gedung 0,866

21
4.2 GAYA-GAYA DALAM PADA BALOK (Kip in)

 GESER (Kip-in)

1. X = 0,5 / Lantai 1

Geser terbesar ada di batang no 541, 542, 543, 546, 547, 548, 551, 552,553, 556,

557 dan 558

22
PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 1
 Batang 541, geser maksimum = 1,194 k
 Profil W12x65 (d = 12,12 in ; tw = 0,390 ; k = jarak dari serat flens terjauh ke

kaki las pada web = 1 =

Jawab :
h = d – 2*k = 12,12 – 2* = 9,495 in

(OK)

vVn = (0.9)*(0,6)*(fyw)*(Aw)
= (0,9)*(0,6)*(36)*(12,12*0,39) = 91,89 k > 1,194 k (Memenuhi Syarat)

23
2. X = 4,5 / Lantai 2

Geser terbesar ada di batang no 367, 369, 370, 375, 377 dan 429

24
PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 2
 Batang 367, geser maksimum = 46,395 k
 Profil W12x106 (d = 12,89 in ; tw = 0,610 ; k = jarak dari serat flens terjauh ke
kaki las pada web = 1 =

Jawab :
h = d – 2*k = 12,89 – 2* = 11,37 in

(OK)

vVn = (0.9)*(0,6)*(fyw)*(Aw)
= (0,9)*(0,6)*(36)*(12,89*0,61) = 152,85 k > 46,395 k (Memenuhi Syarat)

25
3. X = 8,5 / Lantai 3

Geser terbesar ada di batang no 401, 402, 403, 413, 414 dan 415

26
PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 3
 Batang 401, geser maksimum = 33,799 k
 Profil W12x79 (d = 12,38 in ; tw = 0,47 ; k = jarak dari serat flens terjauh ke
kaki las pada web = 1 =

Jawab :
h = d – 2*k = 12,38 – 2* = 10,86 in

(OK)

vVn = (0.9)*(0,6)*(fyw)*(Aw)
= (0,9)*(0,6)*(36)*(12,38*0,47) = 113,11 k > 33,799 k (Memenuhi Syarat)

27
4. X = 12,5 / Lantai 4

Geser terbesar ada di batang no 461, 462, 463, 573, 574 dan 575

28
PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 4
 Batang 461, geser maksimum = 33,799 k
 Profil W12x79 (d = 12,38 in ; tw = 0,47 ; k = jarak dari serat flens terjauh ke
kaki las pada web = 1 =

Jawab :
h = d – 2*k = 12,38 – 2* = 10,86 in

(OK)

vVn = (0.9)*(0,6)*(fyw)*(Aw)
= (0,9)*(0,6)*(36)*(12,38*0,47) = 113,11 k > 33,799 k (Memenuhi Syarat)

29
5. X = 16,5 / Lantai 5

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
312 314,961 COMB2 Combination -0,000884 33,799 0,0004124 -0,001259 -0,064 8,632E-13 312-1 314,961
312 314,961 ENVELOPE Combination Max -0,000494 33,799 0,0004124 -0,0006008 -0,035 8,632E-13 312-1 314,961
313 314,961 COMB2 Combination -0,001025 33,799 -0,0002691 -0,001894 0,022 8,632E-13 313-1 314,961
313 314,961 ENVELOPE Combination Max -0,0006185 33,799 -0,0001338 -0,000952 0,022 8,632E-13 313-1 314,961
314 314,961 COMB2 Combination -0,0002625 33,799 -0,000138 -0,000143 0,03 8,632E-13 314-1 314,961
314 314,961 ENVELOPE Combination Max -0,0001842 33,799 -0,00009176 -0,0000982 0,03 8,632E-13 314-1 314,961
324 314,961 COMB2 Combination -0,0005976 33,799 0,0002313 -0,001825 -0,036 8,632E-13 324-1 314,961
324 314,961 ENVELOPE Combination Max -0,0003506 33,799 0,0002313 -0,0008867 -0,021 8,632E-13 324-1 314,961
325 314,961 COMB2 Combination -0,0004777 33,799 -0,000349 -0,002299 0,04 8,632E-13 325-1 314,961
325 314,961 ENVELOPE Combination Max -0,0003442 33,799 -0,0001738 -0,001156 0,04 8,632E-13 325-1 314,961
326 314,961 COMB2 Combination -0,00001207 33,799 0,0001427 0,0008263 -0,013 8,632E-13 326-1 314,961
326 314,961 ENVELOPE Combination Max -0,00001207 33,799 0,0001427 0,0008263 -0,002429 8,632E-13 326-1 314,961

Geser terbesar ada di batang no 312, 313, 314, 324, 325 dan 326

30
PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 5
 Batang 312, geser maksimum = 33,799 k
 Profil W12x79 (d = 12,38 in ; tw = 0,47 ; k = jarak dari serat flens terjauh ke
kaki las pada web = 1 =

Jawab :
h = d – 2*k = 12,38 – 2* = 10,86 in

(OK)

vVn = (0.9)*(0,6)*(fyw)*(Aw)
= (0,9)*(0,6)*(36)*(12,38*0,47) = 113,11 k > 33,799 k (Memenuhi Syarat)

31
KESIMPULAN PERHITUNGAN GESER

Dari Pengecekkan geser Maksimum, Dapat diambil Kesimpulan Sebagai Berikut

Lantai Batang No Geser Maksimum Dari Perhitungan Keterangan

Ke Sap Manual

(kip-in) (kip-in)

Lantai 1 541 1,194 91,889 Memenuhi

syarat

Lantai 2 367 46,395 152,85 Memenuhi

syarat

Lantai 3 401 33,799 113,11 Memenuhi

syarat

Lantai 4 461 33,799 113,11 Memenuhi

syarat

Lantai 5 312 33,799 113,11 Memenuhi

syarat

32
 MOMEN (Kip-ft)

1. X = 0,5 / Lantai 1

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
541 13,1234 COMB1 Combination 0,000001303 1,747E-16 -0,001816 -0,0002859 0,00000632 7,8362 541-1 13,1234
541 13,1234 ENVELOPE Combination Max 0,000003012 1,747E-16 -0,001167 -0,0001838 0,00000632 7,8362 541-1 13,1234
542 13,1234 COMB1 Combination -0,000005637 1,747E-16 0,000004572 8,901E-07 0,0007382 7,8362 542-1 13,1234
542 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,000003624 1,747E-16 0,000005667 0,000001107 0,0008372 7,8362 542-1 13,1234
543 13,1234 COMB1 Combination 0,00003894 1,747E-16 0,001809 0,0002847 7,767E-07 7,8362 543-1 13,1234
543 13,1234 ENVELOPE Combination Max 0,00005272 1,747E-16 0,00204 0,0003234 7,767E-07 7,8362 543-1 13,1234
546 13,1234 COMB1 Combination 1,269E-08 1,747E-16 0,0005724 0,00007107 0,000001026 7,8362 546-1 13,1234
546 13,1234 ENVELOPE Combination Max 0,000001326 1,747E-16 0,0006148 0,00007682 0,000002341 7,8362 546-1 13,1234
547 13,1234 COMB1 Combination -0,00005571 1,747E-16 0,000003425 4,399E-07 -0,0002455 7,8362 547-1 13,1234
547 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,00003582 1,747E-16 0,000004324 0,000000543 -0,0001578 7,8362 547-1 13,1234
548 13,1234 COMB1 Combination 0,00001027 1,747E-16 -0,000575 -0,0000718 0,000002522 7,8362 548-1 13,1234
548 13,1234 ENVELOPE Combination Max 0,00001495 1,747E-16 -0,0003697 -0,00004616 0,00000441 7,8362 548-1 13,1234
551 13,1234 COMB1 Combination 0,00001 1,747E-16 -0,0005717 -0,00007133 -0,000003539 7,8362 551-1 13,1234
551 13,1234 ENVELOPE Combination Max 0,00001461 1,747E-16 -0,0003675 -0,00004586 -0,000002275 7,8362 551-1 13,1234
552 13,1234 COMB1 Combination -0,00005496 1,747E-16 -0,000002444 -3,719E-07 0,0002451 7,8362 552-1 13,1234
552 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,00003533 1,747E-16 -0,000001571 -2,391E-07 0,0002681 7,8362 552-1 13,1234
553 13,1234 COMB1 Combination -0,000000277 1,747E-16 0,0005752 0,00007141 2,281E-07 7,8362 553-1 13,1234
553 13,1234 ENVELOPE Combination Max 9,721E-07 1,747E-16 0,0006183 0,00007725 2,281E-07 7,8362 553-1 13,1234
556 13,1234 COMB1 Combination 0,00003908 1,747E-16 0,001815 0,0002857 -0,000003008 7,8362 556-1 13,1234
556 13,1234 ENVELOPE Combination Max 0,00005289 1,747E-16 0,002048 0,0003247 -0,000001417 7,8362 556-1 13,1234
557 13,1234 COMB1 Combination -0,000005961 1,747E-16 -0,000006317 -0,000000889 -0,0007385 7,8362 557-1 13,1234
557 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,000003832 1,747E-16 -0,000004061 -5,715E-07 -0,0004748 7,8362 557-1 13,1234
558 13,1234 COMB1 Combination 0,000001458 1,747E-16 -0,00181 -0,0002851 -0,000004014 7,8362 558-1 13,1234
558 13,1234 ENVELOPE Combination Max 0,000003202 1,747E-16 -0,001164 -0,0001833 -0,00000258 7,8362 558-1 13,1234

Momen terbesar ada di batang no 541, 542, 543, 546, 547, 548, 551, 552, 553,

556, 557 dan 558

33
PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 1
 Batang 541, momen maksimum = 7,84 kip-ft
 Profil W12x65 (Lb = 8 m = 26,25 ft ; Lp = 12,6 ft ; Lr = 44,7 ft ; BF = 2,8 ; [ b
Mp = 261)

Jawab :
Zona 2
Lp < Lb < Lr

12,6 < 26,25 < 44,7

b Mn = Cb [ b Mp – BF (Lb – Lp)]

= 1 [261 – 2,8 (26,25-12,6)]

b Mn = 222,78 kip-ft > 7,84 kip-ft (Memenuhi Syarat)

34
2. X = 4,5 / Lantai 2

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
367 13,1234 COMB2 Combination -0,000763 6,469E-15 0,0002682 -0,0001644 0,0006646 369,6426 367-1 13,1234
367 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0003846 7,548E-15 0,0002682 -0,0001003 0,0006646 369,6426 367-1 13,1234
369 13,1234 COMB2 Combination -0,001479 6,469E-15 0,0001296 -0,000002502 -0,0021 369,6426 369-1 13,1234
369 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0007456 7,548E-15 0,0001296 -0,00000113 -0,001 369,6426 369-1 13,1234
370 13,1234 COMB2 Combination -0,0009174 6,469E-15 -0,0003928 0,0001227 0,0004835 369,6426 370-1 13,1234
370 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0004605 7,548E-15 -0,0001923 0,0001241 0,0004835 369,6426 370-1 13,1234
375 13,1234 COMB2 Combination -0,0006982 6,469E-15 0,0002607 -0,0001661 0,0006216 369,6426 375-1 13,1234
375 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0003507 7,548E-15 0,0002607 -0,0001013 0,0006216 369,6426 375-1 13,1234
377 13,1234 COMB2 Combination -0,001388 6,469E-15 0,00007514 -0,000006532 -0,002 369,6426 377-1 13,1234
377 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0006974 7,548E-15 0,00007514 -0,000003198 -0,001 369,6426 377-1 13,1234
429 13,1234 COMB2 Combination -0,0008854 6,469E-15 -0,0003192 0,0001284 0,0005274 369,6426 429-1 13,1234
429 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0004435 7,548E-15 -0,0001539 0,0001288 0,0005274 369,6426 429-1 13,1234

Momen terbesar ada di batang no 367, 369, 375, 377 dan 429

35
PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 2
 Batang 367, momen maksimum = 369,6426 kip-ft
 Profil W12x106 (Lb = 8 m = 26,25 ft ; Lp = 13 ft ; Lr = 67,2 ft ; Mp = 443;
BF = 2,95)

Jawab :
Zona 2
Lp < Lb < Lr

13 < 26,25< 67,2

b Mn = Cb [ Mp – BF (Lb – Lp)]

= 1 [443 – 2,95 (26,25-13)]

b Mn = 403,91 kip-ft > 369,6426 kip-ft (Memenuhi Syarat)

36
3. X = 8,5 / Lantai 3

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
401 13,1234 COMB2 Combination 0,00006668 1,937E-15 0,0001622 -0,00001175 0,0007765 269,253 401-1 13,1234
401 13,1234 ENVELOPE Combination Max 0,00006668 5,241E-15 0,0001622 -0,000004749 0,0007765 269,253 401-1 13,1234
402 13,1234 COMB2 Combination -0,0006149 1,937E-15 0,0005265 0,000006845 -0,002 269,253 402-1 13,1234
402 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0003192 5,241E-15 0,0005265 0,000006845 -0,0009735 269,253 402-1 13,1234
403 13,1234 COMB2 Combination -0,0006036 1,937E-15 -0,0006333 -0,00006257 0,00007545 269,253 403-1 13,1234
403 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0003069 5,241E-15 -0,000304 -0,00003242 0,00007545 269,253 403-1 13,1234
413 13,1234 COMB2 Combination -0,0001213 1,937E-15 0,0003104 0,00001066 0,0007712 269,253 413-1 13,1234
413 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0000635 5,241E-15 0,0003104 0,00001066 0,0007712 269,253 413-1 13,1234
414 13,1234 COMB2 Combination -0,001034 1,937E-15 0,0005562 0,00002279 -0,0022 269,253 414-1 13,1234
414 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0005284 5,241E-15 0,0005562 0,00002279 -0,0011 269,253 414-1 13,1234
415 13,1234 COMB2 Combination -0,0007824 1,937E-15 -0,0008169 -0,0001009 0,00001136 269,253 415-1 13,1234
415 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0003962 5,241E-15 -0,0003952 -0,0000518 0,00001136 269,253 415-1 13,1234

Momen terbesar ada di batang no 401, 402, 403, 413, 414 dan 415

37
PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 3
 Batang 401, momen maksimum = 269,253 kip-ft
 Profil W12x79 (Lb = 8 m = 26,25 ft ; Lp = 12,7 ft ; Lr = 51,8 ft ; Mp = 321;
BF = 2,88)

Jawab :
Zona 2
Lp < Lb < Lr

13 < 26,25< 67,2

b Mn = Cb [ Mp – BF (Lb – Lp)]

= 1 [443 – 2,95 (26,25-13)]

b Mn = 281,98 kip-ft > 269,253 kip-ft (Memenuhi syarat)

38
4. X = 12,5 / Lantai 4

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
461 13,1234 COMB2 Combination 0,001438 1,937E-15 -0,0003118 -0,00006065 0,0019 269,253 461-1 13,1234
461 13,1234 ENVELOPE Combination Max 0,001438 5,241E-15 -0,00019 -0,00002984 0,0019 269,253 461-1 13,1234
462 13,1234 COMB2 Combination 0,001026 1,937E-15 0,001396 -0,00006509 -0,0027 269,253 462-1 13,1234
462 13,1234 ENVELOPE Combination Max 0,001026 5,241E-15 0,001396 -0,00003248 -0,0013 269,253 462-1 13,1234
463 13,1234 COMB2 Combination -0,0005718 1,937E-15 -0,001048 -0,0000578 -0,000352 269,253 463-1 13,1234
463 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0003009 5,241E-15 -0,000498 -0,00002939 -0,000195 269,253 463-1 13,1234
573 13,1234 COMB2 Combination 0,00003403 1,937E-15 0,0003614 -0,00005882 0,0026 269,253 573-1 13,1234
573 13,1234 ENVELOPE Combination Max 0,00003403 5,241E-15 0,0003614 -0,00002888 0,0026 269,253 573-1 13,1234
574 13,1234 COMB2 Combination -0,001419 1,937E-15 0,002014 -0,00006067 -0,0047 269,253 574-1 13,1234
574 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,000745 5,241E-15 0,002014 -0,00003022 -0,0023 269,253 574-1 13,1234
575 13,1234 COMB2 Combination -0,001637 1,937E-15 -0,002506 -0,00006405 -0,0009225 269,253 575-1 13,1234
575 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0008395 5,241E-15 -0,001235 -0,00003261 -0,0004831 269,253 575-1 13,1234

Momen terbesar ada di batang no 461, 462, 463, 573, 574 dan 575

39
PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 4
 Batang 461, momen maksimum = 269,253 kip-ft
 Profil W12x79 (Lb = 8 m = 26,25 ft ; Lp = 12,7 ft ; Lr = 51,8 ft ; Mp = 321;
BF = 2,88)

Jawab :
Zona 2
Lp < Lb < Lr

13 < 26,25< 67,2

b Mn = Cb [ Mp – BF (Lb – Lp)]

= 1 [443 – 2,95 (26,25-13)]

b Mn = 281,98 kip-ft > 269,253 kip-ft (Memenuhi syarat)

40
5. X = 12,5 / Lantai 5

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
312 13,1234 COMB2 Combination -0,000884 1,937E-15 0,0004124 -0,0001049 0,0001079 269,253 312-1 13,1234
312 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,000494 5,241E-15 0,0004124 -0,00005006 0,0001621 269,253 312-1 13,1234
313 13,1234 COMB2 Combination -0,001025 1,937E-15 -0,0002691 -0,0001579 -0,0017 269,253 313-1 13,1234
313 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0006185 5,241E-15 -0,0001338 -0,00007933 -0,0011 269,253 313-1 13,1234
314 13,1234 COMB2 Combination -0,0002625 1,937E-15 -0,000138 -0,00001192 0,000704 269,253 314-1 13,1234
314 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0001842 5,241E-15 -0,00009176 -0,000008183 0,000704 269,253 314-1 13,1234
324 13,1234 COMB2 Combination -0,0005976 1,937E-15 0,0002313 -0,0001521 0,00002364 269,253 324-1 13,1234
324 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0003506 5,241E-15 0,0002313 -0,00007389 0,00009665 269,253 324-1 13,1234
325 13,1234 COMB2 Combination -0,0004777 1,937E-15 -0,000349 -0,0001916 -0,0013 269,253 325-1 13,1234
325 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,0003442 5,241E-15 -0,0001738 -0,00009634 -0,0008327 269,253 325-1 13,1234
326 13,1234 COMB2 Combination -0,00001207 1,937E-15 0,0001427 0,00006886 0,0007763 269,253 326-1 13,1234
326 13,1234 ENVELOPE Combination Max -0,00001207 5,241E-15 0,0001427 0,00006886 0,0007763 269,253 326-1 13,1234

Momen terbesar ada di batang no 312, 313, 314, 324, 325 dan 326

41
PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 5
 Batang 312, momen maksimum = 269,253 kip-ft
 Profil W12x79 (Lb = 8 m = 26,25 ft ; Lp = 12,7 ft ; Lr = 51,8 ft ; Mp = 321;
BF = 2,88)

Jawab :
Zona 2
Lp < Lb < Lr

13 < 26,25< 67,2

b Mn = Cb [ Mp – BF (Lb – Lp)]

= 1 [443 – 2,95 (26,25-13)]

b Mn = 281,98 kip-ft > 269,253 kip-ft (Memenuhi syarat)

42
KESIMPULAN PERHITUNGAN MOMEN

Dari Pengecekkan momen Maksimum, Dapat diambil Kesimpulan Sebagai Berikut

Lantai Batang No Geser Maksimum Dari Perhitungan Keterangan

Ke Sap Manual

(kip-ft) (kip-ft)

Lantai 1 541 7,84 222,78 Memenuhi

syarat

Lantai 2 367 369,6426 403,91 Memenuhi

syarat

Lantai 3 401 269,253 281,98 Memenuhi

syarat

Lantai 4 461 269,253 281,98 Memenuhi

syarat

Lantai 5 312 269,253 281,98 Memenuhi

syarat

43
 LENDUTAN (Kip-ft)

1. X = 0,5

TABLE: Joint Displacements


Joint OutputCase CaseType StepType U1 U2 U3 R1 R2 R3
30 COMB6 Combination -4,806E-09 -4,685E-07 -0,001685 4,207E-08 -2,057E-10 -1,789E-07
30 COMB7 Combination -4,806E-09 -4,685E-07 -0,001685 4,207E-08 -2,057E-10 -1,789E-07
30 ENVELOPE Combination Max -4,806E-09 -4,685E-07 -0,001685 8,356E-08 -2,057E-10 -1,789E-07

PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 1
 Joint no 30, lendutan maksimum = -0,001685 ft-k
 Berat sendiri = 555,46 kip/8m = 1,764

Jawab :

* L ijin = * 1,764 = 0,0049 ft-k > -0,001685 (Memenuhi syarat)

44
2. X = 4,5

TABLE: Joint Displacements


Joint OutputCase CaseType StepType U1 U2 U3 R1 R2 R3
695 COMB6 Combination -0,00004 0,000436 -0,010529 0,000001453 -3,339E-07 1,994E-07
695 COMB7 Combination -0,00004 0,000436 -0,010529 0,000001453 -3,339E-07 1,994E-07
695 ENVELOPE Combination Max -0,00004 0,000867 -0,010529 0,000002827 -3,339E-07 0,0000004

PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 2
 Joint no 695, lendutan maksimum = -0,010529 ft-k
 Berat sendiri = 555,467 kip/8m = 1,764022

Jawab :

* L ijin = * 1,764022 = 0,0049 ft-k > -0,010529 (Memenuhi syarat)

45
3. X = 8,5

TABLE: Joint Displacements


Joint OutputCase CaseType StepType U1 U2 U3 R1 R2 R3
694 COMB6 Combination -0,000101 0,000398 -0,019607 -0,000006118 -5,584E-07 5,099E-07
694 COMB7 Combination -0,000101 0,000398 -0,019607 -0,000006118 -5,584E-07 5,099E-07
694 ENVELOPE Combination Max -0,000101 0,000785 -0,019607 -0,000006118 -5,584E-07 0,000001023

PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 3
 Joint no 694, lendutan maksimum = -0,019607 ft-k
 Berat sendiri = 555,467 kip/8m = 1,764022

Jawab :

* L ijin = * 1,764022 = 0,0049 ft-k > -0,019607 (Memenuhi syarat)

46
4. X = 12,5

TABLE: Joint Displacements


Joint OutputCase CaseType StepType U1 U2 U3 R1 R2 R3
104 COMB6 Combination 0,000404 -0,000448 -0,028313 0,000002511 0 8,235E-07
104 COMB7 Combination 0,000404 -0,000448 -0,028313 0,000002511 0 8,235E-07
104 ENVELOPE Combination Max 0,000812 -0,000448 -0,028313 0,00000502 0 0,000001711

PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 4
 Joint no 104, lendutan maksimum = -0,028313 ft-k
 Berat sendiri = 555,467 kip/8m = 1,764022

Jawab :

* L ijin = * 1,764022 = 0,0049 ft-k > -0,028313 (Memenuhi syarat)

47
5. X = 16,5

TABLE: Joint Displacements


Joint OutputCase CaseType StepType U1 U2 U3 R1 R2 R3
376 COMB6 Combination 0,000876 -0,000944 -0,034703 0,000003628 0,000003611 0,000002167
376 COMB7 Combination 0,000876 -0,000944 -0,034703 0,000003628 0,000003611 0,000002167
376 ENVELOPE Combination Max 0,001754 -0,000944 -0,034703 0,000007245 0,00000722 0,000004662

PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 5
 Joint no 376, lendutan maksimum = -0,034703 ft-k
 Berat sendiri = 555,467 kip/8m = 1,764022

Jawab :

* L ijin = * 1,764022 = 0,0049 ft-k > -0,034703 (Memenuhi syarat)

48
KESIMPULAN PERHITUNGAN LENDUTAN

Dari Pengecekkan Lendutan Maksimum, Dapat diambil Kesimpulan Sebagai

Berikut

Lantai Joint No Lendutan Maksimum Perhitungan Keterangan

Ke Dari Sap Manual

(Kip-ft) (Kip-ft)

Lantai 1 30 -0,001685 0,0049 Memenuhi

syarat

Lantai 2 695 -0,010529 0,0049 Memenuhi

syarat

Lantai 3 401 -0,019607 0,0049 Memenuhi

syarat

Lantai 4 104 -0,028313 0,0049 Memenuhi

syarat

Lantai 5 376 -0,034703 0,0049 Memenuhi

syarat

49
4.3 GAYA-GAYA DALAM PADA KOLOM

 MOMEN (Kip-ft)

 X = 0,5 / Lantai 1

PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 1
 Profil W12x190 (Lb = 8 m = 26,25 ft ; Lp = 13 ft ; Lr = 82 ft ; Mp = 565;
BF = 2,95)
 Batang no 564, momen maksimum = 0

Jawab :
Zona 2
Lp < Lb < Lr

13 < 26,5< 82

b Mn = Cb [ Mp – BF (Lb – Lp)]

= 1 [565 – 2,95 (26,25-13)]

b Mn = 496,43 Kip-ft > 0 Kip-ft (Memenuhi syarat)

50
 X = 4,5 / Lantai 2

PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 2
 Profil W12x136 (Lb = 8 m = 26,25 ft ; Lp = 13 ft ; Lr = 75 ft ; Mp = 532;
BF = 2,95)
 Batang no 568, momen maksimum = 0 kip-ft

Jawab :
Zona 2
Lp < Lb < Lr

13 < 26,5< 75

b Mn = Cb [ Mp – BF (Lb – Lp)]

= 1 [532 – 2,95 (26,25-13)]

b Mn = 492,93 kip-ft > 62,086 kip-ft (Memenuhi syarat)

51
 X = 8,5 / Lantai 3

PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 3
 Profil W12x79 (Lb = 8 m = 26,25 ft ; Lp = 12,7 ft ; Lr = 51,8 ft ; Mp = 321;
BF = 2,95)
Batang no 591, momen maksimum = 0 kip-ft

Jawab :
Zona 2
Lp < Lb < Lr

12,7 < 26,5< 51,8

b Mn = Cb [ Mp – BF (Lb – Lp)]

= 1 [321 – 2,95 (26,25-12,7)]

b Mn = 281,03 kip-ft > 0 kip-ft (Memenuhi syarat)

52
 X = 12,5 / Lantai 4

PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 4
 Profil W12x79 (Lb = 8 m = 26,25 ft ; Lp = 12,7 ft ; Lr = 51,8 ft ; Mp = 321;
BF = 2,95)
 Batang no 596, momen maksimum = 0 kip-ft

Jawab :
Zona 2
Lp < Lb < Lr

12,7 < 26,5< 51,8

b Mn = Cb [ Mp – BF (Lb – Lp)]

= 1 [321 – 2,95 (26,25-12,7)]

b Mn = 281,03 kip-ft > 0 kip-ft (Memenuhi syarat)

53
 X = 16,5 / Lantai 5

PENGECEKKAN

Dik :
 Lantai 5
 Profil W12x65 (Lb = 8 m = 26,25 ft ; Lp = 12,6 ft ; Lr = 44,7 ft ; Mp = 261;
BF = 2,95)
 Batang no 603, momen maksimum = 7,738 E-16 kip-ft

Jawab :
Zona 2
Lp < Lb < Lr

12,6 < 26,5< 51,8

b Mn = Cb [ Mp – BF (Lb – Lp)]

= 1 [261 – 2,95 (26,25-12,6)]

b Mn = 220,74 kip-ft > 7,738 E-16 kip-ft (Memenuhi syarat)

54
KESIMPULAN PERHITUNGAN MOMEN

Dari Pengecekkan Momen Maksimum, Dapat diambil Kesimpulan Sebagai Berikut

Lantai Batang no Lendutan Maksimum Perhitungan Keterangan

Ke Dari Sap Manual

(kip-ft) (kip-ft)

Memenuhi
Lantai 1 564 0 496,43
syarat

Memenuhi
Lantai 2 492,93
568 0
syarat

Memenuhi
Lantai 3 591 281,03
0
syarat

Memenuhi
Lantai 4 596 281,03
0
syarat

Memenuhi
Lantai 5 603 7,738 E-16 220,74
syarat

55
 TARIK AKSIAL DAN TEKAN AKSIAL (Kip-ft)

X = 0,5 / Lantai 1

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
567 13,1234 ENVELOPE Combination Max -95,238 0 -0,00002298 -0,0000982 -0,0032 0 567-1 13,1234

Tarik Aksial

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
763 0 COMB2 Combination -418,614 0 0,104 0,0004766 1,173 0 763-1 0
763 0 ENVELOPE Combination Min -418,614 0 0,063 0,0002254 0,7099 0 763-1 0

Tekan Aksial

PENGECEKKAN

Jawab :
Tarik Aksial
 Lantai 1 Batang no 567
Profil W12x190 (Lb = 4 m = 13,13 ft ; Lp = 13 ft ; Lr = 82 ft ; Mp = 565; b Mr

= 320 Kip-ft ; BF = 2,95)

 P maks = 95,238 kip-ft


 A = 55,8 in2 = 0,387 ft2
 Momen Maks = 0 kip-ft

= = 0,13 < 0,2

bMny = Cb [ bMp – BF(Lb-Lp)]

= 1,0 [565 – 2,95 (13,13– 13)]

= 564,62 Kip-ft

56
+( ) 1

+( ) 1

= 0,069 1 (Memenuhi Syarat)

Tekan Aksial
 Lantai 1 Batang 763
Profil W14x120 (Lb = 4 m = 13,13 ft ; Lp = 5,6 ft ; Lr = 67,9 ft ; Mp = 571;
b Mr = 371 Kip-ft ; BF = 3,86 ; rx = 6,24 in = 0,52 ft; ry = 3,74 in = 0,31 ft; Zx =
212 in3 = 0,123 ft3 ; Zy = 202 in3 = 0,12 ft3)
 P maks = -418,614 kip-ft
 A = 35,3 = 0,245 ft2
 Momen Maks = 0 kip-ft

Lp = = = 15,4 ft = 2642,64 K

KxLx = KyLy= (1,0) (13,13) = 13,13

cP n = 2880 K

= = 0,145 < 0,2

bMnx = b.Fy.Zx = 0,9 x 36 x 0,123 = 3,985 Kip-ft

bMny = 0,9 x 36 x 0,12 = 3,88 Kip-ft

M2 = Mux = 1,173 Kip-ft

M3 = Muy = 0

+ ( )= + ( ) = 0,32 < 1 (Memenuhi Syarat)

57
X = 4,5 / Lantai 2

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
568 13,1234 COMB6 Combination -62,086 0 -0,000008898 0,00004043 -0,0047 0 568-1 13,1234
568 13,1234 COMB7 Combination -62,086 0 -0,000008898 0,00004043 -0,0047 0 568-1 13,1234
568 13,1234 ENVELOPE Combination Max -62,086 0 -0,000008898 0,00008065 -0,0047 0 568-1 13,1234
569 0 COMB2 Combination -154,701 0 0,00005947 0,00005636 -0,0088 0 569-1 0
569 0 ENVELOPE Combination Min -154,701 0 0,00003139 0,00002849 -0,0088 0 569-1 0

PENGECEKKAN

Jawab :
Tarik Aksial
 Lantai 2 Batang no 568
Profil W12x120 (Lb = 4 m = 13,13 ft ; Lp = 13 ft ; Lr = 75,5 ft ; Mp = 502;

b Mr = 318 Kip-ft ; BF = 2,95)

 P maks = 62,086 kip-ft


 A = 35,3 in2 = 0,245 ft2
 Momen Maks = 0 kip-ft

= = 0,091 < 0,2

bMny = Cb [ bMp – BF(Lb-Lp)]

= 1,0 [502 – 2,95 (13,13– 13)]

= 501,82 Kip-ft

+( ) 1

+( ) 1

= 0,0454 1 (Memenuhi Syarat)

58
Tekan Aksial
 Lantai 2 Batang 569
Profil W12x120 (Lb = 4 m = 13,13 ft ; Lp = 13 ft ; Lr = 75,5 ft ; Mp = 502;
b Mr = 318 Kip-ft ; BF = 2,95 ; rx = 5,51 in = 0,46 ft; ry = 3,13 in = 0,26 ft; Zx =
186 in3 = 0,11 ft3 ; Zy = 85,4 in3 = 0,045 ft3)
 P maks = -154,701 kip-ft
 A = 35,3 = 0,245 ft2
 Momen Maks = 0 kip-ft

Lp = = = 13 ft = 2090,4 K

KxLx = KyLy= (1,0) (13,13) = 13,13

cP n = 2880 K

= = 0,054 < 0,2

bMnx = b.Fy.Zx = 0,9 x 36 x 0,11 = 3,564 Kip-ft

bMny = 0,9 x 36 x 0,045 = 1,458 Kip-ft

M2 = Mux = 0,0088 Kip-ft

M3 = Muy = 0

+ ( )= + ( ) = 0,026 < 1 (Memenuhi

Syarat)

59
X = 8,5 / Lantai 3

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
591 13,1234 COMB6 Combination -44,463 0 -0,000009429 0,00002002 -0,0046 0 591-1 13,1234
591 13,1234 COMB7 Combination -44,463 0 -0,000009429 0,00002002 -0,0046 0 591-1 13,1234
591 13,1234 ENVELOPE Combination Max -44,463 0 -0,000009429 0,00003929 -0,0046 0 591-1 13,1234
592 0 COMB2 Combination -108,75 0 -0,00002818 0,00004085 -0,0095 0 592-1 0
592 0 ENVELOPE Combination Min -108,75 0 -0,00002818 0,00002055 -0,0095 0 592-1 0

PENGECEKKAN

Jawab :
Tarik Aksial
 Lantai 3 Batang no 591
Profil W12x120 (Lb = 4 m = 13,13 ft ; Lp = 13 ft ; Lr = 75,5 ft ; Mp = 502;

b Mr = 318 Kip-ft ; BF = 2,95)

 P maks = 44,463 kip-ft


 A = 35,3 in2 = 0,245 ft2
 Momen Maks = 0 kip-ft

= = 0,07< 0,2

bMny = Cb [ bMp – BF(Lb-Lp)]

= 1,0 [502 – 2,95 (13,13– 13)]

= 501,82 Kip-ft

+( ) 1

+( ) 1

= 0,033 1 (Memenuhi Syarat)

60
Tekan Aksial
 Lantai 3 Batang 592
Profil W12x120 (Lb = 4 m = 13,13 ft ; Lp = 13 ft ; Lr = 75,5 ft ; Mp = 502;
b Mr = 318 Kip-ft ; BF = 2,95 ; rx = 5,51 in = 0,46 ft; ry = 3,13 in = 0,26 ft; Zx =
186 in3 = 0,11 ft3 ; Zy = 85,4 in3 = 0,045 ft3)
 P maks = -108,75 kip-ft
 A = 35,3 = 0,245 ft2
 Momen Maks = 0 kip-ft

Lp = = = 13 ft = 2090,4 K

KxLx = KyLy= (1,0) (13,13) = 13,13

cP n = 2880 K

= = 0,037 < 0,2

bMnx = b.Fy.Zx = 0,9 x 36 x 0,11 = 3,564 Kip-ft

bMny = 0,9 x 36 x 0,045 = 1,458 Kip-ft

M2 = Mux = 0,0095 Kip-ft

M3 = Muy = 0

+ ( )= + ( ) = 0,019 < 1 (Memenuhi

Syarat)

61
X = 12,5 / Lantai 4

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
596 13,1234 COMB6 Combination -26,84 0 -0,0001754 0,00004212 -0,0023 0 596-1 13,1234
596 13,1234 COMB7 Combination -26,84 0 -0,0001754 0,00004212 -0,0023 0 596-1 13,1234
596 13,1234 ENVELOPE Combination Max -26,84 0 -0,0001754 0,00007818 -0,0023 0 596-1 13,1234
597 0 COMB2 Combination -63,694 0 -0,0003649 0,00007826 -0,0092 0 597-1 0
597 0 ENVELOPE Combination Min -63,694 0 -0,0003649 0,00003818 -0,0092 0 597-1 0

PENGECEKKAN

Jawab :
Tarik Aksial
 Lantai 4 Batang no 596
Profil W12x120 (Lb = 4 m = 13,13 ft ; Lp = 13 ft ; Lr = 75,5 ft ; Mp = 502;

b Mr = 318 Kip-ft ; BF = 2,95)

 P maks = 26,84 kip-ft


 A = 35,3 in2 = 0,245 ft2
 Momen Maks = 0 kip-ft

= = 0,039< 0,2

bMny = Cb [ bMp – BF(Lb-Lp)]

= 1,0 [502 – 2,95 (13,13– 13)]

= 501,82 Kip-ft

+( ) 1

+( ) 1

= 0,019 1 (Memenuhi Syarat)

62
Tekan Aksial
 Lantai 4 Batang 597
Profil W12x120 (Lb = 4 m = 13,13 ft ; Lp = 13 ft ; Lr = 75,5 ft ; Mp = 502;
b Mr = 318 Kip-ft ; BF = 2,95 ; rx = 5,51 in = 0,46 ft; ry = 3,13 in = 0,26 ft; Zx =
186 in3 = 0,11 ft3 ; Zy = 85,4 in3 = 0,045 ft3)
 P maks = -63,694 kip-ft
 A = 35,3 = 0,245 ft2
 Momen Maks = 0 kip-ft

Lp = = = 13 ft = 2090,4 K

KxLx = KyLy= (1,0) (13,13) = 13,13

cP n = 2880 K

= = 0,022 < 0,2

bMnx = b.Fy.Zx = 0,9 x 36 x 0,11 = 3,564 Kip-ft

bMny = 0,9 x 36 x 0,045 = 1,458 Kip-ft

M2 = Mux = 0,0092 Kip-ft

M3 = Muy = 0

+ ( )= + ( ) = 0,013 < 1 (Memenuhi

Syarat)

63
X = 16,5 / Lantai 5

TABLE: Element Forces - Frames


Frame Station OutputCase CaseType StepType P V2 V3 T M2 M3 FrameElem ElemStation
600 13,1234 COMB6 Combination -9,382 0 -0,0001823 0,00005682 0,00006419 0 600-1 13,1234
600 13,1234 COMB7 Combination -9,382 0 -0,0001823 0,00005682 0,00006419 0 600-1 13,1234
600 13,1234 ENVELOPE Combination Max -9,382 0 -0,0001823 0,0001185 0,0001649 0 600-1 13,1234
601 0 COMB1 Combination -19,159 0 -0,0002827 0,00006655 -0,0036 0 601-1 0
601 0 ENVELOPE Combination Min -19,159 0 -0,0003593 0,00004278 -0,0046 0 601-1 0

PENGECEKKAN

Jawab :
Tarik Aksial
 Lantai 5 Batang no 600
Profil W12x120 (Lb = 4 m = 13,13 ft ; Lp = 13 ft ; Lr = 75,5 ft ; Mp = 502;

b Mr = 318 Kip-ft ; BF = 2,95)

 P maks = 9,382 kip-ft


 A = 35,3 in2 = 0,245 ft2
 Momen Maks = 0 kip-ft

= = 0,013< 0,2

bMny = Cb [ bMp – BF(Lb-Lp)]

= 1,0 [502 – 2,95 (13,13– 13)]

= 501,82 Kip-ft

+( ) 1

+( ) 1

= 0,000686 1 (Memenuhi Syarat)

64
Tekan Aksial
 Lantai 5 Batang 601
Profil W12x120 (Lb = 4 m = 13,13 ft ; Lp = 13 ft ; Lr = 75,5 ft ; Mp = 502;
b Mr = 318 Kip-ft ; BF = 2,95 ; rx = 5,51 in = 0,46 ft; ry = 3,13 in = 0,26 ft; Zx =
186 in3 = 0,11 ft3 ; Zy = 85,4 in3 = 0,045 ft3)
 P maks = -19,159 kip-ft
 A = 35,3 = 0,245 ft2
 Momen Maks = 0 kip-ft

Lp = = = 13 ft = 2090,4 K

KxLx = KyLy= (1,0) (13,13) = 13,13

cP n = 2880 K

= = 0,000526 < 0,2

bMnx = b.Fy.Zx = 0,9 x 36 x 0,11 = 3,564 Kip-ft

bMny = 0,9 x 36 x 0,045 = 1,458 Kip-ft

M2 = Mux = 0,0046 Kip-ft

M3 = Muy = 0

+ ( )= + ( ) = 0,000378 < 1 (Memenuhi

Syarat)

65
KESIMPULAN PERHITUNGAN TARIK AKSIAL

Dari Pengecekkan P Maksimum, Dapat diambil Kesimpulan Sebagai Berikut

Perhitungan
Lantai P Maksimum Dari Sap
Batang no Manual Keterangan
Ke (kip-ft)
(kip-ft)

Memenuhi
Lantai 1 567 -95,238 0,069
Syarat

Memenuhi
Lantai 2 0,0454
568 -62,086
Syarat

Memenuhi
Lantai 3 591 0,033
-44,463
Syarat

Memenuhi
Lantai 4 596 0,019
-26,84
Syarat

Memenuhi
Lantai 5 600 -9,382 0,000686
Syarat

66
KESIMPULAN PERHITUNGAN TEKAN AKSIAL

Dari Pengecekkan P Minimum, Dapat diambil Kesimpulan Sebagai Berikut

Perhitungan
Lantai P Minimum Dari Sap
Batang no Manual Keterangan
Ke (kip-ft)
(kip-ft)

Memenuhi
Lantai 1 763 -418,614 0,32
Syarat

Memenuhi
Lantai 2 0,026
569 -154,701
Syarat

Memenuhi
Lantai 3 592 0,019
-108,75
Syarat

Memenuhi
Lantai 4 597 0,013
-63,694
Syarat

Memenuhi
Lantai 5 601 -19,159 0,000378
Syarat

67
4.4 BERAT SENDIRI

Berat sendiri gedung seberat 25692,32 Kg

4.5 HARGA

Harga Baja 1 Kg = Rp 13.500,- (Menurut AHS di daerah Bandung tahun 2015)

Harga gedung 5 Lantai rancangan saya sebesar = Berat sendiri * Harga baja 1 Kg

= 25.692,32 * 13.500

= Rp 346.846.320

Jadi biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan gedung 5 lantai dengan bahan dasar baja
sebesar Rp 346.846.320

68
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perancangan dan analisis struktur yang telah penulis lakukan,

bangunan dan profil yang digunakan dapat di wujudkan dalam sebuah konstruksi karena

telah aman untuk diaplikasikan. Mulai dari analisis gaya-gaya dalam pada kolom dan

balok hingga kapasitas rasio. Selain itu, biaya total untuk membangun gedung lima lantai

ini dibutuhkan sebesar Rp 346.846.320

5.2 KOMENTAR

Dalam perancangan, apabila menggunakan profil yang berbeda untuk setiap lantai

akan mengakibatkan harga bangunan yang menjadi murah karena lebih efisien dalam

penggunaan profilnya, hanya saja akan membutuhkan waktu sedikit lebih lama dalam

menganalisis gaya-gaya dalam secara manual. Sedangkan apabila menggunakan profil

yang sama untuk setiap lantai, maka harga bangunan menjadi lebih mahal karena kurang

efisien, namun dalam menganalisis gaya-gaya dalam secara manual, membutuhkan waktu

lebih cepat. Dalam menentukan pilihan seorang perancang harus mengetetahui betul

dalam pemilihan profil mana yang akan digunakan untuk setiap lantainya.

69

Anda mungkin juga menyukai