OUTLOOK PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 - Bappenas PDF
OUTLOOK PEREKONOMIAN INDONESIA 2017 - Bappenas PDF
Tantangan Menghadapi
Resiko Global
kemudian berdampak terhadap negara-negara yang masih Sumber: Oxford Economics (Bappenas), 2016
menggantungkan sumber pertumbuhan ekonominya
pada ekspor komoditas dan energi. Gambar 2.2. Pertumbuhan PDB dan Suku Bunga AS Tahun 2015 serta
Perkiraan Tahun 2016-2017
Sementara itu pemulihan ekonomi di AS masih cenderung
berjalan lambat. Pertumbuhan PDB AS sebesar 1,3 persen 2,6
Tabel 2.1. Pertumbuhan PDB Negara-Negara Utama dan Dunia (persen, y-o-y)
5,40
5.27 5,27
5,30
5.18
5,20 5,14 5.02
5,10
5.04 5.04
5,00
4.97
4,90 4.96 4.91 5.01 5.07 5.07
4,80
4,70 4.74
4.73
4,60 4.66
4,50
4,40
4,30
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Tabel 2.2. Pertumbuhan PDB Indonesia dari Sisi Pengeluaran (persen, y-o-y)
Dalam laporan ini disusun beberapa skenario simulasi yang Kebijakan pemerintah RRT dengan mendorong
mencerminkan resiko global dan resiko domestik. Berikut pertumbuhan ekonomi yang tinggi melalui kredit usaha
rincian skenario yang dilakukan dalam model ekonomi ternyata menimbulkan risiko kegagalan bayar (NPL tinggi)
yang digunakan: dan tidak berkesinambungan. Pemerintah RRT bermaksud
untuk lebih mengutamakan pertumbuhan yang
berkesinambungan dengan mengendalikan kredit.
4.1.1. Skenario Kebijakan Pengetatan Ekonomi RRT
Pada skenario pengetatan kebijakan di RRT, pengetatan Dampak dari proses ini adalah aliran investasi ke berbagai
dilakukan dengan penurunan pertumbuhan investasi yang negara juga akan menurun. Berkurangnya aliran dana
dibiayai oleh pinjaman dan sumber keuangan lainnya mulai investasi ini berdampak juga di Indonesia karena RRT
triwulan IV tahun 2016. Dampak selektifnya pemerintah RRT termasuk tiga besar negara yang berinvestasi di Indonesia.
dalam kebijakan kredit menyebabkan NPL di sektor swasta Melalui transmisi inilah, pertumbuhan ekonomi Indonesia
turun. Penurunan pertumbuhan FDI di RRT berkisar antara akan menurun.
0,2 - 0,3 persen mulai dari triwulan IV tahun 2016.
Gambar 4.1. Transmisi Risiko Kebijakan RRT
5.1. Pelonggaran Kebijakan Moneter Hingga 25 Oktober 2016, dana repatriasi yang terkumpul
sudah mencapai Rp143 triliun. Rp137 triliun di antaranya
Dengan terbatasnya ruang fiskal, maka stimulus terhadap terkumpul pada periode I program Tax Amnesty yang
ekonomi diharapkan dapat berasal dari kebijakan moneter. berakhir di bulan September. Melihat penambahan dana
Rendahnya tingkat inflasi, stabilnya nilai tukar, dan defisit repatriasi yang cenderung melambat di periode II ini,
neraca berjalan yang terkendali memberikan ruang diperkirakan dana repatriasi yang terkumpul hingga akhir
bagi otoritas kebijakan moneter untuk melonggarkan periode kebijakan Tax Amnesty sebesar Rp180 triliun. Angka
kebijakannya, dengan menurunkan tingkat suku bunga. ini sejalan dengan angka prediksi dari Bank Indonesia.
Dalam skenario ini, tingkat suku bunga bank sentral
diturunkan 25 bps pada triwulan IV tahun 2016 dan Untuk melihat potensi pemanfaatan dana repatriasi,
sepanjang 2017 dibandingkan baseline. diasumsikan dari total Rp180 triliun yang terkumpul, 30
persennya masuk sebagai investasi di sektor riiil di tahun
Tabel 5.1. Dampak Pelonggaran Kebijakan Moneter 2017. Dampak dari peningkatan investasi di sektor riil
tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1.
Perbedaan dengan
Indikator Baseline Tabel 5.2. Dampak Dana Repatriasi
2016 2017
Perbedaan dengan Baseline
PDB 0,01 0,12 Indikator
2016 2017
- Konsumsi RT 0,01 0,12
PDB 0,00 0,36
- Konsumsi Pemerintah - 0,01 - Konsumsi RT 0,00 0,32
- Investasi 0,00 0,16 - Konsumsi Pemerintah 0,00 -0,03
- Ekspor 0,01 0,07 - Investasi 0,01 1,30
- Impor 0,00 0,09 - Ekspor -0,02 -0,33
Tabel 5.3. Perkiraan Dampak dari reformasi struktural, 2016 dan 2017
PDB - 0,10
- Konsumsi RT - 0,24
- Investasi - 0,11
- Ekspor - -0,09
GDP growth potential GDP growth
- Impor - 0,23
Sumber: Hasil Perhitungan
Sumber:
133,2
259,9
386,6
513,3