Anda di halaman 1dari 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa
disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan disebabkan kuman seacara
langsung, tetapi sebagai dampak eksotoksin (tetanoplasmin) yang dihasilkan oleh
kuman pada sinaps ganglion sambungan sumsum tulang belakang, sambungan
neuro mudcular 9nero muscular jungtion) dan saraf autonom.
Tetanus adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh ekstotoksin yang
dihasilakn oleh clostridium ditandi dengan peningkatan kekakuan umum dan
kejang – kejang otot rangka.

B. Etiologi
Gangguan neurologis tetanus disebabkan oleh tetanoplasmin yang dihasilkan
oleh clostridium tetani. Kuman ini mengeluarkan toxin yang bersifat neurotoksik
(tetanospasmin) yang menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat,
termasuk bakteri gram positif. Terdapat ditanah, kotoan manusia dan binatang
(khususnya kuda) sebagai spora, debu, instrument lain. Spora bersifat dorman
dapat bertahan bertahun – tahun (> 40 tahun)

C. Klasifikasi
Klasifikasi beratnya tetanus dibagi menjadi 4 derajat diantaranya :
1. Derajat 1 (ringan) : trismus (kekakuan otot mengunyah) ringan sampai sedang,
sastisitas general, tanpa gangguan pernapasan, tanpa spasme, sedikit atau
tanpa disfagia
2. Derajat II (sedang) : trismus sedang, rigiditas yang nampak jeas, spasme
singkat ringan sampai sedang, gangguan pernapasan sedang RR > 30x/menit,
disfagia ringan
3. Derajat III (berat) : trismus berat, spastisitas generaisata, spasme reflek
berkepanjangan, RR > 40x/menit, serangan apnea, disfagia berat, takikardia >
120
4. Derajat IV (sangat berat) : derajat tiga dengan gangguan otomik berat
melibatkan sistem kardiovaskuler. Hipotensi berat dan takikardia
terjadiberselingan dengan hipotensi dan bradikardia, salah satunya dapat
menetap komplikasi – komplikasi tetanus

D. Patofisiologi
E. Manifestasi klinis
Periode inkubasi (rentang waktu antara trauma denagn gejala pertama) rata – rata
7-10 hari denagn rentang 1-60 hari. Onset (rentang waktu antara gejala pertama
dengan spasme pertama) bervariasi antara 1-7 hari. Minggu pertama : ragiditas,
spasme otot. Gangguan otonomik biasanya dimuali beberapa hari setelah spasme
dan bertahan sampai 1-2 inggu tetapi kekakuan tetap bertahan lebih lama.
Pemulihan bisa memerlukan waktu 4 minggu.
Tetanus berdasarkan bentuk klinis dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Tetanus general : yang merupakan bentuk paling sering, spasme otot, kaku
kuduk, nyeri tenggorokan, kesulitan membuka mulut, rahang terkunci
(trismus), disfagia. Timbul kejang menimbulkan aduksi lengan dan
ekstensi ekstremitas bagian bawah. Pada mulanya, spasme berlangsung
beberapa detik sampai beberapa menit dan terpisah oleh periode relaksasi
2. Tetanus neonatorum : biasa terjadi dalam bentuk general dan fatal apabila
tidak ditangani, terjadi pada anak – anak yang dilahirkan dari ibu yang
tidakimunisasi secara adekuat, rigiditas, sulit menelan ASI, iritabilitad,
spasme
3. Tetanus local : biasanya ditandai dengan otot terasa sakit, lalu timbul
rebiditas dan spasme pada bagian proksimal luar. Gejala itu dapat menetap
dalam beberapa minggu dan menghilang
4. Tetanus sefalik : varian tetanus local yang jarang terjadi. Masa inkubasi 1-
2 hari terjadi sesudah otitis media atau luka kepala dan muka. Paling
menonjol adalah disfungsi saraf III, IV, VII, IX dan XI tersering saraf otak
VII diikuti tetanus umum
F. Pemeriksaan diagnostik/laboratorium
1. Kultur C.Tetani
2. Pemeriksaan darah rutin, AGD
3. Pemeriksaan cairan cerebrospinal
4. EKG : interval CT memanjang karena segment ST. Bentuk taikardi
ventrikuler (torsaderde pointters0
5. Pada tetanus kadar serum 5-6 mg/al atau 1,2-1,5 mmol/L atau lebih rendah
kadar fosfat dalam serum meningkat
6. Sinar X tulang tampak peningkatan denitas foto rontgen pada jaringan subktan
atau basas ganglia otak menunjukan klasifikasi

G. Terapi obat
1. Umum
Tujuan terapi ini berupa mengeliminasi kuman tetani, menetralisirkan
peredaran toksin, mencegah spasme otot dan memberikan bantuan pernafasan
sampai pulih
a. Merawat dan membersihkan luka sebaik – baiknya, berupa membersihkan
luka, irigasi luka, debridement luka (eksisi jaringan nekrotik), membuang
benda asing dalam luka serta kompres dengan H2O2. Dalam hal ini,
penatalaksanaan terhadap luka tersebut dilakukan 1-2 jam setelah ATS
dan pemberian antibiotika. Sekitar luka disuntik ATS
b. Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantunng kemampuan
membuka mulut dan menelan. Bila ada trismus, makanan dapat diberikan
personde atau parenteral
c. Isolasi untuk menghindari rangsangan luar seperti suara dan tindakan
terhadap penderita
d. Oksigen, pernafasan buatan dan trachcostomi bila perlu
e. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Obat – obatan
a. Antibiotika
Diberikan parenteral peniciline 1,2 juta unit/hari selama 10 hari, IM.
Sedangkan tetanus pada anak dapat dierikan peniciline dosis 50.000
unit/kgBB/12 jam secara IM diberikan selama 7-10 hari. Bila sensitif
terhdap peniciline, obat dapat diganti dengan preparat lain seperti
tetrasiklin dosis 30-40mg/kgBB/24 jam, tetapi dosis tidak melebihi 2 gram
dan diberikan dalam dosis terbagi (4 dosis). Antibiotika ini hanya
bertujuan membunuh bentuk vegetatif dari c.tetani bukan untuk tokksin
yang dihasilkannya.
b. Antitoksin
Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus Immunoglobulin (TIG)
denagn dosis 3.000-6.000 U, satu kali pemberian saja, secara IM, tidak
boleh diberikan secara intravena karena TIG mengandung anti
complementary aggregates of globulin, yang mana ini dapat
mencentuskan reaksi alergi yang serius. Bila TIG tidak ada, dianjurkan
untuk menggunakan tetanus antitoksin, yang berawal dari hewan dengan
dosis 40.000 U
c. Tetanus toksoid
Pemberian tetanus toksoid (TT) yang pertama dilakukan bersamaan
dengan pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang berbeda dengan alat
suntik yang berbeda. Pemberian dilakukan secara IM. Pemberian TT harus
dilanjutkan sampai imunisasi dasar terhadap tetanus selesai
d. Antikonvulsan
Penyebab utama kematian pada tetanus neonatorum adalah kejang kronik
yang hebat, muscular dan laryngeal spasm besrta komplikasinya.
Antikonvulsan yang digunakan dapat berupa diazepam, meprobamat,
klorparmasin dan fenobarbital

Anda mungkin juga menyukai