PROPOSAL KEGIATAN
GUBUG PINTAR PURBALINGGA 2017
“Bergerak, Berkarya, Menginspirasi Purbalingga”
A. LATAR BELAKANG
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan
materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak
bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan
terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus
mempelajarinya. Perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain hanya dari ketidak mauan
seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.
(Arthur Combs dalam sugihartono, 2007:117)
Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar telah memahami lingkungan dan
dirinya sendiri. (Sugihartono, 2007:116)
Berdasarkan dua pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa belajar merupakan
sebuah proses yang harus melibatkan emosi pembelajar sehingga si pembelajar dapat
memaknai apa yang dipelajari.
Observasi yang dilakukan selama tiga hari pada tanggal 26 Desember sampai 28
Desember 2013 menunjukan bahwa sebagian besar sekolah di kota Purbalingga masih
belum menerapkan sistem tersebut sehingga siswa tidak dapat memaknai pembelajaran
yang dilakukan. Hal ini berpengaruh terhadap kesungguhan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran di kelas.
Jika anak – anak kita memiliki motivasi yang kuat, mereka akan memiliki
energi yang besar untuk belajar, mereka tergerak untuk berusaha dengan sungguh –
sungguh melakukan apa yang menurutnya baik. Semakin kuat motivasinya semakin
kuat usahanya. (M. Fauzil Adhim, 2013:91).
Pendapat diatas menunjukan motivasi dari dalam diri merupakan hal penting
untuk dapat belajar dengan sungguh – sungguh. Fakta dilapangan tidak menunjukan
motivasi tinggi ada pada diri siswa dibuktikan dengan data wawancara berikut.
Wawancara yang dilakukan pada tanggal 27 Desember 2013 pada 10 siswa
yang duduk di kelas 3 Sekolah Dasar menunjukan bahwa 7 siswa tersebut mengikuti
pelajaran sekolah karena disuruh orang tua agar menjadi anak yang pintar dan siswa
lain mengatakan agar tidak dimarahi orang tua. Hal ini menunjukan bahwa anak
mengikuti pembelajaran di sekolah karena tuntutan dari eksternal. Hasil wawancara
tersebut juga menunjukan bahwa siswa tidak mengerti apa yang menjadi tujuan mereka
dalam belajar di sekolah selain alasan eksternal tersebut.
Panitia Gubug Pintar Purbalingga 2018
Badan Penggerak Pemuda Daerah
( BPPD ) Purbalingga
Jl. Raya Walik Rt. 10 Rw. 05 No. 20 , Karanglewas, Kutasari
Kode pos : 53321
No. Telp 088983041969 Email : bppdpurbalingga@gmail.com
Web: www.bppdpurbalingga.weebly.com
Wawancara pada guru kelas pada tanggal 27 Desember tentang prestasi belajar
siswa menunjukan bahwa siswa tersebut memiliki perilaku yang buruk dalam
mengikuti pelajaran dengan prestasi yang rendah.
Motivasi belajar yang tidak datang dari dalam diri individu membuat anak tidak
sungguh – sungguh dalam mengikuti pelajaran sekolah.Temuan ini menjadi latar
belakang tercetusnya gagasan untuk menyelenggarakan program yang dapat
memberikan siswa motivasi dari dalam diri sendiri untuk belajar.
Cara terbaik bagi seseorang untuk memulai konsep dan prinsip dalam siswa
adalah mengkonstruksi sendiri konsep dan prinsip yang dipelajari itu.Hal ini perlu
dibiasakan sejak anak masih kecil. (Burner dalam sugihartono, 2007:111)
Pada periode usia 6 – 8 tahun orang tua dan guru perlu membangun sense of
competence ( kesadaran tentang kompetensi) pada diri anak. Pada saat yang sama,
orang tua sudah bisa menanamkan pada diri mereka motivasi yang bersifat ideal karena
digerakan oleh keyakinannya. Ini perlu dilakukan secara terencana, sehingga pada
usiadelapan tahun selambat – lambatnya sembilan tahun kita bisa berharap anak – anak
itu bisa menjadi pembelajar mandiri karena budaya belajarnya telah terbentuk dan
sekaligus memotivasi kuat. (M.Fauzil Adhim, 2013:92)
Pendapat diatas menunjukan pentingnya membangun motivasi sejak anak
berada dalam usia 6 – 8 tahun. Pendapat ini menjadi landasan penyelenggara
menentukan sasaran program.
Motivasi belajar yang tinggi akan membuat peserta didik dengan sungguh –
sungguh belajar. Hal ini membuat peserta didik dapat mencapai prestasi yang sesuai
dengan usaha peserta didik.Kondisi realita dilapangan tidak menunjukan adanya
motivasi yang besar sehingga kesungguhan peserta didik dalam belajar tidak
muncul.BPPD Purbalingga sebagai organisasi kepeloporan pemuda yang konsen di
bidang pendidikan, menggagas alternatif solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.
Sebuah program dengan nama Gubug Pintar didesain BPPD Purbalingga untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
B. NAMA KEGIATAN
- Gubug Pintar
C. TEMA KEGIATAN
D. TUJUAN KEGIATAN
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka tujuan dari penyelenggaraan
program ini adalah sebagai berikut:
Sasaran primer :
1. Anak usia 5 – 12 tahun sebagai peserta kegiatan Gubug Pintar.
2. Anak SMA / SMK sebagai pemandu peserta Gubug Pintar.
Sasaran sekunder :
1. Anak remaja desa yang turut tertarik menjadi peserta.
2. Pemuda karang taruna yang siap membantu pelaksanaan
3. Orang tua dengan profesi tertentu yang bersedia turut menjadi pemateri
acara.
F. PELAKSANAAN KEGIATAN
Gubug Pintar iniakan dilaksanakan pada
Bulan : 25 Februari 2018
tempat : MI Kembangan, Desa Kembangan Kec. Bukateja Kab. Purbalingga
G. SUSUNAN PANITIA
TERLAMPIR
Panitia Gubug Pintar Purbalingga 2018
Badan Penggerak Pemuda Daerah
( BPPD ) Purbalingga
Jl. Raya Walik Rt. 10 Rw. 05 No. 20 , Karanglewas, Kutasari
Kode pos : 53321
No. Telp 088983041969 Email : bppdpurbalingga@gmail.com
Web: www.bppdpurbalingga.weebly.com
H. SUSUNAN ACARA
TERLAMPIR
I. HASIL YANG DIHARAPKAN
Gubug Pintar ini diharapkan mampu memberikan inspirasi dan motivasi
kepada siswa-siswi tentang Purbalingga ke depannya. Memberikan wacana dan arahan
agar siswa-siswi lebih memahami tentang cita-cita yang dimilikinya dengan semangat
belajar lebih agar menjadi pribadi yang berakhlak, kreatif, inovatif dan mandiri guna
membangun Purbalingga Perwira.
J. PENUTUP
Program Gubug Pintar merupakan alternatif tawaran solusi yang digagas oleh
BPPD Purbalingga sebagai urun angan dan niat turun tangan pemuda untuk
Purbalingga.Penyelenggara menyadari masih banyak kekurangan dalam konsep ini
untuk itu penyelenggara berharap saran dan masukan agar dapat melangkah bersama
mewujudkan pendidikan Purbalingga yang lebih baik
LEMBAR PENGESAHAN
Parsono
Mengetahui,
Selaku Pembina,
Lampiran 1
Gubug Pintar akan dilaksanaka satu pertemuan selama 4 jam, adapun bentuk
kegiatan sebagai berikut:
Lampiran 2
SUSUNAN ACARA
Lampiran 3