Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN DELI SERDANG

DINAS KESEHATAN
UPT.PUSKESMAS TALUN KENAS
Jalan Besar Talun Kenas, No. 16, Kec. STM Hilir, Kode Pos : 20363
Alamat e-mail : puskesmas_talunkenas@yahoo.com

KEPUTUSAN
KEPALA PUKESMAS TALUN KENAS
Nomor : 18/ SK/AK/PTK/2017

TENTANG

KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TALUN


KENAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA PUSKESMAS TALUN KENAS,

Menimbang : 1. bahwa pelayanan penunjang klinis Puskesmas


dilaksanakan berdasarkan kebutuhan pasien;
2. bahwa pelayanan penunjang klinis Puskesmas perlu
memperhatikan mutu dan keselamatan pasien;
3. bahwa untuk menjamin pelayanan penunjang klinis
dilaksanakan sesuai kebutuhan pasien, bermutu, dan
memperhatikan keselamatan pasien, maka perlu
disusun kebijakan penunjang pelayanan klinis di
Puskesmas Talun kenas;
4. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis dibutuhkan
jenis –jenis pemeriksaan laboratorium;
5. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan
permintaan pemeriksaan, penerimaan, pengambilan
dan penyimpanan spesimen;
6. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis dibutuhkan
pelayanan 24 jam terhadap pelayanan laboratorium
dan obat;
7. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu
ditetapkan waktu penyampaian laporan hasil
pemeriksaan laboratorium termasuk untuk pasien
urgen / cito;
8. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu
disediakan reagensia essensial dan bahan lain yang
dibutuhkan serta batas buffer stock untuk melakukan
pemesanan;
9. bahwa untuk menunjang diperlukan nilai rujukan
hasil pemeriksaan laboratorium;
10. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan
pengendalian mutu laboratorium serta pemantapan
mutu eksternal (PME);
11. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan
inventarisasi, penanganan, pengendalian,
penyimpanan, pembuangan limbah dan bahan
berbahaya;
12. bahwa setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium
puskesmas dapat menimbulkan bahaya atau resiko
terhadap petugas dan pasien yang berada di dalam
laboratorium maupun lingkungan sekitarnya;
13. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu
ditetapkan penanggung jawab pelayanan dan
penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat;
14. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu
dibentuk tim formularium obat;
15. bahwa untuk mengidentifikasi dan melaporkan
kesalahan pemberian obat dan KNC (kejadian nyaris
cedera) perlu ditetapkan penanggung jawab
tindaklanjut laporan kesalahan pemberian obatdan
kejadian nyaris cedera;
16. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis ditetapkan
syarat – syarat petugas yang berhak memberi resep
dan menyediakan obat serta diberikan kewenangan
menyediakan obat yang belum memenuhi
persyaratan;
17. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis ditetapkan
langkah – langkah peresepan, pemesanan dan
pengelolaan obat termasuk psikotropika dan
narkotika;
18. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis
penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien /
keluarga harus dipantau;
19. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan
penanganan obat kadaluarsa / rusak sesuai dengan
peraturan yang berlaku;
20. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis ditetapkan
penanggung jawab tindak lanjut pelaporan efek
samping obat;
21. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu
disediakan obat – obat emergency di unit kerja;
22. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan
standarisasi, kode klasifikasi diagnosis dan
terminologi;
23. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu
ditetapkan yang dapat melakukan akses terhadap
rekam medis;
24. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan
metode identifikasi, sistem pengkodean, penyimpanan
dan dokumentasi isi rekam medik;
25. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu
dilakukan pemantauan, pemeliharaan, perbaikan
sarana peralatan;
26. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu
ditetapkan penanggung jawab pengelolaan keamanan
lingkungan petugas pemantau serta penanggung
jawab pengelolaan peralatan;
27. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis diperlukan
keterlibatan petugas pemberi layananan klinis dalam
peningkatan mutu klinis
28. bahwa untuk menunjang pelayanan klinis perlu
diberikan kewenangan jika tidak tersedia tenaga
kesehatan yang memenuhi persyaratan;
29. bahwa dalam rangka menjamin keamanan dan
pengendalian bahan berbahaya perlu dilakukan
inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan bahan
berbahaya;
30. bahwa untuk menjamin tersedianya alat kesehatan
sesuai standard pelayanan mutu , keamanan,
manfaat, keselamatan dan layak pakai perlu
dilakukan pengujian dan kalibrasi.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang


Psikotropika (Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor
10, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3671);
2. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
3. Undang – Undang No 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
4. Undang – Undang No 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika (Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor
143, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5062);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pemeriksaan Laboratorium Yang
Tersedia Publik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 tahun 2014, tentang Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 46 tahun 2015, tentang Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.43 Tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik Yang Baik;
11. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 37 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat
Kesehatan Masyarakat;
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian
Vektor;
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 30 Tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika;
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 55 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Perekam
Medis;
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan
di Kabupaten / Kota;
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
161/MENKES/PER/I/2010 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan;
21. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 33 Tahun
2015 tentang Pedoman Pensiunan Perencanaan
Kebutuhan Sumber Daya Manusia Kesehatan;
22. R.Gandasoebrata, Penuntun Laboratorium Klinik,
Cetakan Kesebelas, P.T. Dian Rakyat, 2004.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TALUN KENAS


TENTANG KEBIJAKAN PENUNJANG PELAYANAN KLINIS
PUSKESMAS TALUN KENAS

Kesatu: Kebijakan penunjang pelayanan klinis di


Puskesmas Talun Kenas sebagaimana tercantum
dalam Lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan


dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan akan diadakan perbaikan/perubahan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Talun Kenas


Pada tanggal : 5 Januari 2017
KEPALA PUSKESMAS TALUN KENAS

HERLINA SEMBIRING
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 18/ SK/AK/PTK/2017
TENTANG : KEBIJAKAN PENUNJANG
PELAYANAN KLINIS PUSKESMAS TALUN KENAS

A. PELAYANAN LABORATORIUM:
1. Jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan di
Puskesmas meliputi;

NO SPESIMEN JENIS PEMERIKSAAN


1 Darah  Hematologi :
 Darah rutin
 Golongan Darah
 Malaria
 Kimia Darah :
 Gula darah
 Cholesterol
 Asam urat
 Serologi :
 Widal Test
Tes HIV
2 Urine  Urine rutin
 Tes Kehamilan
4 Sputum BTA (Basil Tahan Asam)
2. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang
kompetens, yaitu: analis kesehatan dan petugas dengan
minimal lulusan Sekolah Analis Kesehatan dan telah
mendapat pelatihan tentang Laboratorium
3. Hasil pemeriksaan harus diinterpertasi oleh petugas yang
terlatih
4. Pemeriksaan laboratorium untuk tiap-tiap jenis pemeriksaan
harus dipandu dengan prosedur mulai dari permintaan
pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan
penyimapanan spesimen, pemeriksaan sampai penyerahan
hasil
5. Jika ada permintaan pemeriksaan di luar jam kerja maka
petugas datang diluar jam kerja atau 24 Jam
6. Petugas pemeriksa laboratorium wajib menggunakan APD
7. Bahan-bahan berbahaya beracun harus disimpan secara
aman menurut ketentuan yang berlaku
8. Limbah laboratorium sebagai akibat pemeriksaan
laboratorium harus dikelola sebagai limbah infeksius
9. Reagensia harus tersedia sesuai dengan jenis pemeriksaan
yang disediakan
10. Reagensia harus disimpan dengan pelabelan yang jelas
dan pada tempat dan suhu sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
11. Ketersediaan reagen wajib dievaluasi paling lambat setiap
bulan sekali
12. Hasil pemeriksaan laboratorium harus diserahkan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan sebagai berikut:

NO JENIS PEMERIKSAAN WAKTU


PEMERIKSAAN
1 Pemeriksaan darah (Hematoliogi, 1 Jam
Serologi,Malaria,Widal)
2 Pemeriksaan urine 30 Menit
3 Pemeriksaan Kimia Darah (Gula 15 Menit
Darah, Asam urat, dan
Cholesterol)
4 Pemeriksaan Sputum 1 Jam
5 Pemeriksaan Tes Kehamilan 15 Menit
6 Pemeriksaan Golongan Darah 15 Menit

13. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium harus dilengkapi


dengan nilai normal
14. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis harus disampaikan
segera kepada tenaga kesehatan yang meminta dalam batas
waktu paling lambat satu jam setelah hasil diperoleh dengan
acuan sebagai berikut:

NO PEMERIKSAAN KURANG LEBIH DARI


DARI
1 Hemoglobin < 8 g/dl 21 g/dl
2 Hematokrit <21 % >65%
3 Trombosit < 100.000/ul >1.000.000/ul
4 Leukosit <4000/ul >10.000/ul
5 Cholesterol total - HI
6 Asam urat - HI
7 Glukosa <60 mg/dl >500 mg/dl
Sumber : adult and Children, Pre analytic
Considerationa,Roche Diagnostics

15. Harus dilakukan kendali mutu pelayanan laboratorium


dengan pemantaban mutu internal dan pemantaban mutu
eksternal
16. Program peningkatan mutu pelayanan laboratorium harus
disusun dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari
program peningkatan mutu puskesmas dan keselamatan
pasien
17. Risiko dalam pelayanan lobaratorium harus diidentifikasi
dan ditindak lanjuti
B. PENGELOLAAN OBAT:
1. Obat harus tersedia di puskesmas sesuai dengan
formularium puskesmas
2. Yang berhak menulis resep adalah Dokter dan Dokter Gigi
3. Yang berhak menyiapkan obat adalah Apoteker dan Asisten
Apoteker
4. Obat harus tersedia dalam seminggu dan 24 jam
5. Ketersedian obat wajib dievaluasi paling lambat tiap tiga
bulan sekali
6. Obat kadaluwarsa tidak boleh diberikan pada pasien
7. Pmberian Obat narkotika dan psikotropika , diatur sebagai
berikut:
a. Peresepan obat narkotika dan psikotropikan hanya boleh
dilakukan oleh Dokter dan Dokter Gigi
b. Penyimpanan obat narkotika dan psikotropika harus
dilakukan dalam lemari Khusus yang berkunci dua dan
dipegang oleh dua orang yang berbeda
8. jika ada obat yang dibawa oleh pasien, maka obat harus
diidentifikasi dan ditindaklanjuti sesuai dengan instruksi
dokter
9. Penyediaan obat dilakukan oleh tanga farmasi atau tenaga
tehnis kefarmasian dengan memperhatikan higiene dan
kebersihan
10. Penyimpanan obat dilakukan sesuai dengan ketentuan
penyimpanan tiap-tiap obat
11. Penyampaian obat pada pasien harus disertai label yang
berisi minimal: nama pasien, tanggal lahir, nomor rekam
medis, aturan pakai, cara pemakaian, waktu menggunakan
obat.
12. Dalam pemberian obat harus memperhatikan ada
tidaknya riwayat alergi, interaksi obat, dan efek samping obat
13. Efek samping obat harus dilaporkan dan ditindak lanjuti,
dan dicatat dalam rekam medis
14. Jika terjadi kesalahan dalam pemberian obat maka harus
dilaporkan dan ditindak lanjuti
15. Obat-obat emergensi harus tersedia di tempat pelayanan
untuk mengatasi jika terjadi kedaruratan dalam pelayanan
kesehatan
16. Obat emergensi harus disegel, dimonitor penggunaannya,
dan segera diganti jika digunakan dan disegel kembali oleh
petugas farmasi

C. PENGELOLAAN INFORMASI DAN REKAM MEDIS

1. Kode klasifikasi diagnosis menggunakan ICD X


2. Kode klasifikasi tindakan menggunakan ICD IX/CM
3. Singkatan yang boleh digunakan dalam pelayanan di puskesmas
sebagai mana pada lampiran
4. Petugas puskesmas yang boleh mengakses rekam medis adalah:
a. Penanggung Jawab Rekam Medis
b. Petugas Rekam Medis
c. Pembantu Petugas Rekam Medis
d. Dokter setempat bila memerlukan data pasien
5. Jika ada mahasiswa atau peneliti yang membutuhkan akses
terhadap rekam medis harus mendapat persetujuan dari Kepala
Puskesmas, sesuai prosedur yang berlaku dan wajib menjaga
kerahasiaan.
6. Rekam medis pasien diidentifikasi dengan cara penomoran sebagai
berikut:
a. Alphabet
b. Kepala keluarga
7. Rekam medis disimpan dalam rak tersusun rapi sesuai dengan
Alphabet dan Numeral
8. Masa retensi rekam medis adalah 5 Tahun
9. Isi rekam medis mencakup: Nama, KK, Umur, Alamat, Nomor RM,
Tempat Tanggal Lahir, Nomor Handphone
10. Kelengkapan isi rekam medis harus dievaluasi dan ditindak
lanjuti
11. Satu pasien harus memiliki satu rekam medis

D. MANAJEMEN LINGKUNGAN
1. Kondisi fisik bangunan dan lingkungan puskesmas wajib dipantau
secara rutin
2. Prasarana puskesmas, yang meliputi air, linstrik, gas harus
dipantau secara periodik, dipelihara, dan diperbaiki dan dipastikan
berfungsi
3. Hasil pemantauan, pemeliharaan, dan perbaikan harus
didokumentasikan
4. Bahan dan limbah berbahaya harus diidentifikasi, disimpan
dengan benar, dimonitor penyimpanan dan penggunaannya, dan
ditindak lanjuti
5. Harus disusun program menjamin lingkungan puskesmas yang
aman meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pendidikan dan
pelatihan, pemantauan dan evaluasi
6. Harus disusun program pemeliharaan peralatan, meliputi
perencanaan, pelaksanaaan, monitoring, evaluasi dan tindak
lanjut
7. Peralatan yang perlu dikalibrasi harus dikalibrasi tepat waktu
8. Peralatan steril harus disterilkan dengan prosedur yang benar

E. MANAJEMEN SDM YANG BEKERJA DALAM PELAYANAN KLINIS


1. Pola ketenagaan sdm klinis harus disusun berdasar analisis
kebutuhan sdm
2. Kredensial harus dilakukan untuk setiap tenaga klinis
3. Tenaga klinis yang bekerja di puskesmas harus mempunyai surat
ijin yang berlaku
4. Evaluasi kinerja tenaga klinis harus dilakukan secara berkala
paling lambat satu tahun sekali
5. Peluang untuk melakukan pendidikan dan pelatihan harus
diinformasikan kepada tenaga klinis
6. Tiap tenaga klinis harus mempunyai uraian tugas dengan
kejelasan kewenangan klini untuk masing-masing petugas
7. Pelaksanaan uraian tugas dan wewenangan setiap tenaga klinis
harus dievaluasi dan ditindak lanjut
Ditetapkan di : Talun Kenas
Pada tanggal : 5 Januari 2017
KEPALA PUSKESMAS TALUN KENAS

HERLINA SEMBIRING

Anda mungkin juga menyukai