DISUSUN OLEH:
1. Ghea Vitta Naritzma (P07120116001)
2. Mayang Nurindah .M. (P07120116016)
3. Ica Oktavia C.D. (P07120116023)
4. Akhwatia Nur Fitriana (P07120116024)
5. Salma Ariana (P07120116030)
6. Atika Julia Sari (P07120116036)
7. Ahmad Latif Inziaj (P07120116040)
A. PENGERTIAN
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Menurut
Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dair cidera aksidental atau
menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan. Sedangkan menurut Kohn, Corrigan &
Donaldson tahun 2000, patient safety adalah tidak adanya kesalahan atau
bebas dari cedera karena kecelakaan.
A. Kesimpulan
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang
membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Salah satu
tujuannya yaitu menurunnya KTD di Rumah Sakit Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Manajemen patient safety adalah keseluruhan proses mengenai tindakan
memberi asuhan kepada pasien sehingga meminimalkan timbulnya resiko
cedera yang di sebabkan akibat kesalahan dalam melakukan tindakan
Insiden Keselamatan Pasien (IKP)/Patient Safety Incident adalah
setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri
dari kejadian tidak diharapkan, kejadian nyaris cedera, kejadian tidak
cedera, kondisi potensial cedera, dan kejadian sentinel.
6 sasaran patient safety menurut peraturan menteri kesehatan
republik indonesia nomor 1691/menkes/per/viii/2011 tentang keselamatan
pasien rumah sakit, yaitu ketepatan identifikasi pasien; peningkatan
komunikasi efektif; peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
(high alert); kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;
pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; pengurangan
resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan pengurangan resiko pasien
jatuh.
Medication errors adalah hal paling sering terjadi di rumah sakit.
Beberapa faktor penyebab medication error adalah lingkungan
pekerjaan perawat yang kurang mendukung, tingkat jabatan perawat, usia
pasien yang sudah tua, rekonsiliasi obat pra-masuk rumah sakit,
kurangnya pengetahuan tentang obat-obatan (dosis, mendeteksi
interaksi obat), pengkajian yang kurang lengkap tentang riwayat
alergi dan kurangnya pemantauan klinis terhadap pasien. Sebaiknya,
Rumah sakit secara kolaboratoriumoratif mengembangkan suatu kebijakan
dan/atau prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai
berdasarkan data yang ada di rumah sakit sehingga membatasi akses untuk
mencegah pemberian yang tidak disengaja/kurang hati-hati. Dalam
memberikan obat kepada pasien, juga harus tetap menerapkan prinsip 6
benar, yaitu benar pasien, obat, dosis, rute, waktu, dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Muladi, Amik. 2015. Faktor – Faktor Penyebab Medication Errors dalam jurnal
Hasil Riset.
Depkes RI. 2008, Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient
Safety), 2 edn. Jakarta: Bakti Husada
Kemkes RI. 2010. Pedoman Teknis Fasilitas Rumah Sakit Kelas B. Pusat Sarana,
Prasarana dan Peralatan Kesehatan, Sekretariat Jenderal, KEMKES-RI
Widyaastoeti ,Tri Hesty. 2015. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
(Ikp) (Patient Safety Incident Report). Jakarta: Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKPRS)
Online: http://www.e-jurnal.com/search?q=manajemen+pasien+safety. Diakses
pada Selasa, 19 September 2017 pukul 15.00
http://arlina.staff.umy.ac.i. Diakses pada Kamis, 21 September 2017 pukul 08.00
askep33.com/2016/11/30/prinsip-6-benar-pemberian-obat/. Diakses pada Kamis,
21 September 2017 pukul 04.30