Anda di halaman 1dari 2

ANDI YASHINTA

1601542032

THEORY AND PRACTICE OF INTERPRETING


Zhao Min speaks two dialects of Chinese as well as English. He is a commodity trader for a joint
venture of the government of the People's Republic of China and an International Conglomerate.
He comes from Nanjin, China, but divides his time between Beijing and Hongkong in China,
with a extended stays in Europe. He studied English as part of his secondary schooling and
university education. Today his job demands a good deal of English; he writes emails and has
long distance phone coversation - always in English - with his customers, for whom English is
usually a second language, to (e.g Serbs in former Yugoslavia, now serbia). When he visits his
family in Nanjin, he speaks his home dialect but when deals with Chinese colleagues, he speaks
the standard dialect of the People's Republic China (formerly called Mandarin, a name some still
use, but called Putonghua in the PRC). This is the variety he speaks with his wife, who was
raised in Beijing. Zhao Min has little spare time from his job, but when he does he often watches
films and has a huge collection of English-language movies on DVDs.

Zhao Min berbicara dua dialek Mandarin dan juga bahasa Inggris. Ia adalah seorang pedagang
komoditas yang bekerja sama untuk pemerintahan Republik Tiongkok dan sebuah konglomerat
internasional. Ia berasa dari Nanjin, Cina, tapi membagi waktunya di Beijing and Hongkong di
Tiongkok dan tinggal beberapa lama di Eropa. Ia mempelajari bahasa Inggris saat menempuh
pendidikan SMA dan masa kuliahnya. Pekerjaannya sekarang menuntutnya untuk berbicara
bahasa Inggris dengan baik; Ia menulis surel dan melakukan percakapan jarak jauh melalui
telpon - selalu menggunakan bahasa Inggris - dengan pelanggannya, yang biasanya berbicara
bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (seperti contoh, Serbs, yang dulunya bagian dari
Yugoslavia, sekarang Serbia). Setiap kali ia mengunjungi keluarganya di Nanjin, ia berbicara
menggunakan dialek daerahnya, akan tetapi ketika berbicara atau berurusan dengan rekan-rekan
bisnisnya yang berasal dari Tiongkok, ia menggunakan dialek standar Republik Tiongkok
(dulunya disebut Mandarin, sebuah sebutan yang masih beberapa orang gunakan), tetapi disebut
Putonghua di Republik Tiongkok. Ini adalah variasi yang ia bicarakan dengan istrinya, yang
dibesarkan di Beijing. Zhao Min tidak mempunyai banyak waktu lenggang dari pekerjaannya,
tetapi ketika ia mendapatkan waktu senggang, ia sering menggunakannya untuk menonton film
dan memiliki banyak koleksi DVD berbahasa Inggris.

Zhao Min basically can speak both Chinese and English. For the Chinese, he can speak with two
different dialects. He's a trader who works under or for the PRC's goverment and the
international conglomerate. He's from Nanjin but sometimes he stays in Hongkong and
sometimes he stays in Beijing. He even stayed in Europe for quite some time. He learnt and
acquired his English skill starting from senior high school and proceeded to his university
education. His current job required him to have an excellent English speaking skill, since he
writes emails and do the phonecalls mostly using English with foreign collagues. Everytime he
comes to his hometown, Nanjin, he'll use his regional dialect to talk to his family. But when he
talks to his Chinese collagues, he'll use the standard dialect of PRC, which was known as
Mandarin previously. He usually talks to his wife, who was raised in Beijing. Zhao Min is a very
busy man when it comes to his job, so he doesn't have a lot of spare or free time. An interesting
fact about him that he has a lot of DVDs collection. so when he doesn't have any job to do and
get to enjoy his free time, he usually spends it by watching movies.

Anda mungkin juga menyukai