PENDAHULUAN
1
tetapi, proyek ini terhenti hingga akhirnya Presiden Joko Widodo melanjutkan
memulai pembangunan tersebut pada tahun 2017. Hal ini ditandai dengan
Peraturan Presiden 98/2017 tentang percepatan pembangunan dan
pengoperasian bandara di Kabupaten Kulonprogo.
2
1.2. Tujuan Prognosis Bentanglahan
Berdasarkan pada latar belakang dan kemungkinan permasalahan
yang timbul akibat pembangunan New Yogyakarta International Airport
(NYIA) di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, maka tujuan
prognosis ini adalah:
(1) mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan geoekologi pada
bentanglahan marin dan aeolian di Kabupaten Kulonprogo, Daerah
Istimewa Yogyakarta;
(2) mengetahui perubahan bentanglahan marin dan aeolian akibat
pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di
Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta;
(3) mengetahui potensi kerusakan lingkungan akibat pembangunan New
Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulonprogo,
Daerah Istimewa Yogyakarta;
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Distribusi wilayah Kabupaten Kulon Progo menurut kemiringannya
adalah :
a. 40,11 % berada pada kemiringan < 2o
b. 18,70 % berada pada kemiringan 2o – 15o
c. 22,46 % berada pada kemiringan 16o – 40o
d. 18,73% berada pada kemiringan > 40o.
2.1.2. Iklim
Kabupaten Kulon Progo memiliki rata-rata curah hujan per bulan
sebesar 248 mm dan hari hujan 13 hh per bulan. Keadaan rata-rata curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan November sebesar 716 mm dengan jumlah
hari hujan 23 hh se-bulan. Kecamatan yang mempunyai rata-rata curah
hujan per bulan tertinggi pada tahun 2017 berada di Kecamatan Samigaluh
sebesar 348 mm dengan jumlah hari hujan 12 hh per bulan (BPS, 2018).
5
Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas tentang infrastruktur RPJMN 2015-
2019. Rencana pembangunan 15 bandara baru dapat dilihat pada Gambar
2.1.
6
dalam berpergian antar negara dan antar kota. Selain itu, pembangunan
bandara baru juga untuk memenuhi kebutuhan jasa penerbangan baik
domestik maupun non-dosmetik, mengingat akan kebutuhan konsumen
yang setiap tahun mengalami peningkatan.
c. Bandara Adisutjipto adalah milik Pangkalan TNI AU yang sebenaranya
bukan untuk komersil, sehingga tidak jarang ketika TNI AU mengadakan
latihan pesawat penerbangan domestik terganggu sehingga
adanya delay atau penundaan baik ketika pesawat akan turun maupun
terbang.
7
Kecamatan Temon memiliki luas wilayah sebesar 3.629,890 Ha.
Sedangkan kebutuhan luas pengembangan bandara NYIA sebesar 5,84 Km2
(584 Ha) (BPS, 2018 dan Setda DIY, 2017). Pengembangan NYIA
membutuhkan luas sebesar 16 % dari total luas Kecamatan Temon. Beberapa
desa yang terdampak pembangunan ini adalah Desa Palihan, Glagah,
Sindutan, Kebonrejo, dan Desa Jangkaran. Sedangkan, desa yang terkena
dampak paling luas adalah Desa Palihan dan Glagah (Pamungkas dan Bayu,
2017). Berdasarkan pada Gambar 2.2., maka dapat dilihat bahwa lokasi
pengembangan berada pada sisi barat dan selatan Kecamatan Temon.
Pembangunan bandara dilakukan di daerah pesisir pantai selatan Pulau
Jawa.
2.3. Bentanglahan Marin dan Aeolian di Kabupaten
Kulonprogo
Bentanglahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas
sistem-sistem, yang dibentukoleh interaksi dan interpen-densi antara
bentanglahan, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air,udara,
tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan segala
aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan (Surastopo,
1982). Menurut Verstappen (1983), bentanglahan dapat dibagi menjadi 10
jenis antara lain:
a. bentanglahan asal proses vulkanik (V);
b. bentanglahan asal proses struktural (S);
c. bentanglahan asal fluvial (F);
d. bentanglahan asal proses solusional (S);
e. bentanglahan asal proses denudasional (D);
f. bentanglahan asal proses aeolin/ eolin (E);
g. bentanglahan asal proses marine (M);
h. bentanglahan asal glasial (G);
i. bentanglahan asal organik (O) dan;
j. bentanglahan asal antropogenik.
8
Berdasarkan pada karakteristik masing-masing bentanglahan yang
ada, Yogyakarta memiliki 9 jenis bentuk lahan dari 10 jenis yang ada di dunia.
Oleh karena itu, Yogyakarta merupakan daerah yang istimewa dari sudut
pandang geomorfologi. Menurut Santosa (2015), sembilan jenis bentanglahan
yang dimaksud adalah bentanglahan asal proses marine (aktivitas
gelombang) di sepanjang wilayah kepesisiran Gunungkidul, Bantul, dan
Kulonprogo; bentanglahan asal proses aeolian (aktivitas angin) berupa gumuk
pasir (sand dunes) di Parangtritis dan sekitarnya; bentanglahan asal proses
solusional di Perbukitan Karst Gunungsewu, Gunungkidul; bentanglahan asal
proses struktural patahan berupa Perbukitan Baturagung di perbatasan
Bantul dan Gunungkidul; bentanglahan asal proses denudasional berupa
Perbukitan Menoreh di Kulonprogo; bentanglahan asal proses organik berupa
pantai-pantai terumbu karang di Gunungkidul; dan bentanglahan asal proses
antropogenik yang berasal dari hasil karya manusia berupa wilayah perkotaan
Yogyakarta dan kabupaten/ kota lainnya.
9
2.4. Prognosis Bentanglahan
Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia, Prognosis adalah ramalan
tentang peristiwa yang akan terjadi, khususnya yang berhubungan dengan
penyakit atau penyembuhan setelah operasi. Akan tetapi, jika dikaitkan
dengan bentanglahan maka definisi prognosis bentanglahan adalah ramalan
atau prediksi peristiwa yang akan terjadi pada suatu daerah akibat adanya
proses alam atau aktivitas manusia yang dapat menyebabkan perubahan
lingkungan. Prognosis dilakukan dengan cara mengkaji faktor-faktor
penyebab, analisis perubahan lingkungan yang sudah tampak, dan
memprediksi kemungkinan yang akan terjadi. Oleh karena itu, objek dan
sasaran prognosis harus jelas.
10
lain peredaman bencana Tsunami tidak maksimal, bentanglahan yang ada
kehilangan fungsi ekologis, alih profesi oleh sebagian petani dan nelayan,
pencemaran akibat buangan sampah, serta dampak negatif yang lain.
11
BAB III
PEMBAHASAN
Gambar 3.1. Pengerukan Tanah dan Pasir dalam Pembangunan New Yogyakarta
International Airport (NYIA)
Sumber: www.independensi.com
12
Gambar 3.2. Pengerukan Gumuk Pasir dalam Pembangunan New Yogyakarta
International Airport (NYIA)
Sumber: www.mediasuara.com
Gambar 3.3. Pembangunan Landasan Paju sepanjang 3.250 m di Pesisir Pantai Selatan
Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo
Sumber: Dokumen Angkasa Pura I
13
3.2. Prognosis Bentanglahan di Kabupaten Kulonprogo
Berdasarkan pada kemungkinan dan potensi perubahan lingkungan
yang mengarah pada kerusakan lingkungan. Maka prognosis bentanglahan
di lokasi pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) adalah
sebagai berikut:
14
Pengembangan kawasan NYIA mengakibatkan relokasi di beberapa permukiman dan
lahan pertanian milik warga.
Prognosis:
Berdasarkan pada kegiatan penggunaan lahan yang terjadi, maka dapat diambil
prognosis penggunaan lahan antara lain:
- Alih fungsi lahan dalam pengembangan NYIA akan mengakibatkan pengurangan
jumlah lahan pertanian produktif,
- Dalam jangka waktu tertentu, kawasan di sekitar NYIA akan menjadi kawasan
pertokoan, hotel, resort, restoran, dan lain-lain.
- Pertokoan, hotel, restoran, dan, resort akan menambah permasalahan lingkungan
seperti sampah, limbah domestik, dan lain-lain.
- Pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung kawasan aerotropolis akan
mengakibatkan penurapan air tanah
3 Objek: Sumber Daya Alam
Analisis:
Menurut UU No. 32 Tahun 2009, sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup
yang terdiri atas sumber daya hayati dan non hayati yang secara keseluruhan
membentuk kesatuan ekosistem. Sumber daya alam dapat dikelompokkan menjadi
sumber daya alam yang terbarukan dan tidak dapat diperbarui. Secara fisik, sumber
daya alam dapat berupa air, tanah, udara, tumbuhan, hewan dan lain-lain. Berdasarkan
pada pengertian tersebut, sumber daya alam yang ada di Kecamatan Temon
Kabupaten Kulon Progo antara lain: pasir pantai (pasir hitam); angin laut; tanah; air baik
air tawar, payau, maupun asin; cahaya matahari; tanaman pertanian/ tanaman pangan;
dan lain-lain.
Diagnosis:
Sumber daya alam yang ada di Kecamatan Temon akan terkikis secara pelan dan pasti
akibat pembangunan NYIA. Secara langsung maupun tidak, pembangunan maupun
kegiatan operasional bandara akan berpengaruh terhadap sumber daya alam yang ada.
Kebutuhan air yang diperlukan bandara maupun fasilitas pendukung akan berpengaruh
terhadap air tanah yang ada; emisi gas buang pesawat, industri, maupun kendaraan
pengunjung akan berpengaruh terhadap kualitas udara; kegiatan pembangunan akan
mengeruk sebagian pasir dan tanah; serta relokasi pada kawasan permukiman dan
lahan pertanian akan berdampak pada tanaman yang ada.
Prognosis:
Berdasarkan pada kegiatan pembangunan yang dilakukan, maka dapat diambil
prognosis sumber daya alam antara lain:
- Tanah akan mengalami kenaikan harga dalam waktu minimal 1-2 tahun setelah
pembangunan NYIA,
- Air tanah akan dipompa untuk memenuhi kebutuhan NYIA dan fasilitas pendukung
lainnya,
- Pengambilan air tanah yang berlebihan akan menyebabkan intrusi air laut,
- Kualitas udara akan tercemar oleh emisi dari kegiatan operasional yang dilakukan
di bandara dan,
- Beberapa jenis burung dimungkinkan akan bermigrasi karena adanya kebisingan di
sekitar bandara,
4 Objek:Infrastruktur
Analisis:
Infrastruktur merupakan prasarana yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan
manusia sehari-hari. Menurut Grigg (1988), infrastruktur adalah sistem fisik yang
menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan fasilitas publik
lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan
sosial maupun kebutuhan ekonomi. Infrastruktur tersebut misalnya jaringan
15
transportasi, komunikasi, air, listrik, bangunan pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Menurut BPS Kabupaten Kulon Progo (2018), Infrastruktur di Kecamatan Temon antara
lain jalan sepanjang 834,87 Km yang terdiri dari 28,570 Km jalan negara (3,42 %), jalan
provinsi sepanjang 158,500 Km (18,98 %), dan jalan kabupaten sepanjang 647,80 Km
(77,59 %). Jumlah jembatan sebanyak 433 buah yang lebih banyak berada di daerah
pegunungan. Bangunan sekolah terdiri dari 29 TK, 26 SD, 3 SMP, 1 SMA, dan 4 SMK.
Infrastruktur kesehatan terdiri dari 1 rumah sakit, 2 puskesmas, 5 pustu, 3 poskesdes,
dan 1 rumah bersalin. Sedangkan infrastruktur keagamaan terdiri dari 50 masjid dan 8
gereja. Selain itu, dari segi ekonomi terdapat 6 pasar, 3 SPBU, 11 toserba, dan 8
restoran.
Diagnosis:
Infrastruktur di Kecamatan Temon akan mengalami perubahan akibat adanya
pembangunan NYIA. Perubahan tersebut disebabkan oleh adanya pembangunan
infrastruktur pendukung bandara seperti jaringan transportasi (jalan tol, rel kereta api,
Jogjakarta Outer Ring Road (JORR), jaringan listrik, jaringan air, jaringan
telekomunikasi, dan lain-lain.
Prognosis:
Berdasarkan pada kegiatan pembangunan yang dilakukan, maka dapat diambil
prognosis infrastruktur antara lain:
- Infrastruktur di NYIA akan membutuhkan perawatan lebih sering dan intensif karena
pengaruh angin laut yang mengandung garam. Jika perawatan tidak dilakukan maka
akan mengakibatkan beberapa kerusakan dan dapat membahayakan penumpang,
- Kabupaten Kulon Progo akan mengalami peningkatan pembangunan infrastruktur
yang signifikan seperti jaringan transportasi, jaringan air, rel kereta api, jaringan
telekomunikasi, infrastruktur kelistrikan, dan lain-lain.
5 Objek: Sosial dan Budaya Masyarakat
Analisis:
Kepadatan jumlah penduduk pada desa yang terdampak pembangunan NYIA antara
lain: Desa Palihan (635 Km 2), Glagah (489 Km 2), Sindutan (677 Km 2), Kebonrejo (756
Km2), dan Jangkaran (499 Km 2). Dari segi kebudayaan, beberapa desa tersebut
memiliki kesenian daerah seperti Angguk di Jangkaran, Incling di Sindutan, Jatilan di
Palihan dan Glagah, Karawitan di Palihan, Orkes Melayu di Kebonrejo, Hadroh
Sholawatan di Jangkaran, Mocopat di Palihan dan Glagah, Campursari di Jangkaran
dan Sindutan, serta Ketoprak di Glagah.
Diagnosis:
Perkembangan kota aerotropolis di Kabupaten Kulonprogo akan mengakibatkan
beberapa dampak positif dan negatif. Dampak positif dapat terjadi jika pembangunan
NYIA memberikan keuntungan secara sosial dan budaya terhadap masyarakat di lokasi
terdampak maupun dapat berdampak sebaliknya. Dampak positif terjadi jika
pembangunan NYIA mampu mendorong perkembangan sosial dan kebudayaan yang
ada. Akan tetapi, juga dapat terjadi sebaliknya seperti menggeser nilai-nilai budaya di
masyarakat. Hal ini terjadi karena pola pikir, perilaku maupun persepsi masyarakat
berubah dalam memandang dan mensikapi NYIA.
Prognosis:
Berdasarkan pada kegiatan pembangunan yang dilakukan, maka dapat diambil
prognosis sosial, ekonomi, dan budaya antara lain:
- Alih profesi sebagian masyarakat yang terdampak pembangunan NYIA. Hal ini
disebabkan karena mereka tidak memiliki lahan untuk diolah,
- Budaya masyarakat lokal perdesaan akan tergeser akibat adanya pengembangan
kawasan kota aerotropolis,
- Muncul lapangan usaha dan lapangan pekerjaan baru,
- Kawasan pengembangan NYIA akan mengalami pertumbuhan ekonomi dalam
beberapa tahun ke depan,
16
- Perpindahan penduduk dari kawasan pelosok menuju ke daerah bandara untuk
mencari pekerjaan baru,
- Dimungkinkan kesenian daerah akan lestari jika dipertunjukkan kepada pengunjung
yang ada.
17
BAB IV
PENUTUP
3.3. Kesimpulan
Berdasarkan pada prognosis Kerusakan Bentang Lahan Marin dan
Aeolian akibat Pembangunan New Yogyakarta International Airport, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Pembangunan New Yogyakarta International Airport berpengaruh
terhadap perubahan geoekosistem yang ada di Kecamatan Temon,
Kabupaten Kulonprogo.
2. Pembangunan New Yogyakarta International Airport bertentangan
dengan beberapa peraturan antara lain: (a). Perpres Nomor 28 tahun
2012 tentang RTR Pulau Jawa-Bali yang menyebutkan bahwa Kabupaten
Kulonprogo merupakan salah satu wilayah yang ditetapkan sebagai zona
rawa bencana alam geologi (pasal 46 ayat 9 huruf d). (b). Perda Provinsi
DIY yang menyebutkan bahwa sepanjang pantai di Kabupaten Kulonprogo
telah ditetapkan sebagai kawasan rawan tsunami (pasal 51 huruf g). (3).
Perda Kabupaten Kulonprogo Nomor 1 Tahun 2012 Tentang RTRW
Kabupaten Kulonprogo yang menyatakan bahwa Kecamatan Temon
merupakan salah satu kawasan rawan tsunami (Pasal 39 ayat 7 huruf a).
3. Perubahan kondisi geoekologi akibat pembangunan New Yogyakarta
International Airport akan berpengaruh terhadap komponen yang lain baik
abiotik, biotik, dan kultur/ budaya.
4. Prognosis merupakan salah satu kajian yang sangat penting untuk
memprediksi kemungkinan perubahan kondisi lingkungan akibat adanya
aktivitas manusia.
5. Kegiatan pembangunan perlu memperhatikan kemungkinan perubahan
lingkungan yang ditimbulkan.
18
3.4. Saran
Berdasarkan pada prognosis Kerusakan Bentang Lahan Marin dan
Aeolian akibat Pembangunan New Yogyakarta International Airport, maka
saran yang dapat diberikan adalah:
1. Kegiatan pembangunan harus memperhatikan kemungkinan perubahan
lingkungan yang akan ditimbulkan.
2. Pendekatan secara persuasif perlu dilakukan dalam upaya relokasi lahan
dalam pembangunan New Yogyakarta International Airport, terutama
dalam menyepakati kompensasi penggantian lahan akibat adanya
pembangunan tersebut.
3. Daerah pesisir Kulon Progo perlu dibangun bangunan pemecah ombak
dan benteng pengaman dalam mencegah dampak perusak akibat adanya
gelombang tsunami.
4. Lahan maupun permukiman yang direlokasi harus diganti dengan nilai
yang sesuai.
5. Masyarakat perlu disosialisasi secara menyeluruh agar mampu
mempersiapkan secara dini dalam menghadapi perubahan sebagai
akibat adanya New Yogyakarta International Airport.
19
DAFTAR PUSTAKA
20