Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut data yang dikeluarkan oleh World Health Organization

(WHO) pada tahun 2015 ada sekitar 56,4 juta kematian sepanjang tahun

dengan berbagai jenis penyebab.

Dilansir dari Live Science, di tahun 2016 angka kematian di dunia

mencapai 54,7 juta jiwa. Hampir sepertiganya disebabkan oleh penyakit tidak

menular seperti penyakit jantung, struk dan kanker serta penyakit

kardiovaskular lainnya.

Berdasarkan infodatin Kemenkes RI, 2014 menyatakan bahwa Pada

tahun 2030 diperkirakan kematian yang disebabkan oleh penyakit

kardiovaskuler, akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian. Setiap

tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular

(PTM) (63% dari seluruh kematian)

Berdasarkan infodatin kemenkes RI 2014 Secara global PTM

penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit

kardiovaskuler. kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan gangguan

fungsi jantung dan pembuluh darah, sepertiPenyakit Jantung Koroner,

Penyakit Gagal jantung,Hipertensi dan Stroke.


Komplikasi hipertensi menyebabkan sekitar 9,4 kematian di seluruh

dunia setiap tahunnya. Hipertensi menyebabkan setidaknya 45% kematian

karena penyakit jantung dan 51% kematian karena penyakit stroke.

Data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukkan

satu milyar orang di dunia menderita Hipertensi, 2/3 diantaranya berada

di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang.

Prevalensi Hipertensi akan terus meningkat tajam dan diprediksi pada

tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena

Hipertensi. Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang

setiap tahun, dimana 1,5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3

populasinya menderita Hipertensi sehingga dapat menyebabkan

peningkatan beban biaya kesehatan.

menurut Blue Cross Blue Shield association (2014) dan Menurut

Centers for Disease Control and Prevention (2016) Lebih dari 360.000

kematian di Amerika pada tahun 2013 dimana tekanan darah yang tinggi

dianggap sebagai penyebab utama atau yang paling berkontribusi. hampir

1.000 kematian terjadi setiap hari. Dan pada tahun 2014 terjadi peningkatan

kematian akibat tekanan darah tinggi menjadi lebih dari 410.000 dan angka

kematian setiap harinya naik menjadi 1.100 kematian setiap harinya.

Dan menurut riskesdas 2014 sampai sekarang ini hipertensi masih

merupakan tantangan terbesar di Indonesia. karena hipertensi merupakan

kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer.


Menurut riset kesehatan dasar tahun 2013 menyatakan bahwa tingkat

hipertensi pada umur 18 tahun keatas di Indonesia tahun 2013 adalah sebesar

25,8%. Jika saat ini penduduk Indonesia sebesar 252.124.458 jiwa maka

terdapat 65.048.110 jiwa yang menderita hipertensidan pada provinsi jawa

barat tingkat hipertensi sebesar 29,4 % yakni 13.612.359 jiwa abosolut

hipertensi dengan jumlah penduduk 46.300.543 jiwa.dan angka

tertinggi hipertensi di Kepulauan Bangka Belitung (30,9%), sedangkan

terendah di Papua sebesar (16,8%).

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui kuesioner

terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, dan yang sedang minum

obat sebesar 9,5 persen. Jadi ada 0,1 persen yang minum obat sendiri. Serta

prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran yang dilakukan, menunjukkan

penurunan yang sangat berarti dari 31,7 persen tahun 2007 menjadi 25,8

persen tahun 2013.

Responden yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang

minum obat hipertensi sebesar 0.7 persen, Jadi prevalensi hipertensi di

Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7 %) dan berdasarkan hasil survey

indikator kesehatan nasional tahun 2016 terjadi peningkat menjadi 30,9 %

Menurut American heart association tahun 2016 menyatakan bahwa

orang yang beresiko tinggi terkena hipertensi adalah sebagai berikut :


1. Riwayat keluarga dengan hipertensi

2. Orang gemuk dan obesitas

3. Orang yang tidak beraktivitas

4. Mengkonsumsi sodium terlalu banyak

5. Orang yang mengkonsumsi alkohol terlalu banyak.

6. Orang diabetes, asam urat, penyakit ginjal.

Sedangkan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013

prevalensi obesitas penduduk laki-laki dewasa (>18 tahun) di indonesia

terjadi peningkatan pada tahun 2013 sebanyak 19,7 persen, lebih tinggi dari

tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%).

Dan prevalensi obesitas perempuan dewasa pada umur (>18 tahun)

pada tahun 2013 yakni 32,9 persen naik 18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%)

dan 17,5 persen dari tahun 2010 (15,5%).

Secara nasional, prevalensi obesitas sentral adalah 26.6 persen, lebih

tinggi dari prevalensi pada tahun 2007 (18,8%). Prevalensi obesitas sentral

terendah di Nusa Tenggara Timur (15,2 %) dan tertinggi di DKI Jakarta (39,7

%).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh irene moudy sumakyu,

karel pandelaki dan M. C. P. pada mahasiswa fakultas kedokteran unversitas


sam ratulangi menunjukkan Terdapat korelasi yang signifikan antara Indeks

Massa Tubuh dengan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan nilai p

sebesar 0,001 dan 0,004 (p<0,01). Ada hubungan yang signifikan antara

lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik

dengan nilai p sebesar 0,000 dan 0,002 (p<0,01). Dan terdapat juga hubungan

yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan lingkar pinggang dengan

nilai p sebesar 0,000 (p<0,01).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nieky Greyti Dien,

Mulyadi, Rina M. Kundre pada penderita hipertensi menunjukkan terdapat

kriteria terbanyak dari indeks massa tubuh yaitu overweight, pada tekanan

darah sistolik kriteria terbanyak yaitu pre hipertensi dan pada tekanan darah

diastolik yaitu dengan kriteria terbanyak hipertensi stage 1.

dimana hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah

sistolik p = 0,009 (p<0,05) dan indeks massa tubuh dengan tekanan darah

diastolik p = 0,001 (p<0,05).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas dapat

dirumuskan masalahan penelitian yaitu adakah hubungan Indeks massa tubuh

dan lingkar pinggang dengan tekanan darah pada Mahasiswa fakultas ilmu

keperawatan S1.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya hubungan

indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan tekanan darah pada

mahasiswa/i Fakultas Ilmu Keperawatan UNAI yang tinggal diasrama dan

yang tinggal diluar asrama.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah:

1. Mendapatkan gambaran indeks massa tubuh pada mahasiswa/i

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

2. Mendapatkan gambaran lingkar pinggang pada mahasiswa/i Fakultas

Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

3. Mengukur gambaran tekanan darah pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Advent Indonesia

4. Menganalisa hubungan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang

dengan tekanan darah pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Advent Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:


1. Perawat, sebagai salah satu bentuk promosi kesehatan untuk

meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pengaruh indeks massa

tubuh dan lingkar pinggang terhadap tekanan darah

2. Mahasiswa, menambah wawasan mahasiswa tentang indeks massa

tubuh dan lingkar pinggang dengan tekanan darah.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

1.5.1 Ruang Lingkup

Penelitian ini akan dilakukan di Universitas Advent Indonesia,

Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

1.5.2 Pembatasan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Subjek penelitian mahasiswa/i Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Advent Indonesia yang tinggal di asrama dan diluar

asrama.
2. Objek penelitian merupakan indeks massa tubuh dan lingkar

pinggan dengan tekanan darah pada mahasiswa/i Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Advent Indonesia yang tinggal diasrama dan

diluar asrama.

http://www.depkes.go.id/article/print/17051800002/sebagian-

besar-penderita-hipertensi-tidak-menyadarinya.html

Anda mungkin juga menyukai