Anda di halaman 1dari 3

Kasus

Keterkaitan Pendidikan dengan Pendapatan Nasional


APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. Belanja negara dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas
pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
Belanja negara sangat berperan penting dalam usaha mencapai kesejahteraan rakyat. Oleh karena
itu sudah seharusnya rakyat mengawasi belanja negara dalam penyelenggaraan tugas pemerintah
agar dapat digunakan secara optimal untuk melayani rakyat dalam usaha mewujudkan masyarakat
yang makmur dan sejahtera sesuai yang diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk mengawasi belanja
negara, maka masyarakat juga perlu tahu apa saja jenis-jenis belanja negara yang berasal dari uang
mereka sendiri yang dipungut oleh pemerintah melalui berbagai cara yang ditentukan oleh Undang-
undang dan peraturan-peraturan. Adapun jenis – jenis belanja Negara yaitu salah satunya adalah
Bantuan Sosial. Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari
kemungkinan terjadinya resiko sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota
masyarakat dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non
pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan. Pengeluaran ini dalam bentuk uang/ barang atau
jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, bersifat tidak
terus menerus dan selektif.

Dalam mengambil kasus dari Koran mengenai “Keberhasilan Program 100 hari” yang
diterbitkan tanggal 18 – 30 januari 2010 edisi ke 83 disini tercantum artikel yang memuat tentang
pendidikan. Yaitu “Pendidikan yang Murah, Mudah, Merata dan Berkualitas” . Pendidikan di
Indonesia adalah hal yang lumrah tapi sangat penting sehingga harus ditangani secara serius oleh
Pemerintah.

Anggaran Pendidikan telah mencapai 20% dari APBN, merupakan yang pertama dalam
sejarah Indonesia. Dalam program 100 hari, KIB II di bidang pendidikan nasional dirancangkan:
 Peningkatan kemampuan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah
 Pemberian Bea Siswa bagi 20.000 lulusan SMA/SMK/MA/MAK/Paket C dari keluarga miskin
yang berprestasi
 Menyediakan 17.666 jaringan internet bagi SD/MI dan SMP/Mts.

Adapun program BOS, terutama pemberian gratis bagi murid miskin di sekolah penerintah
pada tingkat wajib belajar 9 tahun telah berlangsung dan terus ditingkatkan.

Departement Pendidikan Nasional memberikan kesempatan bagi 20.000 lulusan


SMA/SMK/MA/MAK/Paket C yang berprestasi dari kelurga kurang mampu secara ekonomi untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi melalui Program Beasiswa Bidik Misi. Setiap mahasiswa terpilih
akan memperoleh beasiswa sebesar Rp. 5juta/siswa/semester. Beasiswa ini diberikan sejak
mahasiswa dinyatakan diterima dan memulai kegiatan akademik di perguruan tinggi hingga selesai.
Bentuk beasiswa selain biaya penidikan juga biaya hidup yang diberikan hingga empat tahun (Sampai
lulus).
Diharapkan 20.000 sarjana dari anak – anak keluarga kurang mampu yang berprestasi
tersebut, dalam 5 tahun kedepan akan turut membantu mengikis kemiskinan di Indonesia.
Depdiknas telah mengadakan kontrak kerja dengan PTN terpilih yang kan mengakomodir kegiatan
ini. Seleksi diserahkan kepada 104 PTN di bawahh Diknas dan Depag.
Program lainnya adalah Departement Pendidikan Nasional telah menyedikan 17.666
jaringan internet bagi SD/Mi dan SMP/Mts, dengan rincian 9..513 SD, 5.443 SMP dan 1.672 MTs.
Dengan masuknya jaringan internet sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, diharapkan
siswa dapat mengenal teknologi dari awal mereka pengenyam pendidikan dasar. 1,25 Mbps yang
menandakan bahwa jaringan internet di SD 01 Penjaringan, Jakarta telah berhasil terhubung.
Dalam meningkatkan kemampuan kepala sekolah dan pengawas, Depdiknas juga telah
melakukan kemampuan bagi 27.768 kepala sekolah dan pengawas pada pendidikan dasar 9 tahun.
Selain program 100 hari, program lain nya seperti BOS tetap dilanjutkan. BOS menggratiskan
seluruh siswa tingkat pendidikan dasar dari beban biaya operasional sekolah negri maupun swasta
kecuali Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).
Anggaran BOS pada tahun 2005 sebesar Rp.5,6triliun, lalu naik menjadi 10,2triliun pada tahuhn
2006, Rp. 11,5triliun pada 2007, Rp. 11,2triliun 2008 dan Rp. 16triliun di 2009.

Berita

Kenaikan Pendapatan Negara Bikin Optimis


Pertumbuhan Ekonomi 2019

JAKARTA - Kementerian Keuangan mencatat realisasi pendapatan negara hingga


akhir Januari 2019 mencapai Rp108,1 triliun. Realisasi ini setara dengan 4,99% dari
target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp2.164,1
triliun.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pencapaian tahun ini lebih
tinggi dibanding pendapatan negara pada Januari 2018, yang sebesar Rp101,7 triliun
atau setara 5,4% dari target sebesar Rp1.893,5 triliun.

"Bila dibandingkan tahun lalu, maka ada kenaikan penerimaan negara sekitar Rp7
triliun," ujarnya di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (20/2/2019).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa pendapatan negara tersebut, berasal dari perpajakan
sebesar Rp89,8 triliun atau 5% dari target yang sebesar Rp1.786,4 triliun. Terdiri dari
penerimaan pajak sebesar Rp86 triliun dan penerimaan bea cukai sebesar Rp3,8
triliun.

Adapun untuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp3,8 triliun
atau 1,8% dari target yang sebesar Rp208,8 triliun.
"PNBP ini sangat dipengaruhi oleh harga dari migas dan sumber daya alam (secara
global yang turun), juga nilai tukar rupiah yang kini menguat. Sehingga PNBP di
Januari sedikit lebih rendah dari tahun lalu yang sebesar Rp19,1 triliun," terangnya.

Atas pencapaian ini, Sri Mulyani pun optimistis akan pertumbuhan ekonomi Indonesia
di tahun 2019. Apalagi pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren
meningkat, dimana PDB tahun 2018 tumbuh sebesar 5,17%.

Anda mungkin juga menyukai