Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kami serta salawat beriring salam kepada Nabi besar Muhammad
bapak M. Nasir Mara, selaku pembimbing yang telah memberikan arahan serta
kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan semoga berguna bagi
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah UV-VIS …………………………………………………………..4
B. Pengertian Spektroskopi UV-VIS …………………………………..5
C. Kegunaan UV-VIS …………………………………………………..6
D. Analisis Sampel Spektroskopi UV-VIS …………………………………..6
1. Analisis Kuantitatif …………………………………………………..6
2. Analisis Kualitatif …………………………………………………..7
E. Penentuan Kromatogram …………………………………………10
F. Instrumen UV-VIS …………………………………………16
1. Spektrometer Single Beam …………………………………22
2. Spektrometer Double Beam …………………………………24
G. PARAMETER INSTRUMEN SPEKTROSKOPI UV-VIS …………25
2
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3
BAB II PEMBAHASAN
A. . SEJARAH UV-VIS
Senyawa organik terkonjugasi menyerap UV (190-400 nm) atau terlihat
(400-700 nm) cahaya semakin besar derajat konjugasi semakin besar tingkat
penyerapan pada panjang gelombang lebih lama. Dengan demikian, senyawa yang
sangat terkonjugasi seperti β-karoten dan hemoglobin menyerap di bagian terlihat
spektrum dan berwarna. Senyawa aromatik terkonjugasi kurang menyerap dalam
daerah UV spektrum. Namun, kemajuan besar diikuti penemuan fundamental
dalam spektrokopi studi tentang penyerapan radiasi elektromagnetik oleh senyawa
kimia, dan spektrometri, studi kuantitatif dari fenomena ini.
Absorbansi cahaya oleh bahan pertama kali dieksplorasi oleh ahli
Matematika Jerman Johann Heinrich Lambert (1728-1777) yang menemukan
bahwa untuk radiasi monokromatik (dalam radiasi praktek pita sempit) jumlah
cahaya yang diserap adalah berbanding lurus dengan panjang jalur cahaya itu
melalui material dan tidak tergantung dari intensitas cahaya. Astronom Jerman
Wilhelm Beer (1797-1850) memperluas pekerjaan ini dan menemukan bahwa,
untuk larutan encer, ada hubungan linier antara konsentrasi analit dan absorbansi.
Ahli kimia klinis Henry Bence Jones (1813-1873) menggunakan
spektroskopi emisi untuk mendeteksi lithium dalam urin dan pada jaringan lain
termasuk lensa dihapus dari mata pasien katarak dan bekerja dengan Agustus
Dupre (1835-1907), digunakan analisis fluoresensi untuk mendeteksi kina dalam
darah dan jaringan lain. Pengenalan spektrofotometer komersial UV pertama, oleh
Arnold O. Beckman (1900-2004), Namun, kelompok-kelompok seperti yang
dipimpin oleh Bernand B. Brodie (1907-1989) melanjutkan untuk menggunakan
instrumen untuk mengembangkan kuantitatif. Brodie mendirikan beberapa aturan
dasar untuk sukses meansurement obat dan racun lainnya dalam spesimen biologi,
banyak yang masih berlaku hari ini.
Seperti dengan pengembangan spektrofotometer UV praktis, kepentingan
militer, Kali ini dalam obat antimaterials, juga mendorong kemajuan di
spektrophotofluorimetry. Brodie dan Sidney Udenfriend (1918-2001)
4
menggunakan fluorimeter Coleman sederhana filter untuk mengukur quinacrine
dalam plasma, tetapi jelas bahwa jika panjang gelombang eksitasi dapat bervariasi
banyak molekul lebih dapat dianalisis menggunakan teknik ini. Robert L.
Bowman (1916-1995) mengembangkan spectrophotofluorimeter monokromator
pertama ganda, yang dengan kolaborasi dari Perusahaan Instrumen Amerika,
dipamerkan pada Konferensi 1956 Tickets Pittburgh sebagai AMINO-Bowman
SPF.
Di pertengahan abad ke-19, kimiawan Jerman Robert Wilhelm Bunsen
(1811-1899) fisikawan Jerman Gustav Robert Kirchhoff (1824- 1887)
bekerjasama mengembangkan spektrometer menemukan 2 unsur baru: rubidium
dan cesium. Yang digunakan banyak kimiawan untuk menemukan unsur baru.
Kemudian alat ini digunakan banyak kimiawan untuk menemukan unsur baru
semacam galium, indium dan unsur-unsur tanah jarang. Spektroskopi telah
memainkan peran penting dalam penemuan gas-gas mulia. Spektrofotometer
terdiri atas sumber sinar, prisma, sel sampel, detektor pencatat. Fungsi prisma
adalah untuk memisahkan sinar polikromatis di sumber cahaya menjadi sinar
kromatis. Penggunaan spektroskopi sebagai sarana penentuan struktur senyawa
memiliki sejarah yang panjang. Reaksi nyala yang populer berdasarkan prinsip
yang sama dengan spektroskopi.
5
Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan
dialirkan oleh suatu perekam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas
untuk komponen yang berbeda.
Teknik spektroskopi pada daerah ultra violet dan sinar tampak disebut
spektroskopi UV-VIS. Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara
spektrofotometri UV dan Visible. Spektrofotometer UV-VIS merupakan alat
dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini
digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu
materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding
dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut.
Metoda penyelidikan dengan bantuan spektrometer disebut spektrometri.
Dalam spektrometer modern, sinar yang datang pada sampel diubah panjang
gelombangnya secara kontinyu. Hasil percobaan diungkapkan dalam spektrum
dengan absisnya menyatakan panjang gelombang (atau bilangan gelombang atau
frekuensi) sinar datang dan ordinatnya menyatakan energi yang diserap sampel.
C. KEGUNAAN UV-VIS
6
dan monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan absorbsi antara
cuplikan dengan blanko atau pun pembanding.
A. Analisis Kualitatif
Penggunaan alat ini dalam analisis kuantitatif sedikit terbatas sebab
spektrum sinar tampak atau sinar UV menghasilkan puncak-puncak serapan yang
lebar sehingga dapat disimpulkan bahwa spektrum yang dihasilkan kurang
menunjukan puncak-punca serapan. Namun, walaupun puncak yang dihasilkan
bebentuk lebar, puncak tersebut masih dapat digunakan untuk memperoleh
keterangan ada atau tidaknya gugus fungsional tertentu dalam suatu molekul
organik.
B. Analisis Kuantitatif
Penggunaan sinar UV dalam analisis kuantitatif memberikan beberapa
keuntungan, diantaranya ;
Dapat digunakan secara luas
Memiliki kepekaan tinggi
Keselektifannya cukup baik dan terkadang tinggi
Ketelitian tinggi
Tidak rumit dan sepat
• Pembentukan warna ( untuk zat yang yang tak berwarna atau warnanya
kurang kuat ),
• Penentuan panjang gelombang maksimum,
7
• Pembuatan kurva kalibrasi,
• Pengukuran konsentrasi sampel.
Radiasi ultraviolet memiliki panjang gelombang kurang dari 200 nm
adalah sulit untuk menangani, dan jarang digunakan sebagai alat rutin untuk
analisis struktural.
8
Violet : 400 - 420 nm
Indigo : 420 - 440 nm
Biru : 440-490 nm
Hijau : 490-570 nm
Kuning: 570-585 nm
Oranye: 585-620 nm
Merah : 620-780 nm
A = - log T = - log It / Io = ε . b . C
9
Dimana :
A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur
T = Transmitansi
I0 = Intensitas sinar masuk
It = Intensitas sinar yang diteruskan
ε = Koefisien ekstingsi
b = Tebal kuvet yang digunakan
C = Konsentrasi dari sampel
Penyebab kesalahan sistematik yang sering terjadi dalam analisis
menggunakan spektrofotometer adalah:
a) Serapan oleh pelarut
Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi
matrik selain komponen yang akan dianalisis.
b) Serapan oleh kuvet
Kuvet yang biasa digunakan adalah dari bahan gelas atau kuarsa.
Dibandingkan dengan kuvet dari bahan gelas, kuvet kuarsa memberikan kualitas
yang lebih baik, namun tentu saja harganya jauh lebih mahal. Serapan oleh kuvet
ini diatasi dengan penggunaan jenis, ukuran, dan bahan kuvet yang sama untuk
tempat blangko dan sampel.
c) Kesalahan fotometrik normal
Pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal
ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas
dari alat yang digunakan. (melalui pengenceran atau pemekatan) Sama seperti
pHmeter, untuk mengatasi kesalahan pada pemakaian spektrofotometer UV-VIS
maka perlu dilakukan kalibrasi. Kalibrasi dalam spektrofotometer UV-VIS
dilakukan dengan menggunakan blangko:
10
Penentuan kalibrasi dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:
a. Dilakukan dengan larutan blangko (berisi pelarut murni yang digunakan dalam
sampel)
dengan kuvet yang sama.
b. Setiap perubahan panjang gelombang diusahakan dilakukan proses kalibrasi.
c. Proses kalibrasi pada pengukuran dalam waktu yang lama untuk satu macam
panjang
gelombang, dilakukan secara periodik selang waktu per 30 menit.
Dengan adanya proses kalibrasi pada spektrofotometer UV-VIS ini maka akan
membantu pemakai untuk memperoleh hasil yang akurat dan presisi.
E. PENENTUAN KROMATOGRAM
Penyerapan sinar tampak atau ultraviolet oleh suatu molekul dapat
menyebabkan terjadinya eksitasi molekul tersebut dari tingkat energi dasar
(ground state) ke tingkat energi yang lebih tinggi (excited stated). Proses ini
melalui dua tahap :
tahap 1 : M + hv M*
tahap 2 : M* M + heat
11
Gugus atom yang menyebabkan terjadinya absorpsi cahaya disebut
kromofor (chromophores). Secara umum, ada tiga jenis senyawa kimia yang
mengandung gugus pengabsorpsi yaitu:
Senyawa organik yang memiliki elektron σ, π, dan n.
Absorpsi yang melibatkan elektron dari orbital d dan f.
Absorpsi perpindahan muatan (charge transfer electrons)
12
Ikatan kovalen terjadi karena elektron pembentuk ikatan bergerak didalam
medan dua atom pusat untuk mengurangi gaya tolakan koulom antara pusat-pusat.
Medan-medan yang terlokalisasikan diantara atom-atom ditempati oleh elektron-
elektron bonding yang disebut orbital molekul dan dianggap sebagai hasil dari
tunpang tindih orbital atom. Bila dua orbital atom bergabung, maka salah satu
orbital molekul bonding berenergi rendah atau orbital moolekul antibonding yang
berenergi tinggi dihasilkan.
Orbital-orbital molekul yang diasosiasikan dengan ikatan tunggal didalam
molekul-molekul ditandai dengan orbital sigma (σ ), dan elektron yang terlibat
adalah elektron σ. Ikatan rangkap dua didalam suatu molekul organik
mengandung dua jenis orbital molekul: orbital sigma (σ ) yang membentuk
sepasang ikatan elektron dan orbital pi (π) yang membentuk pasangan lainnya.
Penyebaran muatannya ditandai oleh suatu noda (daerah debgan kerapatan
muatannya sepasang) sepasang sumbu ikatan dan kerapatan maksimum didaerah
bidang atas dan bawah adalah sigma da pi antibonding; orbital-orbitall ini ditandai
oleh σ* dan π*. Beberapa senyawa organik mengandung elektron-elektron
nonbonding. Elektron-elektron tak berpasangan ini ditandai oleh simbol n. Energi-
energi untuk bebrapa jenis orbital molekul yang berbeda. Transisi elektron
diantara tingkat-tingkat energi tertentu yang disebabkan oleh pengabsorbsian
radias
Gambar 1. Diagram tingkat energi pada transisi elektron
13
a. Transisi σ σ*
Disini suatu elektron didalam orbital molekul bonding diaksitasi ke orbital
antibonding yang sesuai dengan pengabsobsian radiasi. Molekul berada dalam
bentuk exited state, σ*. Relatif terhhadap transisi lainnya, energi yang diperlukan
untuk menyebabkan transisi σ σ* adalah besar ( gambar. 1). Metana sebagai
contoh senyawa yang mengandung hanya sedikit ikatan tunggal C – H dan karena
itu hanya dapat mengalami transisi σ σ* yang memperlihatkan absorbsi
maksimum pada 125 nm. Etana mempunyai puncak absorbsi pada 135 nm, yang
juga berasal dari jenis transisi yang sama, tetapi disini elektron yang berasal dar
ikata C – C. oleh karena kekuatan ikatan C – C lebih lemah dari pada ikatan C – H
maka energi yang lebih kecil dibutuhkan untuk eksitasi pada ikatan C – C; jadi
puncak absorbsi terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar.
b. Transisi n σ*
Senyawa-senyawa jenuh yang mengandung atom-atom dengan elktron-
elektron yang tidak berpasangan (elektron nonbonding) mempunyai kemampuan
untuk mengadakan transisi n σ*. Umumnya transisi ini memerlukan energi
yang lebih kecil dari pada transisi σ σ*, dan dapat disebabkan oleh radiasi
didaerah antara 150nm dan 250nm. Pada data dibawah ini terlihat bahwa energi
yang diperlukan untuk transisi bergantung terutama pada jenis atom yang
berikatan dan pada struktur molekul.
Struktur λmaks, nm ε
14
CH3NH2 215 600
(CH3)3N 227 900
Struktur λmaks, nm Ε
d. Transisi n → π*
Transisi ini terjadi pada senyawa organik tak jenuh yang mengandung satu
atau lebih atom dengan pasangan elektron bebas yang berasal dari atom N, O, F,
15
-
Cl, Br, I, S, P. Absorptivitas molar (ε) relatif kecil yaitu antara 10 – 100 L.cm
1 -1
.mol .
16
oleh pengaruh luar elektron-elektron yang menempati bilangan kuantum utama
yang lebih tinggi.
17
komponen lain yang bersifat penerima elektron(electron acceptor). Umumnya,
didalam charge-transfer komplek yang melibatkan ion logam, logam bertindak
sebagai akseptor elektron. Kecuali didalam kompleks besi (II) o-fenantrolin atau
tembaga (I) o-fenantrolin, ligan merupakan akseptor elektron dan ion logam
sebagai donoe elektron.
F. INSTRUMEN UV-VIS
18
Spektrofotometer terdiri dari :
Sumber cahaya.
Monokromator.
Kompartemen sampel.
Detektor dan pengukur intensitas cahaya.
Skema konstruksi spektrofotometer :
1. Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki
pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang
biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah
lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini
19
mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 –
2200 nanometer (nm).
2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya
polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu
(monokromatis) yang bebeda (terdispersi). Ada 2 macam monokromator yaitu :
20
a. Prisma
21
Dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spectrum
3. Sel sampel
22
Macam-macam detektor :
5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat
listrik yang berasal dari detektor.
23
b. Spektrofotometer double beam (berkas ganda)
Pada alat ini sinar dari sumber cahaya dibagi menjadi 2 berkas oleh cermin
yang berputar (chopper).
24
1. Resolusi Spektral
25
3. Akurasi Fotometri dan Presisi
A. Stray Light
Stray light dapat didefenisikan sebagai cahaya yang terdeteksi karena
adanya panjanng gelombang yang terletak di luar lebar pita (bandwidth) dari
panjang gelombang yang yang dipilih.
Stray light menyebabkan bias negatif dalammenanggapi instrumen dan
akhirnya adalah faktor pembatas untuk absorbansi, dan dengan
demikian konsentrasi, yang dapat diukur (akhirnya penyimpangan dalam
pembacaan data absorbansi)
B. Noise
Gangguan ini mempengaruhi ketepatan pengukuran, untuk satu
pengukuran, mungkin termasuk kesalahan dalam akurasi juga.
Kesalahan total pada setiap absorbansi adalah jumlah dari kesalahan
karena penyimpangan cahaya dan gangguan(gangguan foton dan gangguan
elektronik).
26
Rata-rata titik dari data mengurangi gangguan.
C. Drift
Penyimpangan (drift) pada umumnya merupakan hasil dari variasi
intensitas lampu antara pengukuran. Perubahan elektronik instrumen juga dapat
menyebabkan penyimpangan.
27
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
28
DAFTAR PUSTAKA
29